• Tidak ada hasil yang ditemukan

Survei pendapat tentang penggunaan kosmetik tradisional di kalangan mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Survei pendapat tentang penggunaan kosmetik tradisional di kalangan mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEI PENDAPAT TENTANG PENGGUNAAN KOSMETIK

TRADISIONAL DI KALANGAN MAHASISWI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Carolin Lulik Tafsia

NIM : 118114100

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

SURVEI PENDAPAT TENTANG PENGGUNAAN KOSMETIK

TRADISIONAL DI KALANGAN MAHASISWI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Carolin Lulik Tafsia

NIM : 118114100

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan Kekuatan Pikiran Kamu Akan Menaklukkan Dunia, Dengan

Kekuatan Hati Kamu Akan Harus Menjaga Dunia

Laporan ini dipersembahkan untuk:

1. Orang tua, serta keluargaku tersayang

2. Teman-teman dan kalangan akademisi

(8)

PRAKATA

Tiada kata lain yang mampu penulis panjatkan kecuali puji syukur kepada

Bapa di Surga. Sebab karena kemurahan-Nya, penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulis menyadari bahwa karya ini belum sempurna, namun penulis

berharap skrispsi ini mampu memberi kontribusi bagi siapa saja yang

membacanya.

Dalam keseluruhan proses pembuatan skripsi penulis banyak mendapat

dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini

penulis menghaturkan terimakasih yang tulus kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Univeritas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing yang telah membimbing

dan memotivasi penulis hingga skripsi ini selesai.

2. Bapak Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt. dan Ibu Putu Dyana Christasani

M.Sc., Apt. selaku dosen penguji terimakasih atas masukannya sehingga

skrispsi ini menjadi lebih bermakna.

3. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. selaku DPA yang telah membantu dan

memotivasi penulis hingga skripsi ini selesai.

4. Bapak Dono Wikoro dan Ibu Monika Sri Mulyani, yang selalu memberi doa,

dukungan dan dorongan hingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini.

Terimakasih.

5. Antonius Dicky Orivian, Willibordus Tatag Hastungkoro, Sekar Widhi

Nugrahaning Jati, terimakasih atas dukungan kalian.

6. Magnolia Keisya Orivian dan Ignatius Herjuno Orivian, keponakan yang lucu

dan cerdas semoga kelak mampu membawa Indonesia pada kejayaan abadi.

7. Semua keluarga besar Trah Kerto Senjayan, keluarga besar R. Joyo Wardoyo

dan Sastro Turut, kalian semua adalah sumber inspirasi dan semangat yang tak

pernah berakhir.

8. Group Salam Sukses, Metta, Sari, Aloy, perjuangan kita belum berakhir.

9. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu

(9)

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

naskah skripsi ini, sehingga penulis dengan terbuka menerima dan mengharapkan

kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis berharap semoga naskah

skripsi ini dapat berguna dikemudian hari untuk pengembangan ilmu

pengetahuan.

Yogyakarta, 27 Februari 2017

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

PRAKATA. ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

PENDAHULUAN ... 1

METODE PENELITIAN ... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4

KESIMPULAN ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 11

LAMPIRAN ... 13

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel I. Pendapat Tentang Definisi Kosmetik Tradisional ... 5

Tabel II. Sumber Informasi Tentang Kosmetik Tradisional ... 6

Tabel III. Penggunaan Kosmetik Tradisional Oleh Responden ... 7

Tabel IV. Alasan Menggunakan Kosmetik Tradisional ... 7

Tabel V. Jenis Kosmetik Tradisional Yang Digunakan ... 8

Tabel VI. Tempat Untuk Mendapatkan Kosmetik Tradisional ... 9

Tabel VII. Pengalaman Menggunakan Kosmetik Tradisional... 9

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Transkrip Data Hasil Penelitian ... 13

Lampiran 2. Ethical Clearance ... 16

Lampiran 3. Informed Consent ... 17

(13)

