PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PELUANG USAHA PERANGKAT RADIO FM SEBAGAI
TEKNOLOGI KONVENSIONAL YANG MAMPU MENJANGKAU
DAERAH TERPENCIL DI PROVINSI JAWA BARAT, BANTEN
DAN DKI JAKARTA
BIDANG KEGIATAN:
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh:
Dito Anggodo Prihastomo (NIM 13206109 / Angkatan 2006)
Andri Haryono (NIM 13206202 / Angkatan 2006)
Eka Savitri (NIM 13407116 / Angkatan 2007)
Oryza Nicodemus Tarigan (NIM 13206075 / Angkatan 2006)
Yeris Permata Octarina (NIM 13207062 / Angkatan 2007)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan :
Peluang Usaha Perangkat Radio FM Sebagai
Teknologi
Konvensional
yang
Mampu
Menjangkau Daerah Terpencil di Provinsi Jawa
Barat dan Banten
2. Bidang Kegiatan : PKM-K
3. Bidang Ilmu : Teknologi dan Rekayasa
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Dito Anggodo Prihastomo
b. NIM : 13206109
c. Jurusan : Teknik Telekomunikasi
d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Bandung
e. Alamat Rumah dan No. Telp./HP : Kranggan Permai Blok S1/44, Cibubur, Bekasi, Jawa
Barat, (HP) +6285722073913
f. Alamat Email : deeto_88@yahoo.co.id
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr.Ir. Agung Harsoyo, M.Sc.
b. NIP : 132162440
c. Alamat Rumah dan no HP : Pagarsari 13D, Bojongkoneng, Bandung, (HP)
+6281320452626
7. Biaya Kegiatan Total:
a. Dikti : Rp 9.700.000,00
b. Sumber lain (dari modal) : Rp 4.950.000,00
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 6 bulan
Bandung, 19 Oktober 2009 Menyetujui,
Ketua Prodi Teknik Telekomunikasi Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dr.Ir. Adit Kurniawan, M.Eng) (Dito Anggodo Prihastomo)
NIP. 131875306 NIM. 13206109
Deputi WRMA ITB Bid. Pengembangan Dosen Pendamping
Kegiatan Non-Kurikuler
(Dr. A. Nanang T. Puspito) (Dr.Ir. Agung Harsoyo, M.Sc.)
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... 1
BAB I PENDAHULUAN ... 2
1.1 Judul ... 2
1.2 Latar Belakang Masalah ... 2
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Tujuan ... 6
1.5 Keluaran yang Diharapkan ... 6
1.6 Kegunaan ... 7
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ... 8
BAB III METODOLOGI ... 16
3.1 Metode Pelaksanaan... 16
3.2 Jadwal Kegiatan... 18
BAB IV RANCANGAN BIAYA ... 20
4. 1 Biaya Produksi Per Modul ... 20
4. 2 Ringkasan Biaya Produksi Per Modul ... 24
4. 3 Biaya Peralatan Awal ... 25
4. 4 Biaya Marketing ... 26
4. 5 Biaya Perawatan dan Depresiasi ... 27
4. 6 Harga Pokok Penjualan ... 28
4. 7 Break Even Point ... 30
4. 8 Cash Flow ... 33
LAMPIRAN I ... 34
LAMPIRAN II ... 36
LAMPIRAN III ... 37
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul
Judul proposal PKM-K i i adalah Peluang Usaha Perangkat Radio FM Sebagai Teknologi
Konvensional yang Mampu Menjangkau Daerah Terpencil di Provinsi Jawa Barat dan Banten .
1.2 Latar Belakang Masalah
Dinamika perkembangan teknologi tumbuh dengan pesat dalam era globalisasi belakangan ini. Kebutuhan akan asupan informasi yang berkesinambungan dan praktis semakin dirasakan pada berbagai kalangan masyarakat, tanpa mengenal batas ekonomi, geografis, gender atau pun hal-hal lainnya. Indonesia dikenal dengan keberagamannya, baik itu keberagaman kondisi geografis, keberagaman kultur budaya, atau pun keberagaman kondisi sosial-ekonominya. Dengan berbagai keberagaman tersebut, pemenuhan kebutuhan akan aliran informasi secara berkesinambungan dan praktis menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah yang masih tinggal di daerah-daerah yang jauh dari pusat informasi di perkotaan, di pedalaman, atau banyak juga bahkan yang berada di daerah deretan gunung. Selain tingkat kesulitan yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan akan aliran informasi dengan kondisi kontur geografis demikian, permasalahan lain lahir dari keberagaman tingkat ekonomi dalam masyarakat itu sendiri. Dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah yang dialami oleh sebagian besar warga pedalaman, mungkin jarang anggota masyarakat yang memiliki sarana informasi sejenis televisi. Sebagian besar hanya memiliki sumber informasi berupa radio di rumahnya. Selain kendala dari sisi perekonomian, hal lain yang juga membuat langkanya keberadaan televisi di daerah pedalaman adalah ketersampaian sinyal siaran televisi di daerah-daerah dengan kontur unik itu yang lemah.
Mahasiswa sebagai elemen dari perguruan tinggi tentunya tidak terlepas dari pedoman dasar Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Oleh karena itulah, mahasiswa dituntut dengan kemampuan intelegensia hasil pendidikan di kampus mampu mengimplementasikan ilmunya tersebut dalam berbagai penelitian-penelitian yang keluarannya pada akhirnya juga dapat berguna bagi masyarakat. Untuk dapat menciptakan solusi yang tepat bagi masyarakat, mahasiswa tentunya harus dapat menganalisis kondisi kebutuhan dari masyarakat yang akan dijadikan obyek pengabdiannya.
3
untuk tetap tinggi , karena radio dapat didengar tanpa harus menghentikan aktifitas pendengarnya. Kedua, radio merupakan sumber informasi tercepat, maksudnya jika dibandingkan dengan media lainnya radio lebih cepat penayangannya, sehingga cepat juga dalam penayangannya contoh repotase langsung. Ketiga, radio juga mempunyai kelebihan komunikasi personal yang akan sangat menguntungkan untuk menciptakan keakraban antara radio dengan pendengarnya. Dan kelebihan
ya g pali g kuat adalah radio dapat e iptaka Theatre Of Mind kare a kekuata uta a radio adalah suara. Suara menimbulkan imajinasi yang bisa mempengaruhi pendengar sehingga bisa melahirkan fanatisme positif terhadap stasiun radio yang bersangkutan. Kelebihan lainnya format dan segmentasi tajam dan daya jangkau luas terutama untuk meraih areal sasaran yang luas, karena teknologinya memungkinkan untuk mengatasi hambatan geografis, cuaca maupun waktu. Tanpa adanya terobosan teknologi telekomunikasi radio ini, komunikasi massa di suatu daerah pedalaman dengan luas wilayah yang besar tentunya akan cenderung berjalan dengan kurang efektif. Dengan keberadaan radio, masyarakat dapat dengan mudah untuk mengakses aliran informasi dari pusat, dalam waktu singkat. Selain itu, media radio bagi komunitas masyarakat pedesaan dapat dijadikan media oleh pihak pemerintah daerah untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan penyuluhan tanpa harus mengumpulkan masyarakat yang mungkin lokasi tempat tinggalnya berjauhan. Penduduk lingkungan tersebut cukup berada di rumah sambil menyalakan radio mereka untuk mendengarkan penyuluhan yang disampaikan dari pemerintah.
