• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh sistem informasi teknologi dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh sistem informasi teknologi dan"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh sistem informasi teknologi dan teknologi informasi terhadap

kinerja karyawan

(2)

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyaknya fasilitas kemudahan-kemudahan yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi informasi secara langsung berdampak kepada kegiatan organisasi. Dampak sari perkembangan teknologi informasi yang terjasi mamacu organisasi-organisasi untuk tetap exist serta dapat meningkatkan prestasi yang dijalankannya. Peran teknologi informasi dapat memenuhi kebutuhan organisasi dengan sangat cepat, tepat, relevan, dan akurat (Ismanto, 2010)

Perkembangan teknologi informasi menyebabkan berkembangnya informasi yang dihasilkan dari dunia bisnis, yang menyebabkan berkembang pula para pemakai informasi tersebut. Perkembangan dunia usaha menunjukan adanya persaingan ketat, maka tentunya semakin terasa kebutuhan akan informasi dunia bisnis tersebut, sehingga perlu disusun suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dimana untuk melakukan semua itu diperlukan investasi yang tidak sedikit. Saat ini banyak perusahaan yang menanamkan investasi yang cukup besar dibidangn teknologi informasi. Alasan organisasi untuk melakukan investasi beranekaragam, tetapi satu hal yang dipercaya adalah bahwa dapat menggunakan teknologi tersebut sehingga lebih produktif dalam hal efisiensi, efektifitas dan kualitas.

Sitem teknologi informasi sudah dioperasikan harus dikelola dengan baik karena nilai dan manfaat dari sistem teknologi informasi secara finansial adalah signifikan. Isu-isu penting tentang pengelolaan sistem teknologi informasi adalah pengelolaan pengendalian diri dari sistem teknologi informasi, pengelolaan etika dan pengelolaan politik informasi. Pengendalian atau kontrol merupakan salah satu komponen sistem teknologi informasi yang penting sehingga perlu dikelola dengan baik. Hasil penelitian tentang studi karakteristik penggunaan teknologi informasi diperoleh bahwa manfaat penggunaan komputer berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan konsultan perencanaan di Surakarta dan dari perhitungan statistik terbukti bahwa kemudahaan penggunaan komputer berpengaruh dengan berkurangnya usaha pengguna karena menggunakan komputer. (Yuniar,2010)

(3)

Kemajuan di bidang teknologi informasi telah mengakibatkan peningkatan produktivitas secara signifikan di seluruh dunia perbankan komersial. Salah satu contohnya adalah penganalan ATM (Automatic Teller Machine), yang pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 1968. Pengenalan ATM membuat distribusi dari beberapa layanan perbankan menjadi lebih efisien. Teknologi informasi telah mengembangkan persaingan antara lenbaga keuangan. Banyak strategi yang inovatif muncul dari sistem perbankan baru atau peningkatan sistem informasi perbankan, yang meliputi e-banking, sistem kartu kredit atau peningkatan sistem kartu pembayaran lainnya. Mesin ATM (Automatic Teller Machine) adalah salah satu contoh teknologi informasi dari sistem perbankan yang memiliki banyak aplikasi seperti penarikan dana dan pentransferan dana antar rekening. Semua membutuhkan interaksi tatap muka antara pelanggan dan teller bank. Biaya bank untuk transaksi ini meliputi upah teller dan back-office personil, biaya pemeliharaan tempat, dan biaya terkait lainnya.

Pemanfaatan teknologi informasi pada bidang jasa perbankan di Temanggung-Magelang sudah cukup optimal, penggunaan mesin ATM di tempat-tempat yang dirasa strategi nyatanya dapat memberikan kemudahaan bagi nasabah untuk melakukan transaksi tanpa harus ke bank. Pihak bank memilih untuk menginvestasikan dananya secara tepat. Perkembangan internet yang semakin canggih juga membuat bank turut serta mengembangkan e-banking sebagai alternatif untuk nasabah yang tidak bisa mengunjjungi bank untuk bertransaksi. Selain memberikan kemudahaan untuk nasabah, hal ini juga dimaksudkan untuk memberikan kemudahaan pada karyawan bank agar dapat meningkatkan kinerja organisasi.

Usaha perusahaan untuk melakukan investasi dalam komputer cenderung meningkat, hal ini menunjukan bahwa perusahaan sangat perlu dalam pengembangan sistem informasi manajemen. PT. Bank Mandiri Indonesia adalah salah satu bank milik pemerintah di Indonesia. Pengelolaan operasional perbankannya menggunakan aplikasi online dan offline, yang mengatur segala transaksi seperti pinjaman dan simpanan nasabah (Apriyanti, dkk 2010).

(4)

waktu sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pimpinan perusahaan, untuk dapat digunakan sabagai bahan pengambilan keputusan.

Suhali (2004) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari adanya komputer terhadap sikap dan perilaku kayawan yang memerlukan tugas rutin, sehingga masih banyak orang yang beranggapan bahwa komputerisasi akan menimbulkan pengangguran masal atau pemberhentian beberapa karyawan. Komputer seharusnya dapat meningkatkan produktivitas kerja dan membuka pekerjaan yang lebih kreatif serta memerlukan pertimbangan, pengetahuan, dan keahlian yang lebih tinggi. Teknologi informasi di bank Mandiri memudahkan untuk operasional, pemeliharaan dan control aplikasi di unit bank Mandiri serta meningkatkan daya saing bank Mandiri dengan bank-bank lain. Sementara itu bagi nasabah manfaat yang diperoleh cukup signifikan, mereka dapat bertransaksi secara online diseluruh bank Mandiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah faktor dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan unit-unit Bank Mandiri di Temanggung dan Magelang?

2. Apakah affect dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan unit-unit Bank Mandiri di Temanggung dan Magelang?

3. Apakah kompleksitas dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan unit-unit Bank Mandiri di Temanggung dan Magelang ?

4. Apakah kesesuaian tugas dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan unit-unit Bank Mandiri di Temanggung dan Magelang ?

(5)

6. Apakah kondisi yang memfasilitasi dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan unit-unit Bank Mandiri di Temanggung dan Magelang ?

