KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN DI SEKTOR
PERTAMBANGAN
Nama Penulis : Ribca Martha Laoli (DBD 114 015)
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
ABSTRAK
Pertambangan merupakan suatu industri yang mengolah sumber daya alam dengan memproses bahan tambang untuk menghasilkan berbagai produk akhir yang dibutuhkan umat manusia. Oleh karena itu, bahan tambang merupakan salah satu icon yang sangat dibutuhkan oleh dunia saat ini, dimana dengan berkembangnya zaman bahan tambang merupan kekayaan alam yang nomor satu di Indonesia bahkan dunia sekalipun. Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat modal, padat teknologi dan memiliki risiko yang besar.
Salah satu dari resiko besar di tambang adalah disepelekannya penerapan K3. Apabila K3 tidak diterapkan dengan baik maka akan sangat merugikan bagi perusahaan karena bukan hanya dirugikan dari segi dana mereka juga dapat rugi dari segi pekerja dimana kecelakaan kerja dapat mengakibatkan kematian pekerjaannya. Oleh karena itu, dalam rangka menjamin kelancaran operasi, menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kejadian berbahaya dan penyakit akibat kerja maka diperlukan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada kegiatan pertambangan.
PT. Dasrat Sarana Arang Sejati merupakan perusahaan penambangan dan pengolahan batu marmer. Dalam pelaksanaan kegiatan produksi masih terdapat kekurangan baik dari manajemen, prosedur operasional peralatan yang digunakan dan kurangnya alat pelindung diri. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan melakukan upaya perbaikan K3 di PT.Dasrat Sarana Arang Sejati.
A. PENDAHULUAN
Pertambangan merupakan suatu industri yang mengolah sumber daya alam dengan memproses bahan tambang untuk menghasilkan berbagai produk akhir yang dibutuhkan umat manusia. Oleh karena itu, bahan tambang merupakan salah satu icon yang sangat dibutuhkan oleh dunia saat ini, dimana dengan berkembangnya zaman bahan tambang merupan kekayaan alam yang nomor satu di Indonesia bahkan dunia sekalipun. Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat modal, padat teknologi dan memiliki risiko yang besar.
Salah satu dari resiko besar di tambang adalah disepelekannya penerapan K3. Apabila K3 tidak diterapkan dengan baik maka akan sangat merugikan bagi perusahaan karena bukan hanya dirugikan dari segi dana mereka juga dapat rugi dari segi pekerja dimana kecelakaan kerja dapat mengakibatkan kematian pekerjaannya. Oleh karena itu, dalam rangka menjamin kelancaran operasi, menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kejadian berbahaya dan penyakit akibat kerja maka diperlukan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada kegiatan Kesehatan Kerja di tempat kerja. Secara keilmuan K3, didefinisikan sebagai ilmu dan penerapan teknologi tentang pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Dari aspek hukum K3 merupakan kumpulan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.(Library Mechanical Engineering, 2015)
Melalui peraturan yang jelas dan sanksi yang tegas, perlindungan K3 dapat ditegakkan, untuk itu diperlukan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang K3. Bahkan ditingkat internasionalpun telah disepakati adanya konvensi-konvensi yang mengatur tentang K3 secara universal sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik yang dikeluarkan oleh organisasi dunia seperti ILO, WHO, maupun tingkat regional.(Library Mechanical Engineering,2015)
B. ULASAN
Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada industri Pertambangan akhir-akhir ini terus berkembang seiring dengan teknologi dalam bidang industri pertambangan. Kemajuan tersebut telah mengakibatkan munculnya berbagai persoalan dan dampak industri pertambangan yang semakin komplek dan telah mengundang perhatian banyak orang. Hal ini terbukti dari banyaknya tekanan yang datang dari masyarakat luas terhadap pengelolaan dan kehadiran industri pertambangan di tengah-tengah kehidupan mereka. Munculnya persaingan yang ketat antar industri pertambangan, sering dikaitkan dengan berbagai isu masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dapat digunakan sebagai alat dalam memasuki pasar dunia.
