'ta
5i
lc
i:3
AR A
g
i{
a
a-I
,
a,
)
I
MEDAN
I
{
fr
9
APR[L2O[6
lmplementasi
Risf
di
Era
Masy*
t Hayati
dan
Pengembangannya
{tat
Ekonomi
Asean
(MEA)
t
t,
-I
T
I
I
ff
*^',
hr
rL
a
-tr
Editor :
Dr.
Erni
Jumilawaty, M.Si. {Biologi
USU)0r.
Fitmawati, M.Si. (Biologi
UilBl)
*
Dr.
lt
Jamilah,
ii.Sc.
(Biologi
USU)Prol. 0r. Maniftar
Situmorang, M.Sc.
(lfimia
UiltMED)
Dr.Salomo Hutahaean,
M.Si. {Biologi
USU)r
I
I
a
I
I
!
oB'i
ryNs
strnfl[
IONAL
/
Tema :
ri
.I
I
?
F
,4
fi
Prosiding
SEMINAR NASIONAL
BIOLOGI
Medan,9
April
zOlG
Tema:
Implementasi
Riset
Hayati
dan Pengembangannya
di
Era
Masyarakat
Ekonomi
Asean
(MEA)
Editor
:Dr. Erni
Jumilawaty,
M.Si.(Biologi
USU)Dr.
Fitmawati,
M.Si.(Biologi
UNRt)Dr.
lt Jamilah,
M.Sc.(Biologi
USU)Prof.
Dr.Manihar Situmorang,
M.Sc. (Kimia UNTMED) Dr. SalomoHutahaean,
M.Si.(Biologi
USU)PENAPISAN
BAKTERI PARIAMANRahmadani Marniyelit4 Fuji Astuti Febria dan Anthoni Agustien
KARAKTERISASI MIKROKAPSUL SINBIOTIK
BAKTERI ASAM
LAKTAT
ISOLAT
UMI
YANG
DIENKAPSULASI
DENGAN ALGINAT,
TEPTINGKACANG ARAB DAN
INULIN
Ria Yelvi Ningsih, It Jamilah, Dwi Suryanto ...
TEST QUALITY
FRESH VEGETABLES
LETTUCE (Lactuca
sativa) AND CABBAGE (Brassica oleracea)IN soME
TRADITIONAL MARKETIN
MEDANCITY
SEEN FROM CONTENT THE BACTERIA Escherichia cotiSri Natalia Silaen, Herkules Abdullah
PENGARUH SUPLEMENTASI BAKTERI ASAM
LAKTAT
ISOLATUM
1 DAN INULIN TERHADAP KULTUR BENIH IKANNILA
(oreochromisniloticus)Virza Ratika Inneke Putri, It Jamilah, Nunuk priyani
APLIKASI ISOLAT Bacillus
cereus darrr Pseudontonas aeruginosa TERHADApPyriculariagrrsea PENYEBAB PENYAKIT BLAST PADA PADI CIHERANG Zwaidah, Marjulia Ukhra...
STRUKTUR DAN F'UNGSI HEWAN DAN BIOMEDIS
DETEKSI
DAN
IDENTIFIKASI
RESISTE}{SI INSEKTISIDASINTETIK
PADAAedes
aeglpti vEKToR DEMAM
BERDARAH DENGUE
(DBD)
DI
KorA
PADANG
Hasmiwati, Djong Hon Tjong and Eka Novita...
PENGARUH MUSIK
KLASIK
MOZART TERHADAP PEzuLAKU MENCIT (Mzs musculusL.)
YANG DIINDUKSI OLEH
0BAT
KLORPROMAZIN DENGANMENGGUNAKAN
ALAT
OTOMATIS INTELLICAGESiska Renata Sernbiring, Syafruddin Ilyas, Emita Sabri...
