• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Assure dalam Meningkatkan Keterampilan Proses IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Asinan 01 Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Assure dalam Meningkatkan Keterampilan Proses IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Asinan 01 Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

22

Kabupaten Semarang Khususnya kelas 5 pada mata pelajaran IPA semester I Tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 35. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Berikut ini uraian dari hasil penelitian.

4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan

(2)

Gambar 4.1

Diagram Prasiklus Keterampilan Proses IPA

Berdasarkan diagram tersebut diketahui aspek mengobservasi pada tahap prasiklus memperoleh nilai persentase sebesar 60% dengan kategori cukup. Tahap prasiklus, kegiatan siswa mengobservasi hanya sebatas mendengarkan penjelasan dari guru dan membaca LKS. Kondisi ini membuat siswa belum maksimal dalam melakukan keterampilan observasi. Masih ditemukan siswa yang hanya melamun saat guru memberi penjelasan atau meminta siswa membaca LKS sehingga saat diberi pertanyaan oleh guru, siswa tersebut tidak bisa menjawab. Selanjutnya pada tahap prasiklus, aspek mengajukan pertanyaan memperoleh nilai persentase 48% dengan kategori cukup. Pada tahap pra siklus siswa terlihat masih pasif, hal ini terlihat siswa yang masih jarang berani bertanya terlebih dahulu berkaitan dengan materi yang belum mereka ketahui. Pada aspek membuat hipotesis memperoleh nilai persentase 47% dengan kategori cukup. Siswa masih terlihat masih ragu-ragu dan belum percaya diri dalam menyampaikan jawaban, ide dan gagasan. Pada aspek menggunakan alat/bahan memperoleh nilai persentase 46% dengan kategori cukup. Proses pembelajaran pada tahap prasiklus terlihat siswa hanya menggunakan stabilo untuk memberikan tanda berkaitan dengan hal-hal penting yang terdapat di buku/LKS. Pada

60%

48% 47% 46% 46%

70 60 50 40 30 20 10 0 %

(3)

aspke mengkomunikasikan memperoleh nilai persentase 46%. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, belum terlihat adanya kegiatan diskusi dan presentasi yang dapat melatih keterampilan mengkomunikasikan pada siswa.

4.1.2 Siklus I

4.1.2.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan melakukan observasi di kelas saat pembelajaran IPA berlangsung untuk mencari permasalahan pembelajaran. Kemudian peneliti bersama dengan guru kelas berdiskusi mengenai Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Standar Kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Adapun Kompetensi Dasar yang digunakan adalah 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada saat wawancara dan observasi, peneliti kemudian mempersiapkan model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan proses pembelajaran IPA. Peneliti menggunakan model ASSURE

(4)

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dengan alokasi 4x35 menit. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan model pembelajaran ASSURE yang diuraikan sebagai berikut:

1. Pertemuan Siklus I

Pertemuan pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Oktober 2017. Berikut ini kegiatan pada siklus I.

a. Kegiatan Awal

Pada pertemuan pertama ini kegiatan awal dimulai dengan guru mengucapkan salam kepada siswa, siswa membalas salam guru dengan semangat. Guru mengkondisikan kelas dengan mengecek kesiapan siswa untuk belajar lalu guru mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen siswa satu persatu, dan semua siswa hadir saat itu.. Guru memberikan motivasi

dengan mengajak siswa bernyanyi “tik-ikk bunyi hujan”, siswa bernyanyi bersama dengan semangat. Guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan

“dari mana kita memperoleh air? Serta apa yang terjadi seandainya air yang ada di bumi habis?” kemudian siswa diminta untuk manjwab. Sebelum menjawab pertanyaan, guru meminta siswa untuk tunjuk tangan terlebih dahulu. Pada awalnya siswa terlihat malu-malu untuk menjawab selain itu juga terlihat ada beberapa siswa yang belum tunjuk tangan namun sudah memberikan jawabannya. kemudian guru menyampaikan standard dan tujuan pembelajaran, ada siswa yang menyimak dengan baik namun ada juga yang masih asik mengobrol dengan temannya.

