MINERAL DAN MINERALOGI I
A.
Mineral dan Mineralogi
Mineral adalah suatu senyawa atau benda padat anorganik pembentuk batuan dari kerak bumi yang terbentuk secara alami melalui proses – proses geologis yang tersusun oleh komposisi kimia tertentu dan memiliki sifat fisik yang tetap.
Mineralogi berasal dari dua kata yaitu mineral dan logos. Secara luas mineralogi dapat diartikan sebagai salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral. Kajian tentang mineral ini meliputi tentang proses keterbentukan mineral, sifat – sifat fisik mineral, komposisi kimia pada mineral, karakteristik pada mineral dan sesuatu yang berhubungan dengan mineral.
B.
Proses Keterbentukan Mineral
Mineral dapat terjadi melalui berbagai macam proses atau fasa keterbentukan, proses keterbentukan mineral ini terdiri dari :
Proses hidrotermal
Proses hidrotermal ini terjadi atau berlangsung apabila panas dari aktifitas yang terjadi pada proses ini menyebabkan terjadinya proses penguapan dari batuan yang secara lambat terendapkan.
Proses magmatis
Proses magmatis ini berlangsung ketika magma mengalami pendinginan atau penurunan temperatur magma.
Proses residual (konsentrasi mekanik residual)
Proses residual ini terjadi akibat dari proses pelapukan pada batuan, dimana proses ini dipengaruhi oleh kegiatan transporatasi pelapukan.
Proses metasomatisme (metasomatisme kontak)
Proses sedimentasi
Proses sedimentasi ini terjadi melalui beberapa tahap yaitu pelapukan, transportasi, pengendapan, pengompakan dan diagenesa.
Proses evaporasi
Proses evaporasi terjadi pada daerah yang beriklim kering dan panas, sehingga akan terjadi proses penguapan pada mineral.
Proses oksidasi
Proses oksidasi mengalami proses keterbentukan yang hampir sama dengan proses residual, tetapi mineral yang terbentuk pada oksidasi tidak mengalami pelapukan transportasi dan sisa dari proses transportasi ini kemudian akan bercampur dengan material lain sehingga akan mengalami proses oksidasi.
Proses metamorfisme
Proses metamorfisme terjadi pada mineral yang sudah terbentuk sebelumnya, namun terjadi perubahan pada mineral akibat adanya faktor luar yang mempengaruhi yaitu pengaruh temperatur dan tekanan.
C.
Sifat fisik mineral
Suatu mineral akan mempunyai sifat – sifat fisik yang tetap, sifat fisik mineral ini terdiri dari :
Warna (colour)
Warna mineral adalah kenampakan yang secara langsung dapat dilihat pada mineral. Setiap mineral mempunyai warna khas tersendiri seperti misalnya azurit berwarna biru.
Sumber : http://ptbudie.wordpress.com
Kilap (luster)
Kilap pada mineral dapat terlihat apabila pada permukaan mineral dijatuhkan cahaya refleksi. Kilap pada logam dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Kilap logam, mineral kilap logam biasanya dicirikan dengan warna gores hitam atau berwarna gelap. Contoh mineralnya yaitu galena. 2. Kilap non logam, kilap non logam biasanya terlihat pada mineral yang
mempunyai warna mineral dengan warna – warna yang relatif muda. Kilap non logam ini dibeadakan lagi menjadi beberapa macam, yaitu : - Kilap intan (contohnya : serusit, intan)
- Kilap kaca (contohnya : kuarsa) - Kilap damar (contohnya : belerang) - Kilap lemak (contohnya : batubara) - Kilap mutiara (contohnya : talk) - Kilap sutera (contohnya : gipsum) - Kilap tanah (contohnya : kaolin)
Bentuk (form)
Bentuk mineral ini dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk kristalin dan bentuk amorf. Bentuk kristalin ini ditunjukan dari mineral yang membentuk kristal dengan bentuk yang jelas. Sedangkan bentuk amorf biasanya mineral tidak mempunyai batasan bentuk jelas.
Belahan (cleavage)
Belahan merupakan kecendrungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu. Belahan dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
- Belahan sempurna (contohnya : biotit)
- Belahan baik (contohnya : kalsit, gipsum)
- Belahan tidak jelas (contohnya : plagioklas)
- Belahan jelas (contohnya : hornblende)
- Belahan tidak sempurna (contohnya: apatit)
Kekerasan (hardness)
Kekerasan merupakan ketahanan yang terdapat pada mineral apabila permukaannya digores dengan benda tajam.
