• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFISIENSI BIAYA PRODUKSI GULA BERDASARKAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS IX GUNUNG BATIN LAMPUNG TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFISIENSI BIAYA PRODUKSI GULA BERDASARKAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS IX GUNUNG BATIN LAMPUNG TENGAH"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

68

EFISIENSI BIAYA PRODUKSI GULA BERDASARKAN ACTIVITY BASED

MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS IX

GUNUNG BATIN LAMPUNG TENGAH

Masri Ermawijaya, S.E., Ak., M.M.CA Dosen Tetap STIE Rahmaniyah Sekayu

Email: masriermawijaya@gmail.com Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung efisiensi biaya produksi gula dengan menggunakan Activity Based Management System dan apakah Activity Based Management System yang digunakan dapat mengurangi biaya tidak bernilai tambah. Penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif. Jenis data yang digunakan data sekunder. dari analisis yang dilakukan pada departemen produksi PT Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, terdapat 3 aktivitas yang merupakan aktivitas tidak bernilai tambah. ketiga aktivitas tersebut adalah aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula, aktivitas mengangkut gula ke gudang dan aktivitas menyimpan gula di gudang. PT Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah belum menerapkan Activity Based Management System (ABM) dalam proses produksi dan perhitungan biaya aktivitas produksinya. Perusahaan seharusnya menerapkan Activity Based Management System (ABM) dalam prosesn produksi dan perhitungan biaya aktivitas produksinya.

Kata Kunci : Efisiensi Biaya, Activity Based Management System

A. PENDAHULUAN A.1. Latar Belakang

Selama ini perusahaan cenderung menerapkan sistem akuntansi tradisional dan sistem pemerataan biaya yang terbukti memiliki banyak kelemahan dan tidak sesuai lagi dengan kondisi perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang dinamis karena hanya terfokus pada pengelolaan biaya dan pengalokasian biaya overhead pabrik ke produk dan pelanggan yang didasarkan pada volume produksi, karena tidak semua pemicu biaya adalah volume produksi, tetapi aktivitas yang menyebabkan biaya.

Perusahaan dituntut untuk dapat mengidentifikasi aktivitas-aktivitas produksi yang dilakukan dan perhitungan biaya produksi yang menentukan harga penjualan dari produk perusahaan. Pengidentifikasian aktivitas dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu; aktivitas bernilai tambah (value added activity) dan aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activity). Proses aktivitas perusahaan memiliki pengaruh besar untuk mendapatkan laba yang diharapkan, serta dapat mengidentifikasi penyebab terjadinya biaya

itu sendiri, yang akibatnya akan menurunkan biaya produksi dan meningkatkan perolehan laba. PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pangan. Hasil produk utamanya adalah gula. Aktivitas yang dialkukan adalah mulai dari pembelian bahan mentah (tebu) yang kemudian dipersiapkan dan diperoses sampai menjadi produk jadi berupa gula GMP. PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah melakukan pengelolaan aktivitas manajemen (activity management) dengan melakukan perbaikan secara terus-menerus (continous improvement) dalam proses produksi, sehingga aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activity) dapat dikurangi serta memberikan dampak terhadap pengurangan biaya produksi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan manajemen bagian produksi pada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah mengenai departemen dan jumlah biaya yang dinikmati masing-masing aktivitas dalam setiap departemen selama proses produksi, maka diperoleh departemen dan biaya yang terjadi,

(2)

69 seperti yang disajikan pada Tabel 1.berikut:

Tabel 1

Aktivitas dan Pembebanan Jumlah Biaya Aktivitas Produksi Gula GMP pada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Periode Tahun 2013 s.d 2015

Departemen Produksi Pembebanan Jumlah Biaya Aktivitas (Rp)

2013 2014 2015

Penggilingan 2.633.757.007,16 2.681.534.628,39 3.415.575.852,80

Ketel 7.187.215.507,48 13.230.328.026,40 17.014.413.790,80

Pemurnian 3.565.821.717,15 6.278.499.042,52 3.771.440.107,15

Penguapan 833.192.794,84 932.090.128,20 929.457.608,31

Masakan dan Putaran 1.255.221.271,40 1.366.907.442,20 1.028.910.736,40

Pengemasan dan

Penyelesaian 1.228.168.972,24 2.148.574.790,47 2.456.893.158,03

Jumlah 16.703.377.270,27 26.637.934.058,18 28.616.619.253,49

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun 2016, (data diolah)

Aktivitas tidak bernilai tambah dan jumlah biaya yang dinikmati dalam setiap departemen produksi, didapat dari hasil survei dan wawancara dengan bagian produksi serta data yang

diperoleh Penulis untuk Tahun 2013, 2014, dan 2015 yang disajikan pada Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2

Aktivitas Tidak Bernilai Tambah dan Pembebanan Jumlah Biaya Aktivitas Produksi Gula GMP pada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Periode Tahun 2013 s.d 2015

Tahun

Departemen Produksi

Total (Rp) Masakan dan

Putaran Pengemasan dan Penyelesaian

Aktivitas Aktivitas Menyeleksi Ukuran Kristal Gula (Rp) Mengangkut Gula ke Gudang (Rp) Menyimpan Gula di Gudang (Rp) 2013 309.754.122,00 249.425.259,88 28.176.822,68 587.356.204,56 2014 303.578.628,20 244.972.386,99 27.695.025,08 576.246.040,27 2015 342.305.550,00 266.126.120,67 28.651.822,68 637.083.493,35 Jumlah 955.638.300,20 760.523.767,54 84.523.670,44 1.800.685.738,18 Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun 2016, data diolah.

Akibat dari masih adalanya aktivitas yang tidak bernilai tambah dalam departemen proses produksi, biaya untuk produksi juga meningkat, dan kondisi laba pada perusahaan juga mengalami

perubahan (berfluktuasi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3, berikut ini:

(3)

70 Tabel 3

Income Statement PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah Dalam Masa Giling Periode Tahun 2013 s.d 2015

Tahun

Uraian

Penjualan (Rp) Biaya Produksi Rp) Gross Profit Margin (Rp)

2013 440.726.470.026,67 255.359.789.671,27 185.366.685.355,40

2014 522.915.341.053,34 296.771.267.419,18 226.144.073.634,16

2015 670.025.292.430,34 488.212.310.870,00 181.812.981.560,34

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun 2016, data diola). Dengan demikian, terlihat kegiatan

produksi yang terjadi dalam setiap departemen masih memiliki sub-sub aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, dan karena itulah jumlah biaya yang dinikmati pada setiap departemen produksi mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunnya, serta berfluktuasinya laba juga terjadi meskipun hasil penjualan mengalami peningkatan. Hal ini juga disebabkan oleh pihak manajemen perusahaaan belum menerapkan activity based management system dalam proses produksi dan perhitungan biaya produksinya, untuk itu Penulis tertarik untuk melakukan kajian ilmiah pada Efisiensi Biaya Produksi Gula berdasarkan Activity Based Management System Pada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah.