b. Kegiatan Inti

(5)

ditampilkan “ apa saja manfaat air bagi makhluk hidup? Serta dapatkah air

menjadi sumber musibah?”. Sebelum menjawab pertanyaan guru meminta siswa tunjuk tangan terlebih dahulu. Terlihat masih banyak siswa yang sudah menjawab namun belum tunjuk tangan. Akhirnya guru menunjuk siswa yang sudah tunjuk tangan terlebih dahulu untuk menjawabnya. lalu menjelaskan dengan singkat materi yang diajarkan. Kemudian guru membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 5 siswa pada setiap kelompoknya sehingga terdapat tujuh kelompok belajar. Guru meminta siswa berdiskusi bersama kelompok berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan. Terlihat dalam kegiatan diskusi masih ada beberapa siswa yang masih ngobrol baik dengan kelompoknya maupun dengan kelompok lain. Namun di sisi lain banyak siswa yang sudah dengan serius mengerjakan tugas yang diberikan. Hal ini terlihat dengan adanya kerjasama seperti adanya pembagian tugas dalam kelompok, ada yang tugasnya menulis dan siswa yang lain bertugas mencari jawaban baik dari buku LKS maupun buku paket. Setelah selesai berdiskusi guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Dalam kegiatan presentasi masih banyak terlihat perwakilan dari kelompok yang takut, malu, dan ragu-ragu dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya, akhirnya peneliti memutuskan untuk menyuruh seluruh anggota kelompok untuk maju kedepan membantu siswa lainnya dalam menyampaikan hasil diskusi. Setelah masing-masing kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya, guru memberikan kesempatan bertanya kepada semua siswa mengenai materi yang diajarkan. Selanjutnya guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan.

c. Kegiatan Akhir

(6)

memberikan waktu istirahat agar siswa siap melanjutkan ke materi selanjutnya.

2. Pertemuan 2

Pertemuan ke dua pada siklus satu dilaksanan di hari yang sama dengan pertemuan pertama pada siklus satu yaitu pada hari Sabtu, 7 Oktober 2017. Pertemuan ini dilaksanakan dengan alokasi waktu 2x35 menit. Berikut ini uraian kegiatan pada pertemun ke dua siklus ke satu.

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal dimulai dengan guru mengkondisikankelas kembali dengan mengecek kesiapan siswa mengikuti materi selanjutnya namun ada beberapa siswa yang masih bermain-main diluar kelas dan makan jajanan di dalam kelas. Akhirnya guru menyuruh siswa yang masih berada di luar untuk masuk dan yang masih makan untuk segera menghabiskan makanan atau menyimpannya dahulu. Setelah keadaan di dalam kelas kondusif, guru melanjutkan proses pembelajaran Selanjutnya guru memberikan motivasi

terlebih dahulu dengan mengajak siswa bernyanyi lagi lagu “tik-tik bunyi

hujan”. Siswa terlihat masih bersemangat dalam bernyanyi. Kemudian guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan “mengapa air tidak pernah habis meskipun kita gunakan setiap hari?”. Terlihat beberapa siswa masih menjawab tanpang menunjuk tangan terlebih dahulu, akhirnya guru mencoba mengingatkan siswa supaya tunjuk tangan terlebih dahulu sebelum menjawab. Siswa sudah mulai terlihat aktif memberikan pendapatnya terhadap pertanyaan yang diberikan guru. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan siswa menyimaknya dengan baik.

b. Kegiatan Inti

(7)

tersebut. Setelah itu, Guru bertanya jawab dengan siswa “ dapatkah air menjadi langka? Apakah yang menyebabkan air menjadi langka? Serta apakah

(8)

c. Kegiatan Akhir

Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa. 4.1.2.3 Hasil Observasi

Tahap observasi ini peneliti dibantu 3 observer yaitu guru kelas 5 SD Negeri Asinan 01, dan dua observer adalah teman sejawat. Observer melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung. Observer mengisi kolom pada lembar observasi yang sudah disiapkkan peneliti sesuai petunjuk yang ada pada lembar observasi. Berikut ini hasil observasi siklus I dalam bentuk diagram.

