• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan pada mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Keniten tahun pelajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan pada mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Keniten tahun pelajaran 2013/2014."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

Priyanto, Ady. 2015: Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan Pada Mata Pelajaran Ips Di Kelas

IV SD Negeri Keniten Tahun Pelajaran 2013/2014. skripsi. Yogyakarta:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univeristas Sanata Dharma. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri Keniten?

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar IPS siswa dengan diterapkannya model pembelajaran Make A Match. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian berlangsung selama dua siklus. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Make A Match. Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar IPS siswa materi menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatanya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan non tes. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan ketuntasan prestasi belajar IPS siswa yang cukup signifikan antara hasil prasiklus (22,27%), hasil siklus I (40%) dan hasil siklus II (60%), dan prestasi belajar rata – rata siswa dari prasiklus 56,36 (cukup) menjadi 60,09 (Cukup) di siklus I dan 70,64% (Baik) di siklus II. Simpulan dalam penelitian ini yaitu penerapan model Make A Match pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didiik kelas IV SD Negeri Keniten.

(2)

Priyanto, Ady. 2015: The Improvement Of Students Learning Achievement Through Cooperative

Learning Model ‘Make A MatchTechnique’ In Social Subject Of Grade IV

Of Keniten State Elementary School Year 2013/2014. Thesis. Yogyakarta:

Teachers Training And Education Faculty, Sanata Dharma University. The problem formulation is that whether the application of the cooperative learning model Make A Match improve the students learning activity, and the learning result of the social subject of grade IV of Keniten State Elementary School.

This research aims to describe the improvement of the students learning activity, and the learning result of social subject by the application of the Make A Match model of the learning. This research was the classroom action research, done in grade IV of Keniten State Elementary School. The subjects are 22 students. The research was about in 2 cycles. The free variable of the research was the learning model of Make A Match. While the bound variable was the students learning result of the social subject of the material of showing the types and the spread of the natural resources and the use for the regional economy.

The data collecting technique was the test and non-test. The result shows the improvement of the learning requirement of the social subject of the material of showing the types and spread of natural resources and the use for the regional economy significantly between the pre-cycle (22.27%), cycle I (40%) and cycle II (60%), and the students average learning result from 56.36% of the pre-cycle (fair) to 60.09% (fair) in cycle I and 70.64% (good) in cycle II.

(3)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN PADA MATA PELAJARAN IPS

DI KELAS IV SDN KENITEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Ady Priyanto NIM : 101134262

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Hidup Adalah Anugrah Yang Harus Disyukuri Dengan Selalu Berusaha Dan Berkarya

Dalam Nama-NYA”

(Peneliti)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

 Tuhan Yesus Kristus

 Kedua orangtuaku:

Alb. Sutopo & V. Kurniasih Astuti

 Adik – Adik ku :

Mm. Ani Yulita, dan Yopita Widiastuti

 Istriku dan Anakku Tercinta

V. Retno Susilowati, dan M. Niken Rosari

 Dosen Pembimbingku:

Drs. Paulus Wahana, M. Hum.

 Almamater Universitas Sanata Dharma

(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan dafta pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 06 Februari 2015 Peneliti

(8)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Ady Priyanto

Nomor Mahasiswa : 101134262

Demi pengembangan ilmu perngetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Univerisitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN PADA MATA PELAJARAN IPS

DI KELAS IV SDN KENITEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Dengan demikian saya meberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin darisaya atau member royali kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya.

Yogyakarta, 06 Februari 2015 Yang menyatakan,

(9)

vii ABSTRAK

Priyanto, Ady. 2015: Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan Pada

Mata Pelajaran Ips Di Kelas IV SD Negeri Keniten Tahun

Pelajaran 2013/2014. skripsi. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univeristas Sanata Dharma.

Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri Keniten?

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar IPS siswa dengan diterapkannya model pembelajaran Make A Match. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian berlangsung selama dua siklus. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

Make A Match. Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar IPS siswa materi menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatanya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan non tes. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan ketuntasan prestasi belajar IPS siswa yang cukup signifikan antara hasil prasiklus (22,27%), hasil siklus I (40%) dan hasil siklus II (60%), dan prestasi belajar rata – rata siswa dari prasiklus 56,36 (cukup) menjadi 60,09 (Cukup) di siklus I dan 70,64% (Baik) di siklus II. Simpulan dalam penelitian ini yaitu penerapan model Make A Match pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didiik kelas IV SD Negeri Keniten.

(10)

viii ABSTRACT

Priyanto, Ady. 2015: The Improvement Of Students Learning Achievement Through Cooperative Learning Model ‘Make A Match Technique’ In Social Subject Of Grade IV Of Keniten State Elementary School Year 2013/2014. Thesis. Yogyakarta: Teachers Training And Education Faculty, Sanata Dharma University.

The problem formulation is that whether the application of the cooperative learning model Make A Match improve the students learning activity, and the learning result of the social subject of grade IV of Keniten State Elementary School.

This research aims to describe the improvement of the students learning activity, and the learning result of social subject by the application of the Make A Match model of the learning. This research was the classroom action research, done in grade IV of Keniten State Elementary School. The subjects are 22 students. The research was about in 2 cycles. The free variable of the research was the learning model of Make A Match. While the bound variable was the students learning result of the social subject of the material of showing the types and the spread of the natural resources and the use for the regional economy.

The data collecting technique was the test and non-test. The result shows the improvement of the learning requirement of the social subject of the material of showing the types and spread of natural resources and the use for the regional economy significantly between the pre-cycle (22.27%), cycle I (40%) and cycle II (60%), and the students average learning result from 56.36% of the pre-cycle (fair) to 60.09% (fair) in cycle I and 70.64% (good) in cycle II.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Segala karunia- Nya sehingga peneliti dapat menyelesaiakan skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari

Pasangan Pada Mata Pelajaran Ips Di Kelas IV SD Negeri Keniten Tahun

Pelajaran 2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah meberikan bimbingan dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi ini. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keuguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, S.J.,SS.,BST.,M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Christiyanti Apriastuti, S.Si. M.Pd., Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan menjadi fasilitator peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

5. Sarjana Tri Darmana, S.Pd.SD, kepala sekolah SDN Keniten yang telah memberikan ijin bagi saya untuk melakukan penelitian di Kelas IV SDN Keniten.

