• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bubarnya VOC dan praktik Monopoli di Nus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bubarnya VOC dan praktik Monopoli di Nus"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pendahuluan

Selama ini, sejarah telah mengenalkan masyarakat Indonesia tentang suatu periodisasi dimana bercokolnya kekuasaan asing di suatu wilayah yang dinamakan Nusantara. Nusantara yang dimaksud pada masa sekarang mencakup wilayah dari Bangsa Indonesia. Kekuasaan dari bangsa asing tersebut perlahan-lahan telah memecah belah kesatuan-kesatuan kerajaan yang telah berdiri sebelum abad ke-17. Begitu kuatnya bangsa asing atau begitu lemahnya rasa persatuan dari kerajaan-kerajaan tersebut hingga menyebabkan begitu lamanya kekuasaan tersebut bercokol di bumi Nusantara.

Ada beberapa bangsa asing yang diketahui telah singgah di kepulauan Nusantara. Diantaranya yakni, Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. Dalam praktiknya, Belanda lah yang berhasil menanamkan kekuasaannya selama kurang lebih tiga abad khususnya di Pulau Jawa. Selama itu pula telah ada banyak hal yang dilakukan pihak Belanda untuk mempertahankan kekuasaannya di tanah jajahan. Walau sebenarnya tujuan utama mereka ke Nusantara adalah tuntutan ekonomi, mereka meraihnya dengan menggunakan cara-cara politik kotor seperti Devide et Impera yang berhasil memecah belah penguasa lokal.

Guna lebih menekankan keuntungannya di bidang ekonomi, pihak Belanda telah membentuk suatu kongsi dagang yang bernama VOC. VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) atau “Serikat Perseroan Hindia Timur” didirikan pada tahun 1602 oleh sejumlah pedagang Bataaf yang bertugas mengawasi perdagangan Belanda di Nusantara, Srilanka, dan kawasan yang merentang dari Tanjung Harapan hingga ke Jepang.1 Setidaknya diwilayah-wilayah tersebut VOC melakukan monopoli perdagangan terhadap saingan-saingan dagangnya.

(2)

Pada tahun tersebut juga perseroan-perseroan dagang yang terdapat di Amsterdam bergabung, disusul dengan perseroan yang berada di Zeeland, seiring penggabungan dari perseroan-perseroan tersebut, maka mulai muncul berbagai perseroan dagang yang lainnya di wilayah Belanda. VOC akhirnya disahkan oleh Staten-Generaal Republik Kesatuan Tujuh Propinsi berdasarkan sebuah piagam yang juga menerangkan berbagai hak ekseklusif VOC. Pimpinan perseroan VOC tersebut terdiri atas tujuh belas anggota yang disebut sebagai Heeren Zeventien. Serikat dagang ini memiliki pengaruh yang luar biasa khususnya di Pulau Jawa. Sebab mereka mendapat hak istimewa dari negeri Belanda untuk bisa mengembangkan perdaganannya meskipun dengan cara yang licik.

Eksistensi kongsi dagang Belanda (VOC) di Nusantara tidaklah berjalan dalam jangka waktu yang lama. Semakin hari keadaan VOC di Nusantara semakin memburuk. Kecurangan demi kecurangan yang terjadi dalam tubuh VOC menjadikan kongsi dagang tersebut semakin rapuh. Ditambah lagi hutang yang semakin menumpuk terhadap Kerajaan Belanda tak mampu untuk mereka bayarkan. Seiring dengan berbagai kemerosotan-kemerosotan serta kekosongan kas yang dialami oleh VOC tersebut, maka pada 1 Januari tahun 1800 VOC resmi dibubarkan oleh Kerajaan Belanda. Pemerintah Belanda-lah yang kelak akan menggantikan posisi mereka sebagai penguasa di Nusantara.

