KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI ACARA IV: MASSA JENIS MINERAL
ABDI PARENTS TAMBOTO D111 24 1081
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA
2025
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. yang telah memberikan rahmat, hidayah-Nya, kesehatan, dan kenikmatan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum Kristalografi dan Mineralogi acara IV massa jenis mineral dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam kita panjatkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi wa sallam. Karena atas kasih dan pertolongan-Nya lah sehingga praktikum Kristalografi dan Mineralogi dapat berjalan dengan baik. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, penunjuk, maupun pedoman bagi para pembacannya.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Sufriadin, M.T., dan Bapak Dr. Ir. Irzal Nur, M.T., selaku dosen pengampu mata kuliah Kristalografi dan Mineralogi. Tidak lupa pula penyusun mengucapkan banyak terima kasih untuk teman-teman atas dukungannya, terutama teman-teman kelompok yang banyak membantu hingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini. Penyusun juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Laporan praktikum ini, penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan praktikum yang akan datang. Penyusun juga mengharapkan agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Gowa, April 2025
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN PRAKTIKUM...1
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR GAMBAR...iv
DAFTAR TABEL...v
DAFTAR LAMPIRAN... vi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Tujuan dan manfaat...2
1.3 Teori... 2
1.4 Ruang lingkup... 15
BAB II METODOLOGI PRAKTIKUM...16
2.1 Alat dan Bahan...16
2.2 Prosedur praktikum...21
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...26
3.1 Hasil...26
3.2 Pembahasan...27
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...37
4.1 Kesimpulan...37
4.2 Saran... 38
DAFTAR PUSTAKA...39 LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Nomor urut ...Halaman
1. Mikroskop polarisasi (Sutarto, Soesilo, Sutanto, & Yudiantoro, 2019)...2 2. Metode pengamatan mikroskop polarisasi (Sutarto dkk., 2019)...3
DAFTAR TABEL
Nomor urut Halaman
1.Skala Mohs... 6 2.Hasil deskripsi mineral logam...22
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor urut Halaman
1. Tugas pendahuluan... 36
2. Respon...51
3. Laporan sementara...56
4. Lembar deskripsi... 64
5. Dokumentasi... 73
6. Kartu Asistensi... 75
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari kristal, susunan atom yang membentuk kristal, titik kisi dan sel unit yang menjadi satuan penyusun kristal mineral, dan indeks Miller dalam penggambaran bidang kristal. Mineralogi adalah cabang ilmu geologi yang membahas kimia, struktur kristal, dan karakteristik fisik maupun optik mineral yang bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan, keterdapatan, dan juga pemanfaatannya. Sifat-sifat fisik seperti kekerasan, kilau, dan belahan yang dimiliki mineral tersebut, dapat digunakan untuk membedakan satu jenis mineral dari yang lain.
Proses kristalisasi yang terjadi selama pembentukan mineral juga memainkan peran penting dalam menentukan bentuk kristal dan sifat fisiknya, yang pada akhirnya mempengaruhi kegunaan mineral tersebut dalam berbagai bidang industri, seperti bahan baku logam, produk kimia, bahan bangunan, dan pemanfaatan yang baik dalam berbagai industry. Mineral sendiri terdiri dari unsur-unsur yang bersenyawa. Unsur dalam hal ini adalah benda yang tak dapat lagi dipisahkan secara kimia. Atom adalah partikel terkecil dari suatu unsur yang memiliki sifat-sifat unsur tersebut dan terlalu kecil untuk dapat dilihat meskipun menggunakan mikroskop(Winarno dan Marin, 2020).
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya membentuk batuan baik dalam bentuk lepas atau padu. Mineral dibagi menjadi tiga sesuai pemanfaatannya yaitu, mineral logam, mineral bukan logam dan mineral batuan, dapat dibagi menjadi berbagai jenis, termasuk mineral logam, mineral nonlogam, mineral ikutan, dan mineral pengganggu. Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian yang padat dari Bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari Bumi ini disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil lithos dari bahasa latin yang berarti batu, dan sphere yang berarti selaput.
Salah satu mineral yang akan dijelaskan adalah mineral logam (Agustinus, 2019). Dalam studi geologi, digunakan alat yang bernama mikroskop polarisasi. Mikroskop polarisasi adalah mikroskop yang digunakan dalam pembelajaran spesimen geologi, khususnya pada pengamatan sayatan tipis dari batuan. Jenis mikroskop polarisasi memiliki bentuk yang hampir sama dengan mikroskop pada umumnya, namun fungsinya tidak hanya memperbesar benda-benda mikro dan menggunakan cahaya biasa, pada mikroskop polarisasi cahaya yang digunakan adalah cahaya terpolarisasi untuk mengamati sifat- sifat optik mineral (Mulyaningsih, 2018).
