KUNJUNGAN KE TAREQAT
AN-NAQSABANDIYAH
DI DESA SEI SAKAT KECAMATAN
PANAI HILIR KABUPATEN
LABUHANBATU
Disusun oleh : Nama : SAHDINAL ADI
Nim : (0705162001)
Fisika
Fakultas Saintek
UIN Sumatera Utara
Asal mula tareqat An-Naqsabandiyah di Desa Sei Sakat
10.Abu Ali Al-Fadl ibn Muhammad Al-Tusi Al-Farmadani.
11.A u Ya ku Yusuf Al-Hamdani ibn Ayyub ibn Yusuf ibn Husein.
18.Baha Al-Din Al-naqsabandi.
27.Muha ad Ma su
34.Syekh Muhammad Yusuf Said Hasibuan Al-Khalidi Al-Naqsabandi.
35.Kh. Ibrahim Yusuf
36.Kh. Muhammad Dayan
37.Kh. Baharuddin
38.Kh. Harun Al Rasyid Hasibuan.
Yang terakhir inilah tuan guru sekarang yang mewarisi ajaran tareqat
Naqsabandiyah dari Syekh Muhammad Yusuf Said Hasibuan di Desa tersebut.
B. Mengenal Syekh Muhammad Yusuf Said Hasibuan.
Tuan guru yang pertama di Desa tersebut adalah syekh Muhammad Yusuf
Said Hasibuan Al-Khalidi Al- a sa a di, eliau e gu u kepada syekh A dul
Wahab Rokan Al-Khalidi Al-Naqsabandi (tuan guru Basilam).
1. Riwayat Hidup Syekh Muhammad Yusuf Said Hasibuan
Muhammad Yusuf Said Hasibuan adalah seorang sufi yang lembut dan suka
senyum. Ia adalah penyebar Tareqat Naqsabandiyah pertama di Desa tersebut.
Muhammad Yusuf Said Hasibuan di lahirkan di kampung Persembahan
Ke a ata “i uhua Pada g Bolak, pada ju at )ulhijjah 1303 H/1883 M. Ayahnya Datuk Muhammad Said dan ibunya Dinah yang nasabnya sampai
kepada Raja Janji Lobi yakni Patuan Mahodum penghulu besar bermarga
Beliau mempunyai dua orang istri, istrinya yang pertama bernama Busu, ia
Muhammad Yusuf Said Hasibuan adalah orang yang tidak pernah kenal lelah
dalam memperjuangkan cita-citanya terutama dalam penyebaran islam di
daerahnya melalui pendekatan tasawuf, khususnya melalui ajaran tareqat
Naqsabandiyebaran islam di daerahnya melalui pendekatan tasawuf, khususnya
melalui ajaran tareqat Naqsabandiyah. Pada hari senin 11 Jumadil Awal 1380
H/31 Oktober 1960 M. Pukul 17.00 wib. Beliau meninggal dunia dan di
makamkan di bawah mihrab Madrasah Suluk Sei Sakat.
C. Ajaran Tareqat Naqsabandiyah Muhammad Yusuf Said Hasibuan di Desa
Sei Sakat Kecamatan Panai Hilir.
Adapun ajaran Tareqat Naqsabandiyah menurut Najmuddin Amin Al-Kurdi
dala kita ya Tanwirul Qulub , se agai a a ya g dikutip oleh H. A. Faud
Said, terdiri atas 11 kalimat bahasa Persi, 8 di antaranya berasal dari Syekh Abdul
Khaliq Al-Ghajudwani dan 3 berasal dari Syekh Muhammad Bahauddin
Naqsabandi. Kalimat yang 11 itu adalah:
1. Huwasy Dardam yaitu menjaga diri dari kealpaan ketika keluar masuk
nafas, supaya hati tetap hadir serta Allah.
2. Nazhar Barqadam yaitu orang yang sedang menjalani khalwat suluk, bila
berjalan harus menundukkan kepala, melihat kearah kaki. Apabila duduk
tidak memandang kiri atau kanan sebab apabila memandang aneka
3. Safar Darwathan yaitu berpindah dari sifat-sifat manusia yang rendah
Dalam perakteknya Tareqat Naqsabandiyah yang dikembangkan
Muhammad Yusuf Said Hasibuan di Desa Sei Sakat, tidak ada perbedaan dengan
apa yang ia pelajari dari gurunya, Yakni Syekh Abdul Wahab Rokan Al-khalidi bersuara. Sejauh pengamatan penulis, zikir ini tidak pernah dilakukan di dalam
tareqat yang ia kembangkan Muhammad Yusuf Said Hasibuan di Desa Sei Sakat.
Hanya saja, apabila mereka mendengar atau melihat sesuatu yang sangat
e akju ka , spo ta itas te u ap da i i i e eka kali at Allah . Ya g se i g mereka lakukan adalah berzikir dengan hati, yaitu mengingat dan menyebut
Allah-Allah di dala hati sa u a i ya g e u ut i fo asi dari Kh. Harun Al-Rasyid Hasibuan. Zikir sehari semalam sebanyak 5000 kali, hal ini boleh dilakukan
setiap orang yang telah berbaiat, walaupun orang yang bersangkutan belum
Apabila ia ikut bersuluk adalah awal dari penambahan kajinya yang akan
meningkat dari maqam yang pertama kepada maqam yang selanjutnya dengan
ketentuan-ketentuan zikirnya sebagai berikut :
1. Maqam Mukasyafah. Mula- ula ziki de ga e ye ut Allah-Allah
dalamhati sebanyak 5000 kali sehari semalam. Setelah melaporkan
perasaan selama berzikir, maka Syekh atau mursyid menaikkan zikirnya
menjadi 6000 kali sehari semalam. Zikir 5000 dan 6000 ini dinamakan
zikir Mukasyafah sebagai tingkat pertama.
2. Maqam Lathaif. Setelah melaporkan perasaan yang dialami selama
berzikir, maka atas penilaian mursyid dinaikkan menjadi 7000. Dan
demikianlah seterusnya menjadi 8000, 9000, 10.000 sampai 11.000 kali
dalam sehari semalam. Zikir ini dinamakan sebagai maqam kedua.
3. Maqam Nafi. Setelah melaporkan perasaan yang dialami selama berzikir
11.000 kali itu, maka atas pertimbangan Syekh ditukar zikirnya dengan
diberikan Ijazah sebagai pertanda bahwa ia berhak menyebar luaskan tareqat
An-Naqsabandiyah.