DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GRAFIK ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
G. Struktur Organisasi Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORI ... 9
A. Kajian Teori ... ... 9
1. Konsep Dasar Ketunarunguan ... 9
1) Klasifikasi dan Jenis-jenis Ketunarunguan ... 11
2) Penyebab Ketunarunguan ... 13
3) Dampak Ketunarunguan ... 15
B. Konsep Dasar Belajar ... 18
1. Pengertian Belajar... 19
2. Pengertian Mengajar ... 21
3. Pengertian Hasil Belajar ... 20
4. Media Pembelajaran ... 25
5. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bagi Siswa Tunarungu ... 30
C. Program Macromedia Flash ... 32
D. Penelitian Yang Relevan ... 35
F. Hipotesis Penelitian ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
A. Desain Penelitian ... 40
B. Populasi dan Sample Penelitian ... 41
C. Variabel Penelitian ... 42
1. Variabel bebas ... 42
2. Variabel terikat ... 42
D. Instrumen Penelitian ... 43
1. Membuat kisi-kisi soal (Terlampir) ... 43
2. Pembuatan butir soal (Terlampir) ... 44
3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (Terlampir)... 44
4. Kriteria penilaian butir soal ... 44
5. Mempersiapkan media ... 47
E. Teknik Pengumpulan Data ... 50
F. Prosedur Penelitian ... 51
1. Persiapan Penelitian ... 51
2. Pelaksanaan Penelitian ... 52
3. Langkah-langkah oprasional pelaksanaan treatment dengan menggunakan macromedia flash ... 54
G. Pengolahan dan Analisis Data ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58
A. Hasil Penelitian ... 58
1. Deskripsi hasil penelitian ... 58
2. Pengujian Hipotesis ... 63
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 68
A. Kesimpulan ... 68
B. Rekomendasi ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... ... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN... . 74
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian ... 40
3.2 Sampel Penelitian ... 41
3.3 Kriteria Penilaian ... 44
3.4 Hasil Uji Validitas Expert-Judgement ... Terlampir 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... Terlampir 3.6 Data Uji Realibilitas ... Terlampir 4.1 Skor Pre-test ... 58
4.2 Skor Post-test ... 60
4.3 Hasil Selisih Pre-test dan Post-test ... 61
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Hasil Skor Pre-Test ... 59
4.2 Hasil Skor Post-Test ... 60
4.3 Perbedaan Hasil Skor Pre-Test dan Post-Test ... 62
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat-Surat Penelitian... 74
2. Pernyataan Expert Judgement ... 79
3. Kisi-Kisi Soal dan RPP ... 88
4. Hasil Pretest ... 95
5. Hasil Posttest... . 113
6. Nilai Uji Wilcoxon... . 131
7. Hasi Uji Validitas ... 132
8. Hasil Uji Realibilitas ... 133
9. Foto-foto Kegiatan Penelitian ... 134
10. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 140
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia dan
untuk itu setiap warga negara termasuk anak berkebutuhan khusus berhak
memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan, minat dan
bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan
gender. Pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan akan membuat warga
negara Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong
tegaknya pembangunan manusia seutuhnya yang dijiwai nilai-nilai Pancasila.
Mengacu pada pernyataan diatas maka pelayanan pendidikan
khususnya terhadap anak berkebutuhan khusus terus ditingkatkan oleh
pemerintah, masyarakat, dan orangtua. Hal ini merupakan pertanda bahwa
kebutuhan pendidikan bagi setiap individu semakin dirasakan oleh semua
pihak. Karena itu pemahaman akan keberadaan anak berkebutuhan khusus
semakin mendapat perhatian, yakni tidak hanya meningkatkan kualitas dan
kuantitas layanan pendidikan anak luar biasa saja tetapi lebih dari itu yaitu
memperhatikan anak-anak yang mengalami masalah belajar. Hal ini
tercantum dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 32 ayat (1) dan (2)
tentang Pendidikan khusus dan Pendidikan Layanan Khusus.
Peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus dapat mengembangkan
sikap dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat, apabila
peran dari berbagai pihak untuk memfasilitasi pengembangan potensinya
terwujud secara aktif dalam memperoleh pendidikan yang bermutu bagi
peserta didik berkebutuhan khusus. Upaya meningkatkan mutu pendidikan
haruslah dilakukan dengan menggerakkan seluruh komponen yang menjadi
subsistem dalam suatu sistem mutu pendidikan. “Subsistem yang paling
utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah faktor guru, peran guru
sangat penting dalam memilih dan menggunakan strategi maupun metode
pembelajaran tertentu yang dianggap paling efektif dalam proses
Hernawati, 1995, hlm. 26). Dengan demikian guru dapat menentukan
program pembelajaran yang sesuai bagi peserta didik dan menggunakan
media pembelajaran tertentu yang dianggap paling efektif sehingga
kemampuan dan potensi peserta didik dapat berkembang secara optimal.
Proses belajar mengajar memiliki salah satu unsur yang amat penting
yaitu media pembelajaran. Kesimpulannya, media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Proses pembelajaran hendaknya dapat memberikan pengalaman
belajar untuk menuju kepada pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, yang mencakup ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Penggunaan media yang tepat dan sesuai dengan materi, kebutuhan dan
kemampuan siswa dipandang mampu menunjang keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Rossi dan breidle
dalam Sanjaya:
Rossi dan breidle (dalam Sanjaya, 2006, hlm. 124) mengemukakan bahwa : “Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti radio, televisi, buku, koran, majalah buku dan sebagainya. Alat-alat semacam itu kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran”.
Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat membantu
efektivitas proses pembelajaran serta penyampaian pesan dan isi
pembelajaran yang sesuai. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat
membantu efektifitas proses pembelajaran pada saat itu. Selain itu juga akan
memberikan pengertian konsep yang sebenarnya secara realistis. Kutipan atas
pendapat Hamalik dari buku yang ditulis Azhar Arsyad:
pemahaman karena menyajikan informasi secara menarik dan terpercaya”.
Selain itu media pembelajaran juga memudahkan penafsiran data dan
memadatkan informasi. Hal ini memungkinkan tercapainya tujuan
pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan proses dan hasil
belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah disebutkan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa karakteristik sekolah dasar khususnya kelas V usia
11 tahun berada pada masa perkembangan dan pertumbuhan. Banyak aspek
yang berkembang pada diri anak seperti aspek fisik, sosial, emosional, dan
moral sehingga anak akan menemukan jati diri mereka dan juga harus
ditunjang oleh lingkungan dan proses pembelajaran menuju kedewasaan
ataupun media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, kelainan dan
karakteristik lain yang dimiliki anak, sehingga dapat berguna juga bermakna
bagi kehidupannya.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan diatas, kondisi real
dilapangan menunjukan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan pengalaman secara
nyata, dalam mata pelajaran ini siswa diharapkan mampu mengenal diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya meskipun
berkaitan dengan kehidupan sehari-harii terdapat banyak materi yang
berhubungan dengan proses yang bersifat abstrak, sehingga sulit untuk
dipelajari, terlebih oleh siswa tunarungu. Salah satu materi IPA yang
membutuhkan daya abstraksi adalah materi sistem organ dan fungsi
pernapasan manusia yang dipelajari oleh siswa Sekolah Dasar Luar Biasa
Kelas V.
Kondisi dilapangan sering kali muncul permasalahan mengenai media
pembelajaran yang tidak terlalu diperhatikan, dalam artian guru mengajar
dengan menggunakan media pembelajaran yang dirasa kurang untuk
memenuhi kelengkapan pembelajaran tersebut, sehingga sering kali siswa pun
Sedangkan kemampuan anak pada dasarnya berbeda-beda dan tentu
memerlukan media yang sesuai dengan kebutuhannya, Begitupun dengan
latar belakang subyek yang akan diteliti, dimana subyek memiliki hambatan
pendengaran sehingga apa yang disampaikan oleh guru terkadang
menimbulkan penerimaan, pengertian dan pemahaman yang berbeda,
terutama dalam materi sistem organ dan fungsi pernapasan manusia, sehingga
tak jarang hasil belajar IPA siswa kurang memuaskan, hal tersebut terjadi
dikarenakan guru lebih banyak menjelaskan materi dengan metode ceramah
atau demonstrasi tanpa menggunakan media lain yang menunjang dan dapat
memberikan penjelasan secara lebih dalam dan membuat anak mengerti
sehingga siswa tidak hanya sekedar menerima materi secara abstrak tanpa
diberikan gambaran secara utuh. Dengan pembelajaran tersebut sudah pasti
siswa yang memiliki hambatan pendengaran atau tunarungu akan sulit
menyerap materi pembelajaran secara optimal dan akan berpengaruh pada
hasil belajarnya yaitu nilai yang didapat berada dibawah KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang mana akan berpengaruh juga terhadap hasil belajar
pada mata pelajaran IPA dengan spesifik materi sistem organ dan fungsi
pernapasan manusia.
Seiring dengan kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi yang
semakin berkembang, beserta masalah-masalah yang muncul maka alternatif
pemecahan masalah yang peneliti tawarkan adalah dengan penggunaan
program animasi komputer Macromedia Flash yang dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran. Macromedia Flash merupakan salah satu media
alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran, hal ini berdasarkan
anggapan bahwa aspek visual lebih bisa memberi informasi yang jelas dari
sekedar kata-kata. Animasi gambar yang konkrit dapat menunjukan setiap
proses pada sistem organ dan fungsi pernapasan manusia pada animasi yang
ditampilkan.
Animasi komputer Macromedia Flash dirasa dapat membantu anak
tunarungu belajar sistem organ dan fungsi pernapasan manusia pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada tingkatan abstraksi yang
Makromedia Flash berperan sebagai mediator antara masalah pada alam
nyata dengan dunia abstrak pengetahuan sistem pernapasan manusia.
Konsep-konsep yang abstrak dan penyajian objek yang kongkrit dalam materi sistem
pernapasan manusia mata pelajaran IPA dengan menggunakan program
Makromedia Flash yang cara penyajiannya memakai gambar animasi. Media
gambar animasi sangat disukai anak-anak begitupun anak tunarungu sehingga
diharapkan materi sistem organ dan fungsi pernapasan manusia bagi anak
tunarungun menjadi lebih menyenangkan dan mampu menghilangkan
kejenuhan dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) pada spesifik materi sistem organ dan fungsi pernapasan manusia
diharapkan dapat memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh
karena itu materi tersebut harus dibuat menarik dan mudah difahami, karena
materi sistem organ dan fungsi pernapasan manusia lebih membutuhkan
pemahaman dari pada penghafalan berbagai rumus yang begitu banyak.