6. Seluruh jajaran guru dan karyawan SDN Keniten atas bantuannya selama peneliti melakukan penelitian.

7. Siswa kelas IV SDN Keniten yang telah bersedia menjadi subjek dalam peneltian ini.

(12)

x

9. Bagi kedua adik peneliti Mm. Ani Yulita, dan Yopita Widiastuti yang telah memberikan doa dan dukungan bagiku.

10.Bagi Istri dan Anak peneliti V Retno Susilowati dan Michaella Niken Rosari, yang telah sabar menanti dengan senyuman dan motivasi yang tiada henti.

11.Bagi Alamanda 329 familia Petrus Fajar Yuniantoro Widodo, Ari, yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu, memberikan dukungan, semangat, doa dan insipirasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 06 Februari 2015 Peneliti.

(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 2

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

F. Batasan Pengrtian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 5

1. Prestasi Belajar ... 5

a. Prestasi ... 5

b. Belajar ... 6

c. Pengertian Prestasi Belajar ... 9

d. Fungsi Prestasi Belajar ... 10

(14)

xii

2. Pembelajaran IPS di SD ... 14

a. Hakikat Pembelajaran IPS ... 14

b. Tujuan Pembelajaran IPS ... 14

c. Ruang Lingkup IPS ... 15

3. KD Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD ... 15

4. Model Pembelajaran Kooperatif Mencari Pasangan .... 16

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

c. Unsur – Unsur Pembelajaran Kooperatif ... 17

d. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan ... 18

e. Langkah –Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan ... 18

f. Kelebihan Teknik Mencari Pasangan ... 19

g. Kelemahan Teknik Mencari Pasangan ... 19

B. Penelitian Yang Relevan ... 20

C. Kerangka Berpikir ... 22

D. Hipotesis Tindakan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Seting Penelitian ... 24

1. Tempat Penelitian ... 24

2. Subyek Penelitian ... 24

3. Obyek Penelitian ... 24

4. Waktu Penelitian ... 25

C. Rencana Tindakan ... 25

1. Persiapan... 26

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 27

D. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 31

1. Peubah, Data, Pengumpulan Data dan Instrumen ... 31

(15)

xiii

3. Validitas Instrumen ... 33

4. Teknik Analisis Data ... 37

E. Indikator Keberhasilan ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Kondisi awal ... 38

2. Siklus I ... 41

3. Siklus II ... 48

B. Hasil Pembahasan Silkus I dan II ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar nilai kondisi awal siswa ... 2

Tabel 2. Peubah, indikator, data, dan instrumen ... 24

Tabel 3. Kisi – kisi soal tes tertulis siklus I ... 26

Tabel 4. Kisi – kisi soal tes tertulis siklus II ... 26

Tabel 5. Rubrik Penilaian kinerja saat diskusi kelompok ... 31

Tabel 6. Kondisi awal prestasi belajar dan kondisi prestasi belajar yang diharapkan di siklus I dan siklus II ... 31

Tabel 7. Daftar nilai ulangan kelas IV tahun ajaran 2012/2013 ... 33

Tabel 8. Keadaan awal prestasi belajar siswa ... 34

Tabel 9. Tingkat keaktifan siswa siklus I ... 38

Tabel 10. Daftar nilai evaluasi siklus I... 39

Tabel 11. Prestasi belajar siswa siklus I ... 40

Tabel 12. Perubahan Prestasi belajar siswa siklus I ... 40

Table 13. Ketuntasan siklus I ... 41

Tabel 14. Tingkat keaktifan siswa siklus II ... 44

Tabel 15. Daftar nilai evaluasi siklus II ... 45

Tabel 16. Prestasi belajar siklus II ... 46

Tabel 17. Perubahan prestasi belajar siswa siklus II ... 46

Tabel 18. Ketuntasan siklus II ... 47

Tabel 19. Tingkat keaktifan siswa ... 48

Tabel 20. Prestasi belajar siswa ... 50

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus penelitian menurut Kemmis dan Taggart ... 20

Gambar 2. Diagram keadaan awal ketuntasan belajar siswa ... 34

Gambar 3. Diagram tingkat keaktifan siswa siklus I ... 38

Gambar 4. Diagram prestasi belajar siswa siklus I ... 40

Gambar 5. Diagram ketuntasan siswa siklus I ... 41

Gambar 6. Diagram keaktifan siswa siklus I ... 45

Gambar 7. Diagram rata – rata prestasi belajar siswa siklus II ... 47

Gambar 8. Diagram ketuntasan siklus II ... 48

Gambar 9. Diagram tingkat keaktifan siswa ... 49

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam keseluruhan sistem pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan ujung tombak pendidikan. Hal ini berarti keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses pembelajaran di kelas yang diterima siswa. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembelajaran di kelas, maka kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh guru. Keberhasilan pembelajaran pada umumnya diukur dari keberhasilan siswa dalam menguasai bahan ajar yang diterima di kelas, serta banyaknya siswa yang dapat mencapai tingkat penguasaan yang diharapkan atau ketuntasan belajar.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Pada jenjang SD, IPS dilakukan secara terpadu yang meliputi sosiologi, geografi, antropologi, sejarah dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS diharapkan dapat membekali pengetahuan dan wawasan tentang konsep dasar ilmu sosial dan memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya serta mampu memecahkan masalah sosial dengan baik.

(19)

Berdasarkan pengamatan peneliti akan kegiatan pembelajaran di SDN Keniten, ditemukan bahwa siswa lebih tertarik untuk belajar dengan adanya media yang diberikan dalam bentuk yang nyata. Media kartu atau gambar yang berupa kartu juga dapat menarik siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Penggunaan media video juga dapat menarik siswa dalam proses pembelajaran. Jadi dengan adanya media yang nyata, atau gambaran dari media nyata dapat menarik siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

Berdasarkan latar belakang di atas maka pembelajaran di kelas harus memberikan kesempatan bertanya kepada siswa agar pembelajaran lebih bervariasi dan menarik. Bagaimana cara meningkatkan pembelajaran IPS di dalam kelas? Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan pembelajaran yang bervariasi dan menarik adalah dengan memberikan tugas-tugas belajar yang diselesaikan dalam kelompok-kelompok kecil bagi siswa, sehinggga siswa mendapat kesempatan untuk bertanya kepada teman. Hal ini dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan aktifitas siswa.