Berdasarkan survey yang dilakukan dengan wawancara dengan sample masyarakat yang pernah terlibat kerjasama dengan tim pelaksana dalam pengadaan radio komunitas di desa Gambung, daerah Ciwidey, bila disarikan dapat dikuantitatifkan mengenai tingkat kesadaran masyarakat desa Gambung tersebut mengenai keberadaan radio komunitas di lingkungannya serta pengaruhnya bagi kehidupan mereka seperti tersaji pada grafik 1.
Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap masyarakat Desa Gambung, Ciwidey, yang pernah memiliki hubungan kerjasama dengan tim pelaksana dalam pembuatan radio komunitas di
91% 6% 3%
Bagaimana pengaruh keberadaan radio
komunitas di Desa Gambung?
Positif, terbantu, mendukung
Biasa saja
4
lingkungannya dapat dilihat bahwa secara umum antusiasme masyarakat dalam merespon keberadaan radio komunitas di lingkungannya cukup positif. Hal ini dapat dijadikan gambaran umum bagi tim pelaksana untuk menganalisa kondisi dan respon penerimaan dari masyarakat pedesaan mengenai keberadaan radio komunitas di lingkungannya.
Hampir seluruh institusi pendidikan, meliputi universitas, institut, sekolah tinggi, serta akademi, yang ada di Indonesia pada umumnya serta Pulau Jawa bagian barat pada khususnya memiliki tingkat kepedulian terhadap pengembangan kualitas kehidupan masyarakat pedesaan. Nyaris di seluruh institusi pendidikan tersebut terdapat organisasi kemahasiswaan terpusat yang mengkoordinasikan arah gerak mahasiswa di kampusnya, salah satunya untuk mengabdi pada masyarakat. Seringkali, upaya peningkatan kualitas masyarakat di sekitarnya ataupun lingkungan masyarakat yang dijadikan daerah binaannya terbentur oleh keterbatasan wawasan serta pengetahuan mengenai bidang ilmu yang tidak didalaminya di perkuliahan. Salah satu contoh nyata adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat suatu daerah melalui peningkatan efektifitas komunikasi massal. Sesuai dengan uraian yang disampaikan di atas, permasalahan tersebut dapat diatasi salah satunya dengan keberadaan alat komunikasi massa berupa radio. Hal ini merupakan solusi yang sangat baik, namun banyak pihak Badan Eksekutif Mahasiswa, atau biasa disingkat BEM, terbentur pada kenyataan bahwa sumber daya manusia yang mereka miliki belum memiliki kemampuan untuk mewujudkan gambaran nyata yang sebenarnya relatif tidak terlalu kompleks untuk dipikirkan, namun relatif sulit untuk mengimplementasikannya secara mandiri. Sementara untuk jenis pengabdian masyarakat lain yang tidak berbasis pengembangan teknologi, secara umum relatif berumur pendek dan tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, banyak BEM yang mulai menggiatkan pengembangan kegiatan pengabdian masyarakatnya menjadi berorientasi pengembangan teknologi, dengan banyak basis teknologi yang diterapkan, teknologi arsitektur, sipil, elektro, dan banyak lagi. Namun demikian, sangat disayangkan masih sangat kecil atau bahkan nyaris belum ada institusi pendidikan tinggi yang mengarahkan kegiatan pengabdian masyarakatnya ke arah pengembangan teknologi telekomunikasi massa yang efektif dan berkelanjutan. Sementara, pilihan ini sebenarnya dapat dijadikan pilihan bagi berbagai institusi pendidikan tinggi untuk mengoptimalkan kualitas kegiatan pengabdian masyarakat mereka dengan suatu terobosan yang dapat memberikan dampak besar dan kontinu bagi masyarakat sekitar.
5
Hal yang mendasari kepercayaan diri dari tim pelaksana untuk turut berkecimpung dalam bisnis di bidang ini adalah kemampuan serta pengalaman pengerjaan proyek yang telah dilakukan oleh tim pelaksana selama tiga tahun ke belakang serta secara intensif mencoba mengembangkan kegiatan usaha dan pengembangan selama satu tahun terakhir. Kelangsungan kegiatan usaha ini selama tiga tahun terakhir secara berkelanjutan membuat tim pelaksana yakin akan dapat menjawab berbagai permasalahan yang telah diuraikan di atas.
1.3 Rumusan Masalah
Menengok pada kebutuhan masyarakat berbagai golongan, terutama masyarakat pedesaan yang berada di pedalaman, akan aliran informasi yang akurat dan dapat dipercaya dalam waktu yang singkat, keberadaan stasiun radio komunitas di suatu wilayah menjadi faktor yang sangat penting. Berbagai institusi pendidikan melalui organisasi kemahasiswaan terpusatnya, atau sering disebut Badan Eksekutif Mahasiswa, memiliki perhatian yang sangat besar pada pengembangan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Salah satu gagasan yang tidak jarang terbesit dalam pemikiran BEM berbagai insitusi pendidikan di Indonesia pada umumnya atau di pulau Jawa bagian barat pada khususnya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat melalui peningkatan efektifitas komunikasi massa di pedesaan dengan membangun serta pada akhirnya memanfaatkan keberadaan radio komunitas. Namun, seperti uraian di atas hampir seluruh pihak BEM dari berbagai institusi pendidikan akhirnya tidak merealisasikan ide cemerlang ini karena mereka terbentur dengan permasalahan tingkat kualitas sumber daya manusia yang mereka miliki.
Tim pelaksana seperti diuraikan pada bagian sebelumnya mencoba untuk muncul sebagian bagian dari solusi bagi pewujudan gagasan untuk membangun serta pada akhirnya memanfaatkan keberadaan radio komunitas dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di suatu wilayah pedesaan melalui peningkatan efektifitas komunikasi massa. Apabila ditilik dengan lebih mendalam, yang menjadi kesulitan dari pihak BEM berbagai institusi pendidikan tersebut untuk mewujudkan ide tersebut bukan di poin bagaimana mempersiapkan sumberdaya manusia di pedesaan tersebut untuk mampu memanfaatkan keberadaan radio komunitas di lingkungannya, namun lebih ke teknis pengadaan perangkat pendukung untuk pendirian radio komunitas tersebut, mulai dari teknis pembuatan modul pemancar hingga pembuatan ruang studio yang ekonomis namun memiliki nilai fungsional yang tinggi. Oleh karena itu tim pelaksana membentuk suatu kelompok kegiatan usaha baru bernama LAMBDA.
