• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun oleh : : Dinar Ramadhan. Npm :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disusun oleh : : Dinar Ramadhan. Npm :"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh :

Nama : Dinar Ramadhan

Npm :32413545

Kelas :3ID10

TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

BEKASI 2015

(2)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

LANDASAN TEORI

1. Fisiologi Industri

Pengertian psikologi industri menurut Sutarto Wijono (2012;2) adalah suatu studi ilmiah tentang perilaku, kognisi, emosi dan motivasi serta proses mental manusia yang ada dalam industri/organisasi yang berorientasi pada sistem kegiatan yang terkoordinasi dari suatu kelompok yang bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan yang sama dibawah otoritas dan kepemimpinan tertentu.

Menurut Minto Waluyo (2013;16) secara umum berbagai teori, metode dan pendekatan psikologi dapat dimanfaatkan di berbagai bidang dalam perusahaan. Salah satu hasil riset yang dilakukan terhadap para manajer HRD menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden menyebutkan psikologi industri memberikan peran penting pada area-area seperti pengembangan manajemen SDM (rekrutmen, seleksi, penempatan, pelatihan dan pengembangan), motivasi kerja, moral dan kepuasan kerja. 30% lagi memandang hubungan industrial sebagai area kontribusi dan yang lainnya menyebutkan peran penting psikologi bidang industri pada desain struktur organisasi dan desain pekerjaan.

2 Beban Kerja

Setiap pekerjaan yang dilakukan seorang operator akan menjadi beban fisik maupun mental. Seorang tenaga kerja mempunyai kemampuan berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja. Aktivitas manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Meskipun tidak dapat dipisahkan, namun masih dapat dibedakan pekerjaan dengan dominasi fisik dan pekerjaan dengan dominasi aktivitas mental.

Analisis beban kerja banyak digunakan dalam penentuan kebutuhan pekerja (man power planning), analisis ergonomic, analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) hingga ke perencanaan penggajian. Perhitungan beban kerja setidaknya dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu:

(3)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

1. Fisik, Aspek fisik meliputi perhitungan beban kerja berdasarkan kriteria-kriteria fisik manusia.

2. Mental, Aspek mental merupakan perhitungan beban kerja dengan mempertimbangkan aspek mental (psikologis).

3. Penggunaan waktu, Sedangkan pemanfaatan waktu lebih mempertimbangkan pada aspek penggunaan waktu untuk bekerja.

Menurut Tarwaka, pengukuran beban kerja dapat digunakan untuk beberapa hal berikut, yaitu:

1. Evaluasi dan perancangan tata cara kerja 2. Keselamatan kerja

3. Pengaturan jadwal istirahat

4. Spesifikasi jabatan dan seleksi personil 5. Evaluasi jabatan

6. Evaluasi tekanan dari faktor lingkungan. 3. Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Menurut Tarwaka, faktor yang mempengaruhi beban kerja adalah sebagai berikut.

1. Faktor Eksternal

Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja. Aspek beban kerja eksternal sering disebut sebagai stresor. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah:

a. Tugas-tugas (tasks). Tugas ada yang bersifat fisik seperti, tata ruang kerja, stasiun kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja dan alat bantu kerja. Tugas juga ada yang bersifat mental seperti, kompleksitas pekerjaan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.

b. Organisasi kerja. Organisasi kerja yang mempengaruhi beban kerja misalnya, lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, sistem pengupahan, kerja malam, musik kerja, tugas dan wewenang.

c. Lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja adalah yang termasuk dalam beban tambahan akibat lingkungan kerja. Misalnya saja lingkungan kerja fisik (penerangan, kebisingan, getaran

(4)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

mekanis), lingkungan kerja kimiawi (debu, gas pencemar udara), lingkungan kerja biologis (bakteri, virus dan parasit) dan lingkungan kerja psikologis (penempatan tenaga kerja).

2. Faktor Internal

Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tersebut dikenal dengan strain. Secara ringkas faktor internal meliputi.

a. Faktor somatis, yaitu jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi.

b. Faktor psikis, yaitu motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasaan, dan lain-lain.

4. Jenis Beban Kerja

Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran, adalah merupakan beban bagi pelakunya. Beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental, ataupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku. Masing–masing orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja. Ada orang yang lebih cocok untuk menanggung beban fisik, tetapi ada orang lain akan lebih cocok melakukan pekerjaan yang lebih banyak pada beban mental atau sosial.