Pembelajaran kooperatif menawarkan berbagai teknik yang dapat dicoba dan dimodifikasi dalam pembelajaran IPS. Sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa di kelas, aktifitas dalam bekerjasama, berpartisipasi, bersikap positif serta menumbuh kembangkan pola pikir kritis dan ilmiah. Penulis ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan sebagai teknik yang dapat dicoba dan dimodifikasi dalam pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan fakta dan karakter siswa yang diperoleh selama pembelajaran dan setelah pembelajaran, maka penulis melihat bahwa prestasi belajar pada mata pelajaran IPS rendah karena pendekatan yang digunakan kurang menarik karena tidak adanya media pembelajaran yang bisa menggambarkan keadaan sesungguhnya. Dengan adanya kartu yang digunakan dalam media pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar, partisipasi, pola pikir kritis dan ilmiah siswa dalam mata pelajaran IPS

B. Batasan Masalah

(20)

prestasi belajar siswa kelas IV SDN Keniten dengan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah proses pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV SDN Keniten Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang pada mata pelajaran IPS ?

2. Apakah prestasi belajar siswa kelas IV SDN Keniten Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang pada mata pelajaran IPS dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan ?

D. Tujuan

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran siswa kelas IV SDN Keniten Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang pada mata pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan

2. Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Keniten Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang pada mata pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan.

E. Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan mampu meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV dan menambah ketertarikan siswa untuk belajar.

2. Bagi Guru

Penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan salah satu alternatif pilihan model pembelajaran dalam proses pembelajaran IPS di kelas IV SD untuk meningkatkan pretasi belajar siswa.

3. Bagi Peneliti yang lain

(21)

F. Batasan Pengertian

1. Prestasi belajar adalah pengetahuan atau pemahaman materi IPS yang berupa nilai-nilai dan sikap yang terinteralisasi dalam kehidupan sehari-hari dan pengukuran yang digunakan adalah tes hasil belajar dan proses belajar yang berupa skor.

(22)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Prestasi Belajar a. Prestasi

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb), sedangkan W.J.S Winkel prestasi adalah hasil yang dicapai. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah segala usaha yang dicapai manusia secara maksimal dengan hasil yang memuaskan. Menurut KBBI (2008:1101).

Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi motivasi dan keyakinan, sedangkan faktor eksternal meliputi kemampuan. Menurut Dimyati Mahmud (1989:84-86)

Selain itu faktor internal terdapat tambahan yaitu takut gagal dan takut sukses. Takut gagal yang berupa perasaan cemas seperti menempuh ujian, mempelajari sesuatu yang baru dapat mengganggu keberhasilan dalam berprestasi. Murid-murid yang merasa sangat sanggup selama menempuh ujian akan memperolah hasil yang lebih buruk ketimbang mereka yang tenang dan santai. Takut sukses merupakan perasaan-perasaan negatif terhadap prestasi.

Di samping motif-motif tersebut, ada faktor-faktor lain juga yang memainkan peranan dalam berprestasi. Faktor yang dimaksud adalah persepsi seseorang terhadap prestasinya. Hal ini berkait dengan kombinasi empat faktor yaitu: kemampuan, usaha, sukarnya tugas, dan keberuntungan atau nasib baik. Banyak perbedaan dalam prestasi akademik (atau prestasi bukan dalam pekerjaan) bukan disebabkan oleh lingkungan tempat kemampuan atau motif itu ditunjukkan. Lingkungan sekolah misalnya.

(23)

b. Belajar

Belajar merupakan aktivitas atau usaha perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang berupa pengalaman-pengalaman baru, seperti kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian. Hilgard dalam Tanlain (2007:6) merumuskan bahwa belajar adalah “Proses dalamnya terbentuknya tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek dan latihan.”

Menurut Winkel (1996:53) belajar adalah “Suatu aktivitas mental atau psikis yang beelangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Menurut Skiner yang dikutip oleh Barlow (1985) dalam Syah Muhibbin (2002:90) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

Sedangkan menurut Chaplin masih dalam Syah Muhibbin, belajar adalah ”perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.” Menurut Hintzman, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dari diri manusia yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya.

1) Jenis-jenis Belajar

Menurut Muhibbin Syah (1997:122) belajar dibedakan menjadi delapan jenis. Kedelapan jenis tersebut muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang beragam. Kedelapan jenis belajar tersebut adalah :

a) Belajar abstrak

Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.

b) Belajar ketrampilan

(24)

c) Belajar sosial

Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memcahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahan dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial misalnya masalah keluarga, masalah kelompok, dan masalah masyarakat.

d) Belajar pemecahan masalah

Belajar pemecahan masalah yaitu belajar menggunakan metode-metode ilmiah secara sistematis, logis, teratur dan teliti tujuannya untuk memperoleh kemempuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas. e) Belajar rasional

Belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional dengan tujuan memperoleh kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.

f) Belajar kebiasaan

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan dapat menggunakan perintah, teladan, pengalaman khusus dan hukuman. Tujuannya agaer siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif sesuai dengan kebutuhan.

g) Belajar apresiasi

Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting suatu objek. Tujuannya agar siswa memperoleh dan mampu mengembangkan kecakapan ranah rasa, dalam hal ini yeng penulis maksud adalah kemampuan menghargai sesuatu misalnya apresiasi music, apresiasi sastra.

h) Belajar pengetahuan

(25)

memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya misalnya penelitian lapangan.

