• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang dipengaruhi oleh segi-segi sosial dan budaya. Istilah sastra dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat dijumpai pada semua masyarakat meskipun secara sosial, ekonomi dan keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam Pradopo, 2001:9).

Wellek dan Austin dalam Nurgiantoro (1995:3) menyebutkan bahwa sastra merupakan suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni dan objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai media penyampaiannya. Oleh karena itu karya sastra adalah salah satu karya seni karena karya sastra dengan leluasa mengungkapkan dan mengekspresikan nilai-nilai yang bermanfaat bagi manusia demi penyempurnaan kehidupan manusia.

Karya sastra memilki beberapa klasifikasi, jenis atau genre, yang meliputi prosa, puisi dan drama. Prosa terdiri atas novel, cerpen, roman dan sebagainya. Novel merupakan jenis sastra yang berupa cerita yang mudah dibaca dan dicerna, yang juga mengandung suspense (rasa ingin tahu) ditiap alurnya yang dengan mudah menimbulkan sikap penasaran pembacanya (Jacob Soemardjo, 1999:11-12).

Nurgiantoro (1998:11) mengungkapkan bahwa novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu lebih banyak, lebih rinci, lebih detail dan melibatkan berbagai permasalahan yang kompleks. Sejalan

(2)

dengan hal tersebut Henry Guntur (1993:164) menjelaskan bahwa novel merupakan suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan yang nyata dalam suatu alur atau keadaan.

Berdasarkan pengertian di atas, diantara genre utama karya sastra genre prosa yang dianggap paling dominan dalam menampilkan unsur-unsur sosial dan banyak digunakan sastrawan sebagai wadahnya untuk lebih bebas mengekspresikan kehidupan sosial suatu masyarakat dan lebih luas menyajikan masalah kemasyarakatan. Selain itu novel juga merupakan suatu media untuk mengungkapkan sisi kehidupan pada suatu zaman secara nyata dalam bentuk yang lebih menarik. Sisi kehidupan suatu zaman terebut disusun dengan imajinasi fiktif pengarang dengan tidak mengurangi nilai-nilai yang sebenarnya.

Sastra dibangun oleh unsur-unsur yang menjadikannya sebuah kesatuan yang utuh, yang terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun sebuah karya sastra dari dalam, yang terdiri dari alur, tokoh, latar, penokohan, bahasa, gaya bahasa, amanat dan lain sebagainya. Sedangkan unsur ekstrinsik menurut Nurgiantoro (1998:23) adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organism karya sastra. Karya sastra merupakan struktur tanda-tanda yang bermakna.

Selain itu, novel juga dijadikan sebagai alat untuk mengungkapkan suatu budaya dalam suatu bangsa. Novel Young Samurai ‘the Way of the Sword’ karya Chris Bradford merupakan sebuah novel yang menyajikan sebuah sisi kehidupan masyarakat Jepang pada abad ke-16. Dimana pada saat itu merupakan zaman yang

(3)

penuh dengan sejarah kebangkitan feodal Jepang. Zaman tersebut merupakan zaman yang banyak melahirkan kekuatan-kekuatan militer Jepang, seperti dengan adanya kemunculan bushi atau yang lebih dikenal dengan samurai pada saat sekarang.

Young Samurai ’the Way of the Sword’, merupakan buku kedua dari novel Young Samurai. Chris Bradford sendiri merupakan seorang penulis yang telah mendalami berbagai jenis bela diri Jepang mulai saat Ia kecil. Ia telah bergabung dengan klub judo sejak berusia tujuh tahun, hingga kini ia telah menguasai teknik dalam karate, ilmu pedang samurai serta memegang sabuk hitam taijutsu, yaitu rahasia seni bertarung ninja.

Samurai atau yang juga disebut dengan bushi pada awal zaman Heian, merupakan golongan masyarakat atas yang bertugas untuk melindungi dan mengabdi pada tuannya. Secara tidak langsung akan bergantung pada tuannya. Kelahiran bushi sangat erat kaitannya dengan feodalisme di Jepang. Bushi yang pada awalnya adalah seorang petani biasa, namun dengan terbentuknya sistem feodal di Jepang kekuatan bushi semakin meningkat.

