• Tidak ada hasil yang ditemukan

IbM KOPERASI SIMPAN PINJAM DI YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IbM KOPERASI SIMPAN PINJAM DI YOGYAKARTA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

IbM KOPERASI SIMPAN PINJAM

DI YOGYAKARTA

Y.Yohakim Marwanta S.kom., M.Cs 1, Dr. Atika Jauharia Hatta H., S.E.,M.Si2 1Program Studi Teknik Informatika STMIK AKAKOM; Jl. Raya Janti Karangjambe No

143 Yogyakarta 55198 ,2

Fakultas Ekonomi STIE YKPN;Jl. Seturan Raya, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta 55281

e-mail: 1yohak81@akakom.ac.id

, 2atikahatta@yahoo.com

Abstrak

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan mikro yang paling terjangkau oleh masyarakat miskin dan usaha mikro pedesaan. Namun keberadaannya masih termarjinalkan dibandingkan dengan lembaga keuangan mikro lainnya dikarenakan regulasi pemerintah yang tidak jelas, supervisi pemerintah yang tidak kontinyu, konflik internal di KSP sendiri, tidak adanya perlindungan nasabah, dan penggunaan infrastruktur serta proses akuntansi yangmasih tradisional.

Tujuan utama dari pengabdian masyarakat ini adalah menerapkan program koperasi simpan pinjam yang kami beri nama SISKOPIN, yang merupakan hasil/luaran dari kegiatan penelitian stategis nasional pada kedua mitra. Sistem informasi yang dihasilkan berkarakteristik mudah dioperasikan, bermanfaat, sesuai dengan keinginan penggunanya, dan terjangkau. Pengembangan SISKOPIN ini bertujuan untuk memudahkan pencatatan transaksi dan operasional pada koperasi simpan pinjam.

Penerapan SISKOPIN ini diterapkan pada dua mitra, yaitu Koperasi Indra Kusuma Transportasi Indonesia dan Koperasi Mitra Rejodani. Koperasi Indra Kusuma Transportasi Indonesia berlokasi di Bumijo, Kotamadya Yogyakarta, sementara Koperasi Mitra Rejodani berlokasi di Rejodani Sleman. Penerapan SISKOPIN ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari koperasi dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

Kata Kunci: Sistem Informasi, SISKOPIN, Koperasi Simpan Pinjam, LembagaKeuangan Mikro, Pemrograman AJAX

Abstract

Credit Unions (KSP) is a form of micro-finance institutions are the most affordable for the poor and rural micro enterprises. But its presence is still marginal compared with other microfinance institutions due to government regulations that are unclear, government supervision is not continuous, internal conflicts in the KSP itself, the absence of customer protection, and the use of infrastructure and accounting processes are still traditional.

The main purpose of this is to implement a community service program credit unions which we named SISKOPIN, which is the result / outcome of the national strategic research activities in both partners. The resulting information system characterized by easy operation, beneficial, according to the wishes of its users, and affordable. SISKOPIN development is intended to facilitate the recording of transactions and operations at the credit union.

(2)

Indonesia is located in Bumijo, Yogyakarta municipality, and the Cooperative Partner Rejodani Rejodani located in Sleman. SISKOPIN Implementation is expected to improve the efficiency and effectiveness of the cooperative in managing its operations.

Keywords: Information Systems, SISKOPIN, Credit Unions, InstitutionsMicrofinance, AJAX Programming

1. PENDAHULUAN

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan mikro yang paling terjangkau oleh masyarakat miskin dan usaha mikro pedesaan. Untuk mendapatkan akses jasa keuangan dari lembaga ini, nasabah tidak memerlukan persyaratan yang rumit seperti lembaga keuangan mikro lainnya. Walaupun ratusan studi telah menemukan bukti bahwa keberadaan KSP ini mampu mengurangi kemiskinan dan memberdayakan masyarakat miskin pedesaan, namun keberadaan lembaga ini sampai dengan saat ini justru masih termarjinalkan [1].

