• Tidak ada hasil yang ditemukan

Geologi dan Pengenalan Mineral (8)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Geologi dan Pengenalan Mineral (8)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

GEOLOGI DAN PENGENALAN MINERAL

misalnya berupa senyawaan organik biasanya tidak termasuk.

Mineral juga dapat diartikan sebagai suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal.

Mineral dapat dijumpai dimana-mana disekitar, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Dalam wujud yang selain itu, mineral juga memungkinkan ditemui dalam bentuk kristal.

Berikut ini adalah beberapa definisi mineral oleh para ahli: 1. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977

Mineraladalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas-batas tertentu atau dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.

2. L.G. Berry dan B. Mason, 1959

(2)

Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunayai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

B.

Sifat Fisik Mineral

1. Kilap (Luser)

Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap Non-Logam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera, kelap resin, dan kilap tanah.

2. Warna (Colour)

Warna mineral adalah warna yang kita tangkap dengan mata bilamana mineral tersebut terkena sinar. Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di permukaan yang bersih dan sinar yang cukup. Warna ini penting untuk membedakan antara warna yang disebabkan oleh campuran atau pengotoran dan warna asli elemen - elemen utama pada mineral tersebut. Suatu mineral dapat berwarna terang, transparan (tidak berwarna atau memperlihatkan warna yang berangsur atau berubah). Warna sangat berariasi, umumnya karena perbedaan komposisi kimia atau pengotoran pada mineral.

Sumber: mineralwebs.blogspot.com

Foto 1

Mineral Berwarna Ungu

3. Kekerasan (Hardness)

(3)

mudah tergores (scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang tergores adalah mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya. Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.

Tabel 1

4. Bidang Belah (Fracture)

(4)

Sumber: gurugeologi11.blogspot.com

Foto 2

Obsidian Pecahan Konkodial

5. Berat Jenis (Spesific Gravity)

Perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.

6. Bentuk Kristal (Crystal Form)

Suatu kristal dibatasi permukaan (sisi kristal) yang mencerminkan struktur dalam dari mineral. Bentuk kristal merupakan kumpulan dari sisi-sisi yang membentuk permukaan luar kristal. Sifat simetri kristal adalah hubungan geometri antara sisi-sisinya, yang merupakan karakteristik dari tiap mineral. Satu mineral yang sama selalu menunjukkan hubungan menyudut dari sisi-sisi kristal yang disebut sebagai sudut antar sisi (constancy of interfacial angels), yang merupakan dasar dari sifat simetri. Bentuk kristal ditentukan berdasarkan sifat-sifat simetrinya yaitu, bidang simetri dan sumbu simetri.

(5)

C. Penggolongan Mineral

Lebih dari 2000 mineral telah diketahui sampai sekarang ini, dan usaha-usaha untuk mendapatkan mineral-mineral baru terus dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa yang umum atau sering dijumpai. Mineral-mineral yang dominan sebagai pembentuk batuan penyusun kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan (Rock Forming Minerals). Selain itu hanya sekitar 8 unsur yang dominan menyusun mineral-mineral tersebut. Dua unsur yang paling dominan adalah oksigen dan silikon yang bergabung untuk menyusun kelompok mineral yang sangat umum yaitu mineral silikat. Setiap mineral silikat disusun oleh oksigen dan silikon, kecuali kuarsa, ditambah dengan satu atau lebih unsur lainnya untuk membentuk sifat kelistrikan yang netral. Setelah mineral silikat, group mineral yang umum adalah mineral karbonat dengan mineral kalsit merupakan mineral yang paling umum.

1. Mineral Silikat

(6)

2. Mineral Oksida

Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3),

hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).

Sumber: kimia.upi.edu

Foto 4 Hematit

3. Mineral Sulfida

Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti pirit (FeS3),

chalcocite (Cu2S), galena (PbS), dan sphalerit (ZnS).

(7)

Foto 5 Kalkosit

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa mineral itu mempunyai banyak sekali jenisnya dan beragam warna, tergantung sifat fisik yang dimiliki mineral tersebut. Dengan banyaknya mineral tersebut, perlu dipelajari satu-persatu tentang mineral, karena selain menambah wawasan, mineral dengan bermacam bentuk dan warna akan dijumpai dalam dunia lapangan pertambangan.

Ada beberapa mineral yang terbentuk oleh unsur-unsur kimia, sifat fisik mineral dapat meliputi kekerasannya, bidang belah, warna, bentuk kristal, berat jenisnya. Dan mineral ini digolongkan kedalam mineral oksida, mineral sulfide, mineral silikat, mineral non-ferromagnesium, mineral ferromagnesium dan berbagai macam mineral lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2014. ”Pengenalan Mineral”,

(8)

Dermanto, Bagus, 2012. ”Pengenalan Mineral”,

http://bagoesdhermanto.blogspot.com/2012/07/pengenalan-mineral.html. Diakses tanggal 2 Maret 2015 pukul 20.00 WIB. Setyobudi, Tri, 2010. ”Mineral dan Mineralogi”,

https://ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/definisi-mineralogi-dan-mineral/. Diakses tanggal 1 Maret 2015 pukul 20.00 WIB.

Wahala, Fatimah, 2014. “Klasifikasi Mineral”,

Gambar

Tabel 1Skala Kekerasan Relatif Mineral (Mohs)

Referensi

Dokumen terkait

Agen kemopreventif yang diteliti berupa sari buah tomat kaya antioksidan likopen menggunakan sari jeruk nipis sebagai pengawet, diaplikasikan pada tikus percobaan yang

Keberhasilan pendidikan sebagian besar di tentukan oleh kinerja guru. Baik kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru

Command-command yang terdapat di dalam- nya yaitu Themes untuk menambahkan efek theme yang ada pada Excel 2007; Page Setup untuk mengatur tampilan kertas seperti margin dan

A. konstanta pegas tetap dan pertambahan panjang pegas menjadi 2 kali semula. konstanta pegas menjadi 0,5 kali semula dan pertambahan panjang pegas menjadi 2 kali semula.

Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya PT Mitra Adiperkasa Tbk dapat bertahan hingga 22 tahun ini dan terus mengembangkan inovasi dan

Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan pengetahuan manajemen pendidikan Islam dan menjadi bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut serta

Namun dengan asumsi bahwa pendekatan ini merupakan sarana berbagi dan memahami interes masing-masing pihak, serta membangun hubungan yang baik untuk bisa menimbulkan komitmen

Menjadi Model Pribadi yang menyatakan Karakter dan KharismaNYA minimal di Komunitasnya,.. Sehingga menjadi Pembina/Pengurus Pelayanan-Kontekstual yang