SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN
TANAMAN TOGA DENGAN METODE ELECTRE
(ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE)
ABSTRAK
Toga merupakan singkatan dari tanaman obat keluarga yang pada hakekatnya adalah sebidang tanah di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman berkhasiat sebagai obat, dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Toga tentu memiliki berbagai kriteria tertentu, sehingga masyarakat awam akan kesulitan menentukan kriteria toga yang sesuai dan jenis toga apa saja yang dapat dkonsumsi sebagai obat alternatif untuk terapi pengobatan. Oleh sebab itu, diperlukan suatu sistem berbasis online yang dapat diakses kapan saja saat dibutuhkan, yang telah menyediakan beberapa kriteria toga yang dapat dipilih dan dapat menghasilkan usulan urutan pilihan ranking prioritas toga sesuai kriteria toga dan jenis penyakit yang telah dipilih.
Pada tugas akhir ini, dibangun software aplikasi SPK (Sistem Pendukung Keputusan) berbasis web dengan metode Electre (Elimination Et choix Traduisant la Realite).
SPK adalah suatu proses perhitungan nilai atribut dari kumpulan data, kemudian didapatkan hasil data mana yang lebih baik daripada data yang lain, sehingga memudahkan para pengambil keputusan untuk mengambil keputusan.
ELECTRE merupakan sebuah metode yang dapat melakukan penilaian dan perankingan berdasarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif melalui perbandingan berpasangan antar alternatif pada kriteria yang sesuai.
Sehingga, gabungan antara software aplikasi SPK berbasis web dengan metode ELECTRE ini dapat menjawab permasalahan tersebut, yaitu dengan memberikan usulan urutan pilihan macam toga sesuai jenis penyakit yang dapat dipilih untuk kemudian dihitung dengan metode ELECTRE agar dapat menghasilkan urutan pilihan ranking prioritas macam toga yang dapat dikonsumsi sesuai jenis penyakit dan kriteria toga yang telah di pilih.
Hasil akhir yang akan muncul tersebut pada akhirnya akan dipilih oleh user bersangkutan sesuai dengan keinginan masing-masing user.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Negara kita Indonesia mempunyai keragaman hayati yang sangat tinggi, termasuk keragaman tanaman obat/toga yang meliputi keragaman lokasi, keragaman budidaya, dan keragaman pemanfaatan dari beragamnya jenis serta manfaat toga. Menurut DepKes RI (Departemen Kesehatan Republik Indonesia), terdapat 1.000 jenis tanaman dinyatakan dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat, dimana baru 350 spesies telah banyak digunakan masyarakat maupun industri sebagai bahan baku obat. Penggunaan toga tersebut semakin populer dalam pengobatan komplementer dan alternatif di Indonesia, terutama sejak Indonesia dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan sekitar tahun 1997. Selain itu, bukti-bukti empiris dan dukungan ilmiah yang semakin banyak terhadap khasiat toga membuatnya semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Pada hakekatnya, toga (tanaman obat keluarga) adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman berkhasiat obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.
pandai meracik obat-obatan tradisional, seperti jamu yang berasal dari beragam jenis tumbuhan, akar-akaran, dan bahan-bahan alamiah lainnya yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit, menjaga kondisi badan, mencegah penyakit, dan mempercantik diri. Kemahiran tersebut diwariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya hingga ke zaman kita sekarang.
Sebelum pengobatan tradisional seperti saat ini, penggunaan toga dianggap kuno, bodoh, berbahaya dan terbelakang. Namun, tren gaya hidup saat ini mengarah kembali ke alam (back to nature) membuktikan bahwa hal-hal yang alami bukanlah hal yang kampungan atau ketinggalan zaman. Dunia kedokteran modernpun banyak kembali mempelajari obat-obatan tradisional. Tanaman berkhasiat obat ditelaah dan dipelajari secara ilmiah. Hasilnya ternyata mendukung bahwa tanaman obat memang memiliki kandungan zat-zat atau senyawa yang secara klinis terbukti bermanfaat bagi kesehatan.
bila toga dikonsumsi bersamaan dengan obat konvensional, dan akan sangat berbahaya bila dikonsumsi tidak sesuai dengan masalah kesehatan yang diderita.
Dengan pemahaman masyarakat yang cukup memprihatinkan tersebut, maka dipandang perlu untuk merancang sebuah perangkat lunak/software aplikasi yang dapat membantu masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Surabaya yang nantinya akan disebut sebagai user dalam memilih dan mengetahui jenis toga apa yang dapat dikonsumsi dengan aman dan tepat sesuai dengan masalah kesehatan yang dideritanya. Dalam hal ini, software aplikasi yang dibangun adalah SPK (Sistem Pendukung Keputusan) berbasis web untuk pemilihan toga sebagai obat alternatif, tekonologi web merupakan teknologi online yang dapat dimanfaatkan sebagai tool untuk penyebaran informasi secara efisien dan efektif.
Dari hasil pengamatan penulis masih belum ada sebuah aplikasi/software semacam ini di Surabaya. Sehingga, dengan terbangunnya software aplikasi ini dirasa dapat menjadi terobosan baru bagi masyarakat Surabaya, bahkan mungkin juga bagi masyarakat Indonesia. Software aplikasi SPK ini memanfaatkan suatu metode yang dapat menentukan urutan ranking alternatif terbaik dari beberapa jenis toga yang ada sesuai dengan jenis penyakit dan kriteria toga yang akan dipilih oleh setiap user. Metode tersebut merupakan bagian dari metode multicriteria, yaitu metode ELECTRE (Elimination and Choice Translation Reality).
kriterianya melebihi dibandingkan dengan kriteria dari alternatif yang lain dan sama dengan kriteria lain yang tersisa (Ray, 1973).
Metode ELECTRE dipilih, karena metode ini sangat cocok dengan permasalahan di atas, yaitu dapat melakukan penilaian dan perankingan berdasarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif toga melalui perbandingan berpasangan antar alternatif toga pada kriteria-kriteria toga yang telah dipilih oleh masing-masing user.
Kriteria-kriteria toga yang dapat dipilih oleh user tersebut telah ditentukan sebelumnya oleh seorang pakar, yaitu Ir. Purnomo Edy Sasongko, MP. Namun, beliau tidak memberikan nilai kriteria dan nilai bobot dari masing-masing nilai kriteria, jadi penulis menentukan sendiri nilai kriteria dan nilai bobot dari masing-masing nilai kriteria yang bersangkutan, dengan memperkirakan nilai bobot dari masing-masing alternatif terhadap masing-masing kriteria yang telah ditentukan, berdasarkan buku tentang toga dan artikel-artikel tentang toga yang ada di internet. Berikut terdapat kriteria beserta nilai kriteria toga dan masing-masing nilai bobotnya: a. Harga:
1. Rp. 2.000–Rp. 5.000/100gr (nilai bobot=5) 2. Rp. 5.000–Rp. 10.000/100gr (nilai bobot=4) 3. Rp. 10.000–Rp. 15.000/100gr (nilai bobot=3) 4. Rp. 15.000–Rp. 20.000/100gr (nilai bobot=2) 5. Rp. 20.000–Rp. 50.000/100gr (nilai bobot=1) b. Khasiat:
2. Mengobati 3-5 jenis penyakit (nilai bobot=4) 3. Mengobati 5-7 jenis penyakit (nilai bobot=3) 4. Mengobati 7-10 jenis penyakit (nilai bobot=2) 5. Mengobati 10-15 jenis penyakit (nilai bobot=1) c. Bagian Toga:
1. Buah (nilai bobot=5) 2. Daun (nilai bobot=4) 3. Akar (nilai bobot=3) 4. Batang (nilai bobot=2)
5. Semua Bagian (nilai bobot=1) d. Ketersediaan:
1. Lokal (nilai bobot=5) 2. Luar Daerah (nilai bobot=4) 3. Luar Pulau (nilai bobot=3) 4. Luar Desa (nilai bobot=2) 5. Luar Negeri (nilai bobot=1) e. Cara Pengolahan:
1. Sangat Mudah Diolah (nilai bobot=5) 2. Mudah Diolah (nilai bobot=4)
3. Sedang (nilai bobot=3)
Setelah software aplikasi SPK ini terbangun, diharapkan dapat memberikan gambaran informasi kepada masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Surabaya yang belum mengerti benar tentang manfaat toga sebagai obat alternatif. Dengan memberikan suatu urutan pilihan ranking prioritas toga sesuai dengan jenis penyakit dan kriteria toga yang telah dipilih.