Beberapa variabel yang disinyalir menjadi penyebab kurang berkembangnya KSP antara lain; regulasi pemerintah yang tidak jelas, supervisi pemerintah yang tidak kontinyu, sering terjadi konflik internal di KSP sendiri, tidak adanya perlindungan nasabah, dan penggunaan infrastruktur yang tidak efisien [2].Bahkan beberapa KSP pada saat ini telah mengalami krisis kepercayaan dari anggotanya, dan berakibat tidak beroperasinya lembaga ini. Adanya krisis kepercayaan tersebut mengakibatkan total dana yang dihimpun oleh lembaga ini dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Misalnya, jika pada tahun 2002, total dana yang dapat dihimpun oleh KSP sekitar Rp 473 milyard, maka pada tahun 2006 hanya sekitar 348 [3].

Pengabdian masyarakat ini berfokus pada penggunaan infrastuktur yang tidak efisien menyebabkan tidak maksimalnya kegiatan operasional KSP ini. Selama ini masih banyak KSP yang ditengarai masih menggunakan infrastruktur yang masih tradisional. Seluruh pencatatan transaksi, estimasi investasi, danpelaporan keuangan di KSP masih menggunakan sistem yang tradisional (manual), seperti yang diungkapkan oleh Hermana et al.[4]. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk meningkatkan sustainabilitas dari usahanya, sehingga mampu melayani masyarakat pedesaan khususnya masyarakat miskin dengan lebih efisien, maka perlu kiranya dibuat suatu sistem pencatatan transaksi/akuntansi elektronik yang akan diterapkan pada KSP di wilayah-wilayah kabupaten

provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penerapan sistem informasi terbukti mampu meningkatkan kinerja melalui perbaikan dalam perencanaan dan pengelolaan bisnis, serta kemudahan dalam aktifitas transaksi, sehingga akan menurunkan biaya-biaya operasi (Siu, 2001). Penggunaan sistem informasi pada koperasi juga diharapkan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan dan meningkatkan keakuratan dalam pengambilan keputusan, serta media untuk menginformasikan produk-produk ke dunia internasional.

Pengabdian masyarakat (IbM) ini merupakan kelanjutan dari penelitian Hibah

Strategis Nasional tahun pendanaan 2010 dan 2011 yang berjudul “Model Pengembangan

Sistem Informasi Berbasis Technology Acceptance Model dan Pemrograman AJAX untuk

Penguatan Lembaga Keuangan Mikro Berbentuk Koperasi Pedesaan”. Dari hasil penelitian

(3)

Mitra Rejodani (Rejodani, Sleman) dan Koperasi Indra Kusuma Transportasi Indonesia (Kotamadya, Yogyakarta).

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) merupakan salah satu lembaga keuangan mikro yang dirasakan sangat membantu bagi kalangan masyarakat miskin dan industri-industri kecil dan menengah. Hal ini terutama terkait dengan permasalahan keuangan dan permodalan yang mereka alami. Beberapa manfaat serta kemudahan dapat diperoleh masyarakat dengan adanya lembaga ini, antara lain kemudahan untuk mendapatkan akses jasa keuangan, dimana nasabah tidak memerlukan persyaratan yang rumit seperti lembaga keuangan mikro lainnya. Walaupun ratusan studi telah menemukan bukti bahwa keberadaan KSP ini mampu mengurangi kemiskinan dan memberdayakan masyarakat miskin pedesaan, namun keberadaan lembaga ini sampai dengan saat ini justru masih termarjinalkan. Proposal IbM ini merupakan kelanjutan dari penelitian Hibah Strategis Nasional tahun pendanaan

2010 dan 2011 yang berjudul “ModelPengembangan Sistem Informasi Berbasis Technology

Acceptance Model dan Pemrograman AJAX untuk Penguatan Lembaga Keuangan Mikro

Berbentuk Koperasi Pedesaan”. Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan sebuah sistem informasi untuk koperasi simpan pinjam yang kami beri nama SISKOPIN. SISKOPIN inilah yang akan diimplementasikan pada dua koperasi yang menjadi mitra dalam IbM ini.

2. METODE

2.1. Metode yang Ditawarkan

Bertolak pada hasil observasi dan diskusi dengan kedua mitra, permasalahan yang perlu untuk dipecahkan dalam kegiatan ini adalah masalah karyawan dan manajer yang tidak memiliki pemahaman yang cukup di bidang akuntansi dan pencatatan akuntansi yang masih manual, pemahaman yang masih kurang berkaitan perkoperasian, karyawan dan manajer yang masih belum mahir mengoperasionalkan komputer, dan peralihan operasional koperasi dari sistem

manual ke penggunaan tehnologi informasi SISKOPIN.

