• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN dan massa dan jenis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN dan massa dan jenis "

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai

mineral baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain

mempelajari sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, dan cara terjadinya dan

kegunaanya.

Mineral merupakan suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisik dan

kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada

umumnya seragam dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya, dan

mempunyai struktur kristal karakteristik yang tercermin dalam bentuk dan sifat

fisiknya.

Saat ini telah dikenal lebih dari 2000 mineral. Sebagian merupakan

mineral-mineral utama yang dikelompokkan sebagai Mineral Pembentuk Batuan.

Mineral-mineral tersebut terutama mengandung unsur-unsur yang menempati bagian terbesar

di bumi, antara lain unsur oksigen (O), silikon (Si), aluminium (AL), besi (Fe), kalsium

(Ca), sodium (Na), potasium (K) dan magnesium (Mg). Untuk mengidentifikasi mineral

perlu diketahui komposisi kimianya dan struktur kimianya. Akan tetapi lebih umum

digunakan adalah melihat sifat fisiknya. Di antara sifat-sifat mineral yang penting

adalah: bentuk kristal, bidang belah (cleavage), warna, coret (streak), kilap (lustre),

berat jenis, kekerasan dan pecahan-pecahan mineral. Oleh karena itu dilakukanya

praktikum mineralogi acara keempat, mengenai massa jenis suatu mineral karena

(2)

karena massa jenis setiap mineral itu berbeda-beda dan bisa di tentukan hanya

dengan melihat massa jenisnya.

1.2

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui tahapan-tahapan dalam menghitung massa jenis

b. Mengetahui massa jenis mineral yang diamati

1.3

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari praktikum ini adalah

a. Apa saja tahap-tahap dalam menghitung massa jenis ?

b. Bagaimana cara mengetahui massa jenis yang diamati ?

1.4

Ruang Lingkup Praktikum

Ruang lingkup dari praktikum ini yaitu mengenai massa jenis mineral dan

mempelajari tahapan-tahapan dalam menghitung massa jenis suatu mineral dan

mineral yang di hitung massa jenisnya hanya sebatas mineral yang di sediakan sebagai

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Mineral

Mineral dapat di definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat

secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,

dan atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis. Mineral

dapat di jumpai dimana-mana, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang

diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai

nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan

untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki

sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang

teratur di dalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh

bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang

dikenal sebagai kristal. Dengan demikian, kristal secara umum dapat didefinisikan

sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi

yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara

terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi (Noor, 2009).

Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat

mempelajari bagian yang padat dari bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar

yang padat dari bumi ini disebut litosfer, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan,

dengan mengambil lithos dari bahasa latin yang berarti batu, dan sphere yang berarti

selaput. Tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang kita ketahui sekarang. Beberapa

(4)

Contohnya adalah mineral Intan yang hanya terdiri dari satu jenis unsur saja yaitu

karbon. Garam dapur yang disebut mineral halit, terdiri dari senyawa dua unsur

natrium dan klorit dengan simbol NaCl. Setiap mineral mempunyai susunan

unsur-unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu (Noor, 2009).

2.2

Sifat Fisik Mineral

Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun

atom-atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia

tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat

dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu .

Sifat-sifat fisik yang dimaksudkan adalah (Sapiie, 2006):

2.3.1 Kilap

Kilap merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan

mineral saat terkena cahaya.

Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:

1. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau

kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam: Gelena,

Pirit, Magnetit, Kalkopirit, Grafit, Hematit

2. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:

a. Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti Intan.

b. Kilap Kaca (viteorus luster), misalnya pada Kuarsa dan Kalsit.

c. Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya

terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada Asbes,

(5)

d. Kilap Damar (resinous luster),memberi kesan seperti damar misalnya pada

Spharelit.

e. Kilap Mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada

Serpentin, Opal dan Nepelin.

f. Kilap Tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada Kaolin, Bouxit

dan Limonit.

Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat

dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan

membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan

dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas

2.3.2 Warna

Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan

tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat

berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan

pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat

(6)

Hitam: Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

2.3.3 Kekerasan

Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu

mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan

yang standar. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai

bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala

kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs.

Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai

skala 10 untuk mineral terkeras .

Tabel 2.1 Skala Kekerasan Mohs (Sapiie, 2006)

Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia

Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat

dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin

atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat

dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk

mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah.

Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara

(7)

2.3.5 Belahan

Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu

atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu

membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi

terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai

sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau

tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak

seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu

bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral

akan cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat

dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur.