4.1 Beban Kerja Mental/ Psikologis

Kerja mental adalah kondisi kerja dimana informasi yang masih harus diproses di dalam otak. Kerja mental meliputi kerja otak dalam pengertian sempit dan pemrosesan informasi. Kerja otak dalam pengertian sempit adalah proses berfikir yang memerlukan kreatifitas, misalnya membuat mesin, membuat rencana produksi, mempelajari file dan menulis laporan. Beban kerja mental yaitu selisih antara tuntutan beban kerja dari suatu tugas dengan kapasitas maksimum beban mental seseorang dalam kondisi termotivasi. Aspek psikologis dalam suatu pekerjaan berubah setiap saat. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan aspek psikologis dapat berasal dari dalam diri sendiri (internal) atau dari luar diri sendiri seperti pekerjaan dan lingkungan (eksternal). Baik faktor internal maupun eksternal sulit dilihat dari kasat mata sehingga dalam pengamatan hanya dilihat

(5)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

dari hasil pekerjaan atau faktor yang dapat diukursecara obyektif ataupun dari tingkah laku dan penuturan pekerja yang dapat diidentifikasi.

Seiring dengan berjalannya waktu, kemampuan seseorang dapat saja berubah sebagai akibat dari praktek terhadap pekerjaan (kemampuan meningkat), kelelahan yang ditimbulkan (kemampuan menurun), dan kebosanan terhadap pekerjaan dan kondisi (kemampuan menurun). Kemampuan seseorang akan berbeda dengan orang lain karena perbedaan dukungan fisik dan mental, perbedaan latihan, dan perbedaan pekerjaan. Menurut Grandjean beban mental dalam pekerjaan menyangkut beberapa hal, yaitu:

1. Keharusan untuk menjaga tingkat kewaspadaan yang tinggi selama periode tertentu.

2. Kebutuhan untuk mengambil keputusan

3. Kejadian menurunnya konsentrasi akibat kemonotonan. 4. Kurangnya kontak dengan manusia lain.

Metode penentuan beban kerja psikologis/mental dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis metode penentuan beban kerja psikologis/mental dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Pendekatan ergonomi-biomekanik

Pendekatan ini mencakup pengukuran proses persepsi, neuromotorik, dan biomekanik serta level kelelahan/kejenuhan pekerja.

b. Pendekatan psikologis

Pengukuran pendekatan psikologis menggunakan atribut-atribut seperti keterampilan, dan batas marginal kelelahan.

2. Secara Teknis

Secara teoritis metode penentuan beban kerja psikologis/mental dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Pengukuran beban kerja mental secara objektif (Objective Workload Measurement).

(6)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

Pengukuran secara objektif adalah suatu pengukuran beban kerja di mana sumber data yang diolah adalah data-data kuantitatif.

Pengukuran secara objektif adalah suatu pengukuran beban kerja di mana sumber data yang diolah adalah data-data kuantitatif.

1) Pengukuran denyut jantung

Pengukuran ini digunakan untuk mengukur beban kerja dinamis seseorang sebagai manifestasi gerakan otot. Metode ini biasanya dikombinasikan dengan perekaman gambar video, untuk kegiatan motion study.

2) Pengukuran cairan dalam tubuh

Pengukuran ini digunakan untuk mengetahui kadar asam laktat dan beberapa indikasi lainnya yang bisa menunjukkan kondisi dari beban kerja seseorang yang melakukan suatu aktivitas.

3) Pengukuran waktu kedipan mata

Durasi kedipan mata dapat menunjukkan tingkat beban kerja yang dialami oleh seseorang. Orang yang mengalami kerja berat dan lelah biasanya durasi kedipan matanya akan lama, sedangkan untuk orang yang bekerja ringan (tidak terbebani mental maupun psikisnya), durasi kedipan matanya relatif cepat. 4) Pola gerakan bola mata

Umumnya gerakan bola mata yang berirama akan menimbulkan beban kerja yang optimal dibandingkan dengan gerakan bola mata yang tidak beraturan. 5) Pengukuran dengan metode lainnya

a) Alat ukur Flicker

Alat ini dapat menunjukkan perbedaan performansi mata manusia, melalui perbedaan nilai flicker dari tiap individu. Perbedaan nilai flicker ini umumnya sangat dipengaruhi oleh berat/ringannya pekerjaan, khususnya yang berhubungan dengan kerja mata.

b) Ukuran performansi kerja operator Ukuran-ukuran ini antara lain adalah: i. Jumlah kesalahan (error)

(7)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

b. Pengukuran beban kerja mental secara subjektif (Subjective Workload Measurement).