7. Apakah faktor sosial, affect, kompleksitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang, kondisi yang memfasilitasi dalam pemanfaatan teknologi informasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan unit-unit Bank Mandiri di Temanggung dan Magelang ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh faktor sosial dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan unit-unit Bank Mandiri di Temanggung dan Magelang?

2. Untuk mengetahui pengaruh affect dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan unit-unit Bank Mandiri di Temanggung dan Magelang?

3. Untuk mengetahui pengaruh kompleksitas dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan unit-unit Bank Mandiri di Temanggung dan Magelang?

4. Untuk mengetahui pengaruh kesesuaian tugas dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan unit-unit Bank Mandiri di Temanggung dan Magelang?

5. Untuk mengetahui pengaruh konsekuensi jangka panjang dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan unit-unit Bank Mandiri di Temanggung dan Magelang?

6. Untuk mengetahui pengaruh kondisi yang memfasilitasi dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja unit-unit Bank Mandiri di Temanggung dan Magelang?

(6)

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk : 1. Bagi penulis

Sebagai tambahan pengetahuan dan informasi tentang kemajuan teknologi informasi serta mengetahui seberapa besar pengarug faktor pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan.

2. Bagi pembaca

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi pemabaca serta dapat digunakan sebagai mana mestinya. Dapat dijadikan sumber informasi tentang teknologi informasi, kemajuan dan pengembangan teknologi saat ini dijadikan bahan masukan dan acuan bagi penelitian-penelitian berikutnya.

3. Bagi Instansi Terkait

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi organisasi untuk melakukan keputusan investasi dalam teknologi informasi dengan mempertimbangkan dalam kinerja karyawan yang disebabkan oleh pemanfaatan teknologi informasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku individu sehingga dapat membuka wawancara anggota organisasi mengenai pentingnya pemahaman tentang teknologi informasi sehingga dapat mendorong anggota organisasi untuk memanfaatkan teknologi informasi yang ada untuk meningkatkan kinerja.

4. Bagi Karyawan

Diharapkan para karyawan dapat memanfaatkan teknologi dengan baik dan memberikan dampak dalam peningkatan kinerja.

E. Landasan Teori Telaah Teori

Teknologi dipandang sebagia alat yang digunakan oleh individu dalam menjalankan tugasnya. Dalam konteks sistem informasi, teknologi menunjukan sistem komputer (perangkat keras, perangkat lunak, dan data) dan dukungan bagi pemakai (pelatihan dan bantuan) yang disediakan untuk membantu pemakaian dalam menjalankan tugas-tugasnya. Dalam kaitannya dangan pemanfaatan teknologi informasi teori yang mendasari yaitu Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan oleh Ajzen dan Fishbein (1975, 1980)

(7)

Teori tindakan beralasan (The Theory of Reasoned Action-TRA) dikembangkan oleh Icek Azjen dan Martin Fishbein. Teori ini merupakan suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam mekaksanakan kegiatan. Teori ini menjelaskan bahwa perilaku (behavior) dilakukan karena individu mempunyai minat atau keinginan untuk melakukannya (behavior intention) atau dengan kata lain minat perilaku akan menentukan perilakunya. TRA mengusulkan bahwa minat perilaku adalah suatu fungsi dari sikap (attitude) dan norma-norma subjektif (subjective norms). TRA hanya dimaksudkan untuk menjelskan perilaku-perilaku yang dikerjakan secara sukarela (Wiyono, 2008). Handayani (2007) menyatakan bahwa The Theory of Reasoned Action (TRA) adalah suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam melaksanakan kegiatan. Seseorang akan memanfaatkan sistem informasi dengan alasan bahwa sistem tersebut akan menghasilkan manfaat bagi dirinya.

Menurut The Theory of Reasoned Action, kinerja individu dari perilaku yang telah ditetapkan akan ditentukan oleh maksud dari tindakan yang akan dilakukan dengan tujuan perilaku secara bersama-sama ditentukan oleh sikap individu dan norma-norma subjektif. Tujuan dari perilaku merupakan kekuatan seseorang untuk melakukan tindakan yang ditentukan. Tujuan perilaku tersebut didefinisikan sebagai perasaan positif atau negatif mengenai suatu tindakan. Norma subjektif diartikan sebagai presepsi seseorang bahwa kebanyakan orang adalah penting baginya untuk memperkirakan perlu ridaknya melakukan suatu tindakan (Fishbein dan Ajzen, 1975)

(8)

Miller (2005) dalam Amalia (2010) mendifinisikan masing-masing dari tiga komponen teori ini sebagai berikut :

1. Sikap merupakan jumlah dari keyakinan tentang perilaku tertentu tertimbang oleh evaluasi dari keyakinan.

2. Norma subjektif merupakan melihat pengaruh dari orang-orang dilingkungan sosial dan keyakinan orang dengan dihitung pentingnya pendapat mereka akan pengaruhi perilaku tersebut.

3. Niat perilaku merupakan fungsi dari kedua sikap terhadap perilaku dan norma subyektif terhadap perilaku yang telah ditemukan untuk memprediksi perilaku aktual TRA bekerja.

TRA bekerja dengan baik jika diterapkan pada perilaku dimana individu memiliki pilihan atau kendali terhadap perilakunya (volitional control). Jika perilaku tidak sepenuhnya berada dalam kendali individu meskipun individu sangat bermotivasi oleh sikap dan norma subjektif, individu secara aktual tidak dapat melaksanakan perilakunya karena ada intervensi dari kondisi lingkungan kerja.

Gambar 2.1

Theory of Reasoned Action Model Sumber : Azjein dan Fishbein (1975) dalam Amalia (2010) 2. Sistem Teknologi Informasi

Menurut Jogianto (2007:34), sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Sistem dengan pendekatan prosedur dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan pendekatan prosedur ini adalah sistem akuntansi sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur penerimaan kas, pengeluaran, kas, penjualan, pembelian dan bukubesar. Sistem dengan pendekatan komponen dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu

Atitudes towards bahaviour

Subjective Norm

Behavioral

(9)

kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan pendekatan komponen ini adalah sistem komputer yang didefinisikan sebagai kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak.

Teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan,implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer (Sutarman, 2009:13).

Sistem teknologi informasi yang sudah dioperasikan harus dikelola dengan baik karena nilai dan manfaat dari sistem teknologi informasi secara finansial adalah signifikan (Jogiyanto, 2007:10). Sistem teknologi informasi memberikan lima peran utama dalam organisasi, yaitu untuk meningkatkan (1) efisien, (2) efektifitas, (3) komunikasi, (4) kolaborasi, dan (5) kompetitif (jogiyanto, 2007:18).

Perkembangan sistem informasi dalam perusahaan, namun disisi lain dapat menimbulkan beberapa permasalahan bagi pihak perusahaan, yaitu antara lain (maharsi, 200 dalam Amalia, 2010):

1. Untuk menerapkan sistem informasi dalam perusahaan memerlukan biaya yang besar.

2. Pengembangan sistem informasi tidak hanya memerulukan pengetahuan kemampuan teknis pada bidang pekerjaan tertentu saja tetapi pengetahuan tentang sistem informasi juga harus dikembangkan.

3. Sistem informasi yang diterapkan tersebut harus acceptable, artinya dapat diterima oleh semua orang yang akan menggunakannya.

4. Perkembangan sistem informasi juga memungkinkan hilangnya kesempatan kerja khususnya bagi karyawan tingkat bawah, karena sistem informasi dapat mengambil pekerjaan mereka.

5. Dengan semakin canggih sistem informasi akan memungkinkan munculnya kejahatan-kejahatan sistem informasi.

(10)

manfaat dalam jangka panjang dan menunjukan kelemahan sistem lama (Amalia, 2010).

3. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Teknologi informasi dewasa ini menjadi hal yang sangat penting karena sudah banyak organisasi yang menerapkan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan organisasi. Pemanfaatan teknologi informasi merupakan manfaat yang diharapkan oleh penggunaan sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya, pengukurannya, berdasarkan intensitas pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan (Thompos et al., 1994 dalam Rahmawati, 2008)

Pemahaman mengenai teknologi informasi dangat penting bagi akuntansi, karena akuntansi mempunyai sikap positif dan dukungan yang baik tehadap perkembangan teknologi informasi (komputer) untuk pengolahan data dan kepentingan audit. Teknologi informasi banyak juga dimanfaatkan dlaam organisasi, sebagai bukti yaitu manajemen puncak menggunakan teknologi informasi untuk memperoleh,memproses teknologi informasi sehingga mereka dapat mengambil keputusan secara efektif. Manfaat teknologi informasi adalah sebagai salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar keputusan individu yang diambil terhadap penggunaan teknologi dalam menyelesaikan suatu masalah organisasi ataupun dalam menyelesaikan tugasnya. Pengukuran pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individu berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan (Ismanto, 2010).

(11)

4. Faktor-faktor dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi

Investasi perusahaan dengan menggunakan teknologi informasi sering kali jumlahnya besar dan beresiko. Pengembangan sistem perlu memiliki pemahaman yang lebih mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi tersebut dalam membuat keputusan yang lebih informatif (Jakson et al, 1997 dalam Amalia, 2010).

Salah satu aspek penting untuk memahami pemanfaatan teknologi informasi adalah dengan mengerti faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi tersebut (Gayatrie, 2009). Triandis (1980) dalam Rahmawati (2008) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi khususnya komputer personal (PC : Personal computer) oleh pekerja yang memiliki pengetahuan dilingkungan yang dapat memilih (optional), akan dipengaruhi oleh pengetahuan individu (affect) terhadap pemakaian PC, norma sosial (sosial norms) dalam tempat kerja yang memperhatikan pemakaian PC, kebiasaan (habit) sehubungan dengan pemakaian komputer, konsekuensi individual yang diharapkan (consequencies) dari pemakaian PC dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) dalam lingkungan yang kondusif dalam pemakaian PC.

Penelitian ini menggunakan 6 faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi terhadapkinerja, diantaranya :

a. Faktor Sosial

(12)

Menurut Siregar dan Suryawana (2009), bukti empiris antara norma-norma sosial dengan perilaku faktor sosial memiliki hubungan posotof dengan pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa individu akan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi jika mendapat dukungan dari individu lainnya.

b. Affect

Affect berarti hanya manusia yang memiliki kemampuan memahami segala sesuatu di dalam dan di luar dirinya. Kemampuan ini memungkinkan manusia berempati atau menaruh rasa simoati atau dengan yang lain. Kemampuan ini secara keseluruhan disebut kecerdasan emosional yang memungkinan manusia untuk saling memahami, menghargai, dan bertentangan rasadi dalam hidup bersama sebagai sebuah kelompok atau di dalam mensyarakatnya (Nawawi, 2006:41). Affect (perasaan individu) dapat diartikan bagaimana perasaan individu, apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam melakukan pekerjaan dengan menggunakan teknologi informasi. Triandis (1980) dalam Rahmawati (2008) menjelaskan faktor effect sebagai perasaan gembira, kegirangan hati, kesenangan atau depresi, kemuakan, ketidaksenagan dan bensi yang berhubungan dengan individu tertentu dalam pemanfaatan teknologi informasi. Kondisi psikolog akan sangat menentukan perilaku seseorang, jika seorang individu secara psikolog merasa senang atau gembira dengan adanya penggunaan teknologi informasi, maka individu tersebut akan termotovasi untuk memanfaatkannya dengan baik, begitu juga sebaliknya (Sunarta, 2005). Triandis (1980) dalam Suhaili (2004) menyatakan perlu pembedaan unsur kognitif atau affect pada suatu sikap. Contohnya dengan menggunakan istilah affect yang mengacu pada perasaan suka, gembira, senang, sedih, jijik, tidak senang, atau benci yang timbul atas suatu tindakan tertentu. Menurut Goodhue (1988)dlam Suhaili (2004) menyatakan bahwa kebanyakan peneliti sistem informasi tidak membedakan antara unsur affect (rasa suka atu tidak suka) dari unsur kognitifnya (keyakinan seseorang) posotof dan signifikan terhadap pemanfataan teknologi sistem informasi. Hal ini berarti jika individu senang melakukan pekerjaan dengan menggunakan teknologi informasi, maka individu tersebut akan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi.