Pemahaman tentang mikroskop polarisai mineral merupakan aspek penting yang harus dikuasai oleh mahasiswa teknik pertambangan. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui terdapat banyak mikroskop yang bisa digunakan untuk melihat atom atau partikel terkecil dari suatu unsur. Akan tetapi, untuk melihat mineral-mineral yang terkandung dalam batuan maupun atom-atom dengan unsur terkecil pada mineral kita menggunakan mikroskop polarisasi. Oleh karena itu, dilakukan pratikum ini agar mahasiswa Teknik perrtambangan untuk mengetahui lebih dalam tentang bagaimana cara penggunaan mikroskop polarisasi.
1.2 Teori
Adapun beberapa teori pada parktikum ini yang perlu diketahui, yaitu:
1.2.1 Mineral Transparan
1.2.2 Mikroskop Polarisasi
Mikroskop polarisasi merupakan salah satu jenis mikroskop cahaya yang memanfaatkan cahaya terpolarisasi dalam menganalisis sifat optik mineral. Umumnya, mikroskop polarisasi ini digunakan untuk melakukan pengamatan terhadap sifat mineral anisotropik (birefringence). Alat ini banyak digunakan dalam bidang geologi, mineralogi, biologi, farmasi, dan material science untuk mengidentifikasi struktur kristal, serat, polimer, dan bahan lainnya yang memiliki sifat optik anisotropik (Nesse, 2012). Gambar dari mikroskop polarisasi dapat dilihat pada Gambar berikut.
Gambar 1. Mikroskop polarisasi (Sutarto, Soesilo, Sutanto, & Yudiantoro, 2019)
Mikroskop polarisasi ini bekerja berdasarkan prinsip pembiasan ganda (birefringence), di mana cahaya terpolarisasi yang melewati sampel anisotropik akan terurai menjadi dua sinar dengan indeks bias berbeda, menciptakan pola interferensi berwarna ketika diamati melalui analizer. Cahaya dari sumber melewati polarizer (biasanya terorientasi pada arah Timur-Barat), sehingga hanya cahaya yang bergetar dalam satu bidang (cahaya terpolarisasi linier) yang diteruskan ke sampel. Ketika cahaya terpolarisasi melewati bahan anisotropik (misalnya mineral kristalin), cahaya tersebut terpecah menjadi dua sinar dengan kecepatan dan indeks bias berbeda (sinar biasa dan sinar luar biasa). Perbedaan kecepatan ini
menyebabkan perbedaan fase (retardasi) antara kedua sinar. Sinar yang telah melewati sampel kemudian bertemu dengan analizer (polarizer kedua yang dipasang bersilangan, biasanya Utara-Selatan). Jika kedua sinar memiliki retardasi tertentu, mereka akan berinterferensi, menghasilkan pola warna dan kilau (interference colors) yang khas sesuai skala warna Newton. Warna ini membantu mengidentifikasi sifat optik mineral, seperti ketebalan, indeks bias, dan orientasi kristal (Nesse, 2012).
Dalam praktiknya, pengamatan dengan mikroskop polarisasi melibatkan dua metode utama, yaitu pengamatan orthoskopik untuk analisis morfologi butir mineral dan pengamatan konoskopik untuk mempelajari sifat sumbu optik mineral, termasuk menentukan apakah mineral bersifat uniaxial atau biaxial. Kemampuan ini menjadikan mikroskop polarisasi sebagai instrumen tak tergantikan dalam studi mineral, batuan, serta material kristalin lainnya (Nesse, 2012). Adapun metode pengamatan yang digunakan dalam pengamatan dengan mikroskop polarisasi dapat dilihat pada Gambar berikut.