Contoh mineral yang mudah membelah adalah Kalsit yang mempunyai tiga

arah belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:

a. Belahan satu arah, contoh: Muscovite.

b. Belahan dua arah, contoh: Feldspar.

c. Belahan tiga arah, contoh: Halite dan Calsite.

2.3.6. Pecahan

Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang

tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat

dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang

belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang

bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur.

Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:

a. Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan

(8)

b. Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya Abestos,

Augit, Hipersten

c. Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus,

contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.

d. Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang

kasar, Contoh: Magnetite, Hematite, Kalkopirite, dan Garnet.

e. Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur

runcing runcing. Contoh pada native elemen Emas dan Perak.

2.3.7. Berat Jenis

Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang

umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut

terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam

keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di

dalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama

dengan volume butir mineral tersebut(Setyobudi, 2010).

2.4

Pengertian Zat (Benda)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat terlepas dari benda. Misalnya, air

untuk mandi dan minum, udara untuk bernapas, dan pakaian untuk menutup badan.

Benda-benda itu merupakan zat, yaitu sesuatu yang memiliki massa dan menempati

ruangan (memiliki volume).

Jika sesuatu itu tidak memenuhi syarat sebagai zat maka sesuatu itu bukan zat.

Misalnya, nyala api, cahaya, dan panas. Zat dapat berwujud padat, cair, atau gas. Tiap

zat mempunyai sifat berbeda. Zat yang jenisnya sama akan mempunyai sifat yang

(9)

air murni di tempat lain; emas murni 500 gram di suatu tempat volumenya sama

dengan volume 500 gram emas murni di tempat lain. Sebaliknya, massa 1 Liter air

murni tidak sama dengan massa 1 Liter minyak tanah sebab kedua zat itu berbeda

jenisnya. Dua besaran, yaitu massa dan volume dapat dijadikan sebagai dasar untuk

menentukan karakteristik suatu benda. Jika kedu a besaran itu saling dibandingkan

maka akan diperoleh sebuah nilai yang merupakan ciri khas dari benda tersebut.

Angka ini akan berbeda untuk tiap jenis benda.

2.4.1 Pengertian Massa Jenis

Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin

tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.

Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total

volumenya.

2.4.2 Rumus Massa Jenis

Nilai perbandingan antara massa dan volume suatu benda disebut sebagai

besaran massa jenis atau kerapatan dan diberi simbol ρ.

p = m/v ...

(1.1)

2.1 Rumus massa jenis

Keterangan:

a. ρ = massa jenis atau kerapatan (kg /m3)

b. m = massa benda (kg)

c. V = volume benda (m3)

2.4.3 Satuan Massa Jenis

Satuan untuk besaran massa jenis dalam SI adalah kg/m3. Namun, satuan

(10)

massa jenis yang lain. Hubungan antara kedua satuan tersebut adalah sebagai

berikut.

1 g =

1000

1

kg dan 1 cm3 =

1

1.000.000

m3...

(1.2)

1g =

1000

1

/

1.000.000

1

kg/m3 = 1000 kg/m3...

(1.3)

1 kg/m3 = 0.001 g/cm3...

(1.4)

(11)

BAB III

AKTIVITAS PRAKTIKUM

3.1

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu:

1.1.1 Alat

1. Smartphone

Berfungsi untuk mengambil gambar mineral

Gambar 3.1 Smartphone

2. Text Book atau Literatur

Berfungsi sebagai sumber informasi untuk mengklasifikasikan bentuk kristal.

(12)

3. Alat tulis

Berfungsi untuk menulis laporan sementara

Gambar 3.3 Alat Tulis

4. Neraca, berfungsi untuk mengukur massa mineral yang diamati.

Gambar 3.3 Neraca

5. Gelas piala 500 ml, berfungsi untuk meletakkan sampel berukuran kecil setelah

diisikan air agar dapat membedakan volume awal dan volume akhirnya.

Gambar 3.4 Gelas Piala 500 ml

(13)

Gambar 3.5 Gelas Piala 1000 ml

7. Gelas ukur, berfungsi untuk mengukur volume akhir dari mineral yang diamati.

Gambar 3.6 Gelas Ukur

3.1.2 Bahan

Bahan atau objek praktikum adalah kristal mineral yang berbeda-beda

bentuknya.

1.

Kertas HVS, digunakan untuk mencatat lembar deskripsi penentuan berat jenis

mineral.

(14)

2. Sampel, berfungsi sebagai objek pengamatan.

Gambar 3.9 Sampel

3.

Aquades, berfungsi sebagai bahan untuk pengamatan volume mineral.

