PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC
ACID DENGAN PROSES VAPOR PHASE
PRA RENCANA PABRIK
Oleh :
MOHAMAD HAMDAN SULTONIK
0631010077
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC
ACID DENGAN PROSES VAPOR PHASE
PRA RENCANA PABRIK
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Kimia
Oleh :
MOHAMAD HAMDAN SULTONIK
0631010077
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
LEMBAR PENGESAHAN
PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC
ACID DENGAN PROSES VAPOR PHASE
Oleh :
MOHAMAD HAMDAN SULTONIK
0631010077
Disetujui untuk diajukan dalam Ujian Lisan
Dosen Pembimbing
INTISARI
Vinyl acetate adalah senyawa organic turunan asam karboksilat, yang salah satu atom karbonnya mengandung ikatan rangkap. Secara Internasional Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) disebut asam butenoat. Rumus bangunnya adalah CH3COOHC=CH2 atau rumus molekulnya adalah C4H6O2 dengan berat molekul 86,09.
Dalam industry kimia, vinyl acetate banyak digunakan secara luas karena merupakan produk antara. Vynil acetate biasanya sebagai suatu monomer, dimana sebagai salah satu bahan baku industry polimer dengan keadaan yang stabil atau tidak mudah terdekomposisi. Kebutuhan vinil asetat naik rata-rata 15 % pertahun, Konsumsi utama vinyl acetate adalah untuk industry polivinil acetate (PVA) dan untuk industry kopolimer vinyl acetate, yang nantinya akan digunakan sebagai pelarut cat, zat pelekat (adhesive) dan pelapis kertas yang banyak terdapat di Indonesia. Kebutuhan vinil asetat masih dipenuhi dari impor karena pabrik vinil asetat belum ada di Indonesia. Impor vinil asetat berasal dari Amerika Serikat, Jepang, dan Taiwan (Indochemical, 1988).
Pra rencana pabrik ethylene dichloride beroperasi secara continue dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Kapasitas Produksi : 40.000 ton / tahun 2. Kebutuhan Bahan Baku :
• Acetylene : 1615,0312 kg / jam • CH3COOH : 3726,9951 kg / jam
3. Waktu Operasi : 330 hari/tahun ; 24 jam/hari 4. Massa Konstruksi : 2 tahun
6. Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas 7. Sistem Organisasi : Garis dan Staff
8. Analisa Ekonomi :
1. Fixed Capital Investment (FCI) : Rp 47.554.949.121 2. Working Capital Investment (WCI) : Rp. 139..782.569.157 3. Total Capital Investment (TCI) : Rp. 273.667.044.052 4. Biaya Produksi Total : Rp. 559.127.977.825 5. Hasil Penjualan Produk : Rp. 680.000.000.000 6. Internal Rate of Return : 26,37 %
I.1 Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia yang
mengalami peningkatan baik dalam hal kualitas maupun kuantitas menyebabkan
kebutuhan bahan baku serta bahan penunjang untuk industri kimia semakin meningkat
pula. Vinyl asetat merupakan bahan kimia antara yang dapat dijadikan bahan baku
untuk pembuatan polivinil asetat, vinil asetat kopolimer, polivinil alkohol, dan vinil
chlorid.
Factor-faktor yang mendukung berdirinya pabrik vynil acetate adalah :
1. Cukup banyaknya permintaan vinyl acetate dalam negri
2. Tersedianya bahan baku di Indonesia
Vinyl acetate adalah senyawa organic turunan asam karboksilat, yang salah
satu atom karbonnya mengandung ikatan rangkap. Secara Internasional Union of Pure
and Applied Chemistry (IUPAC) disebut asam butenoat. Rumus bangunnya adalah
CH3COOHC=CH2 atau rumus molekulnya adalah C4H6O2 dengan berat molekul 86,09.
Dalam industry kimia, vinyl acetate banyak digunakan secara luas karena
merupakan produk antara. Vynil acetate biasanya sebagai suatu monomer, dimana
sebagai salah satu bahan baku industry polimer dengan keadaan yang stabil atau tidak
mudah terdekomposisi. Kebutuhan vinil asetat naik rata-rata 15 % pertahun,
Konsumsi utama vinyl acetate adalah untuk industry polivinil acetate (PVA) dan
untuk industry kopolimer vinyl acetate, yang nantinya akan digunakan sebagai pelarut
cat, zat pelekat (adhesive) dan pelapis kertas yang banyak terdapat di Indonesia.
Kebutuhan vinil asetat masih dipenuhi dari impor karena pabrik vinil asetat belum ada
di Indonesia. Impor vinil asetat berasal dari Amerika Serikat, Jepang, dan Taiwan
I.2 Hasil Pengolahan Vinyl Acetate
Polivinyl acetate 40 %
Polivinyl alcohol 25 %
Polivinyl formal dan butyral 20 %
Polivinyl copolymers 15 %
I.2 Sifat Bahan dan Produk
Bahan yang ada dalam proses ini digolongkan menjadi tiga macam,yaitu:
Bahan baku, Bahan pembantu, Bahan jadi (Produk).
1. Sifat Bahan baku
Acetylene
Nama lain = Ethyne
Rumus molekul = C2H2
Berat molekul = 26.04
Warna = Colorless
Bentuk = Gas
Specific Gravity = 0.906
Melting Point; 0C = - 81.5
Boiling Point; 0C = - 84
Solubility, Water = 100
Berat molekul = 60.05
Warna = Colorless
Bentuk = Liquid
Specific Gravity = 1.049
Melting Point; 0C = 16.7
Boiling Point; 0C = 118.1
Solubility, Water = ~
Solubility, alkohol = ~
2. Sifat Bahan Pembantu
Katalis karbon aktif
Rumus molekul = C
Berat molekul = 12.01
Warna = hitam
Densitas = 1.8 -2.1 gr/ml
Titik didih; 0C = 42000C
Zinc Acetate
Rumus molekul = Zn(C2H3O2)2.2H2O
Berat molekul = 183.47
Titik lebur; 0C = 200
3. Sifat Produk
Vinyl acetate
Nama lain = Ester vinyl asam asetat
Rumus molekul = CH3COOCH = CH2
Berat molekul = 86.09
Warna = Colorless
Bentuk = Liquid
Specific Gravity = 0.932
Melting Point; 0C = < - 60
Boiling Point; 0C = 72.7
Solubility, Water = 2
II.1 Tinjauan Proses
Pembuatan suatu vinyl acetate dapat dibedakan berdasarkan peralatan proses,
bahan baku yang digunakan dan proses yang digunakan. Beberapa Beberapa tingkatan
kadar produk vinyl acetate tergantung pada proses yang digunakan maupun aplikasi
dari produk vinyl acetate. Adapun pembuatan vinyl acetate adalah sebagai berikut :
1. Vinyl acetate dari Acetylene dan Acetic acid dengan proses liquid phase
2. Vinyl acetate dari Acetylene dan Acetic acid dengan proses vapour phase
II.1.A Vinyl acetate dari Acetylene dan Acetic acid dengan proses liquid phase
Pada pembuatan vinyl acetate dengan proses ini dapat dibagi menjadi 4 tahap
utama, secara ringkas proses yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan Bahan Baku
Pada tahap ini, ditunjukkan untuk persiapan katalis. Adapun yang terjadi
adalah persiapan bahan baku : oleum, acetic acid dan mercuric oxide. Semua
bahan diatas tersebut dicampur dengan komposisi yang proposional.
Kemudian ditambahkan asam sulfat berlebih ke dalam larutan.
2. Tahap reaksi
Bahan baku acetic acid liquid, acetylene dan katalis diumpankan pada sebuah
reactor untuk direaksikan dan mendapatkan produk vinyl acetate dengan yield
90 %. Reaksi dipertahankan pada suhu 600C sampai 800C.
C2H2 + CH3COOH CH3COOCH = CH2
4. Tahap Pemurnian Bahan Baku
Produk bawah reactor yang merupakan sisa reaksi pada reaksi pemmbentukan
vinyl acetat, kemudian dimurnikan pada sebuah sludge settler. Produk yang
murni kemuian dipanaskan pada sebuah furnace untuk kemudian diumpankan
kembali menuju ke tahap pertama.
II.1.B Vinyl acetate dari Acetylene dan Acetic acid dengan proses vapour phase
Gambar . Diagram Alir Vinyl acetate dengan bahan baku asetilen
Keterangan :
1. Alat penguap 5. Reaktor
2. Alat pencampur 6. Drum Pemisah
3. Alat penukar panas 7. Kolom Distilasi I
reaktor, umpan dipanaskan dulu di dalam pemanas ( Heater) untuk mencapai
temperatur operasi. Katalis yang digunakan adalah Zinc asetat yang
dimasukkan dalam karbon aktif. Reaksi yang terjadi dalam reaktor adalah
sebagai berikut :
C2H2 + CH3COOH CH3COOH = CH2
asetilen asam asetat vinyl asetat
C2H2 + H2O CH3CHO asetilen air asetaldehid
C2H2 + H2O CH3CH(OOCCH3)2 asetilen air etilidine asetat
gas keluar react or adalah vinyl aset at dan im purit ies yang selanjut nya dim urnikan dengan dist ilasi. Dist ilasi digunakan unt uk m em isahkan produk vinyl aset at , aset aldehid dan asam aset at yang t idak bereaksi.