2. Kondisi VOC di Nusantara Menjelang Keruntuhannya

(3)

XVI-XIX karya A. Kardiyat Wiharyanto, ada beberapa sebab bubarnya VOC di Nusantara, antara lain :

A. Sistem Monopoli VOC dengan akibat-akibat yang Merugikan

Tujuan VOC memonopoli perdagangan di Nusantara adalah untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dan menekan kerugian sekecil mungkin. Karena VOC merupakan sebuah persekutuan dagang yang terdiri dari para pedagang dan pemegang saham, maka mereka sama sekali tidak memperhatikan kehidupan atau membuat kebaikan bagi orang-orang pribumi. Sistem perdagangan yang demikian justru melemahkan perdagangan dan kekuasaan Belanda di Nusantara. Akibat pemerintah Belanda yang tidak memperhatikan nasib rakyat jajahan, maka penduduk pribumi menjadi miskin dan sangat bodoh. Mereka tidak mampu untuk membeli barang-barang yang produksi yang dijual oleh Belanda.

Orang-orang Belanda tersebut tidak dapat mengambil keuntungan dari praktik perdagangannya sendiri, karena tidak dapat melakukan monopoli secara optimal terhadap lawan dagangnya. Disisi lain, para pedagang yang berasal dari Arab dan Inggris membanjiri pasar-pasar di Nusantara dengan menggunakan harga penjualan yang murah, sehingga hal ini membuat perdagangan yang diadakan oleh Belanda menjadi gagal. Pada pertengahan abad ke-18 barang-barang Belanda dijual dengan harga yang lebih mahal di pasarnya sendiri. Jika kekuasaan Inggris semakin kuat di India, maka mereka akan memperluas perdagangannya ke Nusantara. Sebelum abad ke-18 berakhir, Belanda terpaksa mengakui bahwa sistem monopolinya telah gagal.2

B. Cara Kerja Yang Tidak Efektif dan Efisien

Pada awalnya VOC merupakan badan perdagangan yang tujuannya adalah untuk kepentingan dagang semata. Ada bukti yang menunjukkan bahwa VOC adalah sebuah usaha dagang, yaitu ketika VOC mendapatkan keuntungan yang secukupnya saja.

(4)

Tetapi setelah VOC berubah menjadi badan pemerintahan maka keuntungan yang diperoleh VOC lebih besar dari yang sebelumnya. Karena dalam tubuh VOC sendiri terdapat susunan-susunan pegawai yang kurang cakap dari segi moral, maka timbul berbagai keburukan yang menyebabkan VOC mengalami kerugian besar. Banyak pegawai dari dalam VOC yang memperkaya diri mereka dengan keuntungan dari hasil monopoli tersebut. Dalam pengangkatan pegawai-pegawainya, tidak didasarkan pada profesi dan keahliannya tetapi mereka diangkat sesuai keinginan dari para pejabat VOC. Bahkan mereka cenderung memiliki jabatan ganda untuk mendapat gaji yang lebih besar. Pegawai yang cakap, cukup pengetahuannya dan dapat dipercaya, jarang terdapat, sekalipun diantara mereka, yang memegang jabatan tinggi.3 Hal ini yang menyebabkan pemerintahan VOC tidak dapat berjalan dengan baik.

Para pegawai yang kerjanya bagus hanya diberi gaji kecil, dan hanya diberi kesempatan untuk memperoleh tambahan gaji secara tidak resmi. Akibatnya terjadilah perdagangan pribadi dari pegawai yang paling rendah sampai Gubernur Jenderal. Sementara para pegawai dan pejabat VOC memperoleh banyak penghasilan, namun tak seperti halnya dengan rakyat jajahan. Bagi pejabat VOC yang terpenting adalah bagaimana caranya agar bias menjalin persahabatan dengan raja-raja setempat agar bisa mendapatkan monopoli perdagangan sebesar-besarnya. Hal tersebut menyebabkan terjadinya berbagai peperangan antara VOC dengan penguasa setempat. Dengan adanya perlawanan dan penaklukan daerah-daerah baru, hal ini menyebabkan kas VOC semakin berkurang.

Di lain pihak, gaji yang rendah mendorong para pegawai VOC untuk melakukan korupsi besar-besaran di pemerintahannya sendiri. Para pegawai VOC semakin memperkaya dirinya dengan hasil korupsi, sementara keuntungan yang didapat VOC hanya sedikit. Setelah pegawai-pegawai VOC tersebut puas dengan hasil kekayaan

(5)

yang diperolehnya, barulah VOC mendapat bagian dari sisa-sisa keuntungan yang telah dikorupsi tersebut.

