i
KELAS III SDN ADISUCIPTO 2 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh :
YUSNIA NASTITI
091134084
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Karya ini kupersembahkan kepada :
1. Allah SWT, Guru yang Maha Agung dan Bijaksana
2. Almamater Universitas Sanata Dharma
3. Bapak dan Ibu yang telah sabar merawat dan membesarkanku.
4. Keluarga besar yang telah mendukung dengan doa dan tenaga
5. Pengajarku yang sabar membimbingku
6. Adik-adikku yang kusayangi
v
MOTTO
Lebih baik mengerjakan.meskipun tidak sempurna,dari pada tidak mengerjakan apapun
Bergembiralah!!!Janganlah pikirkan kegagalan hari ini, pikirkanlah kesuksesan yang akan datang esok. Sukses akan diraih jika engkau
viii
Nastiti, Yusnia. 2013. Pembelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah air pada siswa kelas III SDN Adisucipto 2 Yogyakarta, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penggunaan model kooperatif dengan teknik mencari pasangan ( make a match) pada mata pelajaran PKn materi bangga sebagai bangsa Indonesia terhadap kesadaran siswa akan nilai cinta tanah air pada siswa kelas III SDN Adisucipto 2 tahun ajaran 2012/2013.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe non-equivalent control design.subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Adisucipto 2 (kelompok eksperimen) dan siswa kelas IIIA siswa SDN Adisucipto 1 (kelompok kontrol).Pengumpulan data dilakukan dengan memberi soal pretest dan posttest,dan diolah menggunakan program SPSS 20 For Windows dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok yaitu : 1) uji homogenitas skor pretest,2) uji kenaikan skor pretest ke posttest,4) uji perbandingan skor posttest baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kooperatif berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai cinta tanah air.Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig (2 tailed) >0,05 yaitu 0,440 untuk kelompok kontrol dan harga Sig (2 tailed) <0,05 yaitu 0,000 untuk kelompok eksperimen.Sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima.Dengan kata lain.model
kooperatif berpengaruh secara signifkan terhadap kesadaran siswa akan nilai cinta tanah air.
ix
awareness of the value of fatherland love on grade III students of Adisucipto 2 Public Elementary School Yogyakarta :Sanata Dharma University
Keywords: cooperative, awareness, fatherland love, civics (PKn)
The purpose of this research is to identify the increasing use of cooperative model with
make a match technique in the subject-study of PKn (civics) of the material on we Indonesians are proud of the awareness of students on the value of fatherland love in grade III students of Adisucipto 2 Public Elementary School Yogyakarta, year of study 2012/2013.
Method used was experimental research with non-equivalent control design type. Subjects were grade III students of Adisucipto 2 Public Elementary School Yogyakarta( experiment group) and IIIA students of Adisucipto 1 ( control group).Data collecting method used was pretest and posttest questions, and it was processed with SPSS 20 for Windows. Data processing was conducted in stages for two groups, those were: 1) homogeneity test for pretest scores, 2) test of pretestto posttestscore increase, 3) comparison test on posttest scores of control and experiment groups.
Results showed that cooperative model had significantly influenced on the awareness of students on the value of fatherland love. It was shown by the score of Sig (2 tailed) >0,05that of 0,440 for control group and the score of Sig(2 tailed) <0,05 that of 0,000 for experimental group. So Hnull was rejected and H1 was accepted. It meant that cooperative model had
x
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : Pembelajaran PKn dengan model
kooperatif untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah air pada siswa Kelas III di DIY,
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka skripsi
ini tidak akan tepat pada waktunya.Karena itu, pada kesempatan ini,dengan hati yang tulus
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., B.S.T., M.A, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar
3. E.Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D selaku Wakaprodi di PGSD
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing
peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penyusunan hingga selesai
5. E. Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku pembimbing II yang telah membimbing peneliti
dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan
6. Sri yani S.Pd selaku kepala sekolah SDN Adisucipto 2 yang telah memberi ijin untuk
melakukan penelitian di SDN Adisucipto 2
7. Sumarsih,A.Ma.,Pd selaku guru mitra SD penelitian yang sudah banyak membantu
peneliti sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar
8. Siswa kelas III SDN Adisucipto 2 dan siswa SDN Adisucipto 1 yang telah bekerjasama
dalam penelitian ini sehingga penelitian berjalan dengan lancar.
xi
11.Untuk kedua Adikku tercinta Upik dan Woro yang selalu mendukung dan memberikan
motivasi.
12.Teman-teman satu kelompok payung Pkn ( Nila,Ima,Chatrin,Ita,Mayang,Vitalis,Desi,dan
Putri) yang banyak memberikan masukan dan bantuan kepada peneliti dalam melakukan
penelitian dan memberikan dukungan dalam mengerjakan karya ilmiah ini.
13.Teman-teman PPL SDN Adisucipto 1 yang memberikan bantuan selama penulis
melakukan penelitian di sekolah.
14.Terima kasih untuk teman-teman kost Ocha,Sulha,Windy,Putri,Vera,Ryan,Mery,dan Kiki
terima kasih untuk motivasi dan bantuannya
Penulis sadar penuh bahwa karya ilmiah ini belum sempurna karena masih banyak
kekurangan.Namun penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
Universitas Sanata Dharma yang akan melakukan penelitian ilmiah.