ABSTRAK

Kosmetik merupakan suatu bahan yang digunakan untuk perawatan bagian luar tubuh. Berdasarkan pasal 177 Perka BPOM No. 02001/SK/KBPOM, terdapat seksi penilaian kosmetik tradisional, tugas dari seksi tersebut: “menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan rencana dan program, penyusunan pedoman, strandar, kriteria dan prosedur, evaluasi dan penyusunan laporan, serta melakukan penilaian kosmetik tradisional”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pendapat mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma tentang penggunaan kosmetik tradisional. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan data secara kualitatif. Responden penelitian adalah mahasiswi aktif semester 3, 5, 7 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Metode pengambilan data dengan cara wawancara, menggunakan panduan wawancara dengan pertanyaan yang bersifat terbuka. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan metode content analysis. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk aitem rangkuman pendapat yang teridentifikasi melalui wawancara terstruktur dengan panduan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 45 responden, sebanyak 37 (82,22%) menggunakan kosmetik tradisional, dan 8 (17,78%) tidak menggunakan kosmetik tradisional. Dari 37 responden (82,22%) yang menggunakan kosmetik tradisional, 31 (83,78%) merasa nyaman dan 35 (94,59%) tidak merasakan efek samping. Sebagian besar responden yaitu 31 responden (83,78%) berpendapat bahwa kosmetik tradisional aman untuk digunakan.

(14)

ABSTRACT

Cosmetics is a material used for external body treatment. Based on the Head of the National Drug and Food Control Agency regulation (BPOM) No: 02001/SK/KBPOM article 177, there are assessors team of traditional cosmetics in which the duties of the assessors mentioned are preparing material of formulating technical policy, formulating plan and designing program, evaluating and writing report, and doing assessment regarding traditional cosmetics. This research is aimed to identify opinion on traditional cosmetics use of the students of Faculty of Pharmacy Sanata Dharma University. This research used descriptive with qualitative data approach. The respondents of this research are the students of third, fifth, and seventh semester Faculty of Pharmacy Sanata Dharma University. The researcher uses purposive sampling technique as the method of taking sample. The method of taking data is done by interviewing that uses interview guidance on open ended questions. Data obtained are descriptively analyzed by qualitative approach with content analysis method. Data obtained are presented in the summary of opinion items which are identified through structured interview using interview guidance. The result of the research suggests that from 45 respondents, 37 respondents (82,22%) use traditional cosmetics and 8 respondents (17,78%) do not use them. From 37 respondents (82,22%) of traditional cosmetics users, 31 respondents (83,78%) feel comfortable and 35 respondents (94,59%) do not feel side effect of the traditional cosmetics. In the amount of 31 respondents (83,78%) have opinion that traditional cosmetics is safe to be used.

(15)

PENDAHULUAN

Kosmetik merupakan “bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk pemakaian luar tubuh manusia atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama

untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan atau melindungi

atau memelihara tubuh pada kondisi baik” (Peraturan Kepala BPOM RI No. 19, 2015). Obat tradisional adalah “bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran

dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat” (Keputusan Kepala BPOM RI No. 12, 2014). Kosmetik tradisional merupakan

bagian dari kosmetik. Peraturan khusus yang mengatur tentang kosmetik

tradisional secara eksplisit tidak ada. Oleh karena itu peraturan untuk kosmetik

tradisional mengacu pada peraturan obat tradisional dan kosmetik. Berdasarkan

atas Keputusan Kepala BPOM RI Nomor 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan, terdapat bagian

Seksi Penilaian Kosmetik Tradisional. Berdasarkan pasal 177, tugas dari Seksi Penilaian Kosmetik Tradisional adalah “menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan rencana dan program, penyusunan pedoman, standar, kriteria

dan prosedur, evaluasi dan penyusunan laporan, serta melakukan penilaian

kosmetik tradisional” (Keputusan Kepala BPOM RI Nomor 02001/SK/KBPOM, 2001).

Dalam industri kosmetik, penjualan kosmetik tradisional adalah yang

paling cepat berkembang. Industri kosmetik menjadi salah satu prioritas yang

berperan besar sebagai penggerak utama perekonomian Indonesia. Hal ini

dikarenakan Indonesia memiliki kekayaan bahan alami kecantikan serta populasi

penduduk mencapai 260 juta. Data dari Kementrian Perindustrian Indonesia

menunjukkan penjualan kosmetik pada tahun 2012 mencapai Rp9,7 triliun, pada

tahun 2013 menjadi Rp11,2 triliun yang berarti meningkat sebesar 15 persen.

