• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PEGAWAI DI LABORATORIUM KLINIK PRODIA - SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PEGAWAI DI LABORATORIUM KLINIK PRODIA - SURABAYA."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENERIMAAN PEGAWAI DI LABORATORIUM KLINIK

PRODIA - SURABAYA

 

SKRIPSI

 

 

Disusun Oleh :

JOSEPH WELAN PATTIPEILUHU NPM : 0434010210

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENERIMAAN PEGAWAI DI LABORATORIUM

KLINIK PRODIA - SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Disusun oleh :

JOSEPH WELAN PATTIPEILUHU

NPM. 0434010210

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENERIMAAN PEGAWAI DI LABORATORIUM KLINIK PRODIA - SURABAYA

Oleh

JOSEPH WELAN PATTIPEILUHU NPM : 0434010210

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang II Tahun Akademik 2010/2011

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 369 070 602 13

Fetty Tri Anggraeny, S.Kom NPT. 382 020 602 08

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(4)

YAYASAN KEJUANGAN PANGLIMA BESAR SUDIRMAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp. (031) 8706369 (Hunting). Fax. (031) 8706372 Surabaya 60294

KETERANGAN REVISI

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut : Nama : Joseph Welan Pattipeiluhu

NPM : 0434010210

Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) pra rencana (design)/ skripsi ujian lisan gelombang II, TA 2010/2011 dengan judul :

” SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PEGAWAI DI

LABORATORIUM KLINIK PRODIA - SURABAYA ”

Surabaya, 13 Desember 2010 Dosen Penguji yang memerintahkan revisi :

1) Ir. Purnomo Edi Sasongko, MP

{

}

NPT. 19640 7140 198803 1001

2) Ir. M. Rochmad, MT

{

}

NPT. 19620 3041 991031 002

3) Fetty Tri Anggraeny, S.Kom

{

}

(5)

SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PEGAWAI DI

LABORATORIUM KLINIK PRODIA – SURABAYA

Oleh :

Joseph Welan Pattipeiluhu

NPM : 0434010210

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 13 Desember 2010

2. 2.

3.

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Ir. Sutiyono, MT NIP. 19600713 198703 1001 Pembimbing :

Ir. Purnomo Edi Sasongko, MP NPT. 19640 7140 198803 1001

2.

Fetty Tri Anggraeny S.kom NPT. 382 020 602 08

Ir. M. Rochmad, MT NPT. 19620 3041 99103 1002

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan benar.

Penyusunan Laporan tugas akhir ini merupakan prasyarat dalam

mengambil Tugas Akhir. Adapun judul Laporan Tugas Akhir ini adalah ”

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PEGAWAI DI

LABORATORIUM KLINIK PRODIA - SURABAYA ”.

Tak lupa pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan

kepada yang terhormat:

1. Tuhan Jesus Kristus yang memberkati saya dalam menyelesaikan skripsi dan

semuanya.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN

“Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Basuki Rahmat, SSi, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

UPN “Veteran” Jawa Timur yang sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I.

4. Ibu Fetty Tri Anggraeny S.kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan begitu banyak waktu, tenaga dan pikiran serta dengan sabar

membimbing penulis dari awal hingga terselesainya Laporan Skripsi / Tugas

(7)

iii

5. Kedua orang tua tercinta yaitu Papa Bram dan Mama Lis atas semua doa, tak

lupa Kakakku Kevin yang juga memberi dukungan serta harapan-harapanya

pada saat penulis menyelesaikan Skripsi dan laporan ini. Yang penulis minta

hanya doa restunya, sehingga penulis bisa membuat sesuatu yang lebih baik

dari laporan ini.

6. Saudara – saudara ku semua, khususnya Nenekku, Adikku Marsha, serta

Tante Nora, Kakakku Sarah dan Vina yang memberi semangat.

7. Dosen – Dosen Jurusan Teknik Informatika UPN “VETERAN” JATIM, yang

telah membuat kami membuka pikiran dan merubah pola pikir kami.

8. Seluruh Teman Jurusan Informatika, tanpa kecuali khususnya Risqi

Rachmadi, Wisma Andi, dan kawan-kawan lain yang telah berperan penting

membantu penulis baik materil, spirituil dan atas dukungannya ”Terima Kasih

Yang sebesar-besarnya, dan bagi Yang belum sidang TA, kapan kalian sidang

TA. Semoga sukses selalu buat kalian”

Penulis sebagai manusia biasa pasti mempunyai keterbatasan dan banyak

sekali kekurangan, terutama dalam pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis

sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dalam memperbaiki

penulisan laporan ini.

Surabaya, 17 Desember 2010

(8)

iv 

2.1.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan ... 9

(9)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM... 38

(10)

vi 

 

 

 

4.2.7 Halaman Data Wawancara ... 55

4.2.8 Halaman Report ... 56

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI PROGRAM ... 58

5.1 Uji Coba ... 58

5.2 Uji Coba Aplikasi Desain Antarmuka ... 58

5.2.1 Uji Coba Form Login Admin... 58

5.2.2 Uji Coba Form Input Data Pegawai... 59

5.2.3 Uji Coba Form Nilai Kriteria ... 60

5.2.4 Uji Coba Form Proses Perhitungan... 61

5.2.5 Uji Coba Form Wawancara ... 63

5.2.6 Uji Coba Form Report ... 63

BAB VI PENUTUP ... 65

6.1 Kesimpulan ………. ... 65

6.2 Saran ………... 66 DAFTAR PUSTAKA

(11)

vii 

Gambar 2.2 Subsistem Basis Dialog... 11

Gambar 2.3 Hirarki 3 Level AHP ... 21

Gambar 3.1 Flowchart Sistem Aplikasi menggunakan AHP dan Topsis .. 39

Gambar 3.2 Context Diagram ... 40

Gambar 4.5 Halaman Proses Perhitungan... 54

Gambar 4.6 Halaman Hasil Proses AHP dan TOPSIS ... 55

Gambar 4.7 Halaman Wawancara... 56

Gambar 4.8 Halaman Report ... 57

Gambar 5.1 Form Login... 59

Gambar 5.2 Form Halaman Input Pegawai... 60

Gambar 5.3 Form Nilai Kriteria ... 61

Gambar 5.4 Form Halaman Proses AHP dan TOPSIS ... 61

Gambar 5.5 Form Halaman Hasil AHP dan TOPSIS ... 62

(12)

viii 

 

 

 

(13)

ix 

Tabel 2.2 Simbol-simbol Entity Relationship Diagram... 17

Tabel 2.3 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ... 23

Tabel 2.4 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Alternatif... 24

Tabel 2.5 Nilai Indeks Random ... 26

Tabel 2.6 Syarat Non Lab lowongan... 30

Tabel 2.7 Data Non Lab Pelamar... 30

Tabel 2.8 Daftar Pelamar Lulus Test ... 30

Tabel 2.9 Nilai Test Wawancara... 31

Tabel 2.10 Daftar Pelamar Lolos Test Wawancara ... 31

Tabel 2.11 Nilai Test Bakat dan Minat ... 32

Tabel 2.12 Daftar Pelamar Test Bakat dan Minat ... 32

Tabel 2.13 Nilai Perbandingan Test Psikologi ... 32

Tabel 2.14 Normalisasi Perbandingan antar Kriteria... 32

Tabel 2.15 Bobot Prioritas Kriteria... 33

Tabel 2.16 Perbandingan Pelamar terhadap Kriteria Kepribadian ... 33

Tabel 2.17 Perbandingan Pelamar terhadap Kriteria Kecerdasan... 34

Tabel 2.18 Perbandingan Pelamar terhadap Kriteria Ketahanan ... 34

Tabel 2.19 Bobot Prioritas Pelamar terhadap Kriteria ... 34

Tabel 2.20 Bobot Prioritas Global ... 34

Tabel 2.21 Rangking Kecocokan Setiap Alternatif ... 34

Tabel 3.1 Tabel Pegawai ... 47

Tabel 3.2 Tabel Alternatif ... 47

(14)

 

 

 

(15)

i

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PEGAWAI DI LABORATORIUM KLINIK PRODIA - SURABAYA

Penyusun : Joseph Welan Pattipeiluhu Pembimbing I : Basuki Rahmat,S.Si,MT Pembimbing II : Fetty Tri Anggraeny, S.Kom

ABSTRAKSI

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, semakin berkembang pula proses pendidikan di Indonesia ini. Menyebabkan banyaknya perusahaan atau instansi-instansi sulit memilih pegawai/karyawan-karyawati yang sesuai dengan kebutuhan dan ahli pada bidangnya masing-masing. Oleh karena itu menyadari betapa pentingnya memilih calon pegawai yang tepat, maka dirancang program aplikasi sistem pendukung keputusan untuk pemilihan penerimaan pegawai untuk suatu perusahaan yang berbasis dekstop. Aplikasi ini dapat mempermudah suatu perusahaan dalam pemilihan atau seleksi calon pegawai yang akan diterima.

Salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan keputusan (Decisions Support System). Salah satu metode tersebut yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analytical

Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Konsep metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

adalah merubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif dan Technique for

Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) adalah salah satu

metode pengambilan keputusan multikriteria. Dengan ide dasarnya adalah bahwa alternatif yang dipilih memiliki jarak terdekat dengan solusi ideal dan yang terjauh dari solusi ideal negatif.

Implementasi dari sistem ini membutuhkan data kriteria pegawai sebagai data dasar. Data dihitung menggunakan metode Analytical Hierarchy Process

(AHP) dengan intensitas kepentingan 1-9 kemudian dikombinasikan dengan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) untuk

perengkingan dimana hasil maksimal adalah 1. Hasil dari program aplikasi yang dibuat berupa informasi tentang kriteria-kriteria apa saja yang mempengaruhi pemilihan calon pegawai serta nilai wawancara juga menentukan untuk penerimaan calon pegawai.

Kata Kunci : Decision Suport System (DSS), Analytical Hierarchy Process (AHP), Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution

(16)

1

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan,

semakin berkembang pula proses pendidikan di Indonesia ini. Begitu pula kualitas

tenaga kerja semakin bertambah baik yang dari dalam negeri maupun yang dari

luar negeri dan jumlahnya semakin meningkat dengan pesat. Menyebabkan

banyaknya perusahaan atau instansi-instansi sulit memilih

pegawai/karyawan-karyawati yang sesuai dengan kebutuhan dan ahli pada bidangnya masing-masing,

terutama di Laboratorium Klinik Prodia Surabaya.

Laboratorium Klinik Prodia yang merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan tentu sangat mengutamakan

kualitas dalam melayani pelanggannya. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga-tenaga

ahli yang terampil dan professional guna menunjang hal tersebut. Dan dengan

semakin banyaknya tenaga kerja yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda

maka dalam merekrut pegawai baru diperlukan penyeleksian dari calon pegawai

yang melamar di Laboratorium Klinik Prodia, karena jika hal tersebut dilakukan

secara manual tentu akan menyulitkan bagian penerimaan pegawai dan juga

rawan akan terjadinya suatu kesalahan dalam mengambil keputusan, selain itu

juga akan memerlukan waktu yang cukup menyita.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka diperlukan suatu sistem

yang dapat berfungsi sebagai penyeleksi otomatis dari masing-masing calon

(17)

2

 

miliki, karena dengan melakukan penyeleksian secara otomatis tentu hal tersebut

akan sangat menghemat waktu dan mengurangi resiko terjadi kesalahan dalam

sposisi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Salah satu metode yang cocok dalam penyeleksian tersebut adalah

Analytic Hierarchiy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by

Similiry to Ideal Solution (TOPSIS). Kelebihan dari metode AHP dalam

mengambil suatu keputusan adala dengan cara membandingkan secara

berpasangan setiap kriteria yang dimiliki oleh suatu permasalahan sehingga

didapat suatu bobot nilai dari kepentingan tiap kriteria-kriteria yang ada,

sedangkan TOPSIS kelebihannya ada pada kemampuan metode tersebut yaitu

dalam mencari solusi yang paling ideal dan kebutuhan masalah yang ada.

Sehingga dengan menggabungkan kedua metode tersebut diharapkan memperoleh

solusi terbaik dari masalah yang dihadapi.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian diatas maka pada skripsi ini permasalahan yang akan diangkat

adalah:

(1) Bagaimana membuat suatu aplikasi yang membantu pegawai HRD (Human

Resources Departement) menentukan pegawai yang sesuai dengan kriteria

yang diinginkan dalam bentuk ranking.

(2) Bagaimana merancang keluaran dan antar muka sistem yang mudah

(18)

3

 

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan sistem, penulis membatasi sesuai dengan ruang lingkup

pembahasan diatas supaya tidak meluas. Ruang lingkup tersebut adalah:

(1) Sistem ini dibuat berdasarkan data dan norma-norma SDM yang ada di

Laboratorium Klinik Prodia Surabaya.

(2) Sistem ini menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan

TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution).

(3) Hasil dari proses ini berupa ranking dan nilai akhir pelamar sebagai

rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk memilih pegawai.

(4) Parameter yang didapat dari hasil survei yaitu Pendidikan, Pengalaman,

Usia, dan Nilai.

(5) Aplikasi menggunakan Visual Basic 6.0.

(6) Database yang digunakan SQL Server 2000.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat Sistem Pendukung

Keputusan yang membantu pihak Laboratorium Klinik Prodia dalam menentukan

pegawai yang tepat dari sejumlah calon pegawai yang mengirimkan lamaran

dengan langkah-langkah:

(1) Menganalisa sistem penerimaan calon pegawai yang sedang berjalan.

(2) Merancang model sistem pendukung keputusan penerimaan pegawai.

(3) Merancang database yang digunakan di dalam sistem pendukung

keputusan.

(19)

4

 

1.5 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

(1) Mempelajari cara pembuatan sistem pendukung keputusan yang benar dan

berguna bagi pengambilan keputusan.

(2) Menambah pengetahuan dan cara berfikir mengenai penerapan ilmu yang

telah di dapat di mata kuliah dan diimplementasikan dalam keadaan real.

(3) Menjadi bahan referensi pembangunan sistem pendukung keputusan

menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan TOPSIS

(Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution).

1.6 Metodologi

Metode yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan studi terhadap berbagai macam literatur, seperti :

buku, internet, dan sebagainya.

b) Analisis Sistem

Analisis sistem adalah proses analisis terhadap permasalahan dan

mendefinisikan model penyelesaian. Termasuk dalam proses ini adalah

melakukan analisis terhadap spesifikasi perangkat lunak yang akan dibangun.

Setelah perangkat lunak ditetapkan selanjutnya dilakukan perancangan Sistem

yang meliputi pengolahan data. Perancangan arsitektur sistem pendukung

keputusan menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process) dan TOPSIS

(Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution). dan

(20)

5

 

c) Perancangan Sistem

Pada tahap ini dilakukan perancangan program misalnya data-data apa saja

yang diperlukan serta proses apa saja yang dilakukan didalam program.

d) Implementasi

Dalam hal ini berupa pembuatan perangkat lunak yaitu mewujudkan semua

hasil perancangan pada tahap sebelumnya ke dalam kode-kode program sesuai

dengan algoritma dan bahasa pemrograman yang dipakai. Hasil dari tahap ini

adalah sebuah perangkat lunak (software) dengan kemampuan sesuai dengan

rancangan yang telah dibuat sebelumnya.

e) Uji coba

Setelah perangkat lunak berhasil dibuat tahap selanjutnya adalah uji coba dan

evaluasi perangkat lunak. Uji coba dilakukan dengan menjalankan perangkat

lunak, kemudian dilakukan evaluasi terhadap hasil yang di dapatkan.

f) Dokumentasi

Pada tahap ini dilakukan pembuatan laporan mulai dari studi literatur sampai

dengan implementasi serta penarikan kesimpulan dan saran.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan serta pembahasan :tugas akhir ini dibagi menjadi 5 bab dengan

sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar yang memberikan gambaran

(21)

6

 

dibahas pada bab-bab selanjutnya. Terdapat tujuh pokok bahasan

dalam bab ini yaitu: latar belakang, rumusan masalah, ruang

lingkup, tujuan, manfaat, metodologi pelaksanaan, dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dibahas tentang teori-teori dasar yang digunakan

untuk menyelesaikan permasalahan, yaitu tentang sistem

pendukung keputusan menggunakan AHP (Analytical Hierarchy

Process) dan TOPSIS (Technique for Order Preference by

Similarity to Ideal Solution).