xii
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO . ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DARTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 3
1.3Tujuan Penelitian ... 4
xiii
2.1.1.Teori-teori yang mendukung ... 6
2.1.1.1 Nilai…… ... 6
2.1.1.2 Pendidikan Nilai ... 11
2.1.1.3 Kesadaran ... 12
2.1.1.4 Cinta Tanah Air ... 13
2.1.1.5 Kesadaran Akan NilaiCinta TanahAir ... 14
2.1.2 PembelajaranTematik ... 15
2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran Tematik. ... 15
2.1.2.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik . ... 16
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif . ... 19
2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif . .. 19
2.1.3.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif . ... 19
2.1.3.3 Teknik mencari pasangan . ... 20
2.1.4 Mata Pelajaran PKn ... 27
2.1.4.1 Pengertian PKn ... 27
2.1.4.2 Tujuan PKn ... 27
2.1.4.3 Materi Ajar Kelas III ... 28
2.1.5 Hasil Penelitian yang relevan ... 29
2.1.6 Kerangka Berpikir ... 30
xiv
3.2 Waktu Penelitian ... 33
3.2.1 Tempat penelitian ... 33
3.2.2 Waktu Pengambilan Data ... 34
3.3 Populasi dan Sampel ... 35
3.4 Variabel Penelitian... 35
3.5 Definisi Operasional... 36
3.6 Instrumen Penelitian . ... 37
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas . ... 45
3.8 Teknik Pengumpulan Data . ... 60
3.9 Teknik Analisis Data ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 65
4.1.1 Peningkatan Kesadaran akan nilai cinta tanah air 65
4.2 Pembahasan . ... 77
4.3 Keterbatasan Penelitian. ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 80
5.2 Saran ... 81
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pengaruh Perlakuan. ... 33
Tabel 2 Jadwal Penelitian ... 34
Tabel 3 Indikator Kuesioner ... 38
Tabel 4 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner . ... 39
Tabel 5 Sebaran Item Ujicoba Kuesioner ... 44
Tabel6 Kisi-kisi Pernyataan Validita suntuk Item SD. ... 46
Tabel 7 Hasil Uji Validitas . ... 48
Tabel 8 Hasil Item Valid ... 54
Tabel 9 Kriteria Koefisien Reliabilitas . ... 59
Tabel 10 Hasil Uji Reliabilitas . ... 59
Tabel 11 Tabel Pengumpulan Data . ... 60
Tabel 12 Uji Normalitas . ... 67
Tabel 13 Uji Homogenita sSkor Pretest . ... 69
Tabel 14 Uji Kenaikan skor Pretest dan Postest . ... 70
Tabel 15 Skor Perbandingan kelompok control dan eksperimen. ... 72
Tabel 16 Uji Perbandingan skor Postest. ... 75
Tabel 17 Uji Normalitas Selisih skor . ... 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Bagan Teknik Pembelajaran Mencari Pasangan . ... 24
Gambar2 Contoh Kartu Pasangan dan Domino .... 25
Gambar 3 Diagram Batang kenaikan skor Pretest dan Postest. ... 71
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Jaring-jaring tema. ... 84
Lampiran 2.Silabus Pembelajaran . ... 86
Lampiran 3. RPP Kelompok Eksperimen . ... 95
Lampiran 4. LKS Kelompok Eksperimen . ... 118
Lampiran 5.Validitas Kuesioner . ... 127
Lampiran 6.Hasil Validitas Kuesioner . ... 132
Lampiran 7.Hasil Kuesioner Pretest dan Postest kelas Kontrol . ... 142
Lampiran 8.Hasil Kuesioner Pretest dan Postest kelas Eksperimen. ... 155
Lampiran 9.Hasil Analisis Data... 170
Lampiran 10.Gambar Media Penelitian . ... 178
Lampiran 11.Gambar Pengamatan Kelas Kontrol . ... 181
Lampiran 12.Gambar Penelitian Kelas Eksperimen . ... 184
Lampiran 13.Surat Ijin Penelitian . ... 189
Lampiran 14.Surat Keterangan Penelitian . ... 191
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara
peserta didik dengan para pendidik serta berbagai sumber pendidikan. Interaksi
antara peserta didik dengan pendidik dan sumber-sumber pendidikan tersebut
dapat berlangsung dalam situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta
bimbingan. Dalam situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta
bimbingan. Dalam pergaulan antara peserta didik dengan para pendidik yang
dikembangkan terutama segi-segi afektif : nilai-nilai, sikap, minat, motivasi,
disiplin diri, kebiasaan, dll. (Sukmadinata: 2007: 24). Untuk mewujudkan
penanaman nilai dan pengembangan ilmu keterampilan dan etik moral diperlukan
penanaman pendidikan nilai. Pendidikan Nilai menurut (Kaswardi,1993:3). Ialah
penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seserorang tidak hanya mau
mengembangkan ilmu,keterampilan, teknologi,etik moral yang semuanya dapat
disebut dengan pendidikan nilai.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran penting
untuk diajarkan di seluruh tingkat pendidikan.Hal ini terbukti dari penerapan PKn
di tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Adanya PKn disekolah
diharapkan dapat menumbuhkankembangkan rasa bela Negara dan cinta tanah
air dalam diri siswa. Pendidikan kewarganegaraan juga diharapkan dapat menjadi
2
dengan penuh kesadaran dan bertanggung jawab (Wahab,2011). Pada
kenyataanya di sekolah yang peneliti temukan, pembelajaran PKn kurang disertai
dengan penanaman nilai yang terkandung dalam materi yang diajarkan. Pendidik
belum mengikutsertakan pendidikan nilai,hanya sebatas penanaman konsep
mengenai materi saja. Dan sampai saat ini masih banyak guru yang menggunakan
model pembelajaran tradisional,yaitu dengan melakukan ceramah,dengan metode
ini anak terbiasa pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Agar
terciptanya pendidikan yang diharapkan, setiap siswa memiliki kesadaran.
Kesadaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) kesadaran merupakan
keadaan tahu, mengerti dan merasa,Widjaja (1984: 14) mengatakan bahwa
“Kesadaran merupakan sikap atau perilaku mengetahui atau mengerti taat dan
patuh pada peraturan dan ketentuan perundangan yang ada pula merupakan
sikap/perilaku mengetahui atau mengerti, taat dan patuh pada dat istiadat dan
kebiasaan yang hidup dalam masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut penelitian mencoba menerapkan
pembelajaran pendidikan nilai dalam mata pelajaran PKn.Adapun dalam
pembelajaran tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran Kooperatif
dengan teknik mencari pasangan (make a match). Dengan model pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan nilai-nilai cinta tanah air didalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran Kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapi tujuan dalam
3
Penelitian ini dibatasi pada teknik mencari pasangan (make a match) untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tnah air pada siswa kelas III semester 2
SDN Adisucipto 2 Tahun Ajaran 2012/2013. Dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. Adapun Standar Kompetensi yang digunakan 4.Memiliki
kebanggaan sebagai anak bangsa Indonesia dan Kompetensi Dasar yang
digunakan 4.2 Menampilkan rasa bangga sebagai anak Indonesia.Untuk
memahami kesadaran akan nilai cinta tanah air diukur dengan hasil Pretest dan
posttest.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti merumuskan masalah dalam
penelitian,antara lain:
1.2.1 Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kesadaran nilai cinta tanah air pada mata
pelajaran Pkn siswa kelas III SDN Adisucipto 2 tahun ajaran
2012/2013?
1.2.2 Apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif kesadaran nilai cinta tanah airnya ada
perbedaan dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan
metode ekspositoris?
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui cara penggunaan model kooperatif dengan teknik
4
pada siswa kelas III SDN Adisucipto 2 yahun ajaran
2012/2013.
1.3.2 Mengetahui apakah kesadaran nilai cinta tanah air pada kelas
eksperimen yang menggunakan model kooperatif ada
perbedaan dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan
metode ekspositoris.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi siswa :
Mendapatkan pengalaman dalam belajar pada mata pelajaran
PKn dan dengan model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan teknik mencari pasangan
1.4.2 Bagi Guru :
Memberikan wawasan mengenai model pembelajaran
kooperatif dengan teknik mencari pasangan pada mata
pelajaran PKn dan dapat digunakan pada mata pelajaran yang
lain
1.4.3 Bagi sekolah :
Menambah sumber bacaan dan referensi yang ada disekolah
dan dapat meningkatkan wawasan mengenai model dan teknik
5
1.4.4 Bagi peneliti :
Memberikan pengalaman dan wawasan dalam hal-hal yang
berkaitan dengan mata pelajaran PKn serta memberikan
pengetahuan dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif pada mata pelajaran PKn.sehingga dapat digunakan
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II landasan teori berisi kajian pustaka, kerangka berpikir,dan
hipotesis. Kajian pustaka membahas teori-teori yang relevan dan beberapa hasil
penelitian terdahulu. Selanjutnya dirumuskan kerangka berpikir dan hipotesis
yang berisi dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah
penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang mendukung
Dalam teori-teori yang relevan ini dibahas teori nilai, teori
kesadaran, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran
kooperatif dengan teknik mencari pasangan, dan mata pelajaran
PKn. Seluruhnya dibahas secara runtut sebagai berikut.