Metode yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut adalah melalui metode pelatihan dan supervisi yang partisipatif. Dalam metode ini kedua mitra dilibatkan dalam setiap kegiatan mulai dari kegiatan identifikasi, kegiatan analisis tindakan yang akan dilakukan, kegiatan perencanaan tindakan, dan kegiatan pelaksanaan tindakan. Melalui metode ini permasalahan yang teridentifikasi dan tindakan yang akan dilakukan merupakan usulan yang

sifatnya “bottom up”, sehingga setiap tindakan yang akan dilakukan akan tepat sasaran dan mampu mengatasi masalah secara optimal.

2.2. Langkah dalam Mengatasi Permasalahan Mitra

Metode yang dipilih dalam kegiatan ini adalah metode pelatihan dan supervisi yang partisipatif dengan langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Survey Awal Lapangan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui profil mitra secara geografi,demografi, perijinan, kemitraan, kelembagaan, faktor sosial, ekonomi,budaya, stakeholder potensial, dan lain sebagainya. Pada kegiatan ini datadatayang ditemukan akan diolah dan disajikan secara deskriptif.

(4)

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui potensi yang melingkupi usahamitra baik internal maupun eksternal yang terkait dengan usaha koperasisimpan pinjam.

3. Analisis Kebutuhan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yangdiperlukan oleh mitra, kompetensi mitra, dan potensi wilayah yang dapatmenunjang perkembangan usaha koperasi simpan pinjam. Dalam kegiatanini analisis kebutuhan akan menggunakan tehnik SWOT. Melalui tehnik iniakan diketahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang melingkupi usahamitra. Dengan diketahui kekuatan dan kelemahan maka kegiatan pengabdiandapat memaksimalkan dan memberdayakan potensi-potensi yang telah ada. 4. Rencana Kegiatan Bersama

Dalam kegiatan ini dilakukan perencanaan dan detail kegiatan IbM yangakan dilakukan. Untuk dapat menyusun dan menghasilkan rencana kegiatanIbM yang baik, maka dalam menyusun perencanaan ini akan melibatkanstakeholder yang terkait dengan usaha koperasi simpan pinjam, seperti DinasPerindustrian, Perdagangan dan Koperasi; Pengusaha yang memanfaatkankoperasi, dan pihak lain yang peduli terhadap usaha koperasi simpan pinjamdi kedua mitra ini. Melalui perencanaan diharapkan kegiatan ini tepatsasaran, sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dan dapat selesai tepat padawaktunya.

5. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan dalam kegiatan IbM ini dapat dirinci seperti tabel 1. 6. Evaluasi Kegiatan

Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan danuntuk mengetahui dampak egiatan terhadap mitra. Evaluasi akan dilakukanmelalui metode survei yang dipandu dengan kuesioner. Aspek-aspek yangakan dievaluasi adalah sebagai berikut: a. Pemahaman dan penggunaan kaidah akuntansi yang benar dalamoperasional koperasi

oleh karyawan dan manajer apakah sudah cukupmahir atau belum.

b. Pemahaman tentang perkoperasian oleh karyawan atau manajer apakahsudah cukup memadai atau belum.

c. Penggunaan komputer oleh karyawan dan manajer sudah mahir ataubelum.

d. Sumber daya manusia di koperasi apakah sudah siap atau belum untukpenggunaan sistem SISKOPIN.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Identifikasi Masalah

Hasil yang telah dilakukan dan dicapai dalam pengabdian ini meliputi enam hal,yaitu identifikasi kebutuhan peralatan dan pemberian bantuan peralatan untukpenggunaan program SISKOPIN, pelatihan dan pendampinganpembukuan/akuntansi secara manual, penyempurnaan pengembangan programSISKOPIN pada kedua mitra, pemasangan software program SISKOPIN padakedua mitra, pelatihan operasional penggunaan program SISKOPIN, danpelatihan akuntansi dengan menggunakan program SISKOPIN.

Berdasarkan hasil analisis situasi, hasil observasi, dan diskusi denganpengurus koperasi yang menjadi mitra dalam kegiatan ini, teridentifikasi bahwapermasalahan-permasalahan utama yang perlu segera dipecahkan adalah sebagaiberikut:

(5)

masih sangat sederhana sehingga operasionalkegiatan koperasi menjadi tidak efisien dan efektif.

