• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOSA KATA DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOSA KATA DAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 7 Hal. 1

ISSN : 2337-3253

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOSA KATA DAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V

SDN WONOKUSUMO V SURABAYA (Riyo Darminto)

ABSTRACK

This study aimed to describe : 1 ) the relationship between vocabulary mastery with narrative writing skills of fifth grade students of SDN Wonokusumo II Surabaya ; 2 ) Relationship Mastery effective sentence with narrative writing skills of fifth grade students of SDN Wonokusumo II Surabaya ; 3 ) the relationship between vocabulary mastery and effective sentences with narrative writing skills fifth grade students of SDN

Wonokusumo. II Surabaya.

The method used in this study is correlational survey method . The study population was a fifth grade students of SDN Wonokusumo II Surabaya consisting of 62 students . Samples for this study totaled 62 te.rmasuk study population . Instruments for collecting data is to test vocabulary , and procurement of effective sentence narrative writing skills test . The data analysis technique used is regression analysis with the 0.01 correlation . From the analysis of the data , and the linearity test and the significance of regression that has been done in detail with the help of SPSS 16.0 for window and on the interpretation of hypothesis testing in advance , it can be drawn a conclusion , namely: 1 ) There is a positive relationship between the two variables the relationship between vocabulary mastery words with narrative writing skills with degrees ( levels ) r greater than 0.671 hitungsebesar table r of 0.24 with a significance level of 1 % . 2 ) . There is a positive relationship Mastery effective sentence with narrative writing skills with degrees ( levels ) count of 0.68 r greater than r table value of 0.24 with a significance level of 1 % . 3 ).

There is a positive correlation between vocabulary mastery , mastery of effective sentence together with the ability to write narrative , with the degree ( level ) 0.738 hitungsebesar r greater than r table value of 0.24 with a significance level of 1 % . With a price of 35.370 and F major contribution to 54.5 % . Therefore, this study concluded that the mastery of vocabulary and mastery of effective sentences together contribute significantly to the ability to write narrative .

(2)

E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 7 Hal. 2 I. PENDAHULUAN

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra manusia Indonesia. Menulis merupakan keterampilan yang mensyaratkan penguasaan bahasa yang baik. Menulis sebagaimana berbicara, merupakan keterampilan yang produktif dan ekspresif.

Di Sekolah Dasar keterampilan bahasa terutama menulis sudah mulai ditekankan. Pada hakikatnya, siswa telah menyadari bahwa kemampuan menulis merupakan sarana untuk berkomunikasi, atau bekal melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Namun perlu diketahui bahwa setiap mendapat tugas menulis siswa seringkali mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut dapat berupa kesulitan dalam pemilihan kosa kata yang tepat, kurang lancar menulis, maupun kurang jelas dalam mengungkapkan gagasannya. Kenyataan ini yang dialami siswa kelas V SDN Wonokusumo V yang selama ini kurang baik dalam hal menulis. Guru pada umumnya menerangkan hal-hal yang berkenaan dengan teori menulis. Sementara pelatihan menulis yang sebenarnya jarang dibahas atau disampaikan, seperti penggunaan tanda baca dalam menulis, memadukan kalimat, menyatukan paragraf yang baik, kurang mendapat perhatian. Sehingga pada saat di adakan tes keterampilan menulis ketuntasan belajar siswa sangat rendah artinya masih di bawah KKM. Tolok ukur keberhasilan mengajar didasarkan pada ketuntasan belajar 75 dan porsentase 85% untuk ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai. Hasil tes yang diadakan untuk menuris karangan narasi adalah diperoleh data ketuntasan yaitu: kelas V A= 56%; kelas V B=72%.