Pengukuran beban kerja mental secara subjektif yaitu pengukuran beban kerja di mana sumber data yang diolah adalah data yang bersifat kualitatif. Pengukuran ini merupakan salah satu pendekatan psikologi dengan cara membuat skala psikometri untuk mengukur beban kerja mental. Cara membuat skala tersebut dapat dilakukan baik secara langsung (terjadi secara spontan) maupun tidak langsung (berasal dari respon eksperimen). Metode pengukuran yang digunakan adalah dengan memilih faktor-faktor beban kerja mental yang berpengaruh dan memberikan rating subjektif.

Tahapan pengukuran beban kerja mental secara subjektif adalah:

1) Menentukan faktor-faktor beban kerja mental pekerjaan yang diamati. 2) Menentukan range dan nilai interval.

3) Memilih bagian faktor beban kerja yang signifikan untuk tugas-tugas yang ssifik.

4) Menentukan kesalahan subjektif yang diperhitungkan berpengaruh dalam memperkirakan dan mempelajari beban kerja.

Tujuan pengukuran beban kerja mental secara subjektif adalah:

1) Menentukan skala terbaik berdasarkan perhitungan eksperimental dalam percobaan.

2) Menentukan perbedaan skala untuk jenis pekerjaan yang berbeda.

3) Mengidentifikasi faktor beban kerja mental yang secara signifikan berhubungan berdasarkan penelitian empiris dan subjektif dengan menggunakan rating beban kerja sampel populasi tertentu.

5. Lingkungan Kerja

Penelitian yang dilakukan oleh De Leon & Taher (1996) menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang kondusif membantu memotivasi potensi dan menunjukkan kinerja keseluruhan yang tinggi. Tiap organisasi memiliki kekhasan dalam menciptakan suasana kerja sehari-hari tergantung dari berbagai macam faktor seperti kebijakan, aturan, jenis organisasi, dan sebagainya. Lingkungan kerja ini akan berperan sebagai stimulus yang akan mempengaruhi kinerja para pekerjanya.

(8)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

HASIL REVIEW

Jurnal hubungan pelatihan dan pengembangan dengan presentasi kerja karyawan PT.Sampoerna (tbk)

Identitas

Jurnal yang di review adalah jurnal psikologi industri, yang disusun oleh M.misbahudin, Papin Faraputra, mimbar limo, velza wahyu rizki, pandaili, mardoyok dari universitas binadarma palembang dengan Jurnal yang berjudul hubungan pelatihan dan pengenbangan dengan presentasi kerja karyawan PT.Sampoerna (tbk) distribusi sumatera selatan area pemasaran palembang. Jurnal ini merupakan jurnal pada tahun 2013/2014.

Abstrak

Jurnal ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penempatan dan pengembangan dengan prestasi kerja karyawan, untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelatihan dan pengembangan dengan prestasi kerja karyawan, dan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelatihan dan pengembangan dengan prestasi kerja karyawan. pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: ada hubungan positif yang signifikan (p = 0,00 < 0,05) antara pelatihan dan prestasi kerja dengan r = 0,610. Selanjutnya ada hubungan positif yang signifikan (p = 0,00 < 0,05) antara pelatihan dan prestasi kerja dengan r = 0,610. Kemudian dan Ada hubungan positif yang signifikan (p = 0,00 < 0,05) antara pelatihan dan pengembangan dengan prestasi kerja. Nilai determinan yang

diperoleh adalah Rsquare (R2) = 0,452 dengan demikian dapat disimpulkan pelatihan

dan pengembangan mampu menjelaskan prestasi kerja sebesar 45,2%. Metode

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan statistik Pada pendekatan kuantitatif dilakukan skoring/penilaian atas respon yang telah diperoleh dari responden.

(9)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

Rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian korelasional yaitu mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Hasil dan Pembahasan

Hubungan Pelatihan dengan Prestasi Kerja Karyawan didapat hasil yaitu Pelatihan memiliki peran dalam peningkatan prestasi kerja karyawan, hal ini dapat dilihat dari tingkat hubungan antara pelatihan dengan prestasi kerja dengan koefisien korelasi r = 0,632 dengan p = 0,00. Berdasarkan pengklasifikasian yang dilakukan pada skala pelatihan diketahui bahwa dari 65 responden, sebanyak 11 orang dengan prosentase 17% yang merasakan penempatan dalam klasifikasi baik, sebanyak 45 orang dengan prosentase 69,2% merasakan pelatihan dalam klasifikasi cukup sesuai dan 9 orang dengan prosentase 13,8% dalam klasifikasi tidak sesuai. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dirasakan karyawan sebagaian terletak pada klasifikasi cukup sesuai.