2. Pemahaman karyawan dan manajer tentang akuntansi yang baik masih sangatterbatas. Karyawan dan manajeryang menangani pencatatan kebanyakan tidakmemiliki latar belakang bidang akuntansi, sehingga pengetahuan merekaterhadap pencatatan transaksi akuntansi yang baik dan benar masih terbatas.

3. Pemahaman yang masih terbatas berkaitan dengan perkoperasian. Karyawanbanyak yang belum mengerti benar tentang perkoperasian, khususnyaberkaitan dengan peraturan dan perundang-undangan di bidang koperasi.

4. Perlunya penggunaan sistem informasi untuk mendukung efisiensi danefektifitas operasional koperasi untuk meningkatkan sustainabilitas usahanya.Dengan menggunakan bantuan sistem informasi maka jasa pelayanan yangdiberikan akan semakin cepat dan akurat, sehingga akan menghemat banyakwaktu dan tenaga.

3.2. Pelaksanaan Kegiatan 3.2.1. Pemasangan Peralatan

Pengatasan masalah tersebut, pertama-tama dilakukan identifikasi terlebihdahulu kebutuhan peralatan untuk mendukung penggunaan program SISKOPIN didalam kedua koperasi mitra. Identifikasi tersebut meliputi kebutuhan memoriyang tersedia untuk menjalankan program (RAM) dan konektor untukpenggunaan program secara online, minimal untuk 2 komputer yang terkoneksi.Hasil identifikasi ditemukan bahwa Koperasi Mitra Rejodani hanya memilikikomputer dengan kapasitas RAM 256 MB, kapasitas ini sangat tidak mencukupiuntuk menjalankan program SISKOPIN ini. Apabila dipaksakan, tentunyaprogram akan berjalan dengan sangat lambat, atau bahkan tidak dapat dijalankan.Sehingga pengabdi memberikan bantuan RAM sebesar 2GB pada koperasiMitraRejodani.

Sementara koperasi Indra Kusuma memiliki kondisi yang berbeda,kapasitas RAM pada komputer mitra telah menggunakan RAM sebesar 2GB, dankapasitas ini telah mencukupi untuk menjalankan program SISKOPIN. Berkaitankabel koneksi untuk online program, kedua mitra belum memiliki, sehingga keduamitra diberikan bantuan koneksi internet. Dengan demikian diharapkan programSISKOPIN dapat dipergunakan pada kedua koperasi ini, sehingga kegiatanoperasional koperasi dapat dilaksanakan dengan lebih optimal. Dokumentasiberkaitan dengan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

(6)

Gambar 3.2 Pemasangan Jaringan Internet

3.2.2. Pelatihan Akuntansi Manual

Program yang telah dilaksanakan berikutnya adalah pelatihan pembukuan/akuntansi secara manual untuk pencatatan transaksi pada kedua mitra. Meskipunkedua koperasi telah melakukan pembukuan/pencatatan akuntansi dalammengelola keuangan koperasi, namun beberapa karyawan masih belum dapatmelakukan pembukuan/pencatatan akuntansi dengan baik karena mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang akuntansi. Dengan demikian,dengan adanya pelatihan akuntansi bagi kedua mitra, diharapkan pencatatanakuntansi akan menjadi semakin baik.

Dalam pelatihan akuntansi manual tersebut dipaparkan apa yang disebutdengan akuntansi serta untuk apa perlu dilakukan akuntansi. Selanjutnya adalahpembahasan tentang siklus akuntansi, mulai dari adanya bukti transaksi,pembuatan jurnal, penyusunan neraca saldo, pembuatan jurnal penyesuaian,penyusunan neraca lajur, hingga penyusunan laporan keuangan. Bahasan yangjuga diberikan adalah beberapa contoh transaksi yang berkaitan dengan transaksiyang biasa terjadi pada koperasi, terutama koperasi simpan pinjam, dan apakahpencatatan tersebut telah sesuai dengan praktek yang dijalankan selama ini. Padabagian terakhir diberikan cara pembuatan kode rekening, yang nantinya akanbermanfaat bagi koperasi dalam menjalankan program SISKOPIN. Pelaksanaanpelatihan pembukuan akuntansi manual ini telah dilakukan pada tanggal 12 Juli2013 dan 23 Juli 2013. Dokumentasi yang berkaitan dengan kegiatan tersebutterlihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Pelatihan Akuntansi Manual

3.2.3. Pelatihan Perkoperasian

(7)

perkoperasian ini telahdilakukan pada tanggal 16 Oktober 2013, mulai pukul 10.00 hingga pukul 12.30di KoperasiMitra Rejodani dan pukul 13.00 hingga pukul 15.30 di koperasi IndraKusuma Transportasi Indonesia. Dokumentasi berkaitan dengan kegiatan tersebuttampak pada gambar 3.4. berikut ini.

