• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIK BISNIS YANG dilarang dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PRAKTIK BISNIS YANG dilarang dalam "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tidak ada keraguan bahwa perdagangan dan jual beli adalah dua hal yang dibutuhkan dan diperlukan. Hal ini karena Allah telah memerintahkan kita untuk mencari rezeki dan untuk makan dan minum bagi diri kita menurut cara yang secara umum dibenarkan. Dan secara khusus, Dia berfirman mengenai perdagangan (yakni jual beli) :

















 







 























 































































































































Artinya: “ orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.1

1Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan.JualBeli yang Dilarang dalam Islam.

(2)

Dan Dia berfirman:





























































 



















































































Artinya:”Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (Q.S. Al-Jumuah: 9-10)

Jadi melakukan bisnis dengan berjual beli atau jenis pekerjaan lain yang dibolehkan untuk memperoleh rezeki adalah sesuatu yang diperintahkan menurut agama karena besarnya manfaat yang dapat dipetik darinya bagi pribadi dan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi persoalan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Konsep Bisnis yang Islami ?

2. Bagimana contoh Praktik Bisnis yang di bolehkan dalam Islam ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana Konsep Bisnis yang Islami.

2. Untuk mengetahui bagaimana contoh Praktik Bisnis yang di bolehkan dalam Islam.

(3)

PEMBAHASAN

A. Konsep Bisnis yang Islami

Segala sesuatu pada asalnya mubah, asal segala sesuatu adalah halal dan mubah, dan tidak ada yang haram kecuali apa yang disebutkan oleh nash yang shahih dan tegas dari Pembuat Syariat yang mengharamkannya. Apabila terdapat nash yang shahih, seperti sebagian hadits yang dhaif atau tidak tegas penunjukkannya kepada yang haram, maka tetaplah sesuatu itu pada hukum asalnya, yaitu mubah. Salah satu dasar yang mendukung prinsip ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al Hakim dan Al Bazzar dimana Rasulullah saw bersabda : “Apa yang dihalalkan Allah di dalam kitab-Nya adalah halal, dan apa yang di haramkan-Nya adalah haram, sedang apa yang didiamkanNya adalah dimaafkan (diperkenankan). Oleh karena itu terimalah perkenan dari Allah itu, karena sesungguhnay Allah tidak akan pernah lupa sama sekali”2

Perubahan dan perkembangan yang terjadi dewasa ini menunjukkan kecenderungan yang cukup memprehatinkan, namun sengat menarik untuk dikritisi. Praktek atau aktivitas hidup yang dijalani umat manusia di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, menunjukkan kecenderungan pada aktivitas yang banyak menanggalkan nilai-nilai atau etika ke-Islaman, terutama dalam dunia bisnis.3

Padahal secara tegas Rasulullah pernah bersabda bahwa perdagangan (bisnis) adalah suatu lahan yang paling banyak mendatangkan keberkahan. Dengan demikian, aktivitas perdagangan atau bisnis nampaknya merupakan arena yang paling memberikan keuntungan. Namun harus dipahami, bahwa praktek-praktek bisnis yang seharusnya dilakukan setiap manusia, menurut ajaran Islam, telah ditentukan batasan-batasannya. Oleh karena itu, Islam memberikan kategorisasi bisnis yang diperbolehkan (halal) dan bisnis yang dilarang (haram).4

2Departemen Agama RI, Pedoman Produksi halal, 2003.Proyek Pembinaan Pangan Halal Ditjen Bimas Dan Penyelenggaran Haji Departemen Agama Ri .hal 9

3http://3.bp.blogspot.com

(4)

Dalam menjelaskan aturan-aturan moral Islam, sangat penting bagi kita untuk memahami bahwa tindakan-tindakan dapat dikategorikan menurut tingkat yang halal ataupun yang tidak halal. Dalam fiqh, terdapat 5 jenis tindakan sebagai berikut:

1. Fard/Wajib menunjukan jenis tindakan yang bersifat wajib bagi setiap orang yang mengaku sebagai Muslim. Misalnya, melaksanakan shalat lima kali sehari, berpusa, dan zakat adalah sejumlah tindakan wajib yang harus dilaksanakan seorang muslim.

