• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (Clasroom

Action Research) yang dilakukan oleh guru bekerjasama dengan peneliti

(kolaborasi). Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian tindakan

(action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

dikelasnya. (Suhasimi Arikunto, 2007: 58). Jadi dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang mengacu pada

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru di kelasnya sebagai upaya

untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Pelaksanaan PTK seperti yang dikemukakan oleh Suhasimi Arikunto

(2006: 16) terdiri atas tiga rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus

yaitu, perencanaan (planing), pelaksanaan (acting) dan pengamatan

(observing) serta refleksi (reflecting).

3.2 Setting dan Subjek Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri

Kutowinangun 12 yang terletak di depan balai desa Bendoyo di Jl. Wuni

Bendoyo gang 1 no 20 Karang Pete Salatiga pada siswa kelas IV SD

semester II tahun ajaran 2014/2015.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian tidakan kelas adalah siswa kelas IV SD Negeri

Kutowinagun 12 Salatiga dengan jumlah 20 siswa yang terdiri atas 7 siswa

perempuan dan 13 siswa laki-laki. Hasil pengamatan awal yang dilakukan

di SD Negeri Kutowinagun 12 Salatiga, pada mata pelajaran IPA masih

banyak mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai mata

pelajaran IPA yaitu rata-rata nilai 54,5 sedangkan KKM yang ditentukan

(2)

3.2.3 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitan dapat dilihat tabel 3.1 jadwal penelitian

sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan dalam

penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2013:38). Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua yaitu variabel

bebas dan variabel terikat.

3.3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam

penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran guided

(3)

Guided discovery merupakan suatu model alternatif untuk

memfasilitasi siswa belajar secara aktif, menekankan pada pengalaman

langsung siswa untuk menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep,

sementara tugas utama guru adalah menjadi fasilitator, pembimbing belajar

dan memberikan masalah untuk dipecahkan oleh siwa sendiri.

3.3.2 Variabel Terikat

Variabel Terikat (Sugiono, 2011: 39) adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam

penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas IV

semester II tahun ajaran 2015.

Hasil belajar : merupakan suatu output berupa

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran

yang diwujud nyatakan dalam bentuk angka.

3.4 Rencana Tindakan

Model penelitian tindakan kelas yang akan peneliti gunakan mengikuti

metodologi penelitian tindakan kelas dari C Kemmis dan Mc Taggart

(Arikunto, 2006:98) yaitu terdiri dari 3 tahap yaitu rencana, tindakan dan

observasi serta refleksi. Proses daur penelitian tindakan kelas dari C

Kemmis dan Mc Taggart dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini.

Gambar 3.1

(4)

Berdasarkan bagan penelitian akan dilaksanakan melalui siklus I dan

siklus II, sebelum dilaksanakan penelitian menyusun suatu perencanaan

mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan

pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan

suatu pengamatan/observasi mengenai jalannya tindakan dalam

pembelajaran, setelah tindakan akan dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil

pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan

yang ditemukan pada tindakan siklus I kemudian diperbaiki pada siklus II.

Berikut adalah rincian- rincian dari setiap tindakan :

3.4.1 Siklus 1

Perencanaan Tindakan

a. Identifikasi masalah dan perumusan masalah.

b. Merancang skenario pembelajaran RPP (terlampir) dan menyusun tes

yang akan digunakan.

c. Menyiapkan materi untuk kegiatan pembelajaran diskusi berkelompok

dalam pembelajaran guided discovery.

d. Merencanakan personal yang akan dilibatkan dalam penelitian yaitu

dengan guru kelas yang mengajar pada tempat penelitian dilakukan.

e. Merencanakan tes formatif (terlampir).

Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

a. Guru membuka pelajaran, melakukan apersepsi, dan memotivasi siswa

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan

langkah-langkah model pembelajaran guided discovery.

c. Guru memberikan masalah sederhana berupa pertanyaan berkaitan

dengan materi energi bunyi.

d. Guru membimbing siswa merumuskan hipotesis berdasarkan

permasalahan.

e. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok dimana tiap kelompok terdiri 6-7

orang siswa.

f. Guru menyampaikan materi secara singkat, membagikan LKS dan alat

(5)

kepada tiap-tiap kelompok dan tugasnya adalah mengamati dan

melakukan percobaan. tugas guru adalah membimbing.

g. Setelah siswa selesai melakukan percobaan, siswa berdiskusi menjawab

soal LKS dan membuat kesimpulan bersama kelompok.

h. Masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan

hasil diskusinya.

i. Guru dan siswa membahas hasil diskusi dan diakhiri dengan kesimpulan/

menemukan konsep.

j. Guru bersama siswa mengevauasi langkah-langkah kegiatan penemuan

yang telah dilakukan dan memberikan penguatan konsep.

k. Siswa memberikan evaluasi berupa tes formatif setelah siswa menerima

materi dan melaksanakan kegiatan diskusi kelompok.

Kegiatan observasi (Pengamatan) dilakukan bersamaan dengan

implementasi tindakan, kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana

pengumpulan data aktivitas guru dan siswa dalam implementasi tindakan

dengan menerapkan model pembelajaran guided discovery. Dalam kegiatan

ini melibatkan teman sejawat yang lebih senior dan lebih berpengalaman

dalam mengajar di kelas, oleh karena itu dalam penelitian ini kegiatan

observasi melibatkan guru kelas III. Pelaksanaan kegiatan observasi

bertujuan mengetahui pelaksanaan dalam implementasi tindakan.

Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mencatat semua temuan baik kelemahan dan

kelebihan yang terdapat pada siklus I, selanjutnya untuk mengadakan

perbaikan pada siklus II.

3.4.2 Siklus II

Perencanaan Tindakan

a. Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada

siklus I.

b. Merancang kembali skenario pembelajaran RPP (terlampir), tes yang

akan yang akan digunakan, pedoman observasi dan menyiapkan materi

(6)

c. Merencanakan personal yang akan dilibatkan dalam hal ini yang dipakai

masih sama seperti pada siklus I.

d. Merancang kembali tes formatif.

Pelaksanaan tindakan dan Pengamatan

a. Guru membuka pelajaran, melakukan apersepsi, dan memotivasi siswa

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan

langkah-langkah model pembelajaran guided discovery.

c. Guru memberikan masalah sederhana berupa pertanyaan berkaitan

dengan materi energi bunyi.

d. Guru membimbing siswa merumuskan hipotesis berdasarkan

permasalahan.

e. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok dimana tiap kelompok terdiri 6-7

orang siswa.

f. Guru menyampaikan materi secara singkat, membagikan LKS dan alat

peraga pada KD “Membuat Model Penerapan Konsep Perubahan Gerak” kepada tiap-tiap kelompok dan tugasnya adalah mengamati dan

melakukan percobaan, tugas guru adalah membimbing.

g. Setelah siswa selesai melakukan percobaan, siswa berdiskusi menjawab

soal LKS dan membuat kesimpulan bersama kelompok.

h. Masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan

hasil diskusinya.

i. Guru dan siswa membahas hasil diskusi dan menarik kesimpulan/

menemukan konsep.

j. Guru bersama siswa mengevaluasi langkah-langkah kegiatan penemuan

yang telah dilakukan dan memberikan penguatan konsep.

k. Siswa diberikan evaluasi berupa tes formatif setelah siswa menerima

materi dan melaksanakan kegiatan diskusi kelompok.

Kegiatan observasi (Pengamatan) dilakukan bersamaan dengan

implementasi tindakan, kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana

pengumpulan data aktivitas guru dan siswa dalam implementasi tindakan

(7)

ini melibatkan teman sejawat yang lebih senior dan lebih berpengalaman

dalam mengajar di kelas, oleh karena itu dalam penelitian ini kegiatan

observasi melibatkan guru kelas III. Pelaksanaan kegiatan observasi

bertujuan mengetahui pelaksanaan dalam implementasi tindakan.