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas tentang analisis dari permasalahan yang ada saat

ini dan analisis yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut.

Pembuatan desain dari sistem dengan mengacu pada analisis yang

telah dibahas. Perancangan sistem yang akan dibahas dibagi

menjadi tiga bagian, meliputi desain user interface, desain data,

dan desain proses.

BAB IV IMPLEMENTASI

Berisi pembahasan menegenai analisis kebutuhan peragkat lunak

dan perancangan sistem yang meliputi pengolahan data,

perancangan basis data, perancangan arsitektur sistem pendukung

(22)

7

 

BAB V UJI COBA

Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan perangkat lunak,

uji coba perangkat lunak dan analisis terhadap hasil uji coba yang

dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan saran dari

uji coba perangkat lunak dan analisis terhadap hasil uji coba yang

dilakukan.

(23)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai

dasar untuk melakukan proses desain sistem dan implementasi ke bentuk

program, sehingga sistem ini dapat dibuat dengan benar. Teori-teori yang akan

dijelaskan, meliputi teori tentang sistem pendukung yang sebenarnya, teori

tentang 2 metode yang saling bergantungan yaitu metode AHP dan metode yang

merupakan layanan yang disediakan oleh sistem pendukung keputusan dalam

pemilihan pegawai klinik Laboratorium Prodia Surabaya.

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan suatu kumpulan prosedur

pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk

menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam

pengambilan keputusan dimana SPK harus sederhana, mudah dan adaptif. Adapun

ciri utama dalam SPK ini yang sekaligus sebagai keunggulannya adalah

kemampuan SPK untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur.

Menurut Sudirman dan Widjajani (1996) mengemukakan bahwa ciri-ciri SPK

yang dirumuskan oleh Alters Keen adalah:

(1) SPK ditujukan untuk membantu keputusan-keputusan yang kurang

terstruktur dan umumnya dihadapi oleh para manajer yang berada di tingkat

puncak.

(2) SPK merupakan gabungan antara kumpulan model kualitatif dan kumpulan

data.

(24)

9

(3) SPK memiliki fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan antara

manusia dengan komputer.

(4) SPK bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan

yang terjadi.

SPK tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer dalam keputusan,

namun manajer dan komputer bekerja sama sebagai tim pemecahan masalah yang

berada di area semi konduktor yang jelas.

2.1.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Terdiri dari 3 sub sistem yaitu sub sistem manajemen basis data, sub

sistem manajemen basis model, dan subsistem perangkat lunak penyelenggara

dialog. Hubungan dari subsistem-subsistem tersebut digambarkan seperti terlihat

pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Komponen SPK

a. Subsistem Manajemen Basis Data

Subsistem data yang tercakup dalam sistem manajemen basis data.

(25)

10

Data ini di organisasikan dalam suatu data base yang disebut Database

Management System (DBMS). Ada beberapa perbedaan database untuk SPK dan

non-SPK. Pertama sumber data untuk SPK lebih kaya daripada non-SPK.

Perbedaan lain adalah proses pengambilan dan ekstraksi dari sumber data yang

sangat besar. SPK membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS yang dalam

pengelolaannya harus cukup flexible untuk memungkinkan penambahan dan

pengurangan secara cepat.

Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen data base sebagai berikut:

(1) Mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan ekstraksi

data.

(2) Menambahkan sumber data dengan cepat dan mudah.

(3) Menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian pemakai

sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan

kebutuhan penambahan dan pengurangan.

(4) Menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai

alternatif pertimbangan personil.

(5) Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.

b. Subsistem Manajemen Basis Model

Salah satu dari kelebihan SPK adalah kemampuannya untuk

mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan

dengan menambah model-model keputusan ke dalam sistem yang menggunakan

database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara model-model.

(26)

11

model seringkali terikat pada struktur model yang mengasumsikan adanya

masukan yang benar dan cara keluaran yang tepat. Sementara model cenderung

tidak mencukupi adanya kesulitan dalam mengembangkan model yang teritegrasi

untuk menangani sekumpulan keputusan yang saling bergantungan. Untuk

menangani masalah ini dengan menggunakan koleksi berbagai model yang

terpisah, dimana setiap model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda

dari masalah yang dihadapi. Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model

meliputi:

(1) Menciptakan model baru secara cepat dan mudah.

(2) Mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.

(3) Mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan

manajemen data base.

c. Subsistem Basis Dialog (dialog management)

Subsistem dialog adalah fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK yang

timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai. Menurut Bennet,

komponen sistem dialog adalah pemakai, terminal, dan sistem perangkat

lunak, bisa melihat pada gambar 2.2.

Bahasa Aksi

User

(27)

12

Selain itu kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog

pemakai/sistem meliputi:

(1) Menangani berbagai variasi gaya dialog.

(2) Mengakomodasi tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan.

(3) Menampilkan data dengan berbagai variasi format dan peralatan keluaran.

(4) Memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan

pemakai.

2.2 Sistem Flow Chart

Sistem flowchart merupakan alat bantu yang banyak digunakan untuk

menggambarkan sistem secara phisik dengan simbol-simbol bagan alir yang

menunjukkan secara tepat arti phisiknya seperti simbol : terminal, hard disk,

laporan dan lain-lainnya. Adapun simbol-simbol standar yang digunakan untuk

membuat bagan alir adalah sebagai berikut : Simbol Terminal Simbol ini

digunakan untuk menggambarkan awal dan akhir suatu sistem. Simbol Data

Simbol ini menggambarkan kegiatan input atau output. Simbol Keputusan Simbol

ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data.

Simbol Proses Simbol ini menunjukkan operasi yang dilakukan diluar komputer

Simbol Penghubung Penghubung pada halaman yang sama. Dalam

menggambarkan bagan alir dokumen dibuat mengalir dari atas ke bawah dan dari

kiri kekanan. Karena keterbatasan ruang halaman kertas untuk menggambarkan

maka diperlukan simbol penghubung yang memungkinkan aliran dokumen

berhenti disuatu lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan dilokasi lain

pada halaman yang sama. Simbol Penghubung Penghubung pada halaman yang

(28)

13

bawah dan dari kiri kekanan. Karena keterbatasan ruang halaman kertas untuk

menggambarkan maka diperlukan simbol penghubung yang memungkinkan aliran

dokumen berhenti disuatu lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan

dilokasi lain pada halaman yang berbeda.

Tabel 2.1Simbol-Simbol Flowchart

No Simbol Nama Simbol Keterangan

1. Simbol Termination

Termination adalah suatu simbol untuk memulai dan mengakhiri suatu program.

3. Simbol preparanon

Simbol preparanon adalah memberi nilai awal suatu besaran.

4. Simbol Proses Simbol proses adalah simbol untuk melakukan proses perhitungan rumus.

5. Simbol Decission

Suatu simbol untuk suatu penyeleksian kondisi di dalam program..

6. Simbol Output

Simbol output adalah simbol untuk mencetak hasil atau untuk mengetahui hasil.