Gambar 3.4 Pelatihan Perkoperasian

5.2.4. Pelatihan Program SISKOPIN

Pelaksanaan program selanjutnya adalah penyempurnaan pengembangan program SISKOPIN. Program ini telah dikembangkan pada tahun 2011 hingga 2012 dengan memalui pendaan dari DIKTI dengan skema Hibah Penelitian Kompetitif Strategis Nasional. Sistem yang kami susun kami beri nama sistem koperasi simpan pinjam (SISKOPIN). Meskipun sistem tersebut telah sesuai dengan kebutuhan dari banyak koperasi simpan pinjam, namun penggunaan sistem tersebut untuk masing-masing koperasi simpan pinjam membutuhkan penyesuaian, dan juga perlu adanya beberapa perbaikan setelah melalui tahapan sosialisasi di beberapa koperasi simpan pinjam bekerjasama dengan Dinas Koperasi di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Sragen Jawa Tengah, dan Kabupaten Ngawi Jawa Timur pada tahun 2012 lalu. Serta pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi Propinsi Yogyakarta, pada 3 Desember 2012. Berdasarkan masukan-masukan tersebut, maka kami melakukan beberapapengembangan dan perbaikan atas program SISKOPIN tersebut. diselenggarakan oleh Dinas Koperasi Propinsi Yogyakarta, pada 3 Desember 2012. Berdasarkan masukan-masukan tersebut, maka kami melakukan beberapa pengembangan dan perbaikan atas program SISKOPIN tersebut.

(8)

Program yang pengabdi lakukan selanjutnya adalah pemasangan program SISKOPIN yang telah disempurnakan tersebut kepada kedua koperasi mitra. Pemasangan tersebut dilakukan pada tanggal 15 Agustus 2013 dan 30 Agustus2013.

Pelatihan operasional penggunaan program SISKOPIN merupakanprogram yang telah dilakukan oleh pengabdi pada koperasi Indra Kusuma danKoperasiMitra Rejodani. Pelatihan operasional penggunaan program pada tahapperkenalan ini meliputi bagaimana melakukan login untuk karyawan dan petugas,bagaimana cara memasukkan data anggota, bagaimana mengganti header, footer,maupun mengubah logo koperasi. Selanjutnya diperkenalkan pula bagaimanamelakukan pendaftaran anggota dan persetujuan untuk dapat menjadi anggota.Pelatihan dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2013. Dokumentasi berkaitandengan kegiatan tersebut terlihat pada gambar 3.6.

Program yang pengabdi lakukan selanjutnya adalah pemasangan programSISKOPIN yang telah disempurnakan tersebut kepada kedua koperasi mitra.Pemasangan tersebut dilakukan pada tanggal 15 Agustus 2013 dan 30 Agustus2013. Pelatihan operasional penggunaan program SISKOPIN merupakanprogram yang telah dilakukan oleh pengabdi pada koperasi Indra Kusuma danKoperasiMitra Rejodani. Pelatihan operasional penggunaan program pada tahapperkenalan ini meliputi bagaimana melakukan login untuk karyawan dan petugas,bagaimana cara memasukkan data anggota, bagaimana mengganti header, footer,maupun mengubah logo koperasi. Selanjutnya diperkenalkan pula bagaimanamelakukan pendaftaran anggota dan persetujuan untuk dapat menjadi anggota.Pelatihan dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2013. Dokumentasi berkaitandengan kegiatan tersebut terlihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Pelatihan Program SISKOPIN

(9)

dandicairkan. Pelaksanaan pelatihan di Indra Kusuma pada tanggal 21 Oktober 2013yang kemudian dilanjutkan lagi setelah program baru disesuaikan kebutuhan dandipasang, dilakukan kembali pelatihan tersebut pada tanggal 12 November 2013.