Kosakata sebagai salah satu unsur bahasa memegang peranan penting dalam kegiatan menulis. Melalui kata-kata, kita dapat mengekspresikan pikiran, gagasan, serta

perasaan terhadap orang lain. Henry Guntur Tarigan (1993:2) mengatakan bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang jelas bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Faktor lain yang diduga mempengaruhi kemampuan menulis narasi adalah pengusaan kalimat efektif. Pengusaan kalimat efektif yang baik, siswa akan lebih mudah dalam menyusun kalimat yang baik dalam mengarang.

Dari beberapa faktor penyebab mengapa kompetensi dasar menulis karangan narasi masih rendah, dalam penelitian ini akan diteliti lebih lanjut dalam penguasaan kosa kata dan kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi. Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan keterkaitan penguasaan kosa kata dan kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi.

II. PEMBAHASAN a. Penguasaan Kosa kata

Penguasaan kosakata bukan hanya sekedar mengerti arti secara harfiah tetapi juga arti secara pragmatik, sesuai dengan konteks kalimatnya. Berbicara tentang makna kata, Gorys Keraf (1986: 25) menyatakan bahwa makna kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya, sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1993: 60) membagi makna kata menjadi makna khusus dan makna umum. Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan. Menurut Leo Indra Ardiana dkk. (2002: 36) perubahan makna dapat terjadi karena: (1) faktor kebahasaan, yang berkaitan dengan proses morfologis dan sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu, tempat, dan sosial.

(3)

E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 7 Hal. 3 (2) tahap holofrastik, yaitu ucapan satu kata,

pada masa ini kanak-kanak menyatakan makna keseluruhan frase atau kalimat dalam satu kata yang diucapkannya itu, misalnya: makan, tidur, pergi, main, mandi; (3) tahap dua holofrase, yaitu ucapan dua kata, tahap ini merupakan perkembangan dari tahap satu kata, misalnya kata: baju ibu, adik makan, adik tidur.Usia, lingkungan, dan semakin minatnya seseorang juga sangat menentukan penguasaan kosakata seseorang. Apabila anak hidup di lingkungan yang penuh dengan fasilitas buku serta lingkungan yang gemar membaca, maka akan mempunyai penguasaan kosakata yang memadai. Selain itu makin banyak buku/referensi yang dibaca akan semakin banyak kosakata yang dimiliki.

b. Penguasaan Kalimat efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis/pembicara. Rohmadi (2008: 92) mengatakan kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses penyampaian oleh pembicara atau penulis dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang disampaikan oleh pembicara atau penulis tergambar lengkap dalam pikiran pendengar atau pembaca. Kalimat yang baik harus memenuhi syarat gramatikal. Ini berarti kalimat itu harus disusun berdasarkan peraturan (kaidah yang berlaku). Kaidah-kaidah itu meliputi: unsur- unsur kalimat yang penting yang ada dalam sebuah kalimat, penggunaan ejaan yang berlaku (EYD), dan cara memilih kata dalam kalimat.

Bambang Yulianto (2008: 133)

mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakaianyasecara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Syarat kalimat efektif adalah kejelasan gagasan kalimat, kepaduan unsur

kalimat, kecermatan pembentukannya, dan kevariasian penyusunannya.

Abdul Rozak (1990: 8) berpendapat bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan itu tergambar lengkap dalam pikiran penerima (pembaca) persis seperti apa yang disampaikan. Sementara itu, menurut Zainal Arifin (2000: 84) kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas dan enak dibaca.

c. Kemampuan menulis narasi

Menulis menurut Y. Budi Artati ( 2008: 2) adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Maksudnya melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis diperoleh melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 2008: 3-4).

Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan satu atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa tersebut. Rangkaian kejadian atau peristiwa biasanya disusun menurut urutan waktu (secara kronologis).

d. Kajian Riset Sebelumnya

Hasil penelitian yang dilakukan Hadi Pranowo (2009) memiliki relevansi variabel penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya hubungan antara (1) penguasaan

kosakata dan kemampuan membaca

pemahaman; (2) prestasi belajar bahasa

Indonesia dan kemampuan membaca

(4)

E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 7 Hal. 4 bersama-sama dengan kemampuan membaca

pemahaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada hubungan positif yang signifikan antara penguasaan kosakata dan kemampuan memabaca pemahaman dengan r hitung sebesar 0,69 lebih besar dari r tabel 0,230, taraf signifikan 1%, dengan harga F sebesar 95,42 %, besar sumbangannya 47,6 % (2) ada hubungan positif antara prestasi belajar bahasa Indonesia dan kemampuan membaca pemahaman r hitung sebesar 0,679 lebih besar dengan r tabel 0,230 dengan taraf signifikansi 1% dengan harga F sebesar 89,090, besar sumbangannya 45,9 % (3) ada hubungan positif antara penguasaan kosakata dan prestasi belajar bahasa Indonesia dengan kemampuan membaca pemahaman r hitung sebesar 0,789 lebih besar dari r tabel 0,230 dengan taraf signifikansi 1% dengan harga F sebesar 85,822 %, besar sumbangannya 62,3%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama penguasaan kosakata dan prestasi belajar bahasa Indonesia memberi sumbangan yang berarti kepada kemampuan membaca pemahaman sebesar 62,3 %. Ini menujukkan bahwa kedua variabel tersebut dapat menjadi prediktor yang baik bagi kemampuan membaca pemahaman. Hasil penelitian ini juga mengindikasikan bahwa guru yang mengajar pelajaran bahasa Indonesia perlu lebih memotivasi penguasaan kosakata untuk

meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman.

Penelitian yang kedua oleh Rifolani (2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya (1) hubungan antara penguasaan kalimat efektif dan kemampuan mengembangkan paragraf; (2) hubungan antara persepsi siswa terhadap cara mengajar guru dan kemampuan mengembangkan paragraf; dan (3) hubungan antara penguasaan kalimat efektif dan persepsi siswa terhadap cara mengajar guru secara bersama-sama

dengan kemampuan mengembangkan

paragraf. Hasil analisis menunjukkan bahwa:

(1) ada hubungan positif penguasaan kalimat efektif dengan kemampuan mengembangkan paragraf (r y.1 = 0,52 pada taraf nyata α = 0,05 dengan N= 80 di mana r t = 0,220); (2) ada hubungan positif persepsi siswa terhadap cara mengajar guru dengan kemampuan mengembangkan paragraf (r y.2 = 0,81 pada taraf nyata α = 0,05 dengan N= 80 di mana r t = 0,220); dan (3) ada hubungan positif antara penguasaan kalimat efektif dan persepsi siswa terhadap cara mengajar guru secara bersama-sama dengan kemampuan mengembangkan paragraf (R y.12 =0,82 pada taraf nyata α = 0,05 dengan N= 80 di mana r t = 0,220). Dari hasil penelitian di atas dapat dinyatakan bahwa secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama penguasaan kalimat efektif dan persepsi siswa terhadap cara mengajar guru memberikan sumbangan yang berarti kepada kemampuan mengembangkan paragraf.

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai melalui studi korelasional, sebab melalui jenis penelitian korelasional ini dapat dipakai untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Sumadi Suryabrata, 1993: 26)

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Wonokusumo V Surabaya yang berjumlah 62 siswa. Dan penelitian ini termasuk penelitian populasi.

(5)

E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 7 Hal. 5 hipotesis, meliputi pengujian hipotesis I dan

hipotesis II digunakan teknik korelasi sederhana, sedangkan pengujian hipotesis III digunakan teknik korelasi ganda.

