• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG "MINERAL ALTERASI"

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TENTANG "MINERAL ALTERASI""

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG "MINERAL ALTERASI"

SIFAT OPTIK MINERAL ALTERASI (MINERAL TRANSPARAN)

Zona Alterasi Hidrotermal dapat dibagi menjadi lima (5) zona berdasarkan kumpulan mineral ubahan yaitu :

1. Zona Potasik

Merupakan alterasi yang ada pada bagian dalam dari suatu sistim hidrotermal dengan kedalaman bervariasi yang umumnya lebih dari beberapa ratus meter.

Dicirikan oleh ubahan mineral Biotite sekunder, K-Feldspar, Kuarsa, serisit dan magnetit. Mineral logam berupa sulfida berupa Kalkopirite dan Pyrite dengan perbandingan 1 : 1 hingga 1 : 3, bentuk endapan dapat dijumpai dalam bentuk mikroveiletmaupun veinlet serta dalam bentuk disseminated.

Pembentukan Biotite sekunder ini dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral mafik terutama mineral hornblende dengan larutan hidrotermal yamng kemudian menghasilkan biotite, feldspar maupun piroksin, reaksinya sebagai berikut :

Ca2(Mg,Fe,Al)5(OH)2(Si,Al)4O11 + SiO2 + 13O2+6K+

Hornblende Kuarsa

K2(mg,Fe)2(OH)2AlSi3O10 + 4KalSi3O8 + Ca (Mg,Fe)(SiO3)2(Al,FeO3)2

Biotite Feldspar Augite 2Mg2+ + Ca2+

Selain biotisasi tersebut, mineral klorit muncul sebagai penciri zona ubahan potasik ini, Klorit merupakan mineral ubahan dari mineral mafik terutama pyroksin, hornblende, maupun biotit, hal ini dapat dilihat bentuk awal dari mineral piroksin dengan jelas mineral tersebut telah mengalami ubahan menjadi klorit. Pembentukan mineral klorite ini pada reaksi antara mineral pyroksin dengan larutan hydrothermal yang membentuk klorite, feldspar serta mineral logam berupa magnetite dan hematit.

Serisit dijumpai dalam jumlah yang sedikit dimana mineral ini merupakan mineral ubahan dari mineral feldspard yang merupakan mineral primer penyusun batuan.

(2)

Kumpulan mineral Biotite, Klorite, serisit, k-feldspard, kuarsa yang dijumpai pada zona potasik ini terbentuk pada kondisi dimana kandungan Fe dan Mg terus bertambah pada tekanan gas tertentu, sedangkan komposisi ubahan k – feldspar dan serisit yang stabil terbentuk pada kondisi magmatik akhir dan hidrotermal awal.

Mineral yang dijumpai pada zona ubahan potasik ini umumnya berbentuk menyebar dimana mineral tersebut merupakan mineral – mineral sulfida yang dalam pengamatan megaskopis terdiri atas pirit maupun kalkopirite dengan perimbangan yang relatif sama. Mineral lainnya berupa Azzurite dan Barite. Disamping berbentuk menyebar, mineralisasi dijumpai juga dalam bentuk veinlet maupun mikroveinlet mineral yang mengisi dalam bentuk ini umumnya berupa kuarsa serta mineral sulfida pirite dan kalkopiriote.

Bentuk mineralisasi yang menyebar dan veinlet yang dijumpai pada zona potasik ini disebabkan oleh pengaruh metasomatik atau rekristalisasi yang terjadi pada batuan induk ataupun adan intervensi dari larutan magma sisa (larutan hidrotermal) melalui rekahan batuan ataupun melauli pori – pori batuan dan seterusnya berdifusi dan mengkristal pada rekahan pada batuan ataupun pori batuan.

Adapun Sifat Optik Mineral Alterasi pada Zona Potasik yaitu:

BIOTIT

 Sifat Fisik : Warna putih, kekerasan 2,5 – 3 skala mohs, cerat putih, belahan 1 arah, bentuk lembaran, kilap kaca, dapat ditembus oleh cahaya, densitas 2.7 – 3.3 g/cm3, berbentuk tabular dan rhombohedral..

 Komposisi Kimia : Komposisi kimia yang penting Al, K, H, O, S; merupakan salah satu mineral anggota grup Alunite, mengandung sulfat; rumus kimia KAl3[(OH)3[SO4]2.