2) Empat pilar belajar

Untuk melakukan penyesuaian diri dengan tuntutan perkembangan jaman yang sangat pesat, Unesco merumuskan empat pilar belajar dalam Sukmadinata (2009: 201) sebagai berikut :

a) Belajar mengetahui (learning top know)

Belajar mengetahui dengan penguasaan dan pemanfaatan pengetahuan yang lebih banyak.

b) Belajar berkarya (learning to do)

Belajar atau berlatih menguasai suatu ketrampilan atau kompetensi tertentu.

c) Belajar hidup bersama (learning to live together)

Belajar untuk berinteraksi dengan berbagai kelompok etnik, ras, dan agama.dagar bisa bekerjasama dan hidup rukun dengan orang lain.

d) Belajar berkembang (learning to be)

Belajar untuk mengembangkan diri menjadi manusia secara utuh.

3) Faktor yang mempengaruhi belajar

Usaha dan keberhasilan dalam belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah

a) Faktor dari dalam diri siswa

i. Kondisi dan kesehatan jasmani siswa.

ii. Kelengkapan dan kesehatan panca indera siswa. iii. Kondisi kesehatan psikis siswa.

iv. Kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan konatif siswa.

v. Terbebas dari tekanan-tekana batin yang mendalam, frustasi dan konflik psikis.

vi. Kecerdasan, bakat yang dimiliki oleh siswa.

(26)

b) Faktor lingkungan i. Faktor keluarga ii. Faktor sekolah iii. Faktor masyarakat

Jadi pengertian belajar menurut penulis adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan seseorang secara senggaja untuk memperoleh tingkah laku baru yang di dapat dari pengalaman yang ia peroleh.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Kemampuan kecerdasan siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya siswa dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah melakukan proses belajar mengajar.

Adapun prestasi dalam (www.wordpress.com) dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, kerena kegiatan belajar merupakan suatu proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Untuk itu para ahli memgemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai pandangan yang mereka pegang.

Menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah :“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaiknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam tiga kriteria tersebut.”

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Hasil yang telah dicapai meliputi beberapa aspek (Winkel, 1987) meliputi :

a. Aspek kognitif

(27)

kesadaran.Sehingga aktifitas mental berpikir sangat mempengaruhi.Yang termasuk dalam aspek kognitif yaitu pengetahuan, pengertian, aplikasi, analisis, dan sintesis.

b. Aspek afektif

Melalui aspek afektif manusia dapat belajar menghayati nilai dari objek-objek yang dihadapi melalui alam, entah objek itu berupa orang, benda atau kejadian, dan dapat mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar.Yang termasuk dalam aspek afektif yaitu penerimaan, memberi respon, penilaian, organisasi, dan mempribadikan nilai.

c. Aspek Psikomotorik

Melalui aspek psikomotorik dapat belajar menghadapi dan menbangani objek-objek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia itu sendiri. Yang termasuk dalam aspek psikomotorik yaitu respon terbimbing, penciptaan, respon kompleks, respon mekanis, dan penyesuaian atau kemahiran.

Dengan demikian prestasi merupakan hasil meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu aktivitas tertentu.Setiap individu belajar menginginkan hasil yang baik.Sehingga individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasi belajar berhasil dengan baik. Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Dengan menggunakan pembelajaran yang menarik siswa akan mempunyai semangat dalam belajar sehingga prestasinya akan meningkat dan mencapai tujhun yang diinginkan.

Jadi pengertian prestasi belajar menurut penulis adalah suatu hasil yang diperoleh seorang siswa dalam melakukan proses belajar sesuai bobot pencapainya yang memenuhi tiga aspek penting yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

d. Fungsi Prestasi Belajar

(28)

yang mereka peroleh. Selain itu menurut Zainal Arifin (1990:3) dalam

(http://dhar321.blogspot.com/2010/10/definisipengertian-prestasi-belajar.html) prestasi belajar juga memiliki beberapa fungsi utama, yaitu: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang diperoleh siswa.

2) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 3) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan.

4) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap siswa

e. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Miranda, Winkel, dan Santrock dalam artikel Winarini (2004: 168-169) menerangkan hal-hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor intern) dan faktor yang berasal dari luar siswa (faktor ekstern) antara lain faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri dan dapat digolongkan sebagai berikut :

a) Kecerdasan

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya kecerdasan yang selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.

b) Minat

Minat adalah kecenderungan yang untuk

(29)

dalam belajar sehingga siswa memperoleh penggetahuan yang menetap.

c) Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang dimiliki oleh seseorang yang berasal dari pembawaan lahir. Tumbuhnya keahlian dalam diri seseorang akan sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan perolehan prestasi belajar bidang studi tertentu. Bakat juga memegang peranan penting dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Guru atau orang tua tidak boleh memaksa anak untuk melakukan suatu kegiatan yang tidak sesuai dengan bakatnya karena hal tersebut tidak akan mengembangkan bakatnya.

d) Motivasi

Motivasi adalah dorongan untuk melakukan suatu kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil apabila seorang siswa mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam diri siswa atas dasar kesadarannya sendiri untuk melakukan suatu kegiatan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang datangnya dari luar diri seseorang yang menyebabkan siswa melakukan kegiatan belajar.

2) Faktor Ekstern

Faktor Ekstern adalah faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yang berasal dari luar diri siswa. Menurut Slameto (1995:60) dalam (www.wordpress.com) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”

a) Keadaan Keluarga

(30)

aman dalam sebuah keluarga sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Rasa aman tersebut membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang dapat menambah motivasi dalam diri siswa untuk belajar sehingga prestasi belajarnya meningkat.

b) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Lingkungan sekolah yang baik meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa dan fasilitas pendukung kegiatan belajar. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan berpengaruh buruk terhadap hasil belajar siswa itu sendiri.

c) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak, sebab kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak dihabiskan untuk bergaul dengan lingkungan tempat mereka berada. Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak sebayanya.

Apabila anak-anak sebayanya adalah anak yang rajin belajar, maka anak tersebut akan terangsang untuk mengikuti mereka yang rajin belajar. Sebaliknya apabila anak-anak disekitarnya merupakan kumpulan anak yang nakal yang hanya berkeliaran saja maka anakpun akan terpengaruh hal-hal buruk tersebut.