Hasil observasi keterampilan proses IPA pada siklus I yaitu 84% pada aspek mengobservasi, 71 pada aspek mengajukan pertanyaan, 67% pada aspek membuat hipotesis, 66% pada aspek menggunakan alat dan bahan, dan 73% pada aspek mengkomunikasikan.

Gambar 4.2

Diagram Siklus I Keterampilan Proses IPA

Hasil observasi keterampilan proses IPA pada siklus I menunjukkan peningkatan pada setiap aspek yaitu pada aspek mengobservasi menjadi 84%. Pada tahap siklus I

84.00%

71.00% 67.00% 67.00% 73.00% 90

80 70 60 50 40 30 20 10 0

%

(9)

siswa mengamati gambar manfaat air bagi makhluk hidup dan menyimak video tentang daur air. Media gambar dan video tersebut membuat siswa antusias dalam mengamati. Pada aspek mengajukan pertanyaan menjadi 71%. Hal ini terlihat siswa berani bertanya saat mereka belum terlalu memahami cara mengerjakan tugas diskusi yang diberikan oleh guru. Pada aspek membuat hipotesis menjadi 67%. Peningkatan ini terlihat saat siswa mulai aktif dan berani memberikan jawaban atau pendapat dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada aspek menggunakan alat dan bahan menjadi 67%. Peningkatan ini terjadi karena dalam pembelajaran guru melibatkan siswa untuk menggunakan alat, dikarenakan hal ini dapat melatih siswa untuk terampil menggunakan alat/bahan. Siswa juga terlihat tidak terlalu mengalami kesulitan saat menggunakan alat/bahan yang disediakan guru saat pembelajaran. Pada aspek mengkomunikasikan menjadi 73%. Peningkatan terlihat saat kegiatan diskusi dan presentasi. Saat berlangsungnya kegiatan diskusi kelompok, tampak adanya kegiatan saling tukar informasi/pendapat dengan anggota sesama kelompok maupun dengan kelompok lain walaupun masih terlihat beberapa siswa lebih banyak mengobrol dibandingkan membahas materi bersama-sama.

4.1.2.4 Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian siklus I, dapat dikatakan pembelajaran belum berhasil sepenuhnya. Menurut guru kelas 5, peneliti masih terlihat gugup saat menyampaikan pembelajaran. Peneliti diminta untuk lebih mempersiapkan diri, media dan RPP supaya lebih baik pada pelaksanaan siklus II.

4.1.3 Siklus II

4.1.3.1 Tahap perencanaan

(10)

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan 1. Pertemuan Siklus II

Pertemuan siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 9 Oktober 2017. Pertemuan dilaksanakan dengan alokasi waktu 4x35 menit. Berikut ini kegiatan-kegiatan pada pertemuan siklus II.

a. Kegiatan Awal

Guru mengucapkan salam dan siswa membalas salam guru dengan semangat. Kemudian guru mengkondisikan kelas dengan mengecek kesiapan siswa untuk belajar. Siswa dengan sigap mempersiapkan diri dengan mengeluarkan buku serta alat tulis yang akan digunakan. Setelah semua siswa siap untuk belajar, guru bertanya terlebih dahulu tentang materi yang telah diajarkan pada siklus I untuk mengingatkan siswa tentang materi yang telah mereka pelajari sebelumnya. Siswa menjawab secara bersamaan, hal ini membuat suasana kelas menjadi ramai. Akhirnya guru memutuskan menjuk beberapa siswa untuk menjawab. Beberapa siswa yang ditunjuk oleh guru tampak masih ingat materi diajarkan pada siklus I. Selanjutnya, guru memberikan apersepsi

dengan bertanya kepada siswa “ dapatkah proses daur air terganggu?