7 Symbol connection

Symbol untuk menghubungkan suatu aliran yang berada dalam suatu halaman

8

atau

Symbol link Symbol untuk menggambarkan arah

(29)

14

2.3 Basis Data

Basis dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau

berkumpul. Sedangkan data merupakan representasi fakta dunia nyata yang

mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan),

barang, hewan, dan sebagainya. Basis data (database) merupakan kumpulan data

yang saling berhubungan (punya relasi). Relasi biasanya ditunjukkan dengan

kunci (key) dari tiap file yang ada.

Prinsip utama basis data adalah pengaturan data dengan tujuan utama

fleksibilitas dan kecepatan dalam pengambilan data kembali. Adapun tujuan basis

data diantaranya sebagai efisiensi yang meliputi speed, space dan accurancy,

menangani data dalam jumlah besar,dan kebersamaan pemakai (sharebility).

2.3.1 Manfaat Basis Data

a) Kecepatan dan kemudahan (Speed), pemanfaatan basis data memungkinkan

untuk dapat menyimpan, merubah, dan menampilkan kembali data tersebut

dengan lebih cepat dan mudah.

b) Keakuratan (accuracy), pembentukkan relasi antar data bersama dengan

penerapan aturan/batasan (constraint) tipe, domain dan keunikan data dapat

diterapkan dalam sebuah basis data.

c) Kelengkapan (completeness), lengkap/tidaknya data dalam sebuah basis data

bersifat relative. Bila pemakai sudah menganggap sudah lengkap yang lain

belum tentu sama.

d) Kelengkapan (security), untuk menentukan siapa-siapa yang berhak

menggunakan basis data beserta objek-objek didalamnya dan menentukan

(30)

15

2.3.2 Istilah Dalam Basis Data

Berikut ini merupakan istilah-istilah dalam database yang perlu diketahui

sebagai dasar, antara lain :

(1) Entity (Entitas), adalah objek data prinsip tentang informasi yang

dikumpulkan (orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya

direkam). Pada sistem informasi akademik misalnya, maka entity-nya adalah

mahasiswa, mata kuliah atau nilai.

(2) Attribute, atribut menguraikan entitas dimana mereka dihubungkan. Setiap

entity mempunyai atribut atau sebutan untuk mewakili entity. Tabel

mahasiswa dapat dilihat atributnya misalnya : NPM, nama atau alamat.

Atribut juga disebut sebagai elemen, data field atau data item.

(3) Data Value, adalah data aktual atau informasi yang disimpan pada tiap data

elemen atau atribut. Atribut nama siswa menunjukkan tempat informasi

dimana nama siswa itu disimpan, sedangkan data value misalnya : Dony,

Aris atau Rio merupakan isi data mahasiswa tersebut.

(4) Record/Tuple, merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling

berhubungan meng-informasikan tentang seseorang misalnya: NPM, nama,

alamat atau nomor telepon. Satu record mewakili satu data atau informasi

tentang seseorang.

(5) Field, merupakan kumpulan record-record sejenis yang mempunyai panjang

elemen yang sama, atribut yang sama, namun berbeda-beda nama value-nya.

(6) Atribut Kunci, dalam setiap file selalu terdapat kunci yang berupa satu field

(31)

16

a. Kunci Primer (Primary Key), adalah atribut atau satu set minimal atribut yang

tidak hanya mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik, tetapi

juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entity. Setiap kandidat

mempunyai peluang menjadi kunci primer.

b. Kunci Kandidat (Candidate Key), adalah suatu atribut atau satu set minimal

yang mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik dari entity. Satu

minimal set atribut menyatakan secara tak langsung dimana beberapa atribut

dalam satu set tidak dapat dibuang tanpa merusak kepemilikan yang unik. Jika

suatu kandidat berisi lebih dari satu atribut, maka biasanya disebut kunci

komposit (gabungan).

c. Kunci Tamu (Foreign Key), adalah satu atribut atau satu set minimal atribut

yang melengkapi satu relationship yang menunjukkan ke induknya. Kunci

tamu ditempatkan pada entity anak dan sama dengan kunci primer induk

direlasikan. Hubungan antara entity anak dan entity induk adalah hubungan set

lawan banyak (one to many relationship).

d. Kunci Alternatif (Alternate Key), adalah kunci kandidat yang tidak dipakai

sebagai kunci primer. Kerap kali kunci alternatif dipakai sebagai kunci

pengurutan dalam laporan.

Relasi, adalah hubungan antar file yang direlasikan dengan kunci relasi

(Relation Key), yang merupakan kunci utama dari masing-masing file, yang

menyajikan asosiasi antara dua entitas atau lebih.

2.4 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity relationship diagram (ERD) untuk mendokumentasikan data

(32)

17

merupakan suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan

pada system secara abstrak. ERD juga menggambarkan hubungan antara satu

entitas yang memiliki sejumlah atribut dengan entitas yang yang lain dalam suatu

sistem yang terintegrasi. ERD digunakan oleh perancang system untuk

memodelkan data yang nantinya akan dikembangkan menjadi basis data

(database). Model data ini juga akan membantu pada saat analisis dan

perancangan basis data, karena model data ini akan menunjukkan

bermacam-macam data yang dibutuhkan dan hubungan antar data. ERD ini juga merupakan

model konseptual yang dapat mendiskripsikan hubungan antara file yang

digunakan untuk memodelkan struktur data serta hubungan antar data.

ERD terbagi atas tiga komponen, yaitu entitas (entity), atribut (attribute),

dan relasi atau hubungan (relation). Secara garis besar entitas merupakan dasar

yang terlibat dalam system. Atribut atau field berperan sebagai penjelas dari

entitas, dan relasi atau hubungan menunjukkan hubungan yang terjadi antara dua

entitas.

Tabel 2.2Simbol-simbol Entity relationship diagram (ERD)

Simbol Keterangan

Adalah obyek pointer yang digunakan untuk memilih dan

melakukan perubahan properti pada obyek yang dipilih

Adalah obyek Entity yang digunakan untuk membuat Entity

pada rancangan CDM

Adalah Obyek Relationship yang digunakan untuk

(33)

18

2.5 AHP ( Analitycal Hierarchy Proses )

Metode AHP merupakan salah satu model pengambilan keputusan yang sering

digunakan, umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari

berbagai alternatif / pilihan yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat

kompleks atau multi kriteria. Dengan menggunakan AHP prioritas yang

dihasilkan akan bersifat konsisten dengan teori, logis, transparan dan partisipatif.

Dengan tuntutan yang semakin tinggi berkaitan dengan transparansi dan

partisipasi AHP sangat cocok digunakan untuk penyusunan prioritas kebijakan

publik yang menuntut transparansi dan partisipasi (Saaty T, 1993).

Untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh perusahaan prodia

yang berkecimpung dalam bidang laboratorium maka digunakan pendekatan

AHP. Salah satu teknik pengambilan keputusan/ optimasi multivariate yang

digunakan dalam analisis kebijaksanaan. Pada hakekatnya AHP merupakan suatu

model pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-

hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan

dengan AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari

model-model sebelumnya. AHP juga memungkinkan ke struktur suatu sistem dan

lingkungan kedalam komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan

mereka dengan mengukur dan mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem

(Saaty, 2001)

Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan

input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model

AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat 4

(34)

19

(1) Reciprocal Comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat memuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut

harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B

dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1/x

(2) Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen- elemennya dapat dibandingkan

satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen- elemen

yang dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster

(kelompok elemen) yang baru

(3) Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh

objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam

AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam

satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat

diatasnya

(4) Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil

keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objectif yang tersedia atau

diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap

Selanjutnya Saaty (2001) menyatakan bahwa proses hirarki analitik (AHP)

menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat suatu keputusan

efektif atas isu kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses

pendukung keputusan. Pada dasarnya AHP adalah suatu metode dalam merinci

(35)

20

komponennya. Artinya dengan menggunakan pendekatan AHP kita dapat

memecahkan suatu masalah dalam pengambilan keputusan.