A.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang akan dibahas adalah:

1. Bagaimana menghitung efisiensi biaya produksi gula dengan menggunakan Activity Based Management System pada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah?

2. Apakah Activity Based Management System yang digunakan dapat mengurangi biaya tidak bernilai tambah?

B. LANDASAN TEORI

B.1. Konsep Efisiensi Biaya Produksi B.1.1. Pengertian Efisiensi Biaya Produksi

Karim (2011:213), menjelaskan bahwa Efficient is doing the things right

bahwa melakukan segala hal dengan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal. Di dalam teori ekonomi, ada dua konsep umum mengenai efisiensi biaya produksi, yakni efisiensi yang ditinjau dari konsep ekonomi (economic concept) dan efisiensi yang ditinjau dari konsep produksi (production concept).

Menurut Sukirno (2012:240), penggunaan sumber-sumber daya bisa dikatakan efisien apabila: 1. Seluruh sumber-sumber daya yang tersedia

sepenuhnya digunakan

2. Corak penggunaannya adalah sudah sedemikian rupa sehingga tidak terdapat lagi corak penggunaan lain yang akan memberikan tambahan kemakmuran bagi masyarakat / individu.

B.1.2. Jenis-jenis Efisiensi Biaya Produksi Menurut Sukirno (2012:242), di dalam proses produksi, efisiensi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a) Efisiensi produktif, adalah menilai efisiensi di dalam tahapan produksi. Penilaian dilihat dari sisi biaya.

b) Efisiensi alokatif, menilai efisiensi secara teknis di dalam proses produksi, yakni dari segi pengalokasiaan sumber-sumber daya yang tersedia.

(4)

71 B.2. Konsep Activity-Based Management

B.2.1. Pengertian Activity-Based Management Mulyadi (2013:431), menyatakan bahwa activity based management adalah pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value tersebut.

Blocher, dkk (2011:221),

mengelompokkan manajemen berdasarkan aktivitas (activity based management) menjadi 2 (dua) kategori, yaitu:

1. Activity Based Management Operasional 2. Activity Based Management Strategis

B.2.2. Tujuan, Manfaat, dan Keunggulan Activity Based Management

Blocher, dkk (2011:131), Activity Based Management memiliki beberapa manfaat, yakni untuk:

1. Melakukan perbaikan operasi 2. Mengurangi biaya

3. Meningkatkan nilai bagi suatu perusahaan. Blocher, dkk (2011:132), memiliki keunggulan utama dalam activity based management, yaitu meliputi:

1. Activity Based Management mengukur efektivitas proses dan aktivitas bisnis kunci dan mengidentifikasi bagaimana proses dan aktivitas tersebut bisa diperbaiki untuk menurunkan biaya dan meningkatkan nilai bagi pelanggan.

2. Activity Based Management memperbaiki fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya untuk menambah nilai aktivitas kunci, pelanggan kunci, produk kunci, dan metode untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dari perusahaan.

B.2.3. Langkah-langkah Penerapan Activity-Based Management

Menurut Supriyono (2010:358), penerapan Activity Based Management umumnya melibatkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas.

2. Membedakan antara aktivitas yang bernilai tambah dengan aktivitas yang tidak bernilai tambah untuk produk atau jasa tertentu.

3. Menelusuri arus produk atau jasa melalui aktivitas yang terjadi.

4. Membebankan nilai-nilai waktu dan biaya pada setiap aktivitas.

5. Menentukan keterkaitan antara aktivitas-aktivitas dengan fungsi-funsi dan lintas fungsi. 6. Membuat arus produk dan jasa lebih efisien. 7. Mengurangi atau meniadakan aktivitas tidak

bernilai tambah.

8. Menganalisis dua atau lebih aktivitas yang saling berhubungan untuk menentukan trade off di antara aktivitas tersebut agar mengarah pada pengurangan biaya.

9. Penyempurnaan berkesinambungan.

B.2.4. Konsep Aktivitas dan Analisis Aktivitas Hansen dan Mowen (2009:183), membagi klasifikasi aktivitas menjadi empat kategori umum, yaitu:

1. Aktivitas Tingkat Unit (unit level) 2. Aktivitas Tingkat Setumpuk (batch level) 3. Aktivitas Tingkat Produk (product level) 4. Aktivitas Tingkat Fasilitas (facility level)

Mulyadi (2013:237), memiliki alasan mengapa aktivitas dijadikan fokus pengelolaan dalam activity based management, yaitu:

1. Aktivitas merupakan penyebab biaya.

2. Aktivitas memudahkan evaluasi terhadap alternatif.

3. Aktivitas memfokuskan strategi perusahaan. 4. Aktivitas memadukan ukuran kinerja keuangan

dan non keuangan.

5. Aktivitas menggambarkan adanya saling ketergantungan.

6. Aktivitas memudahkan improvement berkelanjutan.

B.2.4.1. Aktivitas Bernilai Tambah (Value Added Activity)

Blocher, dkk (2011:417), menyebutkan bahwa terdapat 2 (dua) macam aktivitas bernilai tambah, yaitu:

1. Aktivitas yang diperlukan (required activity), merupakan aktivitas yang harus dilaksanakan. 2. Aktivitas diskrusioner (discretionary activity),

merupakan aktivitas kebijakan. Aktivitas ini disebut aktivitas bernilai tambah jika secara bersama memenuhi kondisi berikut:

(5)

72 1) Aktivitas yang dapat menimbulkan

perubahan keadaan.

2) Perubahan tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya.

3) Aktivitas ini memungkinkan aktivitas linnya dapat dilakukan.

B.2.4.2. Aktivitas Tidak Bernilai Tambah (Non Value Added Activity)

Beberapa macam aktivitas tidak bernilai tambah yang biasanya terdapat pada industri, yaitu: 1. Penjadwalan

2. Pemindahan 3. Menunggu 4. Pengawasan 5. Penyimpanan

B.2.4.3. Pengukuran Aktivitas Bernilai Tambah (Value Added Activity) dan Aktivitas Tidak Bernilai Tambah (Non Value Added Activity)

Hansen dan Mowen (2009:237), mengungkapkan bahwa aktivitas bernilai tambah akan menimbulkan biaya bernilai tambah (value added cost), sedangkan aktivitas tidak bernilai tambah dapat didesain ulang, direduksi atau bahkan dieliminasi tanpa mengurangi kualitas ataupun kuantitas dari output yang dibutuhkan oleh konsumen dan perusahaan.

Berikut rumus untuk menghitung seberapa besar biaya aktivitas bernilai tambah dan biaya aktivitas tidak bernilai tambah:

Biaya aktivitas bernilai tambah =

Biaya aktivitas tidak bernilai tambah =

Keterangan:

= Tingkat output bernilai tambah suatu aktivitas = Harga standar per unit ukuran output aktivitas = Kuantitas aktual yang digunakan untuk sumber daya yang fleksibel atau kapasitas aktivitas praktis yang dibutuhkan untuk sumber daya yang terkait.