Situmorang (1995:11) menjelaskan bahwa pada awalnya bushi adalah kelompok petani yang dipersenjatai untuk mengabdi kepada tuannya kizoku (keluarga bangsawan) dan mempertahankan eksistensi shoen atau dozoku tuannya. Sejalan dengan pengertian tersebut, Nio Joe Lan (1965:52) menyebutkan bahwa bushi atau samurai adalah golongan orang peperangan yang sudah biasa dengan kesukaran-kesukaran kehidupan sehingga mereka setia pada pemimpinnya.

Sedangkan bushido sendiri merupakan semangat ksatria atau prajurit, moralitas bushi, dan jalan hidup bushi. Suryohadiprojo (1982:20),

(4)

mengungkapkan bahwa bushido merupakan penyatuan prinsip-prinsip kesetiaan dan keberanian seorang militer dengan sikap moral tinggi yang di ajarkan konfusius. Bushido inilah yang menjadi pedoman hidup samurai.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dilihat bahwa dalam bushido terkandung beberapa prinsip dan nilai-nilai yang menjadi pedoman hidup seorang samurai. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam semangat bushido yang harus dimiliki seorang samurai (Bradford, 2010:481-483) terdiri dari tujuh prinsip antara lain, gi (integritas), yu (keberanian), jin (welas asih atau kasih sayang), rei (hormat), makoto (kejujuran), meiyo (martabat) dan chungi (kesetiaan).

Novel Young Samurai ‘ the Way of the Sword’, menceritakan kisah Jack seorang anak berusia dua belas tahun berkebangsaan Inggris yang telah belajar memahami banyak hal tentang pelajaran-pelajaran mengenai berbagai macam nilai-nilai bushido di sebuah sekolah yang bernama Niten Ichi Ryo setelah ia diangkat sebagai anak oleh seorang daimyo yang bernama Masamoto. Kisah ini terjadi pada zaman Edo, dimana pada zaman ini merupakan zaman yang memuat sejarah kebangkitan feodal Jepang, yang melahirkan sistem militer Jepang, seperti dengan terbentuknya bushi atau samurai.

Dalam novel ini akan diperlihatkan sebuah kehidupan seorang pemuda asing yang berada di wilayah Jepang, dimana dia mempelajari berbagai makna hidup dengan di latih menjadi seperti seorang samurai dengan berbagai aturan-aturan yang terkandung dalam prinsip dan sikap bushido. Berbagai tantangan dan ujian ia lewati agar bisa menjadi seorang samurai muda yang tangguh. Semua itu ia lalui dengan penuh kerja keras untuk satu tujuan agar ia bisa membalaskan

(5)

dendamnya pada Dokugan Ryu, seorang ninja yang telah membunuh ayah dan juga teman-temannya.

Dari keterangan di atas dan setelah membaca novel ini, penulis tertarik untuk menganalisis prinsip-prinsip bushido yang terdapat dan bagaimana penerapannya oleh beberapa tokoh dalam novel ini. Berdasarkan alasan tersebut penulis akan membahasnya dalam skripsi yang berjudu l “Analisis Tujuh Prinsip Bushido dalam Novel Young Samurai ‘the Way of the Sword’ Karya Chris Bradford”.

1.2 Perumusan Masalah

Martin mengatakan bahwa masyarakat feodal adalah masyarakat yang militeristik yang hidup diatas tanah yang terpecah belah. Hal ini terjadi karena lahirnya banyak penguasa feodal yang memberikan perlindungan atas faktor produksi, terutama tanah kepada petani. Inti sistem feodal adalah muatan dua hubungan pribadi yaitu antara raja dengan tuan-tuan tanah dan antara tuan-tuan tanah dan dengan para petani. Jepang mengenal feodalisme dimulai dari zaman Kamakura, Muromachi hingga awal zaman Edo (1185-1600). Novel ini menceritakan kondisi Jepang pada zaman Edo. Pada saat itu Jepang di perintah dengan adanya sebuah keshogunan, yang kemudian dipecah-pecah menjadi beberapa bagian yang kemudian masing-masing wilayah dipimpin oleh seorang daimyo. Dalam kondisi yang seperti itu dibentuklah bushi atau samurai sebagai pengawas pertanian dan untuk memperluas wilayah kekuasaan. Setiap bushi melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh atasannya.