(13)

Menurut Roger dan Shoemaker (1971) dalam Suhaili (2004), kompleksitas didefinisikan sebagai tingkat dimana inovasi dipersepsikan relatif untuk dimengerti dan digunakan. Semakin kompleks pekerjaan di suatu organisasi atau perusahaan, maka akan semakin tinggi pemanfaatan teknologi informasi diperusahaan tersebut (Susilawati dan Sunarti, 2011). Amalia (2010) menyatakan jika pamanfaatan teknologi informasi dapat ditunjukkan dalam konteks penerimaan atas inovasi, maka hasil ini mendukung sebah hubungan yang negatif antara kompleksitas dengan pemanfaatan teknologi informasi. Penelitian ini didukung oleh penelitian Thompson (1999) yang memperoleh hasil bahwa kompleksitas negatrif dan signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kompleks teknologi informasi maka semakin rendah tingakt pemanfaatan teknologi informasi. d. Kesesuaian Tugas

Kesesuaian tugas dengan teknologi secara lebih spesifik menunjukkan hubungan pemanfaatan teknologi informasi dengan kebutuhan tugas. Tugas diartikan sebagai segala tindakan yang dilakukan oleh individu-individu dalam memproses input menjadi output. Karakteristik tugas mencerminkan sifat dan jenis tugas yang memerlukan bantuan teknologi. Menurut Thompson et,. Al. (1991), bahwa untuk kegiatan jangka pandek yang berkaitan dengan kemampuan teknologi informasi dapat digunakan untuk meningkatkan performa pekerjaan seseorang. Unsur ini diistilahkan sebagai perceived job fit yaitu besar kecilnya keyakinan seseorang terhadap kemampuan teknologi informasi dalam meningkatkan performa kerja mereka. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitiannya yang menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kesesuaian tugas dengan pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa individu akan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa individu akan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi yang diterapkan sesuai dengan tugas mereka.

e. Konsekuensi jangka panjang

(14)

individu dapat dihubungkan dengan rencana pada masa yang akan datang dan tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini. Suhaili (2004) menemukan hubungan positif antara konsekuensi jangka panjang dengan pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa individu akan meningkat pemanfaatan teknologi informasi jika output yang dihasilkan dari pemanfaatan teknologi informasi dapat memberikan keuntungan pada masa yang akan datang, seperti peningkatan karir dan kesempatan untuk mendpatkan pekerjaan yang lebih penting.

f. Kondisi yang Memfasilitasi

Menurut Triandis (1980) dalam Siregar dan Suryawan (2009) kondisi yang memfasilitasi penmanfaatan teknologi informasi meliputi faktor objektifitas yang ada dilingkungan kerja yang memudahkan pemakai dalam melakukan suatu pekerjaan. Perilaku tidak akan muncul jika ada hambatan situasi objektif dalam ruang lingkupnya. Motivasi untuk menggunakan teknologi informasi adalah adanya suatu fisilitas pendukung yang dapat mempengaruhi pemanfaatan sistem. Kondisi yang memfasilitasi merupakan suatu cara untuk menghilangkan atau mengurangi hambatan yang ada dalam diri individu dengan melatih pengguna dan membantu mereka bila menghadapi kesulitan (Suhali, 2004). Kondisi yang memfasilitasi dapat dimasukkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi. Penelitian yang dilakukan Ellyana dkk (2009) membuktikan bahwa kondisi yang mendukung penggunaan teknologi informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi.

5. Kinerja Karyawan

(15)

Secara sederhana, evaluasi kinerja berarti proses organisasi melakukan penilaian terhadap pekerja dalam melaksanakan pekerjaanya (Nawawi, 2006:64). Penilaian kinerja berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas tertentu, apakah berhasil atau gagal dicapai oleh pekerja. Pencapaian ini juga perlu dikaitkan dengan perilaku dari pekerja selama proses penilaian. Kinerja dalam penelitian ini berhubungan dengan pencapaian serangkaian tugas-tugas oleh individu. Kinerja yang semakin tinggi melibatkan kombinasi dan peningkatan efisiensi, peningkatan efektifitas, peningkatan produktivitas dan peningkatan kualitas. Kinerja yang lebih baik akan tercapai jika individu dapat memenuhi kebutuhan individual dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas (Goodhue dan Thompon,1995).

Delone dan McLean (1992) dalam Ismanto (2010), mendefinisikan bahwa baik pemanfaatan maupun sikappemakai mengenai teknologi akan mempengarhui kinerja individu dengan menjelaskan factor kecocokan tugas teknologi informasi dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja individu maka teknologi tersebut harus dimanfaatkan dengan tepat dan harus mempunyai kecocokan dengan tugas yang didukungnya.

F. Telaah Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini merupakan proses kesinambungan dari penelitian-penelitian sebelumnya untuk mendapatkan informasi yang valid tentang permasalahan penelitian, yaitu mengenai pengaruh faktor-faktor dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja. Beberapa penelitian sebelumnya antara lain :

(16)

konsekuensi jangka panjang, dan faktor kondisi yang memfasilitasi teknologi informasi tidak signifikan dan tidak memiliki efek yang positif terhadap penggunaan teknologi informasi.