2. Mustahabb/Sunnah menunjukan tindakan yang tidak bersifat wajib namun sangat dianjurkan bagi kaum Muslim. Contoh tindakan ini mencakup puasa sunnah setelah Ramadhan, melaksanakan sholat tarawih di bulan ramadhan dan lain sebagainya.

3. Mubah menunjukan tindakan yang boleh dilakukan dalam pengertian tidak diwajibkan namun juga tidak dilarang. Sebagai contoh, Seorang muslim barangkali menyukai jenis makanan halal tertentu dibidang makanan halal yang lain, Atau seorang muslim mungkin suka berkebun.

4. Makruh menunjukkan tindakan yang tidak sepenuhnya dilarang, namun dibenci oleh Allah. Tingkatan makruh lebih kurang dibanding haram, dan hukumannya jika lebih kurang dibanding hukuman haram, kecuali jika dilakukan secara berlebihan dan dengan cara yang cenderung membawa kepada yang haram. Sebagai contoh, meskipun merokok tidak dilarang sebagaimana meminum alkohol, merokok merupakan tindakan makruh. 5. Haram menunjukan tindakan yang berdosa dan dilarang. Berbuat sesuatu

yang haram adalah sebuah dosa besar, misalnya membunuh, berzina dan meminum alkohol. Tindakan seperti ini cenderung akan mendatangkan hukuman dari Allah SWT baik di Akherat maupun secara legal di dunia ini.

(5)

































 

 



















Katakanlah: Terangkanlah kepadaku mengenai rezeki yang diturunkan Allah SWT kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan sebagaian halal. Katakanlah: Apakah Allah SWT telah memberikan izin kepadamu mengenai hal ini ataukah kamu mengada-adakan saja terhadap Allah SWT QS. Yunus (10);59.

Hal yang sebaliknya juga berlaku sama. Kaum muslim tidak boleh mengharamkan apa yang menurut Allah SWT halal. Sebagai contoh, kerbau barangkali merupakan spesies yang mulai langka. Seseorang mungkin akan berhenti memburunya agar spesies ini berkembang kembali, namun ia tidak dapat menyatakan bahwa memakan daging kerbau atau memperdagangkan kulit kerbau adalah dilarang. Dan dalam hal ini semua bisnis diperbolehkan selama tidak mengandung MAGHRIBT (Maysir, Gharar, Haram, Riba, Risywa, Tadlis). Jadi apapun bisnisnya atau apapun usahanya selagi tidak menyentuh MAGRIBT maka diperbolehkan dalam Islam, karena sesuai dengan kaidah Fiqh bahwa hukum asal dari muamalah itu halal, selagi tidak ada dalil yang mengharamkannya. Dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tidak Mengandung Maysir 2. Tidak Mengandung Gharar 3.Tidak Haram(Halal)

4. Tidak Mengandung Riba 5. Tidak Mengandung Risywa 6. Tidak Adanya Tadlis

B. Contoh Praktik Bisnis yang dibolehkan dalam Islam

(6)

1. Berdagang atau jual beli5

Jual beli merupakan sesuatu yang diperbolehkan dalam Islam. Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman, "...Allah telah menghalalkan jualbeli..." (QS 2:275). Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasullah pernah menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang (al-hadits). Iniartinya aktivitas dagang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Melalui jalan inilah, pintu-pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah terpancar dari padanya.

Namun perlu disadari bahwa jualbeli yang dihalalkan oleh Allah yaitu yang dilakukan sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Hukum asal mu'amalah itu adalah al-ibaahah (boleh) selama tidak ada dalil yang melarangnya. Meski demikian, bukan berarti tidak ada rambu-rambu yang mengaturnya. Ada perangkat atau ketentuan tertentu yang harus dipenuhi olehs etiap orang yang hendak melakukan aktifitas jual beli.