Untuk mengantisipasi hal tersebut salah satunya perlu didukung
media pembelajaran yang sesuai. Kemampuan yang ingin ditingkatkan dalam
penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran IPA siswa tunarungu kelas V
SDLB di SLB Negeri B Garut setelah menggunakan Makromedia Flash, yang
mana materinya membahas mengenai sistem organ dan fungsi pernapasan
manusia.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian
yang memfokuskan pada salah satu materi pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam yaitu pada materi sistem organ dan fungsi pernapasan
manusia :
“Pengaruh Macromedia Flash Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam Pada Anak Tunarungu Kelas V di SLB Negeri B Garut”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Hambatan pendengaran yang dialami oleh anak tunarungu membuat
b. Sarana Prasarana masih cenderung belum memenuhi segala kebutuhan
siswa dalam belajar, seperti media yang digunakan oleh guru lebih banyak
c. menggunakan media yang sederhana seperti; patung dan gambar organ
tubuh manusia yang disampaikan secara verbal atau ceramah
d. Kemampuan peserta didik dalam memahami materi Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) belum ditunjang dengan media yang sesuai, sehingga peserta
didik mengalami kesulitan dalam memahami materi yang bersikap
abstrak, khususnya mengenai sistem organ dan fungsi pernapasan
manusia, sehingga berpengarus terhadap hasil belajar IPA.
e. Pengaruh Macromedia Flash Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam Di SLB Negeri B Garut.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Supaya penelitian ini tidak meluas, maka
peneliti membatasi masalah hanya pada pengaruh Macromedia Flash dengan
spesifik pembahasan materi mengenai sistem organ dan fungsi pernapasan
manusia pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SLB Negeri B
Garut.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, batasan masalah dan latar belakang
masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah “Apakah Macromedia Flash berpengaruh
terhadap peningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam mengenai
sistem organ dan fungsi pernapasan manusia pada peserta didik tunarungu
kelas V di SLB Negeri B Garut?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Macromedia Flash terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan alam
dalam materi sistem organ dan fungsi pernapasan manusia pada
peserta didik tunarungu kelas V di SLB Negeri Garut.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini, diharapkan akan memberikan
manfaat yang berarti bagi berbagai pihak, diantaranya:
1) Manfaat Teori
a. Hasil penelitian dapat dijadikan referensi atau bahan kajian lebih
lanjut serta acuan dalam melaksanakan pembelajaran melalui
Pengaruh Macromedia Flash Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Ilmu Pengetahuan Alam Di SLB Negeri B Garut.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti
sebagai guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan
Pengaruh Macromedia Flash Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Ilmu Pengetahuan Alam Di SLB Negeri B Garut.
b. Bagi Peserta Didik
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA
dalam materi sistem organ dan fungsi pernapasan manusia.
c. Bagi Guru SLB
Memberikan wawasan pengetahuan dalam memilih media
pembelajaran yang tepat, sehingga dapat memperbaiki proses
G. Struktur Organisasi Skripsi
1. BAB I PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang melakukan
penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah, rumusan
masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur
organisasi skripsi.
2. BAB II KAJIAN TEORI
Bagian ini membahas mengenai kajian teori mengenai kosnsep dasar anak
tunarungu, konsep dasar belajar, program Macromedia Flash, penelitian
yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
3. BAB III METODE PENELITIAN
Bagian ini membahas mengenai komponen penelitian yaitu desain
penelitian, sample penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian,
teknik penelitin, posedur penelitian, pengolahan dan analisis data.
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini membahas mengenai pencapaian hasil penelitian dan
pembahasanny seperti; Hasil penelitian yang mencangkup deskripsi hasil
penelitian dan pengujian hipotesis, setelah itu pembahasan hasil
penelitian.
5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bagian ini membahas mengenai penafsiran dan pemaknaan peneliti
terhadap hasil analisis temuan selama penelitian berlangsung
6. DAFTAR PUSTAKA
7. LAMPIRAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh
pengetahuan atau memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi, pada
dasarnya merupakan metode ilmiah atau Scientific Method. Penelitian
kependidikan metode experimental banyak memberi manfaat, terutama untuk
menentukan bagaimana dan mengapa suatu kondisi atau peristiwa terjadi. Hal
ini berarti, bahwa experimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti
sesuatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu, dan setiap
gejala yang muncul diamati dan dikontrol secermat mungkin, sehingga dapat
diketahui hubungan sebab-akibat munculnya gejala tersebut.
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kuasi
eksperimen (Kuantitatif), yaitu suatu bentuk eksperimen yang tidak
melakukan random assigment, melainkan menggunakan kelompok yang sudah
terbentuk dimana dalam hal ini adalah kelas-kelas biasa. Penelitian ini banyak
digunakan pada penelitian terapan (applied research). Penelitian ini berfungsi
untuk mengetahui pengaruh percobaan/perlakuan terhadap karakteristik subjek
yang diinginkan oleh peneliti. Dengan demikian penelitian ini memiliki
maksud untuk menguji pengaruh percobaan terhadap karakteristik subjek
setelah percobaan. Seperti yang diungkapkan Mohammad Ali (1993, hlm. 90)
bahwa “metode kuasi ekperimen memiliki ciri utama dengan tidak melakukan
penugasan secara acak tetapi melakukan pengelompokan subjek penelitian
berdasarkan kelompok yang telah ada”.
