• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini berbagai individu, kelompok maupun Negara dapat melakukan transaksi perdagangan dengan negara lain tanpa mengenal batasan-batasan yang dapat menghambat proses perdagangan. Perdagangan bebas adalah sistem arus barang secara bebas tanpa adanya hambatan perdagangan seperti pajak, tarif, dan kuota impor. Perdagangan bebas saat ini biasa dilakukan dengan melalui perdagangan internasional, yang dimana berbagai negara saling keterkaitan satu sama lain dalam mengirim barang didalam negeri maupun luar negeri.

Batasan-batasan negara tersebut dapat memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia sendiri yang dapat dirasakan dari dua sisi yaitu dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak positif bagi Negara Indonesia sendiri yaitu terbukanya pasar internasional yang dimana dapat memberikan peluang untuk membuka pangsa pasar ke dalam dunia internasional.

Proses perdagangan saat ini dapat mempengaruhi jumlah arus barang yang terus meningkat, dikarenakan indonesia adalah salah satu negara yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yaitu pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. (www.bbc.com)

Kompetisi perdagangan internasional yang dapat berdampak pada kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. Berdasarkan UU No. 36 tahun 2000 yang dimaksud dengan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas adalah kawasan yang ada di dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan cukai. (www.kemendag.go.id)

Manfaat dari kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas dapat mendorong kegiatan lalu lintas arus perdagangan internasional yang mendatangkan devisa bagi negara serta dapat memberi pengaruh dan manfaat besar bagi Indonesia,

(2)

untuk dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya, meningkatkan kepariwisataan dan penanaman modal baik asing maupun dalam negeri. (www.kemendag.go.id)

Perusahaan yang dapat berlokasi di kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas adalah perusahaan penanaman modal asing yang produknya berorientasi ekspor, perusahaan domestik yang memfasilitasi perdagangan, melakukan usaha logistik atau mendukung industri lainnya. Berdasarkan Perpu No. 1 tahun 2007 yang menjadi kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas adalah Batam, Bintan dan Karimun (BBK). (www.kemendag.go.id)

Melihat adanya peluang membuka pangsa pasar baru maka para pengusaha Indonesia mencoba bersaing dengan mengekspor produknya ke pasar internasional, begitupun sebaliknya para pengusaha manca Negara melakukan hal yang sama. Proses ini sangatlah bergantung terhadap sistem pengiriman produk yang menggunakan transportasi antar Negara. Pada umumnya pengiriman dilakukan melalui proses transporatasi laut, hal ini dipilih karena transportasi laut lebih efisien, cepat, dan memiliki daya angkut kapal yang sangat besar. Transportasi laut juga memiliki peranan yang besar terhadap kegiatan perdagangan domestik dan internasional.

Aspek yang paling penting dari transportasi laut adalah ketersediaan pelabuhan yang memadai dan industri bongkar muat. Pelabuhan dalam aktivitasnya memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan perdagangan domestik maupun internasional. Hal ini menuntut pengelola pelabuhan agar dalam sistem pengoperasiannya dapat dilakukan secara efesien, efektif dan profesional sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen perusahaan harus memiliki sistem operasional dan manajemen yang baik, dikarenakan manajemen yang baik dalam pengelolaan distribusinya dapat mengatur sumber daya dari perusahaan baik dari sumber daya manusia maupun sumber daya alam agar mencapai efektifitas dan efesiensi pelayanan tersebut. Bagi perusahaan menjaga kualitas pelayanan dalam pengiriman sangatlah penting agar perusahaan dapat bersaing secara globalisasi dikarenakan saat ini proses pendistribusian tersebut sangatlah kompetitif, maka perusahaan dapat mengetahui tingkat kualitas pelayanan yang diberikan ke konsumen agar dapat ditingkatkan kembali.

Pada transportasi laut untuk menjalankan proses pengiriman tersebut biasanya menggunakan barang maupun jasa. Salah satu perusahaan Indonesia yang

(3)

menyediakan jasa pelabuhan di Tanjung Priok adalah PT. Pelabuhan Tanjung Priok, PT. Pelabuhan Tanjung Priok merupakan perusahaan yang bergerak Penyediaan dan/atau pelayanan gudang-gudang dan lapangan penumpukan dan tangki/tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar, alat bongkar muat, serta peralatan pelabuhan.