Refleksi

Pada akhir siklus II ini, melalui model pembelajaran guided discovery

hasil dari analisai dicatat bahwa apakah pada setiap tahapan sudah

menunjukan peningkatan hasil atau belum. Hai ini dilakukan untuk

meningkatkan hasil belajar agar siswa lebih baik dan meminimalkan

kekurangan-kekurangan yang masih ada. Dengan demikian pelaksanaan

selanjutnya dapat lebih optimal. Setelah akhir siklus II melalui model

pembelajaran guided discovery diharapkan hasil belajar mata pelajaran IPA

pada siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 12 Semester II Tahun Ajaran

2014/2015 dapat meningkat dan potensi siswa dapat ditumbuh kembangkan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini bersumber dari interaksi guru dan siswa

dalam pembelajaran IPA dan berupa tindakan belajar atau perilaku belajar

yang dihasilkan dari tindakan mengajar. Instrumen penelitian yang

digunakan berupa butir-butir soal dan lembar observasi aktivitas siswa dan

ketrampilan guru. Sedangkan teknik pengambilan data dilakukan dengan 3

teknik yaitu:

a. Tes

Menurut Poerwanti (2008) yang dimaksud dengan tes adalah

seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh siswa untuk mengukur tingkat

pemahaman dan penguasaan terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan

dan sesuai dengan tujuan tertentu. Tes tertulis diberikan kepada siswa secara

individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini dilaksanakan

pada setiap akhir pembelajaran siklus I dan siklus II untuk mengukur hasil

belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 12 Salatiga. Adapun

(8)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Siklus 1 dan Siklus II

Standar

- Menyebutkan sumber energi panas yang ada di lingkungan sekitar.

2, 4,8,10

- Menjelaskan pengertian sumber energi panas.

1,9,11

- Menunjukan perpindahan panas secara konveksi, konduksi dan radiasi.

- Menjelaskan Pengertian sumber energi bunyi

12,19,20

- Menjelaskan perambatan bunyi melalui zat padat, gas dan cair.

- Menjelaskan pengaruh udara terhadap gerak benda.

(9)

b. Dokumentasi

Sugiyono (2008) berpendapat bahwa dokumentasi merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen dapat berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya momentum dari seseorang. Pengumpulan data

dengan mengambil bukti-bukti berupa dokumen. Doumen-dokumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data jumlah siswa dan rekap nilai

dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Semester II SD Negeri

Kutowinangun 12. Teknik pengambilan data dengan dokumentasi ini

juga digunakan untuk pengambilan data pelaksanaan kegiatan

pembelajaran siklus I dan siklus II yaitu dalam bentuk foto-foto kegiatan

guru dan siswa di kelas saat menerapkan model pembelajaran guided

discovery.

c. Observasi

Menurut Poerwanti (2008) observasi merupakan kegiatan

mengevaluasi proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara formal

yaitu dengan menggunakan instrumen yang sengaja dirancang untuk

mengamati unjuk kerja dan kemajuan siswa, maupun dapat dilakukan

secara informal yaitu tanpa menggunakan instrument observasi. Dalam

penelitian ini jenis instrument yang digunakan yang digunakan pada saat

observasi yaitu chek list. Menurut Sanjaya (2013: 274) check list adalah

pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang diamati.

Dengan pedoman tersebut observer memberi tanda cek (√) untuk

menentukan ada atau tidaknya sesuatau berdasarkan pada pengamatan.

Check list digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama

kegiatan pembelajaran guided discovery pada mata pelajaran IPA.

Adapun lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam menerapkan

model pembelajaran guided discovery pada siklus I disajikan dalam tabel

(10)

Tabel 3.3

Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Guided Discovery

No Langkah-langkah Model Pembelajaran Guided Discovery oleh Guru

Ya Tidak

I. Tahap Kegiatan Awal

1. Guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa

untuk belajar

2. Guru menggali pengetahuan awal siswa (apersepsi)

3. Guru memotivasi siswa

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

di capai hari ini

5. Guru menjelaskan langkah-langkah model

pembelajaran guided discovery

II. Tahap Kegiatan Inti

1. Guru mengemukakan suatu permasalahan

2. Guru membimbing siswa merumuskan hipotesis

berdasarkan permasalahan yang telah diberikan

3. Guru membimbing siswa melakukan kegiatan

penyelidikan/pengematan dan diskusi untuk

memperoleh informasi yang diperlukan

4. Guru membimbing siswa berdiskusi, menjawab LKS

dan membuat kesimpulan

5. Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan

hasil penyelidikan/pengamatan

III. Tahap Penutup

1. Guru mengajak siswa mengevaluasi kegiatan

penyelidikan/pengamatan dan memberikan penguatan

konsep

2. Guru memberikan tugas lanjut dan memberikan soal

(11)