 Sifat Optik : Sifat optik pada mineral ini ditunjukkan dengan sistem kristal trigonal, termasuk dalam kelas diagonal pyramidal kilap kaca, tidak mempunyai kembaran, optik (α = 1.570-1.63, β= 1.61-1.7, γ = 1.61-1.7).

 Lingkungan Pembentukan : mineral ini terubah dan terbentuk di dalam batuan beku, seperti granit sampai gabro yang mengalami proses metamorfisme, selain itu ditemukan pada berbagai pegmatite dan dalam lava serta batuan metamorf.

(3)

SERISIT

Sifat Fisik ;Tidak berwarna – putih; kekerasan 5.5 – 6 skala mohs; kilap kaca; dapat ditembus oleh cahaya; pecahan conchoidal; cerat putih.

Komposisi Kimia : Rumus kimia Ca[Al2Si4O12].2H2O.

Sifat Optik ;Sistem kristal monoclinic dengan kelas kristal prismatic, surface relief sedang, optic nα = 1.498 nγ = 1.502

2. Zona serisitisasi (philik)

Merupakan zona alterasi yang terletak pada bagian luar dari zona potasik, dicirikan oleh kumpulan mineral ubahan serisit dan kuarsa sebagai mineral utama dengan pirit yang melimpah dan sejumlah anhiodrite. Alterasi ini berhubungan dengan tingginya rekahan bentuk endapannya berupa vein maupun veinlet yang diisi oleh serisit, kuarsa dan mineral sulfida.

Penciri utama zona ini adalah munculnya mineral serisit secara intensif serta mineral kuarsa ubahan (sekunder). Zona ubahan ini ditandai oleh munculnya mineral berupa mineral lempung, sedangkan biotite sekunder dan klorite dijumpai dalam jumlah yang sedikit.

Melimpahnya serisit pada zona ini merupakan hasil ubahan dari mineral palgioklas dan ortoklas yang menyusun batuan, reaksi kimianya sebagai berikut :

3KalSi3O8 + 2H+ Kal3Si3O10(OH)2 + 6SiO2 + 2 K+ Feldspar Serisit Kuarsa Kuarsa juga dapat terbentuk dari reaksi feldspar dengan piroksin :

KalSi3O8 + Ca (Mg,Fe)(siO3)2 + 2S4O2 FeS2+2SiO2+3K+Mg Feldspar Piroksin Pirit Kuarsa

(Si3Al)O10 (OH)8 + Ca2+

Klorite

Mineral sulfida pada zona ini didominasi oleh Pyrite dimana kandungan pyrite tersebut semakin berkembang kearah luar zona ini.

(4)

Adapun Sifat Optik Mineral Alterasi pada Zona Serisitisasi yaitu:

SERISIT

Sifat Fisik : Tidak berwarna – putih; kekerasan 5.5 – 6 skala mohs; kilap kaca; dapat ditembus oleh cahaya; pecahan conchoidal; cerat putih.

Komposisi Kimia : Rumus kimia Ca[Al2Si4O12].2H2O.

Sifat Optik : Sistem kristal monoclinic dengan kelas kristal prismatic, surface relief sedang, optic nα = 1.498 nγ = 1.502

3. Zona Propilitik

Zona ini berkembang pada bagian luar dari zona alterasi, yang dicirikan oleh kumpulan mineral epidot maupun karbonat dan juga klorite. Alterasi ini dipengaruhi oleh penambahan unsur H dan CO2. Mineral logam pirite mendominasi zona ini dimana keterdapatannya dijumpai mengganti fenokris piroksin maupun hornblende, sedangkan kalkopirite jarang dijumpai.

Pada pengamatan lapangan, batuan yang termasuk pada zona ini umumnya menampakan warna abu – abu hingga abu – abu kehijauan, hal ini disebabkan oleh ubahan dari mineral penyusun batuan menjadi mineral yang umumnya berwarna hijau yaitu kloriote dan epidot.

Adapun Sifat Optik Mineral Alterasi pada Zona Propilitik yaitu:

CHLORITE

 Sifat Fisik : secara umum mineral ini berwarna hijau , kekerasan 2 – 2,5 skala mohs; kilap tanah/lilin; pecahan sub-conchoidal ; densitas 2.6 – 3.3 g/cm3; belahan 2 arah; tidak dapat ditembus oleh cahaya; cerat tidak mempunyai warna, bentuk prismatik

 Komposisi Kimia : Komposisi kimia yang penting Al, H, O, Si; mengandung unsur silikat dan aluminum; rumus kimia Al2Si2O5(OH)4..