Dalam meningkatkan kualitas pelayanan pada pengiriman jasa melalui transportasi laut yaitu dengan menurunkan sistem pendistribusian barang pada dwelling time yang mencapai 6,33 hari pada tahun 2015. Berikut gambar

Gambar 1. 1 Perbandingan Dwelling Time di Pelabuhan Tanjung Priok Sumber : Customsclearance.asia, 2015

Dalam dunia transportasi, "dwell time" atau yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan sebagai "dwelling time" adalah waktu tunggu kendaraan seperti bus angkutan umum atau kereta yang menghabiskan waktu di halte/stasiun terjadwal tanpa bergerak. Biasanya, waktu ini dihabiskan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang, tetapi juga dapat diartikan menghabiskan waktu untuk menunggu lalu lintas di depan untuk steril terlebih dahulu, menunggu proses penggabungan ke lalu lintas paralel, atau membuang-buang waktu untuk menyesuaikan dengan jadwal. Dwelling time adalah salah satu ukuran umum dalam menakar efisiensi waktu di bidang transportasi umum, dengan waktu dwelling time yang singkat sebagai tujuan secara keseluruhan. (www.customsclearance.asia)

(4)

Di Pelabuhan Tanjung Priok PT. Pelabuhan Tanjung Priok memiliki kompetitor terminal peti kemas yaitu Jakarta International Container Terminal (JICT) dan TPK KOJA. Menurut hasil wawancara dengan salah satu karyawan PT. Pelabuhan Tanjung Priok, Tingginya aktivitas transportasi laut yang dikarenakan perdagangan internasional membuat pelabuhan begitu ramai dan juga meningkatnya arus kapal yang bertujuan untuk melakukan bongkar muat di pelabuhan, hal ini menyebabkan antrian yang cukup panjang dan lama untuk proses sandar kapal disisi lain dampak dari antrian yang panjang membuat lambatnya proses perdagangan di Indonesia.

Pada proses bongkar muat barang yang terjadi di PT. Pelabuhan Tanjung Priok salah satunya adalah proses pada antrian yang mengalami penurunan efesiensi dan efektivitasnya di area terminal operasi yang berada di PT. Pelabuhan Tanjung Priok. Penurunan efesiensi pada pengiriman barang yang menyebabkan antrian, hal ini dapat di lihat dari data throughput sebagai berikut :

Gambar 1. 2 Container traffic at Tanjung Priok (TEUs) Sumber : Supplychainindonesia.com, 2013

Instansi bea cukai mulai menelusuri bahwa lamanya barang-barang tersebut berkenaan dengan LARTAS sebesar 51% dari total TEUs yang dibongkar di pelabuhan Tanjung Priok, padahal barang-barang yang dibongkar muat sebanyak kurang lebih 7 juta TEUS di Pelabuhan Priok berdasarkan sumber dari paparan Dirut Pelindo II di bawah ini adalah tidak semua barang-barang tersebut dalam pengawasan bea cukai. (www.supplychainindonesia.com)

Produksi Bongkar Muat Priok pada tahun 2012 adalah 6.2 juta TEUs. Total luas lahan lini I quay yard berdasarkan Laporan Tahunan Pelindo II yang dapat dilihat adalah 152.3 Ha, dengan demikian daya tampung lini I quay yard Priok berdasarkan hitungan perkiraan GSL capacity adalah 270,687 TEUs (sudah

(5)

dikurangi 35% untuk jalannya truk, alat LOLO dll), Jika jumlah hari kerja setahun itu 360 hari maka untuk mencapai produksi bongkar muat Priok sebesar 6.2 juta TEUs itu memerlukan rata-rata waktu inap kontainer sebesar 15.7 hari. (www.supplychainindonesia.com)

Dengan adanya volume bongkar muat barang yang tinggi maka akan menimbulkan proses antrian yang panjang yang menyebabkan dampak dari antrian yang kurang lancar. Permasalahan dalam proses antrian banyak faktor yang dapat mempengaruhi. Beberapa faktor yang mempengaruhinya ialah adanya jumlah server yang terbatas dalam melayani konsumen, dan juga proses antrian dapat disebabkan karena tingginya tingkat pelanggan yang semakin meningkat. Besarnya volume bongkar muat maka berdampak juga pada tingginya aktivitas receiving dan delivery.