Serta apakah yang menyebabkan daur air terganggu?”. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan pendapat serta jawabannya. Siswa sudah terlihat tunjuk tangan terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari guru. Setelah itu guru menyampaikan tujuan serta standar pembelajaran dan siswa menyimaknya dengan baik.

b. Kegiatan Inti

(11)

perbandingan air yang jatuh di aspal dengan di tanah. Guru meminta dua orang siswa untuk membantu guru melakukan percobaan. Salah satu siswa diminta menjatuhkan air di atas tanah dan satu siswa menjatuhkan di aspal sedangkan siswa lainnya menyimak kegiatan yang dilakukan ke dua temannya. Siswa menyimak percobaan dengan antusias namun ada beberapa siswa yang bermain-main sehingga guru menegur siswa tersebut. Guru bertanya dengan siswa tentang perbandingan air yang jatuh di tanah dan di aspal. Siswa terlihat sudah dapat menjawab dengan tepat dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah selesai melakukan percobaan, guru meminta siswa untuk kembali ke dalam kelas. Setelah itu guru bertanya jawab dengan siswa

(12)

tidak ada yang bertanya sehingga guru bertanya “apakah ada yang

belum anak-anak mengerti tentang materi yang sudah kita pelajari hari

ini?” untuk memastikan bahwa siswa benar-benar sudah paham. Terlihat siswa menyatakan bahwa mereka sudah mengerti tentang materi yang mereka pelajari hari ini. Setelah itu guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran.

c. Kegiatan Penutup

Pada bagian ini guru memberikan ice breaking dengan meminta dua orang siswa maju ke depan dan menyanyikan lagu baby shark dengan menggunakan gerakan dan siswa lainnya mengkuti nyanyian dan gerakan yang ditampilkan dua temannya di depan. Siswa terlihat senang melakukan kegiatan ice breaking. Hal ini dilakukan untuk memberikan waktu istirahat agar siswa siap melanjutkan ke materi selanjutnya.

Pertemuan 2 a. Kegiatan Awal

(13)

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan guru menampilkan video animasi pembelajaran tentang penghematan air yang ditampilkan guru di depan kelas dengan menggunaan media LCD dan speaker. Siswa terlihat sangat antusias saat menyimak video animasi tersebut. Setelah itu guru bertanya jawab dengan siswa “apakah yang didapat dari video tersebut? Mengapa kita harus bijak/hemat dalam menggunakan air? Serta apakah

(14)

dengan serius dan tidak ada yang kerjasama dalam mengerjakan soal. Guru meminta pada setiap siswa yang sudah selesai untuk mengumpulkan kerjaannya di meja guru. Setelah semua selesai mengerjakan soal, guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran.

c. Kegiatan Penutup

Guru mengakhiri kgiatan pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa. 4.1.3.3 Hasil Observasi

Tahap observasi ini peneliti dibantu 3 observer yaitu guru kelas 5 SD Negeri Asinan 01, dan dua observer adalah teman sejawat. Observer melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung. Observer mengisi kolom pada lembar observasi yang sudah disiapkkan peneliti sesuai petunjuk yang ada pada lembar observasi. Berikut inihasil observasi keterampilan proses ipa siswa kelas dalam bentuk diagram.

Gambar 4.3

Diagram Siklus II Keterampilan Proses IPA

Hasil observasi keterampilan proses ipa pada siklus II mengalami peningkatan pada setiap aspeknya. Aspek keterampilan mengobservasi meningkat menjadi 89%. Pada tahap siklus II siswa mengamati gambar tentang kegiatan manusia yang

89%

80%

78%

75%

81%

95 90 85 80 75 70 65 %

(15)

mempengaruhi daur air, menyimak video animasi tentang penghematan air, dan mengamati perbandingan air yang jatuh di aspal dengan yang jatuh di tanah. Pemilihan video pembelajaran yang menarik dan pengamatan diluar kelas membuat siswa lebih tertarik dalam mengamati serta dibantu dengan media LCD dan speaker membuat siswa lebih jelas dalam proses mengamati. Pada aspek mengajukan pertanyaan menjadi 80%. Siswa sudah aktif dan berani bertanya berkaitan dengan hal yang belum mereka mengerti pada saat kegiatan tugas kelompok diberikan. Pada aspek membuat hipotesis menjadi 78%. peningkatan ini terlihat karena banyak siswa yang sudah berani dan percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya dibandingkan pada tahap siklus I. Pada aspek menggunakan alat/bahan menjadi 75%. Peningkatan ini terlihat pada saat kegiatan tugas kelompok, setiap anggota kelompok berpartisipasi mebuat poster dengan alat dan bahan yang sudah disiapkan guru. Pada aspek mengkomunikasikan menjadi 81%. Peningkatan terlihat siswa yang sudah aktif menyampaikan pendapat saat ada pertanyaan guru selain itu adanya kegiatan bertukar pendapat saat kegiatan diskusi dan siswa yang sudah bisa mempresentasikan hasil 36diskusinya dengan baik.