Bahan pembantu acetylene acetylene
Kondisi bahan utama Liquid Gas
Katalis HgO Zn
Reaktor Mixed Tubular
Suhu Reaksi 60 – 80 0C 2000C
Modal biaya Tinggi Rendah
Yield Reaksi 90% 90%
Kemurnian Produk 90% 99,8%
Dari table diatas, maka dapat dipilih pembuatan vinyl acetate dari acetylene dan
acetic acid dengan proses vapour phase dengan pertimbagan :
1. Modal biaya (lebih rendah)
2. Yield reaksi tinggi (90%)
3. Kemurnian produk (99,8%)
II.3 Uraian Proses
Larutan asam asetat di pompa kea lat penguap yang berupa shell dan tabung.
Proses penguapan dalam alat penguap dilakukan sampai mencapai suhu 1200C. uap
asam asetat dari alat penguap dicampur dengan gas asetilen sebelum dilarikan ke
reactor. Campuran gas tersebut kemudian dialirkan melalui alat penukar panas agar
mengalami pertambahan panas sampai mencapai suhu 1300C. media pemanas yang
reactor lewat bagian bawah, yang selanjutnya mengalami kontak dengan katalisator
zunc asetat yang dimasukkan pada karbon aktif. Pada bagian dalam reactor berupa
tabung-tabung tegak dan teratur yang berisi katalis.sedangkan diluar tabung berupa
shell yang berisi sirkulasi aliran downtherm untuk mendinginkan panas reaksi yang
terjadi. Reaksi berlangsung pada suhu 1800C dan tekanan 115 – 122 Kpa. Reaksi
antara asam asetat dan asetylen yang menghasilkan uap vinyl asetat ditunjukkan oleh
persamaan reaksi di bawah ini :
C2H2 + CH3COOH CH3COOH = CH2
asetilen asam asetat vinyl asetat
reaksi bersifat eksotermis sehingga panas reaksi besar, yang mengharuskan
pengontrolan tempratur secara tepat. Selain terjadi reaksi antara asetylen dengan asam
asetat membentuk vinyl asetat, di dalam reactor juga terbentuk asetaldehid dan
atilidine diasetat sebagai produk dari reaksi samping. Uap produk keluar reactor pada
suhu 2000C.
Pada flash drum terjadi pemisahan antara gas-gas yang mudah menguap
dengan gas-gas yang mudah mengembun. Uap yang mengembun adalah campuran
vinyl asetat dipompa masuk ke dalam kolom distilasi I untuk dipisahkan. Sedangkan
uap asetylen dimurnikan kembali dari kotoran-kotorannya dalam absorber untuk
kemudian di recycle.
Pada prinsipnya proses pemurnian sama dengan proses pemisahan,yang mana
vinyl asetat produk dipisahkan dari asam asetat yang tidak bereaksi dengan cara
distilasi untuk memperoleh vinyl asetat dengan kemurnian 99,8%.
Kolom vinyl asetat ini dilengkapi dengan kondensor dan reboiler untuk
menyempurnakan pemurnian sampai dicapai produk dengan kemurnian tinggi dan
hasil seoptimal mungkin. Vinyl asetat mempunyai titik didih yang lebih rendah dari
pada asam asetat, sehingga pada kolom ini vinyl asaetat diperoleh sebagai produk atas
Dari table diatas, maka dapat dipilih pembuatan vinyl acetate dari
acetylene dan acetic acid dengan proses vapour phase dengan pertimbagan :
1. Modal biaya (lebih rendah)
2. Yield reaksi tinggi (90%)
3. Kemurnian produk (99,8%)
II.3 Uraian Proses
Gas acetylene dari tanki penampung di alirkan ke reactor melewati
Heat Exchanger untuk menaikkan suhu sampai 180oC. Larutan asam asetat
dari tanki penampung di alirkan dengan pompa menuju ke evaporizer
melewati Heat Exchanger untuk menaikkan suhu sampai 80oC. Dari
evaporizer dialirkan menuju reactor melewati Heat Exchanger untuk
menaikkan suhu sampai 180oC dan kondensor untuk menaikkan tekanan
dari 1 atm hingga 1,2 atm.
Umpan berupa uap asam asetat dan acetylen masuk ke reactor
lewat bagian bawah, yang selanjutnya mengalami kontak dengan
katalisator zinc asetat. Pada bagian dalam reactor berupa tabung-tabung
tegak dan teratur yang berisi katalis.sedangkan diluar tabung berupa shell
yang berisi sirkulasi aliran pendingin untuk mendinginkan panas reaksi
yang terjadi. Reaksi bersifat eksotermis sehingga panas reaksi besar, yang
mengharuskan pengontrolan temperatur secara tepat. Reaksi berlangsung
pada suhu 1800C dan tekanan 1,2 atm. Reaksi antara asam asetat dan
acetylen yang menghasilkan vinyl asetat ditunjukkan oleh persamaan
reaksi di bawah ini :
C2H2 + CH3COOH CH3COOH = CH2 acetylen asam asetat vinyl asetat
Selain terjadi reaksi antara acetylen dengan asam asetat
reaksi samping. Uap produk keluar reactor pada suhu 180oC, campuran
tersebut dialirkan ke kondensor sehingga mengalami kondensasi dan
dialirkan ke drum separator. Uap dari drum separator yang tidak
terkondensasi oleh kondensor dialirkan menuju ke scrubber untuk diserap
sebelum di buang di udara. Sedangkan liquid dari drum separator terdiri
dari asam asetat, H2O dan Vinyl Acetate dialirkan menuju distilasi I untuk
dipisahkan melewati Heat Exchanger untuk menaikkan suhu dari 60oC
menjadi 74,17oC.
Distilasi I ini dilengkapi dengan kondensor dan reboiler untuk
menyempurnakan pemurnian sampai dicapai produk dengan kemurnian
tinggi dan hasil seoptimal mungkin. Vinyl asetat mempunyai titik didih
yang lebih rendah dari pada asam asetat, sehingga pada kolom ini vinyl
BAB III
NERACA MASSA
1. Reaktor
Komponen Masuk (kg/jam) Komponen keluar (kg/jam)
Bahan masuk ke dalam Drum Separator
C2H2 1615.0312 C2H2 70.5025
C3H4 16.3134 C3H4 16.3134
CH3COOH 3726.9951 CH3COOH 186.3498
H2O 7.4689 CH3COOCH=CH2 5074.9250
CH3COH 17.3445
H2O 0.3734
5365.8086
Total : 5365.8086 Total : 5365.8086
2. Drum Separator
Komponen Masuk (kg/jam) Komponen Keluar (kg/jam)
Uap masuk ke scrubber
CH3COOCH=CH2 5074.9250 C2H2 70.5025
CH3COOH 186.3497536 C3H4 16.3134
CH3COH 17.3445 CH3COOCH=CH2 5.0749
H2O 0.3734 CH3COOH 0.1863
C2H2 70.5025 H2O 0.0004
C3H4 16.3134 CH3COH 17.3445
109.4221
5365.8086
Liquid masuk ke distilasi
CH3COOCH=CH2 5069.8500
CH3COOH 186.1634038
H2O 0.3731
5256.3865
3. Scrubber
Komponen masuk (kg/jam) Komponen keluar (kg/jam)
gas masuk gas buang
C2H2 70.5025 C2H2 0.0705
C3H4 16.3134 C3H4 0.0163
CH3COH 17.3445 CH3COH 0.0173
CH3COOH 0.1863 0.1042
CH3COOCH=CH2 5.0749
H2O 0.0004
109.4221
Liquid ke limbah
* Air Proses C2H2 70.4320
H2O 65.3405 C3H4 16.2971
H2O 65.3409
CH3COOH 0.1863
CH3COOCH=CH2 5.0749
CH3COH 17.3272
174.6585
Total : 174.7627 Total : 174.7627
4. Distilasi I
Komponen Masuk (kg/jam) Komponen Keluar (kg/jam)
* Produk Atas
CH3COOCH=CH2 5069.8500 CH3COOCH=CH2 5049.5706
CH3COOH 186.1634 CH3COOH 0.9308
H2O 0.3731 H2O 0.0037
5256.3865 5050.5052
* Produk bawah
CH3COOCH=CH2 20.2794
CH3COOH 185.2326
H2O 0.3693
5. Distilasi II
Komponen Masuk (kg/jam) Komponen Keluar (kg/jam)
* Produk Atas
CH3COOCH=CH2 20.2794 CH3COOCH=CH2 20.2790
CH3COOH 185.2326 CH3COOH 1.8523
H2O 0.3693 H2O 0.0037
205.8813 22.1350
* Produk bawah
CH3COOCH=CH2 0.0004
CH3COOH 183.3803
H2O 0.3656
BAB IV
NERACA PANAS
1. EXPANSION VALVE
Komponen M asuk (kkal/ jam) Komponen keluar (kkal/ jam)
* Acetylene dari penampung * Acetylene ke reaktor
C2H2 C2H2
C3H4 C3H4
* Q ekspansi
87.8162
252325.3368
254146.6012
10171.982 10259.7981 243886.8030
254146.6012
1821.2644
2. HEATER ACETYLENE
118682.3119 1 1 9 4 3 5 .7 9 9 4