Sementara untuk koperasiMitra Rejodani dilaksanakan pada 30 Oktober 2013.Selama ini pencatatan transaksi masih dilakukan secara manual, meskipuntelah menggunakan bantuan program excel untuk pencatatan dan penyusunanlaporan keuangan, namun operasional koperasi masih belum dapat dilakukansecara optimal. Sebagai contoh, untuk mengetahui berapa jumlah kas yangdimiliki koperasi, diperlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari untukmengetahui posisi kas, contoh lain misalnya, dalam menyusun laporan keuangandibutuhkan waktu selama beberapa minggu untuk mengumpulkan semua transaksiyang telah terjadi. Sementara jika menggunakan program SISKOPIN, maka hanyamembutuhkan waktu beberapa detik saja untuk menekan tombol kas, maka secaralangsung dapat diketahui jumlah/saldo kasnya, sedangkan untuk penyusunanlaporan keuangan sudah secara langsung tersusun dan dapat dicetak sewaktuwaktu.

Pelaksanaan program pelatihan akuntansi dengan menggunakan programSISKOPIN telah dilakukan pada tanggal 13 November 2013 dan 20 November2013. Pada pelatihan tersebut mitra diajarkan bagaimana melakukan jurnal, yangnantinya akan langsung masuk ke dalam buku besar dan laporan keuangankoperasi dapat disusun secara otomatis. Dokumentasi berkaitan denganpelaksanaan pelatihan SISKOPIN Tahap II, III, dan IV terlihat pada gambar 3.6. dan gambar 3.7.

Gambar 3.6 Pelatihan SISKOPIN Tahap II,dan III : Simpanan dan Pinjaman

Gambar 3.7 Pelatihan SISKOPIN Tahap IV : Akuntansi dan Lain-lain

(10)

dalam kegiatanoperasional koperasi.Dengan demikian diharapkan kegiatan operasional koperasiakan berjalan dengan efisien dan efektif dalam melayani kebutuhan masyarakat.Pelaksanaan pendampingan dilakukan mulai akhir November 2013 hingga akhirDesember 2013.

4. KESIMPULAN

Koperasi simpan pinjam menjadi salah satu alternatif pembiayaan yang menarikbagi masyarakat karena beberapa kemudahan yang ditawarkan, antara lainpersyaratan yang tidak terlalu rumit layaknya aturan perbankan pada umumnya.Namun beberapa permasalahan yang telah disinyalir muncul seiring dengankurang berkembangnya koperasi simpan pinjam ini, diantaranya adalah regulasipemerintah yang tidak jelas, supervisi pemerintah yang tidak kontinyu, seringterjadi konflik internal di KSP sendiri, tidak adanya perlindungan nasabah, danpenggunaan infrastruktur yang tidak efisien [3],[6].

Salah satu pengatasan masalah di bidang infrastruktur telah pengabdilakukan dengan membuat program yang kami beri nama SISKOPIN. SISKOPINmerupakan luaran hasil penelitian hibah strategis nasional di tahun 2010 hingga2011. SISKOPIN yang dikembangkan dalam penelitian tersebut mudahdioperasikan, fiturnya yang lengkap, mampu menyelesaikan berbagai transaksi,dan aman untuk bertransaksi. Menu-menu dalam Siskopin adalah pada dasarnyaterbagi atas 2 kelompok utama, yaitu menu transaksi dan menu laporan, dimanapada setiap menu terdapat menu untuk jenis simpanan, pinjaman, SHU, dantransaksi lain.

SISKOPIN yang dikembangkan merupakan sistem yang sederhana karena:berjalan pada server dan dijalankan dengan sebuah browser, dikembangkandengan menggunakan teknologi AJAX pada PHP, dan database servermenggunakan menggunakan MySQL database server. Spesifikasi yang digunakanjuga sederhana, seperti: processor sekelas Pentium DualCore CPU 1,73 Ghz ataudiatasnya, RAM 1 Gigabyte atau diatasnya, Harddisk 160 Gigabyte, dan LCD 17,keyboard, dan mouse.SISKOPIN ini diharapkan dapat membantu koperasi untuk beroperasisecara lebih efektif dan efisien, untuk menggantikan cara tradisional ataupencatatan secara manual yang selama ini masih banyak diterapkan oleh banyakkoperasi di pedesaan. Sistem ini dapat mengolah data secara lebih cepat setiap kaliada pencatatan transaksi, sehingga koperasi tidak perlu lagi melakukanpenghitungan untuk pembagian SHU misalnya. Selain itu. koperasi tidak perlulagi menyusun laporan keuangan pada akhir periode karena sistem telah secaraotomatis melakukan proses siklus akuntansi , mulai dari pencatatan transaksihingga pelaporan keuangan. Karena sistem ini berbasis web, maka akanmemudahkan nasabah untuk melakukan beberapa transaksi tanpa harus datang kekoperasi, seperti misalnya mengecek saldo pinjaman, mendaftar menjadi anggota,dll. Sistem telah disosialisasikan di wilayah DIY, Jateng dan Jatim, dan telahmendapat respon yang positif dengan didownloadnya sistem ini oleh beberapakoperasi di wilayah tersebut.