2.5.1 Karakteristik Model AHP

AHP adalah salah satu bentuk model pengambilan keputusan yang pada

dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya.

Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input

utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dan

tidak terstruktur dipecah ke dalam kelompok-kelompoknya dan kemudian

kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki (Saaty T, 1993).

Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “pakar” sebagai

input utamanya. Kriteria “pakar” disini bukan berarti bahwa orang tersebut

haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada

orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu

masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Bisa dikatakan bahwa

model AHP adalah suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif,

memperhitungkan hal-hal kuantitatif dan kualitatif sekaligus (Saaty T, 1993).

Sama halnya dengan metode-metode pengambilan keputusan lainnya, yang

memiliki prinsip-prinsip kerja dasar, pengambilan keputusan dalam metodologi

AHP didasarkan pada 3 prinsip pokok, yaitu:

a. Penyusunan hirarki

Penyusunan hirarki permasalahan merupakan langkah untuk mendefinisikan

masalah rumit dan kompleks sehingga menjadi lebih jelas dan detail. Bentuk

sebuah hirarki tergantung dari pengetahuan dan pengalaman seseorang, untuk

(36)

21

berbeda. Keputusan yang akan diambil dijadikan sebagai tujuan yang

dijabarkan menjadi elemen-elemen yang lebih rinci hingga mencapai suatu

tahapan yang paling operasional/terukur. Hirarki permasalahan akan

mempermudah pengambilan keputusan untuk menganalisis dan mengambil

kesimpulan yang harus dilakukan terhadap masalah tersebut. Contoh hirarki

dapat dilihat pada gambar 2.3 :

Gambar 2.3 Hirarki 3 Level AHP

b. Penentuan prioritas

Prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai

bobot/kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. AHP

melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan

antar 2 elemen hingga semua elemen yang ada tercakup. Prioritas ini

ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap pengambilan keputusan, baik secara langsung

(diskusi) maupun tidak langsung (kuesioner).

c. Konsistensi logis

Konsistensi jawaban para responden dalam menentukan prioritas

elemen merupakan prinsip pokok yang akan menentukan validitas data dan hasil

(37)

22

dalam melakukan perbandingan elemen dengan contoh sebagai berikut: jika A>B

dan B>C, maka secara logis responden harus menyatakan bahwa A>C,

berdasarkan nilai-nilai numerik yang disediakan oleh (Saaty T, 1993).

2.5.2 Prinsip Kerja AHP

Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang

tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata

dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai

numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif

dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut

kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas

tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut (Mulyono,

1996).

2.5.3 Langkah dan Prosedur AHP

Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan

AHP untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut:

a. Pembentukan hirarki

Hirarki dapat membantu untuk menyederhanakan suatu masalah yang rumit

menjadi lebih terstruktur. Sebuah hirarki menunjukkan pengaruh tujuan dari level

atas sampai pada level yang paling bawah. Hirarki dapat diuraikan menjadi dua

jenis, yaitu :

1) Hirarki struktural, yaitu suatu pembagian masalah yang rumit ke dalam

kelompok-kelompok yang lebih kecil.

2) Hirarki fungsional, yaitu suatu penguraian masalah ke dalam beberapa bagian

(38)

23

Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Mendefinisikan masalah dan penentuan solusi yang diinginkan.

(2) Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan

dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif

pada tingkatan kriteria yang paling bawah (Djiwo Harsono, 2007).

b. Pair-wise comparison

Merupakan perbandingan berpasangan yang digunakan untuk

mempertimbangkan faktor-faktor keputusan atau alternatif-alternatif dengan

memperhitungkan hubungan antara faktor dan sub faktor itu sendiri. Adapun skala

pembanding yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 2.3 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Nilai Interpretasi 1 Oi dan Oj sama penting

3 Oi sedikit lebih penting daripada Oj

5 Oi kuat tingkat kepentingannya daripada Oj

7 Oi sangat kuat tingkat kepentingannya daripada Oj 9 Oi mutlak lebih penting daripada Oj

2,4,6,8 Nilai-nilai intermediate

Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Membuat matriks perbandingan berpasangan untuk alternatif pada tiap

dimensi. Nilai perbandingan kepentingan alternatif i (Ai) terhadap alternatif j

(Aj) dapat dinotasikan sebagai aij, dan nilai aji = 1 / aij. Sebagai contoh,

matriks perbandingan berpasangan untuk alternatif pada dimensi Reliability

(39)

24

Tabel 2.4 Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Alternatif Kriteria ke-j

Matriks perbandingan berpasangan tersebut juga dilakukan pada empat

dimensi yang lain.

(2) Untuk mendapatkan nilai perbandingan kepentingan untuk bagian dimensi

dan bagian alternatif, matriks perbandingan berpasangan diatas dibuat

sebagai kuisioner pembobotan yang akan diberikan pada responden sebagai

pengambil keputusan. Dalam hal ini adalah pihak manajemen rumah sakit,

misalnya direktur atau wakil direktur bagian medis rumah sakit.

(3) Dari hasil matriks perbandingan tersebut, kemudian dilakukan sintesis

perbandingan dan dapatkan nilai prioritas. Hal ini dilakukan pada semua

matriks yang telah dibuat, baik pada bagian dimensi maupun alternatif, yaitu

dengan tahap berikut ini :

(a) Hitung Total Kolom

Jumlahkan nilai kepentingan (yaitu nilai dij untuk dimensi dan aij untuk

alternatif) pada tiap kolom pada masing-masing matriks.

(b) Buat Normalized Matriks

Bagilah tiap nilai kepentingan dengan total kolom pada masing-masing

(40)

25

Nilai Normalisasi =

n

(c) Hitung Nilai Prioritas

Dengan cara menghitung rata-rata untuk tiap baris pada normalized matriks.

c. Pengecekan konsistensi

Pengecekan konsistensi dilakukan untuk melihat apakah perbandingan

berpasangan yang sudah dibuat masih berada di dalam batas kontrol penerimaan

atau tidak. Jika ternyata tidak, maka perlu dilakukan kajian ulang untuk

menyelidiki apakah konsistensi tersebut dapat diaplikasikan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pengecekan konsistensi adalah

sebagai berikut :

(1) Membuat matriks nilai kolom kali nilai prioritas, dengan cara kalikan setiap

nilai kepentingan pada matriks perbandingan berpasangan pada kolom j

dengan nilai prioritas pada baris ke-i, dimana j = i.

(2) Hitung total kolom : jumlahkan tiap kolom pada matriks tersebut.

(3) Kemudian bagilah total kolom dengan nilai prioritas pada tiap variabel.

(4) Hitung max : rata-rata dari hasil point 3 diatas.

dimana n : jumlah item/variabel yang dibandingkan.

(6) Hitung Consistency Ratio (CR) :

RI CI

CR , (2 . 3) di mana RI adalah

indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi ≤ 0.1, hasil perhitungan

data dapat dibenarkan.

(41)

26

(7) Menyusun matriks baris antara alternative versus kriteria yang isinya hasil

perhitunganyang tertinggi.

(8) Hasil alhirnya berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh pengambil

keputusan berdasarkan skor.

Dimana RI : random index yang nilainya dapat dilihat pada tabel 2.5 (Saaty T,

1986).

Tabel 2.5 Nilai Indeks Random

Ukuran Matriks Nilai RI

1,2 0,00

Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang

diberikan konsisten. Jika CR > 01, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks.

kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak konsisten, maka pengisian

nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsure kriteria maupun alternatif harus diulang.

Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang

baku, hanya menurut beberapa eksperimen dan pengalaman inkonsistensi sebesar

10% ke bawah ialah tingkat inkonsistensi yang masih dapat diterima

Apabila A adalah matriks perbandingan berpasangan yang tidak konsisten,

(42)

27

a. Menormalkan setiap kolom j dalam matriks A, sedemikian hingga

i ij a = 1,

yang disebut sebagai A’

b. Untuk setiap baris i dalam A’, hitunglah nilai rata-ratanya wi =

j

dengan wi adalah bobot tujuan ke-i dari vektor bobot.

2.6 TOPSIS

Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)

adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria. Dengan ide

dasarnya adalah bahwa alternatif yang dipilih memiliki jarak terdekat dengan

solusi ideal dan yang terjauh dari solusi ideal negatif.

TOPSIS memperhatikan baik jarak ke solusi ideal maupun jarak ke solusi

ideal negatif dengan mengambil hubungan kedekatan menuju solusi ideal. Dengan

melakukan perbandingan pada keduanya, urutan pilihan dapat ditentukan.

Berikut ini adalah matriks D yang memiliki m alternatif dengan n kriteria,

dimana xij adalah pengukuran pilihan dari alternatif ke-i dalam hubungannya

dengan kriteria ke-j (Turban Efraim, 1995).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian masalah

menggunakan metode TOPSIS adalah sebagai berikut :

Langkah 1 : Normalisasi matriks keputusan

Setiap elemen pada matriks D dinormalisasi untuk mendapatkan matriks

normalisasi R. setiap normalisasi dari nilai rij dapat dilakukan dengan perhitungan:

(43)

28

Langkah 2 : Pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasi

Diberikan bobot W = (w1,w2, … , wn), sehingga weighted normalised

matrixV dapat dihasilkan sebagai berikut :

Langkah 3 : Menentukan Solusi ideal dan Solusi ideal negatif

Solusi ideal dinotasikan dengan A* dan solusi ideal negatif dinotasikan

dengan A-, sebagai berikut :

A*= {(max vij | j Є J), (min vij | j Є J’ ), i = 1,2,3,…,m} = {v1*,v2*,…,vn*}

A-= {(min vij | j Є J), (max vij | j Є J’ ), i = 1,2,3,…,m} = {v1-,v2-,…,vn-}

Dimana ;

J = {j = 1,2,3,…,n dan j berhubungan dengan benefit criteria}

J’ = {j = 1,2,3,…,n dan j berhubungan dengan cost criteria}

Pembangunan A* dan A – adalah untuk mewakili alternatif yang most

preferable ke solusi ideal dan yang least preferable secara berurutan.

Langkah 4 : Menghitung Separation Measure

Separation measure ini merupakan pengukuran jarak dari suatu alternatif

ke Solusi Ideal dan Solusi Ideal Negatif. Perhitungan matematisnya adalah

sebagai berikut :

(2 , 6)

(2 , 7)

(2 , 8)

(44)

29

a. Solusi ideal

b. Solusi ideal negatif

Langkah 5 : Menghitung kedekatan relatif dengan solusi ideal

Kedekatan relatif dari alternatif Aidengan solusi ideal A* direpresentasikan

dengan :

Dikatakan alternatif Ai dekat dengan solusi ideal apabila Ci* mendekati 1.

Jadi, Ci*= 1, jika Ai = A*, dan Ci-= 0, jika Ai = A-.

Langkah 6 : Mengurutkan pilihan

Pilihan akan diurutkan berdasarkan pada nilai Ci* , sehingga alternatif

dengan jarak terpendek dengan solusi ideal adalah alternatif yang terbaik.

Contoh kasus sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP dan

TOPSIS.

(2 , 10)

(2 , 11)

(45)

30

Contoh dari penggunaaan aplikasi sistem pendukung keputusan penerimaan

pegawai menggunakan gabungan dari metode ahp dan topsis.

Tabel 2.6 Syarat Non Lab Lowongan

Kode lowongan

jenis kelamin pendidikan Jurusan IPK pengalaman

kerja

Tabel 2.7 Data Non Lab Pelamar

Kode Pelamar

nama Jenis Kelamin

pendidikan Jurusan ipk pengalaman

kerja

Dari tabel syarat non laboratorium yang diinginkan bila dibandingkan dengan

pelamar yang masuk. Dari perbandingan kedua tabel itu manakah calon pelamar yang

mempunyai nilai yang paling rendah. Pelamar yang memenuhi non laboratorium

dianggap lulus. Pelamar yang lolos pada tahap ini adalah:

Tabel 2.8 Daftar Pelamar Lulus Tes

Kode Pelamar

nama Jenis Kelamin

pendidikan Jurusan ipk pengalaman

kerja

Dari tabel diatas yang mempunyai nilai terendah dalam urutan ipk adalah

meta, meskipun pendidikan yang dimiliki sudah s2, tetapi disini ipk yang sangat

(46)

31

melakukan proses selanjutnya yaitu tes wawancara terhadap masing-masing pelamar.

Dalam tes wawancara yang dilakukan oleh pihak Prodia ada 2 penilaian yaitu

penilaian tentang penampilan dan penilaian terhadap tata bahasa sampai diketahui

nilai dari keduanya, seperti contoh dibawah ini :

Tabel 2.9 Nilai tes wawancara

Nama penampilan tatabahasa pengambilan

keputusan

Tabel 2.10 Daftar pelamar lolos tes wawancara

Pelamar nama

PLM 01 desi

PLM 03 ali

PLM 05 andry

PLM 06 tanty

Sama halnya dengan sebelumnya dibandingkan dulu syarat yang

dibutuhkan untuk pelamar non lab dengan data pelamar yang masuk, sesudah

dibandingkan baru bisa dilihat, mana yang paling rendah tingkatannya maka itu

yang akan keluar dan tidak akan melanjutkan pada sesi berikutnya. Sesudah

melakukan tes wawancara dilakukan dan sudah terpilih kandidat yang memenuhi

kriteria maka akan dilakukan tes tentang bakat dan minat masing-masing pelamar.

Untuk tes bakat dan minat ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu

tentang analogis verbal, kemampuan dalam angka, analisa simbol, penalaran

(47)

32

Tabel 2.11 Nilai tes bakat dan minat

Kode

Tabel 2.12 Daftar pelamar tes bakat dan minat

Kode

Tabel 2.13 Nilai perbandingan tes psikologi

PRI KCD KTH

PRI 1 2 6

KCD 0,5 1 4

KTH 0,25 0,33 1

Total 1,166 3.25 11

Selanjutnya menormalisasikan matriks, membagi nilai pada tiap entity dengan

nilai tiap kolom maka didapat

Tabel 2.14 Normalisasi perbandingan antar kriteria

PRI KCD KTH

PRI 0.6 0.615 0.545

KCD 0.3 0.308 0.364

KTH 0.1 0.077 0.091

Selanjutnya mencari rata – rata bobot prioritas dengan menjumlahkan tiap

(48)

33

Tabel 2.15 Bobot Prioritas Kriteria

Bobot Pcd+kcd+kth Prioritas

PRI (0.6 + 0.616 + 0.545) : 3 0.587

KCD ( 0.3 + 0.308 + 0.364) :3 0.324

KTH (0.1 + 0.077 + 0.091) : 3 0.089

Total 1

Kemudain melakukan uji konsistensi dimana dalam evaluasi ini dilakukan

dengan memperhatikan nilai CR. Penilaian dianggap konsistensi jika nilai CR < = 0.1

Langkah dalam melakukan uji konsistensi adalah :

(1) Kolom pada matriks asli dikali dengan bobot prioritas.

(2) Selanjutnya mencari λ maksimal dengan membagi total tiap baris dengan

bobot prioritas seperti 1,770 : 0,587 = 3,0153

λ maksimal = (3,059 + 3,0094 + 3,0024) : 3 = 3,0092

(3) Setelah λ maksimal didapat, maka Consistency Index ( CI ) dicari dengan

CI = ( λ mak – n ) : ( n -1 ) = ( 3,0092 - 3) : ( 3 - 1) = 0,0048

(4) Menghitung CR

CR = CI : IR =0,0046 : 0,58 = 0,0079

Nilai IR didapat dari table disesuaikan dengan ukuran matriks. Karena nilai

CR < = 0,1 maka dianggap konsisten.