Siregar dan Suryanawa (2009) dalam jurnal yang berjudul “ Pemanfaatan teknologi informasi dan pengaruhnya terhadap kinerja individual pada kantor pelayanan pajak pratama Denpasar Barat”. Penelitian ini menguji tentang pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Barat. Faktor yeng mempengaruhi adalah faktor sosial, affect, kompleksitas, kesesuaian tugas, kondisi yang memfasilitasi, dan konsekuensi jangka panjang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai KPPP Denpasar Barat yang menggunakan teknologi informasi dalam melaksanakan tugas utamanya. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota populasi. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan tingkat pengambilan kuesioner adalah 62,16%. Hasil uji validitas instrumen menunjukkan nilai Pearson Correlation di atas 0,30 yang berarti seluruh instrumen dalam penelitian ini valid. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa cronbanch alpha diatas 0,6 berarti instrumen dikatakan telah reliabel. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu (1) Secara simultan faktor sosial, affect, kompleksitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang, dan kondisi yang memfasilitasi berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi pada KPPP Denpasar Barat, (2) Secara parsial faktor kesesuaian tugas dan konsekuensi jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan. Faktor kondisi yang memfasilitasi memiliki hubungan yang negatif tetapi tidak berpengaruh siginifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi, (3) Faktor kompleksitas mempunyai hubungan positif dengan pemanfaatan teknologi informasi, tetapi tidak berpengaruh secara signifikan, (4) Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individual.

(17)

dosen perguruan tinggi negeri (PTN) sebagai kelompok kontrol, ternyata berdampak terhadap kinerja mereka. Pemanfaatan teknologi informasi dipengaruhi oleh affect dan kondisi yang memfasilitasi, tetapi tidak dipengaruhi oleh faktor sosial, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang dan kompleksitas. Sampel dalam penelitian ini adalah dosen-dosen peguruan tinggi swasta (PTS) dan dosen-dosen perguruan tinggi negeri (PTN) di DI. Yogyakarta yang sebagai kelompok kontrol. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan program SPSS dengan model analisis regresi linear bergandadan regresi linear sederhana.

Darmini dan Wijayana (2009) dalam jurnal yang berjudul “ Pemanfaatan teknologi informasi dan pengaruhnya pada kinerja individual pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Tabanan”. Fokus penelitian ini adalah pada pemanfaatan dan pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja individual yang bertempat di Kabupaten Tabanan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu (faktor sosial, affect, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang, kondisi yang memfasilitasi), pemanfaatan teknologi informasi, sedangkan variabel dependen adalah kinerja individual. Adapun responden yang terpilih dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam menggunakan teknologi informasi atau teknologi komputer dalam tugasnya. Bank yang dijadikan sampel adalah 13 Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Tabanan yang telah menerapkan teknologi informasi minilah satu tahun dengan responden 96 orang. Uji validitas dilakukan dengan Corelation Person Product Moment, sedangkan uji reabilitas diuji dengan uji statistik Crobanch Alpha. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor sosial dan kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Faktor affect (perasaan individual), kesesuaian tugas, dankonsekuensi jangka panjang berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Hasil penelitian juga menunjukkan faktor kompleksitas berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi.

G. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh faktor sosial dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan.

(18)

informasi. Triandis (1980) dalam Ridhawati (2008) mendefinisikan faktor sosial sebagai internalisasi individu dan referansi kelompok budaya subyektif dan mengkhususkan persetujuan antar pibadi bahwa individu telah berusaha dengan yang lain pada situasi sosial khusus. Faktor sosial ditunjukkan dari besarnya dukungan rekan kerja, atasan, dan organisasi. Triandis (1980) yang dikutip dalam Suhaili (2004) menyatakan bahwa perilaku diperoleh dari norma-norma sosial yang dapat diterima oleh seseorang yang selanjutnya akan direfleksikan dalam cara berfikirnya. Triandis mengembangkan definisi dan menyebutnya sebagai faktor-faktor sosial yaitu sebagai proses internalisasi individu sesuai aturan budaya subjektif kelompoknya serta kesepakatan interpersonal tertentu yang telah dijalinnya dengan individu-individu lain dalam situasi sosial tertentu. Budaya subjektif terdiri dari norma-norma (kesadaran untuk melakukan tindakan yang dianggap benar dalam komunitas tertentu), panutan, dan nilai-nilai (kategori abstrak dengan unsur perasaan yang kuat). Sunarta (2005) menyatakan jika ada aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi yang tidak melanggar norma, memberikan manfaat dan dapat mendukung pelaksanaan tugas, maka akan mendorong individu untuk memanfaatkan teknologi informasi. Peran faktor sosial dalam pemanfaatan teknologi informasi adalah untuk mengetahui besarnya dukungan rekan kerja, atasan dan organisasi terhadap individu dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi (Siregar dan Suryawana, 2009). Rakhmawati (2008) menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara faktor sosial dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Merujuk pada hasil penelitian dia atas, maka hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini adalah sebagai beikut :

H1 : Faktor sosial dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

2. Pengaruh affect sosial dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan.

(19)

(perasaan individu) dapat diartikan bagaimana perasaan individu atas pekerjaan, apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan, perasaan suka atau tidak suka dalam melakukan pekerjaa individul dengan menggunakan komputer. Triandis (1980) dalam Rahmawati (2008) menjelaskan faktor affect sebagai perasaan gembira, kegirangan hati, kesenangan atau depresi, ketidak senangan dan benci yang berhubungan dengan individu tertentu dalam pemanfaatan teknologi informasi. Kondisi psikolog akan sangat menentukan perilaku seseorang. Jika seorang individu secara psikologis merasa senang atau gembira dengan adanya penggunaan teknologi informasi, maka individu tersebut akan termotivasi untuk memanfaatkannya dengan baik, begitu juga sebaliknya (Sunarto, 2005). Triandis (1980) dalam Suhaili (2004) menyatakan perlu pembedaan unsur kognitif atau affect pada suatu sikap. Contohnya dengan menggunakan istilah affect yang mengacu pada perasaan suka, gembira, senang, sedih, jijik, tidak senang, atau benci yang timbul atas autu tindakan tertentu. Sedangkan menurut Goodhue (1988) dalam Suhaili (2004) menyatakan bahwa kebanyakan peneliti sistem informasi tidak membedakan antara unsur affect (rasa suka atau ridak suka) dari unsur kognitifnya (keyakinan seseorang). Susilawati dan Sunarti (2011) membuktikan bahwa perasaan individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan teknologi sistem informasi. Hal ini berarti jika individu senang melakukan pekerjaan dengan menggunakan teknologi informasi, maka individu tersebut akan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi.

