• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH DASAR-DASAR METALUGI PROSES: MINERAL

N/A
N/A
Baginho Mandouza

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH DASAR-DASAR METALUGI PROSES: MINERAL"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

DASAR-DASAR METALUGI PROSES:

MINERAL

DOSEN PENGAMPU: HASTO SANTOSO, ST., MT.

DISUSUN OLEH:

Bagus Maulana Ikhsan 202025007

Teknik Kimia

Institut Sains Dan Teknologi Al-Kamal

Jalan Kedoya Raya No.2, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, RT.7/RW.3, Kedoya Sel., Kec.

Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11520

(2)

II

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah mata kuliah ”Dasar-Dasar Metalurgi Proses” dengan pembahasan “Mineral” ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Tak lupa penulis berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis menyelesaikan makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca, sehingga saya selaku penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya lebih baik lagi.

Makalah ini penulis akui masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu saya harap para pembaca dapat memberi masukkan kepada kami agar kami dapat

menyempurnakan makalah ini.

Jakarta, 10 April 2023

Bagus Maulana Ikhsan

(3)

III

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... II DAFTAR ISI ... III

BAB 1 ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ... 1

1.3 TUJUAN ... 2

BAB 2 ... 3

PEMBAHASAN ... 3

2.1 MINERAL ... 3

2.2 KLASIFIKASI MINERAL ... 4

2.3 BIJIH MINERAL (ORE MINERALS) ... 8

2.4 KLASIFIKASI ORE MINERALS ... 8

2.5 PERBEDAAN MINERAL, ROCK DAN ORE ... 11

2.6 MINERAL PROCESSING ... 11

BAB 3 ... 13

PENUTUP ... 13

3.1 KESIMPULAN ... 13

3.2 SARAN ... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 15

(4)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mineral merupakan padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang mempunyai bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Untuk istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral ini merupakan termasuk ke dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana hingga silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawa organik biasanya tidak termasuk), ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. (Murwanto, Helmy, dkk. 1992).

Berdasarkan jumlah kebutuhan dalam tubuh, mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makromineral dan mikromineral. Mineral diklasifikasi sebagai makromineral ketika kebutuhan sehari – hari adalah 100 mg atau lebih dan mikromineral ketika kurang dari 100 mg yang diperlukan setiap hari.

Berdasarkan komposisinya mineral dapat dikelompokkan menjadi golongan silikat, karbonat, halida, oksida, sulfida, sulfat, golongan fospat, dan native elements. Mineral bijih (Ore Minerals) adalah bahan galian yang memberikan logam yang berguna bagi manusia. Logam-logam dapat dibedakan menjadi dua jenis menurut kuantitasnya, yakni logam yang jarang diperoleh (scarce metals) dengan kelimpahan kurang dari 0,01% dan logam berlimpah (abundandt metals) dengan kelimpahan lebih dari 1,01%.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Menjelasakan Mineral

2. Menjelaskan Klasifikasi Mineral

(5)

2 3. Menjelasakan Bijih Mineral (Ore Minerals)

1.3 TUJUAN

Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “Dasar-Dasar Metalurgi Proses”. Sekaligus sebagai penambah pengetahuan tentang mineral.

(6)

3

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 MINERAL

Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan. Sebagian besar mineral mineral ini terdapat dalm keadaan padat, akan tetapi dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair.

Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat- sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur.

Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. (Murwanto, Helmy, dkk. 1992).

Sedangkan para ahli mengemukakan beberapa pengertian mengenai mineral yaitu:

• L.G. Berry dan B. Mason, 1959

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.

• D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972

Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

• A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977

Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.

(7)

4

2.2 KLASIFIKASI MINERAL

Berdasarkan jumlah kebutuhan dalam tubuh, mineral dapat dibedakan menjadi 2, yaitu makromineral dan mikromineral.

• Makromineral adalah mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar.

Makroelemen meliputi kalium (K), kalsium (Ca), natrium (Na), fosfor (P), magnesium (Mg), belerang (S), dan klor (Cl).

• Mikromineral yaitu mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit. Misalnya besi (Fe), mangan (Mn), kobalt (Co), molibdenum (Mo), dan selenium (Se).

Mineral merupakan elemen esensial nonorganik pada tubuh sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral diklasifikasi sebagai makromineral ketika kebutuhan sehari – hari adalah 100 mg atau lebih dan mikromineral ketika kurang dari 100 mg yang diperlukan setiap hari.

