• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Himpunan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) di Universitas Pembangunan Jaya

Psikologi Industri dan Organisasi PKM-ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh:

Malva Marcella Sitorus, 2012011009, 2012 DIta Setiowati Rahayu, 2015021002, 2015

Sarah Meidyana Putri, 2012031021, 2012 Sheila Salihatunnisa – 2015031027, 2015

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA TANGERANG SELATAN

(2)
(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan melakukan penelitian tentang perilaku organisasi Himpunan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual di Universitas Pembangunan Jaya, Bintaro. Perilaku organisasi adalah disiplin yang mempelajari perilaku individu dan tingkat kelompok dalam sebuah organisasi, serta menentukan dampak pada kinerja baik individu, kelompok, atau organisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu melalui wawancara. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketua Himpunan Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya Desain Komunikasi Visual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada berbagai teori yang sesuai dengan pelaksanaan di Hima. Namun, ada berbagai teori yang tidak sesuai dengan aktivitas di himpunan mahasiswa desain komunikasi visual. Beberapa teori yang belum sesuai adalah teori proses tim tentang efektivitas tim, selama ini himpunan mahasiswa desain komunikasi visual tidak beroperasi secara efektif.

Kata kunci: Perilaku Organisasi, Himpunan Mahasiswa DKV Universitas Pembangunan Jaya, Tim

ABSTRACT

This study aims to develop and conduct research on organizational behavior Student Association of Visual Communication Design at the University of Pembangunan Jaya, Bintaro. organizational behavior is the discipline that studies the behavior of individuals and groups within an organization level, and determine the impact on the performance of individuals, groups, or organizations. The method used in this research is qualitative method, namely through interviews. The subjects used in this study is the chairman of the Student Association of the University of Pembangunan Jaya Visual Communication Design. The results of this study indicate that there are various theories that according to the implementation in Hima. However, there are various theories that do not conform to the activity in visual communication design student associations. Some theories are not appropriate is a team process theories about the effectiveness of the team, this time visual communication design student associations do not operate effectively.

Keywords: Organizational Behavior, Student Association of Visual Communication Design University Pembangunan Jaya, Team

(4)

I. PENDAHULUAN

Latar belakang artikel ilmiah ini adalah untuk mengetahui gambaran pengembangan perilaku organisasi Himpunan Mahasiswa di Universitas Pembangunan Jaya, Bintaro.

Rumusan permasalahan artikel ilmiah adalah bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bertindak dalam sebuah organisasi, dimana ada sekumpulan orang yang saling bergantung demi mencapai tujuan bersama.

Tujuan artikel ilmiah ini adalah mengembangkan dan melakukan penelitian mengenai perilaku organisasi di Himpunan Mahasiswa DKV di Universitas Pembangunan Jaya, Bintaro.

Manfaat artikel ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku organisasi di Himpunan Mahasiswa DKV berjalan.

II. TUJUAN

Tujuan artikel ilmiah ini adalah melihat penerapan dari teori perilaku organisasi mengenai aktivitas yang berlangsung di Hima DKV Universitas Pembangunan Jaya. III. LATAR BELAKANG TEORI

Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam sebuah organisasi, serta mengetahui dampak terhadap kinerja baik secara individual, kelompok, maupun organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik secara khusus yang mempelajari organisasi, dengan menggunakan metode dari berbagai ilmu lainnya, seperti ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan psikologi. Studi mengenai sumber daya manusia dan psikologi industry juga merupakan bagian yang terkait dengan disiplin ilmu perilaku organisasi.

Setiap manusia tentu memiliki tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena setiap manusia mendapat pengaruh, pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman yang tentu akan berbeda. Namun, setiap manusia akan memiliki tujuan utama yang sama yaitu memenuhi kebutuhannya demi mempertahankan hidup. Bagi masyarakat di era globalisasi seperti sekarang, pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting dan menjadi suatu tuntutan yang mendasar, baik untuk memperoleh imbalan berupa uang atau jasa, ataupun untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

(5)

IV. METODE

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam tulisan artikel ini adalah wawancara dengan Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) yang berlangsung selama kurang lebih 1 – 1,5 jam dan berlokasi di Aula Universitas Pembangunan Jaya (UPJ).

Bahan dan alat yang digunakan adalah Handphone sebagai alat perekam, dan beberapa kertas beserta alat tulis untuk pencatatan hasil wawancara.