Mulyatiningsih Endang menyatakan bahwa penelitian kuasi
eksperimen berfungsi untuk mengetahui pengaruh percobaan/perlakuan
terhadap karakteristik subjek yang diinginkan oleh peneliti. Dia mengatakan
bahwa :
metode, atau prosedur kerja baru untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan agar hasilnya menjadi lebih optimal. Dengan adanya kriteria tersebut, maka peneliti dituntut untuk dapat berpikir kreatif dalam mencari model, strategi, metode, atau prosedur kerja baru yang akan diujicobakan. ( hlm.10)
Maka dari itu sesuai pembahasan diatas, didalam penelitian ini penulis
menggunakan satu kelompok percobaan yang dikenakan satu perlakuan
dengan dua kali pengukuran. Pengukuran yang pertama yaitu (Pretest) yang
mana dilakukan sebelum perlakuan diberikan dan pengukuran kedua yaitu
(Post-test) yang mana dilakukan sesudah perlakuan. Setelah hasil pengukuran
dilakukan kemudian dibuat perbandingan antara rata-rata pre-test dan rata-rata
post-test, hal ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari
perlakuan yang diberikan pada kelempok tersebut.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
One-group pretest-Posttest
X
= pretest Pelaksanaan/Perlakuan = Posttest
Keterangan :
= pretest (test yang dilakukan sebelum perlakuan)
X = Tretmen (Perlakuan yang di berikan menggunakan Macromedia
Flash)
= Posttest (tes yang diberikan setelak perlakuan)
Arikunto (1992, hlm.102) menyatakan bahwa Pretest – Post test group
design ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen
(Pretest) dan setelah eksperimen (Postest). Perbedaan antara dan yakni
dikurangi dan diamsusikan merupakan efek dari treatmen.
Penelitian ini menggunakan desain kelompok tunggal Pretest –
Posttest dengan langkah-langkah sebagai berikut :
b) Melakukan Pretest ( untuk mengetahui bagaimana pemahaman sistem
pernafasan pada manusia pada sample sebelum diberikan perlakuan.
c) Melakukan treatment (X) atau perlakuan pada sample berupa
menjelaskan tentang sistem fungsi organ pernapasan manusia
menggunakan Macromedia Flash.
d) Melakukan Posttest ( untuk mengetahui bagaimana pemahaman
sistem fungsi organ pernapasan manusia pada sample penelitian setelah
diberikan treatmen atau perlakuan berupa pembelajaran melalui
Macromedia Flash untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari
perlakuan/treatment sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat.
e) Membandingkan antara dan untuk menentukan seberapa besar perbedaan yang muncul sebagai pengaruh dari treatment.
f) Menganalisis data dengan statistic nonarametik menggunakan uji coba
wilcoxon untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan setelah
treatment/perlakuan.
B. Populasi dan Sample Penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa tunarungu SDLB kelas V di SLB
B Negeri Garut. Pengambilan sample yang digunakan adalah sampling jenuh.
Ssampling jenuh adalah tehnik penentuan sample bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sample.” (Sugiono, 2008, hlm. 24). Hal ini dilakukan
karena jumlah populasi digunakan sebagai sample.” dan jumlah populasi relatif kecil. Sampel penelitian ini adalah siswa SLB Negeri B Garut kelas V
SD yang berjumlah 6 rang siswa.
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Kode Sampel Jenis Kelamin
1 B L
2 F L
3 HH L
5 SNA P
6 SA P
C. Variabel Penelitian
Penelitian yang berjudul Pengaruh Macromedia Flash Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Tunarungu
Kelas V Di Sekolah Luar Biasa, terdapat dua variabel penelitian sebagai
berikut:
1. Variabel bebas
Variabel ini disebut variabel independen atau variabel bebas karena
dengan adanya variabel ini mempengaruhi variabel lain yang muncul baik
ada ataupun tidak adanya variabel lain. Yang menjadi variabel bebas dalam
penelitian ini adalah penggunaan Macromedia Flash. Program ini sering
digunakan animator untuk membuat animasi interaktif maupun non
interaktif. Macromedia flash yang didalamnya berisi animasi tentang
sistem organ dan fungsi pernapasan manusia yang terdiri dari :
menampilkan mengenai pengetahuan mengenai apa yang dimaksud
bernapas, menampilkan mengenai gambar serta fungsi penapasan manusia,
lalu menampilkan manfaat dari bernapas, dan hingga menampilkan sistem
atau proses bernapasnya manusia. Hal-hal tersebut dikemas kedalam suatu
materi pembelajaran yang menarik yang bersifat visual dan menampilkan
hal yang abstrak menjadi media animasi yang nyata.
2. Variabel terikat
Variabel ini disebut variabel dependen atau variabel terikat
karena keadaan atau kondisi yang terjadi dipengaruhi oleh variabel
lain, yaitu variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Hasil belajar ini ditunjukan oleh
nilai evaluasi yang diberikan oleh guru kepada siswa setelah
pembelajaran telah selesai diberikan.
Pada penelitian ini yang dimaksud hasil belajar adalah hasil
pekerjaan tim ini dikenal dengan taksonomi Bloom yang dimunculkan
yang lebih pada penelitian ini yaitu, ranah pengetahuan dan
pemahaman. (1) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) adalah
kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali atau mengenali
kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus dd tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. (2) Pemahaman
(comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah itu diketahui dan diingat.
Hasil belajar IPA siswa adalah hasil yang diperoleh dari
evaluasi atau tes dan aspek-aspek lainnya yang dikuantitatifkan yang
tercermin dari nilai pretest-Posttest.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen ini bertujuan untuk memperoleh dua pencapaian hasil
belajar, karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran,
maka harus ada alat ukur yang baik. “Alat ukur dalam penelitian biasanya
dinamakan instrumen penelitian.” (Sugiyono, 2013, hlm. 148).