Berdasarkan pada komposisinya, mineral dikelompokkan menjadi 8, yaitu golongan silikat, karbonat, halida, oksida, sulfida, sulfat, golongan fospat, dan native elements.

• Golongan Silikat

Hampir 90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90% dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100% dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Kebanyakan mineral-mineral silikat terbentuk ketika cairan magma mulai mendingin. Proses pendinginan ini dapat terjadi dekat permukaan bumi atau jauh di bawah permukaan bukit dimana tekanan dan temperatur lingkungannya sangat tinggi. Lingkungan pengkristalan dan komposisi kimia dari magma sangat mempengaruhi macam mineral yang terbentuk. Contoh, mineral olivin mengkristal pada temperatur tinggi. Sebaliknya kuarsa mengkristal pada temperatur yang rendah. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan komposisi kimianya, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.

Mineral ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung ion besi dan atau magnesium di dalam struktur mineralnya, kelompok mineral ini dicirikan oleh

(8)

5

warnanya yang gelap dan mempunyai berat jenis 3,2 sampai 3,6. Contoh: olivine, hornblende, biotite.

Mineral non feromagnesian adalah mineral-mineral silikat yang tidak mengandung ion-ion besi dan magnesium, kelompok mineral ini dicirikan oleh warnanya yang terang dan berat jenis rata-rata 2,7. Contoh: muskovit, feldspar, kuarsa.

Contoh: Quartz (SiO2), Garnet (Ca, Fe, Mg, Mn) Al2(SiO4), Opal (SiO2.nH2O), dan Rijang (SiO2)

• Karbonat

Karbonat merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2- , dan disebut karbonat.

Seumpama persenyawaan Ca dinamakan kalsium karbonat CaCO3 dikenal sebagai menirel kalsit. Merupakan mineral utama pembentuk batuan sedimen. Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. karbonat juga terbentuk pada daerah evaporitik dan pada daerah karst yang membentuk gua, stalaktit dan stalagmit. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat dan borat. Karbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut.

Contoh: Dolomit (CaMg(CO3)2, Kalsit (CaCO3), dan Magnesite (MgCO3)

• Halida

Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogen elektronegatif seperti:

F-, Cl-, Br- dan I- . Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah (< 5). Contoh mineralnya adalah Fluorit (CaF2), Halit (NaCl), Silvit (KCl), dan Kriolit (Na3AlF6).

Halida adalah kelompok mineral yang memiliki anion dasar halogen. Halogen adalah kelompok khusus dari unsur-unsur yang biasanya memiliki muatan negatif ketika tergabung dalam satu ikatan kimia. Halogen yang biasanya ditemukan di alam adalah Fluorine, Chlorine, Iodine dan Bromine. Halida cenderung memiliki struktur yang rapidan simetri yang baik. Hanya ada beberapa mineral halida secara umum. Mineral halida memiliki ciri khaslembut, terkadang transparan, umumnya tidak terlalu padat, memiliki belahan yang baik, dan sering memiliki warna-warna cerah.

Contoh: Fluorit (CaF2), dan Halite (NaCl)

• Oksida

Mineral oksida adalah kelas mineral yang agak beragam. Terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Banyak oksida berwarna hitam tetapi yang lain bisa sangat berwarna-warni. Keragaman oksida diakibatkan

(9)

6

oleh kelimpahan oksigen di kerak bumi. Oksida mengandung ikatan ionik tertentu yang bisa dijadikan patokan untuk membedakan golongan mineral oksida dengan kelompok mineral lain di alam. Secara umum mineral oksida selalu berkesinambungan dengan mineral hidroksida. Unsur yang paling utama dalam golongan oksida adalah besi, mangan, timah dan alumunium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah hematit (Fe2O3), kassiterit (SnO2) dan corundum (Al2O3).

Contoh: Korondum (Al2O3), Ilmenite (FeTiO3), dan Magnetite (Fe3O4)

• Sulfida

Kelompok sulfida merupakan kombinasi antara logam atau semilogam dengan belerang (S). Biasanya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal. Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, massa jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah.

Contoh: Argentite (Ag2S), Kalkosit (Cu2S), Bornite (Cu3FeS4), Pyrite (FeS3), Chalcocite (Cu2S), Galena (PbS), Sphalerite (ZnS), dan Proustite (Ag3AsS3).