Hubungan Pengembangan dengan Prestasi Kerja Karyawan didapat hasil berdasarkan hasil pengklasifikasian yang dilakukan 49 orang dengan prosentase 75,4% menyatakan pelaksanaan pengembangan dalam klasifikasi cukup baik. Hal ini dikarenakan adanya upaya PT.SAMPOERNA (tbk) Distribusi sumatera selatan Area Pemasaran palembang terhadap karyawan sebagai berikut: PT.SAMPOERNA menyeleksi peserta yang akan diikutkan pengembangan. Karyawan yang akan mengikuti program pengembangan harus melewati seleksi administrasi dari pihak atasan karyawan yang bersangkutan dan bagian sumber daya manusia sebagai bagian yang mengkoordinir hal-hal yang terkait dengan program pengembangan.

Hubungan Pelatihan dan pengembangan dengan Prestasi Kerja Karyawan didapat hasil yaitu Pelatihan dan pengembangan yang terletak pada klasifikasi cukup berdampak pula pada klasifikasi tingkat prestasi kerja karyawan yang pada umumnya berada pada klasifikasi sedang. Hal ini dikuatkan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

(10)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

Pengukuran Beban Kerja Fisiologis dan Psikologis Pada Operator Pemetikan Teh Dan Operator Produksi Teh Hijau Di PT Mitra Kerinci

Identitas

Jurnal yang di review merupakan jurnal psikologi industri, yang disusun oleh mega mutia dari universitas andalas, dengan jurnal yang berjudul Pengukuran Beban Kerja Fisiologis dan Psikologis Pada Operator Pemetikan Teh Dan Operator Produksi Teh Hijau Di PT Mitra Kerinci. Jurnal ini merupakan jurnal tahun 2014.

Abstrak

Jurnal ini dibuat untuk mengukur beban kerja fisiologis dan beban kerja psikologis pada operator pemetikan teh dan operator produksi teh hijau serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil yang didapat untuk memperbaiki sistem kerja di bagian pemetikan teh dan produksi teh hijau PT Mitra Kerinci. Setiap pekerjaan yang ada di PT Mitra Kerinci memiliki tingkat beban kerja yang berbeda-beda baik beban kerja fisik maupun mental. Banyak ditemui beban kerja yang tidak sesuai dengan kapasitas pekerja, hal ini disebabkan tingginya permintaan teh pada perusahaan. Pengukuran beban kerja fisiologis dilakukan dengan menghitung kebutuhan kalori, persentase CVL dan konsumsi masing-masing operator dengan melakukan pengukuran denyut nadi dan suhu operator sedangkan pengukuran beban kerja psikologis dilakukan dengan metode NASA-TLX.

Metode

Jurnal ini menggunakan metodologi penelitian dengan langkah-langkah yang dimulai dari awal penelitian di PT Mitra Kerinci hingga memperoleh hasil yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut terdiri dari pengamatan pendahuluan yaitu pada Kerja Praktek di PT Mitra Kerinci ini dilakukan dengan melihat kondisi yang ada pada lini pemetikan teh dan proses produksi teh hijau yang ada di PT Mitra Kerinci. Pengamatan dilakukan dengan melakukan kunjungan langsung di perkebunan teh PT Mitra Kerinci yang dibimbing oleh Kepala Tanaman dan kunjungan langsung pada pabrik teh PT Mitra Kerinci.

(11)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

Pengumpulan data mencakup semua data yang dikumpulkan pada penelitian. Setelah pengumpulan data dilakukan, selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk menentukan nilai beban kerja psikologis dan nilai beban kerja fisiologis untuk setiap operator. Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan menginterpretasikan hasil pengolahan data. Analisis terdiri dari analisis pengukuran beban kerja fisiologis dan psikologis.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian dan pembahasan beban kerja dengan menggunakan metode NASA-TLX, dapat disimpulkan bahwa beban kerja pada aktivitas pemetikan teh dan produksi teh hijau tergolong kategori tinggi karena berada pada range 50-79,99. Indikator yang mendapat nilai tertinggi adalah Physical Demand (PD).