2.1.1.1 Nilai
Menurut Max Scheler dalam(dalam Wahana,2004:51) berpendapat bahwa
nilai merupakan suatu kualitas yang tidak tergantung pada pembawanya,
merupakan kualitas yang telah dapat dirasakan manusia tanpa melalui pengalaman
indrawi terlebih dahulu. Nilai merupakan kualitas yang tidak tergantung,dan tidak
7
Nilai merupakan kualitas yang memiliki daya tarik serta dasar bagi
tindakan manusia serta untuk mendorong manusia untuk mewujudkannya.karena
nilai memiliki kesesuaian dengan kecenderungan kodrat manusia
(Wahana.2004:84)
Teori Nilai menurut Takdir (1986:3) nilai merupakan proses menyelidiki
isi penilaian,yaitu proses-proses yang mendahului,mengiringkan,dan menentukan
semua kelakuan manusia.karena itu teori nilai mengahadapi manusia sebagai
makhluk yang berkelakuan sebagai objeknya. Dibandingkan dengan kelakuan
hewan yang menggunakan insting yang membuat hubungan antara hewan dan sekitarnya saling melengkapi, kemampuan manusia yang menggunakan akal budi
berada dalam suasana kebebasan yang lebih besar. Kehidupan hewan dengan
instingnya lebih tetap terikat pada sekitarnya, dalam hidup manusia selalu ada
proses pengaruh-mempengaruhi yang dinamik antara akal budinya dengan
lingkungan alamnya, lingkungan masyarakatnya dan lingkungan kebudayaanny.
2.1.1.1.1 Peranan Nilai dalam kehidupan Manusia
Menurut (Wahana,2004:70) peranan nilai dalam kehidupan sehari-hari
sangatlah penting untuk pembentukan diri manusia melalui tindakan-tindakannya.
Peranan nilai dalam kehidupan manusia sebagai berikut:
2.1.1.1.1.1Tanggapan Manusia Terhadap Nilai
1. Cara Manusia memahami nilai
Menurut Max Scheler (dalam Wahana,2004:70),berpendapat bahwa
8
selalu tampak pada kita yang ada pada pembawa nilai,atau objek
bernilai.pembawa nilai ini merupakan objek yang nyata,misalnya
batu,kanvas,kertas,sikap,gerakan,yang dapat kita ketahui melalui
indra.Manusia bukanlah penerima pasif impresi (kesan) dari barang
sekitar kita.hubungan subjek-objek merupakan gerakan dinamis antara
manusi dan barang yang mengahasilkan isi pengalaman
praktisnya.dalam pandangan dunia kita yang bersifat alami,objek nyata
tidak diberikan kepada kita sebagai barang atau benda
murni,melainkan sebagai barang yang memiliki nilai.Max Scheler
menekankan kembali aspek emosional manusia dan menguraikan
fungsinya dalam proses pemahaman akan nilai dan tindakan moral.kita
berhubungan dengan dunia terutama tidak melalui persepsi intelektual
tetapi melalui perasaan terhadap nilai.Hubungan emosional kita
mendahului kegiatan intelektual kita.
2. Saranan Manusia memahami Nilai
Kedekatan hubungan antara teori apriori emosional dengan teori nilai
objektif.hati manusia merupakan suatu kesejahteraan yang tepat antara
keteraturan hati yang bersifat apriori dengan susunan nilai yang
bersifat hierarkis objektif.Istilah Ordo amoris memiliki dua pengertian dasar yaitu,normatif dan deskriptif dalam pengertian normatif ,ordo amoris menandakan susunan cinta yang benar secara objektif atau pasangan teratur dari hierarki nilai yang direfleksikan dalam hati
9
diambilnya sebagai keteraturan ilahi.Demikian pula manusia,yang
berdiri dalam keteraturan dunia ini,merupakan pelayan Allah yang
paling bebas dan paling berharga,dan hanya dalam kapsitas ini
manusia disebut sebagai tuan bagi ciptaan.
3. Sikap Manusia terhadap Nilai
Hierarki nilai memiliki kodrat yang objektif dan tak berubah,yang
pada akhirnya bersumber/berdasar pada cinta abadi allah.Nilai harus
dicintai dan diwujudkan dalam hidup manusia sesuai dengan tingkatan
tinggi rendahnya,tingkatan yang lebih tinggi harus didahulukan
daripada yang lebih rendah.Menurut Max Scheler cinta adalah suatu
emosi yang menurut arti katanya adalah suatu gerakan yang
membimbing kita keluar dari ke-egoan kita,serta mengatasi
keterbatasan diri kita.Cinta bukanlah suatu keadaan perasaan yang
statis,tetapi merupakan gerakan dinamis menuju nilai yang lebih
tinggi serta pribadi-pribadi lainnya.Resentment adalah perasaan benci serta merendahan secara terus-menerus dan tak tersembuhkan yang
berlangsung dalam diri individu dan kelompok.Perasaan Resentment berasal dari ketidakmampuan dalam diri subjek yang berperasaan
jengkel tersebut disertai oleh perasaan menyembunyikan
ketidakbernilaian dirinya dibandingkan orang lain.Iri hati merupakan
suatu perasaan tidak mampu yang kita alami ketika orang lain
memiliki suatu nilai yang kita dambakan.perasaan iri hati mengarah
10
dapat,sementara nilai tersebut justru terwujud dalam lingkungan
tempat membandingkan diri dengan orang lain.
2.1.1.1.1.1.1 Peranan Nilai bagi Manusia
Nilai memiliki peranan sebagai daya tarik serta dasar bagi tindakan
manusia,seta mendorong manusia untuk mewujudkan nilai-nilai yang
ditemukannya dalam tindakan-tindakannya.(Wahana,2004:84)
1. Peranan Nilai bagi Tindakan Manusia
Nilai merupakan objek sejati bagi tindakan merasakan yang terarah(
Internasional) Isi nilai perasaan internasional tersebut telah tersedia
terlebih dahulu sebelum adanya tindakan kesadaran lainnya.Nilai yang
lebih tinggi tampak dalam cinta tanpa memperbandingkan dengan
nilai-nilai lainnya.Dalam cinta,nilai yang lebih tinggi tersebut
memamcar keluar untuk pertama kalinya.Nilai yang lebih tinggi
tersebut tidak ada disana sebelum atau diluar gerakan cinta
tersebut.Keterarahan atau orientasi cinta menuju pada perwujudan nila
lebih tinggi yang belum teraktualisasikan secara konkret,orientasi iti
sendiri adalah bernilai positif,yaitu orientasi yang etrarah untuk
mengatasi tingkat nilai yang lebih rendah.
