• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN HEDGING TERHADAP RISIKO NILAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN HEDGING TERHADAP RISIKO NILAI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN HEDGING TERHADAP RISIKO NILAI TUKAR PADA PT ASTRA INTERNASIONAL, TBK PADA TAHUN 2015

Aryani, Citra Universitas Trilogi

Profil Perusahaan

Astra International (IDX: ASII) merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi otomotif yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Pada tahun 1990, perseroan mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Jardine Matheson 50,1%.

Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di JI. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. Ruang lingkup kegiatan Perseroan seperti yang tertuang dalam anggaran dasarnya adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor dengan suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi.

Filosofi perusahaan (catur dharma) :

(2)

Visi :

1. Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pembangunan kompetensi melalui pembangunan sumber daya manusia, sturktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi

2. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.

Misi :

Sejahtera bersama bangsa dengan memberikan nilai terbaik kepada stakeholder kami.

Risiko Valuta Asing

perkembangan ekonomi dunia yang terus saja mengalami fluktuasi dapat berdampak pula terhadap kinerja perusahaan yang melakukan kegiatan usahanya dengan menggunakan mata uang asing. Perusahaan seringkali mengalami risiko valas akibat dari perubahan nilai tukar mata uang asing yang di gunakan sebagai alat transaksi keuangan. Ketidakpastian akan pergerakan suku bunga acuan juga dapat berimbas pada volatilitas nilai tukar mata uang khususnya mata uang Rupiah.

Noor (2011) pengaruh risiko valuta asing terhadap perusahaan atau disebut foreign exchange exposure dapat dikelompokkan dalam tiga bentuk, yaitu Transaction exposure yang timbul karena perusahaan melakukan transaksi/kontrak dalam valuta asing dan pada saat terjadi perubahan nilai tukar, kontrak tersebut belum selesai, Operating exposure yang timbul karena fluktuasi nilai tukar dapat merubah pendapatan dan biaya perusahaan, yakni operating cash flownya, dan Translation exposure adalah exposure dari laporan keuangan konsolidasi MNC akibat perubahan nilai tukar.

Lindung Nilai / Hedging

(3)

meniadakan risiko pada suatu investasi lain. Lindung nilai adalah suatu strategi yang diciptakan untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di samping tetap dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari invetasi tersebut.

Faisal (2001) menjelaskan bahwa Hedging adalah suatu tindakan melindungi perusahaan dari risiko nilai tukar sebagai akibat dari terjadinya transaksi bisnis.

Pt Astra Internasional hanya melakukan kontrak instrument keuangan derivatif untuk melindungi eksposur yang mendasari (underlying). Instrument keuangan derivatif diukur sebesar nilai wajar.

Santoso, sigarlaki, dan sutrisno menjelaskan bahwa dalam laporan konsolidasi Astra periode 2015 tercatat bahwa asset Astra dalam mata uang Dollar Amerika hanya sebesar Rp 1,74 Triliun, sedangkan kewajibannya sebesar Rp4,32 Triliun. Artinya terdapat selisih kewajiban sekitar Rp 2,57 triliun. Untuk itu karena alasan inilah Astra melakukan hedging.

Metode pengakuan keuntungan atau kerugian yang timbul dari apakah derivatif tersebut dimasukan sebagai instrument lindung nilai untuk tujuan akuntansi dan sifat dari item yang dilindungi nilai. Pt Astra Internasional menentukan derivatif sebagai lindug nilai atas risiko suku bunga dan nilai tukar mata uang asing sehubungan dengan liabilitas yang diakui lindung nilai atas arus kas.

Nilai wajar instrumen keuangan derivatif diklasifikasi sebagai asset atau liabilitas tidak lancar jika sisa jatuh tempo instrument keuangan derivatif yang dilindungi nilai lebih dari 12 bulan.

Pengukuran nilai wajar atas interest rate swaps, cross currency swaps dan kontrak berjangka valuta asing ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga kuotasian yang diberikan bank atas kontrak yang dimiliki group pada tanggal posisi laporan keuangan yang dihitung berdasarkan tingkat suku Bungan pasar dan kurs valuta asing yang dapat diobservasi.

Interest rate swaps adalah perjanjian antara dua pihak untuk melakukan pertukaran seri/rangkaian dari pembayaran suku Bungan secara fixed ke dalam seri/rangkaian pembayaran suku bunga secara floating dalam mata uang yang sama, atau sebaliknya.

(4)

Asset dan liabilitas derivatif Pt Astra Internasional, Tbk : 31 DESEMBER / December 2014

Pada tahun 2015, tidak ada keuntungan/kerugian nilai wajar bersih signifikan yang diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi (31 desember 2014 : Rp 3,2 miliar)

Keuntungan dan kerugian di ekuitas atas cross currency swaps dan interest rate swap akan diakui pada laba rugi sesuai denga jatuh tempo dari pinjaman yang bersangkutan (maksimum empat tahun).