Pengolahan data dan analisis dilakukan dengan cara melakukan transkripsi wawancara, dan kemudian menganalisis nya dengan menggunakan teori perilaku organisasi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut McShane & Von Glinow, (2010) ada Empat Faktor yang secara langsung mempengaruhi individu dan performancenya:

 Motivation: kekuatan dalam seseorang yang mempengaruhi arah nya, intensitas, dan ketekunan dari perlaku sukarela

 Ability: bakat alami yang dan kemampuan belajar yang diperlukan untuk berhasil menyelesaikan tugas

 Role perceptions: sejauh mana orang memahami pekerjaan yang ditugaskan untuk atau diharapkan dari mereka

 Situational factors: merupakan termasuk kedalam kondisi diluar kendali langsung karyawan yang membatasi atau memfasilitasi perilaku dan kinerja Berdasarkan hasil wawancara dengan dika, ketua Hima DKV UPJ, motivasi yang dimiliki dika adalah berasal dari dosen prodi dkv itu sendiri, karena sudah terpilih menjadi ketua hima, maka dika termotivasi untuk menjalankan apa yang menjadi tujuan dibentuknya hima DKV, yaitu menjadikan DKV menjadi program studi yang terlihat menonjol dibanding prodi lainnya. Hal tersebut dapat tercapai apabila dika dapat memberi kontribusi lebih pada prodi DKV dengan mengadakan berbagai acara workshop, seminar, dll.

Struktur pada setiap organisasi tentu berbeda, struktur organisasi dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian :

 Mechanistic Structure : suatu struktur organisasi yang terpusat,formal dan memiliki control yang sempit (lebih stabil)

 Organic Structures : kontrol nya luas dan tidak formal, pembuatan keputusannya lebih desentralisasi (tidak terpusat) dan dapat beradaptasi.

(6)

Pada Hima DKV, dika sebagai ketua hima memilih untuk mengkombinasikan kedua jenis struktur tersebut. Karena Hima DKV juga dinaungi oleh seluruh dosen DKV, secara otomatis setiap keputusan yang akan diambil oleh dika untuk mengadakan kegiatan atau acara lainnya harus mendapat persetujuan dari para dosen yang berarti Hima DKV menggunakan Mechanistic Structure, namun di sisi lain sebagai ketua Hima, dika menggunakan sistem voting untuk mendapatkan keputusan bersama dalam setiap permasalahan. Menurut dika, struktur organisasi Hima DKV belum berjalan efektif dikarenakan ada perbedaan pendapat antar pengurus sehingga menjadi penghambat untuk setiap kegiatan pada Hima DKV.

Organizational Socialization adalah sebuah proses di mana individu belajar nilai-nilai, perilaku yang diharapkan, dan pengetahuan sosial yang diperlukan untuk mengetahui peran mereka dalam organisasi. (McShane & Von Glinow, 2010). Dika menyatakan bahwa team work, tenggang rasa, toleransi dan kekeluargaan menjadi nilai yang harus ada dalam organisasi yang ia pimpin. Kelemahan dika yang selalu merasa tidak enak dengan orang lain menyebabkan dika memiliki kesulitan untuk mengambil keputusan. Setiap orang dalam organisasi tentu memiliki nilai yang berbeda, da nada berbagai cara yang berbeda untuk dapat menyatukan pemahaman nilai tersebut. Dika memilih untuk mengambil langkah mudah yaitu mengadakan rapat setelah pembentukan pengurus, dan ia langsung menjelaskan mengenai nilai-nilai yang ia inginkan didalam Hima DKV dan menurutnya, menjadi contoh atau panutan pemimpin yang baik lebih penting dibandingkan dengan hanya berbicara saja mengenai teori, karena menjadi teladan bagi rekan organisasi dapat membawa nilai-nilai tersebut secara langsung maupun tidak langsung.

Drive adalah “penggerak utama” dari perilaku, karena drive membangkitkan emosi, dan meletakkan seseorang pada keadaan siap untuk bertindak di lingkungan mereka. Sedangkan, needs adalah motivasi kekuatan emosi yang disalurkan melalui tujuan tertentu untuk memperbaiki atau mengkoreksi kekurangan atau keseimbangan. Goal setting adalah proses memotivasi karyawan dan menjelaskan peran persepsi mereka dengan membangun tujuan kinerja. Ada 6 karakteristik dari goal setting, yaitu tujuan yang spesifik, tujuan yang sesuai, tujuan yang menantang, tujuan yang komitmen, partisipasi dalam tujuan dan timbal-balik terhadap tujuan tersebut. Prosedural justice adalah keadilan dari prosedur yang digunakan untuk menentukan pembagian sumber daya.