Adapun komponen-komponan yang mendukung keberhasilan Activity Based Management, meliputi:

1. Just In Time (JIT) 2. Strategic Planning 3. Activity Accounting 4. Life Cycle Management 5. Performance Management 6. Investment Management 7. Continuous Improvement 8. Benchmarking

9. Target Costing

10. Customer Value Analysis

C. METODOLOGI PENELITIAN

C.1. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah yang bergerak dalam bidang pangan, dan produk yang dihasilkan adalah gula GMP, yang berlokasi kurang lebih 90 km ke arah utara Bandar Lampung, tepatnya berada di Desa Gunung Batin, Ibukota Provinsi Lampung.

C.2. Data yang digunakan

Dalam penelitian ini Penulis menggunakan jenis data data sekunder. Data sekunder berupa laporan laba rugi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Dalam Masa Giling, Daftar Pembebanan Biaya Pada Aktivitas Produksi, dan Jadwal Jam Kerja Karyawan Bagian Produksi pada Masa Giling.

C.3. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Subagyo (2010:37), ada beberapa prosedur pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1. Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan mempelajari masalah yang berhubungan dengan objek penelitian yang bersumber dari buku-buku, literatur-literatur, yang berhubungan dengan penelitian dan penunjang atas dasar teori yang digunakan dalam permasalahan penelitian. 2. Studi lapangan yaitu data yang dikumpulkan

(6)

73 penelitian dilapangan sesuai dengan keadaan

yang akan diteliti.

Penulis menggunakan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut: Wawancara dan Dokumentasi.

C.4. Teknik Analisis Data

Subagyo (2010:106), membagi teknik analisis data menjadi 2 (dua), yaitu: Teknik Analisis Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Namun dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis kuantitatif yaitu data yang berhasil dikumpulkan diolah dan disusun secara sistematik kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan pengukuran kinerja menggunakan pelaporan tren sehingga dapat diketahui perubahan biaya tidak bernilai tambah yang terjadi dari satu periode ke periode berikutnya.

D. PEMBAHASAN

D.1. Deskripsi hasil aktivitas produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Adapun proses aktivitas produksi pada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah disajikan pada Gambar 1 struktur proses produksi berikut :

Departemen Proses Masakan

Departemen Proses Gilingan Proses Ketel Departemen

Departemen Proses

Pemurnian Nira

Departemen Proses

Penguapan

Air Kondensat

Departemen Proses Putaran

Departemen Proses Pembungkusan

Departemen

Proses Gudang

Air Kondensat Blotong Nira Encer Larutan Kapur Gas SO2 Ampas Tebu Nira Mentah Nira Kental Masecuite Gula Produk GMP Sirup

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun 2016. Gambar 1

Struktur Proses Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

(7)

74

Tingkat standar untuk biaya aktivitas (SP) adalah jumlah jam kerja produksi yang sudah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu sebesar Rp. 5.844,345/jam, dengan jumlah tenaga kerja dan jumlah biaya aktual setiap aktivitas produksi gula

GMP pada departemen produksi dan jumlah harga standar per/unit pada Tahun 2013, 2014, dan 2015 dapat dilihat pada tabel 4, 5 dan 6.

Tabel 4

Aktivitas dan Biaya Aktual Yang Dipakai Masing-masing Departemen Pada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Periode Tahun 2013 s.d. 2015

No. Departemen Aktivitas Jumlah Biaya Dalam Setiap Aktivitas (rupiah)

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

1. Penggilingan Mencacah tebu Menggiling tebu 2.470.189.248,88 163.567.758,28 2.516.970.115,35 164.564.513,04 3.246.960.620,80 168.615.232,80 Total biaya departemen penggilingan 2.633.757.007,16 2.681.534.628,39 3.415.575.853,60 2. Ketel Menggerakkan mesin dengan

tenaga uap 3.972.451.507,48 13.230.328.026,40 17.014.413.790,80 Total biaya departemen ketel 3.972.451.507,48 13.230.328.026,40 17.014.413.790,80 3. Pemurnian Pemurnian Nira 3.565.821.717.15 6.278.499.042,52 3.771.440.107,15 Total biaya departemen pemurnian 3.565.821.717.15 6.278.499.042,52 3.771.440.107,15 4. Penguapan Penguapan untuk memisahkan nira

dan air

925.093.950,84 932.090.129,20 929.457.608,31 Total biaya departemen penguapan 925.093.950,84 932.090.129,20 929.457.608,31

. Masakan dan Putaran

Pembentukan

kristal gula 452.566.322,40 450.778.249.30 1.056.447.787,40 Pemisahan kristal

gula dan sirup 619.138.679,00 612.550.564,70 619.031.004,00 Menyeleksi kristal

ukuran gula 309.754.122,00 303.578.628,20 342.305.550,00 Total biaya departemen masakan dan

putaran 1.381.459.123,40 1.366.907.442,20 2.017.784.341,40 6. Pengemasan dan Penyelesaian Pembungkusan gula 905.566.889,68 1.875.907.378,40 2.162.115.214,68 Mengangkut gula ke gudang 249.425.259,88 244.972.386,99 266.126.120,67 Menyimpan gula di gudang 28.176.822,68 27.695.025,08 28.651.822,68

Total biaya departemen Pengemasan dan

Penyelesaian 1.183.168.972,24 2.148.574.790,47 2.456.893.158,03

(8)

75 Tabel 5

Jumlah Tenaga Kerja Dalam Aktivitas Departemen Produksi Pada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Periode Tahun 2013 s.d.2015

No. Departemen Aktivitas

Jumlah Tenaga Kerja Tahun

2013 Tahun 2014 Tahun 2015

1. Penggilingan Mencacah tebu 15 17 20

Menggiling tebu 20 25 22

2. Ketel Menggerakkan mesin dengan tenaga uap 18 18 20

3. Pemurnian Pemurnian nira 18 18 20

4. Penguapan Penguapan untuk memisahkan nira dan air 9 13 15

5. Masakan Putaran dan

Pembentukan kristal gula 10 10 15

Pemisahan kristal gula dan sirup 17 20 19

Menyeleksi kristal ukuran gula 10 15 18

6. Pengemasan dan Penyelesaian

Pembungkusan gula 25 30 37

Mengangkut gula ke gudang 5 10 12

Menyimpan gula di gudang 5 5 5

Jumlah Seluruh Tenaga Kerja 152 181 203

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun 2016, data diolah

Tabel 6

Jumlah SP Untuk Aktivitas Pada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Periode Tahun 2013 s.d. 2015

No.

