• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Modal Sosial - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Modal Sosial dalam Eksistensi Salatiga Reborn Crew

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "2.1 Modal Sosial - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Modal Sosial dalam Eksistensi Salatiga Reborn Crew"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Nilai kepercayaan dan norma yang dibangun komunitas dance seperti Salatiga Reborn Crew merupakan wujud dari modal sosial dalam perjalanan mereka mempertahankan keberadaannya. Komunitas agar dapat dikenal harus dapat memberikan nilai jual yang dapat dinikmati oleh masyarakat kapan saja dan di mana saja. Oleh karena itu, komunitas membentuk jaringan-jaringan agar dapat dikenal masyarakat, di mana jaringan tersebut berdasarkan kepercayaan yang ditata melalui norma-norma yang ada.

2.1 Modal Sosial

Pada awalnya gagasan modal sosial hanya sekedar metafora yang menggambarkan iakatan sosial sebagai modal. Gagasan sentral modal sosial adalah bahwa jaringan sosial merupakan asset yang bernilai. Jaringan memberikan dasar kohesi sosial karena mendorongorang bekerja sama satu sama lain dan tidak hanya dengan orang yang mereka kenal secara langsung dalam memperoleh manfaat timbal balik (Field 2011: 18).

Modal Sosial pertama kali dikembangkan oleh Pierre Bourdieu seorang sosiolog dari Perancis. Bordieu mengungkapkan modal sosial adalah jumlah sumber daya, aktual atau maya yang berkumpul pada seorang indvidu atau kelompok karena memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan timbal balik perkenalan dan pengakuan yang sedikit banyak terinstitusionalisasikan (Bourdieu dan Wacquant, 1992:119).1

Kemudian istilah modal sosial diperluas oleh Robert D. Putnam seorang seorang ilmuwan politik dan James Coleman seorang ahli sosiologi. Robert D. Putnam mendefinisikan modal sosial sebagai bagian dari kehidupan sosial, seperti norma, kepercayaan, dan jaringan yang mendorong partisipan bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama (Field 2011; 51). Putnam menggunakan konsep modal sosial untuk menrangkan perbedaan-perbedaan dalam keterlibatan yang dilakukan warga.

Sedangkan James Coleman, mendefiniskan sosial capital merupakan kemampuan untuk bekerja bersama-sama demi mencapai tujuan-tujuan bersama di dalam berbagai kelompok atau

(2)

organisasi (Fukuyama 2011; 12). Bagi Coleman konsep modal sosial adalah sarana untuk menjelaskan bagaimana orang berusaha bekrja sama.

Michael Woolcock (2003:13-14) membedakan modal sosial kedalam tiga tipe yaitu (a) mengikat, artinya ikatan antarorang dalam situasi yang sama, seperti keluarga dekat, teman dekat dan rukun tetangga; (b) menjembatani, ialah ikatan yang lebih longgar dari beberapa orang, seperti teman jauh atau reken sekerja; dan (c) menghubungkan, adalah menjangkau orang-orang yang berada pada situasi berbeda, seperti mereka yang sepenuhnya diluar komunitas, sehingga mendorong anggotanya memanfaatkan banyak sumber daya daripada yang tersedia di dalam komunitas.2

Francis Fukuyama (2002; 22) menjelaskan modal sosial secara sederhana yaitu serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok memungkinkan terjalinnya kerja sama diantara mereka. Misalnya, terjadinya kepercayaan diantara para anggota karena mereka mengharapkan anggota lain dapat berperilaku jujur dan terpecara.

a. Kepercayaan (Trusth)

Fukuyama (2002: 24) mendefinisikan kepercayaan yaitu norma-norma kooperatif seperti kejujuran dan kesediaan untuk menolong yang bisa dibagi-bagi antara kelompok-kelompok terbatas masyarakat dan bukan dengan yang lainnya dari masyarakat atau dengan lainnya dalam masyarakat yang sama. Jika para anggota kelompok mengharapkan bahwa anggota lainnya akan berperilaku jujur dan terpercaya maka mereka akan saling mempercayai.

Kepercayaan (trust) adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya (Putnam, 1995).

(3)

Kepercayaan tidak hanya didasarkan atas hubungan tatap muka antara dua orang atau lebih. Namun, Kepercayaan bisa menjadi atribut institusi dan kelompok maupun individu, dan seringkali didasarkan atas reputasi yang diperantarai oleh pihak ketiga (Dasgupta, 2000: 333).3

b. Norma

Norma adalah nilai-nilai yang mengatur manusia yang dijadikan sebagai landasan atau pedoman kehidupan bermasayarakat. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan diterima. Norma juga dapat diartiakan sebagai aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai atau memerpbandingkan sesuatu.