HALOFILIK
DARI
PERAIRAN
LAUT
KOTAEFEK PETIDIN TERHADAP PSIKOMOTORIK
DAN
FTINGSI KOGNITIF PADAMENCIT (Mus musculusL.)
cEMAs
DENGAN MENGGUNAKANALAT
SISTEMOTOMATIS INTELLICAGE
Putri Febriani Hasibuan, Syafruddin Ilyas, Salomo
Hutahaean
...2g5EFEK
ALPRAZOLAM TERHADAP PERTLAKU
KOGMTIF
DANPSIKOMOTORIK
PADA
MENCIT
{Mus
muscutus
L.)
DENGANMENGGUNAKAN
ALAT
SISTEM OTOMATIS INTEI-LICAGERinda Febrianand4 Syafruddin llyas, Salorno Hutahaean ...292
PENGARUH
EKSTRAKMETANOL
DAUN
SUREN (Toona sureniBL
Merr)TERHADAP SGPT
DAN ruMLAH
ERITROSITTIKUS
(Rattus nonegicusj WISTAR JANTAN YANG DIPAPARI KARBON TETRAKLORIDA (CCIa)Sera Wida Simatupang, Salomo Hutahaean, Masitta Tanjung
241
244
252
....2s9
...268
277
Absfiact
One oJ a gen-etically effort oJ'Ae.aegtpti as Dengue Hemonhagic Fever
@Hl)
vector is b))u'ting a synrhetic insecticide that is an elfective
t'ay
lo
break the chain of transmission6f
dengue. However, the use ofinsecticides inrensively
for
a long tinre could cause resisrdnce.some ways to derect synrhetic resislance ore suscepribility
teit
ftioassay) accordingb
the LI/HO, biochemistry, and molecularfulection.
The purposeof
this
study,^ i
d"tr"t
mulations at codon 9t]9 arul codan 1016 of 7GSC genes, associaledwith veiror resisrance ro
insecticide temephos. Deteclion ofvGSC gene murations was pedormed by susceptibility lesl according
to wHo,
DNAol
mosquito larvae which were still alive (reiistance) rhen y)ereextracred ond amplified with Aed3 and Aed2 primers, and obtained DNA was sequenced. r'he
results
of
this study shovted ,8096of
mortality rate, v'hile based on the coiJirmationof
sequencing, mulotion was detected
at
codon 1016 of valine to glycine, and codon 999of
serine to
prolin
oJ-Aefus aeg)pti which derivedfrom
pasar Ambacangv
age oJ padang,relaled to insecticide resistance temephos that used to lanae control. The conctuiion
of tiis
study was the occu*ence of
point
mutationin
59891, andVt0l6G
of
VGSC gene )edes aeg)pli lan'oe, as a larget site resislance marker on synlhetic oforganophospat in padang.Keyv,ords: Aedes
aegtpt|
insecticide resistance, Voltage Gated Sodium Chanet (\GSC), point mutation.Df,TEKSI
DAN
IDENTIFIKASI
RESISTENSI
INSEKTISIDA
SINTETIK
P AD
A
A e de s&egpfi
VLKTOR
DEMAM
BERDARAH
DENGUE (DBD)
DI
KOTA
PADANG
Detection and
Identification ofSynthetic
Insecticide
Resistance in
Aedesaeg)pti
Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) Vector in padang
Hasmiwatir, Djong Hon Tjong2 and Eka Novitar
rParasitology
Division, Medical RacuiryfRndalas University, padang,
Email: hasnlwati65@gma .com. rBiorogy Departnent, Mathematics and Scieice Facurty,
Andalas University, Padang
PENDAIIULUAN
Setiap tahun kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di kota padang selalu meningkat
yang merupakan salah satu indikasi bahwa program pengendalian nyamuk vektor Ae.aeg)pti belum berhasil. Pada tahun 2012
junlah
kasus DBDdi
kota padang sebanyak 1.626 [asusdengan Oase Fatality Rate (CFR) 0,6010 atau setara dengan
l0
kematian. Selanjutnya padatahu
2013 terjadi penurunan hingga tahun 2014 dengan jurnlah 998 kasus menjadi sebanyak666 kasus. Namun pada tahun 2015 jumlah tersebut kembali meningkat menjadi sebanyak
1126 kasus. Sehubungan dengan tersebut Dinkes Sumatera Barat mencatatbahwa kota
Padang merupakan daerah dengan
kasus
DBD
tertinggi
dibandingkandengan
lg
kota&abupaten endanik lairmya sejak tahun 2006 hingga 2015 (DKK padang, 2015).