Analisis diskripsi dilakukan terhadap seluruh ubahan beserta indikator-indikatornya, guna menggambarkan karakteristik setiap variabel penelitian meliputi: pembuatan daftar distribusi frekuensi, perhitungan rerata, simpangan baku, serta penentuan standar skor

katagori setiap ubahan. Untuk

mendiskripsikan data yang diperoleh dari hasil pengukuran dilakukan dengan cara mentabulasikan harga rerata, simpangan baku, distribusi frekuensi dan histogram setiap ubahan, dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.0 for window. IV. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Data penguasaan kosakata merupakan skor yang diperoleh melalui tes angket. Data ini memiliki skor tertinggi 90 dan terendah 50, mean sebesar 69,6, Median sebesar 70, Modus sebesar 70. Selain itu, dapat didiskripsikan varian data ini adalah 101,8 dengan simpangan baku sebesar 10, Skewness 0,11 dan Kurtosis sebesar -0.2.

2. Data penguasaan kalimat efektif merupakan skor yang diperoleh melalui tes angket. Data ini memiliki skor tertinggi 90 dan terendah 45, mean sebesar 70,56 Median sebesar 72,5, Modus sebesar 75. Selain itu, dapat didiskripsikan varian data ini adalah 86,9 dengan simpangan baku sebesar 9,3, Skewness -0,9 dan Kurtosis sebesar 1,7.

3. Data Kemampuan menulis Narasi merupakan skor yang diperoleh melalui tes menulis narasi. Data ini memiliki skor tertinggi 85 dan terendah 30, mean sebesar 62,4, Median sebesar 60, Modus sebesar 60. Selain itu, dapat didiskripsikan varian data ini adalah

130,1 dengan simpangan baku sebesar 11,4, Skewness -0,46 dan Kurtosis sebesar 0,78

(6)

E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 7 Hal. 6 penguasaan kalimat efektif berpengaruh

secara signifikan terhadap kemampuan menulis narasi. Ketiga, berkenaan dengan hubungan antara kedua variabel bebas secara bersama-sama dengan kemampuan menulis narasi. Terdapat hubungan yang positif antara penguasaan kosakata, penguasaan kalimat efektif secara bersama-sama dengan kemampuan menulis narasi, mengandung arti bahwa makin baik penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif makin baik pula kemampuan menulis narasinya.

5. Dengan derajat (kadar) r hitungsebesar 0,738 lebih besar daripada r tabel sebesar 0,24 dengan taraf signifikansi 1%. Dengan harga F sebesar 35,370 dan besar sumbangannya 54,5%. Karena itu penelitian ini menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif secara bersama-sama

memberikan sumbangan secara

signifikan terhadap kemampuan menulis narasi.

V. KESIMPULAN

Dari hasil analisis data, uji kelinieran dan dan keberartian regresi yang telah dilakukan secara rinci dengan bantuan program SPSS 16.0 for window serta dari penafsiran pengujian hipotesis di muka maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara penguasaan kosa kata dengan keterampilan menulis

narasi siswa kelas V SDN

Wonokusumo V Surabaya. hasil analisis yang berkenaan dengan hubungan antara penguasaan kosakata dengan Kemampuan menulis narasi. Terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel tersebut mengandung arti bahwa makin baik penguasaan kosakata, makin baik pula kemampuan menulis narasinya. Dengan derajat

(kadar) r hitungsebesar 0,671 lebih besar daripada r tabel sebesar 0,24 dengan taraf signifikansi 1%. Dengan harga F sebesar 49,054 dan besar sumbangannya 45%. Karena itu penelitian ini menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menulis narasi.

2. A d a h ubungan Penguasaan kalimat efektif dengan keterampilan menulis

narasi siswa kelas V SDN

Wonokusumo V Surabaya. hasil analisis yang berkaitan dengan hubungan antara penguasaan kalimat efektif dan kemampuan menulis narasi. Terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel tersebut mengandung arti bahwa makin baik penguasaan kalimat efektif, makin baik pula kemampuan menulis narasi. Dengan derajat (kadar) r hitung sebesar 0,68 lebih besar daripada r tabel sebesar 0,24 dengan taraf signifikansi 1%. Dengan harga F sebesar 53,965dan besar sumbangannya 47,4%. Karena itu penelitian ini menyimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menulis narasi