Sehingga, masyarakat awam dapat mengetahui macam toga apa saja yang bisa dikonsumsi sesuai jenis penyakit yang di derita dan bagaimana cara pengolahan serta cara pemakaiannya yang benar dan tepat.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut: a. Bagaimana menentukan kriteria-kritreria toga.
b. Bagaimana menentukan parameter-parameter dari metode ELECTRE.
c. Bagaimana membangun suatu software aplikasi SPK berbasis web untuk pemilihan toga sebagai obat alternatif.
d. Bagaimana menerapkan metode ELECTRE ke dalam pembangunan software aplikasi SPK berbasis web untuk menentukan ranking urutan prioritas alternatif toga.
1.3 Tujuan
dapat memberikan hasil/output berupa urutan ranking prioritas pilihan toga yang dapat dikonsumsi sesuai jenis penyakit dan kriteria toga yang dipilih user. Sehingga, dapat menjadi sebuah usulan bagi user untuk memilih toga mana yang akan dikonsumsi untuk mengatasi masalah kesehatannya masing-masing. Dan, dari urutan prioritas pilihan toga yang muncul tersebut juga disertai dengan penjelasan dosis pemakaian, cara pengolahan, serta cara pemakaian yang benar dan tepat.
1.4 Pembatasan Masalah
Penulis memberikan pembatasan masalah sebagai berikut: a. Software aplikasi SPK ini berbasis web.
b. Metode yang digunakan adalah metode ELECTRE.
c. Kriteria-kriteria yang ada tidak dapat ditambah atau dirubah.
d. Kriteria-kriteria toga digunakan sebagai parameter-parameter untuk menghasilkan hasil/output berupa urutan ranking prioritas macam-macam toga.
1.5 Sistematika Penulisan
Pada laporan ini terdapat 6 (enam) bab, yang masing-masing telah tersusun dan dikelompokkan sesuai pembahasan. Berikut sistematika penulisannya:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Memberikan penjelasan singkat terkait dengan permasalahan yang ada, dibahas dalam beberapa sub-sub bab berikut:
1. SPK (Sistem Pendukung Keputusan)/DSS (Decision Support System).
2. DBMS (Data Base Management System).
3. MADM (Multi Attribute Decision Making).
4. Toga (Tanaman Obat Keluarga).
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Memiliki beberapa sub bab yang menjelaskan tentang proses analisa sistemmasalah, perancangan sistem, pembuatan program serta evaluasi yang digambarkan dengan Data Flow Diagram (DFD), Entity
Relationship Diagram (ERD), Struktur Tabel dan Rancangan Input
Output.
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM
Berisi tulisan tentang pembuatan perangkat lunak/software, mulai dari tampilan layar utama aplikasi sampai dengan tampilan akhir aplikasi yang telah terbangun.
BAB V UJI COBA DAN EVALUASI
sebenarnya. Selain itu pada bab ini dijelaskan bagaimana tahapan-tahapan yang dilakukan sebelum melakukan uji coba pada proses aplikasi SPK.
BAB VI PENUTUP
Bab terakhir ini berisi kesimpulan yang menyimpulkan permasalahan pada bab-bab sebelumnya dan saran yang bermanfaat bagi para pembaca sebagai masukan positif apabila akan digunakan untuk dikembangkan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SPK (Sistem Pendukung Keputusan)/DSS (Decision Support System)
DSS merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi,
pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak
terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan
seharusnya dibuat (Alter:2002).
DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan,
akan tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil
keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model-model yang
tersedia (Kusrini:2007). Arsitektir dari SPK/DSS dapat dilihat pada gambar 2.1.
Sebuah SPK/DSS harus mencakup tiga komponen utama, yaitu: DBMS
(Database Management System), MBMS (Model Base Management System), dan
antarmuka pengguna (user).
Dan, dilihat dari keterstrukturannya, keputusan dapat dibagi menjadi 3 macam:
a. Keputusan terstruktur (structured decision)
Keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Misal,
keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang.
b. Keputusan semiterstruktur (semistructured decision)
Keputusan yang memiliki 2 sifat, sebagian dapat ditangani oleh komputer
dan sebagian tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Contoh:
pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi, dan pengendalian persediaan.
c. Keputusan tak terstruktur (unstructured decision)
Keputusan yang penanganannya rumit, karena tidak terjadi berulang-ulang
atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber
yang bersifat eksternal. Contohnya keputusan untuk pengembangan teknologi
baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, dan perekrutan.
Ditinjau dari tingkat teknologinya, DSS dibagi menjadi 3 macam:
1. SPK Spesifik
SPK spesifik ini bertujuan untuk membantu user memecahkan suatu
permasalahan yang dihadapi dengan suatu karakteristik tertentu. Misalnya, SPK
penentuan harga satuan barang atau SPK pemilihan toga yang tepat, yang dapat
digunakan sebagai obat alternatif, seperti software aplikasi yang dibangun
2. Pembangkit SPK
Sebuah software khusus yang dapat digunakan untuk membangun dan
mengembangkan SPK. Pembangkit SPK akan memudahkan perancang dalam
membangun SPK spesifik.
3. Perlengkapan SPK
Berupa software dan hardware yang digunakan atau mendukung
pembangunan SPK spesifik maupun pembangkit SPK.
2.2 DBMS (Database Management System)
Penggunaan DBMS lebih banyak difokuskan untuk keperluan pengelolaan data,
perawatan, pengambilan, dan pembacaan data. DBMS merupakan sekumpulan
program-program yang memungkinkan seorang user untuk mendefinisikan,
membangun, dan memanipulasi suatu basis data. Mendefinisikan basis data meliputi
pendefinisian struktur, tipe, batasan-batasan (constraint) dari suatu data yang akan
disimpan ke dalam suatu basis data.
Maksud dari membangun adalah proses untuk menyimpan data ke dalam media
penyimpanan yang selanjutnya akan diatur oleh DBMS. Memanipulasi adalah proses
pengisian data, penghapusan dan perubahan suatu data yang dilakukan oleh pengguna
terhadap basis data yang telah dibangun. Selain itu, user juga dapat memperoleh data
atau informasi yang dibutuhkan berdasarkan hasil dari pengolahan data berupa
laporan/report. DBMS yang dimaksud adalah software pengelola database/sistem
basis data, seperti Microsoft SQL Server, Microsoft Access, Oracle, MySQL, dll.
Dalam memilih DBMS, ada beberapa hal yang patut diperhatikan, terkait
dengan aplikasi yang akan dibangun, yaitu:
a. Arsitektur sistemnya, apakah system akan berbasis stand alone atau client server,
berbasis desktop atau berbasis web. Karena setiap DBMS memiliki keunggulan
pada masing-masing arsitekturnya.
b. Platform system operasi yang akan digunakan.
c. Kapasitas besarnya data.
d. Pentingnya security/keamanan data.
Elemen-elemen subsistem manajemen data dapat dilihat pada gambar 2.2.