4.1.3.4 Refleksi

Pada siklus II setelah pembelajaran berlangsung maka dilakukan refleksi oleh peneliti dan guru kelas 5. Guru kelas 5 melihat proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan sesuai RPP yang disiapkan. Setelah dilihat lebih lanjut hasil presentase keterampilan proses sains siswa sudah meningkat maka dari itu tidak diperlukan siklus selanjutnya.

4.2 Hasil Tindakan

(16)

Tabel 4.1 Hasil Wawancara Peneliti dengan Salah Satu Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kamu tertarik dengan proses pembelajaran

yang disajikan?

“Iya pak tertarik karena menyenangkan, bisa

nonton video dan bernyanyi berdiskusi dan

menggambar”

2 Apakah kamu mengalami kesulitan saat

mengumpulkan informasi atau fakta dari objek atau penjelasan guru?

“tidak pak, karena saat saya kurang jelas dengan penjelasan dari bapak saya bisa lihat dari LKS”

3 Apakah kamu menemukan hambatan dalam

mengajukan pertanyaan?

“iya pak. Terkadang masih takut dan malu”

4 Apakah kamu bisa memberikan dugaan jawaban

lebih dari satu tentang permasalahan yang ada pada materi?

“bisa pak”

5 Apakah kamu mampu menguji kebenaran dari

penjelasan yang kamu berikan agar memperoleh bukti, fakta atau kebenaran?

“bisa tapi belum sepenuhnya lancar”

6 Apakah kamu dapat menggunakan alat/bahan dengan

benar yang digunakan dalam proses pembelajaran?

“iya pakkarena mudah menggunakannya”

7 Apakah kamu mengerti alasan mengapa

menggunakan alat/bahan yang dipakai dalam proses pembelajaran?

“iya pak”

8 Apakah factor pendukung dan penghambat dalam

menyusun atau menyampaikan laporan diskusi, hasil percobaan atau penelitian?

“factor pendukungnya teman-teman kelomppok yang bisa diajak kerjasama, factor penghambatnya terkadang teman-teman dari kelompok lain suka menggangu

jika mereka sudah selesai”.

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Peneliti dengan Guru Kelas 5

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana tanggapan mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ASSURE?

“Menarik karena siswa menjadi lebih

aktif dan antusias mengikuti

pembelajaran”

2 Bagaimana cara guru dalam menerapkan model

ASSURE dalam proses pembelajaran?

“Dengan mengikuti langkah-langkah pembelajaran ASSURE lalu menerapkan saat pembelajaran”

3 Apakah kendala yang ditemukan dalam melaksanakan langkah-langkah yang ada pada model ASSURE?

“memilih media dan strategi yang tepat

yang dapat membangkitkan antusias

(17)

4 Apakah hal-hal yang dapat mendukung dan menghambat berjalannya proses pembelajaran dengan menggunakan model ASSURE?

“Hal yang mendukung adalah

keterampilan guru dalam menyampaikan materi dengan memilih strategi yang tepat dengan kriteria siswa. Hal yang menghambat adalah minimnya penggunaan media di sekolah.

Berdasarkan pada table 4.1dan 4.2 terlihat bahwa siswa tertarik mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model ASSURE. Respon yang diberikan oleh

guru terhadap model pembelajaran ASSURE juga baik.

4.3 Analisis Komparatif

Berdasarkan hasil tindakan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran

ASSURE diketahui bahwa adanya peningkatan keterampilan proses IPA.

Perbandingan keterampilan proses IPA pada prasiklus, siklus I dan siklus II.