Gambar 2. Metode pengamatan mikroskop polarisasi (Sutarto dkk., 2019) 1.2.3 Nikol Sejajar
1.2.4 Nikol Silang
1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Praktikum
Praktikum kali ini memiliki memiliki beberapa tujuan untuk dicapai yaitu sebagai berikut:
1. Mempelajari dan memahami berbagai bentuk kristal.
2. Mengidentifikasi sistem kristal berdasarkan karakteristik sisi dan sudutnya.
3. Mengidentifikasi contoh mineral yang termasuk dalam setiap kelompok siistem kristal.
1.3.2 Manfaat Praktikum
Praktikum pengenalan mikroskop, terutama mikroskop polarisasi untuk mineral transparan, memberikan manfaat fundamental dalam memahami sifat-sifat optik mineral yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang atau mikroskop biasa. Melalui praktikum ini, praktikan atau peneliti dapat mempelajari karakteristik mineral seperti birefringence, pleokroisme, warna interferensi, dan sudut pemadaman, yang sangat penting dalam identifikasi dan klasifikasi mineral. Selain itu, praktikum ini melatih keterampilan dalam mengoperasikan mikroskop polarisasi.
1.4 Ruang lingkup
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM 2.1 Alat dan Bahan
2.2 Prosedur praktikum
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
4.2.1 Saran untuk laboratorium
1. Menyediakan tempat untuk menyimpan tas seperti loker 2. Menyediakan lebih banyak rak sepatu
3. Tetap menjaga kebersihan laboratorium.
4.2.2 Saran untuk Asisten
1. Memperbaiki prosedur praktikum agar lebih efektif.
2. Selalu memastikan para praktikan paham dengan praktikum yang dikerjakan.
3. Memberikan waktu yang cukup untuk menjawab soal respon 4.2.3 Saran untuk praktikan
1. Selalu tepat waktu agar bisa mengikuti percobaan.
2. Berhati-hati dalam menggunakan alat dan bahan dalam laboratorium.
3. Lebih giat dalam belajar untuk persiapan perobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Evans, O. C., & Hanson, G. N. (1993). Accessory-mineral fractionation of rare earth element (REE) abundances in granitoid rocks. Chemical Geology, 110(1-3), 69- 93.
Graha. (2013). Batuan dan Mineral. Nova. Bandung.
Hafner M, Wochner A (2020) How tectonic shifts in global energy are affecting global governance. In Grigoriev L, Pabst A (eds.) Global governance in transformation.
Springer, Berlin, pp 147–162
Hamilton, J. L., Wilson, S., Morgan, B., Harrison, A. L., Turvey, C. C., Paterson, D. J., ... &
Southam, G. (2020). Accelerating mineral carbonation in ultramafic mine tailings via direct CO2 reaction and heap leaching with potential for base metal enrichment and recovery. Economic Geology, 115(2), 303-323.
Hartosuwarno, S. (2021). Endapan Mineral. Yogyakarta: Fakultas Teknik Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
Hidayanti, F.(2021). Buku Ajar-Kimia Dasar: Aplikasi Rekayasa Kimia.
Hyler, N. W. (1978). Rocks and Minerals.New York' Grosset & Dunlap.
Klein, C., & Dutrow, B. (2007). Manual of Mineral Science (23rd ed.). John Wiley & Sons.
Kuncoro, P. B. (2013). Geometri Lapisan Batubara. Yogyakarta: Proseding seminar tambang UPN Veteran Yogyakarta.
Lintjewas, L., Setiawan, I., & Al Kausar, A. (2019). Profil endapan nikel laterit di daerah Palangga, provinsi Sulawesi Tenggara. Riset Geologi dan Pertambangan- Geology and Mining Research, 29(1), 91-104.
Noor, Djauhari. (2019). Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan.
Noor, Djauhari. (2012). Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan.
Stanton, M. F., Layard, M., & Branch, B. (1978). The carcinogenicity of fibrous minerals.
In Workshop on Asbestos: definitions and measurement methods. National Bureau of standards special publication (Vol. 506, pp. 143-151).
Suprapto, S. J. (2006). Geokimia regional Sulawesi bagian Utara percontoh endapan sungai aktif-80 mesh. Indonesian Journal on Geoscience, 1(2), 73 82.
Suryani, E., & Ritung, S. (2018). Tanah-tanah Dari Batuan Ultrabasik di Sulawesi:
Kandungan Logam Berat dan Arahan Pengelolaan untuk Pertanian. Jurnal Tanah dan iklim, 42(2), 111-112.
DAFTAR PUSTAKA
Nesse, W. D. (2012). Introduction To Mineralogy. Oxford: Oxford University Press.
Sutarto, Soesilo, J., Sutanto, & Yudiantoro, D. F. (2019). Mineralogi Optik. Yogyakarta:
Fakultas Teknologi Mineral UPNVY.