Di
lndonesia telah dilakukan berbagai program untuk pengendalian vektor DBD,yaitu
dengan manajemen lingkungan, partisipasi masyarakag perlindungan individu, pengendalianbiologis dan
pengendaliankimiawi.
Pengendaliankimiawi
d"pat
berupafogging unn;k nyamuk dewasa dan penggunaan larvasida atau abatisasi untuk larva nyamuk
Abatisasi merupakan salah satu tindakan pengendalian nyamuk Ae.
Aegtpti
yang masih dilaksanakan hingga saatini.
Abatisasi adalah suatu tindakan pengendalian kimiawiyang dilakukan terhadap larva nyamuk Aedes sp.
Di
Indonesia, tindakan abatisasi dilakukan dengan menggunakan temephos 1olo dengan dosis1
ppm. Kandungan bahanaktif
dari Temephos adalah TeffamethylThiodi,
P-Phenylene, Phasporothioate 1o/o,dan
inert ingyedient 99%. Walaupun usaha pencegahanDBD
telah dilakukan dengan pengendalianvektorny4 namun masih terjadi peningkatan kasus
DBD,
karena resistensi vektor DBDterhadap insektisida (Dinkes, 20 I 3 ;WHO, 20 12)
Lima et al., (2008) melaporkan pada beberapa kota di negara
Branl
bahwa nyamuk vektor Ae.aegtptitelah
resistensi terhadap insektisida temephos. Mulyanto et al.,(Z0lZ)
juga melaporkan adanya resistensi larva Ae. aegy/pti terhadap temephos
di
kota Surabaya,dengan kematian larva beragam dari 20o/o hingga 600/o. I./ral tersebut mengindikasikan bahwa
strain nyamuk
di
kota Surabaya telah resisten terhadap ternephos yang digunakan untukabatisasi.
Penggunaan insektisida dengan dosis, obat, sasaran dan cakupan yang tepat akan
mampu mengendalikan vektor DBD. Sebalikny4
jika
insektisida digunakan secara tidak tepatdan dalam jangka waktu teftentu akan menimbulkan resistensi yektor (Kemenkes RI, 2010).
Penggunaan temephos
yang
telahlebih dari 30
tahunjuga
memungkinkan terjadinyaperkembangan resistensi (Setiawan dan Fikri,
?Alq.
Penentuan resistensi bergantung kepadabioassay, konsentrasi insektisida yang tetap dan menghitung waktu pemaparan dan data
dilaporkan sebagai persentase kematian serangga atau efek Knock Down (KD). WHO telah
menetapkan dosis diagnosis standar untuk setiap insektisida (Corbel dan N'Guessan, 2013).
Jika mortalitas, serangga
uji
<80% pada suatu populasi serangga tersebut dinyatakan telahresisten, sehingga tidak bisa
lagi
digunakanjenis
insektisida tersebut untuk pengendalianvektor (IRAC,
20ll).
Munculnya resistensi vektor terhadap insektisida yang semakin meluas menambah
sulit untuk rnenanggulangi penyakit yang ditularkan vektor. Mekanisme resistensi terhadap
insektisidamempunyai dasar secara biokimia. Dua bentuk mekanisme utama resistensi secara
biokimia adalah:
l).
Target site resistance yang terjadi apabila insektisida tidak lagi dapatmengikat targetl sasamn.
2).