Departemen

Aktivitas

SP4)

(Rp/Jam)

1. Penggilingan Mencacah tebu Menggiling tebu 5.844,345 5.844,345

2. Ketel Menggerakkan mesin dengan tenaga uap 5.844,345

3. Pemurnian Pemurnian Nira 5.844,345

4. Penguapan Penguapan untuk memisahkan nira dan air 5.844,345 5. Masakan dan Putaran

Pembentukan kristal gula 5.844,345

Pemisahan kristal gula dan sirup 5.844,345 Menyeleksi kristal ukuran gula 5.844,345 6. Pengemasan dan Penyelesaian

Pembungkusan gula 5.844,345

Mengangkut gula ke gudang 5.844,345

Menyimpan gula di gudang 5.844,345

Jumlah 5.844,345

(9)

76 D.2. Penerapan Activity Based Management

Dalam Peningkatan Efisiensi Biaya Produksi pada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Penerapan activity based management system PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah dalam usahanya dapat bertahan dan mencapai keunggulan dalam persaingan, yaitu dengan cara berfokus pada peningkatan proses aktivitas, peningkatan kualitas, fleksibilitas, dan untuk peningkatan efisiensi biaya produksi dalam memperoleh laba.

Langkah yang dilakukan PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah adalah :

D.2.1. Mengidentifikasi Aktivitas pada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Adapun aktivitas yang terjadi pada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah adalah dimulai dari penerimaan dan pembelian bahan baku (tebu) yang kemudian dikumpulkan dalam gudang bahan baku/material dan selanjutnya masuk kedalam proses produksi hingga akhirnya menjadi produk berupa gula pasir GMP. Dalam aktivitas yang terjadi pada Departemen Produksi masih terdapat aktivitas yang bernilai tambah (value added activity) dan aktivitas yang tidak

bernilai tambah (non value added activity), untuk itulah perlu dilakukannya pengidentifikasian pada setiap Departemen Produksi agar dapat mengetahui secara pasti aktivitas yang terjadi. Dalam kegiatan proses produksi terdapat 6 (enam) departemen aktivitas produksi, yaitu: (1) Departemen Penggilingan, (2) Departemen Ketel, (3) Departemen Pemurnian, (4) Departemen Penguapan, (5) Departemen Masakan dan Putaran, serta (6) Departemen Pengemasan dan Penyelesaian.

D.2.2. Menganalisis Aktivitas pada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Agar mudah dalam melakukan analisis, perlu diketahui apa pemicu biaya (cost driver) dari biaya-biaya aktivitas yang muncul, agar biaya yang dikeluarkan untuk setiap proses produksi memang sudah benar-benar sesuai dengan nilai tambah yang akan diperoleh dari hasil produksinya. Ada dua macam pemicu biaya (cost driver) yaitu resource driver dan activity driver. Resource driver adalah faktor yang menjadi penyebab konsumsi sumber daya oleh aktivitas. Activity driver adalah faktor yang menjadi penyebab timbulnya konsumsi aktivitas oleh cost object. Adapun pemicu-pemicu biaya dari aktivitas yang terjadi pada setiap Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah yaitu disajikan pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8

Penentuan Cost Driver dari Biaya Aktivitas di Departemen Produksi pada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Periode Tahun 2013 s.d. 2015

No. Aktivitas Pemicu Biaya (Cost Driver)

1. Mencacah tebu menjadi kecil-kecil Jumlah hari kerja buruh

2. Menggiling tebu untuk memisahkan nira Jumlah bahan penolong

3. Menggerakkan mesin dengan tenaga uap Jumlah bahan penolong

4. Pemurnian Nira Jumlah bahan penolong

5. Penguapan untuk memisahkan nira dan air Jumlah Listrik PLN

6. Pembentukan kristal gula Jumlah bahan penolong

7. Pemisahan kristal gula dan sirup Jumlah bahan penolong

(10)

77

9. Pembungkusan gula Jumlah hari kerja buruh

10. Mengangkut gula ke gudang Jumlah hari kerja buruh

11. Menyimpan gula di gudang Jumlah hari kerja buruh

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun 2016, data diolah.

Setelah mengetahui apa saja pemicu biaya pada aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam setiap departemen produksi maka tahapan selanjutnya adalah menganalisis mana aktivitas yang bernilai

tambah dan mana aktivitas yang tidak bernilai tambah. Untuk itulah perlu dilakukannya pengklasifikasian pada aktivitas yang terjadi. Sebagaimana yang tersaji dalam tabel 9 berikut :

Tabel 9

Pengklasifikasian Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tidak Bernilai Tambah ada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Periode Tahun 2013 s.d. 2015

No. Aktivitas Tambah Bernilai Tidak Bernilai Tambah

1. Mencacah tebu menjadi kecil-kecil -

2. Menggiling tebu untuk memisahkan nira -

3. Menggerakkan mesin dengan tenaga uap -

4. Pemurnian Nira -

5. Penguapan untuk memisahkan nira dan air -

6. Pembentukan kristal gula -

7. Pemisahan kristal gula dan sirup -

8. Menyeleksi kristal ukuran gula -

9. Pembungkusan gula

10. Mengangkut gula ke gudang -

11. Menyimpan gula di gudang -

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun 2016, data diolah.

Berdasarkan Tabel 9 diatas, dapat diketahui bahwa dari 11 (sebelas) aktivitas produksi yang terjadi terdapat 3 (tiga) aktivitas yang dalam kegiatannya tidak memberikan nilai tambah pada perusahaan, yaitu: (1) aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula, (2) aktivitas mengangkut gula ke gudang, dan (3) aktivitas menyimpan gula di gudang.

D.3 Perhitungan dan Analisis Biaya Aktivitas Bernilai Tambah dan Biaya Aktivitas Bernilai Tambah pada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Aktivitas bernilai tambah adalah suatu aktivitas yang berkontribusi terhadap pelanggan (customer value) dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) atau memuaskan kebutuhan organisasi. Adapun biaya bernilai tambah dan

biaya tidak bernilai tambah yang terjadi pada departemen produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah dihitung menggunakan formula berikut ini:

Biaya aktivitas bernilai tambah =

Biaya aktivitas tidak bernilai tambah =

D.3.1. Analisis Biaya Aktivitas Bernilai Tambah pada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Untuk mengetahui perhitungan biaya aktivitas bernilai tambah yang terjadi pada departemen produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah Tahun 2013, 2014, dan Tahun 2015 disajikan pada Tabel 10 berikut ini :

(11)

