• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PEMBUATAN KONTEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN PEMBUATAN KONTEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Panduan E-learning ITB Hal- 1

COMLABS USDI-ITB

E-LEARNING

PANDUAN

PEMBUATAN KONTEN

E-LEARNING

versi-2011

April 2011

UNIT PENGEMBANGAN E-LEARNING DAN KONTEN MULTIMEDIA

COMLABS USDI-ITB

(2)

Panduan E-learning ITB Hal- 2

Daftar Isi

Contents

Daftar Isi ... 2

Produksi Bahan Ajar e-learning ... 3

Pengembangan (Develop) ... 3

Pemaketan (Packaging) ... 7

(3)

Panduan E-learning ITB Hal- 3

Produksi Bahan Ajar e-learning

Bahan ajar merupakan bagian fundamental dalam transformasi pembelajaran dengan e-learning. Setiap guru, instruktur, trainer, umumnya sudah memiliki bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat bahan ajar e-learning. Bentuknya bisa dalam format file, tulisan, catatan, transparansi, modul, buku textbook ataupun yang masih digambarkan dalam pemikiran masing-masing. Dari format bahan ajar tersebut, kemudian dikompilasi menjadi bentuk bahan ajar e-learning.

Pengembangan bahan ajar e-learning ini membutuhkan upaya yang cukup intensif serta bekal pengetahuan yang memadai dalam proses digitalisasi serta pembuatan konten berbasis web. Dengan panduan ini, ditunjang dengan perangkat software yang sekarang berlimpah, maka produksi bahan ajar e-learning, saat ini bukan merupakan pekerjaan yang sulit. Cukup motivasi yang kuat serta menyediakan waktu khusus, maka bahan ajar e-learning untuk topik yang diajarkan akan siap pada waktunya.

Tiga langkah dasar untuk produksi konten e-learning : Develop, Package, Describe. Langkah-langkah tersebut akan secara ringkas dibahas dalam panduan ini.

Pengembangan (Develop)

Merencanakan dan memikirkan secara rinci dan hati-hati dalam produksi bahan ajar e-learning adalah langkah yang penting dan salah satu faktor kunci kesuksesan pengembangan konten. proses ini adalah bukan proses teknis membangun bahan ajar karena faktor teknis hanya salah satu bagian dari pengembangan. Hal yang lebih mendesak adalah merencanakan dan merancang bahan ajar supaya dapat menemukan dan memecahkan persoalan pendidikan, yaitu nilai (value) dan tujuan (goal) dilanjutkan dengan menerapkan dalam bahan ajar yang dibuat, suat rancangan pembelajaran yang tepat. Setelah itu, baru masuk ke bagian perencanaan user experience, storyboarding, perancangan struktur, layout dan navigasi. Dengan perancangan seperti itu, maka akan terhindar dari kekeliruan yang terjadi pada saat pengembangan teknis dan menghindarkan dari ‘last-minute’ change atau koreksi-koreksi pada perancangan bahan ajar final.

Struktur dan Navigasi

Setelah mengumpulkan bahan-bahan yang akan dikompilasi menjadi bahan ajar e-learning dalam bentuk HTML, multimedia, gambar, dokumen, serta memiliki suatu tujuan pembelajaran maka saatnya untuk membuat ‘content packaging’. Lihat kembali

(4)

Panduan E-learning ITB Hal- 4 bahan ajar yang akan dibuat dan pikirkan bagaimana struktur file dan folder akan ditampilkan.

Untuk memudahkan kita, gunakan direktori standar untuk file-file yang sering akan kita pakai. Contoh gunakan ‘images’, ‘scripts’, ‘documents’, dan ‘css’ untuk file dengan format yang direpresentasikan.

Konten yang dibuat akan memuat pendahuluan, bahan ajar, bahan referensi, dan tugas-tugas. Walaupun bukan mandatory, merupakan hal yang baik untuk membedakan antara bahan ajar, tugas-tugas, serta bahan referensi.