Merujuk pada hasil penelitian dia atas, maka hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

H2: Affect dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

3. Pengaruh kompleksitas dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan

(20)

pemanfaatan teknologi informasi dapat ditunjukkan dalam konteks penerimaan atas inovasi, maka hasil ini mendukung sebuah hubungan yang negatif atara kompleksitas dengan pemanfaatan teknologi informasi. Penelitian ini di dukung oleh penelitian Thompos (1999) yang memperoleh hasil bahwa kompleksitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kompleks teknologi informasi maka semakin rendah tingkat pemanfaatan teknologi informasi. Jika pemanfaatan teknologi dapat ditunjukkan dalam konteks penerimaan atas inovasi, maka hasil ini mendukung sebagai hubungan yang negatif antara kompleksitas dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Merujuk pada hasil penelitian dia atas, maka hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

H3 : Kompleksitas dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh yang negatif terhadap kinerja karyawan.

4. Pengaruh kesesuaian tugas dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan.

(21)

akan meningkatkan kinerja individu tersebut. Hubungan antara kesesuaian tugas dengan pemanfaatan teknologi informasi mempunyai dukungan secra empiris. Susilawati dan Sunarti (2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kesesuaaian tugas dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Merujuk pada hasil penelitian dia atas, maka hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini adalah sebagai beikut :

H4 : Kesesuaian tugas dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

5. Pengaruh konsekuensi jangka panjang dalam pemanfaatan tedknologi informasi terhadap kinerja karyawan.

Konsekuensi jangka panjang dalah apakah mempunyai keuntungan dimasa yang akan datang, seperti peningkatan fleksibilitas dalam perubahan pekerjaan atau meningkatkan kesempatan untuk pekerjaan yang lebih baik. Konsekuensi jangka panjang diukur dari output yang dihasilkan apakah mempunyai keuntungan pada masa yang akan datang, seperti peningkatan karir dan peningkatan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih penting. Motivasi untuk menggunakan teknologi informasi untuk beberapa individu daapt dihubungkan dengan rencana dimasa yang akan datang dan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan saat ini (Amalia, 2010). Suhaili (2004) menemukan bahwa adanya hubungan yang positif dan signifikan antara konsekuensi jangka panjang dengan pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa individu akan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi jika output yang dihasilkan dari pemanfaatan teknologi informasi daapt memberikan keuntungan pada masa yang akan datang seperti peningkatan karir dan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih penting.

Merujuk pada hasil penelitian dia atas, maka hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini adalah sebagai beikut :

H5 : Konsekuensi jangka panjang dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

6. Pengaruh kondisi yang memfasilitasi dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan.

(22)

pekerjaan. Perilaku tidak akan muncul jika ada hambatan situasi objektif dalam ruang lingkupnya. Motivasi untuk menggunakan teknologi informasi adalah adanya salah satu fasilitas pendukung yang dapat mempengaruhi pemanfaatan sistem. Kondisi yang memfasilitasi merupakan suatu cara untuk menghilangkan atau mengurangi hambatan yang ada dalam diri individu dengan melatih pengguna dan membantu mereka bila menghadapi kesulitan (Suhaili, 2004). Kondisi yang memfasilitasi dapat dimasukkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaaan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi dalam konteks dukungan terhadap pemakai merupakan salah satu tipe dari kondisi yang memfasilitasi yang dapat mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi. Menurut Darmini dan Wijana (2009) menemukan bahwa adanya hubungan yang positif antara kondisi yang memfasilitasi dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Merujuk pada hasil penelitian dia atas, maka hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini adalah sebagai beikut :

H6: Kondisi yang memfasilitasi dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

7. Pengaruh faktor sosial, affect, kompleksitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang, dan kondisi yang memfasilitasi secara simultan dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan.

(23)

lingkungan kerja yang memudahkan pemakai dalam melakukan suatu pekerjaan (Thompson, 1991).

Merujuk pada hasil penelitian dia atas, maka hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini adalah sebagai beikut :

H7 : Faktor sosial, affect, kompleksitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang dan kondisi yang memfasilitasi dalam pemanfaatan teknologi informasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

H. Model Penelitian

Hipotesis yang dikemukakan digambarkan dalam model penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.2 Model Penelitian

I. Metode Penelitian

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya (Noor, 2011:48). Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor sosial, affect, kesesuaian

H1 Faktor sosial

H2 Affect

Kompleksitas

H7 H3

Kinerja Karyawan H4

Kesesuaian tugas

H5 Kesesuaian jangka

panjang

H6 Kondisi yang

(24)

tugas, kondisi yang memfasilitasi, konsekuensi jangka panjang, dan kompleksitas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan. Penelitian ini menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Thompson et al (1991) untuk mengukur pengaruh pemanfaatan teknologi informasi (faktor sosial, affect, kompleksitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang, dan kondisi yang memfasilitasi) terhadap kinerja karyawan.

2. Definisi Operasional Variabel a. Faktor Sosial

Faktor sosial (X1) adalah proses internalisasi individu sesuai aturan

budaya subjektif kelompoknya serta kesepakatan interpersonal tertentu yang telah dijalinnya dengan individu-individu lain dalam situasi sosial tertentu (Triandis, 1980 dalam Thompson et al, 1999). Faktor sosial ditunjukkan dari besarnya dukungan kerja, atasan dan organisasi atas pemanfaatan teknologi informasi dalam melaksanakan pekerjaan. Ukuran variabel faktor sosial yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi dikembangkan dan diuji oleh Thompson et al (1991) mencakup 4 pertanyaan tenatng (1) Rekan kerja saya banyak yang menggunakan komputer dalam melaksanakan tugas/pekerjaan harian, (2) Manajer senior membantu memperkenalkan komputer kepada saya, (3) Atasan saya sangat mendukung penggunaan komputer untuk pekerjaan saya, (4) Secara umum, perusahaan mendorong saya untuk menggunakan komputer. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan 5 skala likert, yaitu 1 berarti sangat tidak setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti tidak pasti apakah setuju atau tidak setuju (N), berarti setuju (S), dan 5 berarti sangat setuju (SS).