Gambar 3.10 Sampel

4.

Lembar deskripsi, mineral berfungsi untuk menulis hasil deskripsi penentuan

massa jenis sampel mineral.

Gambar 3.11 Lembar Deskripsi

(15)

Tahapan-tahapan dalam kegiatan praktikum, yaitu:

1. Mendeskripsi mineral berdasarkan lembar deskripsi

Gambar 3.12 Tahap Pendeskripsian Mineral

2. Menimbang massa mineral yang akan dideskripsi

Gambar 3.13 Tahap penimbangan massa mineral

3. Memasukan air ke dalam gelas piala lalu dihitung volume awalnya, kemudian

masukkan sampel ke dalam gelas piala, kemudian bandingkan perubahan

(16)

Gambar 3.14 Tahap pengukuran volume awal

4. Menghitung volume akhir pada gelas ukur, jika kurang jelas ukurannya maka

pindahkan air dari gelas piala sampai air pada volume awalnya agar bisa di lihat

perubahan volumenya.

Gambar 3.15 Tahap pengukuran volume akhir

5. Menghitung massa jenis berdasarkan massa dan volume mineral yang diamati

menggunakan.

6. Mengambil gambar pada setiap tahapan

(17)

BAB IV

tersebut kilap kaca dan memiliki belahan yang sempurna, pecahan konkoidal cerat dari

mineral tersebut putih dan tingkat kekerasannya 2,5 skala Mohs. Tingkat ketahanan

(tenacity) mineral tersebut brittle sistem kristal isometrik, dengan komposisi mineral

CaCO3. Mineral ini memiliki massa 138,9 gr dan volume 63 dan hasil hitungan di

dapatkan massa jenisnya 2,20 gr/m3, mineral ini adalah Kalsit.

Massa jenis yang di dapatkan adalah 2,20 gr/m3. Di bandingkan dengan Massa

jenis yang terdapat pada buku rocks and mineral dimana massa jenis kalsit adalah

2.71 gr/cm3. Perbedaan tersebut disebabkan oleh kesalahan dalam menghitung massa

atau dalam menghitung volumenya sehingga hasil massa jenis yang di dapatkan

kurang tepat.

4.1.3 Mineral B

Mineral ini memiliki komposisi kimia Fe2+Fe3+

2O4. Mineral ini memiliki warna

segar hitam dan warna lapuk coklat. Mineral ini memiliki kilap logam dan belahan yang

sempurna. Cerat dari mineral ini berwarna hitam dan tingkat kekerasannya 5,5-6,5

(18)

isometrik dan Mineral ini memiliki massa 129,7 gr dan volumenya 29 ml dan hasil

hitungan nya didapatkan massa jenisnya 4,803 gr/m3 . Mineral ini adalah Magnesit.

Massa jenis yang di dapatkan adalah 4,803 gr/cm3. Di bandingkan dengan

Massa jenis yang terdapat pada buku rocks and mineral dimana massa jenis magnetit

adalah 5.2 gr/cm3. Perbedaan tersebut disebabkan oleh kesalahan dalam menghitung

massa atau dalam menghitung volumenya sehingga hasil massa jenis yang di dapatkan

kurang tepat.

4.2 Stasiun 2

Stasiun 2, merupakan stasiun kedua kami, pada stasiun ini kami akan

mendiskripsi dua mineral yaitu:

4.2.1 Mineral A

Mineral ini memiliki warna segar putih dan warna lapuk coklat, memiliki kilap

kaca dan belahan yang sempurna, memiliki pecahan hackly, dan cerat putih, tingkat

kekerasan 6,5-7 skala Mohs. Tingkat ketahanan (tenacity) mineral tersebut brittle

sistem kristal heksagonal dengan komposisi mineral SiO2 Mineral ini memiliki massa

356,8 gr dan volume mineral tersebut 147 ml dan setelah di hitung dan di dapatkan

massa jenisnya 2,424 gr/cm3. Mineral ini adalah Kuarsa.

Massa jenis yang di dapatkan adalah 2,424 gr/cm3. Di bandingkan dengan

Massa jenis yang terdapat pada buku rocks and mineral dimana massa jenis magnetit

adalah 2.71 gr/cm3. Perbedaan tersebut disebabkan oleh kesalahan dalam menghitung

massa atau dalam menghitung volumenya sehingga hasil massa jenis yang di dapatkan

(19)

Mineral memiliki warna segar abu-abu dan lapuk abu-abu, kilap dari mineral ini

berupa kilap logam dan memiliki belahan yang sempurna pecahan konkoidal cerat dari

mineral tersebut abu-abu tingkat kekerasan 2,5 skala Mohs. tingkat ketahanan

(tenacity) mineral tersebut brittle sistem kristal isometrik, dengan komposisi mineral

PbS mineral ini memiliki massa 246,9 gr dan volume 50 dan hasil hitungan di dapatkan

massa jenis 4,938 gr/m3.