Halaman pendahuluan sebaiknya dibuat terpisah dan harus memperkenalkan objek pembelajaran, memberikan overview atau pengantar konten.

Contoh struktur navigasi

 Pendahuluan

 Pendahuluan Bahan ajar o Halaman bahan 1 o Halaman bahan 2 o Halaman bahan 3  Pendahuluan Tugas-tugas o Penjelasan tugas 1  Tugas 1 hal.1  Tugas 1 hal.2 o Penjelasan tugas 2  Tugas 2 hal.1 o

 Pendahulan bahan referensi o Referensi 1  Referensi 1 hal.1  Referensi 1 hal.2 o Referensi 2  Referensi 2 hal.1 Format Konten

Tipe atau jenis file untuk bahan ajar

(5)

Panduan E-learning ITB Hal- 5

 Style dengan CSS (Cascading style sheet) untuk kemudahan kastemisasi

 Gambar dalam format PNG,GIF, atau JPEG

 Video dalam format standar MPEG-4 , SWF, FLV, atau AVI

 Audio dalam format standar MP3 atau AU

Aksesibilitas

Untuk aksesibilitas yang baik, suatu konten e-learning harus menyertakan

1. Alternatif teks untuk gambar, grafik, video, dan multimedia dan harus direncanakan dan diterapkan selama proses pembuatan

2. Konten seperti video juga disediakan alternatifnya seperti gambar atau teks 3. Akses terhadap seluruh konten harus dimungkinkan tanpa script (javascript) Pengaturan akses untuk setiap siswa perlu ditetapkan misalnya terkait dengan privilege siswa memiliki materi ajar dengan men-download bahan. Selain itu, perlu juga ditetapkan mengenai hak cipta materi ajar yang dipublikasikan di situs e-learning. Tambahannya lagi adalah penggunaan software untuk membuat konten yang bisa dipublikasikan. Beberapa software perlu lisensi khusus supaya hasilnya dapat dipublikasikan melalui media online.

Best Practice

 Mengingat portabilitas serta kompatibilitasnya, publikasi dokumen (doc) tidak dalam format doc kecuali untuk kebutuhan khusus (misalkan formulir, lembar jawaban). File format dokumen dikonversi terlebih dahulu menjadi format pdf. Tool yang bisa digunakan antara lain pdfcreator, masing-masing word processor dengan kompatibiltas ekspor ke pdf

 Untuk format slide presentasi, materi ajar dikonversi menjadi format pdf, serta untuk kebutuhan interaktivitas materi tersebut dikonversi menjadi presentasi flash menggunakan tool seperti authorpoint lite.

 Materi ajar dalam bentuk gambar, diagram, format gambar dikonversi menjadi PNG, JPEG, GIF; publikasi bisa dilakukan dalam format file, atau embedded web dengan tetap memberikan informasi alternatif dalam format teks

 Format file audio dikonversi menjadi mp3, au dengan tool konverter standar seperti audacity, sedangkan format file video dikonversi menjadi flv, avi, mp4, dengan tool standar seperti anyvideoconverter. Tool tersebut adalah tool freeware.

 PDF digunakan untuk menyimpan data terformat yang memerlukan tampilan tepat/persis dengan memiliki tag alternatif teks untuk gambar yang digunakan

(6)

Panduan E-learning ITB Hal- 6

 HTML dan dokumen (word,openoffice) harus menggunakan format style yang standar dan kompatibel seperti list, paragraph, heading untuk style konten

 Kode javascript harus ditulis dalam file .js eksternal dengan komentar inline yang menjelaskan penggunaannya

 Tipe dokumen dan ukurannya harus disediakan untuk file dalam bentuk links untuk di-download, contoh : Manual E-learning (PPT 1500KB)

 Gunakan software antivirus yang update untuk menjamin konten tidak

mengandung virus serta kompatibel dengan software antivirus tersebut. Konten tersebut akan terverifikasi dan valid oleh standar protokol keamanan serta firewall