Islam menggariskan beberapa adab untuk diamalkan ketika berniaga. Adab ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman dan penipuan dalam berdagang. Diantara adab-adab tersebut antara lain:

a) Amanah, artinya penjual dan pembeli sama-sama bersikap jujur. Mislakan penjual tidak boleh mencampur buah-buahan yang lama dangan yang baru dan menjualnya dengan harga yang sama. Demikian juga pembeli harus bersikap jujur jika ada kelebihan pengembalian uang.

b) Ihsan, yang dimaksud ihsan adalah menjalankan perdagangan dengan memepertimbangkan aspek kemaslahatan dan keberkahan dari Allah SWT, selain mendapat keuntungan.

c) Bekerjasama, Penjual dan pembeli hendaklah bermusyawarah sekiranya timbul masalah yang tidak diinginkan.

d) Tekun, Perdagangan hendaklah dilakukan dengan tekun dan bersunguh-sungguh agar berkembang maju.

e) Menjauhi perkara yang haram, Penjual hendaklah menjauhi perkara yang haram selama menjalankan pernigaan. Contohnya menipu dalam

timbangan, menjalankan muamalat riba, dan menjual barang yang diharamkan.

(7)

f) Melindungi penjual dan pembeli., Penjual dan pembeli hendaklah saling melindungi hak masing-masing. Contohnya penjual memberikan peluang yang secukupnya kepada pembeli untuk melihat pilihan ketika hendak membeli sesuatu barang.

2. Bisnis Online6

Dalam wajah lain dkenal dengan istilah bisnis maya pada dasarnya sama seperti bisnis offline. Ada yang halal ada yang haram, ada yang legal ada yang ilegal. Hukum dasar bisnis online sama seperti akad jual beli dan akad as-salam, ini diperbolehkan dalam Islam. Adapun keharaman bisnis online karena beberapa sebab:

a) Sistemnya haram, seperti money gambling. Judi itu haram baik di darat maupun di udara (online).

b) Barang / jasa yang menjadi objek transaksi adalah barang yang diharamkan, seperti narkoba , video porno, online sex, pelanggaran hak cipta, situs – situs yang bisa membawa pengunjung ke dalam perzinahan dan kerisakan

c) Karena melanggar perjanjian atau mengandung unsure penipuan.

d) Dan lainnya yang tidak membawa ke manfaatan tapi justru mengakibatkan kemudharatan.

Ketika kita terjun ke bisnis online, banyak sekali godaan dan tantangan bagaimana kita harus berbisnis sesuai dengan koridor Islam. Maka dari itu kita harus lebih berhati-hati. Jangan karena ingin mendapat dolar yang banyak lalu menghalalkan segala macam cara.

Selama kita berbisnis online sesuai dengan prinsip - prinsip Islam dan bermanfaat bagi orang lain, insya Allah uang yang didapatakan berkah. Sebagaima telah disebutkan, di dengungkan dan dipaparkan dalam setiap makalah, tulisan dan karya-karya ilmah bisnis lainnya bahwa hukum asal mu’amalah adalah al-ibaahah (boleh) selama tidak ada dalil yang melarangnya. Namun demikian, bukan berarti tidak ada rambu - rambu yang mengaturnya.

C. Tujuan Bisnis Yang dianjurkan

(8)

Investasi atau bisnis yang terbaikn dilakukan menurut Al-Quran setidaknya mengandung motivasi maksud dan tujuan sebagai berikut:

1. Bertujuan mencari ridha Allah

Berbisnis dengan memulai usaha dapat dinilai sebagai investasi terbaik jika ingin memperoleh ridha Allah. Karena setiap aktivitas manusia termasuk bisnis ini jika lantaran karena ingin mencari ridha Allah itu sebenarnya merupakan sunmun banun dari seluruh kebaikan. Hal ini seperti yang tercermin pada Alquran surat At-Taubah ayat 72 yang berbunyi:









































 























 















Artinya: “Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ´Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar”

Jika motivasi ingin mendapat ridha allah dalam melakukan investasi /bisnis maka dapat dipastikan bahwa bisnis yang dilakukan merupakan investasi yang terbaik. Dimensi dan propeksi tujuan dan maksud investasi yang terbaik ini selain temotivasi untuk meraih manfaat ekonomi dan finansial untuk kemaslahatan hidup manusia.