2.2.1 Fasilitas Query
Fasilitas ini merupakan failitas untuk menyediakan akses data ke
database serta memanipulasi data dalam database. Fasilitas ini menjawab
kebutuhan informasi dari user yang daoat dipenuhi oleh database.
2.2.2 Direktori Data
Merupakan sebuah katalog dari semua data yang ada dalam database,
isinya berupa definisi data dan fungsi utamanya adalah menjawab pertanyaan
mengenai ketersediaan item-item data, sumber, dan makna eksak dari data.
2.3 MADM (Multi Attribute Decision Making)
MADM merupakan bagian dari MCDM (Multiple Criteria Decision Making),
MADM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam ruang diskret. Oleh
karena itu, MADM biasanya digunakan untuk melakukan penilaian atau seleksi
terhadap beberapa alternatif dalam jumlah yang terbatas. Secara umum, dapat
dikatakan bahwa MADM menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif.
Pada dasarnya, proses MADM dilakukan melalui 3 tahap, yaitu penyusunan
komponen-komponen situasi, analisa, dan sintesis informasi (Rudolphi, 2000). Pada
tahap penyusunan komponen-komponen situasi, akan dibentuk tabel taksiran yang
berisi identifikasi alternatif dan spesifikasi tujuan, kriteria dan atribut. Salah satu cara
untuk menspesifikasikan tujuan situasi |Oi, i=1,…,t| adalah dengan cara mendaftar
konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dari alternatif yang telah teridentifikasi |Ai,
Tahap analisa dilakukan melalui 2 langkah, pertama menaksir besaran yang
potensial, kemungkinan, dan ketidakpastian yang berhubungan dengan
dampak-dampak yang mungkin pada setiap alternatif. Kedua, pemilihan preferensi pengambil
keputusan untuk setiap nilai, dan ketidakpedulian terhadap resiko yang timbul.
Secara umum, model MADM didefinisikan seperti ini (Zimermann, 1991):
Misalkan A={ai | i=1,…,n} adalah himpunan alternatif keputusan, dan C={cj |
j=1,…,m} adalah himpunan tujuan yang diharapkan, maka akan ditentukan alternatif
x0 yang memiliki derajat harapan tertinggi terhadap tujuan-tujuan yang relevan cj.
Sebagian besar pendekatan MADM dilakukan melalui 2 langkah, pertama
melakukan agregasi terhadapa keputusan-keputusan yang tanggap terhadap semua
tujuan pada setiap alternatif. Kedua, melakukan perankingan alternatif-alternatif
keputusan tersebut berdasarkan hasil agregasi keputusan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masalah MADM adalah
mengevaluasi m alternatif Ai (i=1,2,3,…,m) terhadap sekumpulan atribut dan kriteria
Cj (j=1,2,3,…,n), dimana setiap atribut tidak saling bergantung satu dengan yang
lainnya. Matriks keputusan setiap alternatif terhadap setiap atribut X adalah seperti
ini:
X11 X12 … X1n
X= X12 X22 … X2n ………(2.1)
Xm1 Xm2 … Xmn
Dimana xij merupakan rating kinerja alternatif ke-I terhadap atribut ke-j. Nilai bobot
yang menunjukkan tingkat kepentingan relatif setiap atribut, diberikan sebagai W.
Rating kinerja (X) dan nilai bobot (W) merupakan nilai utama yang
merepresentasikan preferensi absolute dari pengambil keputusan. Masalah MADM
diakhiri dengan proses perankingan untuk mendapatkan alternatif terbaik yang
diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan preferensi yang diberikan (Yeh, 2002).
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah MADM,
antara lain:
a. SAW (Simple Additive Weighting method)
Konsep dasar metode ini adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating
kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Fishburn, 1967) (MacCrimmon,
1968). Biasa dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot.
b. WP (Weighted Product)
Metode ini menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut,
dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan terlebih dahulu dengan bobot atribut
yang bersangkutan (Yoon, 1989).
c. TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution)
TOPSIS didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak
hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memliki jarak
terpanjang dari solusi ideal negatif (Hwang, 1981) (Zeleny, 1982).
d. AHP (Analytic Hierarchy Process)
Membantu para pengambil keputusan menemukan satu yang paling sesuai
dengan kebutuhan mereka dan pemahaman mereka tentang masalah. Peralatan utama
(Kusrini, 2007). AHP merupakan model DSS yang memperhitungkan hal-hal bersifat
kualitatif dan kuantitatif.
e. ELECTRE (Elimination and Choice Translation Reality)
Didasarkan pada konsep perankingan melalui perbandingan berpasangan antar
alternatif pada kriteria yang sesuai. Suatu alternatif dikatakan mendominasi alternatif
lainnya jika satu atau lebih kriterianya melebihi (dibandingkan dengan kriteria dari
alternatif yang lain) dan sama dengan kriteria lain yang tersisa (Kusumadewi, dkk,
2006).
Metode ELECTRE inilah yang akan diterapkan dalam pembangunan software
aplikasi SPK berbasis web ini. Dikarenakan prinsip kerja/konsep dari metode ini lebih
pas dengan aplikasi SPK berbasis web yang akan dibangun. ELECTRE mempunyai 7
langkah dalam menyelesaikan suatu masalah perangkingan, yaitu:
Langkah 1: Normalisasi matrik keputusan
Dalam prosedur ini, setiap nilai atribut diubah menjadi nilai yang comparable.
Setiap normalisasi dari nilai rij dapat dilakukan dengan perhitungan berikut:
untuk i = 1,2,3,..,m dan j = 1,2,…,n ... (2.3)
sehingga di dapat matriks R hasil normalisasi,
Gambar 2.3 Matriks yang telah dinormalisasi
1
menyatakan kriteria dan rij adalah normalisasi pengukuran pilihan dari alternatif ke-i
dalam hubungannya dengan kriteria ke-j.
Langkah 2: Pembobotan pada matriks yang telah di normalisasi
Setelah di normalisasi, setiap kolom dari matriks R dikalikan dengan
bobot-bobot (wj) yang ditentukan oleh pembuat keputusan. Sehingga, weighted normalized
matrix yang dilambangkan dengan matrik V didapatkan dari perhitungan sebagai
berikut:
Langkah 3: Menentukan concordance dan discordance set
Untuk setiap pasang dari alternatif k dan l (k,l = 1,2,3,…,m dan k≠l) kumpulan
kriteria J dibagi menjadi dua subsets, yaitu concordance dan discordance. Bilamana
sebuah kriteria dalam suatu alternatif termasuk concordance adalah:
{
kj lj}
kl jv v
C = ≥ ; untuk j = 1,2,3,...,n ……… (2.6)
Sebaliknya, komplementer dari subset ini adalah discordance, yaitu bila
{
kj ij}
kl jv v
Langkah 4: Hitung matriks concordance dan discordance
a. Concordance
Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks concordance adalah
dengan menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk dalam subset concordance, secara
matematisnya adalah:
……… (2.8)
Sehingga matriks concordance yang dihasilkan adalah:
Gambar 2.5 Matriks Concordance
b. Discordance
Untuk menentukan nilai elemen-elemen pada matriks discordance adalah
dengan membagi maksimum selisih nilai kriteria yang termasuk dalam subset
discordance dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada, secara
matematisnya adalah:
……...……. (2.9)
Sehingga diperoleh matriks discordance:
Gambar 2.6 Matriks Discordance
)
Langkah 5: Menentukan matrik dominan concordance dan discordance
a. Concordance
Matriks dominan concordance dapat dibangun dengan bantuan nilai threshold,
yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks concordance dengan nilai
threshold.