 Dengan cepatnya perkembangan jaringan komputer dan software, konten e-learning akan kadaluarsa dengan cepat. Pastikan source code konten e-e-learning tersimpan sehingga dapat di-update pada saat penerapan jaringan serta software yang baru. Hal ini membuat konten e-learning yang kita buat bertahan lebih lama

 Pastikan nama file singkat dan sederhana untuk menjamin file dapat dengan mudah ditemukan melalui sistem komputer yang berbeda-beda. Jangan gunakan kapital, spasi, karakter atau simbol khusus (contoh ampersand (&) atau dot [.]), atau nama yang panjang. Jangan hanya karena nama file yang dibuat bisa jalan pada komputer Anda, berarti akan bisa jalan juga pada komputer yang lain

 Jangan gunakan ‘getURL’ pada flash untuk menjalankan javascript dalam halaman HTML. Fitur keamanan pada flash player 8 dan 9 akan mencegah file SWF tersebut, saat akan berjalan lokal dalam sebuah halaman HTML.

Testing

Quality Assurance (QA) atau jaminan kualitas dalam bahan ajar yang kita buat merupakan tanggung jawab kita. Setiap bahan yang diproduksi harus direview pada sektor profil atau spesifikasi minimum yang kita ajukan. Beberapa poin untuk memeriksa produk bahan ajar multimedia yang kita buat, adalah sebagai berikut,

 Tes konten dalam resolusi layar yang mungkin digunakan user (1024x768, 800x600), layout liquid haris digunakan sehingga rancangan bahan ajar akan menyesuaikan dengan baik pada setting resolusi layar yang berbeda.

 Berpikir bagaimana konten akan digunakan, ujicobakan bahan ajar dalam software, hardware yang sejenis.

 Seperti menggunakan check otomatis, semua link harus dicek manual untuk menjamin lokasi link sesuai dan kata-kata link relevan. Jangan gunakan link seperti ‘klik disini’ atau ‘lihat’ karena kata tersebut tidak memiliki informasi yang bermanfaat kepada user

(7)

Panduan E-learning ITB Hal- 7

 Cek halaman apakah dapat diprint dari browser-browser yang digunakan

Pemaketan (Packaging)

Packaging atau pemaketan konten adalah proses mengompilasi, menyatukan komponen-komponen konten menjadi bentuk yang kompak. Komponen tersebut akan menjadi portable dan dapat disampaikan kepada siswa melalui beragam kanal penyampaian (delivery channel) misalkan dengan LMS, browser langsung, tanpa perlu modifikasi oleh user. Teknisnya, paket konten adalah file zip yang berisi konten aktual serta file-file berisi informasi yang menggambarkan struktur, navigasi, serta presentasi konten.

Konsep Packaging

Pemaketan (packaging) konten didasarkan kepada prinsip :

 Organisasi – mengelompokkan konten

 Item – acuan pada file yang memuat konten

 Materi – file konten aktual (HTML, JPEG, text, swf, dll)

Mengorganisasikan Konten

Sebelum pemaketan dilakukan, file dan folder yang akan dipaketkan di-backup atau disalin. Pada file yang sudah disalin, hapus file-file source (fla,psd,wav) untuk mengurangi ukuran paket yang dibuat. File-file source kemudian disimpan untuk kebutuhan pemutakhiran konten e-learning selanjutnya. Dengan menggunakan software packaging editor, konten kemudian dipaketkan. Hasilnya kemudian dimasukkan ke sistem pembelajaran.

Tool/Perangkat

Software yang bisa kita gunakan untuk melakukan pemaketan konten ada beragam jenis dan ragam. Beberapa tool yang bisa digunakan antara lain authorpoint lite, powerpoint, anyvideoconverter, XERTE, scorm editor. Pemilihan software tersebut bisa dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kerumitan konten, serta tingkat kemampuan pengguna.