Program pengabdian masyarakat ini merupakan kelanjutan dari programpenelitian hibah strategis nasional tersebut. SISKOPIN telah kami terapkan padadua koperasi mitra, yaitu Koperasi Mitra Rejodani dan Koperasi Indra KusumaTransportasi Indonesia. Program pengabdian ini meliputi analisis kebutuhan

(11)

Pelatihan SISKOPIN terdiri atas beberapa tahap. Pelatihan operasional penggunaan program pada tahap pertama adalah tahap perkenalan, meliputi bagaimana melakukan login untuk karyawan dan petugas, bagaimana cara memasukkan data anggota, bagaimana mengganti header, footer, maupun mengubah logo koperasi. Selanjutnya diperkenalkan pula bagaimana melakukan pendaftaran anggota dan persetujuan untuk dapat menjadi anggota. Tahapan selanjutnya adalah bagaimana koperasi melakukan transaksi simpanan dan pinjaman. Dalam pelatihan untuk transaksi simpanan mencakup simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan suka rela. Simpanan suka rela bagi kedua koperasi diklasifikasikan sebagai tabungan. Pelatihan untuk pinjaman dilakukan mulai dariprosedur pengajuan kredit, kemudian proses persetujuan kredit termasuk analisiskredit, hingga kemudian kredit atau pinjaman disetujui dan dicairkan. Tahapanterakhir adalah pelatihan akuntansi dengan menggunakan program SISKOPIN,dalam pelatihan tersebut mitra diajarkan bagaimana melakukan jurnal, yangnantinya akan langsung masuk ke dalam buku besar dan laporan keuangankoperasi dapat disusun secara otomatis.

Setelah semua kegiatan pelatihan dan pembinaan telah dilakukan,pengabdi akan melakukan pendampingan hingga kedua mitra benar-benar telahmahir dan terampil dalam menggunakan program SISKOPIN untuk menunjangkegiatan operasional koperasi. Program pendampingan dilakukan oleh tim

pengabdi berkaitan dengan pembukuan akuntansi di koperasi, aturanperkoperasian, dan penggunaan program aplikasi SISKOPIN dalam kegiatanoperasional koperasi.Dengan demikian diharapkan kegiatan operasional koperasiakan berjalan dengan efisien dan efektif dalam melayani kebutuhan masyarakat.

5. SARAN

Meskipun SISKOPIN tersebut telah sesuai dengan kebutuhan dari banyakkoperasi simpan pinjam, namun penggunaan sistem tersebut untuk masing-masingkoperasi simpan pinjam membutuhkan penyesuaian. Koperasi idealnya dapatmemiliki divisi teknologi informasi tersendiri sehingga mampu untuk melakukanbeberapa penyesuaian berkaitan dengan kebutuhan transaksi yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Wilopo, W.W., (2006), Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro Sebagai Salah Satu Pilar Sistem Keuangan Nasional: Upaya Konkrit Memutus RantaiKemiskinan, Media BPR (5). 24-29.

[2] Salam, A. (2008), Sustainabilitas Lembaga Keuangan Mikro Koperasi SimpanPinjam, Sekolah Pascasarjana UGM: Yogyakarta.

[3] Wardani, D. (2007c), Peningkatan Kualitas Produk, Manajemen dan PerluasanPasar Kerajinan Perak di Kabupaten Gunungkidul, Laporan IPTEKDA,LPPM UNS: Surakarta.