Ckl ≥ c ………….. (2.10)
dengan nilai threshold ( c ), adalah
………….. (2.11)
dan nilai setiap elemen untuk matriks F sebagai matriks dominan concordance
ditentukan sebagai berikut:
fkl = 1, jika ckl ≥ c dan fkl = 0, jika ckl < c ………… (2.12)
b. Discordance
Untuk membangun matriks dominan discordance juga menggunakan bantuan
nilai threshold, yaitu:
………….. (2.13)
dan nilai setiap elemen untuk matriks G sebagai matriks dominan discordance
Langkah 6: Menentukan aggregate dominance matrix
Menentukan aggregate dominance matrix sebagai matriks E, setiap elemennya
merupakan perkalian antara elemen matriks F dengan elemen matriks G.
ekl = fkl x gkl ………….. (2.15)
Langkah 7: Eliminasi alternatif yang less favourable
Matriks E memberikan urutan pilihan dari setiap alternatif, bila ekl = 1 maka
alternatif Ak merupakan pilihan yang lebih baik daripada Al . Sehingga baris dalam
matriks E yang memiliki jumlah ekl = 1 paling sedikit dapat dieliminasi. Dengan
demikian alternatif terbaik adalah yang paling mendominasi alternatif lainnya.
2.4 Toga (Tanaman Obat Keluarga)
Toga atau fitofarmaka (clinical basedherbal medicine) adalah obat tradisional
dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern karena proses
pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji
klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarat ilmiah, protokol uji yang telah
disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika, dan tempat pelaksanaan
uji memenuhi syarat.
Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk
menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa
didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan
pembuktian secara ilimiah.
Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah
a. Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.
b. Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
c. Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman.
d. Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya:
buah-buahan dan bumbu masak.
e. Jenis tanaman yang hampir punah.
f. Jenis tanaman yang masih liar.
g. Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah
tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah
pemukiman.
Fungsi toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada
upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
a. Upaya preventif (pencegahan).
b. Upaya promotif (meniungkatkan derajat kesehatan).
c. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit).
Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:
a. Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat
yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya
lobak, saledri, pepaya dan lain-lain.
b. Sarana untuk pelestarian alam.
c. Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya
pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama
d. Sarana penyebaran gerakan penghijauan.
e. Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat
dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon
misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
f. Sarana untuk pemertaan pendapatan.
g. Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi
keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
h. Sarana keindahan.
Berbagai macam ramuan yang dapat digunakan untuk penyembuhan berbagai
penyakit menurut Depkes (1992) adalah sebagai berikut:
a. Ramuan Demam Panas Biasa
1.Bahan:
• Jeruk nipis 1 buah, bawang merah 3 biji.
• Minyak kelapa 1 sendok makan dan garam (sedikit).
2. Cara pembuatan:
• Peras jeruk nipis, ambil airnya.
• Parut bawang merah, terlebih dahulu dilapisi dengan daun pisang.
• Campurkan jeruk nipis, bawang merah, tambahkan garam dan minyak.
3. Cara pemakaian:
• Dikompreskan pada ubun-ubun.
b. Demam Panas Karena Malaria
• Panas menggigil, keringat dingin, nyeri otot.
• Pucat, lesu, sakit kepala.
2. Bahan yang diperlukan:
• Jeruk nipis 1 buah dibelah.
• Daun pepaya 1/2 pelepah.
• Kencur 1 jari dipukul/dimemarkan.
• Air 3 gelas.
3. Cara pembuatan:
• Semua bahan direbus, kalau perlu di tambah dengan gula merah secukupnya
sampai airnya tinggal 1 1/2 gelas.
4. Cara pemakaian:
• Minimal diminum 3 x sehari 1/2 gelas. Diulang lagi setiap hari sampai 1
minggu.
c. Demam Panas Karena Campak (Babagen)
1. Ciri-ciri penyakit:
• Panas tinggi, lemah, dan batuk-batuk.
• Bintik-bintik merah coklat di kulit.
2. Bahan yang diperlukan:
• Daun sambiroto 4 lembar.
• Pule 1 ibu jari dan 1 gelas air.
• Daun sambiroto, pule dibersihkan, kemudian didihkan sampai menjadi 1/2
gelas.
4. Cara pemakaian:
• Diminum 2 x sehari 1/2 gelas pagi dan sore, ulangi tiap hari sampai
panasnya mereda.
d. Ramuan Batuk Biasa
1. Bahan:
• Kencur 3 jari dan garam sedikit.
2. Cara pembuatan
• Kupas kencur dan parut, kemudian tambahkan air 3/4 cangkir.
• Peras dengan kain bersih dan Baring.
3. Cara pemakaian:
• Diminum 2 x sehari 1 ramuan untuk anak-anak dan dewasa.
e. Batuk Pilek
1. Ciri-ciri penyakit:
• Pilek , keluar lendir/cairan ingus dari hidung.
• Kadang-kadang panas, sakit kepala, hidung tersumbat, nyeri otot.
2. Bahan yang dipergunakan
• Air teh kental 3/4 gelas.
• Air jeruk nipis 3 sendok makan.
• Gula batu sebesar telur ayam.
• Campur semua bahan, diaduk sampai larut.
4. Cara pemakaian:
• Orang dewasa minum 3 kali sehari 1 ramuan.
• Anak-anak 3 kali sehari 1/2 cangkir.
• Anak Balita jangan diberi ramuan ini.
f. Batuk Asma
1. Ciri-ciri penyakit:
• Napas berbunyi.
• Berkeringat dan sesak napas
2. Bahan:
• Daun randu (daun kapuk) 7 helai dan pegagan 1 genggam.
• Gula batu saecukupnya dan air matang 1 cangkir.
3. Cara pembuatan:
• Cuci daun randu dan pegagan.
• Tumbuk dengan sedikit air, setelah halus tambah air matang dan saring.
• Beningnya ditambah dengan gula batu dan aduk hingga larut.
4. Cara pemakaian:
• Diminum 1 x sehari 1 ramuan, pagi hari sebelum makan.
• Diulang tiap hari sampai sembuh.
• Untuk pemeliharaan cukup 1 minggu sekali satu ramuan
g. Ramuan Sakit Perut Biasa
• Gula pasir 3/4 sendok makan.
• Minyak kayu putih 3 tetes
2. Cara pembuatan:
• Gula pasir ditetesi dengan minyak kayu putih dicampur
3. Cara pemakaiannya:
• Campuran ini dimakan, disertai minum teh.
h. Ramuan Sakit Perut Disertai Mencret
1. Ciri-ciri penyakit:
• Berak encer lebih 3 kali sehari.
• Sakit perut saat berak.
• Kadang rasa mual dan kembung.
2. Bahan yang diperlukan:
• Daun jambu biji muda satu genggam.
• Ada 5 butir (1/3 sendok teh).
• Pulo sari 2 jari tangan dan air 2 cangkir.
3. Cara membuatnya:
• Bahan setelah dicuci dipotong kecil-kecil kemudian didihkan sampai
diperoleh 1 cangkir
4. Cara pemakaian:
• Diminum 2 x sehari 1/2 cangkir.
i. Muntah disertai Mencret
• Sakit terasa perih terutama daerah ulu hati, mual.
• Kadang-kadang disertai keringat dingin dan pusing.
• Perut kembung.
2. Bahan yang dipergunakan:
• Kunyit yang tua 2 jari tangan dan air matang 1/2 cangkir.
3. Cara pembuatan:
• Kupas kunyit dan bersihkan.
• Parut kunyit tambah air matang.
• Peras dengan kain bersih, ambil beningnya.
4. Cara pemakaian:
• Minum 2 x sehari satu ramuan, pagi hari sebelum makan dan malam hari
sebelum tidur.
j. Ramuan Gatal Biasa
1. Bahan yang diperlukan:
• Batang Brotowali 2 sampai 3 jari.