Herjanto (2009:99) Antrian adalah suatu masalah klasik yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam suatu kegiatan produksi.

Di dalam pelabuhan tanjung priok memiliki 3 terminal operasi yang menjalankan sistem arus pengiriman barang yaitu terminal operasi 1, terminal operasi 2, dan terminal operasi 3. Untuk menjalankan proses pendistribusian barang, beberapa perusahaan yang memakai jasa PT. Pelabuhan Tanjung Priok harus memenuhi tahapan awal untuk proses pemeriksaan barang pada dokumen-dokumen yang telah dibawa oleh pemakai jasa untuk mengirmkan barangnya.

Proses awal ini disebut proses pemeriksaan dokumen (Receiving), dikarenakan pemeriksaan dokumen yang memakan waktu maka dari itu menyebabkan antrian pada proses awal Gate In mengalami peningkatan yang menyebabkan proses pendistribusian barang menjadi terhambat. Berbagai kendala tersebut yang membuat antrian menjadi panjang yang terjadi di sektor gate in pelabuhan tersebut.

Dalam proses pengiriman barang dan jasa perlunya meningkatkan kualitas pelayanan pada antrian Gate In tersebut agar dapat mengurangi panjangnya antrian di sektor Gate In pelabuhan sangat penting. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan dan juga kepercayaan konsumen terhadap kinerja perusahaan. Semakin baik pelayanan yang diberikan kepada konsumen semakin baik pula dampak yang didapat perusahaan dari segi moral maupun moril. Masalah antrian panjang pada truk gate in dalam server di PT. Pelabuhan Tanjung Priok memerlukan cara yang tepat untuk meminimalisirkan antrian panjang yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pelayanan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka

(6)

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENERAPAN METODE WAITING LINE UNTUK MENGOPTIMALKAN ANTRIAN GATE IN DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK (STUDI KASUS : PT. Pelabuhan Tanjung Priok)”

1.2 Identifikasi Masalah

1. Berapa rata-rata jumlah truk dalam antrian di gate in domestik dan ocean going PT. Pelabuhan Tanjung Priok?

2. Berapa rata-rata waktu yang diperlukan setiap truk untuk mengantri pada gate in domestik dan ocean going PT. Pelabuhan Tanjung Priok?

3. Berapa besar tingkat utilitas di setiap gate in domestik dan ocean going PT. Pelabuhan Tanjung Priok?

4. Apakah diperlukan penambahan server di setiap gate in terminal peti kemas PT. Pelabuhan Tanjung Priok?

1.3 Tujuan penelitian

1. Mengetahui rata-rata Jumlah truk dalam antrian di gate in domestik dan ocean going PT. Pelabuhan Tanjung Priok

2. Mengetahui rata-rata waktu yang diperlukan setiap truk untuk mengantri di gate in domestic dan ocean going PT. Pelabuhan Tanjung Priok

3. Mengetahui besarnya tingkat utilitas server di setiap gate in domestik dan ocean going PT. Pelabuhan Tanjung Priok

4. Mengetahui adanya penambahan server atau tidak pada setiap gate in terminal peti kemas PT. Pelabuhan Tanjung Priok

1.4 Manfaat penelitian 1. Bagi penulis

Sebagai praktek pembelajaran ilmiah untuk memperdalam wawasan mengenai kegiatan perencanaan sandar kapal pada PT. Pelabuhan Tanjung Priok

2. Bagi perusahaan

• Sebagai informasi dan acuan dalam mengembangkan layanan perusahaan • Sebagai bahan masukan untuk perusahaan dalam mengatasi permasalahan

(7)

• Sebagai alat bantu perushaan dalam mengatasi antrian di pelabuhan. 3. Bagi pembaca

Memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai dampak metode waiting line dalam proses sandar kapal dan juga sebagai referensi ataupun acuan yang bias digunakan untuk penelitian lanjutan serta dapat menjadi suatu wawasan tambahan bagi pembaca.