(16)

mencapai Rp59,03 triliun dan pada tahun 2015 tumbuh sebesar 9 persen menjadi

Rp64,3 triliun (Duniaindustri.com, 2016; Putra, 2014). Berkembangnya industri

kosmetik dikarenakan saat ini kebanyakan wanita lebih memilih produk alami

yaitu kosmetik tradisional dibandingkan produk sintetis untuk meningkatkan

penampilan, kesehatan dan kepuasan (Gediya, 2011; Joshi and Pawar, 2015;

Sutriyanto, 2016). Hasil dari penelitian di Bulgaria mengenai pengetahuan

masyarakat tentang produk kosmetik bahan alam menunjukkan bahwa

pengetahuan masyarakat berpengaruh terhadap ide pemasaran untuk

pengembangan produk dan juga promosi (Dimitrova et al, 2009).

Kurangnya data penelitian tentang penggunaan kosmetik tradisional dan

meningkatnya penggunaan kosmetik tradisional di kalangan wanita, maka penting

dilakukan penelitian yang bertujuan mengidentifikasi pendapat tentang

penggunaan kosmetik tradisional. Penelitian ini dilakukan di kalangan mahasiswi,

karena pasar dari industri kosmetik zaman sekarang adalah anak muda. Anak

muda cenderung memperhatikan penampilan mereka untuk mencari jati diri,

sehingga anak muda cenderung mencoba hal-hal baru. Mahasiswi dalam

penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, karena mahasiswi dari Fakultas Farmasi cenderung mengetahui

fungsi dari bahan alam dan sintesis sehingga pilihan mereka akan lebih rasional.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan data secara

kualitatif. Pengambilan data dilakukan pada 14 sampai 17 Desember 2016.

Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswi aktif semester 3, 5, 7 Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharama Yogyakarta sebagai responden penelitian.

Penentuan responden penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penentuan jumlah responden yang digunakan, berdasarkan Gay dan Diehl yang

termuat dalam Astuti (2013), jika penelitian bersifat deskriptif, maka responden

(17)

yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 responden dari total populasi

adalah 385 mahasiswi.

Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara terstruktur,

menggunakan panduan wawancara yang bersifat terbuka atau open ended questions. Panduan wawancara yang digunakan dalam penelitian divalidasi melalui professional judgment yang dilakukan oleh dosen pembimbing. Panduan wawancara yang telah divalidasi selanjutnya dilakukan uji pemahaman bahasa.

Uji pemahaman bahasa dilakukan dengan mengujikan panduan wawancara

kepada beberapa orang dengan karakteristik yang mirip dengan responden

penelitian.

Pada penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan penyebaran

panduan wawancara di lokasi penelitian yaitu Kampus III Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Penyebaran panduan wawancara dilakukan dengan cara

mendatangi satu persatu responden penelitian. Pengisian panduan wawancara

dilakukan secara mandiri oleh responden penelitian. Setiap aitem pertanyaan

dapat tidak isi ataupun dapat diisi lebih dari satu jawaban. Sebelum responden

penelitian mengisi panduan wawancara, responden terlebih dahulu diberikan

penjelasan singkat tentang penelitian yang akan dilakukan. Apabila responden

bersedia berpartisipasi dalam penelitian maka responden akan diminta

menandatangani informed consent.

Data dari hasil wawancara terstruktur yang telah terkumpul dianalisis

secara diskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan metode content analysis. Hasil dari wawancara terstruktur ditampilkan dalam bentuk transkrip. Data dari

hasil transkrip disajikan dalam bentuk aitem rangkuman pendapat yang

teridentifikasi melalui wawancara terstruktur dengan panduan wawancara. Analisa

hasil dilakukan dengan cara seleksi terhadap jawaban terbanyak.