2. Peranan Nilai bagi pembentukan diri Manusia
Dalam memahami manusia sebagai person,akan tampak bahwa
nilai-nilai yang terwujud dalam tindakan manusia menjadi dasar dan arah
11
dalam diri keseluruhan kenyataan keberadaan psikis dari makhluk
yang lebih rendah.sebagai suatu ada dalam lingkup ini,manusia dapt
dipelajari dengan metode psikologi eksperimental.keseluruhan
komplek kehidupan psikis ini berpusat dalam diri manusi sebagai
“aku” kegiatan “aku” dinamakan fungsi seperti
melihat,mencicipi,merasakan secara badani. Fungsi berhubungan
dengan lingkungan tubuh.lingkungan kehidupan ini dengan demkian
menguasai subjek yang terwujud.Aku memiliki sifat sebagai yang
dapat menjadi objek pengetahuan atau objek tindakan refleksif.dengan
demikian,kita memahami bahwa manusia sebagai person berkembang
dan berubah terus-menerus didalam dan melalui
tindakan-tindakannya.segala tindakan akan terarah untuk merespon nilai yang
ditemukan dan dirasakannya,yang mengandung suatu keharusan untuk
mewujudkannya(terhadap nilai positif).serta untuk menghilangka atau
menghapuskannya(terhadap nilai negatif),Ini berarti bahwa nilai
memiliki peran mengarahkan dan memberi daya tarik pada manusia
dalam membentuk dirinya melalui tindakan-tindakannya.
3. Tipe-tipe Person Benilai sebagai Model Pembentukan Manusia
Ada 5 nilai person , yaitu (1) nilai kesenangan artis , (2) nilai
kegunaan pemimpin, (3) nilai kehidupan pahlawan, (4) nilai spiritual
12
2.1.1.2 Pendidikan Nilai
Menurut Sastrapratedja dalam (Kaswardi,2000:3) Pendidikan Nilai
ialah penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri
seseorang.pendidikan tidak hanya mau mengembangkan
ilmu,keterampilan,teknologi,etik moral yang semuanya dapat disebut
dengan pendidikan nilai.
Dalam pengertian yang sama,menurut Mardiatmadja (dalam
Mulyana,2004:119) mendefinisikan pendidikan nilai sebagai bantuan
terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai sera
menempatkan secara integral dalam keseluruhan hidupnya.Pendidikan
nilai tidak tampak hanya merupakan program khusus yang diajarkan
melalui sejumlah mata pelajaran,akan tetapi mencakup keseluruhan
program pendidikan.sasaran yang dituju dalam pendidikan nilai adalah
penanaman nilai-nilai luhur ke dalam diri peserta didik.
salah satu tugas dari pendidikan nilai menurut Andre Benoit dalam
(Kaswardi,1993:101) pendidikan nilai bertugas untuk membuat orang
sadar bahwa nilai sebagai pedoman dalam bertindak yang bersifat
mendua.kendati ada masalah pendidik harus berusaha sebagai mungkin
mengarahkan,menjelaskan nilai-nilai membuktikan hubungan macam
nilai,menganalisis arti dari situasi konkrit dan bagian-bagian dari situasi
konkrit itu dalam konteks sosial yang lebih luas.
Jadi kesimpulannya pendidikan nilai merupakan pengembangan pada
13
pedoman dalam bertindak dan untuk penanaman nilai-nilai luhur terhadap
diri peserta didik.
2.1.1.3 Kesadaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) kesadaran mempunyai
arti (1) keinsafan; keadaan mengerti: akan harga dirinya timbul karena ia
diperlakukan secara tidak adil; (2) hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang.
Sadar diartikan merasa, tahu, ingat kepada keadaan yang sebenarnya, atau
ingat (tahu) akan keadaan dirinya. Kesadaran diartikan keadaan tahu, mengerti
dan merasa. Widjaja (1984: 14) mengatakan bahwa “Kesadaran merupakan
sikap/perilaku mengetahui atau mengerti taat dan patuh pada peraturan dan
ketentuan perundangan yang ada pula merupakan sikap/perilaku mengetahui atau
mengerti, taat dan patuh pada adat istiadat dan kebiasaan yang hidup dalam
masyarakat.
Menurut (Semium,2006:59) kesadaran merupakan satu-satunya tingkat
kehidupan mental yang secara langsung tersedia bagi kita. Jadi dapat disimpulkan
bahwa kesadaran merupakan sikap sadar dan ingat pada keadaan yang sebenarnya
yang secara langsung tersedia bagi kita.
2.1.1.4 Cinta Tanah Air
Cinta tanah air atau nasionalisme adalah manifesti kesadaran bernegara
atau semangat bernegara (Slametmuljana, 1968:7).
Dalam (Sartono,1993:16) Ideologi nasionalisme memuat beberapa
14
(equality), (4) kepribadian (individuality), dan (5) prestasi (performance). Selama pergerakan nasional kelima prinsip itu menjadi tujuan perjuangan.untuk
memantapkan martabat serta harga diri bangsa.
Dalam (Slametmuljana, 1968:10) mengatakan sesungguhnya justru di
negara yang merdeka saja nasionalisme dapat berkembang secara leluasa menurut
kemampuan dan kemauan para warga negara sendiri tanpa mengalami tekanan
dari pihak lain.
Mengingat keadaan di Indonesia dengan pluralismenya maka untuk
mewujudkan prinsip pertama diperlukan dukungan ideologi Pancasila yang
mempunyai potensi mentransedensi pluralitas etnisitas, religiositas, linguistik dan
lain sebagainya (Sartono, 1993:24)
2.1.1.5 Kesadaran akan Nilai Cinta Tanah Air
Menurut (Sartono, 1993:17) kesadaran nasional yaitu kesadaran yang
menempatkan pengalaman, perilaku, serta tindakan individu dalam kerangka
nasional.
Dalam (Sartono, 1993:14) fungsi pendidikan kewarganegaraan sangatlah
fundamental dalam rangka nation building. Hal tersebut merupakan proses sosialisasi yang membudayakan nilai-nilai nasionalisme beserta kebudayaan dan
identitas nasionalnya, sehingga melembagalah etos bangsa dalam kepribadian
15
Kesadaran akan nilai berarti kesadaran akan berbagai hal yang berkaitan
dengan nilai, antara lain: (1) menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang
perlu diusahakan, (2) menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik bagi
kualitas untuk mewujudkannya, (3) menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara
yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang dituju, (4) menyadari sikap
yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan, dan (5) menyadari
tindakan yang pelu silakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuannya
(Wahana,2013).
2.1.2 Pembelajaran Tematik
2.1.2.1Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang
berdasarkan tema-tema tertentu.Pembelajaran Tematik merupakan model
pembelajaran termasuk salah satu tipe atau jenis dari model pembelajaran Terpadu .istilah Pembelajaran Tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalamn bermakna kepada siswa (Depdiknas
dalam Trianto,2011: 147).
Pembelajaran Tematik (Yunanto,2004:4) adalah pendekatan belajar yang
memberi ruang kepada anak untuk berperan aktif dalam kegiatan
belajar.Selanjutnya,menurut (Kunandar,2007:311) tematik adalah alat atau wadah
untuk mengedapankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.