Detoxification enzyme-based resistanceymg
terjadi karenapeningkatan aktivitas enzym eslerase, oxidase, atut glutathione- S-transferase (GST) untuk
degradasi insektisida sebelum mencapai tempat sasaran (target site) (Brogdon et al., 1998).
Deteksi
dini
status kerentanan vektor terhadap insektisida dapat bermanfaat sebagaiinformasi program untuk pemilihan insektisida yang tepat dalam pengendalian vektor secara
lokal spesifik. Deteksi resistensi vektor terhadap insektisida dapat dilakukan dengan berbagai
cara yaitu
:
1. Deteksi secara konvensional dengan metode standart WHO susceptibility test,2. Deteksi secara biokimia atau enzimatis menggunakan mikroplate, dan 3. Deteksi secara
molekuler.
Prinsip dasar deteksi resistensi pada vektor secara rnolekuler adalah mengidentifikasi
mutasi gen yang menjadi target kelompok inseLtisida secara konvensional,
yang
salahsatunya adalah gen voltage gated sodium channel (VGSC) akibat penekanan secira selektif
insektisida
kelompok
Organofosfatdan
Pyrethroid serta
gen
Acetylcholin
esterase(Acel)(French- Costant, 2004). Pada serangga
yang
telah resisten terhadap insektisidaperytroit
dan
organofosfat mekanisme resistensipenting
diketahuiuntuk
mendeteksiperubahan atau mutasi pada gen VGSC. Secara molekuler pada gen VGSC terjadi perubahan
satu basa nukleotida pada asam amino yang berkaitan dengan resistensi. Berdasar*an uraian
diatas tujuan penelitian
ini
untuk mendeteksi danidentifikasi
mutasi pada kodon V10l6Gdan kodon S989P gen VGSC yang berkaitan dengan resistensi vektor Aedes aeggtpti terhadap
BAHAN DAN METODE
A.Uji
Resistensi dengan metode standar WHO Susseptibility testMetode uji kerentanan melalui metode bioassay. Biassay larva dilakukan menggunakan
temephos pestanal 250 mg 97,5o/o (Sigma-Aldrich) pada lan'a instar
III
atau awal instarIV
yang ditempatkan pada gelas eksperimen. Konsentrasi temephos yang digunakan adalah
sesuai standar WHO (1981) yaitu standar diagnostik 0,02 mg/l dilakukan pada 20 ekor larva
dan
kontol.
Pengamatan dilakukan pada jumlah kematian larva setelah pengamatan selama24
jan.
Uji
resistensi dilakukan pengulangan sebanyak3
kali
untuk
meminimalisasikesalahan pengukuran. Kriteria dilakukan menurut Herath : (i). kematian sebesar 99- l00o/o:
Rentan. (ii) kematian
80-98%:
toleran/perlu verifikasi.(iii)
kematian < 80% resisten.B.
Uji
MolekulerMetode molekuler yang digunakan meliputi beberapa langkah seperti berikut : Isolasi
DNA
dari larva nyamuk Ae.aegypti hasiluji
bioassay dengan menggunakankit
Isolasi dariInvitrogen
protokol
sesuai denganyang
direkornendasikanpabrik.
Selanjutnya PCR(Amplifikasi) menggunakan sepasang primer Aed3 F
; 5'
ACT ACA TCG GAA TGT GGA TCG 3'danAed2
R:5'TTG
TTG GTG TGC GTT GTC GGCcGT
cGG 3', Marcombe etal.,
(2A12).DNA
hasil amplifikasi dipurifftasi sebelum disekuensingdi
Macrogen Korea.Pengeditan hasil sekuensing dilakukan dengan program Bioedit software yang diakses secara
online pada situs: NCBf,:http:lfutuw.mbio.ncsu.edu/bioediti. Selanjutnya dilakukan analisiss
SNP menggunakan program Geneious versi 5.5.7 untuk mengetahui adanya mutasi kodon padagen VGSC.