(7)

Drive salah satu anggota Hima diperoleh dari cerita Dika yang membangkitkan emosinya dan terbentuk needs sehingga ia ingin membantu berjalannya HIMA. Tujuan yang telah dibentuk oleh Hima DKV yaitu acara Makrab, dimana tujuan tersebut sudah memenuhi 6 karakteristik dari goal setting. Keadilan di Hima DKV diperoleh dengan cara meminta pendapat anggota ketika ada masalah.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai teori kepemimpinan dengan ketua HIMA DKV, dika memiliki kelebihan mudah bersosialisasi, sehingga lebih mudah untuk mendekatkan diri dengan mahasiswa DKV lainnya. Kedekatan dika sebagai ketua Hima menjadi motivasi tersendiri bagi mahasiswa lainnya yang kurang aktif yang pada akhirnya akan menjadikan seluruh mahasiswa DKV dapat saling berbaur. Hal tersebut sesuai dengan teori kepemimpinan yaitu bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi, memotivasi dan membuat orang lain mampu untuk memberikan kontribusi pada keberhasilan organisasi. Pada HIMA DKV, pemimpin sudah dapat memberikan motivasi kepada para anggotanya dengan cara bersosialisasi agar para anggotanya mau berkerja sama dengan ketua HIMA DKV. Motivasi diberikan dalam bentuk eksternal kepada para anggotanya, agar anggota dapat lebih tertarik untuk berkontribusi dalam organisasi tersebut.

Menurut dika, sebuah kepemimpinan akan berhasil apabila acara atau kegiatan yang dijalankan berjalan dengan baik dan terorganisir.Hal tersebut sesuai dengan teori kepemimpinan yaitu mengenai implicit leadership theory, bahwa seseorang yang mengevaluasi efektivitas seorang pemimpin dalam hal seberapa baik keyakinan yang terbentuk sebelumnya tentang fitur dan perilaku pemimpin yang efektif serta seorang pemimpin akan berkembang atas pengaruh kepemimpinan pada peristiwa organisasi.

Teori team process mengenai team cohension yaitu ketertarikan terhadap tim dan memotivasi mereka untuk bertahan menjadi anggota. Sesuai dengan pernyataan nara sumber bahwa adanya rasa saling percaya satu sama lain dan saling kompak, saling mendukung. Karena adanya member interaction yaitu adanya komunikasi antar sesama anggota. Teori ini sejalan dengan hasil wawancara dengan dika, ketua Hima DKV yang menyatakan bahwa solidaritas adalah landasar dasar suatu tim dianggap ideal. Menurutnya, organisasi akan berjalan dengan baik asal dapat saling mendukung, saling percaya, dan kompak.

(8)

Berdasarkan hasil wawancara mengenai teori kepemimpinan dengan ketua HIMA DKV yang berisi bahwa sebuah tim akan menjadi solid apabila seluruh anggotanya menjadi akrab sehingga dapat saling bertukar pikiran untuk menceritakan berbagai hal. Hal ini sesuai dengan teori team process mengenai team trust, harapan pasif seseorang terhadap orang lain dalam situasi beresiko. Dalam hal ini masuk ke dalam tipe identification based trust, percaya karena sama-sama kenal dan pemimpin berkompeten.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai teori kepemimpinan dengan ketua HIMA DKV yang berisi “Belum sih, sejauh ini belum. Kayak daritadi gue bilangin, kan masih ada beberapa orang yang masih mungkin gue gaktau sih apa dia punya masalah di luar itu sama gue atau emang dia gak suka kalo gue jadi ketua. Jadi menurut gue kerjasama dalam tim gue itu belum efektif sih, karena masih ada yang kayak gitu”. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidak sesuaian dengan teori team process mengenai team effectiveness, tim yang efektif dapat menyelesaikan tugas-tugas, dapat memenuhi kebutuhan anggota dan dapat mempertahankan kelangsungan hidup tim.