• Air 6 gelas.
2. Cara pembuatan:
• Campuran dididihkan selama 1/2 jam.
3. Cara pemakaian:
• Air brotowali gunakan untuk mencuci kulit yang gatal
k. Ramuan gatal karena Panu
• Bercak putih halus, berbatas tegas.
• Rasa gatal pada waktu berkeringat.
2. Bahan yang diperlukan:
• Lengkuas 1 jari.
• Cuka 1 sendok makan
3. Cara pembuatan:
• Lengkuas dipotong miring.
• Bagian ujungnya dipukul-pukul hingga berserabut seperti kuas.
4. Cara pemakaian:
• Kuas lengkuas yang sudah direndam dalam cuka digosokkan pada kulit yang
sakit 2 x sehari.
l. Ramuan Gatal karena kurap
1. Ciri-ciri penyakit:
• Bercak-bercak bundar di kulit selebar beberapa cm dengan tepi berbatas
jelas kemerahan.
• Bersisik biasanya dibadan, tangan, kaki, lipatan paha, sela jari dan kepala.
2. Bahan yang diperlukan:
• Daun landep 1 genggam.
• Jeruk nipis 1 buah.
3. Cara pembuatan:
• Daun landep dilumatkan.
• Campurkan pada daun landep yang telah dilumat.
4. Cara pemakaiannya:
• Dioleskan pada kulit yang sakit.
m.Ramuan Gatal Karena Kudis
1. Ciri-ciri penyakit:
• Bintik-bintik bergerombol.
• Rasa amat gatal terutama diantara jari-jari tangan dan kaki.
• Pergelangan sebelah dalam dan pantat.
2. Bahan yang diperlukan:
• Daun sambiloto segar 1 genggam.
• Belerang sedikit
3. Cara pembuatannya:
• Bahan ditumbuk bersama-sama sampai halus dan rata.
4. Cara pemakaian:
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisa Permasalahan
Berdasarkan hasil analisa penulis, telah didapatkan bahwa mayoritas
masyarakat Indonesia masih belum mengerti benar tentang bagaimana cara mengolah
dan aturan pemakaian obat tradisional/toga dengan tepat, sehingga terjadi
kesalahpahaman yang membuat obat tradisional/toga tersebut berefek negatif,
dikarenakan anggapan yang salah dan pengetahuan yang masih kurang mengenai
kegunaan obat tradisional/toga yang sebenarnya. Redaksi Agromedia (2008)
menuliskan bahwa selama mengikuti takaran yang dianjurakan, proses pembuatannya
higienis, dan cara penyimpanannya baik, niscaya efek samping negatif obat
tradisional tidak perlu dikhawatirkan.
Dengan begitu, software aplikasi SPK berbasis web untuk pemilihan toga
dengan metode ELECTRE ini dapat menjadi salah satu solusi untuk permasalahan di
atas. Yang dimana, software aplikasi SPK ini mampu menghasilkan suatu hasil
usulan solusi berupa urutan prioritas alternatif (toga) yang dilandasi oleh pengetahuan
pakar berpengalaman. Serta, terdapat penjelasan mengenai cara pengolahan
masing-masing jenis toga yang menjadi alternatif dan menyediakan 5 (lima) macam kriteria
toga yang dapat dipilih sesuai keinginan user, user diharuskan untuk memilih
sebelumnya, yaitu: harga, khasiat, bagian toga, ketersediaan, dan cara pengolahan.
Sehingga, output dari aplikasi SPK ini dapat memberikan pertimbangan bagi user
untuk memilih jenis toga mana yang akan dikonsumsi sebagai obat alternatif untuk
mengatasi masalah kesehatannya masing-masing.
3.2 Perancangan Sistem
Pada sub bab ini dijelaskan tentang semua tahap-tahap peracangan sistem yang
diperlukan.
3.2.1 Deskripsi Umum Sistem
Deskripsi umum sistem ini memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Proses Sistem Secara Umum
Input dari User:
a. Data jenis penyakit terpilih, misal: TBC. b. Data alternatif toga
terpilih, misal: tebu, kencur, kumis kucing. c. Data kriteria toga
terpilih, misal: 1. Harga:
5000-10000/100gr. 2. Khasit: mengobati
1-2 jenis penyakit. 3. Bagian Toga: daun. 4. Ketersediaan: lokal. sesuai jenis penyakit yang di input. b. Analisa nilai bobot
masing-masing alternatif toga terpilih.
c. Analisa nilai bobot kebutuhan dari user. d. Hitung semua bobot,
mulai dari bobot masing-masing alternatif toga hingga bobot kebutuhan.
Output:
Masukan (input) dari user berupa data jenis penyakit, data alternatif toga,
dan data kriteria toga. Masukan tersebut dapat dipilih sesuai keinginan dan
kondisi masing-masing user. Untuk alternatif toga yang muncul sesuai dengan
jenis penyakit yang telah dipilih oleh user, dapat dipilih minimal 3 alternatif.
Begitu juga dengan kriteria toga, user dapat memilih minimal 3 kriteria toga
beserta nilai kriterianya dari 5 kriteria yang telah disediakan.
Kemudian semua masukan tersebut akan di analisa satu per satu dan nilai
bobot dari masing-masing alternatif terpilih pada setiap kriteria terpilih akan
dihitung menggunakan metode ELECTRE dengan cara mengeliminasi alternatif
yang less favourable. Hasil akhir (output) yang akan tersaji nantinya berupa
urutan prioritas alternatif toga maksimal 5 alternatif.
3.2.2 Analisa Data
Dalam perancangan software aplikasi SPK ini diperlukan data-data
pendukung berikut:
1. Data jenis penyakit, terdiri dari no. jenis penyakit dan nama jenis penyakit.
Data ini dimasukkan oleh pakar bersangkutan.
2. Data toga sebagai alternatif, meliputi no. toga, nama toga, nama ilmiah,
deskripsi dan gambar. Data ini juga dimasukkan oleh pakar bersangkutan.
3. Data kriteria, terdiri dari no kriteria, nama kriteria. Untuk detil kriteria yang
meliputi no detil kriteria, no kriteria, dan bobot dimasukkan oleh pakar.
Pembobotan, meliputi nilai bobot alternatif setiap kriteria terpilih yang telah
4. Data bobot kebutuhan untuk masing kriteria terhadapa
masing-masing alternatif yaitu antara nilai 1 sampai dengan 5 (Kusumadewi, 2006).
5. Untuk analisa data selanjutnya, dapat mengikuti proses langkah-langkah
yang ada dalam rancangan bagan alir (flowchart/system flowchart).
3.2.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Berdasarkan hasil analisa data di atas, didapatkan bahwa apabila proses
pemilihan dengan metode ELECTRE telah selesai, maka akan dihasilkan suatu
output berupa urutan pilihan ranking prioritas alternatif toga. Yang dimana
dalam proses tersebut terjadi pengeliminasian terhadap alternatif-alternatif less
favourable (kurang menguntungkan).
3.2.4 Flowchart Metode ELECTRE
Menjelaskan mengenai proses penentuan prioritas data alternatif toga
menggunakan metode ELECTRE. Dimulai dari input data kriteria terpilih
hingga perhitungan nilai bobot kriteria terpilih. Alur proses/flowchart dari
3.2.5 Hirarki Proses
Digunakan untuk menggambarkan susunan proses-proses yang terjadi
pada sistem, mulai dari tingkat tertinggi hingga tingkat terendah.
Dekomposisi/membagi sistem ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan
sederhana dapat dilakukan, seperti yang terlihat pada gambar 3.3.