Menurut Fukuyama (2000), norma merupakan bagian dari modal sosial yang terbentuknya tidak diciptakan oleh birokrat atau pemerintah. Norma terbentuk melalui tradisi, sejarah, tokoh kharismatik yang membangun sesuatu tata cara perilaku seseorang atau sesuatu kelompok masyarakat, didalamnya kemudian akan timbul modal sosial secara spontan dalam kerangka menentukan tata aturan yang dapat mengatur kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok.

c. Jaringan Sosial

Bagian ketiga dari modal sosial adalah jaringan. Jaringan sosial adalah sebuah pola koneksi hubungan sosial anatara individu, kelompok, dan berbagai bentuk kolektif lain. Jhon Field (2010:18) menjelaskan bahwa jaringan memberikan dasar bagi kohesi sosial karena menodorong orang bekerja sama satu sama lain dan tidak sekedar dengan orang yang mereka kenal secara langsung untuk meperoleh manfaat timbal balik.

Jaringan dengan kepercayaan tinggi akan berfungsi lebih baik dan lebih mudah daripada dalam jaringan dengan kepercayaan rendah. Siapa pun yang mengalami pengkhianatan dari mitra dekat akan tahu betapa sulit bagi dua orang bekerja sama ketika perilaku mereka tidak dilandasi oleh kepercayaan (Jhon Field 2011: 103).

2.2 Eksistensi dan Perilaku Proaktif

(4)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah hal berada atau keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan menurut Zainal Abidin (2007:16) eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, sesuatu yang menjadi atau mengada. Eksistensi berasal dari kata exsistere, yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya.

Tindakan proaktif adalah keinginan kuat dari anggota kelompok bukan hanya untuk berpartisipasi tetapi sennatiasa mencari jalan bagi keterlibatan mereka dalam suatu kegiatan masyarakat (Jousari Hasbullah 2006:16). Anggota kelompok mencari kesempatan supaya dapat memperkaya baik material maupun hubungan-hubungan dan menguntungksn kelompok tsnps merugikan orang lain secara bersama-sama.

2.3 Komunitas

Komunitas (community) menurut Syahrial Syarbani dan Rusdiyanta didefinisikan sebagai penduduk suatu wilayah yang dapat menjadi tempat terlaksananya kegiatan kehidupan kelompok manusia. Komunitas dapat diartikan sebagai sekumpulan manusia yang membentuk satu kelompok di mana setiap individunya membangun relasi dengan saling berinteraksi.

Konsep komunitas dalam keseharian digunakan untuk menyatakan ide mengenai pengalaman umum dan kepentingan bersama. Masa ini, pengertian komunitas tidak hanya menunjukkan pemikiran tradisional tentang lokalitas dan lingkungan bersama, tetapi juga ide-ide solidaritas dan hubungan antara orang-orang yang memiliki karakteristik sosial dan identitas (John Scot 2011:55).

2.4 Dance (Tari)

(5)

Modern dance atau tari modern pertama kali diperkenalkan oleh orang Amerika dan Eropa yang memberontak tari ballet pada abad ke 20. Alasannya, tari balet membutuhkan perlengkapan yang sangat sulit, seperti musik, sepatu, dan kostum yang detail. Sehingga, untuk kalangan bawah sangat kesulitan karena membutuhkan dana yang cukup tinggi. Berdasarkan alasan inilah kemudian muncul jenis tarian baru yang disebut modern dance. Beberapa tokoh yang berperan dalam perkembangan seni tari modern adalah Ruth st. Denis, Loise Fuller, dan Isadora Duncan.4

Modern dance memiliki berbagai macam jenis tari dengan ciri khas yang berbeda. Pertama, hiphop dance yaitu jenis tari jalanan yang diiringi oleh musik hiphop dan akhirnya berkembang menjadi budaya hiphop. Kedua, break dance ialah seni tari yang menggabungkan berbagai jenis gerakan yang bervariasi secara luas sebagai sebuah imajinasi. Ketiga, robot dance adalah jenis tari yang menirukan gerakan robot dan dipopulerkan oleh Charles Washington.

2.5 Penelitian Terdahulu

Guna mempertanggungjawabkan keaslian dari penelitian ini, maka perlu disajikan penelitian terdahulu terkait dengan topik modal sosial yang berfokus pada suatu komunitas. Penelitian tersebut diantaranya adalah;

Pertama, “Modal Sosial Pada Komunitas Motor di Yogyakarta studi kasus Jogja Automotive Community” (Yogo Mukti Wibowo, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran modal sosial dalam terbentuknya jaringan sosial dan mendeskripsikan tentang interaksi yang terjadi pada komunitas JAC. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya peran modal sosial yaitu terdapatnya 2 bentuk norma pada komunitas JAC ini. Norma tersebut ialah tertulis yang digunakan untuk menjalankan organisasi dan norma lisan yang menjadi pedoman dalam berinteraksi anggota JAC.