Ju rn al A C SY P ol ite kn ik S ek ay u V ol V I, N o I, J an ua ri J un i 2 01 7 T ab el 1 0 P er hi tu ng an B ia ya A kt iv it as B er n ila i T am b ah P ad a D ep ar te m en P ro d uk si P T . G u nu ng M ad u P la nt at io n s IX G u nu ng B at in la m p un g T en ga h P er io de T ah un 2 01 3 sa m p ai d en ga n T ah un 2 01 5 N o D ep ar te m en A kt iv it as SP (R p/ Ja m ) T ah u n 20 13 (B ia ya B er n ila i T am b ah = SQ × S P ) T ah u n 20 14 (B ia ya B er n ila i T am b ah = SQ × S P ) T ah u n 20 15 (B ia ya B er n ila i T am b ah = SQ × S P ) SQ (Jam ) B ia ya B er ni la i T am ba h (R p) SQ (Jam ) B ia ya B er ni la i T am ba h (R p) SQ (Jam ) B ia ya B er ni la i T am ba h (R p) 1. P en gg ili ng an M en ca ca h te bu 5. 84 4, 34 5 43 .2 00 25 2. 47 5. 70 4 48 .9 60 28 6. 13 9. 13 1 57 .6 00 33 6. 63 4. 27 2 M en gg il in g te bu 5. 84 4, 34 5 57 .6 00 33 6. 63 4. 27 2 72 .0 00 42 0. 79 2. 84 0 63 .3 60 30 7. 29 7. 69 9 2. K et el M en gg er ak ka n m es in de ng an te na ga u ap 5. 84 4, 34 5 51 .8 40 30 2. 97 0. 84 5 51 .8 40 30 2. 97 0. 84 5 57 .6 00 33 6. 63 4. 27 2 3. P em ur ni an P em ur ni an N ir a 5. 84 4, 34 5 51 .8 40 30 2. 97 0. 84 5 51 .8 40 30 2. 97 0. 84 5 57 .6 00 33 6. 63 4. 27 2 4. P en gu ap an P en gu ap an un tu k m em is ah ka n ni ra da n ai r 5. 84 4, 34 5 25 .9 20 15 1. 48 5. 42 2 37 .4 40 21 8. 81 2. 27 7 43 .2 00 25 2. 47 5. 70 4 5. M as ak an da n P ut ar an P em be nt uk an kr is ta l g ul a 5. 84 4, 34 5 28 .8 00 16 8. 31 7. 13 6 28 .8 00 16 8. 31 7. 13 6 43 .2 00 25 2. 47 5. 70 4 P em is ah an kr is ta l gu la d an s ir up 5. 84 4, 34 5 48 .9 60 28 6. 13 9. 13 1 57 .6 00 33 6. 63 4. 27 2 54 .7 20 31 9. 80 2. 55 8 6. P en ge m as an d an P en ye le sa ia n P em bu ng ku sa n gu la 5. 84 4, 34 5 72 .0 00 42 0. 79 2. 84 0 86 .4 00 50 4. 95 1. 40 8 77 .7 60 45 4. 45 6. 26 7 Ju m la h 5. 84 4, 34 5 37 9. 53 0 2. 22 1. 78 6. 19 5 43 4. 88 0 2. 54 1. 58 8. 75 4 45 5. 04 0 2. 59 6. 41 0. 74 8 Su m be r: P T. G un un g M ad u P la nt at io ns I X G un un g B at in L am pu ng T en ga h, T ah un 2 01 6, d at a di ol ah . Se te la h m en ge ta hu i ba hw a da ri k es eb el as a kt iv ita s ya ng t er id en tif ik as i, te rd ap at 8 ( de la pa n) a kt iv it as ya ng m em an g m em be ri ka n ni la i ta m ba h un tu k pe ru sa ha an , na m un 3 ( ti ga ) ak ti vi ta s la in ny a m er up ak an a kt iv ita s ti da k be rn ila i ta m ba h. U nt uk it ul ah pe ru sa ha an di ha ru sk an m el ak uk an an al is is bi ay a ya ng di ke lu ar ka n ol eh k et ig a ak ti vi ta s ti da k be rn ila i t am ba h te rs eb ut . D .3 .2 . A n al is is B ia ya A kt iv it as T id ak B er ni la i T am b ah p ad a D ep ar P ro du ks i P T . G u n un g M ad u P la nt at io n s IX G u n un g B at in L am T en ga h U nt uk m en ge ta hu i p er hi tu ng an b ia ya a kt iv it as ti da k be rn il ai ta m ba h te rj ad i p ad a de pa rt em en p ro du ks i P T . G un un g M ad u P la nt at io ns I X G un un g L am pu ng T en ga h T ah un 2 01 3, 2 01 4, d an T ah un 2 01 5 di sa ji ka n pa da T ab

(12)

Ju rn al A C SY P ol ite kn ik S ek ay u V ol V I, N o I, J an ua ri J un i 2 01 7

T

ab

el

1

1

P

er

h

it

un

ga

n

B

ia

ya

A

k

ti

vi

ta

s

T

id

ak

B

er

n

il

ai

T

am

b

ah

P

ad

a

D

ep

ar

te

m

en

P

ro

d

u

ks

i

P

T

. G

u

n

u

n

g

M

ad

u

P

la

n

ta

ti

on

s

IX

G

u

n

u

n

g

B

at

in

L

am

p

u

n

g

T

en

ga

h

P

er

io

d

e

T

ah

u

n

2

01

3

s.

d

2

01

5

N o. T ah u n SP ( St an da rd P ri ce ) (J am ) D ep ar te m en M as ak an d an P ut ar an P en ge m as an d an P en ye le sa ia n A kt iv it as A kt iv it as M en ye le ks i k ri st al u ku ra n gu la M en ga ng ku t gu la k e gu da ng M en yi m p an g ul a di g ud an g A Q ( A ct ua l Q u an ti ty ) (J am ) SQ ( St an da rd Q u an ti ty ) (J am ) T ot al B ia ya T id ak B er ni la i T am b ah (A Q -S Q ) × S P (R p) A Q ( A ct ua l Q u an ti ty ) (J am ) SQ ( St an da rd Q u an ti ty ) (J am ) T ot al B ia ya T id ak B er ni la i T am b ah (A Q -S Q ) × S P (R p) A Q (A ct ua l Q u an ti ty ) (J am ) SQ ( St an da rd Q u an ti ty ) (J am ) T ot al B ia ya T id ak B er ni la i T am ba h (A Q -S Q ) × S P (R p) 1. 20 13 5. 84 4, 34 5 53 .0 00 28 .8 00 14 1. 43 3. 14 9 42 .6 78 14 .4 00 16 5. 26 6. 38 8 4. 82 1 14 .4 00 55 .9 82 .9 81 2. 20 14 5. 84 4, 34 5 51 .9 44 43 .2 00 51 .1 02 .9 53 41 .9 16 28 .8 00 76 .6 54 .4 29 4. 82 1 14 .4 00 55 .9 82 .9 81 3 20 15 5. 84 4, 34 5 58 .5 70 51 .8 40 39 .3 32 .4 42 45 .5 36 34 .5 60 64 .1 47 .5 31 4. 82 1 14 .4 00 55 .9 82 .9 81 Su m be r: P T. G un un g M ad u P la nt at io ns I X G un un g B at in L am pu ng T en ga h, T ah un 2 01 6, d at a di ol ah . B er da sa rk an T ab el 11 di at as , pe rh it un ga n at as bi ay a ak ti vi ta s ti da k be rn il ai t am ba h pa da P T . G un un g M ad u P la nt at io ns I X G un un g B at in L am pu ng T en ga h T ah un 2 01 3, 2 01 4, d an T ah un 2 01 5 di ur ai ka n se ba ga i b er ik ut : 1. D ep ar te m en M as ak an d an P ut ar an D al am P ad a de pa rt em en i ni t er da pa t 1 (s at u) s ub a kt iv it as y an g te ri de nt if ik as i da n se te la h di la ku ka n an al is is m er up ak an b ia ya t id ak b er ni la i ta m ba h, y ai tu : Su b A kt iv ita s M en ye le ks i U ku ra n K ri st al G ul a 2. D ep ar te m en P en ge m as an d an P en ye le sa ia n P ad a de pa rt em en i ni t er da pa t 2 (d ua ) su b ak ti vi ta s ya ng t er id en tif ik as i da n se te la h di la ku ka n an al is is m er up ak an b ia ya t id ak b er ni la i ta m ba h, y ai tu : Su b A kt iv ita s M en ga ng ku t G ul a ke G ud an g da n S ub A kt iv ita s M en yi m pa n di G ud an g D ar i pe nj el as an b ia ya a kt iv ita s be rn il ai t am ba h da n bi ay a tid ak b ta m ba h di at as , m ak a da pa t di bu at ka n re ka pi tu la si b ia ya b er ni la i ta m ba h da n tid ak b er ni la i ta m ba h ag ar l eb ih m ud ah ka n un tu k m en ge ta hu i pe rb ed aa n be rn il ai t am ba h da n bi ay a ti da k be rn il ai t am ba h ya ng t er ja di p ad a D ep ar P ro du ks i P T . G un un g M ad u P la nt at io ns I X G un un g B at in L am pu ng T se pe rt i y an g di sa ji ka n pa da T ab el 1 2