Secara skematik, teknis pembuatan modul pemancar dapat diklasifikasikan menjadi empat tahapan
besar, yaitu pembuatan excitter, booster, proses cabling (pengkabelan), serta proses pemasangan
6
Rumusan masalah lainnya adalah bagaimana menciptakan konsep kegiatan pengabdian masyarakat yang memiliki dampak besar bagi masyarakat serta dapat berlangsung dengan berkelanjutan.
1.4 Tujuan
Secara terperinci tujuan dari kegiatan usaha LAMBDA adalah sebagai berikut :
1. Membongkar keterbatasan yang tercipta pada BEM dari berbagai institusi pendidikan di Provinsi
Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dengan menjadi pemasok berbagai kebutuhan dalam pengadaan radio komunitas di lingkungan yang menjadi mitra BEM masing-masing dengan proyeksi segmen pasar yang diincar sebanyak 15% populasi dalam jangka waktu 2 tahun.
2. Dalam 6 bulan pertama minimal mendapatkan 4 BEM institusi pendidikan yang menggunakan
produk LAMBDA untuk diterapkan pada desa atau lingkungan mitra mereka.
3. Mempopulerkan dunia keradioan di kampus, terutama Radio Kampus ITB di mata masyarakat
sekitar.
4. Menciptakan konsep pengabdian masyarakat dari institusi pendidikan yang berdampak besar
bagi pengembangan potensi masyarakat dan berkelanjutan.
1.5 Keluaran yang Diharapkan
LAMBDA memproyeksikan bahwa kegiatan usaha ini akan dapat menghasilkan keluaran berupa produk modul-modul elemen yang dapat diintegrasikan menjadi pemancar radio komunitas.
Keluaran produk modul tersebut adalah :
1. Modulator FM 88 – 108 MHz with PLL (Output Max 1 W)
2. Stereo Encoder 38Khz (kristal)
3. Power Supply (Switching)
4. Antena 5/8 Lambda aluminium
5. Kabel koaksial RG-8 (per meter)
6. Exciter FM 88 – 108 MHz 7 Watt + box(built-in stereo encoder, PLL, amplifier 7W, power supply,
with Digital Display)
7. Amplifier RF (Booster) assembled in box (built-in power supply & fan cooler)
30 Watt
7
9. Pemancar Radio FM 50 Watt
meliputi:
a. Exciter FM 88 – 108 MHz 7 Watt
b. Booster RF 50 Watt (solid state)
c. Antena 5/8 Lambda
d. Kabel Koaksial RG-8 (30 meter)
10. Pemancar Radio FM 100 Watt
meliputi:
a. Exciter FM 88-108 MHz 7 Watt
b. Booster FM 100 Watt (solid state)
c. Antena 5/8 Lambda
d. Kabel Koaksial RG-8 (30 meter)
1.6 Kegunaan
Kegunaan atau efek positif yang akan timbul dengan keberlangsungan kegiatan usaha ini antara lain:
1. Masyarakat pedesaan tersebut akan dapat memperoleh akses aliran informasi yang akurat dan
tepat waktu melalui siaran radio komunitas yang dibangun di daerahnya.
2. Pihak pemerintah daerah dapat memanfaatkan keberadaan radio komunitas yang dibangun
untuk mengadakan penyuluhan secara massal tanpa perlu mengumpulkan masyarakat di satu tempat.
3. Masyarakat dikenalkan dengan dunia jurnalisme radio, dengan melibatkan masyarakat dalam
proses siaran harian di radio komunitas tersebut.
4. BEM berbagai institusi pendidikan dapat memberikan peran serta nyata dalam pengembangan
kualitas kehidupan masyarakat pedesaan melalui penciptaan radio komunitas sebagai media komunikasi dan media informasi yang efektif.
5. Masyarakat pedesaan turut diperkenalkan dengan teknologi penyiaran radio, terutama dari segi
8
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
LAMBDA merupakan sebuah badan usaha yang dibentuk berdasarkan kesamaan kegemaran para pendirinya terhadap dunia broadcasting radio. Cikal bakal dari LAMBDA adalah tim divisi teknis, bagian di dalam unit kegiatan mahasiswa Radio Kampus ITB. Secara umum, Radio Kampus ITB merupakan suatu unit kegiatan mahasiswa yang bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat mahasiswa seputar dunia keradioan. Salah satu bidang keprofesian yang dinaungi oleh Radio Kampus ITB adalah divisi teknis.
LAYANAN BROADCAST ANDA
Perangkat pemancar radio FM sendiri terdiri atas exciter FM 88-108 MHz, booster FM, Antena radio FM
5/8 lambda, serta beberapa perangkat lain yang dapat ditransaksikan sesuai kesepakatan. Kegiatan usaha LAMBDA ini secara praktek bukan merupakan produk baru dari divisi ini. Kegiatan usaha ini telah mulai dirintis sejak awal-awal tahun 2000, yang juga merupakan periode-periode awal berdirinya Radio Kampus ITB. Sementara LAMBDA telah dirintis dengan mulai menerima pemesanan perangkat radio sekitar tiga tahun yang lalu. Pengembangan intensif dalam hal pemasaran produk dalam skala besar demi mencapai peningkatan kegiatan usaha terjadi kurang lebih dalam satu tahun terakhir. Dalam
menjalankan kegiatan usahanya, LAMBDA memiliki visi untuk menjadi produsen perangkat pemancar
terkemuka di Indonesia, serta terbesar di kota Bandung.
LAMBDA merupakan satu-satunya kelompok usaha yang berasal dari latar belakang radio komunitas universitas di Bandung yang dapat dengan kreatif mengolah apa yang didapat melalui proses perkuliahan di kampus. Meskipun ada banyak pihak independen yang juga bergerak dalam bidang usaha yang sama, namun LAMBDA optimis bahwa usaha yang sedang dijalankan dan akan dikembangkan lebih jauh ini akan dapat bersaing secara sehat dengan pihak-pihak lain. Keyakinan tersebut muncul antara lain atas pertimbangan hal-hal berikut :
1. Konsumen cukup memandang nama besar ITB sebagai institusi tertinggi yang menaungi unit Radio
Kampus ITB, serta kelompok usaha yang lahir dari sana, LAMBDA.
2. Antusiasme masyarakat dalam membangun radio komunitas di wilayahnya, yang merupakan media
9
dan DKI Jakarta untuk mewujudkan kegiatan pengabdian masyarakat yang memberikan dampak besar serta berkelanjutan untuk masyarakat setempat.
3. Nama baik LAMBDA serta Radio Kampus ITB sebagai produsen pemancar radio FM yang telah
terbentuk di kalangan dunia radio komunitas dan tetap terjaga dengan jaminan kualitas layanan yang diberikan.
4. Penawaran harga jual yang bersaing dengan harga jual yang ditetapkan di pasaran.
5. Mau dan sanggup untuk melayani permintaan layanan dalam lingkup nasional, terbukti dengan
beberapa proyek yang telah dikerjakan, yang beberapa berasal dari luar Pulau Jawa.