 Sifat Optik : Sistem kristal monoclinic, kelas kristal pedial, pleokroisme lemah tidak tampak, mempunyai surface relief rendah, optik (α = 1.570-1.66, β= 1.57-1.67, γ = 1.57-1.67).

(5)

 Lingkungan Pembentukan : Terbentuk karena alterasi dari metamorfosa tingkat rendah dan alterasi hidrotermal dari mineral besi, magnesium silikat. Sebagian besar di temukan pada batuan beku maupun metamorf.

4. Zona Argilik

Zona ini terbentuk akibat rusaknya unsur potasium, kalsium dan magnesium menjadi mineral lempung. Zona ini dicirikan oleh mineral lempung, kuarsa dan karbonat. Unsur potassium, kalsium dan magnesium dalam batuan berubah menjadi montmoriloni, illit, hidromika dan klorite. Pada bagian atas dari zona ini terbentuk zona advance argilik pada kondisi fluida yang lebih asam dibandingkan zona argilik.

Zona ini tidak selalu hadir, dicirikan oleh mineral kuarsa, silica amor seperti andalusit, alunit, dan korundum. Kehadiran mineral sulfida tidak intensif dijumpai, kandungan pirite sekitar 2%.

Adapun Sifat Optik Mineral Alterasi pada Zona Argilik yaitu:

ILLIT

Sifat Fisik : sifat fisik mineral ini secara umum ditunjukkan dengan warna keputihan ; dengan kekerasan 1 – 2 skala mohs; kilap seperti mutiara; pecahan micaeous ; densitas 2.61 g/cm3; belahan 1 arah; dapat ditembus oleh cahaya; cerat putih.

Komposisi Kimia : Komposisi kimia yang penting Al, H, K, O, Si; mengandung unsur Filosilikat; rumus kimia mineral ini adalah K0.65A2I[Al0.65Si3.35O10](OH)2..

Sifat Optik : Sistem kristal yang ditunjukan pada mineral ini adalah sistem monoclin, kelas kristal prismatic, pleokroisme lemah (tidak tampak), mempunyai surface relief rendah.

Lingkungan Pembentukan : Terbentuk karena alterasi hidrotermal dari muskovit, fengit dan perubahan dari smektit. Terbentuk di dalam endapan-endapan lempung.

CHLORITE

 Sifat Fisik : secara umum mineral ini berwarna hijau , kekerasan 2 – 2,5 skala mohs; kilap tanah/lilin; pecahan sub-conchoidal ; densitas 2.6 – 3.3 g/cm3; belahan 2 arah; tidak dapat ditembus oleh cahaya; cerat tidak mempunyai warna, bentuk prismatik

(6)

 Komposisi Kimia : Komposisi kimia yang penting Al, H, O, Si; mengandung unsur silikat dan aluminum; rumus kimia Al2Si2O5(OH)4..

 Sifat Optik : Sistem kristal monoclinic, kelas kristal pedial, pleokroisme lemah tidak tampak, mempunyai surface relief rendah, optik (α = 1.570-1.66, β= 1.57-1.67, γ = 1.57-1.67).

 Lingkungan Pembentukan : Terbentuk karena alterasi dari metamorfosa tingkat rendah dan alterasi hidrotermal dari mineral besi, magnesium silikat. Sebagian besar di temukan pada batuan beku maupun metamorf.

5. Alterasi Skarn

Alterasi ini terbentuk akibat adanya kontak antara batuan sumber dengan batuan karbonat, zona ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan kandungan mineral karbonat. Pada kondisi yang kurang akan air, zona ini dicirikan oleh pembentukan mineral garnet, klinopiroksin dan wallasonite serta mineral magnetit dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan pada kondisi yang kaya akan air, zona ini dicirikan oleh kehadiran mineral klorite, tremolit, aktinolit, dan kalsit dari larutan hidrotermal.

Proses pembentukan skarn akibat urutan kejadian – metasomatisme – retrogradasi:

- Isokimia : Meruipakan transfer panas antara larutan magma dengan batuan samping. Proses ini H2O dilepas dari intrusi dan CO2 dari batuan samping karbonat.

Proses ini sangat dipengaruhi oleh temperatur, komposisi dan tekstur hots rocksnya - Metasomatisme : Pada tahap ini terjadi eksolusi larutan magma ke batuan

samping yang karbonat sehingga terbentuk kristalisasi pada bukaan – bukaan yang dilewati larutan – larutan magma.