Kedua, “Analisis Modal Sosial Pada Komunitas Anak Jalanan di Pasar Pagi Kota Samarinda, Kalimantan Timur” merupakan jurnal dari Yager Lendesang. Penelitian ini lebih menekankan pada pentingnya peran dan fungsi modal sosial dalam suatu komunitas anak jalanan. Peran dan fungsinya dapat membentuk ikatan kuat atau lemah bagi komunitas karena modal sosial membentuk dan membangun solidaritas, partisipasi masyarakat ataupun individu

(6)

dalam suatu komunitas. Fokus penelitian ini menganalisis tentang karakteristik kepercayaan, karakteristik jaringan sosial, dan karakteristik norma sosial yang terbentuk pada komunitas anak jalanan di Pasar Pagi Kota Samarinda.

Ketiga, “Modal Sosial Keluarga Beda Agama (Studi Sosiologi Tentang Relasi Pergaulan dari Pasangan Beda Agama di Salatiga)” adalah jurnal dari Erna Kurniawati. Jurnal ini merupakan penelitian tentang membangun keluarga yang baik dengan membutuhkan modal sosial di dalamnya. Modal sosial merupakan hasil negoisasi perbedaan-perbedaan agama. Terbangunnya modal sosial inilah yang mempengaruhi persepsi perilaku anak dalam lingkungan relasi pergaulannya.

Keempat, jurnal dari Furi Adinda yang berjudul “Tahu Serasi dalam Perspektif Modal Sosial (Studi Sosiologi Peran Modal Sosial Pada Usaha Tahu Serasi di Bandungan, Kabupaten Semarang)”. Penelitian ini tentang peran modal sosial dalam usaha tahu serasi. Modal sosial yang tercipta ialah kerjasama dan kepercayaan, dimensi kerjasama dalam konteks Tahu Serasi mengajarkan bahwa sesungguhnya kegiatan transaksi ekonomi tidak selalu memikirkan profitabilitas dan keuntungan ekonomi semata, namun juga membangun hubungan kekeluargaan dan persaudaraan terhada sesama.

Kelima, ”Peran Modal Sosial Terhadap Keberlangsungan Usaha Pedagang Burjo Di Salatiga” adalah skripsi dari Pandi tahun 2016. Penelitian untuk menunjukan bagaimana peran modal sosial antara kehidupan sosial yang terjadi dalam ruang lingkup modal sosial dengan kehidupan ekonomi dalam ruang lingkup keberlangsungan usaha pedagang Burjo di Salatiga. Ditandai dengan perilaku sosial yang sering melibatkan atau mewarnai tindakan dalam kegiatan pedagang burjo.

Berdasarkan hasil penulusuran penelitian modal sosial dalam komunitas, belum ada yang bercerita tentang komunitas dance. Meskipun terdapat titik-titik kesamaan tentang modal sosial, tetapi fokus penelitian belum ada yang membahas tentang peran modal sosial dalam eksistensitas komunitas dance misalnya Salatiga Reborn Crew. Sehingga titik fokus peran modal sosial dalam eksistensi komunitas dance merupakan orisinilitas penelitian dari si penulis.

2.6 Kerangka Pikir

(7)

Keterangan:

Komunitas terbentuk ketika individu-individu memiliki ketertarikan dan tujuan yang sama. misalnya dalam menyukai seni tari yaitu dance. Kemudian mereka berkumpul dan saling berinteraksi, setelah adanya kesepakatan komunitas akhirnya dibentuk. Contohnya adalah Salatiga Reborn Crew sebagai komunitas dance di Salatiga. Keberadaan atau eksistensi dari Salatiga Rebon Crew dipengaruhi oleh adanya perilaku prokatif setiap anggotanya. Setiap

Komunitas (Salatiga Reborn

Crew)

Eksistensi Modal Sosial

Trust Norma Jaringan

Peran Modal Sosial dalam Salatiga

Reborn Crew Teori Modal

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Menunjuk Penyedia Barang/Jasa tersebut sebagai Penyedia untuk melaksanakan pekerjaan dengan harga negosiasi yang telah disepakati. Panitia Pengadaan Barang/Jasa Komisi Pemilihan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan perbankan antara sebelum dan sesudah merger pada enam rasio

Sesuai dengan perkembangan pembangunan, maka didirikannya pabrik ini cukup menguntungkan, dimana kita dapat memasarkan produk-produk dari bahan baku chloroform

Fasilitasi Pengelolaan Data dan Dokumentasi Kebutuhan Logistik Pemilu. Jasa Lainnya 1

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) dan ekstrak metanol biji pare ( Momordica charantia L.)

Based on these sources, analysis was made based on matrix relationship between two sets of criteria, architectural parts (design, usage, location, artistic

Hambatan-hambatan yang terkait dengan transaksi e-banking di Bank BNI-1946 Kantor Cabang USU-Medan yaitu Transaksi Internet Banking (e- banking) bukan hanya

How do Muslims, particularly the middle class, utilize digital technology to seek for religious information as well as political interests..