• Sulfat

Sulfat adalah salah satu dari grup mineral non silikat dan memiliki kation sulfur yang berikatan dengan 4 anion oksigen membentuk (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi dari logam atau semi logam dengan anion sulfat tersebut membentuk mineral sulfat. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, contohnya adalah danau / pesisir, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Beberapa mineral sulfat dapat terlarut dalam air dan beberapa ada yang dapat berpendar. Mineral sulfat jenisnya ada lebih dari 200 jenis dan merupakan mineral yang langka. Beberapa mineral yang sering ditemukan yaitu Anhydrite (CaSO4), Barite (BaSO4), Celestite

(10)

7

(SrSO4), dan Gypsum (CaSO4.2H20). Perbedaan yang membedakan satu mineral dan mineral lainnya terletak pada lingkungan pembentukannya.

Contoh: Barite (BaSO4), Anhydrite (CaSO4), dan Gypsum (CaSO4.2H2O)

• Golongan Fosfat

Mineral fosfat umumnya dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: Fosfat Primer, Fosfat Sedimenter, dan Fosfat Guano

Fosfat primer terbentuk dari hasil pembekuan magma alkali yang bersusunan nafelin, syenit, dan, takhit, mengandung mineral fosfat apatit, terutama flour apatit {Ca5(PO4)3F} dalam keadaan murni mengandung 42% P2 O5 dan 3,8% F2.

Fosfat Sedimenter (marine), merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di laut dalam, pada lingkungan alkali dan suasana tenang.

Fosfat Guano, merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batugamping karena pengaruh air hujan dan air tanah. Contoh: Phospate guano.

• Native Elements

Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral native element ini terdiri dari dua bagian umum.

Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya emas, perak, dan tembaga Semimetal dan non metal (non logam). Contohnya bismuth dan sulfur

Sistem kristal pada native element dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan sifat mineral itu sendiri. Bila logam, seperti emas, perak, dan tembaga, maka sistem kristalnya adalah isometrik. Jika bersifat semilogam, seperti arsenic dan bismuth, maka sistem kristalnya adalah hexagonal. Apabila unsur mineral tersebut non-logam, sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphit sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6. Sulfur (S), Intan (C), Grafit (C).

(11)

8

2.3 BIJIH MINERAL (ORE MINERALS)

Bijih (Ore) adalah suatu jenis batu yang mengandung mineral, baik itu logam maupun bukan logam. Melalui penambangan, bijih diekstraksi lalu hasilnya dimurnikan lagi untuk mendapatkan unsur-unsur yang memiliki nilai ekonomis. Bijih juga memiliki komposisi yang pasti. Mineral adalah suatu padatan anorganik dengan struktur kristal dan memiliki rumus kimia tertentu. Mineral dibuat secara kimia entah dari unsur kimia tunggal maupun campuran beberapa unsur. Sedangkan mineral bijih, menurut Craig (1989), bahwa mineral bijih harus dapat diekstrak logamnya, seperti kaporit dapat diekstrak tembaganya. Suatu mineral walaupun mengandung unsur logam, namun jika tidak dapat diekstrak, maka tidak termasuk dalam kategori mineral bijih. Singkatnya, mineral bijih adalah suatu mineral yang mengandung logam atau agregat mineral logam, yang mana dari sisi penambang dapat diambil profit, atau dapat diolah menjadi profit, contohnya galena dan kalkopirit yang dapat diekstrak menjadi tembaga dan timah hitam.

2.4 KLASIFIKASI ORE MINERALS

Di kerak bumi terbukti banyak mengandung unsur-unsur logam akan tetapi dalam konsentrasi kecil. Akan tetapi jika sudah melewati beberapa proses, kadar suatu logam akan mengalami peningkatan hingga beberapa kali lipat sehingga nilai ekonomisnya juga mengalami peningkatan. Dan untuk mempermudahnya, maka endapan bijih hasil tambang yang sudah melewati tahapan tertentu diklasifikasikan untuk mempermudah pembagian.

Klasifikasi endapan bijih dapat digolongkan menjadi:

• Berdasarkan Komoditi Endapan

Jika dilihat berdasarkan komoditinya, endapan bijih terbagi menjadi lima golongan yaitu:

➢ Precious metals atau logam mulia: emas (Au), perak (Ag), dan platina (Pt).

➢ Non ferrous metals atau logam non ferrous: timbal (Pb), seng (Zn), tembaga (Cu), timah (Sn), dan alumunium (Al). Untuk tembaga, timbal, seng dan timah dikenal dengan sebutan logam dasar atau base metals.

➢ Iron and ferroalloy metals atau logam ferroalloy dan besi: besi (Fe), nikel (Ni), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Krom (Cr), wolfram (W), molibdenum (Mo), vanadium (V) dan kobal (Co).