(6)

Setiap bushi memiliki peraturan-peraturan yang terkandung dalam bushido. Semua peratuan, prinsip dan nilai-nilai yang terkandung dalam bushido tersebut haruslah di patuhi oleh para samurai agar dapat mencapai sebuah penyempurnaan untuk menjadi seorang samurai sejati.

Novel Young Samurai ‘the Way of the Sword’ banyak memuat tentang sikap-sikap bushido yang tercermin dalam sikap seorang samurai melalui tokoh cerita.

Berdasarkan keterangan tersebut, penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apasaja prinsip-prinsip bushido yang harus dimiliki oleh seorang samurai? 2. Seperti apa pengarang mengungkapkan tujuh prinsip bushido tersebut

dalan novel melalui prilaku tokohnya? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membahas dan menganalisis tujuh prinsip yang terdapat dalam semangat bushido, diantaranya gi (integritas), yu (keberanian), jin (welas asih atau kasih sayang), rei (hormat), makoto (kejujuran), meiyo (martabat) dan chungi (kesetiaan) yang terdapat dalam novel Young Samurai ‘the Way of the Sword’. Hal yang lebih mendetail tentang prinsip bushido ini telah di tuliskan dalam bentuk pertanyaan. Seperti yang telah dijabarkan di atas, bahwa penulis akan membahas dan menganalisis bagaimana prinsip-prinsip bushido tersebut di dalam kehidupan seorang samurai melalui beberapa tokoh yang terdapat dalam novel.

Sebelum menganalisis secara detail mengenai prinsip bushido tersebut, terlebih dahulu penulis akan sedikit membahas tentang hal konsep-konsep bushido,

(7)

hal-hal apasaja yang mendasari adanya bushido sehingga bushido dipakai sebagai pedoman oleh para samurai dan apa saja prinsip yang ada dalam bushido itu sendiri.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Inazo Nitobe dalam Astuti (1974:23) mendeskripsikan bushido sebagai aturan atau kode yang tidak tertulis dimana bushido adalah kode atau aturan dari prinsip-prinsip moral yang mana para samurai diminta atau di instruksikan untuk memperhatikannya. Ini bukanlah suatu kode atau aturan yang tertulis, ini terdiri dari beberapa peribahasa yang diturunkan dari mulut ke mulut atau dari tulisan beberapa sarjana atau prajurit yang cukup terkenal. Inazo menambahkan bahwa bushido adalah doktrin yang keras.

Lebih umum lagi, ini merupakan kode atau aturan yang tidak di ucapkan dan tidak dituliskan, terdiri dari banyak sanksi yang kuat terhadap perbuatan-perbuatan benar dan suatu hukum tertulis pada hati manusia. Ini ditemukan bukan berdasarkan pikiran atau temuan seseorang, ataupun dari perjalanan hidup seseorang.

Etika Bushido dipengaruhi oleh Shintoisme, Cina Klasik dan sekolah Rinzai untuk Budha Zen yang menyangkut kesederhanaan, pelepasan dari ikatan, konsentrasi tanpa jiwa sebagai pendekatan dasar dalam situasi perang maupun dalam kehidupan sehari-hari dan menganggap seni berpedang sebagai jalan merealisasikan diri dan mengekspresikan sifat seorang Budha. Selain itu, dikatakan bahwa bushido merupakan sebuah kode etik kaum samurai yang tumbuh sejak terbentuknya samurai.

(8)

Benedict (1982:333) menjelaskan bushido merupakan tata cara samurai yang merupakan sebuah perilaku tradisional Jepang yang ideal. Bushido merupakan perpaduan antara kebaikan hati, keadilan, keberanian, kehormatan, kesopanan, pengendalian diri dan kesetiaan. Ini merupakan tujuh prinsip yang terkandung dalam jiwa bushido yang harus dimiliki oleh seorang samurai.