Meneliti merupakan suatu kegiatan yang didalamnya terdapat
suatu pengukuran, instrumen dapat berupa alat ukur yang ditulis maupun
yang dilihat dan nampak serta dapat diukur perkembangannya.
Agar tujuan penelitian ini tercapai, maka peneliti menempuh
langkah-langkah untuk mempermudah dalam melaksanakan tujuan
tersebut, yaitu :
1) Membuat Kisi-kisi Soal (Terlampir)
Kisi-kisi dibuat sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar kelas V yang kemudian dikembangkan oleh peneliti, kisi-kisi ini
akan menjadi indikator yang akan ada dalam butir-butir soal yang akan
diteskan.
Indikator yang akan digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA
dengan spesifik materi sistem fungsi organ pernapasan manusia, yaitu
sebagai berikut :
a. Menunjukan organ penyusun sistem pernapasan pada manusia.
c. Menyebutkan manfaat organ pernapasan pada manusia.
d. Menjelaskan definisi sistem pernapasan manusia, sesuai pengetahuan
siswa
e. Menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia.
2) Pembuatan butir soal (Terlampir)
Butir soal yang dibuat disesuaikan dengan tujuan atau indikator yang telah
ditentukan dalam kisi-kisi.
3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (Terlampir)
Rencana pelaksanaan pembelajaran ini dibuat sebagai acuan dalam
mengajar di dalam kelas
4) Kriteria penilaian butir soal
Kriteria penilaian dalam penelitian ini dibuat untuk mengetahui skor atau
nilai hasil belajar sehingga dapat diketahui oleh peneliti seberapa besar
pengaruh dan hasil belajar yang telah dicapai oleh sampel peneliti. Kriteria
penelitiannya adalah sebagai berikut :
Kriteria Penilaian Hasil Pembelajaran IPA yang Didasarkan Pada
Ranah Kognitif dan Afektif seperti yang tergambarkan pada devinisi
variabel.
Adapun skala kriteria pada penelitian ini yaitu dengan cara
pensekoran menggunakan rating scale (skala bertingkat). Dengan
ketentuan sebagai berikut.
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian
Nomor
Soal Kriteria Penilaian Skor
1 Bernapas adalah menghirup udara melalui hidung
menuju paru dan mengeluarkan udara dari
paru-paru menuju hidung
2
jika anak mampu menjelaskan bahwa bernapas
adalah menghirup udara / O2 dan mengeluarkan
udara / CO2.
1
jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan
(menjawab tapi salah / tidak menjawab)
2 - 7 jika siswa mampu mencocokan nama organ
pernapasan dengan gambar
1
jika siswa tidak mampu mencocokan nama organ
pernapasan dengan gambar (mencocokan tapi salah /
tidak menjawab)
0
(8 – 13)
8
Jika siswa mampu menjelaskan bahwa hidung untuk
menghirup dan mengeluarkan udara.
2
Jika siswa mampu menjelaskan bahwa hidung untuk
menghirup udara. (Jika jawaban kurang tepat).
1
jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan
(menjawab tapi salah / tidak menjawab).
0
9 Jika siswa mampu menjelaskan bahwa Trakea untuk
menyalurkan udara dari hidung menuju bronkus.
2
Jika siswa mampu menjelaskan bahwa Trakea untuk
menyalurkan udara. (Jika jawaban kurang tepat).
1
jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan
(menjawab tapi salah / tidak menjawab).
0
10 Jika siswa mampu menjelaskan bahwa Bronkus
untuk menyalurkan udara dari Trakea ke bronkeolus. 2
Jika siswa mampu menjelaskan bahwa Bronkus
untuk menyalurkan udara. (Jika jawaban kurang
tepat).
1
jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan
(menjawab tapi salah / tidak menjawab).
0
11 Jika siswa mampu menjelaskan bahwa Bronkeolus
untuk menyalurkan udara dari Bronkus ke Alveoulus. 2
Jika siswa mampu menjelaskan bahwa Bronkeolus
untuk menyalurkan udara. (Jika jawaban kurang
tepat).
1
jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan
(menjawab tapi salah / tidak menjawab).
0
untuk tempat bertukarnya O2 dengan CO2.
Jika siswa mampu menjelaskan bahwa Alveoulus
untuk tempat bertukarnya udara. (Jika jawaban
kurang tepat).
1
jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan
(menjawab tapi salah / tidak menjawab).
0
13 Jika siswa mampu menjelaskan bahwa Paru-paru
untuk bernapas / alat pernapasan.
2
Jika siswa mampu menjelaskan bahwa Paru-paru
untuk hidup (Jika jawaban kurang tepat).
1
jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan
(menjawab tapi salah / tidak menjawab).
0
14 Jika siswa mampu menjawab bahwa manfaat
bernapas adalah untuk hidup, meningkatkan fungsi
darah, mengeluarkan racun dalam tubuh
2
Jika anak mampu menjawab namun tidak sesuai
dengan materi yang diberikan oleh guru
1
jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan
(menjawab tapi salah / tidak menjawab).