(12)

9

➢ Minor metals dan related non-metals: antimon (Sb), berilium (Be), kadmiun (Cd), arsen (As), bismut (Bi), magnesium (Mg), REE, air raksa (Hg), tantalium (Ta), selenium (Se), telurium (Te), Zirkonium (Zr), titanium (Ti) dan lain sebagainya.

➢ Fissionable metals: torium (Th), uranium (U), dan radium (Ra).

Selain berdasarkan komoditi endapannya, endapan bijih juga dapat diklasifikasi berdasarkan geologi cebakan mineral erat kaitannya genesa atau mulajadi. Secara umum cebakan mineral berkaitan dengan 3 proses pembentukan batuan yakni magmatisme, metamorfisme, dan sedimentasi.

• Tipe Endapan Magnetik

Tipe magmatik ini membentuk berbagai macam tipe cebakan seperti early magmatic, pegmatic, greissen, skarn, hidrotermal, epitermal dan masih banyak lainnya yang akan menghasilkan tubuh bijih beraneka ragam, mulai dari isometris, lapisan, urat atau vein, kantong atau bentuk rumit. Tipe ini juga endapan bijih yang dihasilkan langsung dari fraksinasi kristalisasi magma karena pembekuan magma itu sendiri atau segregasi.

➢ Tipe endapan pegmatik, yaitu endapan yang terbentuk pada batuan beku yang mempunyai ukuran kristal yang kasar, terbentuk selama proses kristalisasi magma, kondisi larutan tinggi air, dan pertumbuhan kristal cepat. Pegmatit menghasilkan lithium, cesium, tantalum, berylium, feldspar dan muscovite.

Hasil minor dari pegmatit yaitu uranium, RER, tin, tungsten, yttrium. Bahkan hasil dar miarolitik pegmatite yaitu gemston seperti beryl (emerald), topaz dan tourmaline.

➢ Tipe endapan hidrothermal, merupakan larutan air panas yang naik sebagai akibat adanya proses magmatik atau meteoritik. Air panas akan melarutkan unsur logam dari batuan yang dilaluinya, sehingga akan menghasilkan pengkayaan unsur dan diendapkan pada suatu tempat dengan temperatur lebih rendah. Hampir sebagian besar cebakan mineral berasal dari proses hidrotermal.

Berdasarkan cara pembentukan endapan, terbagi menjadi 2 yaitu cavity filing (mengisi lubang yang sudah ada di dalam batuan) dan metasomatisme (mengganti unsur yang telah ada sebelumnya di dalam batuan dengan unsur larutan hidrotermal). Endapan hidrotermal menghasilkan pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), dan kalkopirit (CuFeS2).

(13)

10

➢ Tipe vulkanogenik, terjadi karena adanya aktivitas gunung api di bawah laut.

Salah satu ciri dari cebakan vulkanogenik yaitu terdapat perlapisan rijang, endapan sulfida, gipsum dan barit. Sedangkan endapan sulfida sendiri tersusun atas bijih hitam, bijih kuning, dan juga bijih kuning berbentuk stockwork.

• Tipe Endapan Metamorfik dan Metamorfisme Kontak

Untuk endapan metamorfik memiliki hubungan dengan proses metamorfisme yang disebabkan adanya tekanan dan temperatur yang mengalami peningkatan. Dalam hal ini endapan yang dihasilkan mengandung sedikit mineral, sehingga tubuh bijih akan terlihat sederhana dan tidak teratur. Metamorfisme bisa menyebabkan re-kristalisasi dari sulfida yang ada menjadi ukuran lebih besar, bernilai ekonomi tinggi dan kandungan metal juga meningkat. Contoh endapan ini yaitu asbes, serpentin, talk, pyropilit, andalusit, grafit, garnet, kyanit dan wollastonit. Sedangkan pada metamorfisme kontak, magma menjadi sumber air, volatil material dan beberapa variasi unsur. Apabila material tersebut kontak dengan country rock maka akan tercipta skarn yang prosesnya dinamakan metasomatisme. Contoh dari metamorfisme kontak yaitu bijih besi yang terdapat di Kalimantan Selatan dan Sumatera Barat, Au – Cu di Papua.

Daerah-daera tersebut merupakan daerah penghasil bijih besi terbesar di Indonesia.