3. Ada Hubungan antara penguasaan kosa kata dan kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa

kelas V SDN Wonokusumo V

Surabaya. berkenaan dengan hubungan antara kedua variabel bebas secara bersama-sama dengan kemampuan menulis narasi. Terdapat hubungan yang positif antara penguasaan kosakata, penguasaan kalimat efektif

secara bersama-sama dengan

kemampuan menulis narasi,

(7)

E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 7 Hal. 7 Dengan derajat (kadar) r hitungsebesar

0,738 lebih besar daripada r tabel sebesar 0,24 dengan taraf signifikansi 1%. Dengan harga F sebesar 35,370 dan besar sumbangannya 54,5%. Karena itu penelitian ini menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif secara bersama-sama

memberikan sumbangan secara

signifikan terhadap kemampuan menulis narasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima yaitu Hubungan antara penguasaan kosa kata dan kalimat efektif secara sendiri-sendiri

maupun bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan kemampuan menulis narasi pada SD Wonokusumo V Surabaya. Akan tetapi, apabila dilihat besar nilai sumbangan variabel bebas

(prediktor) kepada variabel terikat

(respons), tampak bahwa penguasaan kalimat efektif memberikan sumbangan atau konstribusi yang lebih besar daripada prestasi belajar bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia. Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Darmiyati Zuchdi. 2007. Stategi Membaca

Meningkatkan Kemampuan Membaca Yogyakarta: Uny Press.

Dirgo Sabariyanto. 2001. Mengapa Disebut

Bentuk Baku dan Tidak Baku.

Yogyakarta: Mitra Gama Widya. Harimurti Kridalaksana. 1984. Kamus

Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Harimurti Kridalaksana. 2007. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Henry Guntur Tarigan. 1985. Menulis Sebagai

Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Henry Guntur Tarigan. 1990. Berbicara

Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Henry Guntur Tarigan. 1993. Membaca

Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Henry Guntur Tarigan. 1993. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkas

Henry Guntur Tarigan. 2008. Membaca

sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Ida Bagus Putrayasa. 2006. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Singaraja: Aditama.

Imam Syafi’ie. 1993. Terampil Berbahasa

Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.

Leo Idra Ardana.dkk. 2002. Semantik Bahasa Indonesia. Pelatihan Terintegrasi

Roekhan dan Martutik. 1991. Evaluasi

Pengajaran Bahasa Indonesia.

Malang: Yayasan Asih Asah Asuh. Sabarti Akhadiah; Maidar G. Arsyad; dan

Sakura H. Ridwan. Menulis I. Jakarta: Depdikbud (Dirjen Dikdasmen)

Singgih Santosa. 2000. SPSS versi 16.0:

Mengolah Data Statistik secara

Professional.Jakarta: Elex Media

Komputindo

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor

yang Mempengaruhinya. Jakarta:

(8)

E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 7 Hal. 8 Sudjana. 2002. Metode Statistika.Bandung:

Tarsito

Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan R&D.Bandung:

Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Seberapa besar pengaruh sosial budaya terhadap perilaku konsumen dalam penerapan pemasaran Bordir Khas Tasikmalaya pada PD Delima Mas Bordir.. 1.3 Maksud dan

Jogiyanto H, MBA, Ph.D, Analisa dan Desain Sistem Informasi , Andi Offset,..

Manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan prinsip fokus pelanggan:. Meningkatkan penerimaan dan pangsa pasar yang diperoleh

1 BEKS-R RIGHT II BANK PUNDI INDONESIA Tbk Bank Pundi Indonesia Tbk, PT 100

Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik remaja, karakteristik keluarga, perilaku teman sebaya, efikasi diri , dan prokrastinasi

Sumber data yang digunakan oleh peneliti bersumber dari laporan Realisasi APBD Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh, yakni Anggaran Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pelembab yang mengandung urea atau niasinamid juga dapat meningkatkan hidrasi kulit pasien DA secara signifikan dengan harga

[r]