3.2.6 DFD (Data Flow Diagram)
DFD sebagai alat untuk mendokumentasikan proses dalam suatu sistem
yang menekankan fungsi pada sistem, cara menggunakan informasi yang
tersimpan serta pemindahan informasi antar fungsi dalam sistem. DFD dari
software aplikasi ini memiliki beberapa tahapan berikut:
1. Context Diagram
Menggambarkan proses aliran data yang terjadi dalam sistem secara
global. Selanjutnya dapat didekomposisi menjadi DFD level 0 yang
menjelaskan proses pada level yang lebih tinggi.
Pesan Data Buku Tamu
Olah Data Buku Tamu Laporan Buku Tamu
Input Data Buku Tamu
Olah Data Berita atau Artikel Laporan Berita atau Artikel Input Data Kriteria dan Detil Kriteria Pilihan
Input Data Altenatif Pilihan Input Data Jenis Penyakit Pilihan
Pesan Login Anggota Input Data Login Anggota
Pesan Pendaftaran Anggota Input Data Pendaftaran Anggota Laporan Pencarian User Laporan Data Kriteria dan Detil Kriteria Input Data Kriteria dan Detil Kriteria
Laporan Data Alternatif
2. DFD Level 0
Terbagi menjadi 5 (lima) proses, yaitu proses pendaftaran anggota, proses
validasi data login, proses pengolahan data, proses ELECTRE, proses laporan.
3. DFD Level 1 ELECTRE
Menjelaskan dekomposisi dari proses ELECTRE yang terbagi menjadi 7
(tujuh) proses, seperti terlihat pada gambar berikut:
4. DFD Level 1 Laporan
Menjelaskan dekomposisi dari proses laporan yang ada pada DFD level 0,
terbagi menjadi 5 (lima) proses, seperti terlihat pada gambar berikut:
5. DFD Level 2 Eliminasi Alternatif Less Favourable
Menjelaskan dekomposisi proses eliminasi alternatif yang kurang
menguntungkan (less favourable), terdiri dari 2 (dua) proses berikut:
Gambar 3.8 DFD Level 2 Eliminasi Alternatif Less Favourable
3.2.7 CDM(Conceptual Data Model)
CDM merupakan perancangan basis data yang berdasar pada
pengumpulan dan analisa data. Pembuatan CDM adalah suatu tahap dimana
kita melakukan proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data.
Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem database, kita
diharuskan mengenal terlebih dahulu bagian-bagian lain dari sistem informasi
yang akan berinteraksi dengan sistem database, tipe data yang digunakan
bersifat general dan tidak spesifik. CDM aplikasi SPK dapat dilihat pada
Gambar 3.9 Conceptual Data Model
3.2.8 PDM(Physical Data Model)
PDM merupakan model yang menggunakan sejumlah tabel untuk
menggambarkan data serta hubungan antara data-data yang ada dalam suatu
aplikasi. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom, dimana setiap kolom
tersebut memiliki nama yang unik. Berbeda dengan CDM, PDM adalah
rancangan database secara fisik/sebenarnya, dan tipe data yang digunakan
Gambar 3.10 Physical Data Model
3.2.9 Struktur Database
Pada struktur database ini akan menjelaskan mengenai rancangan seluruh
tabel database yang digunakan dalam software/aplikasi SPK ini. Berikut
1. Nama: Users
Fungsi: menyimpan semua data user (Admin, Pakar, Anggota).
Tabel 3.1 Tabel Users
Nama Tipe Data Panjang Keterangan
Id User Integer Primary Key
Sandi1 VarChar 32
Sandi2 VarChar 32
Nama Lengkap VarChar 100
Jenis Kelamin Enum ‘Pria’, ’Wanita’
Email VarChar 100
Lokasi VarChar 100
Level Enum ‘Admin’, ’Pakar’, Anggota
2. Nama: Jenis Penyakit
Fungsi: menyimpan data jenis penyakit
Tabel 3.2 Tabel Jenis Penyakit
Nama Tipe Data Panjang Keterangan
No Jenis Penyakit Integer 5 Primary Key
Nama Jenis Penyakit VarChar 100
3. Nama: Toga
Fungsi: menyimpan data alternatif (toga)
Tabel 3.3 Tabel Toga
Nama Tipe Data Panjang Keterangan
No Toga Integer 5 Primary Key
No Jenis Penyakit Integer 5 Foreign Key
Nama Toga VarChar 100
Nama Ilmiah VarChar 100
Gambar VarChar 100
4. Nama: Kriteria
Fungsi: menyimpan data kriteria
Tabel 3.4 Tabel Kriteria
Nama Tipe Data Panjang Keterangan
No Kriteria Integer 5 Primary Key
Nama Kriteria VarChar 20
5. Nama: Detil Kriteria
Fungsi: menyimpan semua data user yang berhubungan dengan aplikasi
Tabel 3.5 Tabel Detil Kriteria
Nama Tipe Data Panjang Keterangan
No Detil Kriteria Integer 5 Primary Key
No Kriteria Integer 5 Foreign Key
Nilai Kriteria VarChar 100
Bobot Kriteria Integer 5
6. Nama: Pilihan User
Fungsi: menyimpan data transaksi pencarian
Tabel 3.6 Tabel Pilihan User
Nama Tipe Data Panjang Keterangan
No Pilihan Integer 5 Primary Key
Id User VarChar 20 Foreign Key
No Jenis Penyakit Integer 5 Foreign Key
7. Nama: Detil Pilihan User
Tabel 3.7 Tabel Detil Pilihan User
Nama Tipe Data Panjang Keterangan
No Pilihan User Integer 5 Primary Key
No Pilihan Integer 5 Foreign Key
Alternatif Integer 5
Kriteria Integer 5
Bobot Pilihan Integer 5
Bobot Dasar Integer 5
3.3 Perancangan Antarmuka
Menjelaskan perancangan antarmuka yang ada pada software/aplikasi SPK
pemilihan toga ini, mulai dari halaman utama hingga halaman-halaman khusus untuk
para Anggota, Admin, dan Pakar.
3.3.1 Rancangan Halaman Utama
Rancangan halaman utama aplikasi SPK berbasis web dapat dilihat pada
Gambar 3.11 Rancangan Halaman Utama
3.3.2 Rancangan Halaman Pendaftaran Anggota
Rancangan halaman ini berfungsi bagi pengunjung web yang ingin
mendaftar menjadi Anggota untuk mengakses menu utama SPK. Yang dimana
Gambar 3.12 Rancangan Form Pendaftaran Anggota
3.3.3 Rancangan Halaman Login
Terdapat textfield id user dan kata sandi sebagai syarat untuk login
masing-masing user. Data login ini dapat menentukan level user yang sedang
login, apakah Admin, Pakar atau pengunjung web yang telah mendaftar
Gambar 3.13 Rancangan Form Login
3.3.4 Rancangan Halaman Olah Users
Halaman ini berguna bagi user admin web untuk mengolah data para user
yang telah tersimpan dalam database, mulai dari sekedar melihat data hingga
mengubah data user.
3.3.5 Rancangan Halaman Form Aplikasi SPK
Bagi user pengunjung web yang telah mendaftar menjadi anggota dapat
mengkases SPK ini dengan login sebagai anggota dengan nama ID dan kata
sandi masing-masing anggota, berikut rancangan formnya:
BAB IV
IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK
Pada bab ini akan menjelaskan tahap-tahap implementasi dari software aplikasi
yang dibangun, mulai dari implementasi perangkat yang digunakan hingga
implementasi sistem aplikasi.
4.1 Perangkat yang Digunakan
Perangkat yang digunakan untuk membangun aplikasi SPK berbasis web ini
ada 2 macam, yaitu perangkat keras/hardware dan perangkata lunak/software.