Untuk beban kerja fisiologis pada pemetikan teh dan produksi teh hijau PT Mitra Kerinci tergolong kategori beban kerja ringan, karena kebutuhan kalori yang dihasilkan pada masing – masing aktivitas berada dibawah 200 Kilo kalori / jam. Untuk persentase CVL didapatkan bahwa operator pemetikan teh dengan mesin1, pemetikan teh dengan mesin2, pemetikan teh dengan gunting2, pemetikan teh dengan tangan1, rotary panner, OTR, ECP, boll tea dan sortasi harus diperlukan perbaikan kerja, karena persentase CVL yang didapatkan pada aktivitas ini adalah besar dari 30%. Sedangkan untuk aktivitas operator pemetikan teh dengan gunting1, pemetikan teh dengan tangan2, dan operator pengepakan dikategorikan operator tersebut tidak mengalami kelelahan karena hasil persentase CVL yang didapatkan <30%.

Rekomendasi yang diberikan pada perusahaan adalah perusahaan melakukan perbaikan pada fasilitas pabrik maupun pada lokasi pemetikan teh tempat para pekerja melakukan aktivitasnya, misal pada pabrik diberi penerangan ruangan yang cukup dan pada tempat pemetikan teh disediakan rumah hujan yang layak.

(12)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

Gambaran Mengenai Iklim Organisasi PT.Agate International Kota

Bandung.

Identitas

Jurnal yang di review merupakan jurnal psikologi industri, yang disusun oleh Dian Ria Noveti dari universitas padjadjaran, dengan jurnal yang berjudul gambaran mengenai iklim organisasi PT.Agate International Kota Bandung. Jurnal ini merupakan jurnal pada tahun 2014.

Abstrak

Jurnal ini dibuat untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi terhadap produktivitas dari suatu organisasi, Iklim organisasi merupakan faktor penting dalam mencapai produktivitas organisasi karena iklim organisasi berpengaruh pula terhadap motivasi kerja, kepuasan kerja, moril kerja, dan sebagainya, dari industri kreatif digital yang merupakan bidang industri yang turut menyumbangkan pemasukan yang besar bagi Indonesia Salah satu area industri digital yang sedang marak di Indonesia ialah permainan interaktif atau disebut juga dengan game. PT Agate International sebagai pionir game developer di Indonesia, PT Agate International berharap perusahaan mereka dapat produktif sehingga dapat membantu perekonomian nasional.

Metode

` jurnal ini menggunakan metode penelitian deskriptif, dimana metode ini memberikan gambaran atau deskripsi dari situasi, kejadian, atau kumpulan kejadian tertentu Fokus penelitian ini ialah penggambaran secara menyeluruh mengenai iklim organisasi yang menjadi variabel penelitian. Teknik penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian survey dengan bantuan kuesioner. Kuesioner ini merujuk pada teori iklim organisasi milik Litwin & Stringer (1968) yang terdiri dari 9 dimensi yaitu structure, warmth, responsibility, risk, support, conflict, risk, standards, dan identitiy. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan total jumlah sampel sebanyak 35 orang dari total populasi 54 orang.

(13)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

Hasil dan Pembahasan

Iklim organisasi yang dipersepsi oleh para karyawan PT Agate International terbagi menjadi dua kategori yaitu favorable dan unfavorable. Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner, diperoleh bahwa sebanyak 94% karyawan mempersepsi iklim organisasi PT Agate International sebagai favorable dan sisanya yaitu sebesar 6% mempersepsi unfavorable. Hal ini menandakan adanya kesuasian kondisi tempat mereka bekerja dengan sikap, keyakinan, nilai, harapan, dan motivasi dari mayoritas karyawan yang bekerja di PT Agate International.

Iklim Organisasi PT Agate International Per Dimensi

(14)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

Berdasarkan tabel diatas didapat hasil bahwa Kebanyakan karyawan yaitu sebsesar 94% merasa bahwa iklim organisasi di PT Agate International menyenangkan (favorable). Sebagian besar masuk dalam kategori Cenderung Menyenangkan (80%). Hal ini berarti bahwa iklim organisasi yang dihayati oleh para karyawan sesuai dengan harapan, kebutuhan, dan nilai-nilai yang ada dalam diri mereka.