Gambar 4.4

Diagram Hasil Keterampilan Proses IPA

(18)

4.4 Pembahasan

Penelitian tindakan ini difokuskan untuk meningkatkan keterampilan proses IPA siswa kelas 5 di SD Negeri Asinan 01 dengan menggunakan model pembelajaran

ASSSURE. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan proses

IPA. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa keterampilan proses IPA kelas 5 pada tahap pra siklus adalah sebesar 49%. Hasil ini didapat dengan mencari nilai rata-rata dari aspek-aspek keterampilan proses IPA yang diteliti. Pada tahap pra siklus nilai aspek mengobservasi sebesar 60%, mengajukan pertanyaan sebesar 48%, membuat hipotesis sebesar 47%, menggunakan alat sebesar 46% dan mengkomunikasikan sebesar 46%. Pada tahap siklus I, hasil keterampilan proses IPA kelas 5 adalah sebesar 72%. Pada tahap siklus I nilai aspek mengobservasi sebesar 84%, mengajukan pertanyaan sebesar 71%, membuat hipotesis sebesar 67%, menggunakan alat sebesar 67% dan mengkomunikasikan sebesar 73%. Pada tahap siklus II, hasil keterampilan proses IPA adalah sebesar 81%. Pada tahap siklus II nilai aspek mengobservasi sebesar 89%, mengajukan pertanyaan sebesar 80%, membuat hipotesis sebesar 78%, membuat hipotesis sebesar 75%, dan mengkomunikasikan 81%. Berikut akan dipaparkan lebih jelas lagi penjelasan mengenai hasil masing-masing keterampilan proses IPA siswa berdasarkan lembar observasi keterampilan proses IPA.

Keterampilan Mengobservasi

(19)

tahap pra siklus, siklus I serta siklus II, aspek keterampilan mengamati (mengobservasi) memiliki persentase rata-rata tertinggi yaitu 78% dengan kategori baik. Hal ini dapat dicapai karena peneliti sudah menyiapkan bahan atau media yang sesuai dengan karakteristik siswa untuk membantu siswa dalam proses mengamati. Menurut Pribadi (2011 : 29) bahwa model pembelajaran ASSURE lebih berorientasi

kepada pemanfaatan media dan teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang diinginkan. Pada lembar observasi, sub aspek keterampilan proses yang diamati pada aspek mangamati/observasi yaitu mengamati gambar tentang manfaat air bagi makhluk hidup, menyimak video tentang proses daur air, mengamati gambar tentang kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air dan menyimak video tentang penghematan air. Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa sudah melakukan pengamatan dengan maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan antusias siswa dalam kegiatan mengamati selain itu juga setelah kegiatan mengamati peneliti memberikan pertanyaan berkaitan dengan apa yang siswa amati dan sudah banyak siswa yang merespon dengan memberikan jawaban yang benar.

Keterampilan Mengajukan Pertanyaan

Keterampilan proses mengajukan pertanyaan dapat diperoleh siswa dengan mengajukan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana untuk meminta penjelasan atau pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II diperoleh rata-rata persentase untuk aspek keterampilan bertanya yaitu sebesar 66% dengan kategori baik. Pada tahap pra siklus masih banyak siswa yang belum aktif dalam bertanya jika ada hal-hal yang belum mereka mengerti berkaitan dengan materi. Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru membuat siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran. Setelah dilaksanakan kegiatan siklus I dan siklus II, keterampilan siswa dalam mengajukan pertanyaan mengalami peningkatan. Dengan diadakan kegiatan diskusi dan kerja kelompok pada setiap pelaksanaan siklus membuat siswa lebih aktif dalam bertanya. Menurut Bahar Baran (2010) menyatakan bahwa model ASSURE memungkinkan

(20)

menarik perhatian peserta didik untuk berpartisipasi. Keterampilan mengajukan pertanyaan memudahkan siswa dalam memecahkan tugas atau masalah yang diberikan, karena siswa dapat bertanya apa saja yang belum mereka mengerti mengenai tugas atau permaslahan yang diberikan. Pada kegiatan kerjakelompok yang dilaksanakan di siklus I dan siklus II siswa mulai terlihat berani untuk mengajukan pertanyaan seputar prosedur tugas, alat bahan dan penggunaan alat bahan. Keterampilan mengajukan pertanyaan merupakan aspek keterampilan proses IPA yang perlu dilatih dan dibiasakan dalam pembelajaran, karena ketika siswa sering dilatih keterampilan untuk bertanya atau distimulus bertanya, siswa pun akan memiliki kemampuan yang baik.