(13)

Ju rn al A C SY P ol ite kn ik S ek ay u V ol V I, N o I, J an ua ri J un i 2 01 7 T ab el 1 2 R ek ap it ul as i B ia ya A kt iv it as B er n ila i T am ba h d an B ia ya A kt iv it as T id ak B er n ila i T am ba h P ad a D ep ar te m en P ro du ks i P T . G u nu ng M ad u P la n ta ti on s IX G u n un g B at in L am p u ng T en ga h P er io de T ah un 2 01 3 s. d 2 01 5 N o D ep ar te m en A kt iv it as B ia ya A kt iv it as T ah u n 20 13 T ah u n 20 14 T ah u n 20 15 T ah u n 20 13 T ah u n 20 14 T ah u n 20 15 B er ni la i T am b ah (R p) B er ni la i T am b ah (R p) B er ni la i T am b ah (R p) T id ak B er ni la i T am b ah (R p) T id ak B er ni la i T am b ah (R p) T id ak B er ni la i T am b ah (R p) 1. P en gg il in ga n M en ca ca h te bu 25 2. 47 5. 70 4 28 6. 13 9. 13 1 33 6. 63 4. 27 2 - - - M en gg il in g te bu 33 6. 63 4. 27 2 42 0. 79 2. 84 0 30 7. 29 7. 69 9 - - - 2. K et el M en gg er ak ka n m es in d en ga n te na ga u ap 30 2. 97 0. 84 5 30 2. 97 0. 84 5 33 6. 63 4. 27 2 - - - 3. P em ur ni an P em ur ni an N ir a 30 2. 97 0. 84 5 30 2. 97 0. 84 5 33 6. 63 4. 27 2 - - - 4. P en gu ap an P en gu ap an un tu k m em is ah ka n ni ra d an a ir 15 1. 48 5. 42 2 21 8. 81 2. 27 7 25 2. 47 5. 70 4 - - - 5. M as ak an da n P ut ar an P em be nt uk an kr is ta l g ul a 16 8. 31 7. 13 6 16 8. 31 7. 13 6 25 2. 47 5. 70 4 - - - P em is ah an kr is ta l gu la d an s ir up 28 6. 13 9. 13 1 33 6. 63 4. 27 2 31 9. 80 2. 55 8 - - - M en ye le ks i kr is ta l uk ur an g ul a - - - 14 1. 43 3. 14 9 51 .1 02 .9 53 39 .3 32 .4 42 6. P en ge m as an da n P en ye le sa ia n P em bu ng ku sa n gu la 42 0. 79 2. 84 0 50 4. 95 1. 40 8 45 4. 45 6. 26 7 - - - M en ga ng ku t gu la ke g ud an g - - - 16 5. 26 6. 38 8 76 .6 54 .4 29 64 .1 47 .5 31 M en yi m pa n gu la di g ud an g - - - 55 .9 82 .9 81 55 .9 82 .9 81 55 .9 82 .9 81 Ju m la h 2. 22 1. 78 6. 19 5 2. 54 1. 58 8. 75 4 2. 59 6. 41 0. 74 8 36 2. 68 2. 51 8 18 3. 74 0. 36 2 15 9. 46 2. 95 3 Su m be r: P T. G un un g M ad u P la nt at io ns I X G un un g B at in L am pu ng T en ga h, T ah un 2 01 6, d at a di ol ah .

(14)

Ju rn al A C SY P ol ite kn ik S ek ay u V ol V I, N o I, J an ua ri J un i 2 01 7 81 D ar i ha si l re ka pi tu la si ya ng di ta m pi lk an pa da T ab el 12 ju ga da pa t m en je la sk an b ah w a pe ru sa ha an h ar us m el ak uk an p en gu ra ng an t er ha da p ak ti vi ta s ya ng t el ah d ia na li si s se ba ga i bi ay a tid ak b er ni la i ta m ba h. H al i ni b er tu ju an a ga r pr os es p ro du ks i b is a le bi h ef is ie n da n ef ek ti f, s eh in gg a la ba y an g di in gi nk an d ap at m en in gk at d en ga n be rk ur an gn ya b ia ya ti da k be rn ila i t am ba h te rs eb ut . D .3 .3 . M en gu ra n gi B ia ya A k ti vi ta s T id ak B er ni la i T am b ah p ad a D ep ar te m en P ro du ks i P T . G u n un g M ad u P la nt at io n s IX G u n un g B at in L am p un g T en ga h U nt uk m en ge ta hu i se be ra pa b ai kn ya p er us ah aa n da la m m el ak uk an s ua tu ak ti vi ta s un tu k m em pe rb ai ki ak ti vi ta s da n ef is ie ns i bi ay a, di pe rl uk an ad an ya pe la po ra n tr en d. A da pu n tu ju an d ar i pe la po ra n tr en d ad al ah u nt uk m em pe rb ai ki ak ti vi ta s ya ng d iu ku r m el al ui p en gu ra ng an b ia ya s eh in gg a la ba a ta u pr of ita bi li ta s m en in gk at d an d ap at m en ge ta hu i pe nu ru na n at au p en in gk at an p ad a bi ay a ti da k be rn il ai ta m ba h da ri s at u pe ri od e ke p er io de b er ik ut ny a. U nt uk m en ge ta hu i se be ra pa b es ar p er se nt as e pe ru ba ha n pe nu ru na n at au pe ni ng ka ta n bi ay a ak ti vi ta s ti da k be rn ila i ta m ba h pa da D ep ar te m en P ro du ks i P T . G un un g M ad u P la nt at io ns IX G un un g B at in L am pu ng T en ga h, du gu na ka n fo rm ul as i b er ik ut : A da pu n pe la po ra n tr en d b ia ya t id ak b er ni la i ta m ba h ya ng t er ja di p ad a de pa rt em en p ro du ks i P T . G un un g M ad u P la nt at io ns I X G un un g B at in L am pu ng T en ga h pa da T ah un 2 01 3, 2 01 4, d an T ah un 2 01 5 di ta m pi lk an p ad a T ab el 1 3.