Hanya 6% karyawan yang mempersepsi PT Agate International tidak menyenangkan (unfavorable). Seluruhnya ke arah Cenderung Tidak Menyenangkan (CTM). Hal ini berarti ada minoritas karyawan yang masih menganggap iklim organisasi di PT Agate International belum sesuai dengan harapan, kebutuhan, dan nilai-nilai yang ada dalam diri mereka.

Dari sembilan dimensi indikator pengukur iklim organisasi menurut Zitwin & Stringer (1968), seluruh dimensi memiliki persentase favorable yang tinggi. Dimensi dengan tingkat favorable tertinggi ialah dimensi risk. Sedangkan dimensi dengan tingkat favorable terendah adalah dimensi rewards.

(15)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

KESIMPULAN

Dari hasil review tiga jurnal diatas mengenai topik psikologi industri maka dapat disimpulkan bahwa dalam produktifitas karyawan terhadap pekerjaannya dalam suatu perusahaan dapat mengalami penurunan maupun peningkatan, disebabkan karena psikologi suatu karyawan tersebut. Dari tiga jurnal tersebut kita mengetahui beberapa faktor yang dapat menyebabkan atau mempengaruhi psikolog karyawan yaitu seperti hubungan pelatihan dan pengembangan dengan presentasi kerja karyawan PT.Sampoerna (tbk), Beban Kerja Fisiologis dan Psikologis Pada Operator Pemetikan Teh Dan Operator Produksi Teh Hijau Di PT Mitra Kerinci, dan gambaran mengenai iklim organisasi PT.Agate International Kota Bandung. Dalam penanganan permasalahan psikologi karyawan, setiap perusahaan tersebut berbeda-beda tergantung kondisi dan prioritas yang dirasa paling berpengaruhi terhadap produktivitas karyawan. Serta dari tiga jurnal tersebut menggunakan metode yang digunakan berbeda –beda yaitu metode kuantitatif, dengan langkah-langkah, dan deskriptif. Metode yang berbeda-beda ini dikarenakan faktor dari psikologi karyawan pada suatu karyawan. Seperti salah satu contoh jurnal yang membahas gambaran mengenai iklim organisasi PT.Agate International Kota Bandung. Dengan metode yang digunakan yaitu deskriptif dimana metode ini memberikan gambaran atau deskripsi dari situasi, kejadian, atau kumpulan kejadian tertentu Fokus penelitian ini ialah penggambaran secara menyeluruh mengenai iklim organisasi yang menjadi variabel penelitian.

(16)

REVIEW JURNAL DENGAN TOPIK PSIKOLOGI INDUSTRI

DAFTAR PUSTAKA

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Gambaran-Mengenai Iklim-Organisasi-PT.-Agate-International-Kota-Bandung.pdf http://industri.ft.unand.ac.id/Pdf/josifiles/vol_13_no_1_april_2014/JOSI%20%20 Vol.%2013%20No.%201%20April%202014%20%20Hal%20503517%20P engukuran%20Beban%20Kerja%20Fisiologis%20dan%20Psikologis%20pa da%20Operator%20Pemetikan%20Teh%20dan%20Operator%20Produksi% 20Teh%20Hija%20di%20....pdf http://eprints.binadarma.ac.id/1593/1/PSIKOLOGI%20INDUSTRI%20MATER% 203.pdf

Referensi

Dokumen terkait

b) Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk; c) Tanda titik koma dipakai untuk

Kemudian, jika masing-masing sisi daerah yang berada di sebelah luar (kontur c 1 ) dibagi atas 2 segmen yang sama panjang, demikian pula untuk daerah yang berada di dalam (kontur c

Motivasi karyawan tidak serta merta dapat mempengaruhi kinerja seperti beberapa faktor yang telah dijelaskan diatas hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Yuli

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian lanjutan serta menambah pengetahuan

Berdasarkan kebijaksanaan dan Master Plan kota Samarinda serta studi mengenai Kawasan Tepian Samarinda, kelurahan Karang Asam dirasa tepat untuk lokasi bangunan yang menampung

karena atas berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: Pengaruh Penggunaan Media Gambar Timbul Terhadap Hasil

Algortima pencarian brute-force atau pencarian naif/uninformed menggunakan metode yang sederhana dan sangat intuitif pada ruang pencarian, sedangkan algoritma pencarian

3.1.1.1 Setelah mengamati gambar dan video ketampakan alam dan buatan, peserta didik dapat mengidentifikasi jenis- jenis ketampakan alam dan buatan dengan tepat 3.5.1.1