[4]Hermana, B., Wardoyo, T. Oswari, (2008), Lembaga Keuangan Mikro: ModelOrganisasi dan pemanfaatan Teknologi Informasi, Jurnal UKM, (7), 1-14

[5] Kementerian Negara Koperasi dan UKM, SOP Koperasi Simpan Pinjam, Jakarta.

(12)

[7] Kusuma, H. dan D. Susilowati (2007), Determinan Pengadopsian LayananInternet Banking: Perspektif Konsumen DIY, JAAI (11) 152-139.

[8]Laporan-laporan Kementerian Negara Koperasi dan UKM, 2005, 2006, 2007,2008, 2009

[9]Laporan-laporan Word Bank, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009

[10]Wardani, D. (2007b), Analisis Pendapatan Petani Tembakau Berdasarkan SistemPenguasaan Lahan Sawah di Kabupaten Temanggung, Laporan PenelitianDosen Muda, LPPM UNS: Surakarta.

[11] World Bank Group, e-Government Definition, (2006), Available: http://www1.worldbank.org/publicsector/egov/definition.htm

Tabel 1. Pelaksanaan kegiatan dalam kegiatan Pengabdian

N

untuk menentukan permasalahan yang dihadapi berkaitan pencatatan akuntansi yang masih manual dan kurangnya pemahaman pencatatan akuntansi yang baik karena latar belakang karyawan yangmenangani bukan berasal dari jurusan akuntansi.

- Tim pengabdi memberi latihan

pencatatan akuntansi koperasi pada mitra.

- Mitra melakukan praktek pencatatan

operasi dengan benar.

- Tim melakukan pendampingan

pencatatan transaksi yang baik dan benar.

- Atika Jauharia

- Tim pengabdi melakukan pelatihan dan

supervisi tentang perkoperasian beserta

membahas masalah keahlian

menggunakan komputer.

- Tim pengabdi memberi-kan pelatihan

(13)

- Tim melakukan pendampingan dan

pembinaan untuk pemantauan aktifitas penggunaan komputer tersebut.

Kab.Sleman & Kotamadya

4 Mitra belum

menggunakan sistem

informasi untuk menjalankan usahanya

Pelatihan dan Supervisi

- Tim pengabdi bersama mitra

mendiskusikan masalah penggunaan

sistem informasi.

- Tim pengabdi bersama mitra

mendiskusikan menu-menu yang akan ditampilkan pada blog/web internetnya.

- Tim pengabdi melakukan pemasangan

SISKOPIN pada mitra dan pembuatan blog/web internet.

- Tim pengabdi melaku-kan pelatihan dan

super-visi cara-cara pengope-rasian

SISKOPIN.

- Tim pengabdi melaku-kan

pendampingan dan pembinaan untuk

pemantauan penggunaan sistem

informasi tersebt

- Y. Yohakim

Marwanta dan Atika Jauharia Hatta

- Tim ahli STMIK

AKAKOM dan STIE YKPN

- Mitra kegiatan

Disperindagkop Kab.Sleman

Gambar

Gambar 3.1 Identifikasi dan pemasangan RAM
Gambar 3.2 Pemasangan Jaringan Internet
Gambar 3.4 Pelatihan Perkoperasian
Gambar 3.6 Pelatihan Program SISKOPIN
+3

Referensi

Dokumen terkait

Aspek penting dari berbagai hubungan dan pengaruh terhadap pelayanan publik, dapat dilihat dari alur atau jalur variabel komunikasi berhubungan dan berpengaruh

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2009) yang menunjukkan bahwa variabel penghargaan finansial, pengakuan profesional, pertimbangan pasar

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata dan positif antara Nilai- nilai Islami dengan Pemaknaan Sholat, Budaya Perusahaan, Kepuasan Kerja dan

Dari segi people, berdasarkan analisis positioning Black Pepper Steak Resto & Café di mana café memberikan kualitas makanan terbaik dengan harga yang

1) Perancangan sistem kendali PID jarak jauh yang tidak terbatas dengan jarak dan waktu melalui pola PC client dan server menggunakan internet. 2) Perancangan sistem

Pelabuhan Tanjung Priok, Tingginya aktivitas transportasi laut yang dikarenakan perdagangan internasional membuat pelabuhan begitu ramai dan juga meningkatnya arus kapal

dokumen pember en pemberian tugas ter ian tugas terstru struktur dan tuga ktur dan tugas mandir s mandiri yang berupa i yang berupa hasi hasill pekerjaan siswa,