Penelitian ini telah dinyatakan memenuhi syarat etik untuk dilaksanakan,

(18)

16/FK/2017 dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Duta Wacana.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini melibatkan 45 responden mahasiswi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Panduan wawancara ini diawali dengan

pertanyaan mengenai pendapat responden tentang apa itu kosmetik. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui pendapat responden tentang definisi kosmetik secara

umum. Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden 45 responden (100%)

mendefinisikan kosmetik sebagai sediaan yang digunakan untuk pemakaian luar

tubuh yang ditujukan untuk memperbaiki penampilan. Hasil dari pertanyaan

tentang apa itu kosmetik menunjukkan bahwa seluruh responden dapat

mendefinisikan kosmetik sesuai dengan definisi kosmetik yang tercantum dalam

Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 19 tahun 2015. Dalam Peraturan Kepala

BPOM RI Nomor 19 tahun 2015, kosmetika didefinisikan sebagai sediaan yang

digunakan untuk pemakaian luar tubuh yang ditujukan untuk memperbaiki atau

melindungngi atau memelihara penampilan.

Pendapat responden tentang apa itu kosmetik tradisional, dapat dilihat

pada Tabel I. terlihat bahwa 42 responden (93,33%) dari 45 responden

mendefinisikan kosmetik tradisional sebagai kosmetik yang bahan bakunya

berasal dari alam dan telah digunakan secara turun menurun. Berdasarkan hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pendapat responden tentang apa

itu kosmetik tradisional, sesuai dengan definisi kosmetika yang termuat dalam

Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 19 tahun 2015, definisi bahan kosmetika

yang termuat dalam Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 18 tahun 2015 dan

definisi obat Tradisional yang termuat dalam Keputusan Kepala BPOM RI Nomor

12 tahun 2014. Berdasar pada Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 19 tahun 2015,

Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 18 tahun 2015 dan Keputusan Kepala BPOM

(19)

yang digunakan untuk pemakaian luar tubuh yang ditujukan untuk memperbaiki

atau melindungi atau memelihara penampilan, dimana bahan yang digunakan

adalah bahan atau campuran bahan yang berasal dari alam yang digunakan secara

turun temurun dan atau sintetik yang merupakan komponen kosmetik termasuk

bahan pewarna, bahan pengawet dan bahan tabir surya.

Tabel I. Pendapat Tentang Definisi Kosmetik Tradisional

Pendapat Jumlah

Responden

(N=45)

%

Kosmetik yang bahan bakunya berasal dari alam

dan telah digunakan secara turun menurun

42 93,33%

Kosmetik yang berasal dari alam dan diolah secara

tradisional

2 4,44%

Kosmetik yang bahan bakunya berasal dari bahan

alam dan diolah secara tradisional maupun

modern

1 2,22%

N=jumlah responden penelitian

Berdasarkan Tabel II. materi kuliah paling banyak dijadikan menjadi

sumber informasi utama yaitu dinyatakan oleh 20 responden (44,44%). Hal ini

dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswi dari Fakultas

Farmasi, yang mendapatkan materi kuliah tentang bahan alam dan sintetis, dan

juga dimungkinkan terdapat mahasiswi yang mendapatkan materi kuliah tentang

kosmetik. Iklan digunakan oleh 12 responden (26,67%) sebagai sumber informasi

tentang kosmetik tradisional. Iklan merupakan kegiatan komunikasi yang

tujuannya adalah untuk memperkenalkan, mengingatkan dan mempengaruhi

publik agar mau membeli barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan dengan

membayar sejumlah biaya untuk media (Ossianita, 2015). Penelitian yang

dilakukan oleh Dimitrova (2009) menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat

(20)

promosi. Enam responden (13,33%) mengungkapkan bahwa keluarga menjadi

sumber informasi. Hasil ini menunjukkan bahwa keluarga menjadi sumber

informasi yang paling sedikit. Hal ini dimungkinan, berdasarkan dari data

identitas responden menunjukkan sebagian besar responden merupakan responden

yang tinggal di kost, sehingga waktu untuk bertemu atau berkomunikasi atau

bertukar informasi dengan keluarga menjadi kurang.

Tabel II. Sumber Informasi Tentang Kosmetik Tradisional

Sumber Informasi Jumlah Responden

(N=45)

%

Materi kuliah 20 44,44%

Teman 13 28,89 %

Iklan 12 26,67%

Internet 13 28;89%

Brosur 6 13,33%

Keluarga 6 13,33%

N=jumlah responden penelitian

Contoh kosmetik tradisional yang paling banyak diketahui oleh responden

adalah kosmetik tradisional yang diproduksi oleh Sari Ayu (33 responden

(73,33%)). Selain Sari Ayu, responden juga menyebutkan Mustika Ratu (7

responden (15,56%)), Oriflame (6 responden (13,33%)), Larisa (4 responden

(8,89%)), Wardah (1 responden (2,22%)), Mineral Botanica (1 responden

(2,22%)), Latulipe (1 responden (2,22%)), Nature E (1 responden (2,22%)), dan 4

responden (8,89%) tidak menjawab.