Selanjutnya membuat matriks perbandingan antar level 3 dengan

memperhatikan keterkaitan dengan level 2. Perbandingan pelamar dalam kepentingan

alternative kepribadian

Tabel 2.16 Perbandingan pelamar terhadap kriteria kepribadian

desi andri Tanti

Desi 1 0,25 0.5

Andri 4 1 3

(49)

34

Tabel 2.17 Perbandingan pelamar terhadap kriteria kecerdasan

PLM01 PLM05 PLM06

PLM01 1 2 1

PLM05 0,5 1 0,5

PLM06 1 2 1

Tabel 2.18 Perbandingan pelamar terhadap kriteria ketahanan

PLM01 PLM05 PLM06

PLM01 1 1 1

PLM05 1 1 1

PLM06 1 1 1

Tabel 2.19 Bobot Prioritas pelamar terhadap kriteria

PRI KCD KTH

PLM01 0,323 0,321 0,281

PLM05 0,223 0,188 0,245

PLM06 0,342 0,376 0,316

Tabel 2.20 Bobot Prioritas Global

PRI KCD KTH Prioritas

Dari hasil percobaan menggunakan metode AHP selanjutnya dapat

menggunakan metode TOPSIS. Nilai dari tabel bobot prioritas global selanjutnya

dapat menghitung matrik keputusan. Tabel dibawah ini menunjukkan rangking

kecocokan dari setiap alternatif (lihat tabel 2.21 dibawah ini)

Alternatif Criteria

C! C2 C3

PLM01 0,323 0,321 0,281

PLM05 0,225 0,188 0,245

PLM06 0,324 0,376 0,316

(50)

35

Dari tabel diatas kemudian dapat menghitung bobot preferensi untuk setiap

kriteria C!, C2, C3 = 5, 4, 2, kemudian dapat menghitung rangking tiap alternatif

matrik keputusan ternormalisasi sebagai berikut :

m

i

xij xy ry

1 2

Perhitungannya sebagai berikut :

Demikian sampai didapat hasil dari matrik keputusan yang ternormalisasi

sebagai berikut

R = 0.6336 0.6069 0.5753

0.4413 0.3555 0.5016

0.6355 0.7109 0.6470

Setelah didapat nilai R selanjutnya dapat menghitung matrik keputusan ternormalisasi

terbobot seperti contoh perhitungan dibawah ini :

(51)

36

0.4413 0.3555 0.5016 X (5,4,2) =

0.6355 0.7109 0.6470

Dan akan menghasilkan nilai Y yang dicari, nilai Y = 3,168 2.4276 1.1506

2.2065 1.422 1.0032

3.1775 2.8436 1.294

Dengan mendapatkan hasil Y dari perhitungan matrik keputusan

ternormalisasi terbobot sehingga dapat mengitung nilai ideal positif dan nilai bobot

negatif seperti contoh perhitungan dibawah ini :

Solusi ideal positif : y1+ = 3.1775

Y2+ = 2,8436

Y3+ = 1.294

A+ = ( 3.1775, 2,8436, 1.294 )

Sedangkan nilai solusi ideal negatif : y1- = 2.2065

Y2- = 1.422

Y3- = 1.0032

A- = ( 2.2065, 1.482, 1,0032 )

Sesudah itu menghitung jarak nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi

ideal positif, perhitungannya seperti dibawah ini :

D1+ = √ (0.0000903 + 0.173056 + 0.205636) = √0.378723 = 0.6154529

D2+ = √(0.942841 + 2.0209466 + 0.0845646) = √3.0483522 = 1.7459531

D3+ = √0 + 0 + 0 = 0

Jarak nilai terbobot alternatif solusi ideal negatif, perhitungannya seperti dibawah ini :

D1- = √(0.9244825 + 1.01123136 + 0.02172676) = √1.95744037 = 1.399086

D2- = √(0 + 0 + 0 ) = 0

(52)

37

Dari didapatnya nilai alternatif terhadap solusi ideal positif dan nilai solusi

ideal negatif selanjutnya dapat menghitung kedekatan setiap alternatif terhadap solusi

ideal keduanya :

V1 = 1.3990856 / (1.39990856 + 0.6154512) = 0.69449435

V2 = 0 / (0+ 1.7459531) = 0

V3 = 1.7459531 / (1.7459531 + 0) = 1

Dari nilai V (jarak kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal) diperoleh

nilai V3 memiliki nilai terbesar, sehingga yang akan dipilih sebagai calon pegawai di

Laboratorium Klinik Prodia Surabaya adalah Tanti.

(53)

38

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat lunak

yang akan dibuat. Perancangan perangkat lunak yang akan dijelaskan mengenai

sistem pendukung keputusan untuk pemilihan karyawan Prodia dibutuhkan untuk

membantu atau mempermudah dalam pencarian karyawan sehingga data yang

diangkat akan semakin valid.

Seperti yang dijelaskan pada latar belakang dari penulisan tugas akhir ini.

Adanya keinginan untuk perangkat lunak dalam pemilihan karyawan baru Prodia.

Dalam kasus ini berarti adanya kebutuhan admin untuk mendapatkan bagian

tertentu dari suatu perangkat lunak yang akan dibuat. Di bagian ini user

melakukan input data pelamar yang mana nantinya akan dilakukan proses

perhitungan menggunakan ahp dan metode perhitungan topsis. Setelah melakukan

input sebuah data pelamar, maka data tersebut diproses dengan menggunakan 2

metode yang nantinya hasil dari proses tersebut adalah salah satu kandidat

pelamar yang mempunyai nilai yang paling tinggi.

Perangkat lunak yang di buat harus bisa melakukan proses perhitungan yang

nantinya akan membantu kerja dari HRD Prodia atau kabag personalia yang

bertugas dalam pemilihan karyawan baru. Dalam perangkat lunak harus bisa

ditampilkan semua nama calon kandidat yang melamar diklinik tersebut secara

keseluruhan. Sesudah dilakukan pemasukan input kedalam sistem langkah

selanjutnya yaitu memproses dengan menggunakan perhitungan metode ahp dan

(54)

39

topsis yang kemudian dari proses tersebut akan ditampilkan hasil output yang

ingin dicapai yaitu sebuah list semua nama calon pelamar dari nilai yang tertinggi

hingga yang mempunyai nilai yang terendah.

Berikut adalah flowchart dari pembuatan aplikasi sistem pendukung

keputusan dalam penerimaan pegawai Prodia Surabaya.

start

Gambar 3.1 Flowchart Sistem Aplikasi menggunakan AHP dan TOPSIS

Dari flowchart diatas dapat dijelaskan bahwa proses yang pertama kali

dilakukan adalah user (calon pelamar) menginputkan data pelamar dengan cara

memasukkan semua data-data yang diperlukan, kemudian sistem akan mengecek

(55)

40

sesuai yang diinginkan maka akan lanjut pada proses wawancara, tes bakat minat

jika ada, yang kemudian dilakukan proses ahp dan proses topsisnya untuk mencari

solusi ideal negatif dan solusi ideal negatif, dari nilai solusi ideal dapat

disimpulkan siapa saja calon dari list yang mempunyai nilai yang paling tinggi itu

yang akan menjadi pegawai Prodia.

3.2 Perancangan Sistem

Dalam mendesain suatu sistem perangkat lunak hal yang paling sulit

adalah dalam desain sistemnya, dengan desain sistem yang baik maka akan

meningkatkan kualitas dari sistem perangkat lunak yang dibuat. Desain sistem

tersebut terdiri dari context diagram, data flow diagram, dan entity relationship

diagram.