Gambaran dari optimisme LAMBDA dalam menatap pengembangan bidang usaha layanan produksi perangkat pemancar dapat dilihat pula dari pengalaman proyek-proyek yang pernah dikerjakan bersama tim teknis Radio Kampus ITB dalam beberapa tahun terakhir, berikut ini coba sedikit dilihat proyek-proyek apa saja yang telah dilakukan LAMBDA dalam 3 tahun terakhir :
No. Tahun Asal Konsumen Perangkat yang Dibeli Keterangan Pelaksana
1. 2006 Kalimantan 1 Perangkat booster 100
- 1 Modul Stereo Encoder
Tim manajemen
LAMBDA dan kru
teknis RK-ITB 2006
5. 2009 Ciwidey
(Kerjasama dengan
organisasi Satoe Indonesia milik SBM ITB)
- 1 Paket pemancar radio
FM 50 Watt
- Perangkat standar siaran
(mixer, microphone, headphone)
Daya saing LAMBDA serta kreativitasnya dalam memanfaatkan potensi diri yang dimiliki para anggotanya ini pun mendapatkan apresiasi serta kekaguman bahkan dari pihak eksternal kampus. Hal tersebut terungkap dengan rencana penulisan satu rubrik khusus yang membahas kreativitas Radio Kampus ITB dengan LAMBDA-nya di surat kabar terbesar di kota Bandung, pada akhir Juli 2009. Poin penting yang terlihat di sini adalah LAMBDA dan Radio Kampus ITB tidak berusaha mencari popularitas dengan mengundang wartawan surat kabar terkemuka itu meliput kreativitas ini, namun pihak surat kabar tersebut yang dengan inisiatif dan ketertarikannya mencoba menghubungi Radio Kampus ITB sebagai lembaga penaung LAMBDA untuk mengumpulkan informasi detail mengenai keberlangsungan bidang usaha yang berjalan selama 3 tahun terakhir.
10
Booster (30,50 dan 100 Watt), Stereo Encoder dan Exciter Modulator (Phase Lock Loop) dengan pemaparan pada bagian 3 gambar berikut.
Nama Objek Booster 30 Watt
Nomor Peta 2
Dipetakan Oleh Eka Savitri
Tanggal Dipetakan 9 September 2009
11
Nama Objek PLL
Nomor Peta 3
Dipetakan Oleh Eka Savitri
Tanggal Dipetakan 9 September 2009
PETA PROSES PRODUKSI
RINGKASAN
Kegiatan Jumlah Waktu (Jam)
Operasi 806 12.5
Pemeriksaan 1 0.0167
12
Nama Objek SE
Nomor Peta 1
Dipetakan Oleh Eka Savitri
Tanggal Dipetakan 9 September 2009
13
Segmen pasar yang disasar untuk pengembangan intens kegiatan usaha ini dalam 2 tahun ke depan adalah institusi pendidikan tinggi untuk cakupan Provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta, khususnya melalui organisasi kemahasiswaan terpusatnya serta institusi kelompok himpunan mahasiswa di internal ITB. Targetan ini ditentukan setelah tim pelaksana mengkaji, bahwa institusi pendidikan di ketiga provinsi tersebut memiliki sepak terjang yang cukup aktif dalam kaitannya dengan pengembangan potensi masyarakat serta pengabdian masyarakat. Hal yang mendasari analisis tersebut adalah berkaca dari pengalaman yang dialami tiap-tiap anggota LAMBDA selama aktif di organisasi-organisasi kemahasiswaan, seperti unit kegiatan atau himpunan mahasiswa. Tingkat kepedulian dan panggilan
u tuk e ga di pada asyarakat sekitar e jadika i stitusi pe didika di ketiga provi si terse ut
melalui organisasi kemahasiswaan terpusatnya menjadi target pasar yang sangat potensial untuk disasar dalam jangka waktu 2 tahun ke depan.
Potensi kegiatan usaha ini tidak terkungkung hanya untuk batasan-batasan yang telah diuraikan di atas, namun pada akhirnya tim pelaksana dengan kelompok usahanya, LAMBDA, berniat untuk meluaskan targetan pasarnya hingga ke seluruh Indonesia. Rincian pasar yang disasar dapat dijabarkan sebagai berikut:
Lembaga kemahasiswaan internal ITB
1. Kementrian Pengabdian Masyarakat Kabinet KM-ITB
2. Inkubator Ide Inovasi Mahasiswa (I3M)
3. Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMS)
4. Himpunan Mahasiswa Fisika (Himafi)
5. Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM)
6. Keluarga Mahasiswa Penerbangan (KMPN)
7. Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika)
8. Keluarga Mahasiswa Teknik Industri (MTI)
9. Himpunan Mahasiswa Astronomi (Himastron)
10. Himpunan Mahasiswa Farmasi (HMF)
11. Himpunan Mahasiswa Informatika (HMIF)
12. Keluarga Mahasiswa Teknik Kelautan (KMKL)
13. Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik (HMFT)
14. Mahasiswa Teknik Material (MTM)
15. Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatek)
16. Himpunan Mahasiswa Biologi (Nymphaea)
17. Himpunan Mahasiswa Geofisika dan Meteorologi (HMGM)
18. Himpunan Mahasiswa Tambang (HMT)
19. Ikatan Mahasiswa Metalurgi (IMMG)
20. Ikatan Mahasiswa Geodesi (IMG)
21. Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan (Patra)
22. Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika (Terra)
23. Himpunan Mahasiswa Kimia (Amisca)
24. Himpunan Mahasiswa Oseanografi (HMO)
25. Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL)
26. Himpunan Mahasiswa Planologi (HMP)
27. Ikatan Mahasiswa Gunadharma (IMA-G)
28. Keluarga Mahasiswa Seni Rupa (KMSR)
14
Institusi Pendidikan Tinggi di Provinsi Banten
30. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang
31. Perguruan Tinggi Buddhi, Karawaci
Institusi Pendidikan Tinggi di Provinsi DKI Jakarta
32. Universitas Indonesia, Jakarta
33. Universitas Negeri Jakarta
34. Politeknik Negeri Jakarta
35. Politeknik Tugu Jakarta
36. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
37. Universitas Presiden, Bekasi
38. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Bekasi, Bekasi
Institusi Pendidikan Tinggi di Provinsi Jawa Barat
39. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
40. Universitas Padjadjaran, Bandung
41. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati, Bandung
42. Politeknik Manufaktur Bandung, Bandung
43. Politeknik Negeri Bandung, Bandung
44. Universitas ARS Internasional, Bandung
45. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Bandung, Bandung
46. Sekolah Tinggi Pertanian Bale Bandung, Bandung
47. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung, Bandung
48. Sekolah Tinggi Pertanian Jawa Barat, Bandung
49. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada, Bandung
50. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Kencana, Bandung
51. Politeknik Telkom, Bandung
52. Politeknik Indonesia Jepang, Bandung
53. Institut Teknologi Telkom, Bandung [www.ittelkom.ac.id]
54. Institut Teknologi Nasional, Bandung
55. Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung
56. Universitas Pasundan, Bandung
57. Universitas Widyatama, Bandung
58. Universitas Islam Nusantara, Bandung
59. Universitas Langlangbuana, Bandung
60. Universitas Kristen Maranatha, Bandung
61. Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