- Retrogradasi : merupakan yahap dimana larutan magma sisa telah menyebar pada batuaa samping dan mencapai zona kontak dengan water table sehingga air tahan turun bercampur dengan larutan.

Adapun Sifat Optik Mineral Alterasi pada Zona Argilik yaitu:

(7)

KALSIT

 Sifat Fisik : Secara megaskopis mineral ini berwarna putih, kuning,dan merah;

kekerasan 3 skala mohs; cerat putih; pecahan uneven/irrengular ; densitas 2.711 g/cm3; belahan 1 arah; kilap kaca, dapat ditembus oleh cahaya.

 Komposisi Kimia : Komposisi kimia yang penting C, Ca, O; merupakan anggota dari Calcite grup mineral; mengandung unsur karbonat; rumus kimia CaCO3. Mineral ini kaya terhadap kandungan kalsium sehingga dalam proses pelarutan dengan mineral asam ia sangat cepat beraksi

 Sifat Optik.

Sistem kristal trigonal, termasuk dalam kelas hexagonal scalenohedral, optik nω = 1.640 – 1.660 nε = 1.486.

 Lingkungan Pembentukan.

 Terbentuk di laut, sebagai nodul dalam batuan sedimen, selain itu juga bisa terbentuk pada urat-urat hydrothermal sebagai mineral gang di dalam berbagai batuan beku.

CHLORITE

 Sifat Fisik : secara umum mineral ini berwarna hijau , kekerasan 2 – 2,5 skala mohs; kilap tanah/lilin; pecahan sub-conchoidal ; densitas 2.6 – 3.3 g/cm3; belahan 2 arah; tidak dapat ditembus oleh cahaya; cerat tidak mempunyai warna, bentuk prismatik

 Komposisi Kimia : Komposisi kimia yang penting Al, H, O, Si; mengandung unsur silikat dan aluminum; rumus kimia Al2Si2O5(OH)4..

 Sifat Optik : Sistem kristal monoclinic, kelas kristal pedial, pleokroisme lemah tidak tampak, mempunyai surface relief rendah, optik (α = 1.570-1.66, β= 1.57-1.67, γ = 1.57-1.67).

 Lingkungan Pembentukan : Terbentuk karena alterasi dari metamorfosa tingkat rendah dan alterasi hidrotermal dari mineral besi, magnesium silikat. Sebagian besar di temukan pada batuan beku maupun metamorf.

ALTERATION COLOURS

(8)

ALTERATION STYLE

CODE MINERAL ASEMBLANGE KEY MINERAL (S) MAP

COULOR

”PROPYLITIC” Prop Epidot,chlorite+Illite, Illite- smectite,carbonate

anhydrite,clay,quartz,pyrite

Chlorite, epidote Dark green

”POTASSIC” Pot K-

spar/albit,biotite+magnetite,

Chlorite, sericite,anhydrite

K – spar, Biotite Red

”PHYLLIC/

SERICITIC”

Phy Sercite,Illite+quartz,adularia,

Smectile, anhydrite,pyrite

Sericite, Illite Pale blue

« ARGILLIC » Arg Clay’s :kaolinite,dickite,smevti

Te + Pyrite, gypsum.

Kaolinite + Pyrite Tan

« PORPHYRY- RELATED ADVANCED ARGILIC »

Adarg Kaolinite,dickite,

alunite,pyropillite,vuggy silica,pyrite,gypsum

Kaolinite-

dickite,alunite,vuggy sillica

Yellow

“SILICIFICATION” Sil Quartz (>30%, vol) Quartz Pink

http://edhyesiswanto.blogspot.com/2011/06/tentang-mineral-alterasi.html

Mineral Alterasi

Sekedar bagi bagi ilmu ya gak banyak sih maklum hasil saduran dari tugas yang diambil dari beberapa s

1. Andalusite.

Sifat Fisik. :Mineral ini secara dominan mempunyai warna kemerahan/cokelat; sedangkan kekerasan 6,5 – 7,5 skala mohs; mudah hancur, kilap kaca, dapat ditembus oleh cahaya, belahan 1 arah, pecahan uneven/irrengular, conchoidal; densitas 3.13 – 3.16 g/cm3, bentuk tabular.