(31)

2. Pembelajaran IPS SD

a. Hakikat Pembelajaran IPS

Pembelajaran IPS pada hakikatnya adalah pembelajaran yang berupa aspek-aspek kehidupan manusia di masyarakat. Jadi, seperti yang telah dikemukakan hakikat materi IPS digali dari kehidupan sehari-hari yang nyata di masyarakat. Pembelajaran IPS merupakan proses pembelajaran yang memadukan berbagai pengetahuan sosial. Menurut Nursid Sumaatmadja (1984: 7) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

Pembelajaran IPS bukan merupakan pembelajaran pengetahuan sosial yang terlepas-lepas yang satu dengan yang lainnya. Pembelajaran IPS merupakan sistem pembelajaran yang membahas gejala atau masalah sosial dari berbagai aspek kehidupan dalam membahas gejala atau masalah sosial. Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran tim tentang pengetahuan sosial(Liya Nurhidayah, 2007: 29).

Melalui mata pelajaran IPS, siswa juga diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran di SD menggunakan pendekatan interdisipliner, yang mengaitkan berbagai unsur kemasyarakatan, separti kegiatan ekonomi, tata peraturan sosial yang berlaku, tradisi dan budaya suatu masyarakat, dll.

Oleh karena itu mata pelajaran IPS di SD disajikan dalam bentuk terpadu, sehingga siswa memiliki pengetahuan yang menyeluruh dan cukup saat mereka memasuki dunia bermasyarakat saat mereka dewasa kelak.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa IPS adalah kajian ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat dan juga lingkungan sekitarnya yang berkaitan dengan aspek ekonomi, aspek sikap mental, aspek budaya, aspek hubungan sosial, geografi, sejarah dan kewarganegaraan.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

(32)

memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang tejadi. Melatih keterampilan untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik yang menimpa diri sendiri atau masyarakat.

Mata Pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebgaia berikut:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kasadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kkemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat local, nasional dan global.

c. Ruang Lingkup IPS

Menurut Depdiknas (2006: 576) bahwa ruang lingkup dalam pembelajaran IPS mempunyai 4 aspek yaitu:

1) Manusia, tempat dan lingkungan. 2) Waktu, keberlanjutan dan perubahan. 3) Sistem sosial dan ekonomi.

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

3. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD

a. Jenis Dan Persebaran Sumber Daya Alam b. Pemanfaatan sumber daya alam

c. Kegiatan ekonomi di lingkungan sekitar

(33)

4. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)Teknik Mencari Pasangan (Make A Match)

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning)

Cooperative mengandung pengertian bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama (Hamid Hasan dalam Etin Solihin, 2005:4). Pembelajaran kooperatif adalah di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara manual maupun kelompok.

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2010:37).Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilisator (Lie dalam Made Wena, 2009:189)

Pembelajaran Cooperative adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kelompok termasuk bentuk – bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Suprijono, 2009 : 54). Pembelajaran

Cooperative adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jadi pembelajaran kooperatif adalah Strategi pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok supaya siswa dapat belajar bekerja sama dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang sama.

b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif.

Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran penting (Ibrahim et all, 2000:7-9), yaitu:

1) Hasil belajar akademik

(34)

kerjasama siswa. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik,

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Efek samping yang dari kedua model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuannya.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting lainnya adalah mengajarkan pada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan sosial penting dimiliki oleh para siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

c. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning)

Roger dan dan David Johnson dalam Lie (2010:32) mengatakan tidak semua kerja kelompok bisa Cooperative Learning untuk mencapai hasil yang maksimal ada lima unsur pembelajaran Cooperative harus diterapkan. Kelima unsure tersebut adalah :

1) Saling ketergantungan .

Saling ketergantungan suasana, saling ketergantungan tersebut dapat diciptakan melalui berbagai strategi, yakni : a) Saling ketergantungan dalam pencapaian tujuan, b). Saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, c). Saling ketergantungan bahan atau sumber belajar, d). Saling ketergantungan peran, e). Saling ketergantungan hadiah.

2) Tanggung jawab perseorangan.

(35)

3) Tatap muka.

Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa.

4) Komunikasi antar anggota.

Unsur ini menghendaki para anggota kelompok/siswa berkomunikasi dengan baik agar para siswa dapat berkomunikasi secara baik dan dapat menerima pendapat teman tanpa menyinggung teman yang lain.

5) Evaluasi proses kelompok.

Pada evaluasi kelompok pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.

d. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Teknik Mencari Pasangan(Make A Match)

Model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan(Make A Match) dikembangkan oleh Larana Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia anak didik, (Sugiyanto, 2010: 49). Pembelajaran mencari pasangan adalah pembelajaran yang menciptakan interaksi antar siswa.

Model pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari pasangan adalah mendiskusikan permasalahan/jawaban dalam kelompok kemudian mencoba mencari pasangan jawaban yang sudah didiskusikan. Kelompok soal mencari jawaban yang tepat kemudian minta pendapat kepada kelompok penilai apakah jawaban yang dicari sudah sesuai atau belum.

(36)

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban.

3) Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegangnya. 4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. 5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi nilai.

6) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman yang telah disepakati bersama.

7) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

8) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

f. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan Menurut Slavin (1995), kekuatan metode pembelajaran Cooperative Learning antara lain:

1) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma kelompok

2) Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil

3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok

4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka berpendapat.

g. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan Adapun kelemahan metode pembelajaran Cooperative Learning dengan menggunakan teknik mencari pasangan yaitu :

1) Adanya anggota kelompok yang tidak aktif.

(37)

3) Apabila pengelolaan kelas kurang terkontrol, membuat tujuan pembelajaran tidak tercapai.

4) Apabila siswa tidak bisa memahami tujuan pembelajaran menggunakan Cooperative Learning siswa akan ribut sendiri di dalam kelompok.

B. Penelitian yang Relevan

1. Arbangatun Fitria Ningrum(2012). Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Make A Match Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas Iv SD Negeri Limbasari

Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah Tahun Ajaran

2011/2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model Cooperative Learning teknik Make a Match terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Limbasari tahun ajaran 2011/2012. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi exsperiment).