62. Universitas Islam Bandung, Bandung
63. Universitas Advent Indonesia, Bandung
64. Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung, Bandung
65. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, Bandung
66. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon, Cirebon
67. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon, Cirebon
68. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mahardika Cirebon, Cirebon
69. Sekolah Alis Nasional, Bogor
15
71. Institut Pertanian Bogor, Bogor
72. Sekolah Tinggi Teknologi Nusa Putra, Sukabumi
73. Institut Manajemen Koperasi Indonesia, Sumedang
74. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya
75. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putra Banjar, Ciamis
76. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Garut, Garut
77. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu, Indramayu
78. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani, Cimahi
79. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan, Kuningan
80. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Respati, Tasikmalaya
16
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode Pelaksanaan
Keberhasilan usaha LAMBDA tentunya tidak akan tercapai bila gagasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya hanya berhenti menjadi onggokan ide semata. Dibutuhkan kerja keras serta perencanaan dan juga pemilihan metode yang tepat untuk mengelola jenis usaha ini. Secara umum, kegiatan usaha ini telah LAMBDA jalankan selama kurang lebih 3 tahun. Namun, untuk bergerak intens dalam pengembangan secara serius kegiatan usaha ini telah berjalan kurang lebih 1 tahun. Kegiatan usaha ini tidak bisa berjalan terpisah dari pengembangan promosi dan pembentukan image di mata pasar potensial bisnis. Oleh karena itu, metode promosi yang dipergunakan memegang peranan sangat penting dalam rangka pengembangan kegiatan usaha ini. Terkait latar belakang dari LAMBDA yang mendasari pembuatan kegiatan usaha ini adalah dari tim teknisi Radio Kampus ITB, selama ini LAMBDA menjalankan kegiatan usaha ini dengan menggunakan metode promosi melalui media web, melalui situs Radio Kampus ITB. Dengan metode lama tersebut, LAMBDA berhasil bertahan memutar terus roda usaha ini selama beberapa tahun terakhir. Selama satu tahun terakhir, dengan fokus untuk pengembangan kegiatan usaha ini secara lebih intensif, LAMBDA telah berhasil mengerjakan tiga proyek besar, termasuk salah satu di antaranya pembuatan radio komunitas Karang Tumaritis 107,9 FM di Desa Gambung, Ciwidey dengan bekerja sama dengan Keluarga Mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB.
Melalui rencana pendanaan dari PKM-K ini, LAMBDA memproyeksikan untuk melakukan ekspansi lebih lanjut dengan menambah pendekatan yang berbeda dalam melakukan penjaringan konsumen dari pasar potensial yang berasal dari kalangan mahasiswa. Latar belakang pemilihan metode yang baru ini secara rinci telah LAMBDA paparkan pada bagian latar belakang permasalahan. Namun, secara ringkas dapat dikatakan bahwa pendekatan promosi yang baru adalah dengan mempersuasikan kepada pihak BEM dari berbagai institusi pendidikan di Provinsi Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta mengenai poin-poin positif yang dapat diperoleh dengan membangun radio komunitas di lingkungan mitra mereka. Berlandaskan kedekatan emosional dan semangat yang sama sebagai mahasiswa untuk dapat berguna bagi masyarakat, LAMBDA mencoba pendekatan baru dengan targetan pasar yang baru pula.
Meskipun melakukan pendekatan baru yang berbeda dengan metode yang dipergunakan sebelumnya, LAMBDA tetap tidak meninggalkan metode yang telah dilakukan sebelumnya, karena menurut LAMBDA kedua metode tersebut tidak saling melemahkan, melainkan justru saling mendukung dan menguatkan prospek kegiatan usaha yang dijalankan LAMBDA.
Secara garis besar, metode pelaksanaan yang akan dilakukan LAMBDA dalam menjalan kegiatan usaha ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk proses marketing menggunakan penyempurnaan metode yang lama yaitu dengan
melakukan penyebaran informasi melalui dunia maya, antara lain melalui blog, facebook, ataupun situs Radio Kampus ITB.
2. Meningkatkan kerjasama pemasaran lokal dengan radio-radio komunitas di universitas di
Bandung yang tergabung dalam Forum Radio Kampus Bandung.
17
4. Mencari relasi bisnis yang menjual komponen dan peralatan dengan harga murah dan
berkualitas sehingga dapat menekan biaya produksi.
5. Untuk proses marketing menggunakan metode baru yaitu dengan tahapan sebagai berikut :
a. Melakukan studi kasus secara lebih terperinci terhadap sample masyarakat Desa Gambung,
Ciwidey mengenai dampak radio komunitas yang telah berdiri bagi kehidupan masyarakat sehari-hari.
b. Menyusun paparan rekomendasi berdasarkan hasil studi kasus di Desa Gambung, Ciwidey
untuk diajukan ke BEM berbagai institusi pendidikan di Provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dengan skala prioritas untuk 3 bulan pertama untuk pasar di kota Bandung dan Jakarta.
c. Mengadakan kunjungan dan roadshow ke obyek target pasar BEM dari beberapa institusi
pendidikan yang telah dikaji sebagai prioritas dengan potensi terbesar.
d. Mengirimkan surat penawaran yang disertai lampiran berupa paparan rekomendasi yang
telah dibuat serta menyertakan brosur produk yang dapat diproduksi LAMBDA.
6. Konsumen menyampaikan pesan melalui surat elektronik (e-mail) yang berisi spesifikasi dari
perangkat pemancar yang dipesan (daya atau jangkauan siar dan frekuensi) beserta aksesoris/perlengkapan (mikrofon, speaker pasif/aktif, headphone, mixer, antena, kabel koaksial, kabel audio) atau spesifikasi lainnya (panjang kabel tambahan, modul pemancar tambahan seperti stereo encoder, Phase Locked Loop [PLL], dan sebagainya). Dicantumkan pula waktu yang penyelesaian perangkat yang diharapkan oleh konsumen. Prosedur ini dapat pula dilakukan melalui pesawat telepon yang semuanya tercantum dalam web Radio Kampus ITB.
7. Anggota LAMBDA melakukan perundingan internal membahas spesifikasi dan biaya, kemudian
merundingkan kepada pihak konsumen jika ada yang perlu ditambahkan atau dikurangi dari pesanan (masalah waktu penyelesaian atau spesifikasi alat tertentu) dan mengajukan besarnya biaya kepada pihak konsumen. Apabila telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, konsumen mengirim lima puluh persen dari total biaya yang disepakati dan pengerjaan pesanan dimulai.