D

ep

ar

te

m

en

P

ro

d

uk

si

M

as

ak

an

d

an

P

u

ta

ra

n

P

en

ge

m

as

an

d

an

P

en

ye

le

sa

ia

n

A

kt

iv

it

as

A

kt

iv

it

as

M

en

ye

le

ks

i U

k

ur

an

K

ri

st

al

G

u

la

(

R

p

)

M

en

ga

ng

k

ut

G

ul

a

ke

G

ud

an

g

(R

p)

M

en

yi

m

p

an

G

ul

a

d

i G

ud

an

g

(R

p)

T ah un 2 01 3 T ah un 20 14 T ah un 20 15 P en in gk at an / (P en ur un an ) (R p) P er se nt as e (% ) T ah un 20 13 T ah un 2 01 4 T ah un 2 01 5 P en in gk at an / (P en ur un an ) (R p ) P er se nt as e (% ) T ah un 2 01 3 T ah un 20 14 T ah un 20 15 P en in gk at an / (P en ur un an ) (R p) 14 1. 43 3. 14 9 51 .1 02 .9 5 3 - (9 0. 33 0. 19 6) (6 3, 87 % ) 16 5. 26 6. 38 8 76 .6 54 .4 29 - (8 8. 61 1. 95 9) (5 3, 62 % ) 55 .9 82 .9 81 55 .9 82 .9 81 - 0 - 51 .1 02 .9 5 3 39 .3 32 .4 42 (1 1. 77 0. 51 1) (2 3, 03 % ) - 76 .6 54 .4 29 64 .1 47 .5 31 (1 2. 50 6. 89 8) (1 6. 32 % ) - 55 .9 82 .9 81 55 .9 82 .9 81 0 Ju m la h (1 02 .1 00 .7 07 ) (8 6, 90 % ) Ju m la h (1 01 .1 17 .8 57 ) (6 9, 94 % ) Ju m la h 0 Su m be r: P T. G un un g M ad u P la nt at io ns I X G un un g B at in L am pu ng T en ga h, T ah un 2 01 6, d at a di ol ah B ia ya T id ak B er ni la i T am ba h T ah un ( n1 ) T ah un k e n = × 10 0% B ia ya T id ak B er ni la i T am ba h T ah un k e n

T

ab

el

1

3

P

el

ap

or

an

T

re

n

d

B

ia

ya

T

id

ak

B

er

ni

la

i T

am

b

ah

P

ad

a

D

ep

ar

te

m

en

P

ro

du

ks

i

P

T

. G

u

nu

ng

M

ad

u

P

la

nt

at

io

ns

I

X

G

u

nu

ng

B

at

in

L

am

p

un

g

T

en

ga

h

P

er

io

de

T

ah

un

2

01

3

s.

d

20

15

(15)

82 Dengan demikian setelah mengetahui

dengan jelas bahwa dari departemen proses produksi terdapat biaya aktivitas yang memang tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Adapun perbandingan jumlah nilai biaya pada aktivitas tidak bernilai tambah sebelum diterapkannya activity based management system

dengan sesudah diterapkannya activity based management system dengan perhitungan serta pengrangan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui sebeapa besar biaya aktivitas seseunggunya yang harus dikeluarkan, yaitu disajikan pada Tabel 14 sebagai berikut :

Tabel 14

Perbandingan Biaya Aktivitas Tidak Bernilai Tambah Tambah Sebelum dan Sesudah Penerapan Activity Based Management System Pada Departemen Produksi

PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah Periode Tahun 2013 s.d 2015

Tahun

Departemen Produksi

Masakan dan Putaran Pengemasan dan Penyelesaian

Aktivitas Aktivitas

Menyeleksi Ukuran Kristal Gula

(Rp) Mengangkut Gula ke Gudang (Rp) Menyimpan Gula di Gudang (Rp)

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

2013 309.754.122,00 168.302.973,00 249.425.259,88 84.158.871,88 28.176.822,68 55.981.753,44 2014 303.578.628,20 252.475.675,20 244.972.386,99 168.317.957,99 27.695.025,08 55.981.753,44 2015 342.305.550,00 302.973.108,00 266.126.120,67 201.978.589,67 28.651.822,68 55.981.753,44 Jumlah 955.638.300,20 723.751.756,20 760.523.767,54 454.455.419,54 84.523.670,44 167.945.260,32

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun 2016, data diolah.

Dari hasil perbandingan biaya tidak bernilai tambah sebelum dan sesudah diterapkannya activity based managemen system diperoleh jumlah biaya aktivitas tidak bernilai tambah yang sesungguhnya. Untuk biaya aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula dalam 3 Tahun (2013, 2014 dan 2015) biaya sesungguhnya adalah sebesar Rp. 723.751.756,20. Selanjutnya untuk aktivitas mengangkut gula ke gudang dalam 3 Tahun (2013, 2014 dan 2015) biaya sesungguhnya adalah sebesar Rp. 454.455.419,54, dan untuk aktivitas menyimpan gula di gudang dalam 3 Tahun (2013, 2014 dan 2015) terjadi peningkatan sehingga biaya yang sesungguhnya adalah sebesar Rp. 167.945.260,32.

Dari uaraian di atas, maka akan lebih menguntungkan jika aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula diefisienkan (dioptimalkan) dalam

proses produksinya agar biaya yang dikeluarkan sesuai dengan kegiatan aktivitas produksi, karena kegiatan pada aktivitas ini sudah dilakukan pada aktivitas yang juga terjadi dalam departemen masakan dan putaran. Selanjutnya aktivitas mengangkut gula ke gudang dan aktivitas menyimpan gula di gudang harus dioptimalkan (diefisienkan) dengan cara menggabungkan kedua aktivitas ini cukup menjadi satu aktivitas saja, karena akan menghemat pengeluaran biaya angkut dan biaya listrik yang selama 3 (tiga) Tahun terakhir ini dikeluarkan oleh perusahaan.

E. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data dan pembahasan yang telah Penulis lakukan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini Penulis menarik kesimpulan serta memberikan saran yang nantinya akan membantu

(16)

83 dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah dalam penerapan Activity Based Management System (ABM) dalam peningkatan efisiensi biaya produksi pada perusahaan dengan cara mengidentifikasi aktivitas-aktivitas dan mengurangi biaya tidak bernilai tambah dalam departemen produksinya.