Desain penelitian ini menggunakan Pre Test Post Test Control Group Design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Limbasari sebanyak 40 siswa, yang terdiri dari dua kelas paralel, kelas IV A sebagai kelas kontrol dan kelas IV B sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Instrumen diuji menggunakan validitas konstruk dengan pendapat ahli (expert judgment). Tes yang digunakan dalam penelitian telah diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Uji reliabilitas instumen dengan rumus Alpha Chronbach diperoleh nilai reliabilitas hitungan sebesar 0,959.

Data dianalisis dengan menggunakan uji-t, yaitu dengan melihat perbedaan hasil belajar IPS pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas eksperimen mempunyai nilai ratarata sebesar 78,4992 dan kelas kontrol menunjukkan nilai rata-rata sebesar 69,4993. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada hasil Post Test mata pelajaran IPS pada siswa yang diberi perlakuan (kelas eksperimen) dengan model Cooperative Learningteknik Make a Match dengan siswa yang tidak diberi perlakuan (kelas kontrol). Untuk mengetahui perbedaan yang nyata maka dilakukan analisis statistik dengan uji-t yang didapatkan harga t sebesar 2,209. Dengan demikian penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh model

(38)

2. Maria Ulfa (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik

Kelas IV SD 3 Panjunan Kudus. Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPS peserta didik. Nilai prapenelitian tindakan kelas menunjukkan 9 dari 20 peserta didik memperoleh nilai di bawah KKM 70.

Rumusan masalah adalah Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik, keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS kelas IV SD 3 Panjunan Kudus, materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya? Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan aktivitas peserta didik, peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan menemukan peningkatan hasil belajar IPS peserta didik dengan diterapkannya model pembelajaran Make A Match pada materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya pada peserta didik kelas IV SD 3 Panjunan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan di kelas IV SD 3 Panjunan Kudus. Subjek penelitian adalah guru peneliti dan 20 peserta didik. Penelitian berlangsung selama dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Make A Match. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar IPS peserta didik materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan non tes.

(39)

Simpulan dalam penelitian ini yaitu penerapan model Make A Match pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didiik kelas IV SD 3 Panjunan Kudus.

C. Kerangka Berpikir

Pada masa kini pembelajaran IPS sangat diperlukan dan harus dikembangkan oleh siswa sejak dini karena dengan pembelajaran IPS siswa mempunyai pengetahuan tentang hidup bermasyarakat, masalah-masalah sosial terutama perjuangan bangsa Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan.

Seperti yang telah diungkapkan pada Bab 1 bahwa banyak ditemukan masalah dalam proses pembelajaran IPS yang peneliti lihat di SDN Keniten. Penggunaan model pembelajaran ceramah di kelas berdampak pada siswa yang cenderung pasif, diam dan kurang inisiatif. Siswa yang mengajukan diri dengan tunjuk jari dalam menjawab pertanyaan guru dan yang berani mengemukakan pendapat serta mengajukan pertanyaan pada guru masih sangat kurang. Sehingga diindikasikan dapat berimbas pada hasil belajar yang rendah. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, diketahui bahwa karakter siswa SDN Keniten kelas IV lebih menyukai pembelajaran dengan menggunakan media berupa kartu bergambar atau dengan media multimedia (video).

Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar diperlukan model pembelajaran yang inovatif, menarik, dan interaktif. Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan sebagai teknik diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pembelajaran IPS.

Langkah – langkah Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban. 3. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegangnya. 4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.

5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi nilai. 6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan temannya (tidak dapat

(40)

7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

8. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. Model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan sebagai teknik yang diterapkan dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa seperti pada penelitian sebelumnya. Menurut Arbangatun Fitria Ningrum(2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada pengaruh model Cooperative Learning

teknik Make a Match terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV. Maria Ulfa (2014) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SD 3 Panjunan Kudus.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar IPS dibandingkan dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah (tradisional)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas maka dapat diajukan hipotesis bahwa :

1. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan untuk meningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Keniten Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang.

(41)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

[image:41.595.85.511.238.603.2]

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganailisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut (Sanjaya,2011: 25).

Gambar 1. Siklus Penelitian menurut Kemmis dan Taggart (1998)

Menurut Hopkins (dalam Sanjaya, 2011: 30) satu siklus dalam PTK terdiri dari 4 tahap yaitu, 1) perencanaan 2) Aksi 3) Observasi 4) Refleksi.

1. Perencanaan (Plan)

Perencanan yakni tindakan yang disusun sebelum kegiatan dimulai Sanjaya (2011: 57). Pada kegiatan perencanaan ini peneliti menyusun rancangan seluruh aspek yang terkait dengan PTK antara lain seperti identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan bentuk tindakan yang akan diberikan, kemudian peneliti akan membuat perencanaan aksi setiap siklusnya.

OBSERVE

PLAN

ACT

REFLECT SIKLUS

II

ACT

REFLECT

PLAN

OBSERVE SIKLUS

(42)

2. Aksi (Act)

Aksi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya Sanjaya (2011: 57). Aksi atau tidakan yang dilakukan bertujuan untuk menyelesaikan masalah, aksi yang dilakukan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat, dengan menerapkan perencaan tersebut pada proses pembelajaran.

3. Observasi (Obsere)

Yakni kegiatan yang dilakukan pengamat untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti termasuk pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan yang diberikan Sanjaya (2011:57). Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang perilaku siswa sebagai pengaruh tindakan yang diberikan.

4. Refleksi (Reflect)

Refleksi yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis hasil observasi, terutama untuk melihat berbagai kelemahan yang perlu diperbaiki.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Keniten yang beralamatkan di Jalan Desa Keniten, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah 51273

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Siswa kelas IV SD Negeri Keniten tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 22 orang, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

3. Obyek Penelitian

(43)

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 yaitu pada bulan April – Desember 2013.