8. Pengerjaan didahului dengan mengadakan perencanaan timeline kerja karena harus juga
menyesuaikan dengan kegiatan dari masing-masing anggota LAMBDA (jadwal kuliah). Dilakukan juga pembagian tanggung jawab kepada tiap anggota berdasarkan perangkat apa saja yang menjadi pesanan dari pihak konsumen.
9. Pembuatan pemancar sendiri dilakukan dengan cara kerja mandiri
Modul-modul dalam pemancar dikerjakan sendiri oleh para teknisi Radio Kampus ITB merangkap anggota LAMBDA. Dimulai dari pembelian komponen elektronika yang dibutuhkan, cetak desain modul perangkat pemancar, perangkaian modul dan pemasangan serta penyolderan komponen, dan casing.
10. Untuk pembelian aksesoris/perlengkapan lainnya seperti mikrofon, speaker pasif/aktif,
headphone, mixer, antena, kabel koaksial, kabel audio, dilakukan oleh anggota LAMBDA di toko-toko langganan yang sudah menjalin kerja sama dengan pihak produsen dan sudah terjamin kualitasnya.
11. Apabila seluruh perangkat yang dipesan telah tersedia, maka pihak LAMBDA akan melakukan
terlebih dahulu pengujian dari kinerja perangkat pemancar sebelum dilepas ke pihak konsumen. Hal ini menjamin level kualitas produk LAMBDA yang akan dijual ke konsumen.
12. Setelah seluruh pesanan dikerjakan dan siap kirim, tim teknis akan menyusun manual book
berdasarkan pesanan yang ada (tidak dengan template atau manual book yang lama) sehingga dijamin panduan akan langsung sesuai dengan perangkat yang aktual.
13. Proses pengiriman dan packing perangkat menjadi tanggung jawab pihak LAMBDA dengan
menggunakan jasa pengiriman tertentu sampai tiba di tempat yang telah ditetapkan konsumen.
18
15. Garansi alat diberikan setahun terhitung sejak barang tiba di tempat konsumen. Apabila terjadi
kerusakan atau cacat sebelum masa garansi habis, pihak produsen akan bertanggung jawab sepenuhnya (memperbaiki atau bahkan mengganti dengan perangkat yang baru). Keluhan mengenai masalah teknis dan maintenance akan terus ditanggapi secara online walaupun masa garansi sudah habis.
16. Selama proses pengerjaan perangkat pesanan, komunikasi dengan pihak pemesan tetap
dilakukan secara berkala sebagai bentuk kontrol antara kedua belah pihak.
3.2 Jadwal Kegiatan
Kegiatan yang diajukan direncanakan berlangsung selama enam bulan dengan asumsi bahwa kegiatan lima bulan terakhir dalam jadwal kegiatan dilakukan dengan pendanaan dari DIKTI.
19
20
BAB IV
RANCANGAN BIAYA
4. 1 Biaya Produksi Per Modul
1. Phase lock loop
Modul Jenis Unit Harga per Komponen
(Rp)
Total (Rp)
PLL
Kaki-2 176Resistor (R1 – R67) 67 100 6700
Kabel Jumper (LINK) 18 30 540
Kapasitor (C1 - C61) 61 150 9150
Dioda (D1-D7) 7 300 2100
Dioda Zener (ZD1-ZD2) 2 500 1000
LED1-LED3 3 125 375
Kristal (XTAL1) 1 2000 2000
Kumparan Induktor (L1-L6) 6 300 1800
Ferrite Bead (FB1-FB5) 5 50 250
PCB Phono Socket (SKT1-SKT2) 2 800 1600
Terminal Pins 2 500 1000
Tubular Heatsinks 2 7500 15000
Kaki-3 15 .
Transistor (TR1-TR11 ) 11 800 8800
Kapasitor Variabel (VC1 - VC3) 3 2500 7500
Resistor Variabel (VR1) 1 2300 2300
Kaki-12 2
DIP Switch (SW1-SW2) 2 7000 14000
Kaki-16 8
IC1 – IC8 8 4800 38400
PCB 1
PLL PCB 1 29000 29000
21
2. Stereo Encoder
Modul Jenis Unit Harga per Komponen
(Rp)
Total (Rp)
SE
Kaki-2 81Resistor (R1 – R34) 34 100 3400
Kapasitor (C1 - C44) 44 150 6600
Dioda (D1) 1 300 300
Dioda Zener (ZD/D2) 1 500 500
Kristal 38 kHz (X1) 1 2000 2000
Kaki-3 9
Trimmer (R14, R24, R29, R26, R33)
5
600 3000
Transistor (T1-T4 ) 4 800 3200
Kaki-8 6
IC1, IC2, IC4 (LM386) 3 1500 4500
Socket IC 3 800 2400
Kaki-18 2
IC3 (BA1404) 1 3400 3400
Socket IC 1 1000 1000
PCB 1
SE PCB 1 12000 12000
Total 42,300
3. Switching Power Supply
Modul Jenis Unit Harga per Komponen
(Rp)
Total (Rp)
POWER Switching Power Supply 1 1000000 1000000
23
7. Booster 100 watt
24
4. 2 Ringkasan Biaya Produksi Per Modul
Nama Kit/Modul/Pemancar Harga Bahan Langsung (Rp)
1. Modulator FM 88 – 108 MHz with PLL (Output Max 1 W) 141,515
2. Stereo Encoder 38Khz (kristal) 42,300
3. Power Supply (Switching) 1,000,000
4. Antena 5/8 Lambda aluminium 550,000
5. Kabel koaksial RG-8 (per meter) 15,000
6. Exciter FM 88 – 108 MHz 7 Watt + box 1,211,915
7. Amplifier RF (Booster) 30 Watt 111,150
8. Amplifier RF (Booster) 50 Watt 143,500
9. Amplifier RF (Booster) 100 Watt 162,400
10. Pemancar Radio FM 30 Watt 2,323,065
11. Pemancar Radio FM 50 Watt 2,355,415
12. Pemancar Radio FM 100 Watt 2,374,315
25
4. 3 Biaya Peralatan Awal
*) adalah sumbangan ataupun milik pribadi dan PT
Alat-alat yang tidak ditandai (*) pada tabel tersebut merupakan alat-alat yang rencanaya diajukan untuk dibiayai oleh DIKTI. Total biaya yang
dibutuhkan untuk peralatan baru berjumlah Rp 6,296,500. Biaya tersebut adalah Total Harga awal/investasi alat dikurangi alat yang sudah
26
4. 4 Biaya Marketing
No. Strategi Marketing Biaya Total per semester