Tabel III. menunjukkan bahwa dari 45 responden, sebanyak 37 responden

(82,22%) menggunakan kosmetik tradisional dan hanya 8 responden (17,78%)

yang tidak menggunakan kosmetik tradisional. Berdasarkan data tersebut dapat

(21)

Tabel III. Penggunaan Kosmetik Tradisional Oleh Responden

Penggunaan Kosmetik Tradisional Oleh

Responden

Jumlah

Responden

(N=45)

%

Menggunakan Kosmetik Tradisional 37 82,22%

Tidak Menggunakan Kosmetik Tradisional 8 17,78%

N=jumlah responden penelitian

Tabel IV. menunjukkan alasan mengapa sebagian besar responden (37

responden) menggunakan kosmetik tradisional. Berdasarkan pada tabel IV. dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar alasan mengapa responden menggunakan

kosmetik tradisional adalah karena kosmetik tradisional aman untuk digunakan

(31 responden (83,78%)). Selain aman untuk digunakan ternyata murah (5

responden (13,51%)) dan mengikuti trend (4 responden (10,81%)) juga menjadi alasan kenapa responden menggunakan kosmetik tradisional. Penelitian ini sesuai

dengan studi yang dilakukan oleh Joshi (2015), yang mengungkapkan bahwa

keuntungan dari penggunaan kosmetik yang berasal dari bahan alam adalah aman

untuk digunakan dan murah. Selain aman dan murah, ternyata saat ini kosmetik

yang menggunakan bahan alam sebagai bahan dasar kosmetik juga sedang

menjadi trend dalam dunia kecantikan. Sementara alasan dari responden yang tidak menggunakan kosmetik tradisional adalah jarang menggunakan kosmetik (7

responden (87,5%)), dan kosmetik tradisional belum terkenal (1 responden

(12,5%)).

Tabel IV. Alasan Menggunakan Kosmetik Tradisional

Alasan Menggunakan

Kosmetik Tradisional

Jumlah Responden

(N=37)

%

Aman 31 83,78%

Murah 5 13,51%

(22)

Tabel V. jenis kosmetik tradisional yang paling banyak digunakan oleh

responden adalah masker wajah (15 responden (40,54%)). Masker wajah

merupakan sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah yang memiliki manfaat

yaitu memberi kelembaban, memperbaiki tekstur kulit, melembutkan kulit,

membersihkan pori-pori kulit, mencerahkan warna kulit, menyembuhkan jerawat

dan bekas jerawat (Irawati, 2013). Scrub atau lulur adalah jenis kosmetik tradisional yang paling sedikit digunakan oleh responden, yaitu hanya 1

responden (2,70%) yang menggunkan scrub. Scrub merupakan sediaan kosmetik yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran, minyak, atau kulit mati, sehingga

kulit akan lebih halus dan kencang (Burhan, 2013).

Tabel V. Jenis Kosmetik Tradisional yang Digunakan

Jenis Kosmetik Tradisional Jumlah Responden

(N=37)

%

Masker Wajah 15 40,54%

Cream Wajah 11 29,73%

Pembersih Muka 10 27,07%

Handbody 10 27,07%

Shampoo 8 31,62%

Masker Rambut 5 13,51%

Bedak 4 10,81%

Scrub 1 2,70%

N=jumlah responden penelitian

Tabel VI. menunjukkan tempat dimana responden mendapatkan atau

membeli kosmetik tradisional. Berdasarkan Tabel VI. terlihat bahwa supermarket (22 responden (59,46%)) menjadi tempat yang paling banyak digunakan oleh

responden untuk mendapatkan kosmetik tradisional. Sementara toko kosmetik

mejadi tempat yang paling sedikit digunakan oleh responden untuk mendapatkan

(23)

Tabel VI. Tempat Untuk Mendapatkan Kosmetik Tradisional

Tempat Untuk Mendapatkan Kosmetik

Tradisional

Jumlah Responden

(N=37)

%

Supermarket 22 59,46%

Buat sendiri 8 21,62%

Skincare 8 21,62%

Toko kosmetik 3 8,11%

N=jumlah responden penelitian

Harga kosmetik tradisional yang digunakan oleh sebagian besar responden

adalah kurang dari Rp100.000,00 (34 responden (91,89%)). Sementara tiga

responden (8,11%) menggunakan kosmetik tradisional yang memiliki kisaran

harga Rp100.000,00-Rp200.000,00.