C. Kemerosotan Perdagangan VOC

Sistem monopoli perdagangan yang dilakukan oleh VOC menjadikan kondisi perekonomiannya memburuk. VOC mulai mengalami kemerosotan dengan sangat hebat pada permulaan abad ke-18, ketika Belanda memperoleh kekuasaan yang semakin luas di Nusantara. Sehingga kondisi tersebut menjadikan VOC beralih kedalam perdagangan politik. Kekuasaan yang tidak terbatas tadi menjadi pokok pangkal keruntuhan VOC. Jika pada masa tersebut VOC tetap teguh pada tujuan awalnya yaitu untuk melakukan kegiatan perdagangan dengan sehat, maka uang kasnya tidak akan habis untuk membiayai pemerintahan dan peperangan4. Pada pertengahan abad-18 kondisi Belanda di Jawa hampir gulur tikar karena kehabisan kas Negara.

Untuk menyiasati kebangkrutan tersebut, maka Belanda meningkatkan usaha pengangkutan dan menggalakkan simpanan untuk meningkatkan modal agar mampu membiayai perdagangan Internasional. Dengan demikian uang VOC dapat terkumpul kembali. Sistem pengangkutan dan simpanan yang dilakukan oleh Belanda terhadap pribumi yaitu dengan menyuruh mereka untuk menjual hasil tanaman-tanaman tertentu yang harga jualnya tinggi. Dengan begitu, hasil-hasil tanaman dari rakyat pribumi akan dibayar dengan harga yang rendah oleh pihak VOC. Pada masa tersebut, para pribumi terpaksa memberikan sebagian tanaman mereka sebagai upeti.

Kegiatan upeti tersebut sangat menguntungkan bagi pihak VOC karena dapat menambah keuntungan kasnya, namun dengan diadakannya sistem pembayaran upeti tersebut semakin menjadikan rakyat pribumi bertambah benci terhadap pihak VOC. Di pihak lain, barang-barang impor yang dimasukkan Belanda ke Nusantara

(6)

seperti kain ternyata membuat rakyat pribumi tidak mampu untuk membeli dikarenakan harga jual yang ditetapkan terlalu mahal. Akibatnya, perdagangan Belanda semakin kecil sementara kekuasaan politik mereka semakin bertambah besar.

D. Pembagian Keuntungan yang Mengecewakan terhadap Pemegang Saham

Dalam membagikan keuntungannya kepada para pemegang saham, VOC melakukannya dengan tidak transparan. Hal ini terpaksa dilakukan VOC karena VOC berusaha untuk mengembalikan keadaan perekonomiannya sehingga dapat melepaskan diri dari kebangkrutannya. Dalam melakukan pembagian keuntungan tersebut, kadang-kadang VOC memberikan keuntungan 50% dari modalnya disaat kondisi perekonomian VOC sedang tidak menguntungkan. Kebijakan tersebut menyebabkan para pemegang saham menyangka bahwa VOC adalah kongsi dagang yang menguntungkan bagi penanam modal.5

Dalam tahun ke tahun, VOC mendapat sedikit sekali keuntungan dari yang diperolehnya. Justru para pemegang saham tidak diberi apa-apa. Akibatnya, para pemegang saham tersebut menganggap VOC sebagai penipu. Dengan memberikan keuntungan yang besar terhadap para pemegang saham disaat keadaan VOC sedang merugi, hal ini mengakibatkan hutang VOC semakin besar. Keadaan tersebut benar-benar membebani kondisi kas VOC. Kerugian yang mereka derita semakin menjerumuskannya dalam hutang-hutang yang tak kunjung terbayarkan.

E. Besarnya Biaya untuk Menghadapi Perlawanan-Perlawanan Rakyat

Pada waktu keuntungan VOC semakin berkurang dan biaya pemerintahan semakin bertambah, VOC harus menghadapi berbagai perlawanan dari pihak pribumi. Kondisi keuangan Belanda yang paling rendah terjadi pada pertengahan abad ke-18. Terjadinya peperangan antara VOC dengan Mataram, Banten, Makassar bahkan

(7)

campur tanganBelanda didalam perebutan tahta di Mataram menyebabkan VOC banyak mengeluarkan biaya.