Pembelajaran Tematik dikemas dalam suatu tema atau bisa disebut dengan
16
mengintegrasikan pengetahuan ,kemahiran dan nilai pembelajaran serta pemikiran
yang kreatif dengan menggunakan tema.Dengan kata lain pembelajaran tematik
adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta
didik.Dikatakan bermakana karena dalam pembelajaran tematik,peserta didik akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung
dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Pembelajaran tematik ,sebagai model pembelajaran memiliki arti penting
didalam membangun kompetensi peserta didik,antara lain:
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa didalam
proses belajar secara aktif dalm proses pembelajaran.sehingga siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan
sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar
sambil melakukan sesuatu (Learning by doing).oleh karena itu guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi
kebermaknaan belajar siswa(Trianto,2011: 156)
2.1.2.2Karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Depdiknas,dalam Pembelajaran Tematik terdapat beberapa
karakteristik pembelajaran tematik adalah (Trianto,2009:92).
a. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa,hal ini sesuai dengan
17
sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator yaitu,memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa
untuk melakukan aktivitas belajar.
b. Memberikan pengalaman langsung
Dengan adanya pengalaman langsung siswa dihadapkan pada sesuatu
yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Fokus pembelajaran tematik diarahkan kepada pembahasan tema-tema
yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.dengan demikan,siswa
mampu memahami konsep-konsep tersebut
e. Bersifat fleksibel
Guru hanya mengaitkan bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan
mata pelajaran yang lainnya,bahkan mengaitkan dengan kehidupan
nyata yangada dalam kehidupan sehari-hari
f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Dengan menggunakan pembelajaran yang menyenangkan peserta didik
mampu menyerap pengetahuannya dengan baik.
Menurut (Kunandar,2007:315),pembelajaran tematik mempunyai beberapa
18
a. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta
didik
b. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik
c. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna
d. Mengembangkan keterampilan berfikir peserta disesuaikan dengan
persoalan yang dihadapi
e. Menumbuhkan keterampilan sosila melalui kerja sama
f. Memiliki sikap toleransi,komunikasi dan tanggap terhadap gagasan
orang lain
g. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang
dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Kelemahan dari pembelajaran Tematik menurut ( Kusnandar, 2007 : 315),
pembelajaran tematik mempunyai beberapa kelemahan yakni :
a. Aspek pendidik
Pendidik harus mempunyai wawasan yang luas.pendidik dituntut untuk
mencari banyak informasi dari berbagai hal tentang pengetahuan
tersebut.jika pendidik tidak memiliki hal tersebut maka pembelajaran
tematik sulit terwujud
b. Aspek peserta didik
Peserta didik dituntut adanya kemampuan akademik maupun
kreatifitasnya,hal ini diperlukan karena dalam pembelajaran tematik
19
c. Aspek sarana dan sumber pembelajaran
Pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber
informasi yang cukup banyak dan bervariasi,mungkin juga fasilitas
internet.Semua ini akan menunjang,memperkaya,dan mempermudah
pengembangan wawasan.Bila sarana ini tidak terpenuhi,maka
penerapannya pembelajaran ini akan terhambat.
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajar kooperatif adalah pembelajaran yang secara
sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa
untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan (Kunandar,2007:359). Menurut Anita Lie pada
bukunya yang berjudul “Cooperative Learning” mengatakan bahwa
pembelajaran kooperatif learning adalah cara belajar-mengajar bebasiskan
Peace-education.
Model pembelajaran koopertif dapat juga diartikan sebagai model
pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan
akademik(academic skill),sekaligus keterampilan sosila ( social skill ) termasuk interpersonal skill (Yatim Riyanto,2008:271). Pembelajaran
20
dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar.(Sugiyanto,2009 : 37)
2.1.3.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Lie (dalam Sugiyanto.2009 : 37) ada 4 unsur ciri-ciri
Pembelajaran Kooperatif Yaitu :
1. Saling ketergantungan Positif
Guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling
membutuhkan.hubungan yang saling membutuhkan inilah yang
dimaksud dengan salaing ketergantungan posotif.
2. Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka pada siswa akan mendorong siswa agar bisa
saling bertatap muka dan berdialog didalam kelompok.
3. Akuntabilitas individual
Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua
anggota kelompok secara individual ini yang dimaksud dengan
akuntabilitas individual
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Keterampilan sosial seperti tenggang rasa,sikap sopan tehadap
teman,mengkritik ide dan bukan mengkritik teman,berani
mempertahankan pikiran logis,tidak mendominasi orang
lain,mandiri,dan berbagai sifat lain bermanfaat dalam menjalin
hubungan antar pribadi (Interpersonal relationship) tidak hanya
21
Dalam model pembelajaran kooperatif, terbagi atas beberapa teknik
pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan beberapai teknik dalam pembelajaran
kooperatif.
2.1.3.3Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe mencari Pasangan
(make a match)
Teknik belajar mengajar mencari pasangan (Make a Match) dikembangkan oleh Larana Curran (1994).salah satu keunggulan teknik ini
adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topic dalam suasana yang menyenangkan.teknik ini bisa digunakan dalam
semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik
(Sugiyanto,2010:37)
1. Langkah-langkah teknik pembelajaran mencari pasangan (Make a Match) a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topic yang
mungkin cocok untuk sesi reviu(persiapan menjelang tes atau ujian)
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
c. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya.misalnya ,pemegang kartu yang bertuliskan lima kan
berpasangan dengan kartu Peru.atau pemegang kartu yang berisi nama
Kofil Annan akan berpasangan karu Sekretaris Jenderal PBB.
d. Siswa bia juga bergabung dua atau tiga siswa lain yang memegang
kartu yang cocok.
e. Setiap pasangan siswa mendiskusikan menyelesaikan tugas secara
22
f. Presentasi hasil kelompok
Adapun langkah- langkah dalam model pembelajaran kooperatif teknik
mencari pasanganmenurut (Sugiyanto, 2009:49) antara lain:
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep/topik sesuai dengan
materi. Kartu terdiri dari dua jenis, yaitu kartu soal dan kartu jawaban. Kartu
soal dan kartu jawaban saling berkaitan.
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
c. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya.
d. Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang
kartu yang cocok.
e. Setiap pasangan siswa mendiskusikan menyelesaikan tugas secara
bersama-sama.
f. Presentasi hasil kelompok atau kuis.
Menurut Suprijono (2011: 94) langkah-langkah make a match yaitu: a. Guru membagi komunitas kelas menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama
merupakan kelompok pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan,
kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu berisi jawaban-jawaban, dan
kelompok ketiga adalah kelompok penilai.
b. Aturlah posisi kelompok-kelompok tersebut berbentuk huruf U. Upayakan
kelompok pertama dan kedua berjajar saling berhadapan
c. Jika masing-masing kelompok sudah berada di posisi yang telah ditentukan,
23
kelompok keduasaling bergerak mereka bertemu, mencari pasangan-pasangan
pertanyaan-jawaban yang cocok.
d. Beri kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Hasil diskusi oleh
pasangan-pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu pertanyaan dan anggota
kelompok pembawa kartu jawaban.
e. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan
pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai. Kelompok penilai kemudian membaca
apakah pasangan pertanyaan-jawaban itu cocok, dan
f. Setelah penilaian dilakukan, aturlah sedemikian rupa kelompok pertama dan
kelompok kedua bersatu kemudian memposisikan dirinya menjadi kelompok
penilai.