1 Kuisioner Rp 100,000
2 Proposal Rp 769,500
3 Transportasi dan Akomodasi Rp 600,000
4 Telekomunikasi Rp 500,000
5 Iklan (Internet) Rp 300,000
6 Brosur Rp 1,134,000
Rp 3,403,500
Total dana yang diajukan ke DIKTI berasal dari total biaya pembelian peralatan baru ditambah dengan biaya marketing yaitu
Komponen Biaya Total
Total biaya pembelian peralatan baru Rp 6,296,500
Total biaya marketing Rp 3,403,500
TOTAL Rp 9,700,000
Fixed Cost = Peralatan + Depresiasi + Marketing = Rp 13,756,015
Jenis Permintaan Proporsi Fixed Cost Fixed Cost/UNIT
Kit 1 2% Rp 275,120 Rp 275,120
Modul 1 3% Rp 412,680 Rp 412,680
Pemancar 4 95% Rp 13,068,214 Rp 3,267,054
27
28
4. 6 Harga Pokok Penjualan
TABEL HARGA POKOK PENJUALAN STEREO ENCORDER
Radio Kampus Engineer ITB
Laporan Harga Pokok Penjualan
per 31 Desember 2010
Harga Pokok Penjualan Per Produk
HPP Rp 179,020
TABEL HARGA POKOK PENJUALAN MODUL BOOSTER 100W
Radio Kampus Engineer ITB
Laporan Harga Pokok Penjualan
per 31 Desember 2010
Harga Pokok Penjualan Per Produk
29
TABEL HARGA POKOK PENJUALAN PAKET PEMANCAR 30W
Radio Kampus Engineer ITB
Laporan Harga Pokok Penjualan
per 31 Desember 2010
Harga Pokok Penjualan Per Produk
TABEL HARGA POKOK PENJUALAN PAKET PEMANCAR 50W
Radio Kampus Engineer ITB
Laporan Harga Pokok Penjualan
per 31 Desember 2010
Harga Pokok Penjualan Per Produk
30
TABEL HARGA POKOK PENJUALAN PAKET PEMANCAR 100W
Radio Kampus Engineer ITB
Laporan Harga Pokok Penjualan
per 31 Desember 2010
Pembelian Material Langsung Rp 2,374,315
Biaya Overhead
Depresiasi peralatan (Tidak termasuk komputer) Rp 660,241
Perawatan Rp 963,304
Total Biaya Produksi Rp 3,997,859
Harga Pokok Penjualan Rp 3,997,859
Harga Pokok Penjualan Per Produk
HPP Rp 3,997,859
Keuntungan (x% HPP) Rp 7,002,141
Total Penjualan 2 unit Rp 22,000,000
Harga jual per produk Rp 11,000,000
4. 7 Break Even Point
BEP STEREO ENCORDER
Harga Jual per unit (P) Rp 350,000
Jumlah yang diproduksi (Q) 1 unit
Fixed Cost (F) Rp 275,120
Variable Cost/unit (v) Rp 42,300
Jumlah unit pada BEP
Qbe = F/[P-v] 0.894118622
31
BEP MODUL AMPLIFIER 100 W
Harga Jual per unit (P) Rp 4,000,000
Jumlah yang diproduksi (Q) 1 unit
Fixed Cost (F) Rp 3,267,054
Variable Cost/unit (v) Rp 1,412,400
Jumlah unit pada BEP
Qbe = F/[P-v] 1.262580601
Q round up 2
BEP PEMANCAR RADIO FM 30 Watt
Harga Jual per unit (P) Rp 7,500,000
Jumlah yang diproduksi (Q) 1 unit
Fixed Cost (F) Rp 3,267,054
Variable Cost/unit (v) Rp 2,323,065
Jumlah unit pada BEP
Qbe = F/[P-v] 0.631078729
Q round up 1
BEP PEMANCAR RADIO FM 50 Watt
Harga Jual per unit (P) Rp 9,000,000
Jumlah yang diproduksi (Q) 1 unit
Fixed Cost (F) Rp 3,267,054
Variable Cost/unit (v) Rp 2,355,415
Jumlah unit pada BEP
Qbe = F/[P-v] 0.491686623
32
BEP PEMANCAR RADIO FM 100 Watt
Harga Jual per unit (P) Rp 11,000,000
Jumlah yang diproduksi (Q) 2 unit
Fixed Cost (F) Rp 3,267,054
Variable Cost/unit (v) Rp 2,374,315
Jumlah unit pada BEP
Qbe = F/[P-v] 0.378758738
Q round up 1
Masing-masing tabel break even point dapat dijelaakan sebagai berikut. Untuk tiap tabel, terdapat dua nilai, yaitu Qbe dan Q round up. Q round up merupakan pembulatan dari nilai Qbe yang telah dihitung masing-masing pada tabel. Nilai Q round up sendiri merupakan nilai yang menyatakan jumlah minimum perangkat yang harus dijual sampai diperoleh modal kembali. Sebagai contohnya saja, untuk tabel terakhir (BEP PEMANCAR RADIO FM 100 WATT), tertulis bahwa nilai Q round up adalah sebesar 1. Nilai itu berarti bahwa hanya dengan menjual satu perangkat pemancar radio FM 100 watt saja, maka modal sudah dapat diperoleh kembali (istilah sehari-hari ya adalah sudah alik odal ).
Dengan demikian, secara garis besar, berdasarkan penjualan yang sudah dilakukan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
- Nilai balik modal penjualan satu kit stereo encoder diperoleh dengan penjualan satu kit stereo encoder.
- Nilai balik modal penjualan satu modul amplifier 100 watt diperoleh dengan penjualan
dua modul amplifier 100 watt.
- Nilai balik modal penjualan satu paket pemancar 30 watt diperoleh dengan penjualan
satu paket pemancar 30 watt.
- Nilai balik modal penjualan satu paket pemancar 50 watt diperoleh dengan penjualan
satu paket pemancar 50 watt.
- Nilai balik modal penjualan satu paket pemancar 100 watt diperoleh dengan penjualan
33
4. 8 Cash Flow
Berdasarkan proyek-proyek yang telah dikerjakan selama empat tahun terakhir, keseluruhan pengeluaran dan pendapatan dapat digambarkan dalam cash flow sebagai berikut ini.
Jika dihitung selisih antara pengeluaran dengan pendapatan yang diperoleh selama empat tahun terakhir, ternyata diperoleh selisih yang positif. Hal ini dapat diartikan bahwa dari setiap proyek yang dilakukan, diperoleh keuntungan yang dapat digambarkan pada cash flow berikut ini.