1.5 Ruang lingkup

Penelitian ini dilakukan di PT. Pelabuhan Tanjung Priok yang beralamat Jl. Pasoso No.1 Tanjung Priok Jakarta Utara, Jakarta 14310. PT. Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Priok gate in terminal operasi 1, 2, dan 3 meliputi Domestik (intersuller) dan Internasional (Ocean going). Adapun batasan ruang lingkup penelitian yaitu :

1. Rata-rata Jumlah truk dalam antrian di gate in domestik dan ocean going PT. Pelabuhan Tanjung Priok

2. Rata-rata waktu yang diperlukan setiap truk untuk mengantri di gate in domestic dan ocean going PT. Pelabuhan Tanjung Priok

3. Besarnya tingkat utilitas server di setiap gate in domestik dan ocean going PT. Pelabuhan Tanjung Priok

4. Adanya penambahan server atau tidak pada setiap gate in terminal peti kemas PT. Pelabuhan Tanjung Priok

(8)

1.6 State of the art

Tabel 1. 1 State of The Art

Judul Metode Keterangan Adaptasi

Desy C. Silaban, M. Zulfin. Analisis Kinerja Sistem Antrian M/M/1. 2014 Quantitative, Metode Waiting Line M/M/1

Penelitian ini bertujuan untuk sistem antrian sangat banyak terdapat dalam kehidupan nyata diantaranya pada loket ATM, aliran data dan yang lainnya. Sistem antrian M/M/1 adalah sistem antrian dengan satu pelayan dengan tempat tunggu yang tidak terbatas. Pada tulisan ini dianalisis sistem antrian M/M/1 yang dianggap terdapat pada sebuah jaringan paket data. Perolehan kinerja dilakukan secara simulasi dan secara teoritis. Selanjutnya kedua hasil analisis tersebut dibandingkan. Adapun hasil yang diperoleh dari analisis untuk utilasi = 0,5 diperoleh rata-rata jumlah paket dalam sistem secara simulasi 0,75975 detik dan hasil perhitungan teori 1,00 detik , rata-rata waktu tunggu pada sistem antri secara simulasi 0,00151 detik dan

perhitungan teori 0,002 detik. Untuk utilasi = 0,7 rata-rata jumlah paket dalam sistem secara simulasi 1,16768 detik dan hasil perhitungan teori 2,316 detik, rata-rata waktu tunggu pada sistem antri secara simulasi 0,00233 detik dan perhitungan teori 0,005 detik. Untuk utilasi = 0,9 diperoleh rata-rata jumlah paket dalam sistem secara simulasi 2,5555 detik dan hasil perhitungan teori 8,475 detik, rata-rata waktu transaksi secara simulasi 0,00179 detik dan

perhitungan teori 0,002 detik.

(9)

Sumber : Peneliti, 2016

Tabel 1.1 State of The Art (lanjutan)

(10)

Iwan Nauli Daulay. Analisis Model Antrian dan Kelayakan Layout Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Pekanbaru. 2014 Quantitative, Metode Waiting Line M/M/1

Penelitian ini dilakukan pada Stasiun Pengisian Bahan Umum (SPBU) di Pekanbaru dengan tujuan untuk mengetahui model antrian yang terjadi dan kelayakan layout pada SPBU. Analisis yang dilakukan adalah analisis kuantitatif model antrian dan layout. Sample diambil dari tiga SPBU di Pekanbaru yaitu PT. Sumber Alam Jaya, PT. Riau Muda dan PT. Erind Perkasa kemudian teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari observasi. Hasil peneletian yang diperoleh dari formulasi model antrian dengan menggunakan data jumlah kedatangan rata-rata per jam (ߣ) dan Jumlah kendaraan yang dilayani per jam (μ) maka didapat jawaban bahwa SPBU PT. Sumber Alam Jaya dinyatakan tidak layak operasi karena Panjang antrian kendaraan yang terjadi melebihi panjang lintasan yang tersedia sehingga akan mengganggu lalu lintas, SPBU PT. Riau Muda dinyatakan layak karena panjang antrian kendaraan lebih kecil dari panjang lintasan yang tersedia, sama halnya dengan SPBU PT. Erind Perkasa walaupun kedua SPBU tersebut masih sangat beresiko mengganggu lalu lintas

Teori.