Uang dan penghargaan lainnya merupakan bagian fundamental dalam hubungan antar pegawai, sama halnya dengan organisasi. Sebuah organisasi akan merasa lebih termotivasi jika berhasil mendapatkan reward, atau setidaknya acara yang diinginkan dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua Hima DKV, ia tidak menyatakan adanya reward atau keberhasilan yang sudah dicapai karena sampai saat ini Hima DKV belum menjalankan program kerja yang seharusnya sudah berjalan. Sebagai ketua Hima, dika sangat menyayangkan hal tersebut, namun ia bertekad untuk menjalankan program kerjanya yang sudah ia buat diawal agar tercapai. Sejauh ini, dika terus berusaha menjalin komunikasi yang baik antar pengurus Hima DKV, ia pun merasa dibutuhkan kontribusi yang lebih dari seluruh mahasiswa DKV, dosen, maupun kampus sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan Hima DKV dalam menjalankan Program Kerjanya.

Teori komunikasi adalah hal terpenting dalam organisasi, karena dengan komunikasi akan tercipta koordinasi antar anggota kelompok dan dengan komunikasi tersebut tujuan organisasi akan terwujud karena informasi yang akan dicapai telah disampaikan. Berdasarkan hasil wawancara mengenai teori komunikasi dengan ketua HIMA DKV menurut dika, cara paling efektif dalam berkomunikasi adalah menggunakan social media dengan cara membentuk grup di line atau yang lainnya.

(9)

Berdasarkan hasil wawancara mengenai teori komunikasi dengan ketua HIMA DKV yang berisi ”Sejauh ini sih pernah, kalo emang gue salah sih. Ya maksudnya pada saat itu sih gue salah, jadi ya mereka mengoreksi omongan gue. Ya jadi gue gak terlalu masalah kalo dari gue yang salah, gue terima-terima aja. Maksudnya kayak yaudah, sama-sama koreksi aja.” Hal ini sesuai dengan teori evaluasi yaitu komponen mendengarkan termasuk dalam memahami makna pesan, mengevaluasi pesan, dan mengingat pesan. Untuk meningkatkan evaluasi mereka dari percakapan, pendengar aktif berempati dengan pembicara, mereka mencoba untuk memahami dan peka terhadap perasaan pembicara, pengalaman, dan situasi.

Menurut McShane & Von Glinow (2010), salah satu cara

mengurangi/meminimalirsasikan konflik dalam hubungan organisasi adalah dengan adanya keterbukaan (supportive team norms) antar pihak. Keterbukaan antar pihak ini penting karena di suatu organisasi, anggota-anggota yang berada di dalam suatu organisasi lebih menghargai pembicaraan yang jujur dan terbuka.

Sumber permasalahan yang dapat mengakibatkan konflik dalam organisasi Hima DKV UPJ, adalah karena adanya kelangkaan sumber daya (scarce resources) dan masalah dalam berkomunikasi (communication problems). Kelangkaan sumber daya (scarce resources) dapat mengakibatkan konflik di dalam suatu organisasi, karena setiap orang atau bagian-bagian (unit) dalam suatu organisasi memiliki sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Karena sumber daya tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal, maka anggota-anggota dalam Hima DKV tersebut tidak mengerjakan tugas/pekerjaan yang telah diberikan. Sehingga terdapat anggota yang mengerjakan tugas/pekerjaan yang bukan merupakan bagiannya. Cara Dika sebagai ketua Hima DKV UPJ menyelesaikan konflik tersebut, adalah dengan cara menyelesaikan masalah secara bijak (problem solving). Hal ini dilakukan dengan cara Dika mencari tahu permasalahan konflik tersebut ke masing-masing pihak. Jika misalkan Dika memdapatkan jawaban yang berbeda mengenai permasalahan konflik yang terjadi, maka Dika akan mempertemukan dua belah pihak secara bersamaan dan menyelesaikan secara bersama-sama untuk mencari jalan keluarnya.

Salah satu tipe untuk mempengaruhi orang lain, yaitu persuasi. Persuasi adalah menggunakan pendapat yang logis, bukti nyata, dan emosional untuk meyakinkan sesorang nilai dari suatu permintaan. Salah satu konsekuensi dalam mempengaruhi orang lain disebut resistance, yaitu ketika seseorang atau tim kerja menolak perilaku yang dibutuhkan oleh seseorang yang mempengaruhiu dan konsekuensinya, menolak, memperdebatkan, atau menunda terlibat di suatu perilaku.