HASIL
DAN PEMBAHASANUji
BioassayHasil bioassay uji resistensi standar WHO susceptibility tesl beberapa sampel nyamuk Aedes
aegtpti
di
Kota
Padang menunjukan adanya resisten terhadap temephos dengankonsentrasi diagnostik 0,02
m{L
(kelompok Organopofosfat). Hasiluji
resistensi tersebutdigunakan
untuk
menyeleksi nyamuk yang telah resistenyang
akan digunakan untuk mendeteksidan mengidentifikasi
mutasigen
VGSCyang
berperan dalam resistensi insektisida.Hasil susceptibility lesl menggambarkan bahwa larva nyamuk yang tidak mati atau
rnasih hidup dengan kematian <80% dinyatakan resisten. Bioassay sussuptibility test yafiE
juga
dilakukan oleh LitbangkesRI
(2015) rnelaporkan bahwadi
Sumatera Barat nyamuk Ae.aegtpti telah resisten di kota Bukittinggi dan Kabupaten Pesisir Selatan sedangkan di kofaPadang masih kisalan toleran terhadap temephos (Komonikasi Pribadi). Perbedaan hasil
uii
bioassay yang dilakukan di kota Padang mungkin disebabkan oleh perbedaan lokasi karena
penggunaan larvasida di masing-masing lokasi dengan intensitas yang berbeda.
Temephos merupakan gologan insektisida organofosfat yang banyak digunakan oleh
masyarakat dan juga digunakan oleh pemerintah untuk progr:rm pengendalian nyamuk namun
penggunaannya
tidak
terkontrol sehingga menyebabkan resistensi pada vektor nyamuktersebut. N{ekanisme resistensi yang terjadi akibat insektisida golongan organofosfat adalah
metabolik resisten yaitu adanya enzim-enzim yang dapat mendegradasi inselrtisida sebelum
mencapai sasaran atau target site. Data resistensi nyamuk yang didapatkan
dari
lokasiberbeda dan dari waktu kewaktu sangat diperlukan untuk pengembangan strategi manejemen
pengendalian
vektor
Selanjutnya dengankonfirmasi data
sekuensing dideteksi dandiidentifikasi terjadinya mutasi pada gen VGSC nyamuk Aedes aeglpti dari kelurahan Pasar
fq0&.s
tii
ii
Uji
MolekulerIsolasi
DNA
larva
menggunakankit
Inviffogen
dan
di
amplifikasi
denganmenggunakan primer Aed3 F dan Aed2R menghasilkan fragmen gen VCSC sesuai dengan
sekuen target dengan panjang 579 bp. Hasil PCR tersebut pada beberapalarva Ae.aegtpti di
elektroforesis pada
gel
agarose l,5o/o diperlihatkan pada Gambar 1.Hasil
PCR ter.sebut [image:7.597.95.398.168.341.2]kemudian di sekuensing yang menghasilkan 579 pasangan basa nukleotida.
Gambar 1 : Eleknoforegram hasil Amplifikasi Fragmen DNA gen VGSC
Hasil analisis sekuen DNA tersebut menunjukan adanya
2
tittk mutasi pada kodon989 pengkode Serin (TCA) berubah rnenjadi Prolin (CCA) dan mutasi pada
titik
1016 kodonpengkode
Valin (GTA)
berubah menjadi Glysin GGA). Hasil analisis dapat dilihat padaGarnbar 2 dan Gelrrl,&rar 3..