Pada saat kondisi keuangan VOC sedang menurun dan biaya pemerintahan semakin bertambah, VOC harus menghadapi perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh rakyat pribumi. Perlawanan-perlawanan tersebut juga turut menguras kas VOC. Kekuasaan mereka menjadi semakin lemah disamping melemahnya perdagangan yang telah lebih dulu terjadi. Hal itu berkaitan dengan kebencian-kebencian dari rakyat. Kebencian tersebut berakar dari tindakan kompeni yang semena-mena terhadap kehidupan pribumi. VOC telah membuat orang pribumi sengsara karena praktik monopolinya. Orang pribumi juga semakin bodoh dan terbelakang akibat kemiskinan yang mendera.

Sebagai lembaga pemerintahan, VOC mempunyai norma dan aturan-aturan yang harus ditaati oleh para pegawainya. Dari tingkat pegawai rendah hingga yang menduduki jabatan tertinggi ikut serta mempengaruhi kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahan VOC. Personel-personel VOC yang terdapat di asia sebagian besar dalam kondisi mentalitas yang buruk. Tindakan nepotisme, ketidakjujuran serta alkoholisme sudah tersebar luas dikalangan pemerintahan VOC.

(8)

Pegawai VOC akhirnya mengalami keduanya. Karena sangat buruk harapan masa depan mereka, maka tidak heran sebagian besar dari mereka mencari pelarian pada kesenangan-kesenangan yang bersifat sekejap dan keserkahan yang maksimal ( hedonistis ). Kondisi seperti ini sangat menunjukkan bahwa mentalitas para pemerintah VOC memang sangat tidak bermutu. Kebobrokan karakter yang dimiliki para pegawainya membuat pemerintahan mereka berantakan.

Meskipun pemerintah Belanda sudah menerapkan hukuman untuk para pegawai yang melakukan tindakan penyelewengan dana pada masa VOC, namun tetap saja jiwa “korup” tersebut masih tertanam dari generasi ke generasi di dalam pemerintahan VOC. Maka bukan suatu keanehan jika pada abad ke 18 korupsi menjadi salah satu bencana besar yang akan memporak-porandakan VOC di Nusantara.6

Kekuasaan dan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC di Nusantara tidak berjalan dalam waktu yang lama. Setelah lebih dari satu setengah abad melakukan politik perdagangan rempah-rempah di Nusantara, ternyata keuntungan yang diperoleh VOC semakin hari semakin kecil, kasnya semakin menipis, sedangkan anggaran belanja VOC semakin bertambah besar.

Walaupun beberapa usaha telah mereka lakukan untuk melakukan perbaikan seperti yang dilakukan Gubernur Jendral Van Imhoff dengan Amfion Societietnya. Tetap saja, masih banyak persoala yang tidak terselesaikan. Hal tersebut menjadikan pemerintahan VOC semakin merosot. Hal itu juga berkaitan dengan kondisi politik di Negeri Belanda sendiri.

3.Kondisi Politik Belanda Menjelang Keruntuhan VOC

(9)

Menjelang akhir abad XVIII, Belanda mengalami pergolakan politik. Dalam tahun delapan puluhan perang dengan Inggris menimbulkan kemerosotan pada perdagangan VOC dan dalam tahun Sembilan puluhan Revolusi Prancis membawa politik dan menempatkan Belanda di bawah hegemoni Prancis. Juga korupsi dalam tubuh VOC merajalela. Pada Januari 1800 diambilalih oleh pemerintahan Bataafse Republiek, VOC meninggalkan utang sebesar f.1347 juta. Sementara itu pusat kedudukan dan daerah kekuasaan VOC jatuh ke tangan Inggris, termasuk Jawa yang terakhir pada tahun 1811. Pengaruh besar dari pergolakan politik Eropa ialah berupa perombakan politik colonial yang dijiwai oleh ideology Revolusi Prancis dan liberalisme.7