Kegiatan Bulan

April Mei Juni Juli Agustus Sebtember November Desember 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1.Persiapan

a.Pengumpulan data b. Penyusunan

kerangka proposal c.Menyusun Proposal d.Bimbingan dengan dosen e.Pengajuan proposal 2.Pelaksanaan a.Menyiapkan instrumen b. Menyiapkan

kelas dan media pembelajaran c.Melaksanaka

n tindakan I d.Melaksanaka

n tindakan II 3.Penyusunan laporan a.Pengolahan hasil penelitian b.Penyusunan

dalam bentuk artikel 4.Ujian

5.Revisi laporan penelitian 6.Penyerahan

laporan

C. Rencana Tindakan

(44)

1. Persiapan

a. Meminta ijin untuk mengadakan penelitian di kelas IV kepada kepala sekolah SDN Keniten.

b. Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data baik kondisi siswa maupun prestasi belajar siswa yang berupa daftar nilai IPS dan mengamati kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran IPS kelas IV SDN Keniten.

c. Melakukan identifikasi masalah

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengidentifikasi masalah tentang prestasi belajar siswa tentang meteri menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatanya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat. Tahapan pertama adalah mengidentifikasi pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN Keniten tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini untuk mengetahui permasalahan pembelajaran IPS khususnya pada materi pokok tersebut.

Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa prestasi belajar siswa pada materi pokok tersebut masih rendah. Hal ini terbukti dari hasil ulangan pada pembelajaran IPS. Dari hasil nilai ulangan siswa yang berjumlah 22 siswa (laki – laki 10, permpuan 12) hanya 6 siswa atau 27,27% yang nilainya mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 65. Siswa yang tidak tuntas ada 16 siswa atau 72,73%, dan nilai rata – ratanya adalah 56, 36.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut, peneliti merencanakan sebuah pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan pada siswa kelas IV SDN Keniten mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2013/2014.

d. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok pembelajaran

Kompetensi dasar yang mengalami permasalahan yaitu menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatanya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat.

e. Mempersiapkan silabus

(45)

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dibuat tiap pertemuan dalam tiap siklus.

g. Menyiapkan alat yang akan digunakan untuk pelaksanaan model Pembelajaran Kooperatif teknik mencari pasangan

Alat yang akan digunakan untuk pelaksanaan perlu disusun terlebih dahulu sebelum melaksanakan penelitian.

h. Menyiapkan instrumen penelitian

Langkah terakhir dalam tahap persiapan adalah menyiapkan instrumen penelitian. Lampiran tentang instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus a. Siklus I

1) Perencanaan (planning)

a) Menyusun rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan pada meteri menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatanya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat.

b) Menyiapkan media kartu yang berisi konsep / topik untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban dan mengumpulkan data.

c) Menyusun alat evaluasi.

2) Tindakan (acting)

(46)

i. Mengingat kembali konsep meteri menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatanya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat.

ii. Agar siswa memahami materi dengan tepat. iii. Pencapaian materi tepat waktu yang direncanakan. iv. Memusatkan perhatian pada situasi belajar

b) Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan.

c) Proses transformasi materi :

i. Siswa dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu 1 kelompok pertanyaan dan 1 kelompok jawaban yang akan membahas tentang meteri menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatanya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat.

ii. Siswa yang sudah mendapatkan kartu memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegangnya.

iii. Siswa mencari pasangan yang cocok dengan kartu yang dibawanya (diberi waktu 10 menit).

iv. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi nilai.

v. Jika siswa tidak dapat mencocokan kartunya dengan temanya (tidak menemukan kartu soal atau kartu jawaban yang cocok) akan mendapatkan hukuman yang telah disepakati bersama. vi. Setelah satu babak, kartu diacak lagi agar tiap siswa mendapatkan

kartu yang berbeda dari yang sebelumnya.

vii. Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran

(47)

3) Observasi(observing)

a) Teknik pengumpulan data

i. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas siswa.

ii. Observer mengamati dan memberikan penilaian proses pembelajaran dari awal hingga akhir.

b) Alat pengumpulan data

i. Tes siklus I dilaksanakan setelah selesai siklus I untuk memperoleh data kuantitatif di akhir siklus I.

ii. Instrumen monitoring observasi guru di kelas.

4) Refleksi(reflecting)

Dalam tahap refleksi peneliti mengkaji ulang dengan seksama dari hasil evaluasi siswa dalam siklus I ini. Hal ini dilakukan untuk memahami data yang telah terkumpul dan dijadikan bahan untuk merevisi tindakan pada siklus I dan untuk merancang tindakan selanjutnya.

Hal yang dilakukan dalam tahapan refleksi meliputi :

a) Mengidentifikasi kesulitan dan hambatan yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

b) Memperbaiki tindakan berdasar pada kesulitan dan hambatan yang ditemukan, serta pengolahan nilai yang diperoleh siswa.

b. Siklus II

1) Perencanaan (planning)

a) Menyusun rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran dengan menggunakan dasar dari refleksi siklus I yang sudah direvisi.

b) Menyiapkan media kartu yang berisi konsep / topik untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban dan mengumpulkan data.

(48)

2) Tindakan (acting)

a) Guru melakukan apersepsi dengan menggunakan Model Pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan pada meteri menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatanya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat dengan tujuan :

i. Mengingat kembali konsep meteri menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatanya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat.

ii. Agar siswa memahami materi dengan tepat. iii. Pencapaian materi tepat waktu yang direncanakan. iv. Memusatkan perhatian pada situasi belajar

b) Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan.

c) Proses transformasi materi :

i. Siswa dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu 1 kelompok pertanyaan dan 1 kelompok jawaban yang akan membahas tentang meteri menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatanya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat.

ii. Siswa yang sudah mendapatkan kartu memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegangnya.

iii. Siswa mencari pasangan yang cocok dengan kartu yang dibawanya (diberi waktu 10 menit).

iv. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi nilai.

v. Jika siswa tidak dapat mencocokan kartunya dengan temanya (tidak menemukan kartu soal atau kartu jawaban yang cocok) akan mendapatkan hukuman yang telah disepakati bersama. vi. Setelah satu babak, kartu diacak lagi agar tiap siswa

mendapatkan kartu yang berbeda dari yang sebelumnya.

vii. Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran

(49)

3) Observasi(observing)

a) Teknik pengumpulan data

i. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas siswa.

ii. Observer mengamati dan memberikan penilaian proses pembelajaran dari awal hingga akhir.

b) Alat pengumpulan data

i. Tes siklus I dilaksanakan setelah selesai siklus I untuk memperoleh data kuantitatif di akhir siklus I.

ii. Instrumen monitoring observasi guru di kelas.