Bushi merupakan golongan militer yang dikenal juga sebagai ahli-ahli pedang Jepang atau dikenal juga sebagai samurai. Benedict (1982:335) mengungkapkan samurai adalah prajurit feodal yang berpedang dua. Sedangkan menurut Nurhayati (1987:10), samurai merupakan pasukan pengikut tuan tanah atau penguasa setempat yang di sebut daimyo.

Sejalan dengan hal tersebut Situmorang (1995:11) menjelaskan bahwa samurai atau bushi merupakan kelompok petani yang dipersenjatai untuk mengabdi pada tuannya dalam mempertahankan eksistensi shoen dan dozoku milik tuannya yang mengakibatkan para bushi berperang.

1.4.2 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan landasan teori dalam mengungkapkan kebenaran yang terdapat di dalamnya. Begitu juga dalam penelitian sastra, dibutuhkan titk tolak untuk menganalisa setiap masalahnya. Pada penambahannya, sebuah karya sastra merupakan sebuah penafsiran atau pemikiran tentang kehidupan. Pengarang sebuah karya sastra memiliki tujuan tersendiri dalam menulis karyanya. Banyak pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya yang dirangkum dalan hasil karyanya.

Seperti sebuah novel, mengandung banyak pesan dan juga pengetahuan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Seperti yang telah dibahas

(9)

sebalumnya, bahwa novel merupakan suatu cerita prosa fiktif dalam panjang tertentu yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan yang nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan. Sastra juga mengungkapkan kebudayaan, dimana sastra mengungkapkan masalah-masalah manusia dan kemanusiaan.

Seperti halnya, Jepang merupakan negara yang kaya akan budaya dan kebudayaan. Jepang dikenal sebagai negara yang sangat melestarikan budayanya. Seperti yang terlihat pada budaya yang tercermin pada seorang samurai atau bushi. Bahkan sampai sekarang nilai-nilai yang terkandung dalam bushido diterapkan oleh masyarakatnya. Bagi seorang sastrawan nilai-nilai bushido tersebut dijadikan sebagai sumber insipirasi dalam berkarya. Novel Young Samurai ‘the Way of the Sword’ misalnya, memuat berbagai nilai dan prinsip bushido yang dimiliki oleh seorang samurai.

Sebuah novel tidak hanya mencerminkan realitas tetapi lebih dari itu memberikan kepada kita sebuah refleksi realitas yang lebih besar, lebih lengkap, lebih hidup, dan lebih dinamik yang mungkin melampaui pemahaman umum. Sebuah karya sastra tidak hanya mencerminkan fenomena idividual secara tertutup melainkan lebih merupakan sebuah proses yang hidup. Sastra tidak mencerminkan realitas sebagai seperti fotografi, melainkan lebih sebagai suatu bentuk khusus yang mencerminkan realitas. Dengan demikian, sastra dapat mencerminkan realitas secara jujur dan objektif dan dapat juga mencerminkan kesan realitas subjektif (Selden, 1991:27).

Damono (1984:1) menuturkan bahwa karya sastra diciptakan sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu

(10)

sendir adalah anggota dari masyrakat, ia terikat oleh status sosial tertentu. Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium dan bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial.

Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat, antara masyarakat dengan perorangan, antar manusia dan antar peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Bagaimanapun juga hal-hal yang terjadi dalam batin seseorang yang sering menjadi bahan sastra, dimana hal tersebut merupakan pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau masyarakat.

Untuk mengetahui gambaran kehidupan yang mencakup hubungan antar masyarakat dan bagaimana sikap perorangan dalam sebuah karya sastra, yang mana dalam hal ini untuk mengetahui sikap-sikap tokoh-tokoh dalam novel Youing Samurai ‘the way of the sword’, apakah mencerminkan nilai-nilai bushido atau tidak dalam kehidupannya, maka penulis menggunakan teori sosiologi dalam menganaliisa hal tersebut. Karena secara tidak langsung mereka juga berhubungan dengan masyarakat dan bagaimana mereka bersikap pada diri sendiri.

Menurut Nyoman (2003-25), sosiologi sastra adalah penelitian terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan keterlibatan struktur sosialnya. Dengan demikian, penelitian sosioligi sastra baik dalam bentuk penelitian ilmiah maupun aplikasi praktis, dilakukan dengna cara mendeskripsikan, memahami, dan menjelaskan unsure-unsur karya sastra dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan struktur sosial yang terjadi di sekitarnya.