b. Affect

Affect (X2) merupakan perasaan individu apakah menyenangkan atau

(25)

likert, yaitu 1 berarti sangat tidak setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti tidak pasti apakah setuju atau tidak setuju (N), 4 berarti setuju (S), dan 5 berarti sangat setuju (SS).

c. Kompleksitas

Kompleksitas didefinisikan sebagai tingkat inovasi yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang relatif sulit dimengerti dan digunakan. Ukuran variabel kompleksitas yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi dikembangkan dan diuji oleh Thompson et al (1991) yang encakup 4 pertanyaan tenatang (1) Menggunakan komputer dalam melakukan pekerjaan rutin/harian menyita banyak waktu, (2) Bekerja dengan komputer sangat rumit sehingga sulit untuk mengerti cara menggunakannya, (3) Menggunakan komputer lebih banyak menyita waktu (seperti untuk memasukkan data), (4) Saya membutuhkan waktu lama untuk mempelajari bagaimana menggunakan komputer. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan 5 skala likert, yaitu 1 berarti sangat tidak setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti tidak pasti apakah setuju atau tidak setuju (N), 4 berarti setuju (S), dan 5 berarti sangat setuju (SS).

d. Kesesuaian Tugas

Kesesuaian tugas (X3) adalah kecocokan antara teknologi informasi

(26)

berarti tidak setuju (TS), 3 berarti tidak pasti apakah setuju atau tidak setuju (N), 4 berarti setuju, dan 5 berarti sangat setuju (SS).

e. Konsekuensi Jangka Panjang

Konsekuensi jangka panjang didefinisikan sebagai hasil yang diperoleh dimasa datang, seperti paningkatan fleksibilitas, merubah pekerjaan atau peningkatan kesempatan bagi pekerjaan yang lebih berarti. Ukuran variabel konsekuensi jangka panjang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi dikembangkan dan diuji oleh Thompson et al (1991) yang mencakup 6 pertanyaan tentang (1) Pengguna komputer dapat membuat pekerjaan saya jadi lebih menantang, (2) Penggunaan komputer akan meningkatkan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih disukai di masa mendatang, (3) Menggunakan komputer akan membuat pekerjaan saya menjadi lebih bervariasi, (4) Menggunakan komputer akan meningkatkan kesempatan bagi saya untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih penting, dimana saya dapat menerapkan kemampuan yang sya miliki, (5) Menggunakan komputer akan meningkatkan kesemaotan bagi saya untuk melakukan tugas yang berbeda, (6) Menggunakan komputer akan meningkatkan posisi saya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan 5 skala likert, yaitu 1 berarti sangat tidak setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti tidak pasti apakah setuju atau tidak setuju (N), 4 berarti setuju (S), dan 5 berarti sangat setuju (SS). f. Kondisi yang Memfasilitasi

(27)

dilakukan dengan menggunakan 5 skala likert, yaitu 1 berarti sangat tidak setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti tidak pasti apakah setuju atau tidak setuju (N), 4 berarti setuju (S), dan 5 berarti sangat setuju (SS). g. Kinerja Karyawan

Kinerja adalah pencapaian serangkaian tugas oleh pemakai teknologi informasi. Kinerja yang semalin tinggi melibatkan kombinasi dari peningkatan efisiensi, efektifitas, produktivitas, dan kualitas. Ukuran variabel kompleksitas yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi dikembangkan dan diuji oleh Goodhue dan Thompson (1995) yang mencakup 2 pernyataan tentang (1) Lingkungan komputer dari perusahaan memiliki pengaruh yang besar dan positif pada efektifitas dan produktifitas pada perusahaan saya, (2) Sistem informasi dari sistem komputer perusahaan dapat memberikan bantuan yang berharga pada saya dalam meningkatkan kinerja saya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan 5 skala likert, yaitu 1 berarti sangat tidak setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti tidak pasti apakah setuju atau tidak setuju (N), 4 berarti setuju (S), dan 5 berati sangat setuju (SS).

Dari kesimpulan definisi operasional diatas maka dapat dibuat tabel 3.1 Tabel 3.1

Karyawan Dua pernyataan mengenai tingkat kinerja pegawai dalam penggunaan teknologi

(28)

tugas (X4) pemanfaata wilayah yang menjadi sasaran atau merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian (Noor, 2011:147). Populasi dalam penelitian ini dalah karyawan kantor Bank Mandiri di wilayah Temanggung-Magelang yang meliputi 5 kantor Mandiri unit. Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih dari populasi (Noor, 2011:147). Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan Bank Mandiri unit yang menggunakan teknologi informasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara non probability sampling, dimana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel (Noor, 2011:154). Penentuan sampel dilakukan secara metode pemilihan sampel bertujuan (puposive sampling method). Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel (Noor, 2011:155). Adapun kriteria yang digunakan untuk dijadikan sampel, antara lain : (1) Teller, (2) Custemer Service, (3) Marketing. Kriteria tersebut dengan pertimbangan bahwa responden tersebut terkait langsung dengan penggunaan teknologi informasi dalam pekerjaannya. Responden harus memenuhi kriteria yang menggunakan komputer dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dan minimal mempunyai kerja satu tahun. Kriteria ini dimaksudkan bahwa responden telah memiliki pengalaman dalam bidang kerja yang menjadi tanggung jawabnya. K. Jenis dan Sumber Data

(29)

Mandiri unit Temanggung-Magelang. Data primer disini berupa kuesioner yang dibagikan kepada pegawai yang bekerja di Bank Mandiri Unit di Temanggung-Magelang. Data pada kuesioner tersebut berupa :

a. Karakteristik responden yaitu jenis kelamin, umur, jabatan, pendidikan terakhir dan lama bekerja.

b. Tanggapan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan.

L. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Dalam survey tidak ada interaksi langsung antara seorang peneliti dengan responden. Data dikumpulkan dengan cara mengirimkan surat elektronik (e-mail), menelepon, atau memberikan serangkaian pertanyaan (Ikhsan, 2005:111). Metode survey yang digunakan adalah dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden dalam bentuk daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis. Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data yang berupa jawaban dari responden. Data kuesioner terdiri dari profil responden, beberapa bagian pertanyaan, masing-masing bagian terdapat beberapa item pertanyaan.