Tabel VII. terlihat bahwa sebagian besar pengalaman yang dirasakan oleh

responden selama penggunaan kosmetik tradisional adalah nyaman (31 responden

(83,78%)). Tabel VIII. menunjukkan ada tidaknya keluhan yang dirasakan oleh

responden selama penggunaan kosmetik tradisional. Beradarkan pada Tabel VIII.

dapat dikatakan bahwa kosmetik tradisional memiliki efek samping yang rendah.

Hal ini terlihat dari 35 responden (94,59%) tidak merasakan keluhan (efek

samping) yang muncul selama penggunaan kosmetik tradisional dan hanya dua

responden (5,41%) yang megalami keluhan (efek samping) yaitu munculnya

ketombe dari penggunaan shampoo. Penelitian ini sesuai dengan studi yang

dilakukan oleh Joshi (2015) yang menunjukkan bahwa kosmetik yang berasal dari

bahan alam aman dan minim efek samping.

Tabel VII. Pengalaman Menggunakan Kosmetik Tradisional

Pengalaman Jumlah Responden (N=37) %

Nyaman 31 83,78%

Bisa saja 6 16,22%

(24)

Tabel VIII. Keluhan Yang Dirasakan Selama Penggunaan Kosmetik

Tradisional

Keluhan Yang Dirasakan Jumlah Responden

(N=37)

%

Tidak Ada 35 94,59%

Ketombe 2 5,41%

N=jumlah responden penelitian

Berdasarkan atas pendapat responden mengenai pengalaman yang

dirasakan dan efek samping yang muncul selama penggunaan kosmetik

tradisional, memperlihatkan bahwa sebagian besar responden merasa nyaman dan

tidak merasakan efek samping. Hal ini berkaitan dengan alasan mengapa sebagian

besar responden yang menggunakan kosmetik tradisional berpendapat bahwa

kosmetik tradisional aman untuk digunakan.

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu kemungkinan terjadi bias karena

subyektivitas dari responden dalam mengungkapkan pendapat pada setiap

aitem-aitem pertanyaan. Kemungkinan terjadinya bias juga dapat terjadi dari pihak

peneliti karena subyektivitas peneliti dalam menganalisa hasil penelitian.

Penelitian ini hanya berfokus pada pendapat responden yang tertulis dalam

panduan wawancara tanpa mencoba menggali informasi lebih lanjut pendapat

responden. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggali informasi lebih

lanjut mengenai pendapat responden, sehingga tidak hanya berfokus pada hasil

yang terdapat lembar panduan wawancara.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang telah dilaporkan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar mahasiswi yang menggunakan kosmetik tradisional merasa

nyaman menggunakan kosmetik tradisional dengan tidak merasakan efek samping

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Y.C., 2013, Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Coping Strategy

Pada Ibu Yang Memiliki Anak Penyandang Tunagrahita, Universitas Pendidikan Indonesia.

Burhan, U.F., 2013, Pengaruh Proporsi Tepung Buah Pare Dan Cream Original Lulur Pada Hasil Jadi Lulur Untuk Perawatan Tubuh, Universitas Negeri Surabaya.

Dimitrova. V, Kaneva. M, Gallucci. T, 2009, Customer Knowledge Management

in the Natural Cosmetics Industry, Emerald, 109 (9), 1155-1165.

Gediya, S.K., Mistry. R.B., Patel, U.K., Blessy, M., jain, H.N., 2011, Herbal

Plants: Used as a Cosmetics, Sigma Institute of Pharmacy, 1 (1), 23-32. Irawati, L., 2013, Pengaruh Komposisi Masker Kulit Buah Manggis (Garcinia

Mangostana L) Dan Pati Bengkuang Terhadap Hasil Penyembuhan

Jerawat Pada Kulit Wajah Berminyak, Universitas Negeri Surabaya. Joshi, L. S., and Pawar, H. A., 2015, Herbal Cosmetics and Cosmeceuticals,

Natural Products Chemistry and Research, 3 (2), 1-3.