Mutasi
titik
yang
didapatkan pada penelitianini
tidak
berbeda dengan penelitiansebelumnya
yaitu di
Martique
Perancis oleh Marcombe et al., (2012)di
India 2013 olehKuswah et al., (2015)
di
Amerika Latin, Asia Tenggara danCina
Chun XiauLi
(2015).Namun hasil penelitian
ini
berbeda dengan Widiarti et a1.,. (2011)di
kelurahan SimonganKota
Sernarangyang
mendeteksi mutasikodon
1014Leusin
(TTA)
berubah menjadi Fenilallanin (TTT) serta oleh Ghiffari et ol.,(2013)di
Palembang yang berhasil mendeteksimutasi 1016 Valin menjadi Isoleusin. Hal
ini
diduga karena penggunaan primer dan targetsekuen yang berbeda. Mutasi- rnutasi yang terjadi pada gen VGSC. Sampai saat
ini
telah ditemukan beberapa mutasi
titik
yang berbeda pada beberapa serangga. Pada Ae.aegtpti di ketahui mutasi gen terjadi padatitik :
1)Il01lM
(ATA menjadi ATG) (Daborn et a1.,2002),2)
I101lV (ATA
menjadiGTA)
(Yanola
et
a1.,2011),
3)
F1552C(TTC
meqjadi TGC)(Kawadaet a|.,2009), 4) F1534C (TTC menjadi TGC) (Yanola et aI.,2010),5) Vl023G (GTA rnenjadi GGA) (Lima et a1.,2008), V1016G (Srisawat et a1.,2010 danKasai et al., 2011) dan 6) F1023C (TTC menjadi TGC (Kasai etal.,20ll).
Hasil penelitian
ini
rnengkonfirmasikan bahwa mutasititik
gen VGSC yang berbedabeda sesuai dengan jenis insektisida yang digunakan, desain primer serta lokasi pengoleksian
lawaAe.aegtpti.
roolp
X
R?
tr14R3 R6
ft7o* -'-'" @
b dq(!lB1..
Gambar 2 : Hasil analisis data sekuensing adanya mutasi pad kodon S989P Ae. aegtpti
Gambar 3 : Hasil analisis data sekuensing adanya mutasi pad kodon
Vl0l6G
Ae. aegtpti. 1q--r
lbrffiE !: bd- !1
** l::
*r1&- /a-AnAEr*r-bB
e
Jl**.r * .s , i-:jr.e b
/hli*: tu lre-;bdd S-rh-f ri,
c
1
ls bmJ€o
I
)*-a[tue ft rF /brldt..rc
kdr
mutations
in
the
sodium channel
t936V
M627t s989P il534C
v4r0M G'33V Lr0r4r/H/s Dt 763Y
tI01tM
II
ilt
lv
vl0l6G
l.?25r L?32F
fl538r
u5r6P,t'1918I
T?291Pada saat ini pengendalian vektor larva Ae.aegypti yalrtg dilakukan pemerintah aclalah
dengan menggurakan temephos terutama
di
kota
dan
didaerah daerah endemik DBDtermasuk di kota Padang. Pada perternuan tekhnis dari The National Resistance Monitoring
of Ae. aegtpti ( MoReNAa ) tahun 2006 di tentukan bahwa program pengendalian vektor di kota-kota dengan rasio resistensi Ae.aegtpti lebih besar dari 3 harus menggunakan insektisida
lain
dengan mekanismekerja
yang berbeda agar mengurangi tekanan seleksi terpajan(Ministerio da Saude, 2006).
Disamping penggunaan inse*lisida alternative, populasi harus
di
pantau terus menerusuntuk mengetahui resistensi terhadap temephos sampai insektisida
ini
bisa dipakai kembali.Selain itu perlu terjadi perubahan budaya didalarn masyarakat agar mengenadlikan Ae aegtpti
secara terus rnenerus dan secara keseluruhan daerah dengan
efektif
KESIMPULAN
Bsrdasarkan hasil penelitian
ini
dapatdisimpulkan
nyamuk Aedesdegpti
sebagaivektor
DBD di
kelurahan Pasar Ambacang Kuranjidi
Kota Padang telah resisten terhadaptemephos yang
di
gunakan sebagailarvisida"
Deteksi danidentifikasi
resistensi secararnolekuler juga mendapatkan mutasi pada kodon S989P (Serin berubah menjadi Prolin) dan
Kodon V1016G (Valin berubah menjadi Glysin).