Secara teknis gambaran pembelajaran yang dimodifikasi dari skripsi Tarmadi. A.
2011. Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari pasangan Dalam Mata Pelajaran IPA Semester 1 Pada siswa Kelas VI A SDN Ngablak 2 Tahun Pelajaran 2010/2011.Yogyakarta : Skripsi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma (Tidak dipublikasikan) dengan
24
Gambar 1.Bagan teknik pembelajaran mencari pasangan.
Guru Merumuskan Tujuan Pembelajaran
[image:41.595.52.571.130.634.2]Guru Menjelaskan gambaran Pembelajaran yang akan Dilaksanakan
Guru Menjelaskan Prosedur / Teknis mencari Pasangan
Guru Menyiapkan dan membagikan Kartu Mencari Pasangan Siswa Mengambil Kartu Pasangan Siswa Mencari Pasangan Siswa Berdiskusi dengan pasangan untuk dipresentasikan Guru Menunjuk Pasangan yang benar
untuk Presentasi Siswa Mempresentasikan hasil diskusi Guru Memberi Kesempatan Bertanya dan Menanggapi Kelompok lain atau
grup lain menanggapi Kelompok Presentasi
Memberi Tanggapan Balik
25
CONTOH KARTU PASANGAN TUNGGAL
CONTOH KARTU PASANGAN DOMINO
bulu pada sayap, bulu pada ekor, bulu pada leher, dan arah kepala pada burung garuda,
17 helai pada masing-masing sayap melambangkan tanggal 17
8 helai bulu pada ekor melambangkan bulan 8
45 helai bulu di leher melambangkan tahun 1945
Arah kepala ke kanan melambangkan
hal-Symbol semboyan
26
Gambar 2.Contoh kartu dalam pembelajaran dengan teknik mencari
pasangan.
[image:43.595.102.507.122.628.2]27
2.1.4 Mata Pelajaran PKn
2.1.4.1 Pengertian PKn sebagai pendidikan nilai
Dalam kamus kamus besar bahasa Indonesia (2008),pendidikan
kewarganegaraan adalah program pendidikan yang membina para pelajar agar
menjadi warga negara yang baik.Sehingga mampu hidup bersama-sama dalam
masyarakat baik sebagai anggota keluarga,masyarakat,maupun sebagai warga
negara.
Pendidikan kewarganegaraan adalah segala hal yang berkaitan dengan
warganegara baik yang empirik maupun yang nonempirik,yang meliputi
wawasan,sikap dan perilaku warganegara dalam kesatuan bangsa dan
Negara.sebagai objek formalnya mencakup dua segi,yaitu segi hubungan antara
warga Negara.(Kaelan,2007 : 4)
2.1.4.2Tujuan PKn
Bahasan Pendidikan Kewarganegaraan meliputi hubungan antara
warganegara dan Negara,serta pendidikan pendahuluan bela Negara yang semua
ini berpijak pada nilai-nilai budaya serta dasar filosofi bangsa.Tujuan utama
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara,serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang
bersedikan kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila(Kaelan.2007: 3)
Secara khusus tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah: 1)
mengantarkan peserta didik memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk
membela Negara dan memiliki pola pikir,pola sikap,dan perilaku untu cinta tanah
28
berbangsa dan bernegara pada peserta didik,sehingga terbentuk daya tangkal
sebagai ketahanan nasional.3) Peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai luhur
pancasila dalam menciptakan ketahanan nasional,serta 4) Peserta didik mampu
menuangkan pemikiran berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam menuangkan
pemikiran berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam menganalisa permasalahan
hidup bermasyarakat,berbangsa.dan bernegara (Wahab,1997:23)
Tujuan PKn berdasarkan keputusan DIRJEN DIKTI
No.43/DIKTI/Kep-2006,yang termuat dalam Kaelan (2007:2) Tujuan pendidikan Kewarganegaraan
dirumuskan dalam visi,misi dan kompetensi sebagai berikut.
1. Visi
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sumber nilai dan pedoman
dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi,guna
memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya.
2. Misi
Pendidikan Kewarganegaraan untuk membantu memantapkan
kepribadiannya,agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
Pancasila,rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam
menguasai,menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral.
2.1.4.3 Materi Ajar Kelas III
Materi ajar kelas III yang diteliti yaitu pada Standar Kompetensi 4.
29
diteliti 4.2 “menampilkan rasa bangga sebagai anak Indonesia” (Depdikbud,
2007).
Berikut ini akan di uraikan materi pelajaran kelas III Sekolah Dasar
tersebut tentang cinta tanah air.dalam buku paket kelas III bangsa Indonesia
memiliki ciri khas bangsa Indonesia diantaranya,tarian daerah,rumah adat,pakaian
adat,alat musik tradisional,makanan tradisional dan memiliki keanekaragaman
suku budaya dan adat istiadat.kemudian ciri khas bangsa Indonesia yang kedua
yaitu,kekayaan alam yang banyak dimanfaatkan oleh manusia dan perlu
dilestarikan baik kekayaan alam daratan maupun lautan.kemudian yang terakhir
ciri khas yang dimiliki bangsa Indonesia adalah sikap keramahtamahan dan sikap
kegotong royongan bangsa Indonesia. Dengan berbagai ciri khas yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia, kita sebagai anak Indonesia harus bangga terhadap bangsa
kita sendiri. Kebanggaan terhadap bangsa Indonesia dapat kita lakukan dengan
menggunakan produk buatan dalam negeri dan mewujudkan usaha-usaha dalam
membangun bangsa Indonesia.
2.1.5 Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran
kooperatif dengan teknik mencari pasangan
1) Tarmadi (2011) meneliti peningkatan prestasi belajar menggunakan mpdel
pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan. Subyek yang diteliti
yaitu siswa kelas V SDN Ngablak 2 yang berjumlah 18 siswa. Nilai
30
teknik mencari pasangan mencapai 65,56 dan meningkat pada siklus II
yaitu mencapai 71,01.
2) Reni (2011) meneliti peningkatan prestasi belajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan dalam mata pelajaran
PKn menacapai 67 % pada siklus I dan meningkat menjadi 79% pada
siklus II
2.1.6 Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini peneliti memilih siswa sekolah dasar kelas III sebagai
subyek penelitian.permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini mengenai
kesadaran akan nilai cinta tanah air.kurangnya sikap sadar dari siswa terhadap
tanah air.hal tersebut terlihat saat kegiatan upacara bendera berlangsung.Hal ini
nampak ketika upacara bendera berlangsung,kurang adanya sikap hormat dan
khidmat dari siswa.dan saat peneliti melakukan wawancara terhadap siswa,siswa
lebih banyak menyukai kebuadayaan dari Negara lain dan siswa lebih suka
memkonsumsi makanan modern.keadaan seperti ini yang menunjukkan nilai sadar
akan cinta tanah air masih sangat kurang.melihat hal ini diperlukan usaha untuk
meningkatkan kesadaran siswa akan nilai cinta tnah air melalui kegiatan
pembelajaran.usaha untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah
air,dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif dengan teknik mencari
pasangan atau (make a match) dengan menggunakan kartu tunggal dan kartu domino pada mata pelajaran PKn pada materi bangga menjadi anak Indonesia
dikelas III SDN Adisucipto 2.kondisi seperti ini dikarenakan dengan adanya
31
make a match dengan menggunakan kartu tunggal dan kartu domino dapat meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah air pada siswa kelas III.