(8)

Panduan E-learning ITB Hal- 8

Gambar 1VET Reload Editor

Membuat Struktur Navigasi

Dengan menggunakan tool sebelumnya, kita bisa membuat struktur navigasi seperti dibahas pada bagian pengembangan (develop). Pada saat konten sudah memiliki struktur navigasi maka kontan akan bisa dipaketkan dengan tetap menjaga struktur navigasi tersebut. Namun untuk hasil lebih baik, pembuatan struktur navigasi lebih baik dilakukan dengan tool pemaketan seperti XERTE, VET Reload Editor sehingga navigasi akan ada pada paket konten.

Membuat struktur navigasi harus dilakukan pada pemaketan dan tidak direkomendasikan membuatnya pada konten aktual. Dengan bentuk struktur navigasi tersebut maka navigas akan bisa diinterpretasikan dan diutilisasi oleh software seperti LMS browser serta akan memungkinkan penggunaan fitur lanjut suat LMS seperti penelusuran/tracking serta memungkinkan fleksibilitas tampilan konten. Tentu saja dengan format navigasi tersebut, akan memaksimalkan ketersediaan ruang pada layar untuk konten aktual.

(9)

Panduan E-learning ITB Hal- 9 Saat konten dikompres/zip, ukuran file perlu untuk kita batasi masing-masing 10MB. Apabila konten diperkirakan lebih dari batas maksimal, maka konten harus dipecah menjadi bagian yang lebih kecil. Tahapan ini dilakukan terutama untuk konten-konten yang memiliki file besar seperti video. Dengan perencanaan yang baik, maka bisa dibuat supaya link hanya mengacu pada konten di satu folder sehingga masing-masing konten bisa dipecah dan dipisahkan.

Memberikan Metadata (Describe)

Untuk menjamin konten mudah untuk dikelola dan ditemukan di masa datang, kita perlu untuk memberikan informasi deskriptif kepadanya. Semua bahan materi harus digambarkan menggunakan vetadata atau metadata. Metadata digunakan untuk mendeskripsikan objek pembelajajaran secara keseluruhan. Dengan menggunakan tool pemaketan, pemberian metadata dijalankan secara otomatis.

Vetadata Tool

Beberapa contoh tool yang digunakan untuk menambahkan metadata kepada konten yang dibuat antara lain :

1. VET Reload Tool 2. Vetadata tool

(10)

Panduan E-learning ITB Hal- 10

Referensi

1. Standar Panduan Penerapan E-learning dalam Pembelajaran, 2010, Institut Teknologi Bandung

2. Blendedlearning in Higher Education, Garrison, Vaughn

3. VET e-learning content development guidelines, 2009, Flexiblelearning.net 4. Delivering E-learning, Fee, 2009, Kogan Page

Gambar

Gambar 1VET Reload Editor

Referensi

Dokumen terkait

cenderung digolongkan ke dalam sistem edukasi juga; (2) per- kawinan, tidak berbicara tentang sistem perkawinan, tetapi ber- bicara tentang nasihat-nasihat perkawinan yang

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsipkan pengembangan lembar kerja siswa matematika materi prisma kelas VIII dengan pendekatan scientific serta respon peserta

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1) Variabel lokasi (X 1 ) berpengaruh sig-

 Pada bulan Desember 2015 Nusa Tenggara Barat mengalami inflasi sebesar 0,92 persen. Angka inflasi ini berada dibawah angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,96 persen. Untuk

Dalam proses pengembangan kompetensi bagi guru SMP Abulyatama Aceh Besar, kepala sekolah tentu banyak memiliki kendala atau permasalahn terumata dalam memposisikan dirinya

Perkiraan seberapa besar frekuensi kandidiasis vulvovaginalis setelah pemberian antibiotikadalah berkisar dari 28% sampai 33% dan peningkatan kolonisasi vaginal bekisar 10%

Sedikitnya jumlah genus di kawasan ini disebabkan karena kawasan mangrove Gasan Gadang berada pada kawasan intertidal, sehingga ketersediaan bahan sumber KOS atau

Tujuan biasanya di tetapkan untuk tiga domain, yaitu kognitif (berpikir), psikomotor (gerak) dan afektif (sikap) pertimbangan dalam proses ini