2. Pleasure of Allah

Yaitu ingin diperoleh atau motivasi ingin memperoleh kesenangan atau kebahagiaan dan kesejahteraan dari Allah. Dengan menyadari bahwa investasi yang dilakukan diyakini oleh pelaku bisnis dan hal ini dilakukan dengan harapan mendatangkan kesenangan, kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Fatir ayat 29-30 yang berbunyi:

(9)



























































Artinya: “Dan dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka ingini sebagaimana yang dilakukan terhadap orang-orang yang serupa dengan mereka pada masa dahulu. Sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) dalam keraguan yang mendalam agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”

3. Mercy from Allah

Istilah rakhmat sebagai karunia atau berka jika bisnis yang didirikan dengan investasi yang dilakukan bermotivasi ingin memperoleh berkah atau karunia dari Allah maka secara filosofis dan instingtif pasti ini diyakini merupakan bisnis yang terbaik. Berkah dan karunia dari Allah merupakan sesuatu kondisi kehidupan yang sangat menentukan dan menyenangkan bagi perikehidupan musliman beriman. Ini merupakan dambaan yang diidamkan oleh setiap manusia.

4. Reward, niat memperoleh pahala Allah

Bisnis yang dilakukan dan diniati oleh pengambilan keputusan denga motivasi memperoleh pahala baik dunia maupun diakhirat. Prinsip beribadah dengan melakukan kegiatan bisnis ini pasti ingin memperoleh berkah dan karunia dari Allah.

5. Niat Berdimensi dunia akhirat

Pelaku bisnis yang berwatak didunia berkonotasi dengan pesiapan kehidupan diakhirat. Artinya lahan untuk beramal dan beribadah didunia ini bisnis yang dilakukan disadari sebagai lahan untuk bekal diakhirat.

6. Bermanfaat bagi kemaslahatan umat

(10)
(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan masalah di atas dapat disimpulkan beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Segala sesuatu pada asalnya mubah, asal segala sesuatu adalah halal dan mubah, dan tidak ada yang haram kecuali apa yang disebutkan oleh nash yang shahih dan tegas dari Pembuat Syariat yang mengharamkannya. Apabila terdapat nash yang shahih, seperti sebagian hadits yang dhaif atau tidak tegas penunjukkannya kepada yang haram, maka tetaplah sesuatu itu pada hukum asalnya, yaitu mubah.

2. Dalam fiqh, terdapat 5 jenis tindakan, pertama Fardu ataun wajib, kedua Sunnah, ketiga Mubah, keempat makruh, kelima haram.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Pedoman Produksi halal, 2003. Proyek Pembinaan Pangan Halal Ditjen Bimas Dan Penyelenggaran Haji Departemen Agama RI .

Http://3.bp.blogspot.com

Http://zonaekis.com/pandangan-islam-mengenai-bisnis-di-dunia-maya/

Http://www.muslimbusana.com/umum/adab-berdagang-dalam-islam/index.htm.

Referensi

Dokumen terkait

Allah menciptakan manusia untuk persahabatan, namun kejatuhan (Kej 3) menyebabkan adanya batas hubungan dan moral antara Allah yang Kudus dan manusia berdosa, Allah memilih untuk

Meskipun demikian, interval waktu yang singkat atau memberi jarak juru las dengan berhati-hati, seperti pada pengelasan pipa dengan SMAW, dapat memberi panas

Dan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, perilaku yang dimunculkan akan berbeda dalam menghadapi sesuatu, untuk melakukan kebutuhan secara riligius membutuhkan niat

Kerapatan relatif suatu jenis (KR) =.. Jenis dengan INP paling tinggi menjadi prioritas untuk dipilih sebagai pohon yang akan ditebang. Selain keterwakilan jenis atau kelompok

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran dan implikasi strateginya pada masa yang akan datang di Bali

1. Daya/kapasitas mesin injeksi kurang. Desain barang plastic injection yang tidak tepat. Ada kesalahan pada desain dan profil dies. Pemilihan material yang tidak tepat. Setting

Pembinaan Ketahanan Keluarga, antara lain melalui (BKB, BKR dan BKL) Peningkatan Kesejahteraan Keluarga, Pemberdayaan Ekonomi Keluarga melalui Usaha Peningkatan Pendapatan

UPA belum melaksanakan perencanaan pajaknya secara efektif karena dalam suatu perencanaan pajak dapat dikatakan baik dan memenuhi syarat apabila disusun melalui