3.2.1 Diagram Konteks

Berikut ini adalah diagram alur rancangan perangkat lunak secara global.

(56)

41

Keterangan :

(1) User memasukkan data-datanya sebagai pelamar kedalam sistem yang sudah

tersedia.

(2) Manager personalia memasukkan data bobot kriteria untuk perhitungan setiap

pelamar dimana range angka yang telah direkomendasi antara 1-9.

(3) Manager personalia memasukkan nilai wawancara kedalam sistem penerimaan

pegawai Prodia.

(4) Manager personalia juga memasukkan ID calon pegawai yang masuk untuk

dihitung dengan menggunakan metode AHP dan TOPSIS.

(5) Sesudah manager personalia memasukkan semua yang diperlukan maka

sistem akan memberikan data hasil yang diinginkan yang didapat dari

perhitungan AHP dan TOPSIS.

3.2.2 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat yang biasa dipakai untuk

mendokumentasikan proses dalam sistem. Dengan DFD kita dapat mengetahui

aliran informasi secara detail dan mempermudah melakukan penelusuran jika

terjadi kesalahan. Aliran-aliran dan jalur-jalur ini membentuk suatu diagram yang

merupakan model logika dari proses pengubahan data diatas, tidak

menggambarkan dan menjelaskan mengenai peralatan komputer ataupun

media-media penyimpanan seperti disket dan media-media pencetakan data seperti printer

didalamnya sebagai alat pengolahan data. Data Flow Diagram (DFD) ini sangat

penting didalam merancang sistem yang kompleks. Semua hal yang berhubungan

(57)

42

3.2.2.1 Data Flow Diagram Level 0

Adapun gambaran umum dari data flow diagram level 0 dapat dilihat pada

gambar dibawah ini :

manager personalia

master

proses

1 data tenaga kerja tenaga kerja

2

bobot kriteria bobot kriteria

hasil perhitungan ahp dan topsis

data tenaga kerja

Gambar 3.3 Data Flow Diagram Level 0

Dari gambaran umum data flow diagram level 0, pada proses master data

ini hanya memiliki satu proses, yaitu manager personalia. manager personalia

yang dapat memberikan masukan kedalam proses. Satu-satunya proses tersebut

adalah master data. Entitas luar yang sangat berperan dalam proses ini adalah

manager personalia. manager personalia sebagai pelaku yang memasukkan data

calon tenaga kerja dan data kriteria kedalam inputan proses master data. Hasil dari

proses master data ini akan disimpan kedalam data storage.

3.2.2.2 Data Flow Diagram Level 1 Master

Adapun gambaran umum dari data flow diagram level 1 dapat dilihat pada

(58)

Gambar 3.4 Data Flow Diagram Level 1 Master Data

3.2.2.3 Data Flow Diagram Level 1 Proses

Adapun gambaran umum dari data flow diagram level 1 proses dapat

dilihat pada gambar dibawah ini

manager

Gambar 3.5 Data Flow Diagram Level 1 Proses

3.2.3 Conceptual Data Model (CDM)

Conceptual data model (CDM) adalah kumpulan dari

komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi

dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari “dunia nyata

(59)

44

Gambar 3.6Conceptual Data Model (CDM)

Keterangan :

Di dalam CDM (conceptual data model) terdapat beberapa entitas dan

atribut-atributnya, diantaranya:

(1) Entitas alternatif

Mempunyai atribut pendidikan, pengalaman, umur, nilai, jurusan. Untuk

entitaalternatif mempunyai hubungan relasi many to one dengan entitas

kriteria pegawai. Hal ini dikarenakan setiap user mempunyai beberapa

alternatif dimiliki oleh satu pegawai.

(2) Entitas pegawai

Di dalam entitas kriteria pegawai mempunyai atribut id pegawai, nama,

alamat, usia, jurusan, pendidikan, nilai, pengalaman kerja. (lihat erd diatas)

Entitas kriteria pegawai mempunyai hubungan relasi one to many dengan

kriteria dan wawancara, yang artinya setiap kriteria pasti memiliki banyak

(60)

45

(3) Entitas kriteria

Dalam entitas hasil pertanyaan memiliki atribut kriteria, pendidikan, jurusan,

pengalaman. Entitas kriteria mempunyai hubungan relasi many to one dengan

entitas pegawai, yang artinya beberapa nilai kriteria dimiliki satu pegawai.

(4) Entitas wawancara

Dalam entitas wawancara memiliki atribut posisi, nilai administrasi, nilai

wawancara, nilai total. Entitas wawancara mempunyai hubungan relasi many

to one dengan entitas pegawai, yang artinya beberapa nilai wawancara

dimiliki satu pegawai.

3.2.4 Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) adalah himpunan lanjutan

komponen-komponen dari Concept Data Model.

(61)

46

3.3 Perancangan Antar Muka Pemakai

Antarmuka pemakai (user interface) merupakan bagian yang paling

penting dalam suatu pemrograman, karena berfungsi untuk menghubungkan

antara program dan pemakainya. Antarmuka pemakai merupakan suatu interaksi

antara manusia dengan mesin, yang tidak lain adalah program komputer.

Perancangan antar muka pemakai dibuat dengan tujuan untuk

memudahkan pemakai dalam melakukan interaksi dengan program, yaitu program

sistem pakar. Pada program sistem pakar ini, perancangan antar muka pemakai

menggunakan fasilitas-fasilitas yang dimiliki bahasa pemrograman, yang

menggunakan dan berbasiskan grafik yaitu Microsoft Visual Basic 6.0. Dalam

perancangan antarmuka pemakai akan dibuat menu-menu pilihan yang disediakan

untuk dipilih oleh pemakai, selain menggunakan keyboard juga menggunakan

mouse untuk melakukan interaksi antara pengguna dengan program. Perancangan

antarmuka ini akan dibuat sesederhana mungkin dan tidak terlalu rumit sehingga

dapat dengan mudah dimengerti oleh pengguna.

3.4 Struktur Database Pengetahuan

Desain struktur data untuk basis pengetahuan (knowledge base) program

sistem pakar ini dibuat dalam tabel yang saling berhubungan, yaitu :

(1) Tabel pegawai (id_pegawai, nama_pegawai, alamat, no_tlp, tempat_lahir,

tgl_lahir, pendidikan, jurusan, nilai, posisi, foto, pengalaman, passw)

(2) Tabel alternatif (id_pegawai, pendidikan, pengalaman, umur, nilai,

Gambar

Tabel 2.4 Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Alternatif
Tabel 2.5 Nilai Indeks Random
Tabel 2.8 Daftar Pelamar Lulus Tes
Tabel 2.9 Nilai tes wawancara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kriteria Inklusi Ekslusi Population / Problem Jurnalnasional dan international yang berhubunganden gantopikpenelitiy akniregulasi emosi dan intensitas nyeri haid Selain

Demikian juga untuk Dirjen Fakir Miskin Pak Asep saya agak bingung membaca struktur organisasi Bapak. Bapak bagi wilayah menjadi 1,2 dan 3 pendekatannya apa itu Pak

Setiap individu dalam kelompok akan mengadakan penilaian terhadap sesama anggota kelompok, terhadap kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku di dalam kelompok, sehingga timbul

Fase pembungaan tiga provenan dan empat ras lahan cendana yaitu ras lahan Pegunungan Bromo, provenan Bu'at, ras lahan Karang Mojo, provenan Tilomar, ras lahan Wanagama I, ras

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku agresif yang ditunjukkan remaja pengamen jalanan meliputi perilaku agresif menyerang fisik, bentuk perilaku agresif

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

7) Kepada Masyarakat Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner sehingga skripsi ini bisa selesai. 8) Kepada

Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh peningkatan yang signifikan terhadap kelompok yang diteliti.Pemberian perlakuan latihan permainan modifikasi sepakbola