• Endapan Bijih Sedimenter

Pada endapan ini berhubungan dengan tiga tahapan yaitu pelapukan batuan asal transportasi (pemindahan hasil pelapukan), pengendapan material lepas, pemampatan material lepas menjadi batuan kompak. Endapan sedimenter ini terjadi secara mekanik dan kimia hingga bentuk tubuh bijih akan terlihat sederhana membentuk lapisan yang teratur dan sebaran bijih di dalamnya cukup rata. Cebakan mineral ini bisa ditemukan di FeO dan MnO yang terbentuk adanya presipitasi sedimen yang berasal dari batuan sebelumnya yang sudah mengalami pelapukan dan terbawa ke dalam cekungan sedimen hingga akhirnya terbentuk susunan bijih yang baru.

• Endapan Residual

Endapan yang berasal dari pelapukan dimana proses pelapukan dan pengendapan terjadi di tempat sama atau bisa dikatakan tidak ada perpindahan material atau pengangkutan dengan air atau angin. Proses pelapukan terjadi secara fisika dan kimia dengan asal batuan dari batuan beku atau metamorf, mengalami penghancuran akibat adanya tekanan atau pelapukan alami sehingga berubah menjadi butiran. Butiran

(14)

11

tersebut menumpuk pada cekungan di mana batuan tersebut berasal dan mengalami proses sedimentasi.

• Endapan Placer

Endapan placer merupakan akumulasi dari material lepas yang tersusun karena adanya proses pelapukan mineral asal kemudian terpindahkan ke tempat lain biasanya berupa dataran rendah. Jika media perpindahan adalah sungai disebut dengan cebakan alluvial, namun jika perpindahan dengan memanfaatkan gaya gravitasi disebut dengan kolovial.

Apabila materi lepasnya tidak jauh dari lokasi pemineralan disebut dengan cebakan elluvial. Cebakan mineral ini biasanya merupakan mineral berat seperti emas, magnetit, ilmenit, kasiterit dan lain sebagainya. Bentuk tubuh bijih memiliki lapisan tidak teratur, berlensa, dan bentuk tidak teratur.

2.5 PERBEDAAN MINERAL, ROCK DAN ORE

Mineral adalah padatan non-organik yang terbentuk secara alami dimana memiliki komposisi kimia yang spesifik dan struktur kristal yang khas, seperti pasir di pantai tersusun atas mineral quartz (SiO3). Sementara rock adalah batuan (berupa padatan) yang terbentuk dari 2 mineral atau lebih. Secara umum rock dibagi menjadi 3 jenis, yaitu batuan beku (Igneous), batuan sedimen (Sedimentary), dan batuan metamorf/malihan (Metamorphic), sebagai contoh dari rock adalah granit (batuan beku) yang gtersusun atas mineral quartz, feldspar, dan mika. Lalu ore (bijih) adalah pasir, tanah atau batuan yang mengandung cukup mineral yang berguna untuk diolah menjadi barang ekonomi seperti besi-baja, tembaga, emas, dan lain-lainnya.

2.6 MINERAL PROCESSING

Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan. Khusus untuk batu bara, proses pengolahan itu disebut pencucian batu bara (coal washing) atau preparasi batu bara (coal preparation). Bahan galian yang dimaksud adalah bijih (ore), mineral industri (industrial minerals) atau bahan galian Golongan C dan batu bara (coal). Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah jarang yang mempunyai

(15)

12

mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk dilebur atau dimanfaatkan.

Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Keuntungan yang bisa diperoleh dari proses PBG tersebut antara lain:

• Mengurangi ongkos angkut.

• Mengurangi ongkos peleburan.

• Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.

• Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia.

(16)

13

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan. Sebagian besar mineral mineral ini terdapat dalm keadaan padat, akan tetapi dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair.

Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat- sifat fisik yang tertentu pula. Berdasarkan jumlah kebutuhan dalam tubuh, mineral dapat dibedakan menjadi 2, yaitu makromineral dan mikromineral. Berdasarkan pada komposisinya, mineral dikelompokkan menjadi 8, yaitu golongan silikat, karbonat, halida, oksida, sulfida, sulfat, golongan fospat, dan native elements. Mineral bijih adalah suatu mineral yang mengandung logam atau agregat mineral logam, yang mana dari sisi penambang dapat diambil profit, atau dapat diolah menjadi profit, contohnya galena dan kalkopirit yang dapat diekstrak menjadi tembaga dan timah hitam. untuk mempermudahnya, maka endapan bijih hasil tambang yang sudah melewati tahapan tertentu diklasifikasikan untuk mempermudah pembagian, klasifikasi endapan bijih dapat digolongkan menjadi berdasarkan komoditi endapan dan berbagai macam endapan yang berdasarkan proses terbentuknya. Mineral adalah padatan non-organik yang terbentuk seacara alami dimana memiliki komposisi kimia yang spesifik dan struktur kristal yang khas. Sementara rock adalah batuan (berupa padatan) yang terbentuk dari 2 mineral atau lebih. Dan ore (bijih) adalah pasir, tanah atau batuan yang mengandung cukup mineral yang berguna untuk diolah menjadi barang ekonomi seperti besi-baja, tembaga, emas, dan lain-lainnya. Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan.

