E-Commerce : Perkembangan Teknologi dalam Dunia Ekonomi
Perkembangan teknologi memberikan dampak pada berbagai aspek dalam kehidupan. Salah satu bidang yang mengalami dampaknya adalah bidang ekonomi. Bidang perekonomian telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan. Salah satunya adalah adanya kegiatan perekonomian berbasis internet atau yang dikenal dengan sebutan e-commerce.
Bagi sebagian orang kegiatan e-commerce hanya mencakup kegiatan jual – beli saja, tetapi bagi sebagian orang lain kegiatan e-commerce ini meliputi seluruh proses mulai dari pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pemasaran, sampai pada pembayaran konsumen. Kegiatan e-commerce ini sangatlah bergantung pada berbagai pihak yang mendukung kegiatan tersebut. Berbagai mitra ini sangatlah memiliki peran penting dalam keberlangsungan kegiatan e-commerce.
Pemanfaatan teknologi dalam dunia perekonomian dimulai sejak tahun 1969. Pada saat itu internet mulai banyak digunakan dan dikembangkan oleh organisasi bisnis di Amerika. Kemudian pada tahun 1970 muncul apikasi bisnis pertama yang digunakan murni untuk melakukan pembayaran antara organisasi bisnis, bernama Electronic Funds Transfer
(EFT). Setelah itu barulah muncul berbagai aplikasi bisnis online lainnya.
Pada tahun 1990 ditemukan teknolgi World Wide Web (www) yang membuat kegiatan
e-commerce semakin marak dilakukan. Teknologi tersebut memungkinkan kita untuk meihat tampilan web disertai gambar dan suara, tidak hanya data saja seperti yang ada pada tampilan sebelumnya. Sejak tahun tersebut, semakin banyak organisasi bisnis yang menjalankan bisnisnya dengan internet. Berbekal teknologi www, mereka membuat website sendiri yang digunakan untuk transaksi bisnis mereka melalui alamat yang berdomaindot com (.com).
Dimulai pada tahun 2000, perkembangan bisnis online semakin pesat. Semakin banyak perusahaan di Amerika dan Eropa yang menjalankan bisnisnya secara online. Jika melihat sejarah e-commerce tidak akan terlepas dari situs – situs pelopor bisnis online seperti
amazon.com dan ebay.com.
negri. Sejak saat itu perkembangan bisnis berbasis internet mulai bermunculan dan terus berkembang hingga saat ini. Bahkan telah menjadi suatu kebiasaan bagi sebagian masyarakat Indonesia.
Perilaku belanja secara online ini umumnya dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang telah dapat menggenggam smartphone ditangannya dan juga personal computer. Dengan adanya teknologi smartphone pula e-commerce ini berkembang pesat. Sehingga kegiatan ini menjadi suatu perilaku yang sudah biasa dilakukan oleh masyarakat.
Di Indonesia sendiri sejak tahun 2005 mulai bermunculan berbagai website bussines market place. Bisnis market place adalah suatu lahan kegiatan jual-beli barang yang tak lagi terbatas pada ruang dan waktu. Website bussines arket place yang dimaksudkan seperti : Bukalapak.com, Zalora, Tokopedia, BliBli.com, serta berbagai website market place lainnya. Web – web tersebut memungkinkan dilaksanakannya transaksi jual beli dimanapun dan kapanpun baik penjual maupun pembeli dalam menjual dan membeli barang yang mereka inginkan.
Web dengan basis market place memungkinkan masyarakat umum untuk menjadi penjual maupun pembeli dalam kegiatan perjual-belian. Bukalapak.com misalnya, web tersebut dikembangkan oleh Achmad Zaky pada tahun 2010 dengan sumber daya seadanya, namun menjelma menjadi e-commerce yang dierhitungkan tidak lebih dari dua tahun kemudian dengan 25,000 seller dan 60,000 usernya. Bukalapak memang dikembangkan oleh Bang Jek, sapaan akrab Achmad Zaky dengan tujuan untuk membantu promosi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Namun pada tahun 2011 Bukalapak mendapatkan suntikan dana dari Batavia Incubator untuk melakukan ekspansi sampai akhirnya kini situs Bukalapak menjadi situs e-commerce yang digandrungi masyarakat Indonesia dalam melakukan belanja online.
hanya perlu mengunggah informasi dan foto mengenai barang yang kita jual, lalu menyertakan tata cara pembelian barang dan tinggal menantikan pembeli datang. Lain halnya dengan berjualan secara langsung di dunia nyata yang tentunya memerlukan modal lebih untuk menyewa lahan misalnya. Padalah belum tentu lapaknya dikunjugi oleh konsumen.