Tabel 3.4

Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Guided Discovery

No Aspek yang diamati Ya Tidak

I Pra Pembelajaran

1. Siswa menempati tempat duduknya masing-masing

2. Kesiapan menerima pembelajaran

II Kegiatan Awal Pembelajaran

1. Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan

kompentensi yang hendak dicapai

2. Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi

3. Siswa mampu menjawab rumusan masalah

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan Materi Pembelajaran

1. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan cara penggunaan media

2. Aktif bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung

3. Adanya interaksi positif antar siswa selama kegiatan penemuan

B. Strategi Dalam Model Pembelajaran

1. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan penemuan bersama

kelompok

2. Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan guru

3. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompok untuk

mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru

4. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompok untuk

mengerjakan LKS yang diberikan guru

5. Siswa termotivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran

6. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan

(12)

7. Siswa merasa senang menerima pelajaran

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Adanya interaksi positif siswa terhadap materi yang

disajikan dengan didukung media

2. Ketertarikan siswa terhadap materi yang dipelajari

setelah terlibat secara aktif dalam kegiatan penemuan

3. Siswa semakin jelas dengan materi yang dipelajari

setelah terlibat sevara aktif dalam kegiatan penemuan

D. Penilaian Proses dan Hasil

1. Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan percobaan

2. Siswa mempresentasikan hasil

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2002: 144). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi

rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang

dimaksud. Untuk mengetahui tingkat validitas suatu item yaitu dengan

melihat angka pada corrected item-total correlation.

Untuk menguji validitas suatu instrumen dalam penelitian ini

dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0, dengan kriteria suatu item instrumen

dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,20. (Ali, 1978: 105). Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan

apakah item valid atau tidak. Pedoman nilai koefisien korelasi menurut Ali,

(13)

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.00 – 0.20 Dianggap tidak ada validitas 0.21 – 0.40 Validitas Rendah

0.41 – 0.60 Validitas Sedang 0.61 – 0.70 Validita Tinggi 0.81 – 1.00 Validitas Sempurna

Untuk menguji validitas soal menggunakan program SPSS 16.0 Dari

hasil uji validitas soal formatif yang dilakukan dua kali pada siswa kelas IV

SD Negeri Sidorejo Lor 5 Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa.

Hasil uji validitas soal pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di

berikut ini.

a. Siklus I

Sebelum dilakukan uji validitas, jumlah soal yang dibuat berjumlah

25 soal pilihan ganda, kemudian diujikan kepada siswa yang berjumlah

26 orang. Setelah dihitung menggunakan SPSS 16.0 menghasilkan soal

valid berjumlah 20 soal. Hasil validitas dapat dilihat pada tabel 3.6 :

Tabel 3.6

Uji Validitas Soal Siklus I

Soal Formatif Siklus 1

Valid Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 24, 25

13, 18, 21, 22, 23

Berdasarkan tabel 3.6 di diketahui dari 25 butir soal yang valid ada

20 item yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16,

17, 19, 20, 24, 25 dan soal tidak valid 5 yaitu soal nomor 13, 18, 21, 22,

(14)

b. Siklus II

Pada siklus II jumlah soal yang dibuat oleh peneliti berjumlah 25

soal pilihan ganda, kemudian diujikan kepada siswa yang berjumlah 26

orang. Setelah dihitung menggunakan SPSS 16.0 menghasilkan soal

valid berjumlah 20 soal.

Tabel 3.7

Uji Validitas Soal Siklus II

Soal Formatif Siklus 1I

Valid Tidak Valid

1, 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 23, 24, 25

4, 5, 16, 19, 21

Berdasarkan tabel 3.7 diketahui dari 25 butir soal yang valid ada

21 item yaitu soal nomor 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18,

20, 23, 24, 25 dan soal tidak valid 4 yaitu soal nomor 4, 5, 16, 19, 21.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (

Syaifuddin Azwar, 2000 : 3). Instrumen butir soal yang tidak reliabel maka

tidak dapat konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran ini tidak

dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan tekhnik Formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan

program SPSS 16.0 for windows.

Menurut Azwar ( Purnomo, 2012: 34), untuk menentukan tingkat

reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dilihat pada tabel 3.7

(15)

Tabel 3.8

Kriteria Tingkat reliabilitas

Indeks Interprestasi

α ≤ 0,7 Tidak dapat diterima

0,7 ≤ α ≤ 0,8 Dapat diterima

0,8 ≤ α ≤ 0,9 Reliabilitas bagus

α ≥ 0,9 Reliabilitas menyenangkan

Berdasarkan teknik alpha pada tabel 3.8 nilai reliabilitas instrumen

yang dapat diterima harus lebih dari 0,7. Berikut ini tabel hasil uji

reliabilitas istrumen sebelum penelitian pada siklus I dan siklus II adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.9

Hasil Reliabilitas Soal Formatif Siklus 1

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.854 20

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 3.9 menunjukkan bahwa

instrumen ini diujikan pada 26 siswa sedangkan hasil reliabilitasnya dapat

dilihat pada kolom Cronbach’s Alpha sebesar 0,854 yang menyatakan

tingkat reliabilitasnya bagus, sedangkan kolom N of Items menunjukkan

jumlah soalnya yaitu 20. Hal ini membuktikan bahwa soal sudah termasuk

dalam kriteria reliable bagus. Sehingga data yang digunakan adalah reliabel

(16)

Tabel 3.10

Hasil reliabilitas soal evaluasi Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.880 20

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 3.10 menunjukkan bahwa

instrumen ini diujikan pada 26 siswa sedangkan hasil reliabilitas

menunjukkan bahwa pada kolom Cronbach’s Alpha sebesar 0,880 yang

menyatakan tingkat reliabilitasnya bagus, sedangkan kolom N of Items

menunjukkan jumlah soalnya yaitu 20. Hal ini membuktikan bahwa soal

sudah reliabel yang termasuk dalam kriteria reliabel bagus. Data yang

digunakan adalah reliabel dan dapat digunkan untuk penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan teknik statistik sederhana yakni

teknik deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar dari siklus I

dan siklus II yang meliputi prosentase ketuntasan belajar, nilai tertinggi,

nilai terendah, dan rata-rata dengan menggunakan KKM ≥ 65.

Analisis kuantitatif digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dilaksanakan setiap akhir

siklus. Untuk analisis data kuantitatif dilakukan penskoran pada tes yang

diberikan kepada siswa dalam mengukur pengetahuannya mengenai materi

tentang energi

Untuk pengolahan data hasil tes diperoleh dengan cara menjumlahkan

skor yang diperoleh kemudian dibagi skor ideal kemudian dikalikan

(17)

Tabel 3.11 Kualifikasi Nilai Siswa

Nilai Kualifikasi

≥ 65 Tuntas

< 65 Tidak Tuntas

3.8 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penggunaan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dinyatakan dapat berhasil meningkatkan hasil belajar apabila 80%

dari jumlah keseluruhan 20 siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 12

Gambar

Gambar 3.1  Model Spiral Penelitian Tindak Kelas
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi
Tabel 3.3 Lembar Observasi Kinerja Guru
Tabel 3.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa
+6

Referensi

Dokumen terkait

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 01 PANDEAN KOTA MADIUN.. SKRIPSI

Discussion on the administration of zakat will include the current rate of zakat, the power to collect it and contemporary issues including zakat on income and its method

Perubahan-perubahan penting dalam bidang produksi dan ekonomi di Eropa Barat pada abad ke 19 M telah mendorong seluruh dunia berada di bawah pengaruh industri mekanis

[r]

Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin pada permukaan laut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik,

berupa kilap logam dan memiliki belahan yang sempurna pecahan konkoidal cerat dari. mineral tersebut abu-abu tingkat kekerasan 2,5 skala

Fx S!nmrja, Undrng.Undrtrg l'lak HrltArdT EhYriB lderl, Trng!.pi i. dan MNukan rrds RUU Hok'Hak Abs-lm.h , Makalah Uil

Adalah suatu kegiatan ijtihad yang dilakukan seorang ulama mengenai hukum syara', dengan menggunakan metode istinbath hukum yang telah dirumuskan oleh imam mazhab, baik yang