Khusus untuk batu bara, proses pengolahan itu disebut pencucian batu bara (coal washing) atau preparasi batu bara (coal preparation). Bahan galian yang dimaksud adalah bijih (ore), mineral industri (industrial minerals) atau bahan galian Golongan C dan batu bara (coal).

(17)

14

3.2 SARAN

Saya sadar makalah yang dibuat ini memiliki banyak kekurangannya, maka dari itu diperlukan kritik dari pembaca sekalian agar kritikan yang bersifat membangun itu dapat memacu saya untuk berkembang dalam menulis makalah ini atau makalah lainnya dan semoga dengan penuh harapan makalah yang saya buat dapat bermanfaat dan mendapatkan nilai yang maksimal dan memenuhi penilaian sebagai pengganti waktu kuliah yang terpotong.

(18)

15

DAFTAR PUSTAKA

2, D. P. (2023, February 7). Mineral Adalah. Retrieved from

www.dosenpendidikan.co.id: https://www.dosenpendidikan.co.id/mineral- adalah/

8 GOLONGAN MINERAL. (2015, May 29). Retrieved from geologyaddicted.blogspot.com:

https://geologyaddicted.blogspot.com/2012/07/hiking-guntur-mount.html Ghofur, A. (2019, Maret 2). Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih).

Retrieved from pt.slideshare.net:

https://pt.slideshare.net/AbdulGhofurAffu/perbedaan-mineral-rock-batuan-dan- ore-bijih

Lestari, I. (2019, November 5). 6 Klasifikasi Endapan Bijih Hasil Tambang yang Perlu Diketahui. Retrieved from ilmugeografi.com:

https://ilmugeografi.com/geologi/klasifikasi-endapan-

bijih#:~:text=Jika%20dilihat%20berdasarkan%20komoditinya%2C%20endapa n%20bijih%20terbagi%20menjadi,%28Zn%29%2C%20tembaga%20%28Cu%

29%2C%20timah%20%28Sn%29%2C%20dan%20alumunium%20%28Al%29 .

Sangminer. (2011, September 30). Pengolahan Bahan Galian (Mineral Processing).

Retrieved from 1902miner.wordpress.com:

https://1902miner.wordpress.com/2011/09/30/pengolahan-bahan-galian- mineral-processing/

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah menentukan komposisi kimia, kandungan mineral dan kelarutan mineral daging remis segar dan setelah pengolahan, serta menentukan

Ada beberapa mineral yang terbentuk oleh unsur-unsur kimia, sifat fisik mineral dapat meliputi kekerasannya, bidang belah, warna, bentuk kristal, berat jenisnya. Dan mineral

Tujuan penelitian ini adalah menentukan komposisi kimia, kandungan mineral dan kelarutan mineral daging remis segar dan setelah pengolahan, serta menentukan

Tujuan penelitian ini adalah menentukan komposisi kimia, kandungan mineral dan kelarutan mineral daging remis segar dan setelah pengolahan, serta menentukan

Sifat fisik dari mineral ini ditunjukkan dengan warna hijau sampai hijau kehitaman, Hal ini dikarenakan komposisi kimia yang terkandung pada mineral ini, densitas pada mineral ini

Sifat Fisik Batuan Batuan merupakan suatu bahan padat yang terbentuk dari hasil kumpulan mineral-mineral, sedangkan mineral sendiri merupakan bahan padat anorganik yang terbentuk di

Contoh : kwarsa SiO2 • Mineraloid – Senyawa anorganik terbentuk secara alamiah, padat serta mempunyai komposisi kimia tetapi tidak mempunyai struktur dalam tertentu atau amorf

4 Ilmu Kimia Ilmu kimia adalah bagian dari ilmu alam yang mempelajari komposisi dan struktur zat kimia serta hubungan serta hubungan dengan sifat zat tersebut.. Struktur zat kimia