Bersama dengan China dan India, Indonesia digadang – gadang akan menjadi raksasa dalam bidang e-commerce. Sebab jika dilihat dari data statistik transaksi e-commerce di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Ditambah dengan mudahnya akses akan internet serta penduduk Indonesia yang memiliki kecenderungan konsumtif tentunya akan mendorong kegiatan e-commerce di Indonesia. Jika dilihat dari prediksi data statistik transaksi jual-beli online yang dikeluarkan oleh Kominfo, pada tahun 2016 jumlah pembelanja online di Indonesia akan bertambah menjadi 8,7 juta penduduk dari yang sebelumnya tercatat berjumlah 7,4 juta jiwa pada tahun 2015. Hal ini didorong oleh pertumbuhan jumlah pengguna internet di Indonesia. Pada tahun 2015 saja tercatat ada 94,3 juta jiwa penduduk Indonesia yang menjadi pengguna internet, naik jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya 88,1 juta pengguna saja. Hal ini memang membuktikan bahwa dunia teknologi mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang pesat.
Padahal mulanya perkembangan e-commerce di Indonesia tidak diawali dengan baik, akan tetapi secara perlahan paradigma masyarakat Indonesia akan keburukan kegiatan e-commerce mengalami perbaikan. Dahulu pada masa – masa awal penduduk Indonesia mengenal e-commerce, penipuan transaksi sering sekali terjadi. Hal tersebut tentunya membuat presepsi masyarakat akan kegiatan belanja online menjadi buruk. Namun, setelah mengalami perkembangan dan beraikan pada sistemnya, kegiatan belanja online kini menjadi suatu hal yang aman untuk dilakukan. Terlebih di beberapa situs e-commerce mulai memberlakukan layanan garansi dan asuransi.
sehingga konsumen tak lagi harus menunggu atau pusing memikirkan barang yang dibelinya lantaan akan segara dipakai.
Menurut sebuah data pada penelitian tentang ‘Perilaku Pembelian Melalui Internet’ ditemukan beberapa alasan yang melandasi masyarakat Indonesia melakukan kegiatan perbelanjaan online. 48% responden beralasan bahwa berbelanja online memiliki kemudahan dan kecepatan lebih dari pada membeli barang langsung ke tokonya. Selain itu, 38% menyatakan bahwa mereka membeli barang secara online dengan alasan harga barang yang lebih murah dibandingkan harga barang di toko aslinya. Dan responden – responden lain berlasan bahwa berbelanja secara online mendapatkan lebih banyak pilihan, akses infromasi yang lebih banyak, vendor yang sudah dikenal, dan dapat memilih barang lebih efisien. Hal itu memang benar adanya, karena kegiatan e-commerce didukung oleh teknologi berbasis internet yang memungkinkan untuk diadakannya perubahan dan pengembangn sesuai dengan kreativitas penjualnya.
Sikap masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif dapat membawa dua dampak dari sisi positif maupun negatif secara bersamaan. Dari sisi positifnya adalah kegiatan perekonomian di Indonesia menjadi aktif, sehingga perputaran uang pun berlangsung dengan cepat dan lancar, hal ini dapat menekan angka inflasi. Sedangkan negatifnya adalah pada moral penduduk kita sendiri. Gaya hidup konsumtif, mendorong manusia untuk menjadi seorang yang boros dan tidak efisien dalam mengelola uangnya untuk mencukupi kebutuhan sehari – harinya. Hal ini juga dapat mendukung berkembangnya paham hedonisme yangberujung pada paham sekulerisme. Padahal negara indonesia telah meimiliki falsafah hidup bangsanya sendiri yakni Demokrasi Pancasila yang jelas – jelas bertolak belakang dengan paham – paham seperti, hedonisme, liberalisme, sekulerisme, dan lain – lain.
Daftar Pustaka
Prasilowati SL., Widiyanto I. 2015. Perilaku pembelian melalui internet. Retrieved from :
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjrtOrl44bRA hUeTo8KHeEJDqQQFgg4MAM&url=http%3A%2F%2Fjurnalmanajemen.petra.ac.id
%2F19345%2F18828&usg=AFQjCNGXQAdLNPN3_KuLTCLHJjtHOeZN1w&bvm=bv.14 2059868,d.c2I
Tim Startup Bisnis dot com. 2012. Bagaimana start-up buka lapak didirikan. Retrieved from :
https://startupbisnis.com/bagaimana-bukalapak-com-didirikan/
Adhi. 2016. 2016, transaksi e-commerce di Indonesia tembus 8,6 triliun. Retrieved from :
http://www.money.id/digital/2016-transaksi-ecommerce-di-indonesia-tembus-rp-68-triliun-160104k.html
Tim Yuk Belajar Online. 2016. Sejarah dan evolusi e-commerce di dunia. Retrieved from :