34
LAMPIRAN I
BIODATA KELOMPOK
1. Biodata Ketua Kelompok
Nama Lengkap : Dito Anggodo Prihastomo
Nama Panggilan : Dito
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 26 Agustus 1988
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Jurusan : Teknik Telekomunikasi
Institusi Pendidikan : Institut Teknologi Bandung
Nomor Telepon Selular : +6285722073913
Alamat Rumah : Komplek Kranggan Permai Blok S1/44, Bekasi 17433
Alamat Email : deeto_88@yahoo.co.id
2. Biodata Anggota Kelompok
Nama Lengkap : Andri Haryono
Nama Panggilan : Andri
Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 26 Juli 1988
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Jurusan : Teknik Elektro
Institusi Pendidikan : Institut Teknologi Bandung
Nomor Telepon Selular : +628997900981
Alamat Rumah : Jl. Sekip Bendung RT 19/RW 05 No. 1328, Palembang 30127
Alamat Email : andri.haryono26@gmail.com
Nama Lengkap : Eka Savitri
Nama Panggilan : Eka
Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 5 Juli 1989
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Jurusan : Teknik Industri
Institusi Pendidikan : Institut Teknologi Bandung
Nomor Telepon Selular : +62819733335599
Alamat Rumah : Jalan T. P. Effendi No. 333/B, Palembang
Alamat Email : eka_cancergirl18@yahoo.com
Nama Lengkap : Oryza Nicodemus Tarigan
Nama Panggilan : Oryza
Tempat dan Tanggal Lahir : Manado, 5 Agustus 1988
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Jurusan : Teknik Telekomunikasi
35
Nomor Telepon Selular : +628568653034
Alamat Rumah : Jalan Kaput B/6, Jatimakmur, Pondok Gede, Bekasi
Alamat Email : oryza_tarigan@yahoo.com
Nama Lengkap : Yeris Permata Octarina
Nama Panggilan : Yeris
Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 11 Oktober 1989
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Jurusan : Teknik Industri
Institusi Pendidikan : Institut Teknologi Bandung
Nomor Telepon Selular : +62811784639
Alamat Rumah : Komplek PHDM XII No. 101, Palembang
36
LAMPIRAN II
GAMBARAN TEKNOLOGI
Teknologi penyiaran radio FM yang dapat menjadi peluang usaha adalah teknologi perangkat siaran radio yang meliputi perangkat pemancar. Perangkat pemancar yang ditawarkan terdiri dari perangkat exciter gelombang FM yang melakukan proses modulasi frekuensi sinyal audio, perangkat booster atau Radio Frequency Amplifier (RF Amplifier) yang melakukan penguatan daya sinyal keluaran exciter sehingga memiliki daya pancar tertentu sesuai kehendak, kabel koaksial RG-8 sebagai saluran transmisi yang menyalurkan gelombang
FM yang sudah dikuatkan booster menuju antena untuk dipancarkan, dan antena yang
melepaskan gelombang FM ke ruang bebas untuk dipancarkan.
Skema umum dari teknologi radio FM yang ditawarkan sebagai peluang usaha dapat diamati pada diagram berikut ini.
Stereo Encoder Exciter (PLL +
Modulator)
Audio Signal Audio SignalStereo
7 watt
Sinyal audio yang diterima pertama-tama akan diolah menjadi sinyal audio yang stereo oleh
modul stereo encoder. Modul exciter FM akan menerima sinyal audio stereo untuk kemudian
dimodulasi frekuensi dan dikuatkan hingga memiliki daya keluaran 7 watt. Sinyal FM 7 watt ini akan dikirimkan ke booster untuk dikuatkan sampai nilai daya tertentu yang dikehendaki. Sinyal FM yang sudah dikuatkan akan ditransmisikan oleh kabel RG-8 menuju antena untuk dipancarkan ke ruang bebas. Masing-masing modul (stereo encoder, exciter, dan booster)
membutuhkan power supply sebagai sumber daya listrik untuk dapat bekerja. Power supply
37
LAMPIRAN III
DAFTAR HARGA PEMANCAR RADIO FM
RADIO KAMPUS ITB
Harga Per Kit Pemancar Radio FM
1. Modulator FM 88 – 108 MHz with PLL (Output Max 1 W) Rp 900.000,00
2. Stereo Encoder 38Khz (kristal) Rp 350.000,00
3. Power Supply (Switching) Rp 200.000,00
4. Antena 5/8 Lambda aluminium Rp 600.000,00
5. Kabel koaksial RG-8 (per meter) Rp 20.000,00
Harga Per Modul Pemancar Radio FM
1. Exciter FM 88 – 108 MHz 7 Watt + box Rp 5.500.000,00
(built-in stereo encoder, PLL, amplifier 7W, power supply, with Digital Display)
2. Amplifier RF (Booster) assembled in box
(built-in power supply & fan cooler)
30 Watt Rp 2.000.000,00
50 Watt Rp 2.500.000,00
100 Watt Rp 4.000.000,00
Harga Paket Pemancar Radio FM
38 Keterangan:
1. Untuk pemesanan barang dapat menghubungi Andri (+62856 2466 5075 atau +62899 7900
981) selaku contact person atau dengan mengirimkan email ke radiokampus_itb@yahoo.com
atau melalui website:http://radiokampus.ee.itb.ac.id
2. Uang muka minimal 50% sebagai tanda kesepakatan, sisanya saat terima alat atau sebelum pengiriman barang jika diinginkan barang dikirim melalui pos.
3. Masa pembuatan secepatnya 1 bulan dan selambat-lambatnya 2 bulan sejak tanggal kesepakatan.
4. Harga belum termasuk biaya pengiriman dan instalasi.
5. Pembelian dengan paket diberikan garansi selama satu tahun.
39
LAMPIRAN IV
TAMPILAN PERANGKAT PRODUK
1. Exciter + Booster
No. Nama Bagian Keterangan
1 Saklar power Saklar untuk mengaktifkan atau me-non-aktifkan exciter.
2 Audio indicator
Indikator yang menandakan level sinyal audio yang dimasukkan ke exciter. Level audio ini dapat diatur dengan memutar bagian pengatur level audio yang ditunjukkan nomor 11 pada gambar.
3 Frequency display Tampilan angka frekuensi di mana PLL pada exciter terkunci (frekuensi in yang menjadi frekuensi siaran).
4 PLL locked indicator
Indikator in menyatakan bahwa PLL sudah berada secara
stabil pada frekuensi yang ditunjukkan pada frequency
display.
5 Input audio Tempat memasukkan sinyal audio yang akan dipancarkan
audio.
6 Keluaran menuju antena Terminal keluaran yang menuju ke antena.
40
8 Booster total 50 watt Modul penguat daya keluaran exciter. Penguatan
dilakukan secara bertahap dengan dua buah booster.
9 Phase Locked Loop (PLL) Pengunci frekuensi keluaran.
10 Power supply Suplai daya untuk exciter.
11 Pengatur level audio
Pengatur ini merupakan resistor variabel (bagian modul
stereo encoder dari exciter) yang dapat digunakan untuk
mengatur level keluaran audio pada exciter.
2. Antena
Gambar pertama paling kiri adalah letak sambungan antena. Pada bagian ini, antena harus ditarik untuk mencapai panjang 2 meter kemudian dikunci dengan mur yang telah disediakan pada plastik kecil (direkatkan pada batang antena).
Berikut ini adalah bagian-bagian antena yang perlu diperhatikan (ditunjukkan dengan angka pada gambar).
No. Nama Bagian Keterangan
1 Masukan Exciter Tempat menambatkan kabel koaksial yang berasal dari
keluaran exciter.
2 Lubang Antena
Berjumlah empat buah yang terletak saling berurutan melingkar untuk memasang tambahan batang alumunium
yang juga disertakan dalam paket.
41
3. Stereo Encoder