0
15 Jika siswa mampu menjawab bahwa udara bersih dan
udara kotor dihirup oleh hidung, udara yang kotor
disaring oleh bulu-bulu hidung sehingga udara yang
masuk hanya udara bersih. Oksigen (O2) masuk ke
trakea (tenggorokan) lalu ke bronkus (cabang
tenggorokan) kemudian ke bronkeulus ( cabang
batang tenggorokan yang lebih kecil) dan masuk ke
alveoulus (gelembung paru-paru). Di alveoulus
terjadi pergantian CO2 ke O2. Kemudian CO2
dikeluarkan saat diagfragma melengkung paru-paru
mengecil
2
Jika siswa mampu menjawab pertanyaan dengan
singkat namun mencangkup seluruh sistem
pernapasan manusia :
Udara dihirup hidung -> Trakea -> Bronkus ->
Bronkeulus -> alveoulus -> Paru-paru -> dan
dikeluarkan kembali melalui hidung
jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan
(menjawab tapi salah / tidak menjawab).
0
Keterangan : Skor maksimal 25
5) Mempersiapkan media
Media yang dipersiapkan adalah Marcomedia Flash yang disesuaikan
dengan anak dan pokok pembahasan untuk digunakan ketika perlakuan
diberikan kepada sampel. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian terdiri
dari satu jenis tes yaitu tentang penyelesaian soal-soal IPA dengan
menggunakan bantuan media pembelajaran Marcromedia Flash.
a. Validitas Instrumen (Terlampir)
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau keahlian suatu instrumen yang vakid apabila
mempunyai validasi yang tinggi.” (Zaenal Arifin,2009, hlm. 247)
Validitas suatu tes erat kaitannya dengan hujan penggunaan
tes tersebut. Namun, tidak ada validitas yang berlaku secara
umum, Artinya, jika suatu tes dapat memberikan informasi yang
sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka
tes itu valid untuk tujuan tersebut.
Untuk menentukan validitas instrumen penelitian ini yaitu
melalui judgement oleh tiga orang penilai, yang terdiri dari dua
orang dosen dan satu orang guru yang mengajar di SLB. Dalam
mengikhtisarkan validitas isi ini, yaitu dengan cara mengetahui
persentasinya, dimana nilai tertinggi yang mungkin dicapai untuk
persentase adalah 1.00 (100%) dan apabila suatu butir dinyatakan
Validitas isi yang telah dibuat dapat diketahui dengan
meminta tiga orang penilai untuk melengkapi table yang telah
diajukan. Adapun petunjuk pengisiannya adalah sebagai berikut :
1) Butir soal akan dinyatakan cocok apabila tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi, dan akan diberi nilai 3
dengan memberikan tanda ceklis (v) pada kolom cocok atau
“cc” yang telah disediakan.
2) Butir soal dinyatakan tidak cocok apabila tujuan tertentu yang
sejajar dengan materi, diberi nilai 1 dengan memberikan tanda
ceklis (v) pada kolom tidak cocok atau “TC” yang telah
disediakan.
Apabila pengisian tabel telah selesai dilaksanakan, maka
hasilnya dihitung menggunakan persentase dengan rumus sebagai
berikut :
Keterangan
P = Skor / Presentase
N = Jumlah Penilai
F = Jumlah cocok
b. Relibilitas Instrumen
Relibilitas merupakan tingkat keajegan dari suatu instrumen.
“reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti
dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.”(Zaenal
Arifin, 2009, hlm. 258)
Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil
yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama bila diteskan pada
kelompok yang sama pada waktu kesempatan yang berbeda.
Instrumen yang diujicobakan pada subjek adalah siswa
Pengujian reliabilitas pada penelitian ini diukur dengan cara
internal consostency, karena dalam mengujicobakan instrumen hanya
dilakukan sekali saja. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan teknik KR 20 (Kuder Richardson) dengan rumus
sebagai berikut
( { ∑
}
( Sugiyono, 2008, hlm. 359 )
Keterangan :
= Reliabilitas secara keseluruhan
k = jumlah item dalam instrumen
= Proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
= 1 -
= varians total yaitu varians skor total
Sebelum menggunakan rumus diatas untuk mencari nilai
reliabilitas, maka harus menghitung Varians total terlebih
dahulu dengan menggunakan rumus :
∑ (∑
Keterangan :
n = jumlah responden
Perhitungan hasil coba instrumen adalah sebagai berikut ;
Diketahui : n = 6
1) Menghitung varians skor
∑ (∑
( (
2) Menghitung reliabilitas instrumen
( {
∑
( {
{0,98} = 1,0
Tolak ukur menginterprestasikan derajat reliabilitas alat
evaluasi dapat digunakan tabel klasifikasi analisis tes menurut
Arikunto (2002) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Tabel Klasifikasi Analisis Tes Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
(Tabel Data Uji Reliabilitas Terlampir)
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah hal yang paling penting dari
penelitian ini, karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan
suatu pengumpulan data yang dilakukan selama proses penelitian berlangsung.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA dengan materi sistem dan
fungsi organ pernapasan manusia dengan menggunakan Macromedia Flash
dan Teknik pengumpulan datanya berupa tes, yang mana tes ini dilaksanakan
sebelum media (MacromediaFlash) diberikan dan setelah media
(MacromediaFlash) diberikan, yang kemudiakan akan diketahui perbedaan
hasil belajar siswa baik setelah pretest maupun setelah postest.
.