Pada tanggal 31 maret 2015, tingkat suku bunga tetap sehubungan dengan interest rate swap untuk mata uang asing berkisar antara 0,6% hingga 3,5 %.

Kebijakan keuangan group Astra dalam mengurangi dampak risiko yang terjadi 1. Risiko nilai tukar mata uang asing

(5)

Risiko nilai tukar mata uang asing timbul dari asset dan liabilitas moneter yang diakui dalam mata uang yang berbeda dengan mata uang fungsional entitas yang bersangkutan. Sebagian dari risiko ini dikelola menggunakan lindung nilai natural yang berasal dari asset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing yang sama.

Pijaman dalam mata uang asing diharuskan untuk di-swap menjadi mata uang fungsional perusahaan dengan menggunakan cross currency swap. Tujuannya agar dapat mengantisipasi perubahan nilai tukar mata uang asing terhadap asset dan liabilitas serta laba rugi grup.

2. Risiko tingkat bunga

Risiko tingkat bunga yang dialami Astra pada umumnya dikelola dengan menggunakan interest rate swaps untuk mengkonversi pinjaman dengan tigkat bunga menggambang menjadi tingkat bunga tetap. Kebijakan grup Astra adalah menjaga agar minimum 40%-60% dari total pinjaman dengan jatuh tempo 5 tahun, merupakan pinjaman dengan tingkat suku bunga tetap.

Profil pinjaman group setelah memperhitungkan transaksi lindung nilai sebagai berikut :

31 Maret 2015 31 Desember 2014 Pinjaman dengan tingkat

Manfaat Lindung Nilai yang dilakukan Pt Astra International Tbk

1. Pada laporan laba rugi Pt Astra tahun 2015 akibat dari adanya transaksi lindung nilai menimgkatkan laba komperhensif periode berjalan menjadi Rp 5,418 miliar.

2. Melindungi nilai pinjaman grup Astra sebesar 26% yang dikenakan tingkat bunga tetap

(6)

4. Penggunaan cross currency swaps guna mengantisipasi perubahan nilai tukar mata uang asing terhadap aset dan liabilitas serta laba rugi grup.

5. menjaga agar minimum 40%-60% dari total pinjaman dengan jatuh tempo 5 tahun, merupakan pinjaman dengan tingkat suku bunga tetap

Kerugian tidak melakukan hedging

1. Pelemahan Rupiah akan menyebabkan perusahaan-perusahaan cenderung menyimpan Rupiah yang dimiliki, yang berakibat perusahaan akan menderita kerugian yang lebih besar dari pelemahan nilai Rupiah dimasa depan.

2. Semakin banyak utang luar negeri dalam bentuk US Dollar, yang berarti peningkatan USD semakin meninggkat yang mengakibatkan Rupiah semakin lemah.

3. Tidak dapat memprediksi fluktuasi nilai tukar mata uang asing yang dapat memperbesar kerugian yang timbul akibat ketidakpasstian perubahan nilai tukar. 4. Laba perusahaan akan berkurang akibat bertambahnya rugi selisih kurs yang dapat

(7)

Daftra pustaka

Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M.2015. The Validity of Capital Asset Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economics, Finance and

Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189

Faisal, M. 2001. Manajemen keuangan internasional. Jakarta: Salemba empat. Santoso, sigarlaki, sutrisno. Analisis kebijakan hedging Pt Astra International, Tbk.

Noor, Zulki Zulkifli (2011). Penyebab Economic Exposure Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Di Bursa Efek Indonesia.

Laporan keuangan konsolidasi Pt Astra International Tbk dan Entitas Anak. Maret 2015 (www.astra.co.id)

Referensi

Dokumen terkait

Pohon beringin ( Ficus benjamina ) adalah sebuah pohon Indonesia yang berakar tunjang - sebuah akar tunggal panjang yang menunjang pohon yang besar tersebut dengan bertumbuh sangat

Jika remaja mampu menila menunjukkan motivasi belajar yan emosi dengan baik pula, begitu pu Berdasarkan hasil observasi, asuhan diperoleh keterangan bahw dalam bertanya

Program ini bertujuan menghasilkan lulusan yang handal dan profesional dalam menjawab berbagai permasalahan dan kebutuhan masyarakat yang terkait dengan bidang Kesehatan

Jenis lantai, tidak hubungan antara jenis lantai dengan kejadian tuberkulosis paru, hasil penelitian menunjukan hasil konstan karena dari 38 responden baik kasus

Rangkaian peristiwa kerusuhan dan tindak kekerasan yang terjadi, baik yang melibatkan etnik maupun kelompok masyarakat tersebut, memunculkan pertanyaan mengenai

Dan Indonesia yang kaya akan budaya, harus berkaca dari banyaknya kasus pengklaiman wilayah yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia, sudah seharusnya jika warga

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan elastisitas transmisi harga tandan buah segar (TBS) Kelapa Sawit di perdesaan kabupaten Asahan khususnya kecamatan Bandar Pasir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona wilayah tempat tinggal dan rute perjalanan dari tempat tinggal ke kampus yang paling potensial untuk penerapan program