4.1.1 Perangkat Keras/Hardware
Perangkat keras/hardware dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi SPK
ini, berikut spesifikasi minimalnya:
a. Keyboard.
b. Mouse.
c. Printer.
d. Monitor VGA 15” dengan resolusi 1200 x 800 pixel (wide screen).
e. Processor komputer/laptop Pentium II 733 MHz atau lebih.
4.1.2 Perangkat Lunak/Software
Beberapa perangkat lunak/software tertentu juga dibutuhkan untuk
membangun dan mengembangkan aplikasi ini, sekaligus untuk menjalankan
aplikasi yang telah dibangun. Software-software yang digunakan antara lain:
a. Sistem Operasi Windows XP Profesional Service Park 1 atau 2 atau Vista.
b. XAMPP-WIN32-1.6.8.
c. Adobe Dreamweaver CSS.
d. Browser Mozilla Firefox 3.0.3.
e. Power Designer 6.
f. Power Designer 11.
4.2 Implementasi Sistem
Pada sub bab ini menjelaskan tentang tata cara penggunaan aplikasi yang telah
dibangun, mulai dari menu umum untuk user biasa hingga menu untuk administrator.
4.2.1 Menu Umum
Menu umum ini ditujukan untuk para pengunjung web (user) yang belum
mendaftar menjadi anggota. Menu-menu tersebut terdiri dari:
a. Beranda
Menu beranda ini berisi ucapan selamat datang dan penjelasan singkat
tentang aplikasi SPK web yang telah dibangun. Serta headline berita/artikel
tentang toga yang isinya hanya ditampilkan sebagian. Halaman menu ini dapat
Gambar 4.1 Halaman Utama
b. Profil
Menu profil berisi penjelasan profil dari aplikasi SPK web yang telah
Gambar 4.2 Halaman Menu Profil
c. SPK
Menu aplikasi SPK ini hanya dapat di akses oleh user yang telah menjadi
anggota, alasan user harus mendaftar terlebih dahulu adalah untuk pendataan
user yang dapat dikembangkan lagi untuk survey nantinya. Apabila menu ini di
klik oleh user yang belum menjadi anggota, maka akan muncul pesan
Gambar 4.3 Halaman Pesan Pemberitahuan Aplikasi SPK
d. Galeri
Menu galeri berisi foto-foto toga beserta penjelasannya masing-masing,
mulai dari khasiat hingga cara pengolahan dan pemakaian. Tampilannya
sebagai berikut:
e. Berita/Artikel
Menu berita/artikel ini tentunya berisi berita/artikel tentang toga yang
dapat dibaca oleh user. Namun, tidak dapat di download. Tampilannya terlihat
pada gambar 4.5 berikut:
f. Buku Tamu
Menu ini disediakan untuk para user yang ingin meninggalkan
pesan/komentar untuk administrator atau pakar. Tampilannya terlihat pada
gambar 4.6.
Gambar 4.6 Halaman Form Buku Tamu
g. Daftar
Menu ini disediakan bagi user yang ingin menjadi anggota untuk
memenuhi syarat agar dapat mengakses menu aplikasi SPK. Pada form
pendaftaran ini disertai dengan validasi input data, sehingga user tidak dapat
sembarangan memasukkan data. Tampilan form pendaftaran dapat dilihat pada
Gambar 4.7 Halaman Form Pendaftaran
4.2.2 Menu Anggota
Pada menu khusus untuk anggota ini hampir sama dengan menu-menu
yang dapat di akses oleh user biasa, bedanya adalah menu aplikasi SPKnya
dapat di akses bila user anggota telah masuk/login dengan id user dan kata
tidak valid atau ada user iseng yang ingin mengakses menu aplikasi SPK tanpa
masuk/login, maka akan muncul pesan peringatan seperti gambar 4.8. Untuk
form login dapat dilihat pada gambar 4.9, terdapat 2 (dua) buah textbox untuk di
isi dengan id user dan kata sandi yang dimiliki oleh masinf-masing user.
Gambar 4.8 Halaman Pesan Peringatan Login/Masuk
Gambar 4.9 Halaman Form Login/Masuk
Bila id user dan kata sandi yang dimasukkan valid, maka user akan
dibawa ke halaman menu utama, yaitu beranda (gambar 4.1) dan menu SPK
sudah dapat di akses (gambar 4.10). Pada form aplikasi SPK terdapat menu list
yang berisi macam-macam jenis penyakit yang harus dipilih salah satu oleh
user bersangkutan. Setelah jenis penyakit dipilih, maka akan muncul urutan
kriteria toga yang telah disediakan, kemudian user harus memilih minimal 3
(tiga) alternatif toga dan 3 (tiga) kriteria toga untuk dihitung nilai bobotnya
dengan metode ELECTRE. Hasil akhir yang akan muncul berupa urutan pilihan
prioritas alternatif toga yang dapat dipilih oleh user untuk dijadikan obat
alternatif.
4.2.3 Menu Pakar
Menu khusus untuk pakar ini hanya mempunyai 1 menu, yaitu SPK.
Berisi laporan data aplikasi SPK yang telah dipilih oleh user anggota.
a. SPK
Menu ini berfungsi bagi pakar untuk mengetahui respon masyarakat
terhadap software aplikasi SPK ini, seperti yang terlihat pada gambar 4.11,
terdapat laporan jenis penyakit, alterantif toga dan kriteria-kriteria toga mana
saja yang dipilih oleh user anggota beserta nilai bobot kebutuhan yang dipilih.
4.2.4 Menu Administrator
Menu khusus untuk admin ini disediakan khusus untuk admin guna
mengolah data website, seperti tambah, ubah, hapus data dan upload file.
a. Beranda
Halaman utama admin dapat dilihat pada gambar 4.12 dibawah ini, yang
dimana terdapat form untuk merubah isi beranda, sehingga isi beranda web
dapat berubah-ubah bila dirasa admin perlu untuk dirubah.
b. Profil
Menu ini juga disediakan untuk admin guna merubah isi profil, sehingga
isi profil web dapat berubah-ubah bila dirasa admin perlu untuk dirubah.
Berikut tampilannya:
c. Galeri
Menu ini berfungsi bagi user admin untuk mengolah data galeri toga,
halaman pertama yang akan muncul adalah daftar data galeri (gambar 4.14).
Bila admin ingin menambahkan data galeri toga baru, dapat mengklik
tombol Tambah Data yang terletak di atas tabel daftar sebelah kiri halaman,
maka akan muncul form tambah data galeri toga (gambar 4.15). Dan apabila
admin ingin merubah data galeri yang sudah ada, dapat mengklik tulisan Ubah
pada kolom aksi, maka akan muncul form untuk merubah data galeri yang telah
dipilih (gambar 4.16).
Gambar 4.16 Halaman Form Edit Data Galeri Toga
d. Berita/Artikel
Menu ini berfungsi bagi user admin untuk mengolah data berita/artikel
yang berhubungan dengan toga, halaman pertama yang akan muncul adalah
Bila admin ingin menambahkan data berita/artkel baru yang berhubungan
dengan toga, dapat mengklik tombol Tambah Data yang terletak di atas tabel
daftar sebelah kiri halaman, maka akan muncul form tambah data galeri toga
(gambar 4.18). Dan apabila admin ingin merubah data berita/artkel yang sudah
ada, dapat mengklik tulisan Ubah pada kolom aksi, maka akan muncul form
untuk merubah data berita/artkel yang telah dipilih (gambar 4.19).
Gambar 4.19 Halaman Ubah Data Berita/Artikel
e. Buku Tamu
Menu ini berfungsi bagi admin untuk melihat dan membalas isi
pesan/komentar dari pengunjung web. Halaman pertama yang akan muncul
Bila admin ingin membalas pesan yang ditinggalkan oleh para
pengunjung web, dapat mengklik alamat email pengunjung web yang
meninggalkan pesan. Form untuk membalas pesan buku tamu terlihat pada
gambar 2.21, pesan balasan tersebut akan dikirim ke email pengunjung web
langsung.