Keterampilan Menyusun Hipotesis

(21)

satunya dengan metode Tanya jawab. Menurut Anitah (2008 ; 95) model ASSURE

memiliki beberapa langkah dalam penerapannya salah satunya memilih metode. Model ASSURE di dalamnya memadukan metode dan media yang sangat diperlukan

agar dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Keterampilan Menggunakan Alat/Bahan

(22)

ikut mengerjakan tugas kelompok. Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan ketika pembelajaran diketahui bahwa siswa yang kurang baik dalam menggunakan keterampilan proses memang memiliki sifat kurang aktif dalam proses pembelajaran sehari-hari dibandingkan dengan teman-teman lainnya.. Keterampilan menggunakan alat/bahan berpengaruh besar terhadap kegiatan praktikum mapun proses pembelajaran IPA, oleh sebab itu diperlukan keterampilan dalam menggunakan alat/bahan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Keterampilan Mengkomunikasikan

(23)

digunakan untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi siswa. Salah satunya dengan memantapkan diri siswa sedini mungkin di tingkat sekolah.

Berdasarkan hasil persentase yang diperoleh pada masing-masing aspek KPS yang memiliki persentase rata-rata dengan kategori baik, terbukti bahwa model pembelajaran ASSURE terbukti cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan

proses IPA siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria Singerin yang berjudul Penerapan Model ASSURE Untuk Meningkatkan

Pembelajaran IPA Kelas V SDN Madyopuro 4 Kota Malang dan Sri Giarti yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran ASSURE Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

IPA Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Bengle Kecamatan Wonosegoro-Boyolali. Peningkatan keterampilan proses IPA yang diperoleh dalam penelitian ini adalah karena pembelajaran IPA yang diberikan menggunakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat aktif dan bereksplorasi dengan kegiatan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Achmadi, 2014 : 37) bahwa model ASSURE merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta

didik dalam pembelajaran yang direncakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik. Dengan menerapkan langkah model pembelajaran

ASSURE dengan tepat dan memperhatikan karakteristik siswa, kemudian menyatakan

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Prasiklus Keterampilan Proses IPA
Gambar 4.2 Diagram Siklus I Keterampilan Proses IPA
gambar tentang kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air. Siswa
Gambar 4.3 Diagram Siklus II Keterampilan Proses IPA
+3

Referensi

Dokumen terkait

Islam sebagai agama yang hadir ditengah-tengah kondisi sosial ma- syarakat arab yang memandang remeh perempuan, Islam tidak melaku- kan perubuhan secara menyeluruh terhadap tradisi

Pengaruh kepribadian merek terhadap keterikatan merek adalah positif menunjukkan bahwa semakin tinggi kepribadian merek maka dampaknya pada keterikatan merek dari pengguna

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Penerapan

Penelitian ini bertopik Total Quality Management (TQM) dan Kinerja Perusahaan yang Berkelanjutan : Kajian Hubungan Di Perusahaan Malaysia. Tujuan penelitian ini

Inter dapat diartikan sebagai: (1) ruang yang berbeda, dasar yang berbeda yang melandasi permasalahan, isu, atau pertanyaan tertentu yang menjadi fokus dua

Penelitian Yaser Mansour Almansour, 2012, menjelaskan bahwa variabel TQM yaitu; 1) Komitmen pada kualitas; 2) Keterlibatan karyawan; 3) Fokus pada pelanggan; 4)

Salah satu hasil yang paling penting dengan melakukan penelitian lapangan dalam suatu masyarakat yang asing dengan bahasa yang sama sekali berbeda, bahwa proses penerjemahan akan

pelayanan yang berkulitas terhadap nasabah akan tetap bertahan bahkan bersaing lebih baik dalam pasar global. Agar suatu bank dapat memiliki keunggulan dalam skala global,