Sumber : Peneliti, 2016

Tabel 1.1 State of The Art (lanjutan)

(11)

Davorin Kofjač, Maja Škurić, Branislav Dragović, Andrej Škraba. Traffic Modelling and Performance Evaluation

in the Kotor Cruise Port.

2013

Quantitative, Metode Waiting Line M/D/1

Penelitian pada pemodelan simulasi lalu lintas di pelabuhan cruise Kotor digunakan untuk evaluasi kinerja dan optimalisasi kebijakan operasional. Intensitas lalu lintas dari kedatangan kapal pesiar ' lebih tinggi dari pada periode lain tahun. Intensitas lalu lintas meningkat menyebabkan kemacetan di jangkar, yang dapat menyebabkan ketidakpuasan yang signifikan dari operator kapal pesiar dan penumpang. Model simulasi, berdasarkan port memanggil statistik frekuensi dan biaya tarif pelabuhan dikembangkan. Pertama, model simulasi divalidasi terhadap nyata data. Kedua, beberapa simulasi yang dilakukan, di mana skenario dari

dermaga utama

diperpanjang dan intensitas lalu lintas meningkat yang dievaluasi untuk

meminimalkan kemacetan dan untuk memaksimalkan pendapatan. Hasil simulasi menunjukkan pengurangan antrian signifikan dan lebih tinggi pendapatan, dengan demikian membenarkan niat dalam ekstensi tidur utama.

Teori.

Sumber : Peneliti, 2016

Tabel 1.1 State of The Art (lanjutan)

(12)

Fatma Poni Mardiah, Mursyid Hasan Basri. The Analysis of Appointment System to Reduce Outpatient Waiting Time at Indonesia’s Public Hospital. 2013 Quantitative, Metode Waiting Line M/M/1

Penelitian ini dilakukan pada layanan rawat jalan telah menjadi komponen penting dari perawatan kesehatan. Sistem penunjukan dirancang untuk meminimalkan 'waktu idle menghadap pasien dokter waktu tunggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah sakit harus mengubah sistem

pendaftaran untuk dokter. Menerapkan 'dokter panggilan' sistem mungkin muncul untuk mengurangi waktu idle dokter tetapi menyebabkan pasien tinggi 'menunggu kali. Sistem penunjukan membuat dokter menjadi bolak-balik ke rumah sakit, sehingga tidak langsung

mempengaruhi

produktivitas dokter. Tidak hanya membangun sistem pengangkatan, mereka harus mengambil perhatian aliran pasien dan mengatur penjadwalan kapasitas untuk meningkatkan kinerja departemen yang efektif dan efisiensi rawat jalan.

Teori.

Sumber : Peneliti, 2016

Tabel 1.1 State of The Art (lanjutan)

(13)

Sidonia Otilia Cernea, Mihaela Jaradat, Mohammad Jaradat. Characteristics of Waiting Line Models – The Indicators of The Customer Flow Management Systems Efficiency. 2013 Quantitative, Metode Waiting Line M/M/1

Penelitian ini untuk presentasi dari sistem garis tunggu single- channel dengan

kedatangan Poisson dan layanan eksponensial times. Merupakan tahap aliran pelanggan proses manajemen. Sistem menunggu model

matematika stokastik dan mereka mewakili

menggambarkan dasar fenomena menunggu, proses layanan, prioritas, dll Matematika model teori antrian bunga hadir dalam pemodelan, merancang dan menganalisa saat ini jaringan informasi. Peningkatan tren perkembangan mereka dan munculnya jaringan baru teknologi, memberlakukan persyaratan baru mengenai pengembangan mathematicals baru menunggu model. Dalam tulisan ini kami hanya menyajikan single-channel Model garis tunggu, dengan contoh pada restoran cepat saji.

Teori.

Referensi

Dokumen terkait

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk

 Inflasi Kota Bengkulu bulan Juni 2017 terjadi pada semua kelompok pengeluaran, di mana kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami Inflasi