Gambar 4.20 Halaman Daftar Pesan Buku Tamu
f. Buku Tamu
Pada menu User ini, berguna bagi admin untuk memanajemen data para
user, baik data admin sendiri maupun data user pakar dan anggota. Mulai dari
tambah, ubah dan hapus data user. Halaman pertama yang akan muncul adalah
daftar tabel data user (gambar 4.22).
Bila admin ingin menambahkan data user baru dapat mengklik tombol
Tambah Data User yang terletak di atas tabel daftar sebelah kiri halaman, maka
akan muncul form tambah data user (gambar 4.23).
Dan apabila admin ingin merubah data user yang sudah ada, dapat
mengklik tulisan Ubah pada kolom aksi, maka akan muncul form untuk
merubah data user yang telah dipilih (gambar 4.24).
Gambar 4.23 Halaman Form Tambah Data User
BAB V
UJI COBA DAN EVALUASI
Pada bab ini menjelaskan mengenai uji coba pada software aplikasi yang telah
dibangun dan mengevaluasi hasil uji coba tersebut. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui kelayakan software aplikasi yang telah dibangun. Dan evaluasi dilakukan
untuk mengetahui kualitas software aplikasi bersangkutan.
5.1 Uji Coba Sistem
Maksud dari uji coba sistem ini adalah melakukan pengujian terhadap sistem
aplikasi yang telah dibangun. Di awali dengan menguji coba form pendaftaran dan
menu utama aplikasi SPK.
5.1.1 Uji Coba Form Pendaftaran
Tampilan form registrasi dalam aplikasi ini disertai dengan validasi data
form untuk mengecek kevalidan data yang dimasukkan oleh user yang ingin
mendaftar menjadi anggota.
Validasi data yang dilakukan pada form registrasi ini diantaranya adalah:
a. Pengecekan data kosong, apabila terdapat isian form yang masih kosong
Gambar 5.1 Pesan Kesalahan Data Kosong
b. Pengecekan pola id user/username, harus sesuai dengan pola yang telah
ditentukan, harus menggunakan huruf minimal 4 karakter tanpa spasi. Jika
terjadi kesalahan, maka akan muncul pesan kesalahan seperti gambar 5.2:
Gambar 5.2 Pesan Kesalahan Pola Id User
c. Pengecekan kata sandi, kata sandi pertama dan kata sandi yang diulang
harus sama agar pengejaan kata sandi benar-benar valid. Apabila user
memasukkan kata sandi yang tidak sama, baik disengaja atau tidak
disengaja, maka akan muncul pesan pemberitahuan seperti yang terlihat pada
gambar 5.3 dibawah ini:
d. Pengecekan pola nama lengkap, harus sesuai dengan yang telah
ditentukan, hanya boleh menggunakan huruf. Bila ada user yang mengisikan
dengan sembarang data, maka akan muncul pesan peringatan berikut:
Gambar 5.4 Pesan Kesalahan Pola Nama Lengkap
e. Pengecekan pola email yang valid, bila alamat email tidak valid, maka
akan mucul pesan peringatan seperti gambar dibawah ini:
Gambar 5.5 Pesan Kesalahan Pola Email
f. Pesan Selamat Datang, bila user telah mengisi form registrasi dengan benar
dan data valid, maka akan muncul pesan selamat datang dengan
menyebutkan nama lengkap user yang telah mendaftar seperti yang terlihat
pada gambar berikut ini:
5.1.2 Uji Coba Form SPK
Uji coba memilih salah satu jenis penyakit untuk mengetahui urutan
pilihan alternatif toga, kemudian memilih minimal 3 (tiga) kriteria dan
masing-masing nilai kriteria toga sebagai nilai bobot kebutuhan yang akan di hitung
dengan metode ELECTRE, dapat dilihat pada gambar 5.7.
Dan, tampilan output/hasil akhir dari perhitungan dengan metode
ELECTRE dapat dilihat pada gambar 5.8 berikut:
Dari matrik [e] didapati bahwa alternatif toga prioritas ke-1 adalah Jahe,
karena yang bernilai 1 hanya jahe. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Didapatkan matrik [e] :
- 0 0
E = 0 - 0
0 1 -
2. Dari matrik [e] di atas, terdapat nilai 1 pada baris 3 kolom 2, maka jika
ekl=mengindikasikan bahwa alternatif Ak lebih dipilih daripada alternatif Al.
3. Jadi, alternatif ke-3, yaitu Jahe lebih dipilih daripada alternatif ke-2, yaitu
Cengkeh. Sehingga, jahe menjadi urutan pilihan ranking prioritas ke-1
dibandingkan alternatif lainnya. Tampilannya dapat dilihat pada gambar 5.9.
Namun, pada uji coba berikutnya, dengan user memilih jenis penyakit
Amandel dan pilihan alternatif toganya Jeruk Nipis, Beringin, dan Kapulaga
(gambar 5.10). Ditemui bahwa terdapat nilai 1 pada beberapa alternatif, yaitu
Beringin dan Kapulaga. Sehingga, menjadi alternatif yang ambigu dan kurang
tepat (gambar 5.11).
Pada gambar 5.11 berikut, dapat dilihat output/hasil akhir uji coba ke-2
dengan form pilihan user ke-2 (gambar 5.10).
Dari matrik [e] pada gambar 5.11 didapati bahwa terdapat nilai 1 pada
alternatif yang sama, yaitu Beringin. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Didapatkan matrik [e] :
- 0 0
E= 0 - 0
1 1 -
2. Dari matrik [e] di atas, terdapat nilai 1 pada baris 3 kolom 1 dan kolom 2,
sehingga menjadi ambigu, seperti yang terlihat pada gambar 5.12.
6.1. Kesimpulan
Setelah melakukan uji coba yang di lakukan pada bab lima, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan yaitu:
a. Metode ELECTRE dapat menghasilkan urutan prioritas dan menentukan
alternatif prioritas ke-1, yaitu dalam uji coba di atas adalah Jahe (gambar 5.9).
b. Pada hasil perhitungan uji coba ke-2 (gambar 5.11), terdapat nilai 1 pada
alternatif yang sama, sehingga menjadi ambigu dan hasil yang dikeluarkan
menjadi kurang tepat. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa ELECTRE
mempunyai kelemahan.
6.2 Saran
Berdasarkan pengalaman yang telah ada didapatkan beberapa saran untuk
pengembangan aplikasi lebih lanjut. Saran-saran tersebut antara lain:
a. Dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan menu pencarian nama
alternatif toga untuk ditemukan jenis penyakitnya apa dan sebaliknya.
b. Dapat ditambahkan konsep OOP (Object Oriented Programming) ke dalam pemrogramannya.
c. Dapat ditambahkan satu metode lagi untuk menutupi kekurangan metode
Kusumadewi, Sri, dkk (2006) “FUZZY MULTI-ATTRIBUTE DECISION
MAKING (FUZZY MADM)”, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Hakim, Lukmanul (2008) “MEMBONGKAR TRIK RAHASIA PARA
MASTER PHP”, Penerbit Lokomedia, Yogyakarta.
Kurniawan, Rulianto (2008) “MEMBANGUN SITUS DENGAN PHP UNTUK
ORANG AWAM”, Penerbit Maxxikom, Palembang.
Kusrini, M. Kom (2007) “KONSEP DAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN”, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Dalim Artha Setiawan, Dr. (2009) “ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA
JILID 6”, Penerbit Pustaka Bunda, Grup Puspa Swara, Jakarta.
Agromedia, “273 RAMUAN TRADISIONAL UNTUK MENGATASI