(9)

Sifat Kimia. : Komposisi kimia yang penting Al, O, Si; merupakan salah satu mineral anggota grup Silimanite, Andalusite – Kaoninite series; mengandung silikat aluminum; rumus kimia Al2[OlSiO4].

Sifat Optik ;Sistem kristal orthorombic, termasuk dalam kelas dipyramidal, tidak mempunyai kembaran, berbentuk euhedral dan seperti kolom, optik (α = 1.632, β= 1.638, γ = 1.634)

Lingkungan Pembentukan;Lingkungan terbentuk pada daerah metamorfosa kontak dan metamorfosa regional yang terbentuk oleh proses metamorfosa dari batuan serpih aluminium, sehingga terlihat bentukan bentukan penjajaran mineral pada batuan yang terdapat mineral ini dan sering berasosiasi dengan kuarsa.

2. Actinolite.

Sifat Fisik. : Sifat fisik dari mineral ini ditunjukkan dengan warna hijau sampai hijau

kehitaman, Hal ini dikarenakan komposisi kimia yang terkandung pada mineral ini, densitas pada mineral ini sebesar 3.03 – 3.24 g/cm3 kekerasan mineral ini adalah 5 – 6 skala mohs, dengan cerat berwarna agak putih terang, , kilap mineral ini termasuk kilap kaca sampai sutera, Karena komposisi serta tekstur dan sistem mineral pada mineral maka mineral ini dapat ditembus oleh cahaya hal itu sejalan dengan partikel paretikel pembentuk mineral ini yang mudah dilalui oleh cahaya, Relief permukaan sedang/lembut..

Sifat Kimia : Komposisi kimia yang penting Ca, H, Mg, O, Si, merupakan salah satu mineral anggota Amphibole, rumus kimia Ca2(Mg, Fe2+)5(Si8O22)(OH)2.

Sifat Optik :Sistem kristal monoklin, kelas kristal prismatic, kembaran berbentuk parallel, optik (α = 14.56-1.63, β= 1.61-1.65, γ = 1.63-1.66).

Lingkungan Pembentukan Mineral ;Lingkungan terbentuk pada daerah metamorfosa dan terbentuk di dalam sekis kristalin dimana Temperatur suhu sangat berpengaruh dalam pembentukan mineral ini.

3. Albite.

Sifat Fisik :Mineral ini mempunyai Kilap kaca, dimana bentuknya transparan (Tembus cahaya), dengan warna dominan: putih, kebiru-biruan, abu-abu, merah muda, dll. Gores putih. Skala kekerasan (Mohs): 6 -6½, belahan sempurna di [001], baik di [010], tak

sempurna di {110}, pecahan Irregular/Uneven, conchoidal. Densitas (yang di/terukur): 2.6 - 2.65 g/cm3, densitas (yang dihitung): 2615(6) g/cm3.

Sifat Kimia ;Komposisi kimia yang penting Na, Al, O, Si, merupakan salah satu mineral anggota grup Feldspar, mengandung silika dan aluminum, rumus kimia Na(AlSi3O8).

Sifat Optik ; Sistem kristal triclinic, termasuk dalam kelas pinacoidal, kembaran polysintethic, optik (α = 1.525, β= 1.529, γ = 1.536).

Lingkungan Pembentukan.

Pada daerah vulkanik, tepatnya pada daerah hidrotermal sebagai urat dan genesanya yaitu hasil dari metasomatisma sodium.

2. Alunite.

Sifat Fisik : Warna putih, kekerasan 3,5 – 4 skala mohs, mudah hancur, pecahan

uneven/irrengular conchoidal, densitas 2.6 – 2.9 g/cm3 , dapat ditembus oleh cahaya, kilap tanah, belahan 1 arah, bentuk tabular.

Sifat Kimia :Komposisi kimia yang penting Al, K, H, O, S; merupakan salah satu mineral anggota grup Alunite, mengandung sulfat; rumus kimia KAl3[(OH)3[SO4]2.

(10)

Sifat Optik : Dilihat dari sifat optik pada mineral ini mineral ini mempunyai Sistem kristal trigonal, termasuk dalam kelas diagonal pyramidal kilap kaca, kembaran parallel seperti carlsbad, optik (α = 1.572, β= 1.592).

Lingkungan Pembentukan.