5934.1156 1 1 9 4 3 5 .7 9 9 4 ∆H C2H2 ∆H C2H2
∆H C3H4 6.3980
113501.6838 747.0895
Keluar (kkal)
1039.0257 ∆H C3H4
112462.6581
To tal To tal
Masuk (kkal)
∆Hsteam ∆Hloss
753.4875
3. HEATER CH3COOH I
∆Hloss ∆H H2O
∆H CH3COOH 55044.01363
5 7 8 7 6 .4 6 6 5 5 7 8 7 6 .4 6 6 5
Masuk (kkal)
∆Hsteam ∆H H2O
4738.6453 ∆H CH3COOH
To tal
Keluar (kkal) 4722.7740
15.8713
53137.8212
55219.57544 175.5618
4. VAPORIZER
4 2 0 2 6 9 .4 5 4 9 57869.3859
∆H CH3COOH ∆H CH3COOH
18110.7735 4 2 0 2 6 9 .4 5 4 9 397990.9521
362215.4700
To tal To tal
∆Hsteam
4167.7293 ∆H H2O
184.5990 Masuk (kkal)
∆H H2O
∆Hloss
Keluar (kkal)
402158.6814 58053.9850
5. HEATER CH3COOH II
∆H CH3COOH
Keluar (kkal)
1 8 4 4 2 4 .0 1 8 6 179902.6976
∆Hsteam
∆H H2O 526.5488
Masuk (kkal)
1 8 4 4 2 4 .0 1 8 6 104208.2220 ∆H CH3COOH 79895.4445 3994.7722 104528.5741 320.3520 180429.2464 ∆Hloss ∆H H2O
6. REAKTOR
Masuk ( kkal )
C2H2 CH3COOCH=CH2
248872.4674 1039.0257
CH3COOH
CH3COH
Keluar ( kkal )
4909.4420 1039.0257 232981.7536
920.7842 C3H4
CH3COOH
C2H2
H2O
∆Hr
H2O 526.5395
26.3270 179902.6976
1532832.7671 Q terserap C3H4 112462.6581
1 8 2 6 7 6 3 .6 8 8 0 1 8 2 6 7 6 3 .6 8 8 0 293930.9209
7. KONDENSOR
CH3COOCH=CH2
CH3COOCH=CH2 232981.7536
CH3COOH
H2O 5.8598 1802.0022
248872.4674
199200.7423 248872.4674 Masuk ( kkal )
Total Total
campur an gas
Keluar ( kkal )
H2O 26.3270
Q terserap 1441.2515 48230.4735 kondensat 46422.6115 184.4768
CH3COH 920.7842
C2H2 4909.4420
CH3COOH 8995.1349 CH3COH
1039.0257 C3H4
C3H4 209.3920
C2H2 1047.3827
8. SCRUBBER
*∆H gas umpan masuk : *∆H gas buang :
C2H2 C2H2
C3H4 C3H4
CH3COH CH3COH
CH3COOH
CH3COOCH=CH2 H2O
*∆H liquid ke limbah : C2H2
*∆H air proses C3H4 CH3COH CH3COOH CH3COOCH=CH2 H2O
*Q terserap 923.4726
Total 1634.0347 Total 1634.0347
1488.0407 145.9940 295.2300 58.1616 12.8848 292.1486 710.1571 1.8020 46.4226 0.4050 0.0059 1046.3352 0.2955 209.1826 0.0582 184.2924 0.0513
Panas Masuk Panas Keluar
Komponen kkal Komponen kkal
9. HEATER FEED DISTILASI
∆H CH3COOCH=CH2 ∆H CH3COOCH=CH2
∆H CH3COOH ∆H CH3COOH
∆Hloss
1799.044989 2567.7516
21701.7243
Keluar (kkal) Masuk (kkal)
68786.7020
∆Hsteam 1085.0862
∆H H2O
66210.7126 46365.1645
5.8544
To tal 6 9 8 7 1 .7 8 8 2 To tal 6 9 8 7 1 .7 8 8 2 48170.0639
8.2378 ∆H H2O
10. DISTILASI I
∆H CH3COOCH=CH2 * Pr oduk atas
∆H CH3COOCH=CH2
* Pr oduk bawah
∆H CH3COOCH=CH2
66210.7126
∆H CH3COOH
86291.5983 Total
1.2406
4634.4453
∆H CH3COOH
86291.5983 ∆Hloss
Total
68787.8568
∆H condensation
∆H CH3COOH
∆Hst eam
Keluar (kkal)
73044.4155 Masuk (kkal)
14.2918 6367.1368
∆H H2O
1750.3742 8.2374
∆H H2O 6365.8879
0.0083
5129.6718
∆H H2O
480.9347
11. DISTILASI II
∆H CH3COOCH=CH2 * Produk atas
∆H CH3COOCH=CH2
* Produk baw ah
∆H CH3COOCH=CH2 480.9347
14.2918 4634.4453 Masuk (kkal)
28.0423 ∆H H2O
∆H CH3COOH ∆H H2O 0.0083
25.5653
∆H H2O 14.5154
∆H CH3COOH 4716.2658
5129.6718 ∆H CH3COOH 2.4687
6 1 4 9 .1 6 8 9 4730.7911
∆Hloss 101.9497
∆Hsteam 1019.4971 ∆H condensation 1288.3859
To tal 6 1 4 9 .1 6 8 9
Keluar (kkal)
To tal
0.0099
12. COOLER RECYCLE CH3COOH
Masuk ( kkal ) Keluar ( kkal )
Q terserap 1873.2443
CH3COOH 4716.2658 CH3COOH 2848.4997
To tal 4 7 3 0 .7 8 1 2 To tal 4 7 3 0 .7 8 1 2
H2O 14.5154 H2O 9.0372
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
1. Tangki Acetylene F- 110
Spesifikasi Alat :
: Menampung bahan baku gas Acetylene sebelum proses produksi
: Silinder horizontal dengan tutup dished
: cuf t
: f t
: f t
: in
: in
: carbon stell SA-283 grade C
: buah
Volume Fungsi
4
Panjang
Tebal t ut up
Tebal shell 2 1/ 2
Diamet er
13148.6265 18
3 1/ 4
Type
54
Bahan konst ruksi
Jumlah
2. Heater Acetylene E-111
Spesifikasi Alat :
Fungsi : memanaskan bahan sampai dengan suhu 180 o
C Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube : OD = 3/ 4 in16 BWG
panjang = 16 ft
pitch = 1 in square
jumlah tube, Nt =
passes = 2
Shell : ID =
passes = 1
Heat Exchanger area, A = ft2 = m2
jumlah exchanger = 1 buah
89
25.158 17.25
3. Tanki Acetic Acid F-120
Spesifikasi Alat :
Fungsi : tempat penyimpanan bahan baku CH3COOH
Type :
silinder ver tikal
Kapasitas : 20170.9181 Cuft
Diameter = 20.5 ft
tinggi = 20.5 ft
tebal shell = 1/ 2 in
th atas = 3/ 4 in
ts bawah = 3/ 4 in
Bahan kontr uksi = Car bon Stell SA - 283 gr ade C
jumlah tangki = 4 buah
4. Pompa L-121
Spesifikasi
Fungsi Mengalirkan Asam Asetat dari tangki penampung ke alat pemanas Jenis Pompa sentrifugal
Kapasitas 3550.72 kg/jam
Power 1 Hp
Eff. Pompa 41% Eff. Motor 70%
Jumlah 1 buah
Bahan
5. Heater Acetic Acid E-122
Spesifikasi Alat :
Fungsi : memanaskan bahan sampai dengan suhu 80 o
C sebelum masuk ke evaporizer Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube : OD = 3/ 4 in16 BWG
panjang = 16 ft
pitch = 1 in square
jumlah tube, Nt =
passes = 2
Shell : ID = in
jarak baffle = 5 in
passes = 1
Heat Exchanger area, A = ft2 = m2
jumlah exchanger = 1 buah
17
12
53.3936 4.8054
6. Vaporizer V-123
Spe sifikasi Alat :
Fungsi : Untuk menguapkan CH3COOH
Type : Bejana tegak dengan dilengkapi jaket pemanas
Kapasitas : 3734.4640 Cuft
Diameter = 9 ft
tebal shell = 1/ 4 in
th atas = 3/ 8 in
ts bawah = 3/ 8 in
Tinggi jaket = 5.2 ft
Bahan kontr uksi = Car bon Stell SA - 283 gr ade C
jumlah exchanger = 1 buah
7. Heater Acetic Acid II E-211
Spesifikasi Alat :
Fungs
i : memanaskan bahan sampai suhu 180 oC
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube : OD =
3/ 4 in16 BWG
panjang = 16 ft
pitch = 1 in square
jumlah tube, Nt = 53
Shell : ID = 12 n
jar ak baffle = 5 in
passes = 1
Heat Exchanger ar ea, A = 166.462 ft2 = 14.98 m2
jumlah exchanger = 1 buah
8. Kompresor G-212
Spesifikasi Alat :
Fungsi : Untuk menaikkan tekanan feed r eaktor dar i 1 atm sampai 1,2 atm Bahan : baja kar bon SA 240 gr ade A
Power : hp
Jumlah : 1 buah
10,5
9. Kondensor E-221
Spesifikasi Alat :
Fungsi : mengkondensasi bahan dengan suhu 60o
C Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube : OD = 3/ 4 in ; 16 BWG
panjang = ft
pitch = 1 in square
jumlah tube, Nt =
passes = 1
Shell : ID = in
passes = 1
Heat Exchanger area, A = ft2 = m2
jumlah exchanger = 1 buah
16 53 13 1/ 4
167.7116 15.624
10.Pompa Drum Separator L-222
Spesifikasi:
Fungsi Mengalirkan produk dari Drum separator ke Distilasi
Jenis Pompa sentrifugal
Kapasitas 5256.39 kg/jam
Power 1 Hp
Eff. Motor 80%
Jumlah 1 buah
Bahan Konstruksi : Carbon steel
11.Reaktor R-210
Nama alat : Reaktor (R-210)
Fungsi : Untuk mereaksikan Acetylene dan asam asetat menjadi Vinyl Acetat
Type : reaktor multitube
Shell :
Diamter : 6.7 ft
Tinggi : 13.4 ft
Tebal shell : 1/4 in
Tebal tutup atas : 1/5 in
Tebal tutup bawah : 1/5 in
Bahan konstruksi : Carbon Stell SA-283 grade C (Brownell : 253)
Jumlah : 1 buah
Tube sheet :
Digunakan tube dengan diameter 1 in sch 80IPS
Outside diameter : 17 in
Inside diameter : 0.0798 in
Panjang tube : 12.527 ft
Jumlah tube : 140 buah
Distributor
Diameter lubang : 0.0798 in
Jarak antar lubang : 1 1/4 in
Jumlah lubang : 140 buah
12.Blower G-311
Fungsi : Untuk menarik gas yang akan dihembuskan menuju tangki absorsi
Type : Rotary sliding vane
Kapasitas : 39.555 Cuft / menit
Power : 1 hp
Jumlah : 1 buah
13.Scrubber D-310
Fungsi : menyerap gas dari Drum Separator
Type : Packing Kolom
Diameter = 2,756 ft = 0,82 m
tinggi = 3,69 m
tebal shell = 3/16 in
tebal tutup = 3/16 in
P design = 1 atm = 14,7 Psi
14.Drum Separator F-220
Fungsi : Menampung sementara kondensat dari kondensor
Type : silinder horizontal
Volume : 46.26 Cuft
Diameter = 2.7 ft
panjang = 8,1 ft
tebal shell = 3/16 in
th atas = 3/16 in
Bahan kontruksi = Carbon Stell SA - 283 grade C
Jumlah = 1 buah
15.Pompa L-322
Fungsi : mengalirkan produk dari Drum Separator ke distilasi
Jenis : Pompa sentrifugal
Kapasitas : 5256,39 kg/jam
Power : 1 Hp
Eff. Pompa : 40%
Eff. Motor : 80%
Jumlah : 1 buah
16.Heater Feed Distilasi H-321
Fungsi : memanaskan produk sebelum masuk distilasi
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube : OD = 3/4 in16 BWG
panjang = 16 ft
pitch = 1 in square
jumlah tube, Nt = 8
passes = 2
Shell : ID = 17.25 in
passes = 1
Heat Exchanger area, A = 25,1264 ft2 = 2.26 m2
jumlah exchanger = 1 buah
17.Distilasi I D-320
Fungsi : memisahkan Vinyl Acetate dari bahan campuran
Type : Sieve Tray Colomn
Kapasitas : 5256.3865 kg
Diameter = 10 ft
Jumlah plate = 18 ft
tebal shell = 1/4 in
tebal tutup = 5/16 in
tinggi tower = 47,59 ft
jumlah exchanger = 1 buah
18.Kondensor E-323
Fungsi : mengkondensasi bahan dengan suhu 32oC
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube : OD = 3/4 in ; 16 BWG
panjang = 16 ft
pitch = 1 in square
jumlah tube, Nt = 123
passes = 2
Shell : ID = 15 1/4
passes = 1
Heat Exchanger area, A = 384,65 ft2 = 36 m2
jumlah exchanger = 1 buah
19.Akumulator F-324
Fungsi : menampung sementara kondensat dari kondensor
Type : silinder horizontal dengan tutup dished
Volume : 44,515 cuft
Tekanan : 1 atm
Panjang : 8 ft
tebal shell : 3/ 16 in
Tebal tutup : 3/16 in
Bahan konstruksi : Carbon Steal SA-283 grade C (Brownell : 253)
jumlah : 1 buah
20.Pompa L-325
Fungsi : mengalirkan produk dari akumulator ke tangki produk
Jenis : Pompa sentrifugal
Kapasitas : 5050,5052 kg/jam
Power : 1.5 Hp
Eff. Pompa : 40%
Eff. Motor : 80%
Jumlah : 1 buah
Bahan Konstruksi : Carbon steel
21.Reboiler E-326
Fungsi : Memanaskan bahan untuk dikembalikan lagi ke Distilasi
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube : OD = 3/4 in ; 16 BWG
panjang = 6 ft
jumlah tube, Nt = 228
passes = 2
Shell : ID = 33
passes = 1
Heat Exchanger area, A = 268.5669 ft2 = 25.0202 m2
jumlah exchanger = 1 buah
22.Distilasi II D-330
Fungsi : memisahkan Acetic acid dari bahan campuran
Type : Sieve Tray Colomn
Kapasitas : 205.8813 kg
Diameter = 4 ft
Jumlah plate = 8 ft
tebal shell = 3/16 in
tebal tutup = 3/16 in
tinggi plate = 17,1 ft
tinggi tower = 26,25 ft
jumlah exchanger = 1 buah
23.Pompa Distilasi II L-331
Fungsi : mengalirkan produk bawah ke reboiler dan ke recycle
Kapasitas : 22,1350 kg/jam
Power : 1 Hp
Eff. Pompa : 40%
Eff. Motor : 80%
Jumlah : 1 buah
Bahan Konstruksi : Carbon steel
24.Kondensor distilas II E-332
Fungsi : mengkondensasi bahan dengan suhu 32oC
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube : OD = 3/4 in ; 16 BWG
panjang = 16 ft
pitch = 1 in square
jumlah tube, Nt = 3
passes = 2
Shell : ID = 15 1/4
passes = 1
Heat Exchanger area, A = 5.3947 ft2 = 1 m2
jumlah exchanger = 1 buah
25.Akumulator distilasi II F-333
Fungsi : menampung sementara kondensat dari kondensor
Volume : 0.2 cuft
Tekanan : 1 atm
Diameter : 1,2 ft
Panjang : 4.8 ft
tebal shell : 3/ 16 in
Tebal tutup : 3/16 in
Bahan konstruksi : Carbon Steal SA-283 grade C (Brownell : 253)
jumlah : 1 buah
26.Pompa refluk distilasi II L-334
Fungsi : mengalirkan produk dari akumulator ke limbah dan refluk
Jenis : Pompa sentrifugal
Kapasitas : 22.1350 kg/jam
Power : 1 Hp
Eff. Pompa : 40%
Eff. Motor : 80%
Jumlah : 1 buah
Bahan Konstruksi : Carbon steel
27.Reboiler distilasi II E-335
Fungsi : Memanaskan bahan untuk dikembalikan lagi ke Distilasi
Tube : OD = 3/4 in ; 16 BWG
panjang = 6 ft
pitch = 1 in square
jumlah tube, Nt = 1
passes = 2
Shell : ID = 33
passes = 1
Heat Exchanger area, A = 1,1537 ft2 = 0,107 m2
jumlah exchanger = 1 buah
28.Cooler recycle acetic acid E-336
Spesifikasi Alat :
Fungsi : mendinginkan bahan samai pada suhu 80oC Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube : OD = 3/ 4 in16 BWG
panjang = ft
pitch = 1 in square
jumlah tube, Nt =
passes = 2
Shell : ID = in
passes = 1
jumlah exchanger = 1 buah
29. Tanki penampung produk Vinyl Acetate F-340
Spesifikasi Alat :
Fungsi : menyimpan produk CH3COOCH=CH2 Type : silinder vertikal
Kapasitas : Cuft
Diameter = ft
tinggi = ft
tebal shell = in
th atas = in
ts baw ah = in
Bahan kontruksi = Carbon Stell SA - 283 grade C
jumlah tangki = 3 buah
32080.0719 24 24 1/ 2 1/ 2 1/ 2
BAB VI
SPESIFIKASI ALAT UTAMA
Nama alat : Multitube reaktor
Kode alat : R - 110
Fungsi : Untuk mereaksikan Acetylene dan asam asetat menjadi Vinyl Acetate
Type : Silinder tegak dengan tutup atas dan bawah berbentuk dishead head
Bahan Konstruksi : Carbon steel, SA - 283 Grade C
Rate Bahan : kg/jam = lb/jam
Kondisi Operasi : Suhu ope rasi = oC
Tekanan Operasi = Psia = atm
5365.8086 11829.4616
180
Proses Operasi : Continue dengan waktu reaksi 10 detik = jam
BMcampuran 0.00278 1615.0312 16.3134 3726.9951 7.4689
BM μ (Cp) Fraksi 0.301 0.003 Komponen (kg/jam) acetylene propadiena as.asetat air 5365.8086 0.0014 0.6946
μ campuran 26 40 60 18 0.0850 0.0670 0.0310 0.2473 0.0000 1 0.2731 0.3560 7.8256 0.1216 41.6749 49.6472 0.0251 0.0256 0.0002
ρ campuran pada P = atm = mmHg
T = oC
ρ campuran =
= lb/Cuft 359 760 1.2 912 180 273.15 453.15 x 912 x 49.6472 0.1000
Rate Bahan lb/jam
ρ bahan lb/Cuft
= Cuft/jam
11829.4616 0.1000
118256.2241
Rate Volumetrik = =
Volume Bahan = Cuft/jam x jam = Cuft
Asumsi volume bahan mengisi 70% volume reaktor, maka volume reaktor :
Volume reaktor = cuft
0.00278 328.489511 118256.2241
469.2707 328.4895
70%
VI. 1. D IMENSI REAKTOR
VI. 1. 1. Menentukan ukuran tangki :
Asumsi dimention ratio H/D = 2 (Ulrich; T.4-27:248)
Volume = 1/4 x π x D2 x H
= D3
D3 =
D ft = in = m
(D maksimum = 4 m, Urich ; T.4-18)
H = 2 x 7 = ft = = m
2.038 1.57
298.9
6.69 80
469.2707
13.4 160.47 4.08
Dengan :
tmin = tebal shell minimum ; in
P = tekanan tangki ; psia
ri = jari- jari tangki ; in ( 1/2 D ) = 1/2 x 80 = 40 1/9 in
C = faktor korosi ; in ( digunakan 1/8 in )
E = faktor pengelasan, digunakan double welded, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi Carbon Steel SA-283 gradde C, maka
f = 12650 psi ( Brownell, T.13-1)
Menentukan P design :
P operasi = Psia
P design diambil 10% lebih besar dari P operasi untuk faktor keamanan.
P = 1.1 x = 19.399 psia
17.635
17.635
tmin = x +
(12650 x 0,8) - (0,6 x 19.399)
= in, digunakan t = in
40 1/9
1/4
0.125
VI.1. 3. Tutup atas dan tutup bawah, dished :
Untuk D = in dengan ts = in, dari Brownell tabel 5.7 didapat :
icr = in dan rc = 78 in
1/4 80
4 3/4
dengan :
th = tebal dished minimum ; in
P = tekanan tangki ; psi
rc = knuckle radius ; in (B&Y, T-5,7)
E = faktor pengelasan, digunakan double welded, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi Carbon Steal SA-283
grade C, maka f = 12650 psi (Brownell, T.13-1)
th = x x 78
(12650 x 0,8) - (0,1 x 19.399)
= in, digunakan t in
VI. 1. 4 Penentuan dimensi tutup, dished :
3/16
0.885 19.399
0.1323
OA icr b sf
ID
a r
C
Dimana :
ID = ID shell = 80 in
a = ID = 80 = 40 in
2 2
Untuk D = 80 in dengan ts = 1/4 in, dari Brownell tabel 5.7 didapat :
Rc (r) = radius of dish = in
icr (rc) = inside crown radius = 4 3/4 in 4.75
78
AB = ID - icr = 40 - in = in
2
BC = r - icr = 78 - = in
AC = √(BC)2-(AB)2 = √(73.25)2-(35.367)2
= in
b = r - √(BC)2-(AB)2
= 78 - = in
4.75
4.75
35.367
73.25
64.146
64.146 13.854
sf = straight flange = dipilih = 3 in (Brownell, T.5-6)
t = tebal dished = 3/16 = 0,1875 in
OA = t + b + sf = + + 3
= 17.041 in
VI. 1. 5 P enentuan jumlah tube :
asumsi : volume yang dibutuhkan untuk reaksi = volume reaktor
Digunakan : pipa 1 in sch 80 ( extra heavy IPS) (Kern, tabel 11)
Surface/ft lin = ft2
Inside diameter = in = ft
Atube = π . Di . L= π x x 1
= ft2/ft panjang
0.25
0.957 0.0798
0.0798
0.2504
Tinggi shell :
rc dished = 78 in = ft
h dished = ft
volume dished = 1,05 h2. (3 rc - h) (Hesse ; pers. 4-15)
= x 2 x ( 3. 6,5 - 0,8708)
= ft
6.5
0.8708
1.05 0.8708
14.834
Volume shell = Volume reaktor - (2 x volume dished)
= - ( 2 x 14,834)
= cuft
469.2707
439.6
Tinggi shell = =
π/4 x 6,69
= ft
Tinggi shell = panjang shell = ft
Atube = ft
2
/ft linier
Volume tiap tube = Atubex L tube
= x = cuft
12.527 12.527
0.2504
0.2504 12.527
Volume shell 439.6
3.1369
π/4 x D2
Volume shell = cuft
Jumlah tube, Nt = =
volume tiap tube
buah
Untuk jumlah tube buah, dari Kern tabel 9, dipilih :
Ukuran pipa = 1 in
Pitch = tringular pitch
Jarak pitch = 1 1/4 in
140
140
Volume shell 439.6
439.6
3.1369
Kebutuhan katalis :
Direncanakan volume katalis mengisi volume tube :
Jumlah tube = buah
Diameter tube = ft
Panjang tube = ft
Maka volume katalis tiap tube = π/4 x Dtube2 x Ltube
= x (0,0798)2 x
= 0.0625 cuft
140
0.0798
12.527
0.785 12.527
Volume katalis pada 140 tube = x
= cuft
140 0.0625
8.7646
Komponen Katalis Zinc Acetate (Zn(C2H3O2)2.2H2O
ρ = gr/cc = lb/cuft
Volume katalis = cuft
Berat total katalis = cuft x lb/cuft
= lb
= 429.7600 kg
1.735 108.1
8.7646
8.7646 108.1
947.4489
Berat campuran gas, W = kg/jam
= lb/jam
attube = ft
2
G = W/at =
= lb/jam.ft2
Diameter tube, D = in = ft
ρ campuran gas = ∑xi . Ρi = lb/cuft
5365.8086
11829.4617
0.2708
11829.4617 0.2708
43683.389
0.1000
0.0798 0.00665
μ bahan = cP
= x = lb/jam.ft
g = x (10)2ft/dt2
L = panjang tube = ft
f = +
x
= +
=
0.32
0.00203636
0.0087 0.0066
0.0798 43683.389
(
0.1653)
2.42 0.1653
5.22
12.5268
0.00665 0.125
0.0683
0.0683
= psi
= atm
0.00692196
0.0005
Spesifikasi :
Nama alat : Reaktor (R-210)
Fungsi : Untuk mereaksikan Acetylene dan asam asetat menjadi Vinyl Acetate
Type : reaktor multitube
Shell :
Diamter : ft
Tinggi : ft
Tebal shell : in
Tebal tutup atas : in
Tebal tutup bawah : in
Bahan konstruksi : Carbon Stell SA-283 grade C (Brownell : 253)
Jumlah : 1 buah
Tube sheet
Digunakan tube dengan diameter 1 in sch 80 I PS
Outside diameter : in
Inside diameter : in
Panjang tube : ft
Pitch : 1 1/4 triangular pitch
Jumlah tube : buah
17.0
0.0798
12.527 6.7
13.4
1/4
1/5
1/5
Distributor
Diameter lubang : in
Jarak antar lubang : 1 1/4 in
Jumlah lubang : 140 buah
BAB VII
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII. Instrumentasi
Dalam rangka pengoperasian pabrik, pemasangan alat – alat instrumentasi
sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil produksi yang optimal. Pemasangan
alat –alat instrumentasi disini bertujuan sebagai pengontrol jalannya proses
produksi dari peralatan – peralatan pada awal sampai akhir produksi, dimana
dengan alat insrumentasi tersebut, kegiatan maupun aktifitas tiap – tiap unit dapat
dicatat kondisi operasinya sehingga sesuai dengan kondisi operasi yang
dikehendaki serta mampu memberikan tanda – tanda apabila terjadinya
penyimpangan selama proses produksi berlangsung.
Pada uraian diatas dapat disederhanalan bahwa dengan adanya alat
instrumentasi maka :
1. Proses produksi dapat berjalan sesuai dengan kondisi – kondisi yang telah
ditentukan sehingga diperoleh hasil yang optimum.
2. Proses produksi berjalan sesuai dengan effisiensi yang telah ditentukan
dan kondisi proses tetap terjaga pada kondisi yang sama.
3. Membantu mempermudah pengoperasian alat.
4. Bila terjadi penyimpangan selama proses produksi, maka dapat segera
Adapun variabel proses yang diukur dibagi menjadi 3 bagian :
1. Variabel yang berhubungan dengan energi, seperti temperatur, tekanan,
dan radiasi.
2. Variabel yang berhubungan dengan kuantitas dan rate, seperti pada
kecepatan aliran fluida, ketinggian liquida, dan ketebalan.
3. Variabel yang berhubungan dengan karakteristik fisik dan kimia, seperti
densitas, kandungan air.
Yang harus diperhatikan didalam pemilihan alat Instrumentasi adalah :
- Lavel, Range, dan fungsi dari alat instrumentasi.
- Ketelitian hasil pengukkuran.
- Konstruksi material.
- Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kondisi operasi proses yang
berlangsung.
- Mudah diperoleh dipasaran.
- Mudah dipergunakan dan mudah diperbaiki jika rusak.
Instrumentasi yang ada dipasaran dapat dibedakan dari jenis pengoperasian
alat instrumentasi tersebut, yaitu alat instrumentasi manual atau otomatis. Pada
dasarnya alat – alat kontrol yang otomatis lebih disukai dikarenakan
pengontrolannya tidak terlalu sulit, kontinyu, dan efektif, sehingga menghemat
tenaga kerja dan waktu. Akan tetapi mengingat faktor – faktor ekonomis dan
investasi modal yang ditanamkan pada alat instrumentasi berjenis otomatis ini,
alat instrumentasi tersebut.
Adapun fungsi utama dari alat instrumentasi otomatis adalah :
- Melakukan pengukuran.
- Sebagai pembanding hasil pengukuran dengan kondisi yang harus dicapai.
- Melakukan perhitungan.
- Melakukan koreksi.
Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Sensing / Primary element
Alat kontrol ini langsung merasakan adanya perubahan pada variabel yang
diukur, misalnya temperatur. Primary element merubah energi yang
dirasakan dari medium yang sedang dikontrol menjadi signal yang bisa
dibaca (yaitu dengan tekanan fluida).
2. Receiving Element / Element Pengontrol
Alat kontrol ini akan mengevaluasi signal yang didapat dari sensing
element dan diubah menjadi skala yang bisa dibaca, digambarkan dan
dibaca oleh error detector. Dengan demikian sumber energi bisa diatur
sesuai dengan perubahan – perubahan yang terjadi.
3. Transmitting Element.
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa signal dari sensing element ke
receiving element.
Disamping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap yang
terukur pada variabel yang dikontrol dengan harga yang diinginkan dan apabila
terdapat perbedaan alat ini akan mengirimkan signal error. Amplifier akan
digunakan sebagai penguat signal yang dihasilkan oleh error detector jika signal
yang dikeluarkan lemah. Motor Operator Signal Error yang dihasilkan harus
diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan penambahan variabel
manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan operator atau motor untuk
menjalankan Final Control Element. Final Control Element adalah untuk
mengoreksi harga variabel manipulasi. Instrumentasi pada perencanaan pabrik ini
:
1. Flow Control (FC)
Mengontrol aliran setelah keluar pompa.
2. Flow Ratio Control (FRC)
Mengontrol ratio aliran yang bercabang setelah pompa.
3. Level Control (LC)
Mengontrol ketinggian bahan didalam tangki dapat juga digunakan
sebagai (WC) Weight Control.
4. Level Indicator (LI)
Mengindikasikan / informatif ketinggian bahan didalam tangki.
5. Pressure Control (PC)
Mengontrol tekanan pada aliran / alat.
6. Pressure Indicator (PI)
7. Temperatur Control (TC)
[image:55.595.110.516.218.396.2]Mengontrol suhu pada aliran / alat.
Tabel VII.1 Instrumentasi Pada Pabrik
N0. Nama Alat Instrumentasi
1. Tangki penampung LI ; PI ; WC
2. Pompa FC ; LC
3. Reaktor TC ; PC
4. Heat exchanger TC
5. Kolom distilasi LC ; PC
VII.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety factor adalah hal yang paling utama yang
harus diperhatikan dalam merencanakan suatu pabrik, hal ini disebabkan karena :
- Dapat mencegah terjadinya kerusakan – kerusakan yang besar yang
disebabkan oleh kebakaran atau hal lainnya baik terhadap karyawan
maupun oleh peralatan itu sendiri.
- Terpeliharanya peralatan dengan baik sehingga dapat digunakan dalam
waktu yang cukup lama. Bahaya yang dapat timbul pada suatu pabrik
banyak sekali jenisnya, hal ini tergantung pada bahan yang akan diolah
Secara umum bahaya – bahaya tersebut dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu :
1. Bahaya kebakaran.
2. Bahaya kecelakaan secara kimia.
3. Bahaya terhadap zat – zat kimia.
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, berikut ini terdapat
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada setiap pabrik pada
umumnya dan pada pabrik ini pada khususnya.
VII.2.1 Bahaya Kebakaran A. Penyebab Kebakaran.
1. Adanya nyala terbuka (open flame) yang datang dari unit utilitas,
workshop, dan lain – lain.
2. Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena konsleting aliran
listrik seperti pada stop kontak, saklar serta instrumen lainnya.
B. Pencegahan.
1. Menempatkan unit utilitas dan power plant cukup jauh dari lokasi
proses yang dikerjakan.
2. Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang terisolasi
dan tertutup.
3. Memasang kabel atau kawat listrik ditempat – tempat yang terlindung,
jauh dari daerah yang panas yang memungkinkan terjadinya
4. Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja
dengan cepat dapat mengetahui apabila terjadi kebakaran.
C. Alat Pencegah Kebakaran.
1. Instalasi permanen seperti fire hydrant system dan sprinkle otomatis.
2. Pemakaian portable fire – extinguisher bagi daerah yang mudah
dijangkau bila terjadi kebakaran. Jenis dan jumlahnya pada
perencanaan pabrik ini dapat dilihat pada tabel VII.1
3. Untuk pabrik ini lebih disukai alat pemadam kebakaran tipe karbon
dioksida.
4. Karena bahan baku ada yang beracun, maka perlu digunakan kantong –
kantong udara atau alat pernafasan yang ditempatkan pada daerah –
[image:57.595.108.537.472.702.2]daerah strategis pada pabrik ini.
Tabel VII.2 Jenis dan Jumlah Fire – Extinguisher.
No. Tempat Jenis Berat Serbuk Jarak Semprot Jumlah
1. Pos keamanan YA-10L 3,5 kg 8 m 3
2. Kantor YA-20L 6 kg 8 m 2
3. Daerah proses YA-20L 8 kg 7 m 4
4. Gudang YA-10L 4 kg 8 m 2
5. Bengkel YA-10L 8 kg 7 m 2
6. Unit pembangkit YA-20L 8 kg 7 m 2
VII.2.2 Bahaya Kecelakaan
Karena kesalahan mekanik sering terjadi dikarenakan kelalaian pengerjaan
maupun kesalahan konstruksi dan tidak mengikuti aturan yang berlaku. Bentuk
kerusakan yang umum adalah karena korosi dan ledakan. Kejadian ini selain
mengakibatkan kerugian yang besar karena dapat mengakibatkan cacat tubuh
maupun hilangnya nyawa pekerja. Berbagai kemungkinan kecelakaan karena
mekanik pada pabrik ini dan cara pencegahannya dapat digunakan sebagai berikut
:
A. Vessel.
Kesalahan dalam perencanaan vessel dan tangki dapat
mengakibatkan kerusakan fatal, cara pencegahannya :
1. Menyeleksi dengan hati – hati bahan konstruksi yang sesuai, tahan
korosi serta memakai corrosion allowance yang wajar. Untuk pabrik
ini, semua bahan konstruksi yang umum dapat dipergunakan dengan
pengecualian adanya seng dan tembaga. Bahan konstruksi yang
biasanya dipakai untuk tangki penyimpan, perpipaan, dan peralatan
lainnya dalam pabrik ini adalah steel. Seua konstruksi harus sesuai
dengan standar ASME (America Society Mechanical Engineering).
2. Memperhatikan teknik pengelasan.
3. Memakai level gauge yang otomatis.
4. Penyediaan manhole dan handhole (bila memungkinkan) yang
tersebut harus dapat diatur sehingga mudah untuk digunakan.
B. Heat Exchanger
Kerusakan yang terjadi pada ummumnya disebabkan karena
kebocoran – kebocoran. Hal ini dapat dicegah dengan cara :
1. Pada inlet dan outlet dipaasang block valve untuk mencegah terjadinya
thermal expansion.
2. Drainhole yang cukup harus disediakan untuk pemeliharaan.
3. Pengecekan dan pngujian terhadap setiap ruangan fluida secara sendiri
– sendiri.
4. Memakai heat exchanger yang cocok untuk ukuran tersebut. Disamping
itu juga rate aliran haru benar – benar dijaga agar tidak terjadi
perpindahan panas yang berlebihan sehingga terjadi perubahan fase
didalam pipa.
C. Peralatan yang bergerak.
Peralatan yang bergerak apabila ditempatkan tidak hati – hati,
maka akan menimbulkan bahaya bagi pekerja. Pencegahan bahaya ini
dapat dilakukan dengan :
1. Pemasangan penghalang untuk semua sambungan pipa.
2. Adanya jarak yang cukup bagi peralatan untuk memperoleh kebebasan
D. Perpipaan.
Selain ditinnjau dari segi ekonomisnya, perpipaan juga harus
ditinjau dari segi keamanannya hal ini dikarenakan perpipaan yang kurang
teratur dapat membahayakan pekerja terutama pada malam hari, seperti
tebentur, tersandung dan sebagainya. Sambungan yang kurang baik dapat
menimbulkan juga hal – hal yang tidak diinginkan seperti kebocoran –
kebocoran bahan kimia yang berbahaya. Untuk menghindari hal – hal yang
tidak diinginkan tersebut, maka dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemasangan pipa (untuk ukuran yang tidak besar hendaknya pada
elevasi yang tinggi tidak didalam tanah, karena dapat menimbulkan
kesulitan apabila terjadi kebocoran.
2. Bahan konstruksi yang dipakai untuk perpipaan harus memakai
konstruksi dari steel.
3. Sebelum dipakai, hendaknya diadakan pengecekan dan pengetesan
terhadap kekuatan tekan dan kerusakan yang diakibatkan karena
perubahan suhu, begitu juga harus dicegah terjadinya over stressing
atau pondasi yang bergerak.
4. Pemberian warna pada masing – masing pipa yang bersangkutan akan
E. Listrik
Kebakaran sering terjadi akibat kurang baiknya perencanaan
instalasi listrik dan kecerobohan operator yang menanganinya. Sebagai
usaha pencegahannya dapat dilakukan :
1. Alat – alat listrik dibawah tanah sebaiknya diberi tanda seperti dengan
cat warna pada penutupnya atau diberi isolasi berwarna.
2. Pemasangan alat remote shut down dari alat – alat operasi disamping
starter.
3. Penerangan yang cukup pada semua bagian pabrik supaya operator
tidak mengalami kesulitan dalam bekerja.
4. Sebaiknya untuk penerangan juga disediakan oleh PLN meskipun
kapasitas generator set mencukupi untuk penerangan dan proses.
5. Penyediaan emergency power supplies tegangan tinggi.
6. Meletakkan jalur – jalur kabel listrik pada posisi aman.
7. Merawat peralatan listrik, kabel, starter, trafo, dan lain sebagainya.
F. Isolasi.
Isolasi penting sekali terutama berpengaruh terhadap pada
karyawan dari kepanasan yang dapat mengganggu kinerja para karyawan,
oleh karena itu dilakukan :
1. Pemakian isolasi pada alat – alat yang menimbulkan panas seperti
mengganggu kosentrasi pekerjaan.
2. Pemasangan pada kabel instrumen, kawat listrik dan perpipaan yang
berada pada daerah yang panas, hal ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kebakaran.
G. Bangunan pabrik.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan
pabrik adalah :
1. Bangunan – bangunan yang tinggi harus diberi penangkal petir dan jika
tingginya melebihi 20 meter, maka harus diberi lampu mercu suar.
2. Sedikitnya harus ada dua jalan keluar dari dalam bangunan.
VII.2.3 Bahaya Karena Bahan Kimia
Banyak bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Biasanya para
pekerja tidak mengetahui seberapa jauh bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
bahan kimia seperti bahan – bahan berupa gas yang tidak berbau atau tidak
berwarna yang sulit diketahui jika terjadi kebocoran. Untuk itu sering diberikan
penjelasan pendahuluan bagi para pekerja agar mereka dapat mengetahui bahwa
bahan kimia tersebut berbahaya. Cara lainnya adalah memberikan tanda – tanda
atau gambar – gambar pada daerah yang berbahaya atau pada alat – alat yang
berbahaya, sehingga semua orang yang berada didekatnya dapat lebih waspada.
kerja dalam pabrik ini adalah memperhatikan hal – hal seperti :
1. Di dalam ruang produksi para pekerja dan para operator dilarang merokok.
2. Harus memakai sepatu karet dan tidak diperkenankan memakai sepatu
yang alasnya berpaku.
3. Untuk pekerja lapangan maupun pekerja proses dan semua orang yang
memasuki daerah proses diharuskan mengenakan topi pengaman agar
terlindung dari kemungkinan kejatuhan barang – barang dari atas.
4. Karena sifat alami dari steam yang sangat berbahaya, maka harus
disediakan kacamata tahan uap, masker penutup wajah, dan sarung tangan
BAB VIII
UTILITAS
Pada pabrik Vinyl Acetate ini diadakan suatu unit pembantu,yaitu unit utilitas sebagai unit yang berfungsi untuk menyediakan bahan maupun tenaga pembantu sehingga membantu kelancaran operasi dari pabrik.
Utilitas yang terdapat dalam pabrik Vinyl Acetate meliputi beberapa unit yaitu : 1. Unit Penyediaan Steam
2. Unit Penyediaan Air 3. U nit Penyediaan Listrik 4. Unit Penyediaan Bahan Bakar 5. Unit Pengolahan Limbah 6. Unit Penyediaan oli
VIII.1. Unit Penyediaan Steam
Steam pada pabrik digunakan untuk proses Vaporizer, pemanas Heat Exchanger dan Distilasi (reboiler).
Jumlah steam yang dibutuhkan dalam pabrik ini :
No Nama Alat Steam ( lb / jam )
1 Vaporizer 2 Heater 3 Heater 4 Heater 5 Heater 6 Reboiler 7 Reboiler
Total
Total kebutuhan steam = lb/jam
Untuk faktor keamanan dari kebocoran-kebocoran yang terjadi, maka diren-canakan steam yang dihasilkan 20% lebih besar dari kebutuhan steam total :
= x = lb/jam
Direncanakan boiler menghasilkan steam jenuh pada tekanan :
Tekanan = kPa = psia
Suhu = oF = oC
766.6867 251.2100 112.4747 169.1114
37.0495 2.3931
1689.7774 553.6668
3052.2325
3052.2325
247.8941 372.7216
81.6571
1.2 3052.2325 3662.6790
1255 181.9895
45.9352 101.2411
5.2744
374 190
Menghitung kebutuhan bahan bakar :
mf = ms ( h - hf )x ( Severn, W.H, hal. 142 )
eb . F
Keterangan :
mf = massa bahan bakar yang dipakai, lb / jam. ms = massa steam yang dihasilkan, lb / jam hv = enthalpy uap yang dihasilkan, Btu / lb. hf = enthalpy liquida masuk, B tu / lb.
eb = effisiensi boiler 60 - 85% ditetapkan eb = 70% F = nilai kalor bahan bakar, Btu / lb
Boiler dipakai untuk menghasilkan steam jenuh bertekanan kPa dan pada suhu oC
hv = kJ / kg = Btu / lb ( Steam table ) hf = kJ / kg = Btu / lb ( Steam table ) eb = ( diambil effisiensi tengah )
F = nilai kalor bahan bakar
Digunakan bahan bakar diesel oil 12,6o API, sulfur 0,84%, sg 0,98 gr/cc
didapat density lb/ft3 = lb/gal (Perry 7ed tab. 27-6) Maka :
F = Btu /gal (Perry 7ed fig. 27-3)
= Btu/lb
mf = ms ( h - hf ) x ( Severn, W.H, hal. 142 ) eb . F
= ( - ) x
x
= lb/jam
= lb/hari
Jadi diesel oil yang dibakar sebesar = lb/hari
Menghitung Power Boiler :
hp = ( Severn, W.H,pers. 172 hal. 140 ) x
dimana :
Angka-angka 970,3 dan 34,5 adalah suatu peyesuaian pada penguapan 34,5 lb air / jam dari air pada 212oF menjadi uap kering pada 212oF pada tekanan 1 atm, untuk kon disi demikian diperlukan enthalpy penguapan sebesar 970,3 Btu / lb.
hp = ( - ) = hp
x
970.3 34.5 970.3 34.5
3662.679 849.981 347.23 2.75043254 70 18707.597
140.6177 3374.826
3374.8255
ms ( h - hf ) 18707.6
100
3662.679 849.981 347.23 100
807.5 347.225 70 61.18 8.1784958 153000 1255.1 190 1976.7 849.981
Penentuan Heating Surface Boiler :
Untuk 1 hp boiler = 10 ft2 heating surface. ( Severn, hal 126 )
Kapasitas Boiler :
Q = ms ( h - hf ) ( Severn, W.H,pers. 171 )
= ( - )
= Btu/jam
Faktor Evaporasi = h - hf ( Severn, W.H,pers. 173 )
=
=
Air yang dibutuhkan = Jumlah steam yang dibutuhkan
=
= lb / jam
= kg / jam
Densitas air pada 30 oC = kg / m3 (Badger, App 9, hal 733)
Volume air = kg / jam
kg / m3
= m3 / jam
= m3 / hari
1000
3662.679 849.981 347.23
1000 1841.434
970.3
849.981 - 347.23
970.3 0.5181449
0.5181 3662.679
0.5181449 7068.8314 3206.3718
993.5314 3206.3718
993.5314
3.2272476
77.453942
Spesifikasi :
Nama alat : Boiler
Tekanan steam : kPa
Suhu steam : oC
Type : Fire tube boiler, medium low pressure
Heating Surface : ft2
Kapasitas boiler : Btu / jam
Rate steam : lb / jam
Effisiensi :
1255
190
27.504325 1841.4338 3662.679
Power : hp
Bahan bakar : Diesel oil 12,6o API
Rate bahan bakar : lb / jam
Jumlah : 1 buah
2.7504325
140.61773
VIII.2. Unit Penyediaan Air
Air di dalam pabrik memegang peranan penting dan harus meme-nuhi persyaratan tertentu yang disesuaikan dengan masing-masing keperluan di dalam pabrik. Penyediaan air untuk pabrik ini direncanakan dari air sungai.
Air sungai sebelum masuk ke dalam bak penampung, dilakukan penyaringan terlebiih dahulu dengan maksud untuk menghilangkan kot oran-kotoran yang bersifat makro dengan jalan memasang sekat-sekat kayu agar kotoran-kotoran tersebut terhalang dan tidak ikut masuk ke dalam tang-ki penampung ( resevoir ). Dari tangtang-ki penampung kemudian dilakukan pengo-lahan ( dalam unit water treatment ). Untuk menghemat pemakaian air maka diadakan sirkulasi.
Air di dalam pabrik ini dipakai untuk : 1 Air sanitasi.
2 Air umpan boiler. 3 Air proses.
VIII.2.1. Air Sanitasi
Air sanitasi untuk ke perluan minum, masak, c uci, mandi, da n lain-lain. Pada umumnya air sanitasi harus memenuhi syarat kualitas yang terdiri dari : a. Syarat fisik.
Suhu dibawah suhu udara, warna jernih ( tidak berwarna ), tidak berasa, tidak berbau, dan kekeruhan maksimal 1 mg SiO2 / liter.
b. Syarat kimia
Tidak mengandung zat-zat organik maupun anorganik yang terlarut dalam air dan tidak mengandung racun.
c. Syarat mikroor ganisme ( bakteriologi )
Berdasarkan S.K Gubernur Jatim No. 413/1987, baku mutu air baku harian :
COD ppm O2 10
Detergen ppm MBAS 0.5
Seng ppm Zn 5
Timbal ppm Pb 0.1
Krom heksafalen ppm Cr 0.05
Mangan ppm Mn 0.5
ppm PO4
Sulfida ppm H2S Nihil
Besi ppm Fe 5
ppm NO2 Nihil
Ammonia ppm NH3-N 0.5
Tembaga ppm Cu 1
ppm CaCO3
CO2 bebas ppm CO2
DO ppm O2 > = 4
SS ppm
pH 6 - 8,5
Suhu oC Suhu air normal (25 - 30oC)
Kekeruhan Skala NTU
Parameter
Warna
Alkalinitas
Nitrit
Fosfat
Satuan S.K Gubernur
Unit Pt-Co
Kebutuhan air sanitasi untuk pabrik ini adalah untuk :
- Karyawan, asumsi kebutuhan air untuk karyawan = 27 liter / hari per orang
= 27 liter / hari per orang x = m 3 / hari
- Keperluan laboratorium = m 3 / hari
- Untuk menyiram kebun dan kebersihan pabrik = m 3 / hari
- Cadangan dan lain-lain = m 3 / hari
Total kebutuhan air sanitasi = m 3 / hari
164 3.321
20
10
8
VIII.2.2. Air Proses
Kebutuhan air proses untuk pa brik :
No Nama Alat Kode Alat Air ( kg / hari ) Air ( lb / hari )
1Pelarut scrubber
Total kebutuhan air proses = lb/hari
= cuft/jam
Jadi total kebutuhan air proses = m3/jam
= m3/hari
D-220 1568.172818 3456.252891
3456.2529 55.362052
1.5501374
37.203299
VIII.2.3. Air Umpan Boiler
Air ini digunakan untuk menghasilkan steamdi dalam boiler. Air umpan boiler harus memenuhi persyaratan yang sangat ketat, ka rena kelangsungan ope rasi boiler sangat tergantung pada kondisi air umpannya.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain :
a. Bebas dari zat penyebab korosi seperti asam dan gas-gas terlarut. b. Bebas dari zat penyebab kerak yang disebabkan oleh kesadahan yang
tinggi, yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silika.
Kesadahan maksimum ppm
c. Bebas dari zat peyebab timbulnya buih ( busa ) seperti zat-zat orga-nik, a norganik da n minyak.
d. Kandungan logam dan impuritis seminimal mungkin.
Kebutuhan air untuk umpan Boiler = lb / jam
= m3 / jam
= m3 / hari
Dianggap ke hilangan air kondesat =
maka air yang ditambahkan sebagai make up water adalah :
= x
= m3 / hari
550 7068.8314 3.2272476 77.453942 20% 0.2 77.45394 15.490788
VIII.2.4. Air Pendingin
Kebutuhan air pendingin untuk pa brik :
No Nama Alat Kode Alat Air ( lb / jam )
1 Kondensor I 2 Kondensor II 3 Kondensor III 4 Cooler I
Density air = kg/m3
Total kebutuhan air pendingin = cuft / jam
= m3 / hari
Dianggap Kehilangan air karena evaporasi dan drift loss berkisar antara 2% - 5% dari rate masuk pendingin. Sehingga sirkulasi air pendingin adalah 95% . (perry 7ed, hal 12-17)
Air yang disirkulasi x = m3 / hari Air yang harus ditambahkan sebagai make up water :
= x = m3 / hari
645.2324 679.1920
679.1920 20%
1000
95%
848.990 679.1920
135.8384
Jadi, total kebutuhan air (disirkulasi) sebesar :
= +
= m3 / hari
= x = gpm
24 x 60
T air masuk cooling tower ( T1 ) = 45 o
C = oF
T air keluar cooling tower ( T2 ) = 30 oC = oF
Diambil kon disi 70% relative humidity 25oC.
T wet bulb = Twb = 78oF
Temperature approach = T2 - Twb
= 86 - 78 = 8 oF
Temperature range = T1 - T2
= - 86 = 27 oF
Dengan dasar perhitungan dari Perry 3ed, hal. 3 -795, diperoleh :
- Tinggi cooling tower = 35 ft
- Jumlah deck = 12 buah
- Lebar cooling tower = 12 ft
- Kecepatan angin = 3 mil / jam
L = ( Perry 3ed, hal 3-795 )
645.2324 135.8384
781.0708
113
86
781.071 264.2 143.2885
113
Gpm x W C x 12 x CW x CH dengan :
L = panjang cooling tower, ft
W = wind convection factor.
C = konsentrasi air / ft2 cooling.
diperoleh :
W = ( Perry 3ed, fig.56, hal.3-794 )
CW = ( Perry 3ed, fig.56, hal.3-794 )
C = gpm/ft ( Perry 3ed, fig.56, hal.3-795 )
CH = ( Perry 3ed, fig.56, hal.3-795 )
Maka dapat diperoleh :
L = x
x 12 x x
= ft
Luas yang dibutuhkan =
= ft2
Diambil % standart tower performa dari figure 12-15 Perry
6ed,p. 12-16 didapat : =
Maka power untuk fan = x
= hp ≈ hp
Spesifikasi :
Nama : Cooling Tower
Type : Cross Flow Induced Draft Cooling Tower.
Tinggi : 11 ft
Panjang : ft
Jumlah deck : 12 buah
Bahan konstruks : Kayu jati
Power fan : hp
Luas pendingin : ft2
Jumlah : 1 buah
0.97 1
1 143.28852
1.25
2.8
2.8 1.25 0.97
143.3 2.8
51.17 100%
hp fan 0.04
sg ft tower area
0.04 51.174
2.047
3.517
51.17
2.5
VIII.3. Unit Pengolahan Air ( Water Treatment )
Air untuk ke perluan industri harus terbebas dari kontaminan-konta-minan yang merupakan faktor penyebab terbentuknya endapan, korosi pada logam, kerusakan pada struktur bahan pada menara pendingin,serta memben-tuk buih.Unmemben-tuk mengatasi masalah ini maka dari sumber air tetap memerlukan pengolahan sebelum dipergunakan.
Proses Pengolahan Air Sungai :
Air sungai dipompakan ke bak pe nampung yg terlebih dahulu dilaku-kan penyaringan dengan cara memasang serat kayu agar kotoran bersifat ma-kro akan terhalang dan tidak ikut masuk dalam bak koagulasi.Selanjutnya air sungai dipompakan ke bak pengendapan.Pada bak pengendapan ini kotoran-kotoran akan mengendap membentuk flok-flok yang sebelumnya pada koagu-lasi diberikan koa gulan Al2(SO4)3
Air bersih kemudian pada bak air jernih yang selanjutnya dilewatkan sand filter untuk menyaring kot oran yang masih terikat oleh air.Air yg keluar ditampung ke bak pe nampung air bersih. Air yang sudah ditampung dipompa-kan ke bak penampung air sanitasi dengan penambahan kaporit untuk membe-baskan dari kuman. Maka air selanjutnya dapat dimanfaatkan sesuai kebutu-han. Dari perincian di atas, dapat disimpulkan kebutuhan air dalam pabrik :
- Air umpan boiler = m3 / hari
- Air proses = m3 / hari
- Air sanitasi = m3 / hari +
Total = m3 / hari → m3 / hari
Total air yang harus disupply dari water treatment = m3 / hari
Kehilangan akibat jalur pipa dalam perjalanan, untuk faktor keamanan maka direncanakan kebutuhan air sungai 20% lebih besar :
= 1.2 x kebutuhan normal = 1.2 x
= m3 / hari