M. Metode Analisis

1. Uji Statistik Deskriptif

Metode statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data mengenai identitas responden dan memberikan penjelasan yang memudahkan dalam menginterprestasikan hasil analisis lebih lanjut. Salah satu caranya dengan mengelompokkan data yang diperoleh dan menyajikannya dalam bentuk tabel. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan responden agar dapat diketahui secara keseluruhan berdasarkan karakteristiknya. Analisis akan dilakukan dengan program SPSS.

2. Uji Kualitas Data

(30)

a. Uji Validitas

Validitas/kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut akurasi istrumen. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut sahih/valid, maka perlu diuji dengan uji korelai anatara skor (nilai) tiap-tiap butir pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Adapun teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi product moment dan untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu signifikan, maka dilihat pada tabel nilai product atau menggunakan SPSS untuk mengujinya. Untuk butir pertanyaan yang tidak valid harus dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen pertanyaan (Noor,2011:132).

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghazali,2011:52).

Pengujian validasi dilakukan dengan cara membandingkan nilai correlated item – total correlation dengan perhitungan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika rhitungan lebih besar dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikatortersebut dikatakan valid (Ghazali,2011:53).

b. Uji reliabilitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana responden dalam memberikan jawaban secara kuesioner atas pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan. Reliabilitas/keterandalan ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Perhitungan/uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah memiliki atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas (Noor,2011:132).

(31)

N. Model Regresi

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda yang digunakan untuk melihat indikator pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja. Data diolah dengan bantuan software SPSS seri 10.0. pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda. Analisis regresi linear berganda dengan model sebagai berikut :

Y = α+β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6x6 + e

Dimana :

Y = Kinerja karyawan X1 = Faktor sosial X2 = Affect

X3 = Kompleksitas X4 = Kesesuaian tugas

X5 = Konsekuensi jangka panjang X6 = Kondisi yang memfasilitasi

O. Uji Hepotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fitnya (Ghozali, 2011:97). Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisiean determinasi, nilai statistik t dan nilai statistik F. Perhitungan atatistik tersebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho tidak diterima). Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Pengujian hipotesis ini dapat dilakukan dengan cara :

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97). Nilai koefisien determinan adalah antara nol sampai satu. Niali R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Menurut Gujarati (2003) dalam Ghazali (2011:97), jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2

negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol.

(32)

Uji Statistik simultan (Uji Statistik F) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

a. Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat tidak diterima pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serantak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho tidak diterima dan menerima Ho. (Ghozali,2011:98).

3. Uji Statistik t

Uji statistik parameter individual (Uji statistik t) pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,2011:98). Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut :

a. Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis slternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempunyai variabel dependen. Dimana df = n-k-l.

b. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2011:99).

DAFTAR PUSTAKA

(33)

Amalia, Soraya. 2010. Persepsi Pegawai Pajak terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kinerja Individual (Studi Kasus pada KPP Pratama tegal). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang.

Gayatrie, Christina Retno. 2009. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan Tinggi. Orbith. Volume 5 Nomer 3 November 2009; 476-481.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: BP Universitas Diponegoro.

Goodhue, Dale L, Ronald L. Thompson. 1995. Task-Technology Fit and Individual Performance. MIS Quarterly. June 1995.

Handayani, Rini. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi, Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.

Ismanto, Agus. 2010. Pemanfaatan Teknologi Informasi Berpengaruh terhadap Kinerja Individu Mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Perbanas Surabaya. Skripsi. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya.

Jogiyanto. 2007. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi.

Lucas, Hendry.C, dan Spitler, V.K. 1999. Technology Use dan Performance: A Field Study of Broker Workstations. Decision Sciences. Volume 30 Number 2.

Mashhour, Ahmad dan Zakaria Zaatreh. 2008. A Framework for Evaluating the Effectivennes of Information Systems at Jordan Banks: An Empiricial Study. Journal of Internet Banking and Commerce. Volume 13 Nomor 1.

(34)

Rahmawati, Diana. 2008. Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh Terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Volume 5 Nomor 1 April 2008.

Siregar, Astuti Handayani, dan I Ketut Suryawana. 2009. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Barat. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis. Volume 4 Nomor 2 Januari 2009.

Suhaili, Achmad. 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan teknologi Informasi dan Pengaruhnya terhadapa Kinerja Manajerial pada Perusahaan Manufaktur di Kalimantan Selatan. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Sunarta, I Nyoman, dan Partiwi Dwi Astuti. 2005. Pengujian terhadap Technology Top performance Chain: Pendekatan Structural Equation Modeling. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo.

Susilawati, Clara dan Sri Sunarti. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Teknologi Informasi oleh Akuntan. Jurnal Dinamika Akuntansi. Volume 3 Nomor 2 September 2011; 101-110.

Sutarman. 2009. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Thompson, Ronald L, Christoper A. Higgins, dan Jane M. Howell. 1991. Personal Computing: Toward a Conceptual Model of Utilization. MIS Quarterly. March 1991. Pp. 125-143.

Gambar

Gambar 2.1Theory of Reasoned Action Model
Gambar 2.2Model Penelitian
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Having a well-paid con- sultant configure your free solution and make sure that it’s implemented using best practices is a steal compared to implementing some proprietary solutions..

Tanbihul Muta’allim karangan Ahmad Maisur Sindi ini dengan tujuan untuk melatih dan mengetahui etika dalam pendidikan akhlak yang terkandung dalam.

[r]

Hasil tersebut dimaksudkan bahwa rata-rata mahasiswa twinning program UMS memiliki karakteristik yang terdapat pada aspek-aspek efikasi diri yaitu: mampu mengerjakan

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa yang terdapat dalam langkah pengajaran berdasarkan masalah yaitu: terdapat pada tahap

as Chairman of the Department of Civil Engineering Faculty of Engineering UNISSULA and as Co-Supervisor Final Assignment, which has taken the time and effort to

[r]