DAT-IAR PUSTAKA
Brogdon,
W.G.
and.
J.C.McAllister.
1998,
Insecticide
Resistanceand
Vector Control" Emerging Infectious Diseases.Vol4:
605-61 3.Corbel,
V., R.
N'Guessan. 2013. Distribution, mechanism, impact, and managementof
insecticide resistance
in
rnalaria
vectors:a
pragmaticreview.
Diakses dari htrp://wwn/.intechopen.com/books/anopheles-mosquitoes-new-insights-into-malaria-vectors/distribution-mechanisms-impact-and-management-of-insecticide-resistance-in-malaria-vectors-a-pragm at pada tanggal 26 Desember 2015 .
Dinas
KesehatanProvinsi
SumateraBarat.
2013.Profil
kesehatanProvinsi
SumateraBarattahun20l3.
Diakses
darihttps://dinkeskotapadangl.files.wordpress.com/2014108/profil-tahun-2013-edisi2Ol4.pdf pada tanggal
2l
Desember 2015.4
I
,Fl.
5U
1 3 4 I,
6c7858
Daborn P.J., Yen, BogwiEJ.L.. Le Goff, M.R., Feil, E., Jeffers, S.,
Tijet,
N., perry,T., D.Heckel,., P. Batterham.2002.
A
single P450 alleleassociatewithinsecticide resistance in Drosophila. Science. ;297 :2253-2256
Ffrench
-
Constant, R.H.;
Philip J. Dabom and GaelleLe
Goff.2004. The genetics and genomics of insecticideresistance. TRENDS in Genetics.Vol.20
(3):163-170.Ghiffari,
A.,
Fatimi,I-I.,
Anwar,C.
2013. Detectionof
Insecticide Synthetic PyretlroidResistance on Dengue Vector Aedes aegtpti
(L.)in
Palembang using PolymeraseChain Reaction. Aspirator vol 5. P:37-44
Herath, P.R.J. Insecticide Resistance Status
in
DiseaseVectors
andi$racticallmplications
Intercountray Workshop
on Insecticide Resistanceof
Mosquito
Insecticide Resistance Action Committee.20ll. Prevention and managsment of resistance in
vectors
of
public
health impofiance 2"dedition.
Diaksesdari
http://www.irac-online.org /content luploads /VM-Layout-v2.6_LR.pdf pada tanggal24
Desember 201s.Kementerian Kesehatan
RI.
2010. Buletin jendela epidemiologi volume2.
Diakses darihttp:/iwww.depkes.go.id/download.php?file:downloadlp usdatinrbuletin/buletin-dbd.pdf pada tanggal 22 Desember 2015.
Kasai
S,
Ching,
L.
Lam-Phua,
S.G.,
Tang,C-S.,Itokawa,
K.,
Komagata. O.,Kobayashi,M. and Tomita,
T.
2011.First
Detectionof
a Putative KnockdownResistance Gene
in
Major
Mosqurito Vector, Aedes albopictus. Jpn. J. Infect. Dis. 2011;'64:217-221.Kawada,
H.,
Higa,
Y.,
Komagata,
O.
2009.
WidespreadDistribution
of
A
Newly
Found Point Mutationin
Voltage-Gated Sodium Channelin
PyretlroidResistant
Aedesaeg,pti
Populationsin
Vietnarn.PloS
Neglected TropicalDiseases. Vol. 3, 527 1-5277
Kuswah,
R.
8.S., Dykes, C.L.,
Kapoor,N.,
Adak,T.
and Sing, O.P.2015.Pyrethroid-Resistance and Presence
of
Two Knockdown Resistanceftdr)
Mutations, F1534Cand
a
Novel Mutation T1521I,in
Indian aedes aegypti. Plos Necleted TropicalDeseases.Vol. ((1): l-8.