Disisi lain terjadinya Perang Inggris IV (1780-1784) juga menyebabkan kondisi VOC semakin memburuk.8 Perang tersebut melibatkan Prancis-Britania-Amerika. Sementara itu, pihak Belanda sedang dalam penjajahan Prancis. Prancis sendiri telah mengalami kekalahan dalam peperangan tersebut. Kondisi di negeri Belanda sejak kekalahan kaisar Napoleon Bonaparte, kemudian dijadikan Kerajaan Belanda (Het Koninkrijk der Nederlanden) dibawah kekuasaan keluarga raja-raja Oranye yang mengalami pengaruh dari revolusi PerancisSeperti halnya di Negara Perancis, banyak negara-negara di kawasan Eropa termasuk juga negeri Belanda yang menginginkan untuk diterapkannya liberalisme.9

Mengetahui kondisi di Belanda yang seperti itu, maka VOC yang terdapat di Nusantara meminta bantuan dari pemerintah negeri Belanda di Nusantara untuk mendapatkan bantuan keuangan. Mengetahui hal tersebut, pemerintah negeri Belanda kemudian melakukan penyelidikan terhadap kondisi di tubuh VOC dan berhasil mengungkapkan kebangkrutan, skandal serta kesalahan dalam hal mengurusi

7 Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,1999, hlm. 335.

8 MC Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern , Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1989, hlm. 168.

(10)

pemerintahan di tubuh VOC dalam berbagai segi. Peperangan demi peperangan Napoleon di Eropa mengakibatkan perubahan pemerintahan di Nederland.

Pada saat itu, VOC ternyata sudah tidak lagi mampu untuk melunasi hutang-hutangnya terhadap negeri Belanda sebesar 134 juta gulden. Itulah sebabnya pada tanggal 1796 Heeren XVII dibubarkan dan pada 1 Januari 1800 secara resmi VOC juga dibubarkan.

SIMPULAN

(11)

menjadikan pemerintahannya tidak berjalan dengan semestinya. Berbagai masalah muncul hingga akhirnya kemerosotan-kemerosotan hadir menjelang keruntuhan kongsi dagang Belanda tersebut. Ketika kehancuran mental sudah mengakar di dalam sebuah organisasi maka bukan tidak mungkin organisasi tersebut akan hancur seiring berjalannya waktu. Dan memang sudah terbukti jika mental “korup” di dalam tubuh VOC menjadikan pemerintahannya tak dapat berjalan lama.

DAFTAR PUSTAKA

A.Kardiyat, Sejarah Indonesia Madya Abad XVI-XIX, Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma

Clive Day, The Dutch in Java, Kuala Lumpur, Oxford University Press

Denys Lombard, Nusa Jawa Silang Budaya Batas-Batas Pembaratan 1, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

HM Nasruddin Anshory Ch, Bangsa Inlander’ Potret Kolonialisme di Bumi Nusantara, Yogyakarta: LKiS, 2008

M.C Ricklefs.2007.“Sejarah Indonesia Modern”,Yogyakarta: Universitas Gajahmada Press

Jurnal

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan, selama pelaksanaaan penelitian, peneliti memberikan masukan atau saran yang perlu dipertimbangkan oleh berbagai

[r]

Dalam perkembangannya, Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa sebagai panti yang memberikan usaha pelayanan sosial bagi Lanjut Usia baik fisik, mental, spiritual,

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep organisasi perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung jawab

Izjava o fiskalnoj odgovornosti je godišnja izjava kojom čelnik proračunskog i izvanproračunskog korisnika drţavnog proračuna i proračuna jedinica lokalne i područne

Namun demikian, ELA dapat membantu untuk mengidentifikasi daerah yang dimanipulasi jika gambar asli memiliki tingkat kualitas lain dengan daerah disalin, adapun

Ketika seorang pengguna masuk log ke dalam sebuah komputer berbasis Windows NT/2000/XP/Server 2003, pengaturan registry yang dimiliki oleh pengguna yang

1)Saya akan menggunakan singkatan ID untuk "Intelligence Design", suatu konsep yang meyakini bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa lah yang mengatur alam semesta, sehingga