Osianita, Y., 2015, Kajian Semiotika Iklan Produk Kosmetik Mustika Ratu Trend

Warna, Universitas Negeri Surabaya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2001, Keputusan

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor: 02001/SK/KBPOM

tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat Dan Makanan,

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2014, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. 12, 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat tradisional, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta.

(26)

Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2015, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. 19, 2015 tentang Persyaratan

Teknis Kosmetika, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

Indonesia. Jakarta.

Putra, Y. M., 2014, Produk Kosmetik Tradisional Jadi Unggulan di Tanah Air,

Republika, Agustus 2014.

Sutriyanto, E., 2016, Industri Kosmetik di Indonesia Serap 675 Ribu Tenaga

Kesehatan, Tribun, Juni 2016

Duniaindustri, 2016, Perusahaan Kosmetik Serap Tenaga Kerja 675 Ribu Orang,

http://duniaindustri.com/tag/pemimpin-pasar-kosmetik/Diakses September

(27)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Transkrip Data Hasil Penelitian

Soal Jawaban Nomor responden Jumlah Persen

(%) 1. Kosmetik adalah Sediaan yang digunakan untuk pemakaian

luar tubuh untuk memperbaiki penampilan

1;2;3;4;5;6;7;8;9;10

11;12;13;14;15;16;17;18;19;20; 21;22;23;24;25;26;27;28;29;30; 31;32;33;34;35;36;37;38;39;40; 41;42;43;44;45

45 100

2. Kosmetik tradisional adalah Kosmetik yang bahan bakunya berasal dari bahan alam dan digunakan turun-temurun

Kosmetik yang bahan bakunya Berasal dari alam

Kosmetik yang bahan bakunya berasal dari bahan alam dan diolah secara tradisional maupun modern

1;2;3;4;8;6;7;10;11;13; 14;15;16;17;18;19;20;21;22;23; 24;25;26;27;28;29;30;31;32;33; 34;35;36;37;38;39;40;41;42;43; 44;45 5;9 12 42 2 1 93,33 4,44 2,22

(28)

Keluarga 2;12;15;19;33;45 6 13,33 4. Contoh kosmetik tradisional Sari ayu

Mustika ratu Oriflamme Larisa Mineral botanica La tulipe Nature E Tidak menjawab 1;2;4;5;6;7;8;9;10;12;13; 14;15;16;17;18;20;21;23;24;25; 26;27;28;31;32;34;35;38;40;42; 43;44;45 2;5;11;32;33;35;41 5;11;31;36;37;38 5;11;31;36;37;38 3 5 19 22;29;30;39 33 7 6 4 1 1 1 4 73,33 15,56 13,33 8,89 2,22 2,22 2,22 8,89 5. Menggunakan atau pernah

menggunakan kosmetik tradisional

• Ya, alasan

Aman

Murah Mengikuti trend

1;2;4;5;7;8;11;12;14;15;16; 20;21;23;24;25;26;27;28;31;33; 35;36;37;38;39;40;41;42;43;45 17;18;23;41;44 9;13;32;33 31 5 4 83,78 11,11 10,81 • Tidak alasan Jarang mencoba kosmetik

Kosmetik tradisional belum terkenal

3;6;19;22;29;30;34 10 7 1 15,56 2,22 a. Jenis kosmetik tradisional

yang digunakan

Masker wajah

Cream wajah

(29)

Masker rambut Bedak Scrub 9;13;14;26;39 12;21;33;35 24 5 4 1 13,51 10,81 2,70 b. Darimana mendapatkan

kosmetik tradisional Supermarket Buat sendiri Skin care Toko kosmetik 1;2;7;8;12;15;17;18;20;21; 23;24;25;26;27;28;31;32;33;36; 37;38 9;13;14;21;24;26;28;39 4;35;40;41;42;43;44;45 5;11;16 22 8 8 3 59,46 21,62 21,62 8,11 c. Berapa harga kosmetik

tradisional yang digunakan

Rp. 0-100.000 Rp. 100.000-200.000 1;2;4;5;7;8;9;11;12;13; 14;15;16;17;18;20;21;23;24;25; 26;27;28;32;36;37;38;39;40;41; 42;43;44;45 31,33,35 34 3 91,89 8,11 6. Pengalaman terkait

penggunaan kosmetik tradisional Nyaman Biasa saja 1;4;7;8;9;11;12;13;14;15; 16;17;18;21;24;25;26;27;31;33; 35;36;37;38;39;40;41;42;43;44; 45 2;5;20;23;28;32 31 6 83,78 16,22 7. Efek saping selama