(11)

Berdasarkan teori sosiologi di atas, maka penulis akan menganalisis prinsip-prinsip bushido yang ada dalam sikap dan prilaku beberapa tokoh yang da dalam novel Young Samurai’the way of the sword’.

Selain itu penulis juga akan sedikit menyinggung tentang kesejarahan munculnya bushi dan bushido, sehingga dalam penelitian ini penulis juga akan menggunakan pendekatan historis, tapi tidak terlalu mendalam karena hanya mengupas sedikit mengenai sejarah munculnya bushido.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip bushido yang harus dimiliki oleh seorang samurai untuk pencapaian kesempurnaan agar menjadi samurai sejati.

b. Untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip bushido tersebut oleh para tokoh dalam novel Young Samurai ‘ the Way of the Sword’.

1.5.2 Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis sendiri, di harapkan dapat menambah wawasan mengenai berbagai pengetahuan seputar bushi dan bushido.

b. Bagi pembaca, diharapkan agar dapat menambah pengetahuan tentang prinsip-prinsip bushido seorang samurai dan dapat mengambil nilai-nilai positifnya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(12)

1.6 Metode Penelitian

Endraswara (2008:7) mengungkapkan karya sastra merupakan fenomena yang unik, ia juga merupakan fenomena organik. Di dalamnya penuh dengan serangkaian makna dan fungsi yang sering kabur dan tidak jelas. Hal ini disebabkan karena karya sastra memang sarat akan imajinasi. Penelitian sastra megungkapkan elemen-elemen dasar pembentuk sastra dan menafsirkan sesuai paradigm atau teori yang digunakan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalan metode deskriptif dengan pendekatan struktural semiotik, dimana penelitian ini dilakukan seobjektif mungkin berdasarkan fakta yang ada dengan pengkajian tanda (signifiant) dan makna (signifie).

Menurut Endraswara (2008:5), metode penelitian yang menggunakan metode deskriptif merupakan sebuah penelitian yang terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar jika diperlukan, bukan berbentuk angka.

Penelitian ini juga mencakup penelitian secara kualitatif.

Endraswara (2008:5) kembali menjabarkan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak menggunakan angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris.

Dengan metode tersebut diatas, penulis akan menganalisis prinsip-prinsip bushido yang terkandung dalam novel Young Samurai ‘the Way of the Sword’ melalui tokoh di dalamnya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) yaitu dengan menelusuri sumber-sumber kepustakaan dengan

(13)

membaca buku-buku dan referensi yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Selain itu penulis juga mengambil data dari berbagai situs internet.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tanggal 30 Juni 2006, pinjaman tertentu sejumlah USD 177,3 juta dan Rp 981,3 miliar atau setara dengan Rp 2,63 triliun (2005: USD 145,5 juta, JPY 0,3 miliar, dan Rp

Nah, yang ketiga memang … Saudara pelajarilah PMK Nomor 18 itu karena detail di situ disebutkan misalnya ya, Pemohon adalah lembaga negara yang menganggap kewenangan

Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode drill siswa mampu menghafal dan memahami hukum bacaan dalam surat al-‘Adiyat al dengan benar. Materi Pembelajaran

Hal ini sejalan dengan perbandingan waktu operasi kali antara dua algoritme tersebut pada penelitian ini, yaitu perkalian menggunakan algoritme Schoolbook lebih

25 Data primer dari penelitian ini adalah dokumen dan arsip sejarah pendirian rumah ibadah di Kota Jambi, dan orang-orang yang menjadi key informan antara lain adalah

Selanjutnya dikatakan bahwa ada dua hal yang menyebabkan logam berat digolongkan sebagai pencemar yang berbahaya, yaitu (1) tidak dihancurkan oleh mikroorganisme yang hidup

Untuk itulah maka seharusnya perusahaan menerapkan Activity Based Management System (ABM) dalam proses produksi dan perhitungan biaya aktivitas produksinya agar

Hanya saja pemodal atau lembaga keuangan selalu mempertimbangkan risiko yang melekat pada usaha perikanan tangkap antara lain: (1) production risk, yaitu meliputi