Di sini saya akan mengulas atau menganilisis salah satu studi kasus sedangkan korban meninggal dunia atas nama Edi (40). Tim SAR menggali terowongan tambang yang ambles untuk mencari korban yang masih tertimbun. "Tim SAR sejak Jumat (24/1) sore hingga Sabtu pagi baru berhasil melakukan penggalian sekitar 10 meter dari bibir terowongan tambang batu bara tersebut," kata dia. Berdasarkan keterangan pekerja, panjang terowongan tambang sekitar 120 meter. Tim SAR
memperkirakan korban
metanan yang ada di sekitar tambang tersebut," ujar dia.
Pada kesempatan, Kepala Dinas ESDM Sumbar Marzuki Mahdi menyatakan pihaknya akan melakukan penyelidikan meledaknya tambang batu bara milik PT Dasrat Sarana Arang Sejati itu. "Tim akan melihat apakah metode penambangan pekerja dari PT Dasrat sudah sesuai dengan ketentuan atau tidak," kata dia. Menurut dia, dugaan sementara penyebab ledakan tambang tersebut, karena adanya pekerja tambang memperbaiki "blower" yang rusak di dalam gua tambang batu bara. Saat perbaikan "blower", katanya, diduga juga terjadi peningkatan gas metana di dalam gua tambang. "ESDM Sumbar belum tahu sumber dari mana percikan api sehingga terjadi ledakan akibatkan karena terjadinya ledakan di dalam gua tambang batu bara tersebut. Dan ledakan tersebut terjadi karena adanya ledakan pada saat beberapa para pekerja sedang memperbaiki blower yang rusak di dalam tambang tersebut. Blower tersebut juga meledak bukan hanya kesalahan pekerjanya, tetapi juga karena adanya kandungan gas metana yang melewati ambang batas yang dapat menyebabkan blower tersebut meledak. Pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan kerja :
C. KESIMPULAN
Studi Kasus di atas saya kutip dari
http://arief-nurwijayanto.blogspot.co.id/2014/06/tu gas-softskill-1.html
Pertambangan merupakan salah satu industri Indonesia mengelola sumber daya alam. Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat modal, padat teknologi dan memiliki risiko yang besar. Hasil tambang memng memiliki harga yang ekonomis di pasar dunia namun memiliki resiko yang sangat besar bahkan sampai mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, pertambangan harus dibarengin dengan perlindungan keselamatan karena dengan adanya Keselamatan dan kesehatan kerja maka penambangan akan terjamin aman. K3 harus benar – benar diterapkan dalam kehidupan perusahaan karena bisa disepelekan maka akan akan berakibat fatal, bukan hanya rugi dana perusahaan pun akan kehilangan pekerjanya.
Masalah K3 masih sangat rawan ditemui dengan terbuktinya masih banyaknya angka kecelakaan kerja di sektor industri pertambangan relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Hal ini ditunjang oleh karakter pekerja tambang yang relatif lebih keras, serta sifat pekerjaan yang relatif lebih berbahaya
dibandingkan sektor industri lainnya. (Ergonomi-fit,2012)
Contoh pelanggaran K3 salah satunya terjadi di PT Dasrat Sarana Arang Sejati. Dimana pekerja tidak berhati – hati dalam menggunakan alat alat penambangan, pekerja juga tidak menggunakan alat safety yang baik, lalu para pekerja kurang memahami bagaimana pentingnya K3 di dunia prtambangan. Seharusnya, sebelum merekrut para pekerja tambang perusahaan harus memberi pelatihan dahulu kepada calon pekerja agar semua nya selamat dan aman terkendali tanpa memakan korban jiwa.
D. REFERENSI
Fit,Ergonomi.Quote K3 di Industri Pertambangan.2012
http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2012/01/quote-k3-di-industri-pertambangan.html
Library,Mechanical Engineering.Makalah K3 Pertambangan.2015
http://mechanicalngineeringlibrary.blogspot.co.id/2015/10/makalah-k3-pertambangan.html
Nurwijayanto,Arief.Tugas Softkill.2014