4) Refleksi(reflecting)

Dalam tahap refleksi peneliti mengkaji ulang dengan seksama dari hasil evaluasi siswa dalam siklus II ini. Hal ini dilakukan untuk memahami data yang telah terkumpul dan dijadikan bahan untuk merevisi tindakan pada siklus II dan untuk merancang tindakan selanjutnya.

Hal yang dilakukan dalam tahapan refleksi meliputi :

a) Mengidentifikasi kesulitan dan hambatan yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

b) Memperbaiki tindakan berdasar pada kesulitan dan hambatan yang ditemukan, serta pengolahan nilai yang diperoleh siswa.

D. Pengumpulan Data dan Instrumen

[image:49.595.86.527.96.709.2]

1. Peubah, Data, Pengumpulan Data dan Instrumen

Tabel 2. Peubah, Indikator, Data dan Instrumennya

No Peubah Data yang

diperlukan Pengumpulan Instrumen

1. Prestasi belajar

Nilai siswa pada tes di akhir siklus

Tes yang berupa ulangan siswa pada akhir siklus

(50)

2. Penyusunan Instrumen

Jenis Instrumen Prestasi Belajar yang digunakan yaitu : a. Silabus

Silabus disusun sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan.

b. RPP

Rpp disusun sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan.

c. LKS

LKS disusun sebagai panduan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan.

d. Tes tertulis

Tes tertulis disusun sebagai alat untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan. Pada penelitian ini akan digunakan tes tertulis yang meliputi soal pilihan ganda. Soal-soal disusun berdasarkan kompetensi dasar dan indikator hasil belajar, yang kemudian dikembangkan sendiri oleh penulis dan validasi dibuat dengan cara melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan guru kelas. Adapun rinciannya adalah :

1) Soal pilihan ganda berjumlah 20 soal dengan ketentuan : Skor 1 jika jawaban benar

Skor 0 jika jawaban salah Total skor : 20 x 1 = 20

Sehingga skor yang dapat diperoleh siswa jika jawaban benar adalah total skor pilihan ganda.

e. Produk

(51)

3. Validitas Instrumen

Dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes. Soal tes yang digunakan adalah soal tes pilihan ganda, soal isian singkat, dan soal uraian yang berupa masalah yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, sehingga dapat diketahui bahwa tiap item-item soal tersebut valid dan reliabel.

a. Pengujian Validitas

Penelitian ini akan menggunakan validitas isi supaya instrumen yang akan digunakan dapat tepat sesuai dengan apa yang akan diukur.

Dalam validitas isi, semua instrumen akan diuji menurut standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikatornya. Dalam validitas isi, semua instrumen akan dikonsultasikan dengan orang yang berkompeten di bidang itu. Dalam hal ini adalah guru kelas dan dosen pembimbing. Sehingga instrumen yang akan digunakan dapat tepat sesuai dengan apa yang akan diukur.

Validitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen dikatakan valid atau sahih apabila instrumen tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan dengan “ketepatan” alat ukur. Instrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid pula. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas konstruk.

Validitas konstruksi adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat ukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat ukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat ukur tersebut. Apabila isi item-item yang merupakan suatu kesatuan suatu tes benar-benar sesuai dengan suatu konsep atau konstruksi yang seharusnya menjadi isinya, maka dikatakan tes tersebut memiliki validitas konsep yang tinggi. Jika validitas instrumen rendah maka perlu diketahui butir-butir instrumen mana yang menyebabkan instrumen keseluruhan tersebut jelek. Untuk keperluan inilah perlunya mencari validitas butir istrumen.

(52)

Keteranga rumus :

Rxy : koefisien korelasi antara variable X dan Y X : variable X

Y : variable Y N : jumlah siswa

Penafsiran harga koefisien korelasi dilakukan dengan membandingkan harga rxy kritik. Adapun harga kritik untuk validitas butir instrumen pada penelitian ini adalah 0, 239. Artinya apabila rxy lebih besar atau sama dengan 0,239 (rxy ≥ 0,239), nomor butir tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila rxy lebih kecil dari 0,239 (rxy ≤ 0,239), nomor butir tersebut

Gambar

Gambar 1. Siklus Penelitian menurut Kemmis dan Taggart (1998)
Tabel 2. Peubah, Indikator, Data dan Instrumennya
Tabel 3. Kisi-kisi soal tes tertulis siklus I
Tabel 4. Kisi-kisi soal tes tertulis siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

This indicates that the peak recorded by detector-4 at 14:33:05 hours is not related to any leakage in the exchanger but this peak is due the fact that detector-4 has seen

Manfaat yang dapat diambil dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat melakukan perhitungan untuk menentukan nilai kebutuhan air tanaman berdasarkan data iklim

Pengaruh kepercayaan Terhadap Niat Beli Kosmetik Maybelline Disurabaya variabel kepercayaan menjadi variabel kedua, berdasarkan uji t yang telah di lakukan oleh

Penyimpangan yang dilakukan oleh para mahasiswa dengan keikutsertaan mereka dalam permainan judi online, dapat terjadi karena terdapat sesuatu yang membuat mereka tertarik

Keselamatan pasien adalah unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan agar

c. tidak melaporkan kasus ini kepada pendamping; yang menyebabkan tempat PKP mengirimkan surat pemberitahuan resmi yang dilampirkan bukti-bukti, maka hal tersebut

Cuci gadung hingga bersih, kukus sampai matang Bersihkan kulit gadung, tumbuk hingga halus Didihkan vanili, gula pasir, dan santan kental. Campur gadung yang sudah

Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa nilai R-squared pada hasil estimasi ECM adalah 0,771407, artinya 77% variasi pertumbuhan kredit modal kerja dapat dijelaskan