Mineral ini terbentuk atau terubah pada lingkungan vulkanik yaitu dibentuk oleh alterasi hidorthermal dari batuan vulkanik asam dan menegah yang dikontrol oleh fluida

hidrothermal tersebut

3. Anhydrite.

Sifat Fisik ; warna dominan pada mineral ini berwarna kebiruan ; dengan kekerasan 3 – 3,5 skala mohs; sedangkan cerat putih atau kehijauan; pecahan uneven/irrengular ; densitas 2.98(1) g/cm3; belahan 1 arah; kilap kaca, dapat ditembus oleh cahaya.

Sifat Kimia ; Komposisi kimia yang penting didalam mineral ini adalahCa, O, S; merupakan struktur yang sama dengan Ferruccite; mengandung sulfat; rumus kimia CaSO4.

Sifat Optik. ;Mempunyai sistem kristal orthorombic, termasuk dalam kelas dipyramidal, tidak mempunyai kembaran ketika dilihat melalui pengamatan mikroskopik, optik (α = 1.570, β=

1.575, γ = 1.614).

Lingkungan Pembentukan ; Terbentuk pada lingkungan laut yang terbentuk karena proses evaporasi dari lapisan kubah garam. Mineral ini hampir berbentuk seperti talk namun yang membedakan dengan mineral kalsit adalah mineral ini tidak mempunyai belahan yang banyak pada permukaannya

4. Apatite.

Sifat Fisik; Mineral ini relatif berwarna transparan namun pada beberapa tempat mineral ini berwarna agak putih; kekerasan 5 skala mohs; cerat putih; pecahan uneven/irrengular dan conchoidal ; densitas 3.1 – 3.25 g/cm3; kilap kaca, dapat ditembus oleh cahaya.

Sifat Kimia ;Komposisi kimia yang terkandung dalam apatit adalah Ca, F, O, P; anggota dari mineral Apatite; mengandung fosfat; rumus kimia Ca5[FI(PO4)3].

Sifat Optik ; Sifat optik pada mineral ini ditunjukkan dengan sistem kristal hexagonal, termasuk dalam kelas dipyramidal, tampak adanya pleokroisme, optik (α = 1.570, β= 1.575, γ = 1.614).

Lingkungan Pembentukan.

Terbentuk pada daerah vulkanisme sebagai mineral aksesori di dalam batuan beku yang terbentuk.

1. Baryte.

Sifat Fisik ; secara umum warnanya tidak terlalu jauh beda dengan apatit mineral ini tidak mempunyai warna (transparan sampai putih) ; dengan kekerasan 3 – 3,5 skala mohs; cerat putih atau kehijauan; pecahan uneven/irrengular ; densitas 4.47 g/cm3; belahan 1 arah; kilap kaca, dapat ditembus oleh cahaya.

Sifat Kimia ; Komposisi kimia yang penting Ba, O, S; merupakan anggota dari Baryte grup mineral; mengandung sulfat; rumus kimia BaSO4.

Sifat Optik ; sifat optik pada mineral ini ditunjukkan dengan sistem kristal yang relatif orthorombik, termasuk dalam kelas dipyramidal, pleokroisme tampak, optic nα = 1.634 1.637 nβ = 1.636 – 1.638 nγ = 1.646 – 1.648

Lingkungan Pembentukan ;Ditemukan sebagai mineral gang di dalam cebakan bijih logam yang terbentuk karena proses epithermal atau mesothermal

2. Biotit.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan ukuran dan bobot tubuh, rendemen, komposisi kimia (kadar air, abu, lemak, dan protein kasar), serta komposisi mineral

Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas dan mempunyai sifat tetap,dibentuk dialam dan bukan hasil suatu

Tujuan penelitian ini adalah menentukan komposisi kimia (proksimat), menentukan kandungan mineral makro dan mikro pada keong matah merah, menentukan pengaruh pengolahan

Mineral adalah suatu senyawa atau benda padat anorganik pembentuk batuan dari kerak bumi yang terbentuk secara alami melalui proses – proses geologis yang tersusun oleh komposisi

Mineral ialah suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara alamiah dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya mempunyai struktur kristal yang jelas, yang

Mineral adalah bahan anorganik, terbentuk secara alamiah, seragam dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya, dan mempunyai karakteristik struktur kristal yang

Tujuan penelitian ini adalah menentukan komposisi kimia, kandungan mineral dan kelarutan mineral daging remis segar dan setelah pengolahan, serta menentukan

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan ukuran dan bobot tubuh, rendemen, komposisi kimia (kadar air, abu, lemak, dan protein kasar), serta komposisi mineral