Massa jenis yang di dapatkan adalah 4,938 gr/cm3. Di bandingkan dengan

Massa jenis yang terdapat pada buku rocks and mineral dimana massa jenis magnetit

adalah 7,2-7,6 gr/cm3. Perbedaan tersebut disebabkan oleh kesalahan dalam

menghitung massa atau dalam menghitung volumenya sehingga hasil massa jenis

yang di dapatkan kurang tepat.

4.2.3 Mineral C

Mineral ini memiliki warna segar hijau dan warna lapuk hijau gelap dan cerat

berwarna putih. Mineral ini memiliki kilap nonlogam dan belahannya tidak jelas,

pecahannya konkoidal. Tingkat kekerasannya 4 skala Mohs, sistem kristal monoklin

dan komposisi mineral tersebut Mg6(Si4O10)(OH), mineral ini memiliki massa 139 gr dan

volumenya 63 ml dan hasil hitungan yang di dapat menunjukan massa jenis 2,20

gr/cm3. Mineral ini adalah serpentin.

Massa jenis yang di dapatkan adalah 2,20 gr/cm3. Di bandingkan dengan Massa

jenis yang terdapat pada buku rocks and mineral dimana massa jenis magnetit adalah

2.71 gr/cm3. Perbedaan tersebut disebabkan oleh kesalahan dalam menghitung massa

atau dalam menghitung volumenya sehingga hasil massa jenis yang di dapatkan

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:

1. Sifat-sifat fisik dari suatu mineral umumnya adalah kilap (luster),warna (colour),

kekerasan (hardness), cerat (streak), belahan (cleavage), pecahan (fracture),

bentuk kristal (crystal form), berat jenis (specific gravity), dan sifat dalam

magnesit, kelistrikan.

2. Jenis-jenis mineral logam yang di ketahui antara lain Rhodokrorsit, Galena,

Magnetit, Pirit, Bornit, Kalkopirit.

5.2

Saran

Adapun saran yang di berikan dari pratikan:

1. Saran untuk Dosen, dapatkah bapak membawakan materi dengan cara yang

lebih menarik, agar mahasiswa lebih bersemangat dalam pembelajaran.

2. Saran untuk Asisten, untuk tetap mempertahankan sifat bainya kepada para

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Noor, Djauhari. 2008. Edisi pertama Pengantar geologi. Universita pakuan, bogor.

Gambar

Tabel 2.1 Skala Kekerasan Mohs (Sapiie, 2006)
Gambar 3.8 Kertas HVS
Gambar 3.11  Lembar Deskripsi
Gambar 3.13 Tahap penimbangan massa mineral
+2

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang dikemukakan 5, Sutiyah ('') dapat diketahui bah+a nilai kerapatan dari minyak goreng yang paling keil yaitu pada minyak goreng yang sudah dipakai dua kali, dan

Dan hal ini juga diduga karena media tanam yang diberi abu vulkanik belum terurai dengan sempurna sehingga pelepasan mineral dan unsur hara tidak berjalan

Hardening adalah perlakuan panas yang bertujuan untuk memperoleh kekerasan maksimum pada logam baja... LABORATORIUM

Tanah gambut dengan tingkat kematangan hemik memiliki kandungan bahan organik yang juga tinggi hanya saja bahan organik tersebut belum melapuk secara sempurna sehingga

Pada menit ketiga logam Zn berubah menjadi warna abu – abu kehitaman, warna larutan CuSO 4 masih tetap biru bening dan mulai muncyl serbuk dipinggiran logam. Pada menit kelima

Fragmen dapat berupa butiran mineral yang berukuran lebih dari 2 mm maupun batuan lain (beku, sedimen, metamorf). Semen biasanya tersusun oleh mineral-mineral

Keris Tipe 1 yang memiliki persentase Fe kurang dari 70% menghasilkan senjata dengan tingkat kekerasan rendah (3,7 skala Mohs), sementara senjata lain yang memiliki kandungan

Singkapan ini merupakan singkapan batuan beku berwarna abu gelap, sama seperti pada singkapan sebelumnya H1/L4 yang memiliki proses pengendapan berupa autobreksia karena memiliki