Lima, E.P., Paiva, M.H.S., de Ararijo, A.P., da Sitva, E.V.G, da Silva. U.M., de Oliveira, et al. 2008. hrsecticide Resistance rn Aedes aegvpti Populations from Cear6, Brazil.
Parasites
&
Vectors.Vol
4(5): 1-12.Marcombe, S.,Matlieu, R.B.,Pocquet,
N.,
Riaz,
M.
A.,Poupardin, R.,Seilor, S.,Darriet,F.,Reynaud S.,Yebakima A., Corbel, V., David J.P and Chandre, F. 20l2.Insecticide
Resistance
in the
dengue
Vector
aedes aegypti
from
Martinique: Distribution,Mechanisms and Relathions with Envirofinental Factors. Plos One. Vol.7
(2):t-r0.
Mulyanto, K.C., Yamanaka A., Ngandino, Konishi,8.20L2. Resistance of Ades
aegpti
(L.) larvaeto
temephosin
Surabaya, Indonesia. Southeast AsianJ
TropMed
Public Health,43(1):29-33.Ministerio
de
Saude. 2006. Secretariade
Vigildnciaem
Satde, CoordenagfloGeral
doPrograma Nacional de Controle da Dengue. Reuniflo t6cnica para discutir status de
Srisawat
R.
Komalamisra, N.and Eshita,Y.
2010. Point Mutationsin
DomainII
of
theVoltage
Gated Sodium Channel Gene
in
Deltamethrin
Resistant
ledes
aeg,tpti()tptat
Culicidae). Appl. Entomol. Zool. Yol.45
275-282.Setiawan, Y.D., Fikri, Z. 2014. Efektifitas larvasida temephos (abate
lG)
terhadap nyamuk Aedes aegtpti Kecamatan Sewon Kabupaten BantulDIY
Tahun 2013. Media Bina Ilmiah, 8(4):33-36Suroso,
T.
1996.
Dengue haemorrhagicfever
in
lndonesia: Epiderniological trendanddevelopment of control policy. Dengue Buletin, 20:35-40.
Chun-Xiao
Li,
Kaufman, P.E., Rui-De Xue, Ming-Hui Zhao, Wang,G.,
Yan, T.,Xiao-Xia
Guo.Ying-Mei
Zhang, Yan-DeDong,
Xing,
D.,
Heng-DuanZhatg
andTong-Yan
Zhao'
Relationship between insecticide resistance and kdr mutationsinthe dengue vector. Aedes
aegqtin
Southern China. Parasites&
Vectors.Vol
8:325
:
l-9
Yanola
J,
Somboon, P., Walton,C.,
Nachaiwieng, W.,Somwang, P., Prapanttradara, L.201l.
High
Throughput Assays for Detectionof
TheF
I
534C Mutationin
The Voltage Gated Sodium Channel Gene in Permetfuin Resistant Aedes aegypti and TheDistribution
of
This Mutation
Throughout Thailand.Tropical Medicine
andIntemational Health. Vol. l6(4): 501- 509.
Widiarti, Boewono, D.T., Gagito, T. A.,Tunjungsari,R., Asih, P.B.S.dan Syafiuddin, D.20i2. ldentifikasi mutasi Noktah Gen Voltage Gated Sodium Channel Aedes aegtpti Resisten terhadap Insektisida
Pyetroid
di
Semarang Jawa Tengah.Bul.
Penelit.Kesehat, vol.40
(l)
World Health Organization. 1981. Instruction for determining the susceptibility or resistance
of
mosquito larvae to
insecticides.
Diakses
darihttp://apps.who.int/iris/bitstreanr/10665169615/l[tih+lO_VBC_81.807,eng.pdf pada
tanggal 26 Desember 2015.
World
Health
()rganization. 2012.Global
strategyfor
dengue prevention and control.Diakses
dari
http://apps.who.int/iriV
bitstrearr/ 10665