E.1. Simpulan

Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

1. PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah belum menerapkan Activity Based Management System (ABM) dalam proses produksi dan perhitungan biaya aktivitas produksinya. Untuk itulah maka seharusnya perusahaan menerapkan Activity Based Management System (ABM) dalam proses produksi dan perhitungan biaya aktivitas produksinya agar dapat dilakukannya identifikasi, analisis pemicu atau penggerak aktivitas, dan melakukan perhitungan pada semua aktivitas yang terjadi dalam setiap departemen untuk mengetahui yang mana biaya aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah serta agar dapat mengoptimalkan proses produksi. Jika penerapan Activity Based Management System (ABM) dalam proses produksi dan perhitungan biaya aktivitas produksinya dalam perusahaan maka akan diperoleh 3 (tiga aktivitas yang ternyata tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan, yaitu aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula, aktivitas mengangkut gula ke gudang, dan aktivitas menyimpan gula di gudang.

2. Setelah mengetahui aktivitas serta biaya yang tidak tidak bernilai tambah, perusahaan dapat melakukan pengurangan biaya dengan cara mengeliminasi dan mengefisienkan aktivitas tersebut, dan diperoleh pengurangan biaya

untuk aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula pada Tahun 2013 sebesar Rp 141.433.149,00, pengurangan biaya pada Tahun 2014 sebesar Rp. 51.102.953,00 dan pengurangan biaya untuk Tahun 2015 sebesar Rp. 39.332.442,00. Untuk aktivitas mengangkut gula ke gudang didapat pengurangan pada Tahun 2013 sebesar Rp 165.266.388,00 pengurangan biaya pada Tahun 2014 sebesar Rp. 76.654.429,00 dan pengurangan biaya untuk Tahun 2015 sebesar Rp. 64.147.531,00. Selanjutnya untuk aktivitas menyimpan gula di gudang terjadi peningkatan biaya pada Tahun 2013, 2014, dan 2015 sebesar Rp. 27.331.138,32, peningkatan ini diakibatkan karena aktivitas ini tidak meberikan manfaat, hanya menimbulkan biaya listrik dan biaya angkut yang bisa saja mengalami kenaikan dalam pemakaiannya, serta tidak ada pengelolaan aktivitas yang baik oleh pihak manajemen dan perusahaan belum menerapkan activity based management system dalam proses aktivitas produksinya. Kemudian juga diperoleh jumlah biaya aktivitas tidak bernilai tambah yang sesungguhnya. Untuk biaya aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula dalam 3 Tahun (2013, 2014 dan 2015) biaya sesungguhnya adalah sebesar Rp. 723.751.756,20. Selanjutnya untuk aktivitas mengangkut gula ke gudang dalam 3 Tahun (2013, 2014 dan 2015) biaya sesungguhnya adalah sebesar Rp. 454.455.419,54, dan untuk aktivitas menyimpan gula di gudang dalam 3 Tahun (2013, 2014 dan 2015) terjadi peningkatan sehingga biaya yang sesungguhnya adalah sebesar Rp. 167.945.260,32.

E.2. Saran

Adapun saran yang dapat Penulis kemukakan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak berkepentingan adalah sebagai berikut:

(17)

84 1. Dalam penerapan Activity Based Management

System untuk mengukur tingkat profitabilitas, perusahaan harus dapat lebih selektif dalam mengidentifikasi aktivitas apa saja yang merupakan penambah nilai maupun yang bukan penambah nilai sehingga pengoptimalan biaya bernilai tambah dapat tercapai, serta dapat mengurangi biaya tidak bernilai tambah. 2. Untuk mengurangi aktivitas yang tidak bernilai

tambah sebaiknya perusahaan melakukan pengurangan atau penggabungan aktivitas yang hampir sejenis untuk proses kegiatannya, Misalnya aktivitas pada departemen masakan dan putaran dalam sub aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula harus dilakukan pengoptimalan biaya, karena pada sub aktivitas dalam departemen ini masih tidak memberikan nilai tambah. Selanjutnya aktivitas dalam departemen pengemasan dan penyelesaian untuk sub aktivitas mengangkut gula ke gudang dan sub aktivitas menyimpan gula di gudang, akan lebih efisien jika kedua sub aktivitas ini digabungkan menjadi 1 (satu). Sehingga penghematan biasa terjadi dengan melalui berkurangnya biaya angkut, biaya buruh, dan biaya listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, dan Anthony A. 2011. Management Accounting. Buku Dua. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat.

Blecher, E.J., dkk. 2011. Manajemen Biaya. Buku Satu. Edisi Pertama Terjemahan Susty Ambarriani. Jakarta : Salemba Empat. Gunarso, Arif. 2011. Analisis Penggunaan Activity

Based Management (ABM) Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi dan

Profitabilitas Pada Perusahaan Tahu Usaha Dagang. 3 Prima Kota Baru. Skripsi. Tidak

Dipublikasikan. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Hansen, Don R & Mowen, Maryane M. diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary. 2009. Akuntansi Manajemen. Edisi Delapan. Jakarta : Salemba Empat.

Harahap, Syarif S. 2010. Pengantar Profitabilitas. Buku Satu BPFE. Jakarta.

Hilton, Ronald W. 2010. Managerial Accounting Edition. Irwin/Mc Singapore : Graw-Hill.

Karyono. 2013. Analisis Penerapan Activity Based Management Dalam Mengurangi Aktivitas Tidak Bernilai Tambah Pada Departemen Produksi PT. Kirana Musi Persada Musi Banyuasin. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Rahmaniyah (STIER) Sekayu.

Kasmir. 2013. Analisis atas Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Kusnadi, Zainul A. 2011. Akuntansi Manajemen

Komprehensif Tradisional dan

Kontemporer. Malang : Unibraw.

Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta : Salemba Empat.

Sekaran, Uma. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Keempat. Jakarta : Salemba Empat.

Simamora, Henry. 2011. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.

Subagyo, P. Joko. 2010. Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Supritono. 2010. Value Added Activy dan Non Value Added Activity. Yogyakarta : BPFE. Tunggal, Amin W. 2012. Activity Based

Manajemen Untuk Manufacturing dan Pemasaran. Cetakan II. Jakarta : Marvindo.

Referensi

Dokumen terkait

3) Pukul 08.30 WIT haluan sejati kapal dirubah oleh Tersangkut Mualim I, dari haluan 015 ⁰ menjadi 035 ⁰ tanpa memberitahukan kepada Tersangkut Nakhoda dan tanpa

[r]

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: Implementasi metode role playing dalam meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran

Sesuai dengan tujuan program linear yaitu untuk memecah masalah optimasi agar mendapat hasil yang maksimal, dalam penelitian ini terbukti bahwa program linear dapat

Metode penentuan besarnya pendapatan yang diterapkan pada Bank Syariah Mandiri terhadap deposan deposito mudharabah yang berdasarkan bagi hasil, memungkinkan bagi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui moderasi dari jumlah komite audit atas Pengaruh Pengungkapan Corporate Socila Responsibility Terhadap nilai perusahaan

Teman – teman dan semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis dimana penulis tidak dapat menyebutkannya satu per satu, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan dan koreksi terhadap penulisan skripsi dari IZZAH, NIM: 58410351 dengan judul “Pengaruh Kemampuan Guru dalam Mengelola