2.1.7 Hipotesis
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
2.1.5 Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan
dapat meningkatkan kesadaran nilai cinta tanah air terhadap siswa kelas III
SDN Adisucipto 2 Tahun ajran 2012/2013.
2.1.6 Ada perbedaan atau lebih tinggi kelompok eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik make a match
akan kesadaran nilai cinta tanah air.Tidak ada perbedaan atau lebih rendah
kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan,
populasi dan sampel penelitian, varisbel penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data,
dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian eksperimental jenis quasi experimental design (Sugiyono, 2010: 114) dengan tipe non-equivalent control group design) (Sugiyono, 2010: 116), karena penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan dua kelompok dan
pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak secara random.
Setelah kedua kelompok diperoleh, kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok serta untuk mengetahui
ada atau tidaknya perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok pertama (kelas eksperimen/ kelas IIIB diberi perlakuan atau
33
telah dilakukan pada kelas eksperimen. Pengaruh perlakuan yang diperoleh
dihitung dengan cara : (O2-O1)-(O4-O3).
Tabel 1. Pengaruh Perlakuan
Keterangan : O1 = hasil observasi pretest kelompok eksperimen
O2 = hasil observasi posttest kelompok eksperimen
O3 = hasil observasi pretest kelompok kontrol
O4 = hasil observasi posttest kelompok kontrol
X = perlakuan atau treatment penerapan teknik mencari pasangan atau meke a match
3.2 Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD N Adisucipto 2 Yogyakarta yang
beralamatkan dikomplek Lanud Adisucipto Jalan Janti Maguwoharjo Depok
Sleman Yogyakarta.
O1 X O2
34
3.2.2 Waktu Pengambilan Data
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dari bulan Maret – April 2013 dengan jadwal
[image:51.595.103.589.210.719.2]sebagai berikut :
Tabel 2 : Jadwal Penelitian
No Kegiatan Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli Agts. Sep. Okt.
1. Pemilihan judul
2.
Penyusunan
proposal
3.
Penyusunan
kuesioner dan
perangkat pembelajaran 4. Validasi kuesioner 5. Pengumpulan data penelitian
6. Analisis data
7. Ujian
8. Revisi
9.
Penulisan
35
3.3 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2010:117) yang dimaksud dengan populasi yaitu wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Dalam penelitian ini populasi nya yaitu siswa kelas III di DIY dan sampel yang
digunakan yaitu, kelas IIIA SDN Adisucipto I Yogyakarta yang beralamat di jalan
Janti Maguwoharjo Depok Sleman DIY (Komplek TNI AU). Kelas IIIA sebagai
kelompok kontrol terdiri dari 24 siswa, sedangkan kelas IIIB yang berada di SDN
Adisucipto 2 sebagai kelompok eksperimen yang terdiri dari 21 siswa. Kegiatan
pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan oleh peneliti
sendiri. Pemilihan populasi dan sampel tersebut karena disesuaikan dengan
berdasarkan tempat PPL ( Program Pengalaman Lapangan ) yang dilaksanakan
oleh peneliti di SD tersebut.
3.4Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang,obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulannya
36
Akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel Independent dan variabel
dependen. Variabel Independen : merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel dependen : merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,karena adanya variabel bebas.
[image:53.595.99.512.224.646.2]
Gambar 4 : Bagan Variabel Independen dan Dependen
3.5 Definisi Operasional
Pada penelitian ini, peneliti membatasi penggunaan istilah-istilah yang berkaitan
dengan materi penelitian, yaitu:
1. Kesadaran adalah sikap sadar dan ingat akan keadaan yang
sebenarnya dan sikap atau perbuatan yang mampu membedakan
mana yang baik dan buruk kemudian mampu untuk
merefleksikannya
2. Nilai adalah kualitas yang memiliki daya tarik serta dasar bagi
tindakan manusia serta untuk mendorong manusia untuk
mewujudkannya.
3. Cinta tanah air adalah kesadaran bernegara atau semangat
bernegara
Model pembelajaran kooperatif ( variabel
Independen)
37
4. Model Pembelajaran Kooperatif adalah strategi pembelajaran yang
melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk
saling berinteraksi.
5. Teknik (make a match) merupakan salah satu teknik pembelajaran yang ada dalam pembelajaran kooperatif. Keunggulan dari teknik
ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar suatu konsep atau
topik dalam suasana yang menyenangkan.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat ukur dalam penelitian (Sugiyono, 2010:
148). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kesadaran
akan nilai cinta tanah air. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi deperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab ( Sugiyono, 2010:199). Begitu pula Sukardi
(2003:76), kuesioner atau yang disebut dengan angket terdapat bermacam-macam
pernyataan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak
dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di
lapangan. Kuesioner digunakan untuk keterangan dari sampel atau sumber yang
beraneka ragam lokasinya. Mulai dari tingkat lokal, nasional, bahkan
internasional. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang menghendaki jawaban pendek,
atau jawabannya diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu (Faisal,
1982:178). Kuesioner ini terdiri atas lima indikator yang kemudian dijabarkan ke
38
merupakan indikator kesadaran akan nila. Berikut lima indikator yang digunakan
[image:55.595.101.525.190.601.2]oleh peneliti sebagai pedoman kuesioner.
Tabel 3. Indikator kuesioner
No Indikator
1 Menyadai akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan
2 Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya
3 Menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai
yang akan dituju
4 Menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan
5 Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan
Dari kelima indikator tersebut, kemudian dirinci ke dalam beberapa pernyataan
yang disusun oleh peneliti bersama dengan peneliti lain yang melakukan
penelitian payung dengan dibimbing oleh dosen pembimbing. Deskriptor diambil
dari buku-buku PKn SD Kelas 3 dengan materi Bangga Sebagai Bangsa
Indonesia. Indikator dalam kuesioner ini dijabarkan ke dalam 77 deskriptor.
Deskriptor-deskriptor ini terdiri dari pernyataan favorable dan pernyataan
unfavorable.
Kuesioner ini disusun berdasarkan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial ( Sugiyono, 2010:134). Skala Likert disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan suatu tingkatan.