Koefisien reliabilitas Interpretasi
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Cukup
0,60 – 0,79 Tinggi
F. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Penelitan
Persiapan penelitian ini dilakukan agar peneliti memiliki rancangan
sebagai acuan dalam pelaksanaan yang akan dilakukan agar mendapatkan
data atau informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Langkah-langkah persiapan penelitian yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
a) Peneliti melaksanakan studi pendahuluan untuk mengetahui dan
memperoleh data mengenai gambaran secara jelas tentang subjek yang
akan diteliti dilapangan.
b) Peneliti mengkomunikasikan dan meminta izin kepada pihak sekolah
yang bersangkutan agar subjek yang bersekolah di SLB yang
bersangkutan bisa menjadi subjek penelitian
c) Peneliti mengurus surat perizinan, seperti :
- Permohonan atau pengajuan surat pengantar dari jurusan PKh
untuk pengangkatan dosen pembimbing (SK Pembimbing)
- Permohonan surat keputusan Dekan FIP mengenai pengangkatan
dosen pembimbing dan permohonan surat izin penelitian untuk ke
Rektorat melalui Direktorat Akademik.
- Mengurus surat pengantar izin penelitian melalui Direktorat
Akademik untuk ke Badan Kesatuan Bangsa (KESBANG) Kota
Bandung;
- Membuat surat izin penelitian di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat berdasarkan surat pengantar dari KESBANG.
- Menyerahkan surat izin penelitian kepada Kepala Sekolah yang
akan dijadikan tempat penelitian yaitu SLB Negeri B Garut.
d) Peneliti menyusun instrumen penelitian mengenai mata pelajaran IPA
kelas V SDLB dengan materi sistem fungsi organ pernapasan manusia.
Instrumen ini meliputi kisi-kisi instrumen, pembuatan butir soal,
pembuatan RPP, dan pembuatan media mengenai sistem fungsi organ
e) Peneliti melakukan uji coba instrumen penelitian, uji coba instrumen
ini meliputi uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan
meminta penilaian dari para ahli (judgement expert). Para ahli tersebut
berjumlah tiga orang yang terdiri dari dua orang dosen PKh dan satu
orang guru SLB Negeri B Garut. Kemudian melakukan uji reliabilitas
yang dilakukan pada enam orang siswa tunarungu kelas V SDLB di
SLB Negeri B Garut.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaa penelitian ini mempunyai beberapa tahap
pelaksanaan yang terdiri dari beberapa kegiatan yang meliputi :
a) Persiapan.
b) Proses pelaksanaan penelitian
Penelitian tersebut dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar
mengajar dan dilaksanakan diruang kelas. Adapun
langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaanya adalah sebagai
berikut :
a) Peneliti meminta izin kepada pihak sekolah untuk
melaksanakan penelitian, dan mengkomunikasikan dengan
guru kelas mengenai maksud tujuan peneliti hingga
membicarakan mengenai jadwal penelitian dan juga
mendiskusikan mengenai rencana program pembelajaran.
b) Peneliti melaksanakan pretest untuk mengetahui kemampuan
dasar subjek penelitian dalam materi sistem fungsi organ
pernapasan manusia, secara tertulis. Pengumpualan data
dilakukan dengan mencatat jumlah soal yang dapat dan tidak
dapat dikerjakan oleh subjek untuk diketahui nilainya.
c) Peneliti melaksanakan treatment selama empat kali pertemuan,
yaitu menggunakan Marcomedia Flash untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap hasil belajar IPA dengan materi sistem
fungsi organ pernapasan manusia. Setiap pertemuan
a) Pada perlakuan pertama-pertama peneliti memberikan
penjelasan kepada siswa mengenai sistem pernapasan
manusia dengan menggunakan macromedia flash, peneliti
pun mengiringi pembelajaran dengan bantuan ceramah
dan demonstrasi dalam penyampaiannya kemudian siswa
diinstruksikan untuk melihat dan membaca isi dari media
tersebut. Pada perlakuan pertama siswa menunjukan minat
yang baik terhadap media tersebut, karena mereka merasa
mempunyai pengalaman baru dari penggunaan
macromedia flash dalam belajar.
b) Pada perlakuan ke dua penulis kembali memberikan
penjelasan kepada siswa mengenai sistem pernapasan pada
manusia dengan menggunakan macromedia flash dengan
metode yang sama saat perlakuan pertama diberikan.
Namun pada perlakuan ini peneliti lebih merangsang
interaksi siswa secara aktif, aktif bertanya (rasa ingin tahu)
dan juga memberikan pertanyaan seputar pernapasan
manusia untuk mengetahui sejauh mana mereka
mengetahui mengenai sistem pernapasan manusia, tanya
jawab ini ditulis dipapan tulis sebagai hapalan untuk siswa
c) Pada perlakuan ke tiga penulis kembali memberikan
penjelasan kepada siswa mengenai sistem dan fungsi
organ pernapasan manusia dengan menggunakan
macromedia flash. Pada perlakuan ke tiga ini siswa di ajak
untuk mengisi keterangan fungsi-fungsi organ pernapasan
manusia yang disajikan dalam bentuk gambar dan
berurutan sesuai sistem pernapasan, dengan ini diharapkan
anak dapat mengingat dan menghapal materi yang
diberikan.
d) Pada perlakuan ke empat peneliti kembali memberikan
penjelasan kepada siswa mengenai sistem pernapasan
penyampaiannya siswa di instruksikan untuk melihat dan
membaca isi dari media tersebut. Kemudian ketika
animasi diputar dan diperlihatkan kepada anak sambil di
“pause” beberapa kali dengan harapan anak dapat
mengerti betul tentang sistem pernapasan manusia.
d) Peneliti melaksanakan postest untuk mengetahui sejauh mana
treatment yang dilakukan berpengaruh terhadap hasil belajar
IPA dengan materi sistem fungsi organ pernapasan manusia.
c) Pengambilan data.
d) Menghitung dan mengolah data
3. Langkah-langkah Operasional Pelaksanaan treatment dengan
menggunakan Macromedia Flash
Berikut adalah langkah-langkah cara menggunakan
Macromedia Flash :
Masuk ke program
Macromedia flash
Pada layar pertama adalah
pembukaan, lalu klik
tombol “open” untuk
melanjutkan ke layar
berikutnya.