(30)
(31)

Lampiran 3. Informed Consent

INFORMED CONSENT Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin : Usia/Tanggal Lahir : Alamat : No. Telp/HP : Menyatakan bahwa :

1. Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian yang berjudul: “Survei Pendapat Tentang Penggunaan Kosmetik Tradisional Di Kalangan Mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”.

2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun, saya bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian ini dengan kondisi:

a. Secara sukarela bersedia mengikuti kegiatan dalam penelitian ini.

b. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.

3. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan keluar dan tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa menyatakan alasan apapun.

Demikian pernyataan ini saya buat sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak manapun dan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada saya sebagai bekal pemahaman saya terkait dengan penggunaan kosmetik tradisional.

Yogyakarta,... Yang memberi penjelasan Yang membuat pernyataan

(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

BIOGRAFI PENULIS

Carolin Lulik Tafsia, dilahirkan di Magelang pada tanggal 15 Juni

1993. Merupakan putri ke tiga dari tiga bersaudara, dari pasangan

Dono Wikoro dan Monika Sri Mulyani. Penulis menempuh

pendidikan di TK Pangudi Luhur Muntilan (1998-1999), SD Pangudi Luhur Muntilan

(1999-2005), SMP Kanisius Muntilan (2005-2008), SMA N 1 Muntilan (2008-2011).

Kemudian pendidikan dilanjutkan di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi, penulis terlibat dalam beberapa

kegiatan keorganisasian di kampus, antara lain menjadi anggota divisi P3K Pharmacy

Performance (2013), divisi P3K Pharmacy Road to School (2013), divisi dana dan

usaha dalam Seminar Nasional (2011) yang diadakan Fakultas Farmasi USD, divisi

konsumsi (2013) Makrab JMKI. Selain itu penulis juga pernah menjalankan PKM-M yang didanai oleh DIKTI dengan judul program Pengolahan Katrol Besi “Bekatul Egg Roll Beras Hitam” Untuk Memberdayakan masyarakat RT 03 Dusun Kedon Sebagai Daerah Penghasil Bekatul (2013). Penulis merupakan Asisten Praktikum

Gambar

Tabel  I.  Pendapat Tentang Definisi Kosmetik Tradisional ..................... 5
Tabel I. Pendapat Tentang Definisi Kosmetik Tradisional
Tabel II. Sumber Informasi Tentang Kosmetik Tradisional
Tabel III. Penggunaan Kosmetik Tradisional Oleh Responden
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kata kunci: trainer kit , job sheet , pengukuran denyut jantung, problem based learning , media pembelajaran, praktik elektronika

Rerata frekuensi napas balita pada pemeriksaan kedua kelompok kontrol dan rerata frekuensi napas balita sesudah steam inhalation pada kelompok intervensi menunjukkan

Mereka menggunakan banyak pertimbangan agar dalam mengambil keputusan investasi tersebut tidak menghasilkan keputusan yang salah dan tidak sesuai dengan kehendak sang

Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disingkat IMB adalah perizinan yang diberikan oleh Walikota atau Pejabat yang ditunjuk kepada pemilik bangunan gedung

instrumen bantu berupa lembar tugas yang berisi soal tes dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data,

Hasil analisis ragam gabungan untuk umur berbunga, umur masak, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong isi, bobot 100 biji, dan hasil biji menunjukkan bahwa

Populasi dalam penelitian ini adalah pengawas minum obat (PMO) pasien di wilayah KecamatanMaleber. Untuk mendapatkan data sesuai dengan fokus penelitian ini maka

bahwa dalam rangka percepatan pengembangan sektor rill, pemberdayaan dan pengelolaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan untuk meningkatkan tata kelola pelaksanaan