39
“Tidak Setuju (TS)”, “ Sangat Tidak Setuju (STS)”. Berikut ini skor untuk
pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable:
1) Pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor: a. Sangat Setuju (SS) : skor 4
b. Setuju (S) : skor 3
c. Tidak Setuju (TS) : skor 2
d. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
2) Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor: a. Sangat Setuju (SS) : skor 1
b. Setuju (S) : skor 2
c. Tidak Setuju (TS) : skor 3
d. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 4
[image:56.595.100.540.175.725.2]Berikut ini kisi-kisi dari kuesioner yang akan disebarkan kepada responden.
Tabel 4. Kisi- kisi Pernyataan Kuesioner
1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan
No Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
1 Saya gemar membaca majalah yang
berhubungan dengan pelajaran
Saya kurang gemar membaca majalah yang
berhubungan dengan pelajaran
No Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
2 Untuk menambah wawasan pengetahuan, saya
membeli buku
Internet membuat saya malas untuk membeli
40 3 Saya menyadari bahwa upacara merupakan
wujud penghargaan kepada pahlawan
Saya malas mengikuti upacara.
4 Saya bersikap jujur Saya tidak peduli ketika baju batik ditiru oleh
negara lain
5 Saya menanam pohon di lungkungan rumah Ada orang yang menebang pohon sembarangan
6 Saya senang merawat binatang Ada pemburu yang menangkap binatang langka
untuk diperjualbelikan
7 Saya menangkap ikan dengan menggunakan
jaring.
Ada orang yang mau menangkap ikan dengan
menggunakan bom ikan.
8 Saya terharu menonton berita tentang
pembunuhan binatang langka
Ada pemburu yang menangkap gajah untuk
diambil gadingnya
9 Menjaga habitat ikan hias Ada orang yang merusak terumbu karang di laut
10 Saya menangkap ikan hias untuk dipelihara Menangkap ikan hias untuk dijual
11 Saya suka budaya daerah lain Saya kurang suka budaya daerah lain
12 Segala makanan dari negara asing tidak
menyehatkan
Saya gemar makan makanan dari negara lain
2. Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk
mewujudkannya
No Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
1 Saya sangat bersemangat untuk mengikuti
upacara
Saya kurang tertarik untuk mengikuti upacara
41
3 Menghibur teman yang sedih Saya tidak akan peduli jika ada teman yang
sedih
4 Saya memahami gaya bicara teman-teman
sesuai dengan ciri khasnya
Saya kurang suka dengan cara bicara teman dari
daerah lain
3. Menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi
terwujudnya nilai yang akan dituju.
No Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
1 Saya membeli majalah yang mendukung
pelajaran di sekolah
Saya membaca majalah yang tidak ada
kaitannya dengan pelajaran
2 Saya menyanyikan lagu Indonesia Raya Saya suka menyanyikan lagu pop daripada lagu
kebangsaan
3 Menghormati bendera merah putih Saya merasa lelah jika mengikuti upacara
4 Hafal pancasila Jika upacara berlangsung, saya tidak mengikuti
pembacaan sila-sila pancasila
5 Berpakaian dengan rapi dan sopan Saya memakai pakaian seragam tidak sesuai
dengan peraturan sekolah
No Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
6 Mengikuti kerja bakti di lingkungan sekitar Lebih baik menonton film kartun kesukaan
saya, daripada mengikuti kerja bakti di
42
4. Menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan
No Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
1 Saya mengikuti upacara dengan
khidmat
Saat mengikuti upacara, saya selalu
berbicara dengan teman
2 Saya suka makan makanan tradisional Saya malu membawa bekal makanan
tradisional ke sekolah
3 Saya menghargai semboyan bangsa
Indonesia
Saya tidak mengetahui semboyan
bangsa Indonesia
4 Bersikap ramah kepada setiap orang Kurang peduli dengan orang lain
5 Saya selalu menghormati orangtua Tidak menuruti nasihat orangtua
6 Menjaga kebersihan lingkungan
sekolah
Mencorat-coret dinding sekolah
7 Kita wajib melestarikan kebudayaan
daerah
Saya menyukai seni pertunjukkan
modern (teater, band, dll)
8 Saya bersedia apabila dipilih menjadi
petugas upacara
Saya akan menolak jika dipilih menjadi
43
5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi
tujuan
No Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
1 Saya mematuhi peraturan sekolah Saat pelajaran berlangsung, saya membolos dan
main play station
2 Jika ada jam kosong, saya membaca buku di
perpustakaan
Saya akan bermain, jika ada jam kosong di
sekolah
3 Saya bertanggung jawab dengan tugas saya Menyontek PR dari teman
4 Saya dengan bangga memakai sepatu buatan
Indonesia
Saya tidak bangga memakai sepatu buatan
Indonesia
5 Menerima tamu dengan ramah dan santun Saya kurang ramah dengan tamu.
6 Menolong orang yang sedang kesusahan Saya akan menolong dengan mengharapkan
imbalan
7 Setiap sore saya suka menyirami tanaman Saya merusak tanaman di lingkungan rumah
8 Memberi selamat pada teman yang berbeda
agama dan suku bangsa
-
44
Berdasarkan kisi-kisi penyusunan kuesioner kesadaran akan nilai cinta tanah air
[image:61.595.103.580.192.733.2]di atas, maka disusun sebaran item kuesioner sebagai berikut:
Tabel 5. Sebaran Item Uji Coba Kuesioner Kesadaran akan Cinta Tanah Air.
No. Indikator
Pernyataan favourable Pernyataan unfavourable Jumlah pernyataan favourable Jumlah pernyataan unfavourable TTotal
1 Menyadari akan
adanya nilai
sebagai kualitas
yang perlu
diusahakan. 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10,11 40,41,42,43,44,4 5,46,47,48,49,50 ,51,52
11 13 24
2 Menyadari akan
peranan nilai
yang menjadi
daya tarik
manusia untuk
mewujudkannya
.
12,13,14,15 53,54,55,56 4 4 8
3 Menyadari akan
sarana-sarana
serta cara-cara
yang perlu
diusahakan demi
terwujudnya
nilai yang akan
dituju.
16,17,18,19,20,
21
57,58,59,60,61,6
2
45 4 Menyadari sikap
yang diperlukan
demi
terwujudnya
nilai yang
diharapkan.
22,23,24,25,26,
27,28,29
63,64,65,66,67,6
8,69,70
8 8 16
5 Menyadari
tindakan yang
perlu dilakukan
demi
terwujudnya
nilai yang
menjadi tujuan.
30,31,32,33,34,
35,36,37,38,39
71,72,73,74,75,7
6,77
10 7 17
3.7Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Masidjo (2006:242) validitas suatu tes adalah taraf untuk
mengukur sampai di mana suatu tes dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat
(Arikunto, 2006:168). Apabila peneliti ingin mengukur tingkat kesadaran nilai
cinta tanah air siswa sekolah dasar, maka instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai tingkat kesadaran nilai siswa, haruslah dapat
mengukur kedasaran nilai siswa sekolah dasar tersebut. Sehingga barulah
46
Penyusunan butir-butir pernyataan atau item didasarkan pada bangunan
pengertian (construct). Hal itu nampak pada indikator yang ada. Dari lima indikator mengenai kesadaran nilai cinta tanah air, dibuat 77 pernyataan yang
terdiri dari pernyataan favourable dan unfavourable.
Dalam penelitian ini, jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk dan
valid