Pada Layar ke dua akan
Pilih tombol dengan nama
“hidung” untuk mengetahui
fungsinya.
Pilih tombol dengan nama
“trakea” untuk mengetahui
fungsinya.
Pilih tombol dengan nama “ alveoulus” untuk mengetahui
fungsinya.
Pilih tombol dengan nama
“bronkus” untuk mengetahui
fungsinya.
Pilih tombol dengan nama
“bronkeoulus” untuk
Pilih tombol dengan nama
“paru-paru” untuk mengetahui fungsinya.
Pilih tombol hitam untuk
melanjutkan ke layar
selanjutnya.
Layar “manfaat bernafas”
Pilih tombol hitam untuk
melanjutkan ke layar
selanjutnya.
Layar yang menggambarkan
/menjelaskan proses bernafas /sistem pernapasan manusia
Pilih tombol hitam untuk
melanjutkan ke layar
selanjutnya. (Penutup)
.
G. Pengolahan dan Analisis Data.
Pengolahan dan analisis data ini menggunakan statistik non-parametrik
uji Wilcoxon, karena subjek penelitiannya tidak terlalu banyak dan data yang
diolah berskala ordinal. Menurutnya bahwa Teknik uji Wilcoxon digunakan
untuk menguji hipotesis komparatif dua sample yang berkorelasi bila datanya
berbentuk ordinal. Sugiyono (2008,hlm.134)
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Menskor tes awal dan tes akhir dari setiap penilaian.
2) Mentabulasi skor tes awal dan tes akhir
3) Membuat tabel perhitungan skor tes awal dan tes akhir.
4) Menghitung selisih skor tes awal dan tes akhir.
6) Melakukan uji tanda dengan membubuhkan tanda (+) untuk selisih positif
antara tes akhir dan tes awal. Tanda (-) diberikan untuk selisih negatif
antara tes akhir dan tes awal;
7) Menunjumlahkan semua ranking bertanda positif dan negatif;
8) Membandingkan uji tanda hitung ( T hitung ) dengan uji tanda tabel (T
tabel) untuk uji Wilcixon
9) Membuat kesimpulan, yaitu ditolak apabila apabila
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penggunaan media
pembelajaran dengan menggunakan makromedia flash terhadap peserta didik
tunarungu kelas V SDLB di SLB Negeri B Garut, dapat meningkatkan hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan spesifik materi sistem dan fungsi
organ pernapasan pada manusia. Hal tersebut dapat dilihat Berdasarkan
perhitungan uji wilcoxon diperoleh = 0 pada tabel uji wilcoxon dan
berdasarkan nilai kritis uji wilcoxon pada tingkat signifikasi 0,05 dengan
jumlah N = 6, adalah 0, maka diperoleh = 0. Dengan demikian hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah diterima, hal ini menunjukan bahwa “ adanya pengaruh penggunaan Macromedia Flash terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Luar Biasa pada kelas V SDLB SLB Negeri B Garut”.
Disimpulkan bahwa macromedia flash memberikan pengaruh yang
signifikan sehingga efektif dan dapat digunakan sebagai media yang tepat
untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada anak tunarungu kelas V SLB
Negeri B Garut.
B. Rekomendasi
Hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diungkapkan, maka
terdapat beberapa hal yang perlu peneliti sampaikan sebagai suatu
rekomendasi dalam pembelajaran di sekolah, antara lain sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Macromedia flash dapat dijadikan sebagai media alternatif yang perlu
digunakan bagi kebutuhan siswa karena dapat meningkat kan hasil belajar
IPA khususnya materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia.
Karena macromedia flash ini merupakan aspek visual yang disesuaikan
dengan kebutuhan belajar anak tunarungu ketika proses pembelajaran
seperti pada materi-materi IPA. Media ini pun dapat digunakan untuk
materi pembelajaran yang lain, sehingga guru dapat memodifikasi
materi-materi yang abstrak ke dalam media ini sehingga lebih mudah
menyampaikan materi secara utuh. Maka dari itu peneliti sangat
merekomendasikan kepada guru bahwa macromedia flash ini dapat
digunakan sebaik-baiknya agar bemanfaat dan memudahkan guru dalam
memberikan materi pembelajaran yang abstrak juga memberikan
kemudahan saat peserta didik menerima materi yang diberikan, dimana
media seperti ini tentu akan sangat bermanfaat bagi anak tunarungu yang
memang sangat mengandalkan indra visual untuk memahami sesuatu
untuk mereka mengerti
2. Bagi peneliti selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan
macromedia flash dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada kelas yang
berbeda dan materi yang berbeda ataupun media aplikasi lainnya yang
lebih canggih untuk menyajikan materi pembelajaran yang abstrak
sehingga dapat membantu Sekolah Luar Biasa atau guru-guru yang belum
menggunakan media ini. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar