viii
ABSTRAK
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DAN METODE CERAMAH PADA SISWA
KELAS IV SEMESTER II SDN TIRTOSARI KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
T. SUYATINI NIM. 101132051
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendekatan Matematika Realistik terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tirtosari Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Populasi penelitian ini selurus siswa kelas IV yang berjumlah 34 siswa.
Jenis penelitian adalah eksperimen pengumpulan data menggunakan tes prestasi belajar terhadap hasil pembelajaran yang menggunakan pendekatan PMRI. Tehnik analisa data adalah deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan pencapaian hasil belajar pada kelas eksperimen sebesar 66,25 sedangkan pada kelas control 46,07. Bila di frekuensikan dengan kelompok control menunjukkan peningkatan sebesar 20,178 atau 73,80%. Pendekatan matematika realistic dapat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar matematika pokok bahasan menentukan sifat bangun ruang sederhana yaitu menentukan jarring balok dan kubus yang menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 43,80%.
ix
ABSTRAC
THE DIFFERENCE STUDYING ACHIEVEMENT WITH REALISTIK'S MATHEMATICS APPROACHING AND DISCOURSE METHOD ON
STUDENT BRAZES IV SEMESTER 2 SDN TIRTOSARI SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY
SCHOOL YEAR 2011 / 2012
This research intent to know Mathematics Approaching influence Realistik to Mathematicses Learned Achievement Student braze IV SD Tirtosari Country Sawangan district Magelang Regency. This observational population as straight as student brazes IV. which total 34 students.
Observational type is data collecting experiment utilize studying achievement test to usufruct learning that utilize PMRI'S approaching. Technics data analysis is descriptive quantitative.
Result observationaling to point out result attainment studies on experiment class as big as 66,25 meanwhile on control's class 46,07. If at frekuensikan with agglomerate control points out step-up as big as 20,178 or 73,80%. realistic's mathematics approaching can regard achievement step-up studies discussion subject mathematics determine simple spatial build character which is determines jarring log and cube that point out step-up that signifikan which is as big as 43,80%.
i
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR DENGAN PENDEKATAN
MATEMATIKA REALISTIK DAN METODE CERAMAH PADA
SISWA KELAS IV SEMESTER II SDN TIRTOSARI
KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Sarjana S1 Kependidikan Guru Dalam Jabatan Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
T. SUYATINI NIM : 101132051
PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO
• Antara guru dan orang tua murid harus ada saling pengertian dan kerjasama untuk mengemban tugas pendidikan
(FANZIA ASWIN HADIS)
• Pekerjaan yang banyak lagi sulit itu lama-lama akan selesai pula, asal dikerjakan dengan sabar dan teliti.
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Bapak dan Ibu yang tercinta yang senantiasa mendo’akan dan memberikan dorongan.
2. Suamiku tercinta yang selalu menemaniku dalam suka dan duka. 3. Anakku tersayang Hermawan Supriyanto dan Gunawan Dwi Nugroho 4. Teman teman sejawat yang selalu member semangat
viii
ABSTRAK
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DAN METODE CERAMAH PADA SISWA
KELAS IV SEMESTER II SDN TIRTOSARI KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
T. SUYATINI NIM. 101132051
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendekatan Matematika Realistik terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tirtosari Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Populasi penelitian ini selurus siswa kelas IV yang berjumlah 34 siswa.
Jenis penelitian adalah eksperimen pengumpulan data menggunakan tes prestasi belajar terhadap hasil pembelajaran yang menggunakan pendekatan PMRI. Tehnik analisa data adalah deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan pencapaian hasil belajar pada kelas eksperimen sebesar 66,25 sedangkan pada kelas control 46,07. Bila di frekuensikan dengan kelompok control menunjukkan peningkatan sebesar 20,178 atau 73,80%. Pendekatan matematika realistic dapat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar matematika pokok bahasan menentukan sifat bangun ruang sederhana yaitu menentukan jarring balok dan kubus yang menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 43,80%.
ix
ABSTRAC
THE DIFFERENCE STUDYING ACHIEVEMENT WITH REALISTIK'S MATHEMATICS APPROACHING AND DISCOURSE METHOD ON
STUDENT BRAZES IV SEMESTER 2 SDN TIRTOSARI SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY
SCHOOL YEAR 2011 / 2012
This research intent to know Mathematics Approaching influence Realistik to Mathematicses Learned Achievement Student braze IV SD Tirtosari Country Sawangan district Magelang Regency. This observational population as straight as student brazes IV. which total 34 students.
Observational type is data collecting experiment utilize studying achievement test to usufruct learning that utilize PMRI'S approaching. Technics data analysis is descriptive quantitative.
Result observationaling to point out result attainment studies on experiment class as big as 66,25 meanwhile on control's class 46,07. If at frekuensikan with agglomerate control points out step-up as big as 20,178 or 73,80%. realistic's mathematics approaching can regard achievement step-up studies discussion subject mathematics determine simple spatial build character which is determines jarring log and cube that point out step-up that signifikan which is as big as 43,80%.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DAN METODE
CERAMAH PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SDN TIRTOSARI
KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2011/2012”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan studi tingkat strata satu (S1) pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pelaksanaan kegiatan penelitian hingga penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil dengan baik dan sempurna tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik yang berupa materi, moral maupun spiritual. Untuk itu penulis mengungkapkan banyak terima kasih yang sebesar - besarnya kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas membantu penyusunan skripsi ini terutama kepada :
1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu memperlancar penyusunan skripsi ini. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., BST, M.A., selaku Ketua Program Studi Jurusan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu memperlancar penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Y. B. Adimassana, M.A., selaku Manajer Program SKGJ Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, yang telah membantu memperlancar penyusunan skripsi.
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum, selaku pembimbing kami yang dengan penuh kesabaran telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan pengarahan kepada penulis.
xii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
xiii
3. Pendekatan Matematika Realistik Indonesia ... 12
4. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 17
5. Prestasi Belajar Matematika ... 20
6. Metode Ceramah ... 21
B. Penelitian Yang Relevan ... 23
C. Kerangka Pikir ... 24
D. Hipotesis ... 25
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 38
B. Deskripsi Data Penelitian ... 38
C. Hasil Pengujian Deskriptif ... 40
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 46
B. SARAN ... 46
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1. Nilai UAN SD Negeri Tirtosari tahun pelajaran
2009/2010 sampai 2011/2012 ... 2
Tabel 3.1 Kisi-kisi soal tes prestasi dengan pernyataan valid dan gugur . 29 Tabel 3.2 Deskripsi validitas tes prestasi belajar ... 31
Tabel 3.3 Kisi-kisi soal tes prestasi dengan pernyataan yang gugur ... 32
Tabel 4.1. Prestasi Belajar Matematika ... 39
Tabel 4.2. Prestasi Awal Siswa... 40
Tabel 4.3. Kategoriasi Prestasi Kelompok Eksperimen ... 41
Tabel 4.4. Kategoriasi Prestasi Kelompok Kontrol ... 42
Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas ... 43
xv
DAFTAR GAMBAR
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan. Pembangunan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal itu sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk meningkatkan kualitas menusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, trampil, disiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Hal ini dapat dilihat dari nilai UAN kelas VI SD Negeri Tirtosari tahun pelajaran 2009/2010 sampai dengan 2011/2012 pada bidang studi matematika, masih sangat rendah karena dengan rata-rata nilai sebagai berikut :
Tabel 1.1. Nilai UAN SD Negeri Tirtosari tahun pelajaran 2009/2010 sampai dengan 2011/2012
Th Nilai Matematika Bahasa
sekolah dasar banyak mengalami kesulitan dalam memahami matematika. Hal tersebut menyebabkan siswa sekolah dasar menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang ‘menakutkan’. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurang tepatnya metode pengajaran yang digunakan guru sehingga motivasi siswa dalam belajar matematika kurang.
Proses pembelajaran di sekolah dasar pada umumnya dilaksanakan secara ‘konvensional’ dimana guru menjadi pusat perhatian dari semua aktifitas di kelas dan siswa sebagai objek yang memperhatikannya. Pengajaran yang demikian mengakibatkan siswa hanya bekerja secara prosedural dan memahami matematika tanpa melalui penalaran. Siswa kurang mempunyai kesempatan untuk mengemukakan ide dalam proses penemuan konsep matematika.
Proses pembelajaran tersebut membuat siswa tidak mempunyai kesempatan untuk menuangkan ide dan berpikir secara logis sehingga paradigma mengajar seperti ini banyak mendapat kritikan dari para pemerhati pendidikan. Mereka menilai bahwa paradigma ini tidak dapat membuat siswa benar-benar memahami matematika yang ada, untuk itu diperlukan paradigma baru yang dapat benar-benar membuat siswa memahami secara keseluruhan dan tidak hanya menghafal rumus.
Dalam pembelajaran matematika saat ini dikenakan suatu pembelajaran baru yang dikenal dengan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yang mengubah paradigma mengajar ke paradigma belajar. PMRI tersebut awalnya dikembangkan di Belanda yaitu sejak tahun 1971 dan diterapkan di Indonesia pada beberapa sekolah dasar sejak akhir 2001.
pada siswa sehingga siswa berperan lebih aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri, siswa berperan serta pada perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses belajar. Kegiatan pembelajaran juga lebih menekankan pada kreativitas siswa dan memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep yang mantap. Guru bertindak sebagai fasilitator dan membimbing terjadinya pengalaman belajar agar siswa dapat mengemukakan idenya untuk menemukan sendiri konsep matematika.
Dalam PMRI proses pembelajaran bukan hanya sekedar merupakan transfer pengetahuan dari guru ke siswa melainkan proses yang berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami. Melalui pendekatan matematika realistik diharapkan kemampuan siswa dalam matematika menjadi lebih baik. Karena di sana siswa tidak hanya dilatih menguasai matematika secara konstruktif namun siswa juga dibiasakan memecahkan masalah matematis yang terkait dengan kehidupan nyata. Dalam proses pembelajaran siswa dihadapkan pada situasi yang nyata untuk kemudian diajak membuat hubungan matematis antara pengetahuan yang dimiliki dengan hal-hal dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hal ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang ada dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Banyak siswa yang merasa takut dan tidak tertarik terhadap pelajaran matematika sehingga mereka merasa kesulitan dalam belajar matematika. 2. Kurangnya pemahaman siswa sekolah dasar tentang berbagai konsep dalam
pelajaran matematika, karena tidak sesuainya pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses pelajarannya.
3. Dalam kebanyakan proses pembelajaran di sekolah dasar siswa hanya dijadikan sebagai objek pengajaran dan gurulah yang menjadi pusat perhatian dari semua aktifitas sekolah.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian tidak terjadi kerancuan maka penelitian dibatasi pada materi :
1. Kompetensi dasar, luas dan keliling bangun datar. 2. Indikator :
a. Menentukan keliling jajar genjang b. Menentukan luas jajar genjang
D. Rumusan Masalah
2. Berapa besar pendekatan matematika realistik dapat membantu peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Tirtosari Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang?
E. Batasan Pengertian
Penjelasan pengertian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pendekatan Matematika Realistik Indonesia
a. Pendekatan yang menggunakan benda nyata dari lingkungan yaitu kaleng, bentuk kubus, bentuk balok dan lain sebagainya.
b. Mengetahui sifat-sifat kubus dan balok menggunakan metode demonstrasi.
2. Metode Ceramah
Metode pembelajaran yang penyampaiannya dengan penjelasan-penjelasan tanpa disertai media nyata. Dalam penelitian ini menjelaskan sifat-sifat bangun ruang menggunakan gambar di papan tulis.
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah segala sesuatu yang berhasil. Prestasi belajar dipengaruhi oleh factor intern dan factor ekstern.
a. Faktor intern
Factor intern adalah motivasi, minat dan keaktifan. b. Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran.
F. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan pendekatan matematika realistik dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Tirtosari Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. 2. Besarnya pendekatan realistik dapat membantu peningkatan prestasi belajar
matematika kelas IV semester 1 SD Negeri Tirtosari Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, penelitian ini dapat menjadi bahan acuan untuk meningkatkan prestasi belajarnya sekarang dan di masa yang akan datang serta menghilangkan persepsi bahwa matematika adalah sulit.
2. Bagi sekolah yang diteliti, penelitian ini dapat membantu memberikan gambaran informasi tentang seberapa besar pengaruh pembelajaran matematika dengan pendekatan Matematika Realistik terhadap presatasi belajar siswa.
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengalaman dan meningkatkan wawasan sebagai calon guru di masa yang akan datang. Mengajak pada calon guru untuk mempersiapkan kegiatan belajar mengajar matematika yang sesuai dengan sifat matematika, cara siswa bepikir dari kaidah pembelajaran matematika untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan yang telah diterapkan.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Matematika
Matematika berasal dari kata mathematics (Inggris), mathematik
(Jerman), mathematique (Perancis), matematica (Italia), matematiceski
(Rusia) dan matematiek/ mathematica/ wiskunde (Belanda) yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi “ilmu pasti”. Matematika pada dasarnya tidak memiliki pengertian secara pasti namun yang memiliki pengertian secara pasti adalah matematika sekolah yang selanjutnya disebut sebagai matematika.
Hal ini dibenarkan Tinggih, E. (1972:6) yang menyatakan : “It is difficult to give a precise definition of mathematics to wich all mathematicians would a gree” (Adalah sukar untuk memberikan sebuah batasan yang tepat tentang matematika yang dapat disetujui oleh semua ahli matematika). Meskipun demikian, terlibat adanya karateristik tertentu yang dimiliki matematika.
Dalam hal ini Sujono (1985: 4) mengklasifikasikan tentang pengertian matematika yaitu :
b. Matematika merupakan bagian dari pengetahuan manusia tentang bilangan dan kalkulasi.
c. Matematika membantu orang dalam menginterpretasikan secara tepat berbagai ide dan kesimpulan.
d. Matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logic dan masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan.
e. Matematika berkenaan dengan fakta-fakta kuantitatif dan masalah-masalah tentang ruang dan bentuk.
Dari pengertian-pengetian yang disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah salah satu cabang ilmu yang sistematis yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran dan karenanya dapat menyebabkan timbulnya disiplin dalam pemikiran.
Dengan demikian, jika diterapkan, matematika memberikan kontribusi yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan bernalar sehingga mengurangi kebiasaan menghafal.
2. Pembelajaran Matematika
dan nilai, teliti, cermat, cerdas, tangkas, terampil, aktif, belajar untuk belajar, senang pada keteraturan. Jujur pada diri sendiri hingga mempunyai keberanian untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat. Matematika merupakan ilmu terstruktur antara syarat dan simbol, dengan demikian dalam belajar matematika yang pertama dituntut adalah kemampuan memahami makna yang terkandung dalam simbo-simbol itu dalam konsep yang utuh.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan timbal balik dengan kegiatan belajar antara peserta didik dengan pendidik dalam suatu pengajaran, keduanya saling aktif dalam kegiatan belajar dengan tujuan untuk mencapai keberhasilan belajar. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan maksud untuk dapat mencapai secara efektif dan efisian maka guru perlu memperhatikan cara pembelajaran.
Pentingnya belajar matematika tidak lepas dari perannya disegala jenis dimensi kehidupan. Misalnya banyak persoalan kehidupan yang memerlukan kemampuan menghitung dan mengukur. Belajar matematika sangat terkait dengan berpikir matematis, yaitu merumuskan sesuatu yang sudah diketahui dan berhubungan dengan struktur-struktur yang secara mantap telah terbentuk sebelunya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :
b. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup, mempunyai solusi tunggal, terbuka atau masalah dengan berbagai penyelesaian.
c. Beberapa ketrampilan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah adalah :
1) Memahami soal, memahami dan mengidentifikasikan apa fakta atau informasi yang diberikan, apa yang ditanyakan, diminta untuk dicar dan dibuktikan.
2) Memilih pendekatan atau strategi pemecahan, misal: menggambarkan masalah dalam bentuk diagram, memilih dan menggunakan aljabar yang diketahui dan konsep yang relevan untuk membentuk model atau kalomat matematika.
3) Menyelesaikan model : melaukan operasi hitung secara benar dalam menerangkan strategi untuk mendapatkan solusi dari masalah.
4) Menafsirkan solusi : memperkirakan dan memeriksa kebenaran, masuk akalnya jawaban dan apakah memberikan memberikan pemecahan masalah terhadap masalah semula.
d. Dalam setiap pembelajaran guru hendaknya memperhatikan penguasaan materi prasyarat yang diperlukan.
f. Guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu pembelajaran.
g. Sekolah dapat menggunakan teknologi seperti kalkulator, komputer, atau media lainnya untuk semakin meningkatkan efektivitas pembelajaran. Tujuan pembelajaran matematika adalah :
1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan ; misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksporasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisiten.
2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, peta, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
3. Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
berkebangsaan Jerman/ Belanda. PMR adalah suatu teori pembelajaran yang dikembangkan khusus untuk matematika. PMRI yang diterapkan di Indonesia tentu tidak sama persis dengan RME yang berkembang di Belanda. Sesuai dengan ciri Indonesia sebagai Negara Demokrasi maka PMRI juga menerapkan ‘Democtratic teaching’, yang akan melatih siswa bagaimana sebaiknya berpendapat dan bertukar pikiran.
Realistik biasanya sebagai sesuatu yang benar-benar real terjadi dalam kehidupan sehingga dapat dideteksi dengan indera manusia seperti misalnya, bau harum bunga, rasa manis buah, panas sengatan matahari. Menurut Matematika Realistik yang dimaksud real mempunyai makna yang luas yakni ‘nyata dalam alam pikiran siswa’ sehingga tidak hanya dapat diindera tetapi juga yang dapat diimajinasikan.
Matematika realistic merupakan matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan lingkungan sebagai titik awal pembelajaran. Siswa didorong untuk aktif bekerja membangun sendiri pengetahuan matematika yang akan diperolehnya. Siswa dibiasakan untuk bebas bepikir dan mengungkapkan pendapat, tidak tertutup kemungkinan bahwa cara yang digunakan siswa berbeda dengan yang dipikirkan guru.
Pendidikan matematika realistic (PMR) memiliki 5 karakteristik (Treffers, 1991: 26; Gravemeijer, 1994: 115):
a. Penggunaan konteks: Proses pembelajaran diawali dengan keterlibatan siswa dalam pemecahan masalah konstektual. Penggunaan konstek melibatkan kegiatan siswa yang terkait dengan masalah keseharian, sehingga ini memungkinkan berkembangnya kecakapan vokasional (kecakapan melakukan praktek kerja dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan pelajaran sekolah) yang terkait dengan matematika. b. Instrument vertical : Konsep atau ide matematika direkontruksi oleh
siswa melalui model-model instrument vertical, yaitu bergerak dari prosedur informal ke bentuk formal artinya siswa membuat model sendiri dalam menyelesaikan soal.
c. Kontribusi siswa : Siswa aktif mengkonstruksi sendiri bahan matematika berdasarkan fasilitas dan lingkungan belajar yang disediakan guru, serta aktif menyelesaikan soal dengan cara masing-masing. Dengan kontribusi siswa kegiatan belajar siswa di kelas banyak melibatkan inisiatif pribadi siswa dalam pemecahan masalah.
d. Kegiatan interakrif : kegiatan belajar berifat interaktif, yang memungkinkan terjadi komunikasi dan negosiasi antar siswa.
Dalam PMR masalah kontekstual memainkan peranan penting. Dengan menggunakan soal kontekstual pembelajaran diarahkan pada proses penemuan kembali matematika. Siswa diarahkan untuk membangun pengertian matematika dengan membandingkan jawaban mereka dengan jawaban teman sekelas, nengajukan pertanyaan, membuat perkiraan dan menarik kesimpulan. Dalam pandangan Matematika Realistik siswa memiliki potensi melakukan reinvation yang berarti penemuan kembali. Dalam proses pembelajaran di kelas secara umum, proses reinvation tidak dilakukan oleh siswa sendiri secara mutlak, namun memerlukan suatu arahan atau petunjuk dari seorang guru.
Manurut Hadi, S. (2003), dalam PMR terdapat konsep tentang siswa, guru dan pengajaran :
a. Konsepsi PMR tentang siswa.
1) Siswa memiliki seperangkat konsep alternative tentang ide-ide matematika yang mempengaruhi belajar selanjutnya.
2) Siswa memperoleh pengetahuan baru dengan membentuk pengetahuan itu untuk dirinya sendiri.
3) Pembentukan pengetahuan merupakan proses perubahan yang meliputi penambahan, kreasi, modifikasi, penghalusan, penyusunan kembali dan penolakan.
5) Setiap siswa tanpa memandang ras, budaya dan jenis kelamin mampu memahami dan mengerjakan matematika.
b. Konsepsi PMR tentang guru. 1) Guru hanya fasilitator.
2) Guru harus mampu membangun pengajaran secara interaktif.
3) Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk secara aktif menyumbang pada proses belajar dirinya dan secara aktif membantu siswa dalam menafsirkan persoalan riil.
4) Guru tidak terpancang pada materi yang tertulis dalam kurikulum, melainkan aktif mengaitkan kurikulum dengan dunia riil, baik fisik maupun sosial.
c. Konsepsi PMR tentang pengajaran.
Aspek pengajaran matematika melalui pendekatan Matematika Realistik adalah :
1) Pendahuluan
a) Melalui pengajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang “real” bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam pengajaran secara bermakna.
2) Pengembangan
a) Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara informal terhadap persoalan atau masalah yang diajukan. b) Pengajaran berlangsung secara interaktif, siswa menjelaskan dan
memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban temannya, setuju dengan jawaban temannya, menyatakan ketidak setujuannya dan mencari alternative penyelesaian yang lain.
3) Penutup/ Penerapan
Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pelajaran.
Dalam melakukan pembelajaran Matematika Realistik di Sekolah Dasar, guru harus bersikap ramah dan komunikatif sehingga melalui proses matematisasi horizontal dan vertical, siswa berani dan mau mengemukakan idenya, mendiskusikan, membandingkan dan mengambil keputusan dan menarik kesimpulan.
4. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
dia mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Dengan demikian, kemampuannya yang masih terpendam dapat berkembang, anak aktif dan akan bahagia.
Menurut Piaget dikutip oleh Sukarman, H. (2002: 20-21). Proses berpikir manusia mengalami perkembangan secara bertahap dari berpikir tahap konkret ke abstrak. Meskipun kematangan berpikir yang lebih tinggi berbeda tergantung pada pengalaman masing-masing individu. Adapun periode periode berpikir yang dikemukakan Piaget sebagai berikut:
a. Periode sensori motor (0 – 2 th)
Periode ini ditandai dengan gerakan-gerakan sebagai akibat reaksi langsung dari rangsangan. Piaget berpendapat bahwa anak yang baru lahir belum berpikir, tetapi hanya bertingkah laku. Meskipun demikian tindakan yang tanpa pikiran ini merupakan dasar dimana seluruh perkembangan koknitif dibangun.
b. Periode pra operasional (2 – 7 th)
Perbedaan utama antara periode sensori motor dengan pra operasional adalah tingkat perkembangan dan penggunaan imajinasi internal dan symbol-simbol. Pada periode operasional terlihat bahwa: 1) Penggunaan bahasa meningkat.
2) Dapat menirukan tingkah laku orang lain setelah beberapa waktu melihat, dan
c. Periode operasi konkret (7 – 12 th)
Pada periode ini anak-anak telah dapat berpikir dengan menggunakan aturan-aturan secara logika untuk menghadapi masalah, walupun pada yang sederhana. Selama periode operasi konkret, proses berpikir anak menjadi lebih mampu, fleksibel dan berdaya guna, seperti mereka mengerti dan menggunakan konservasi dan reversibility. Konservasi adalah prinsip bahwa kuntitas seperti massa, berat dan volume adalah tetap tanpa memperhatikan perubahan didalam segi dan kuantitas itu. Reversibility adalah kemampun memahami bahwa tindakan yang mempengaruhi benda-benda, jika dibalik dalam urutan akan kembali ke benda yang mereka nyatakan semula. Di samping itu, anak juga dapat menggunakan tiga operasi secara logika, yaitu pemahaman posisi berurutan, klasifikasi dan kemampuan tentang penguasaan konsep bilangan. Hal yang penting adalah bahwa anak usia antara 7 sampai dengan 12 tahun walaupun telah mampu berpikir secara abstrak, tetapi masih sangat dipengaruhi oleh objek visual. Sehingga untuk menanamkan konsep matematika diperlukan media konkret.
d. Periode operasi formal (12 th ke atas)
5. Prestasi Belajar Matematika
Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep yang berhubungan dengan jumlah banyak, yang terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisi dan geometri (Karso, dkk, 1993 : 2)
Matematika sebagai suatu sistem yang mengandung konsep-konsep abstrak, memerlukan suatu symbol untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi-operasi yang telah ditetapkan. Penggunaan media atau simbol-simbol dapat membantu memberikan konsep baru yang terbntuk karena pemahaman terhadap konsep sebelumnya.
Matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisir, sebab berkembang dari unsur yang tidak didefinisikan ke postulat (aksioma) dan ke dalil (teori).
Prestasi Belajar/ Hasil Belajar Siswa
Perkataan prestasi banyak digunakan untuk menyebut suatu keberhasilan setelah seseorang melakukan suatu kegiatan. Hal ini merupakan sesuatu yang telah diciptakan, menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja. Poerwodarmito (1984:768) mengatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dengan kata lain prestasi belajar adalah segala pekerjaan yang berhasil.
tertentu dan tidak begitu saja diperoleh. Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu pertumbuhan dalam diri individu seorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. (Hamalik, 1982:28)
Dalam mengetahui batasan prestasi dan batasan belajar dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah ia melakukan kegiatan belajar, yaitu kegiatan perubahan tingkah laku. Seperti yang diungkapkan oleh Dimyati Mahmud (1981:13), prestasi belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat berlangsungnya kegiatan belajar. Jadi prestasi belajar matematika merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika.
6. Metode Ceramah
Dalam seluruh kegiatan proses belajar mengajar, metode mengajar memainkan peranan yang sangat penting dan merupakan salah satu penunjang utama, berhasil atau tidaknya seorang guru dalam mengajar yang dalam penelitian ini menggunakan metode ceramah.
keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa metode ceramah adalah adalah cara penyajian pelajran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.
Cirri utama metode ceramah :
a. Pusat pengajaran terletak pada guru, murid pada umumnya mendengarkan, ada yang mencatat dan sebagian kecil bertanya.
b. Komunikasi pada umunya hanya satu arah yaitu guru dan murid.
Meskipun metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Apalagi dalam proses dan pengajaran tradisional seperti di pedesaan yang kekurangan fasilitas.
Metode ini mempunyai bebrapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
a) Kelebihan metode ceramah
1) Guru mudah menguasai kelas.
2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/ kelas. 3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar. 4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya. 5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. b) Kelemahan metode ceramah
2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerimanya.
3) BiaR selalu digunakan dan terlalu lama membosankan.
4) Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya ini sukar sekali.
5) Menyebabkan siswa menjadi pasif.
B. Penelitian Yang Relevan
Faozi, A. (2003 : 13) dalam penelitiannya tentang volume prisma menyimpulkan bahwa PMRI merupakan pendekatan pembelajaran matematika yang memandang tiga hal yaitu bagaimana memandang matematika, siswa belajar matematika dan guru mengajar matematika. Matematika dipandang sebagai kegiatan atau aktivitas siswa. Belajar matematika merupakan kegiatan penemuan kembali konsep matematika, siswa mengkontruksi sendiri pengetahuannya yang berasal dari seperangkat ragam pengalaman. Proses kontruksi tersebut melalui matematisasi vertical sampai pada pengetahuan matematika yang standar. Jadi siswa tidak dipandang sebagai penerima pasif matematika yang sudah jadi. Guru membimbing dan memfasilitasi kegiatan belajar siswa.
menjadi konsep matematika melalui pemakaian alat matematis baik formal maupun non formal. Kreatifitas siswa tertampung dalam pembelajaran diantaranya dengan kebebasan siswa menggunakan strategi penyelesaian masalah.
Dari penelitian yang sudah diuraikan di atas memberikan bukti-bukti tentang prospek pengembangan dan implementasi PMRI di Sekolah Dasar. Kita dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Matematika Realistik sangat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar.
C. Kerangka Berpikir
Suatu inofasi baru dalam pendidikan diharapkan memberikan dampak yang bagus bagi perkembangan itu sendiri. PMRI suatu pendekatan dalam mengajar matematika yang selama ini sedang diterapkan berupaya melakukan perubahan paradigma yaitu paradigma mengajar ke paradigma belajar, makna belajar diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Hal ini sejalan dengan pemikiran kaum kontruktivis yang berpendapat bahwa mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke murid melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya.
Oleh karenanya dalam penelitian ini mengungkapkan seberapa besar pengaruh pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI terhadap prestasi belajar matematika siswa.
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevan di atas maka dapat diajukan hipotesis yang akan diuji kebenarannya pada penelitian ini yaitu:
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan matematika realistik yaitu
untuk mengetahui apakah dengan menggunakan pendekatan matematika
realistik dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa kelas IV
semester 2 SD. Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan rumus
statistik maka penelitian ini termasuk deskriptif kuantitatif. Penelitian dengan
menggunakan metode penelitian pendekatan kuantitatif dimana dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positifisme yang
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu.
Metode penelitian kuantitatif dibedakan lagi menjadi beberapa metode
penelitian sebagai berikut :
1. Menurut samplingnya, maka pendekatan dibedakan menjadi 3 yaitu
a)
pendekatan populasi; b)pendekatan sampel; c)pendekatan kasus.
2. Menurut timbulnya variable di bedakan menjadi 2 yaitu a)pendekatan non
eksperimental; b)pendekatan eksperimental.
3. Menurut pola atau sifat penelitian non eksperimental maka dibedakan atas
a)
penelitian kasus; b)penelitian kausal komparatif; c)pendekatan korelasi;
d)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan April sampai dengan Juni dan dilakukan
di kelas IV semester 2 SD Negeri Tirtosari tahun ajaran 2011/2012.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
ataupun pengukuran kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua
anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya
(Sudjana, 1996: 6).
Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV SD Negeri
Tirtosari, kelas IV terbagi atas 2 kelas yaitu kelas IVA bejumlah 14 siswa dan
kelas IVB bejumlah 20 siswa, sehingga total populasi berjumlah 34 siswa.
2. Sampel penelitian
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling. Dalam cluster random sampling kita tidak langsung memilih individu, namun memilih kelompok yang termasuk anggota sampel
yaitu anggota yang berada dalam kelompok yang dipilih itu (Arikunto, S.
1989: 119).
Pengambilan sampel, kelas dipilih secara acak dan terpilih kelas IV A
D. Metode Pengumpulan Data
1. Variabel terikat
Variable terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika
siswa (Y)
2. Variabel bebas
Variable bebas pada penelitian ini adalah:
a. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik
(X1).
b. Pembelajaran tanpa menggunakan pendekatan matematika realistik atau
dengan metode ceramah (X2).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen untuk mengukur hasil belajar yaitu menggunakan tes prestasi
belajar matematika siswa pada pokok bahasan pengukuran lanjutan. Tes prestasi
belajar dilakukan satu kali. Aspek yang diukur adalah aspek kognitif yang
meliputi (C1) aspek ingatan, (C2) aspek pemahaman dan (C3) aspek penerapan.
Adapun tes matematika terdiri dari 25 soal, bentuk tes pilihan ganda dengan 4
option dengan 1 jawaban yang benar dan 3 pengecoh. Tes ini digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa serta prestasi atau pencapaian belajar siswa pada
pokok bahasan pengukuran lanjutan. Adapun kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada
Tabel 3.1. Kisi-kisi soal Tes Prestasi dengan Pernyataan Valid dan Gugur
Kompetensi
Dasar Indikator
F. Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrument dikatakan
valid apabila dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat.
Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud (Arikunto, S. 2002: 144 – 145).
Untuk mengetahui validitas soal digunakan rumus korelasi product
moment yaitu:
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
rxy :koefisien korelasi antara variable X dan Y
X : skor tiap butir soal
Y : skor total (skor seluruh butir soal) N : jumlah responden
(Arikunto, S. 1998: 162)
Kriteria pengujian:
Jika rh ≥ 0,300, maka butir soal yang diuji dinyatakan valid. Untuk
mencari kevalidan menggunakan r tabel. Setelah dilakukan uji validitas
instrument (butir soal) dengan menggunakan teknik Produk Moment,
diperoleh hasil bahwa dari 25 butir soal yang diujikan terdapat 20 butir soal
< 0,3 ), pada taraf signifikan 5%. Butir-butir soal yang gugur adalah nomor
6, 15, 19, 21, 25.
Tabel 3.2. Deskripsi Validitas Tes Prestasi Belajar
Item rhitung Keterangan Item rhitung Keterangan
1 0.433 Valid 16 0.481 Valid
2 0.468 Valid 17 0.471 Valid
3 0.412 Valid 18 0.492 Valid
4 0.461 Valid 19 -0.454 Tidak Valid
5 0.517 Valid 20 0.511 Valid
6 -0.315 Tidak Valid 21 -0.253 Tidak Valid
7 0.443 Valid 22 0.463 Valid
8 0.471 Valid 23 0.568 Valid
9 0.502 Valid 24 0.463 Valid
10 0.442 Valid 25 -0.190 Tidak Valid
11 0.448 Valid
12 0.461 Valid
13 0.475 Valid
14 0.475 Valid
15 -0.004 Tidak Valid
Tabel 3.3. Kisi-kisi soal Tes Prestasi dengan Pernyataan yang Gugur
Kompetensi
Dasar Indikator
2. Uji Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Kider Richadson
-20 (KR – 20) karena kriteria instrumen ini terbentuk soal pilihan ganda
dengan betul mendapat skor 1 dan salah mendapat skor 0 sehingga berskala
dikotomis, adapun rumus KR – 20 adalah:
∑
Keterangan:
r11 : koefisien reliabilitas
n : jumlah butir soal s : standar deviasi dari tes
p : proporsi subjek yang menjawab benar
q : proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1-p)
(Arikunto, S. 1997: 98)
Setelah harga reliabilitas diperoleh maka harga r dikonsultasikan
dengan daftar interpretasi dengan criteria sebagai berikut :
0,800 – 1,00 = sangat tinggi
0,600 – 0,799 = tinggi
0,400 – 0,599 = cukup
0,200 – 0,399 = rendah
0,000 – 0,199 = sangat rendah
(Arikunto, S. 1997: 71)
Untuk mengetahui instrument itu reliable atau tidak dicari standar error
measuremen (SE means) = SD Keterangan:
r11 : koefisien reliabilitas
Kriteria :
Jika SEmeans < ½ SD maka instrument tersebut reliabel
Dari hasil uji coba reliabilitas instrument dengan teknik Kuder Richadson
– 20 (lampiran9) diperoleh nilai r11 = 0,7527 dan SEmeans < ½ SD dengan
SEmeans = 1,972 dan ½ SD = 1,983. Hal ini berarti bahwa instrument yang
digunakan dinyatakan reliabel (andal)
G. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum melakukan uji analisis, terlebih dahulu harus dilakukan uji
persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengkaji apakah sebaran data
terdistribusi normal atau tidak, rumus yang digunakan adalah:
∑ ( Sudjana, 1996:273)
Keterangan:
X2 : nilai chi kuadrat Oi : frekuensi pengamatan
E1 : frekuensi yang diharapkan
Kriteria data terdistribusi normal :
Jika X2 tab (1-α)(k-1)> X2hit dengan taraf signifikan α=5% dan derajat
b. Uji Homogenitas
Menurut Suharsimi Arikanto (2002: 289), uji homogenitas dilakukan
untuk menguji seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil
dari populasi yang sama. Uji homogenitas data dapat digunakan uji barlet
dengan rumus sebagai berikut:
ln log
log
∑
∑
(Sudjana, 1996: 263)
Keterangan
B : Jumlah dari derajat kebebasan sampel dengan logaritma dari varians gabungan.
2. Uji hipotesis
Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan uji t. menurut
Sudjana (1996: 238) uji t merupakan uji hipotesis untuk membandingkan dua
keadaan atau dua keadaan diketahui, dengan cara menguji kesamaan dua
rata-rata populasi. Rumus uji t yang digunakan adalah:
(Sudjana, 1996: 239)
X1 : Nilai rata-rata pada variable bebas ke-1
X2 : Nilai rata-rata pada variable bebas ke-2
n1 : Jumlah data pada variable bebas ke-1
n2 : Jumlah data pada variable bebas ke-2
S1 : Standar deviasi pada variable bebas ke-1
S2 : Standar deviasi pada variable bebas ke-2
S : Standar deviasi gabungan
3. Uji Hipotesis satu pihak
Uji ini untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan pendekatan
matematika realistik lebih baik dari prestasi belajar matematika siswa yang
tidak menggunakan pendekatan matematika realistic.
Hipotesis nol (H0) dan tandingannya (H1) pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H0 : Prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan
pembelajaran dengan pendekatan matematika realistic tidak lebih
baik dari prestasi belajar matematika siswa yang tidak
menggunakan pendekatan matematika realistic atau metode
ceramah.
H1 : Prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan
pembelajaran dengan pendekatan matematika realistic lebih baik
dari prestasi belajar matematika siswa yang tidak menggunakan
pendekatan matematika realistic atau menggunakan metode
Pasangan hipotesis nol (H0) dan tandingannya (H1) yang akan diuji adalah:
H0 :
H1 :
Kriteria pengujian :
Jika thit > ttab, maka terima H0 tolak H1.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember di kelas IV semester I
SD Negeri Tirtosari tahun ajaran 2011/2012. Pengambilan data siswa
dilakukan dengan memberikan tes pokok bahasan pengukuran lanjutan
terhadap siswa dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang
pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika realistik, dan
kelompok pembanding atau kontrol yang pembelajarannya menggunakan
metode biasa.
Adapun kegiatan pada masing-masing pertemuan, antara lain pada
pertemuan pertama, peneliti membuka pembelajaran dengan memberikan
penjelasan pembelajaran yang akan digunakan pada kelas eksperimen, dengan
tujuan siswa agar tidak bingung dalam melaksanakan pembelajaran yang telah
direncanakan oleh peneliti. Kemudian kegiatan pembelajaran sub pokok
bahasan pengukuran lanjutan dilakukan seperti biasa, kelompok eksperimen
menggunakan pendekatan matematika realistik sedangkan kontrol dengan
metode yang selama ini digunakan (konvensional).
B. Deskripsi Data Penelitian
1. Data Prestasi Matematika
Hasil skor jawaban responden terhadap soal atau
pertanyaan-pertanyaan materi pelajaran untuk melihat efektifitas pendekatan
matematika realistik dalam proses pembelajaran, kemudian dianalisis
menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Package for Social Sciens) for Windows versi 15, sehingga menghasilkan data variabel efektifitas pendekatan matematika realistik sebagai subyek
penelitian.Data variabel efektifitas pendekatan matematika realistik dalam
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Prestasi Belajar Matematika
Subyek Kontrol Eksperimen
1 18 10
2. Hasil Pengujian Deskriptif
Gambaran tendensi prestasi siswa dapat dilihat dalam tabel di
bawah. Nilai rata-rata siswa kelompok eksperimen sebesar 66.25
sedangkan kontrol 46.07, median dan modus kelompok eksperimen
masing-masing 75 dan 40, sedangkan kelompok kontrol masing-masing45
dan 25. Secara umum menunjukan prestasi siswa kelompok eksperimen
lebih baik dibandingkan kontrol.
Tabel 4.2 Prestasi Awal Siswa
Parameter Eksperimen Kontrol
Mean 66.25 46.07
Median 75.00 45.00
Mode 40 25
Std. Deviation 25.949 18.931
Variance 673.355 358.379
Minimum 25 25
Maximum 100 80
Sumber : Hasil pengolahan data Primer
Skala penilaian prestasi yang digunakan memiliki rentang 0 – 100,
sehingga secara normatif dapat dikategorisasikan dalam tiga kelompok
yaitu ; rendah dengan interval 0 – 33.33, sedang dengan interval sekor
33.34 – 66.67, dan tinggi dengan interval 66.68 – 100. Tabel di bawah
menunjukan sebanyak 60% siswa kelompok eksperimen prestasinya
terkategori tinggi, sebanyak 25% sedang, dan sisanya sebanyak 15%
remdah. Fakta ini menunjukan mayoritas siswa kelompok eksperimen
memiliki prestasi yang bagus.
Tabel 4.3. Kategoriasi Prestasi Kelompok Eksperimen
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Rendah 0.00 – 33.33 3 15.0
Sedang 33.34 – 66.67 5 25.0
Tinggi 66.68 – 100 12 60.0
Total 20 100
Sumber : Hasil pengolahan data Primer
Kategorisasi prestasi siswa kelas kontrol menunjukan mayoritas
sedang, jumlah siswa mencapai 42.9%, kemudian terkategori rendah
dengan jumlah mencapai 3537%, dan terakhir tinggi sebanyak 21.4%.
Sebaran ini secara umum menunjukan mayoritas sedang. Berdasarkan
Hipotesa dapat dibagi menjadi 3 kriteria dengan interval = (100 : 3) =
33,33
Tabel 4.4. Kategoriasi Prestasi Kelompok Kontrol
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Rendah 0.00 – 33.33 5 35.7 Sedang 33.34 – 66.67 6 42.9
Tinggi 66.68 – 100 3 21.4
Total 14 100
Sumber : Hasil pengolahan data Primer
3. Uji Asumsi
1. Normalitas
Evaluasi bentuk distribusi data dilakukan dengan uji kai kuadrat,
pengujian terhadap data prestasi eksperimen mendapatkan koefesien X²
= 4.231 dengan probabilitas seesar 0.121, sedangkan daa prestasikontrol
mendapatkan koefesien X² sebesar 0.170 dengan probabilitas sebesar
0.680. perolehan p > 0.05 dalam dua pengujian ini menandakan data
berdistribusi normal.
Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas
Prestasi X² p Keterangan
Eksperimen 4.231 0.121 Normal
Kontrol 0.170 0.680 Normal
Sumber : Hasil pengolahan data Primer
2. Homogenitas
Hasil uji kesamaan varian prestasi awal siswa mendapatkan nilai
F-hitung sebesar 1.879 dengan probabilitas (p) sebesar 0.115. Perolehan p >
0.05 menandakan prestasi siswa kedua kelompok adalah homogen. Berarti
bila setelah perlakuan terjadi perubahan prestasi, menandakan
kebermaknaan perlakuan.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. Uraian deskriptif
sebelumnya menunjukan prestasi siswa kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kontrol. Evaluasi kebermaknaannya dengan alat statistik uji
t mendapatkan koefesien sebesar 2.480 dengan probabilitas (p) sebesar
adalah signifikan. Hasil signifikan ini membuktikan prestasi matematika
siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika
realistik tinggi dibandingkan kelompok pembanding yang tidak
menggunakan. Dari hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan pendekatan matematika realistic ini pembelajaran berhasil.
Tabel 4.6. Hasil Uji t
Kelas Rerata Sd T P Ket
Eksperimen 66.25 25.949
2.480 0.019 Sig Kontrol 46.07 18.931
Sumber : Hasil pengolahan data primer
Rata-rata prestasi siswa kelompok eksperimen dalam tabel diatas
sebesar 66.25 sedangkan kontrol 46.07, bila direferensikan dengan
kelompok kontrol menunjukan peningkatan sebesar 20.178 atau 73.80%.
Kriteria pengujian :
thit > ttab, maka terima H0 tolak H1
4. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil di atas menunjukan bahwa pendekatan matematika realistik
dalam pembelajaran matematika sub pokok bahasan pengukuran lanjutan
dapat meningkatkan prestasi siswa kelas IV semester 2 SD Negeri
Tirtosari tahun ajaran 2011/2012. Pada dasarnya pendekatan atau metode
pembelajaran mempunyai kelebihan masing-masing, sehingga pendekatan
matematika realistik jangan dipandang sebagai penyelesaian untuk semua
yang bervariasi, pendekatan untuk materi hafalan tentu tidak sama dengan
pemahaman dan nalar.
Pendekatan realistik sangat membantu untuk memperkecil
pendekatan berbasis khayalan, mengukur adalah kegiatan matenatik yang
mengandung banyak penguasaan skill atau ketranpilan. Maka
melaksanakan secara nyata adalah pendekatan tepat, sebagaimana
dibuktikan oleh penelitian ini. Namun pada batas tertentu pengukuran
dengan skala yang diperluas sulit untuk dilaksanakan dalam perbandingan
perbandingan 1:1, maka mulai dari sini pendekatan lain harus mulai
digunakan.
Dikaitkan dengan berbagai penelitian lain tentang pembelajaran
matematika, hasil penelitian ini dalam kacamata yang lebih luas
menunjukan pentingnya kreatifitas guru dalam mengajar. Dengan
demikian hasil penelitian ini dapat dipandang sebagai bukti bahwa banyak
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil eksperimen yang telah diuraiakan dalam bab sebelumnya disimpulkan : Pendekatan matematika realistik dapat membantu peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Tirtosari tahun ajaran 2011/2012 pada sub pokok bahasan pengukuran lanjutan. Direferensikan dengan prestasi siswa yang tidak menggunakan pendekatan matematika realistik menunjukan peningkatan sebesar 43.80%.
B. SARAN
1. Bagi Siswa
Dalam pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistic hendaknya siswa lebih serius agar dapat menemukan hal-hal yang baru dan siswa hendaknya meningkatkan kerjasama dalam berdiskusi sehingga dapat menghasilkan yang maksimal.
2. Bagi Guru
a. Hendaknya guru dalam pembelajaran menggunakan berbagai pendekatan disesuaikan dengan materi pembelajaran demi peningkatan prestasi belajar.
visioner sehingga dasar-dasar pemahaman yang diberikan kepada siswa sangat kuat.
3. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah memberikan kesempatan kepada guru agar mengembangkan kemampuan mengajar dengan menyediakan alat peraga yang cukup.
4. Bagi Program Studi
DAFTAR PUSTAKA
Anton M. Moeliono, 2005 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga cetakan ketiga. Penerbit Balai Pustaka Jakarta.
Gatot Muh Setyo, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Penerbit Universitas Terbuka Jakarta.
Julius Hambali Drs. 1993. Materi Pokok Pendidikan Matematika, Penerbit Universitas Terbuka Jakarta.
Martina Dwi Suryani, 2006. Buku Jogo Matematika SMP. Penerbit Pustaka Swara Jakarta.
Roy Holan, 2006. Kamus Matematika, Penerbit Erlangga Jakarta.
Faozi, A, 2003, Implementasi Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dalam Pembelajaran Matematika Statiatika di SLTP N. 2 Sleman, Skripsi. FMIPA UNY.
Hadi, S, 2003, Pendidikan Matematika Realistik Menjadikan Matematika Lebih Bermanfaat Bagi Siswa, Makalah. Disajikan dalam seminar Nasional Pendidikan Matematika di USD Yogyakarta.
Hudoyono, H, 1998, Teori Belajar untuk Pengajaran Matematika, Jakarta : Dirjen Dikti.
Khalid dan Suyati, 2004, Matematika 4B untuk SD, Jakarta : Erlangga.
Saefudin, Azwar. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajara. Rangbuti, Freddy. 2008. The Power of Brands. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Reliability
Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.
Reliability Statistics
.782 25
Cronbach's
Alpha N of Items
Item-Total Statistics
15.45 20.576 .433 .768
15.40 20.463 .468 .766
15.30 20.853 .412 .769
15.35 20.555 .461 .766
15.60 20.253 .517 .763
15.40 24.147 -.315 .808
15.40 20.568 .443 .767
15.20 20.905 .471 .767
15.25 20.618 .502 .765
15.20 21.011 .442 .769
15.25 20.829 .448 .768
15.35 20.555 .461 .766
15.25 20.724 .475 .766
15.25 20.724 .475 .766
15.40 22.568 .004 .792
15.45 20.366 .481 .765
15.20 20.905 .471 .767
15.60 20.358 .492 .764
15.45 24.892 -.454 .815
15.35 20.345 .511 .763
15.40 23.832 -.253 .805
15.30 20.642 .463 .767
15.30 20.221 .568 .761
15.30 20.642 .463 .767
15.60 23.516 -.190 .802
PBM1 Prestasi Belajar Matematika
PBM2 Prestasi Belajar Matematika
PBM3 Prestasi Belajar Matematika
PBM4 Prestasi Belajar Matematika
PBM5 Prestasi Belajar Matematika
PBM6 Prestasi Belajar Matematika
PBM7 Prestasi Belajar Matematika
PBM8 Prestasi Belajar Matematika
PBM9 Prestasi Belajar Matematika
PBM10 Prestasi Belajar Matematika
PBM11 Prestasi Belajar Matematika
PBM12 Prestasi Belajar Matematika
PBM13 Prestasi Belajar Matematika
PBM14 Prestasi Belajar Matematika
PBM15 Prestasi Belajar Matematika
PBM16 Prestasi Belajar Matematika
PBM17 Prestasi Belajar Matematika
PBM18 Prestasi Belajar Matematika
PBM19 Prestasi Belajar Matematika
PBM20 Prestasi Belajar Matematika
PBM21 Prestasi Belajar Matematika
PBM22 Prestasi Belajar Matematika
PBM23 Prestasi Belajar Matematika
PBM24 Prestasi Belajar Matematika
PBM25 Prestasi Belajar Matematika
T-Test
Group Statistics
20 66.25 25.949 5.802
14 46.07 18.931 5.059
Kelas
1 Eksperimen (Kls IVB)
2 Kontrol (Kls IVA) Prestasi Belajar Matematika
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Independent Samples Test
1.879 .115 2.480 32 .019 20.179 8.138 3.602 36.755
2.621 31.913 .013 20.179 7.698 4.496 35.862 Equal variances assumed
Equal variances not assumed Prestasi Belajar Matematika
F Sig. F Test
t df Sig. (2-tailed)
Eksperimen
Test distribution is Normal. a.
Test distribution is Normal. a.
Frequencies - Eksperimen
Multiple modes exist. The smallest value is shown a.
Prestasi Belajar Matematika
3 15.0 15.0 15.0
5 25.0 25.0 40.0
12 60.0 60.0 100.0
20 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
12 60.00%
5 25.00% 3
15.00%
Count
12
10
8
6
4
2
0
Kategori
Tinggi (> 66.67 - 100) Sedang (> 33.33 -
66.67) Rendah (0 - 33.33)
Frequencies - Kontrol
Frequency Percent Valid Percent
Count
6
5
4
3
2
1
0
Kategori
Tinggi (> 66.67 - 100) Sedang (> 33.33 -
66.67) Rendah (0 - 33.33)
3 21.43% 6
42.86% 5
35.71%