Tabel 1
Skala Kekerasan Mohs
Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
Dalam penentuan skala kekerasan suatu mineral dapat diketahui dengan menggunakan parameter atau alat penguji.
Tabel 2
Parameter Penentuan Skala Kekerasan
Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs
Kuku manusia 2,5
Sumber : http://ptbudie.wordpress.com
Foto 2 Orthoklase
Pecahan (fracture)
Pecahan adalah kecendrungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak teratur apabila diberikan gaya pada mineral. Pecahan dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
- Konkoidal (pecahannya seperti cangkang kerang)
- Menyerat (tekstur dari pecahannya seperti serat)
- Bergerigi
- Tak beraturan
Berat jenis (specific gravity)
Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral.
Kemagnetan (magnetic suscetibility)
Kemagnetan adalah sifat yang terdapat pada mineral terhadap gaya magnet. Kemagnetan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
- Paramagnetic (mineral sangat lemah ditarik magnet)
- Diamagnetic (mineral tidak tertarik oleh magnet)
Kelistrikan (conductivity)
Kelistrikan pada mineral dibagi menjadi 2 yaitu konduktor dan non konduktor. Mineral dikatakan konduktor apabila mineral tersebut dapat mengahantarkan arus listrik. Sedangkan non konduktor adalah kebalikan dari konduktor yaitu mineral tidak dapat menghantarkan arus listrik.
D.
Klasifikasi mineral menurut
BERZELIUS
:
Klasifikasi mineral menurut Berzelius ini merupakan klasifikasi berdasarkan sifat – sifat kimia mineral yang bertahan hingga sekarang, klasifikasi nya terbagi menjadi VIII golongan yaitu :
I. Native elements II. Sulfida
III. Oksida dan Hidroksida
IV. Halida
V. Karbonat, Nitrat, Borat, Iodat
VI. Sulfat, Kromat, Molybdat, Tungstat
VII. Fosfat, Arsenat, Vanadat
VIII. Silikat
Klasifikasi golongan I sampai IV dan rumus kimianya yaitu :
I. Native Element
Emas (Au)
Perak (Ag)
Tembaga (Cu)
Platina (Pt)
Intan (C)
Argentit (Ag2S)
Galena (PbS)
Cinnabar (HgS)
Pyrite (FeS2)
Wurtzite (ZnS)
III. Oksida dan Hidroksida Oksida :
Cuprite (Cu2O)
Corundum (Al2O3)
Rutile (TiO2)
Uraninite (UO2)
Cassiterite (SnO2)
Hidroksida :
Manganite [MnO(OH)]
Bochmite [AlO(OH)]
Brucite [Mg(OH)2]
Diaspore (HaIO2)
Gouthite (HFeO2)
IV. Halida
Halite (NaCl)
Sylvite (KCl)
Plourite (CaF2)
Cryolite (Na2AlF6)
KESIMPULAN
Mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara alamiah dengan memiliki komposisi kimia tertentu dan juga sifat fisik yang jelas. Dalam pengkajiannya tentang mineral, ada yang disebut dengan mineralogi. Mineralogi adalah cabang dari ilmu geologi yang mempelajari lebih dalam mengenai mineral.
Mineral terbentuk melalui beberapa proses alam yaitu : - Proses hidrotermal - Proses sedimentasi - Proses magmatis - Proses evaporasi - Proses residual - Proses oksidasi - Proses metasomatisme - Proses metamorfisme
Selain itu, setiap mineral memiliki sifat – sifat fisik yang jelas dan tetap. Sifat fisik mineral ini terdiri dari :
- Warna (colour) - Cerat (streak) - Kilap (luster) - Pecahan (fracture)
- Bentuk (form) - Berat jenis (specific gravity)
- Kekerasan (hardness) - Kelistrikan (conductivity)
Klassifikasi mineral menurut Berzelius :
I. Native elements II. Sulfida
III. Oksida dan Hidroksida
IV. Halida
V. Karbonat, Nitrat, Borat, Iodat
VI. Sulfat, Kromat, Molybdat, Tungstat
VII. Fosfat, Arsenat, Vanadat
VIII. Silikat
DAFTAR PUSTAKA
Setyobudi Tri, Prihatin, 2010, “Sifat – Sifat Fisik Mineral”, ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisik-mineral/. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015 (word, online).
Dhermanto, Bagoes, 2012, “Pengenalan Mineral”, bagoeshermanto.blogspot.com/2012/07/12/pengenalan-mineral/. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015 (word, online)