(10)

Persuasi yang digunakan oleh Dika, yaitu dengan memberikan bukti nyata ketika wakilnya menolak untuk menjadi ketua. Kemudian, konsekuensi yang diterima yaitu wakil Hima DKV menolak dan memperdebatkan perilaku yang ditunjukkan oleh Dika,

Terdapat 6 proses pengambilan keputusan, yaitu mengidentifikasi masalah, memilih keputusan yang baik, mengembangkan solusi alternatif, memilih alternatif yang paling baik, menjalankan alternatif yang sudah dipilih, dan mengevaluasi hasil dari keputusan tersebut. Keterlibatan karyawan adalah tingkatan dimana karyawan mempengaruhi bagaimana kerja mereka terorganisir dan dilakukan. Kreativitas adalah perkembangan dari ide asli yang membuat kontibusi sosial terorganisir. Hima DKV belum memenuhi 6 proses dalam pengambilan keputusan. Karena, Dika hanya menjelaskan bahwa setiap sesuatu yang berdampak baik untuk organisasinya dipilih oleh Dika. Keterlibatan anggota dalam Hima DKV, yaitu memberikan suara ketika diadakannya pengambilan keputusan. Kreativitas dalam Hima DKV, yaitu dengan menjual karya dan jasa ketika menghadapi masalah kurangnya dana dalam suatu acara.

Di dalam suatu organisasi dibutuhkan adanya kecerdasan emosional (Emotional Intelligence/EI) pada seseorang. Menurut McShane & Von Glinow (2010), kecerdasan emosional atau Emotional Intelligence adalah kemampuan untuk menangkap dan mengekspresikan emosi, menalar dan memahami serta memaknai emosi serta mengatur emosi pribadi maupun orang lain. Terdapat empat dimensi dalam Emotional Intelligence, yaitu Self-Awareness (kesadaran diri) adalah sebuah kemampuan untuk menilai dan memahami arti dari emosi Anda sendiri, Self-Management (me-manage diri) adalah kemampuan untuk mengatur emosi Anda sendiri, Social Awareness (kesadaran sosial) adalah kemampuan untuk menilai dan memahami arti emosi dari orang lain, sedangkan Relationship Management (me-manage hubungan) adalah keterlibatan dalam mengatur emosi yang berasalh dari orang lain.

Berdasarkan pengalaman yang telah diceritakan oleh Dika dalam wawancara tersebut, dapat dilihat bahwa Dika menggunakan kecerdasan emosional (Emotional Intelligence) dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Pada dimensi Self-Awareness, Dika mencoba untuk menilai dan memahami dengan apa yang dia rasakan ketika menghadapi masalah dengan seseorang dengan rasa kesal. Sedangkan pada dimensi Self-Management, Dika mengontrol emosi terhadap masalah tersebut dengan cara berkaraoke dengan teman-temannya sambil tertawa bersama agar masalah yang dihadapi tidak membuat Dika mengalami stress.

(11)

Lalu pada tahap dimensi Social Awareness, Dika menilai dan memahami emosi yang terdapat pada seseorang yang terlibat dalam masalah dengan Dika. Emosi yang muncul pada seseorang tersebut adalah bahwa dia merasa kesal kepada Dika karena suatu hal, sehingga timbul adanya masalah diantara mereka. Yang terakhir pada tahap dimensi Relationship Management, Dika tetap professional terhadap seseorang walaupun masalahnya belum selesai dengan cara tetap melakukan komunikasi seperti biasanya yang dilakukan dalam organisasi HIMA DKV UPJ tersebut.

Belajar adalah perubahan yang tetap dalam tingkah laku (kecenderungan perilaku) yang muncul sebagai hasil dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. Social learning theory adalah teori yang menyatakan bahwa banyak pembelajaran muncul dengan mengamati orang lain dan kemudian meniru perilaku yang mengacu pada hasil yang baik dan menolak perilaku yang mengacu pada konsekuensi yang menghukum. Proses atribusi yaitu proses persepsi dalam memutuskan apakah perilaku yang diamati atau peristiwa disebabkan oleh faktor eksternal atau faktor internal. Perubahan tingkah laku yang dialami Dika, ia banyak belajar dari rekannya yang memiliki pengalaman di organisasi. Oleh karena itu, Dika mendapat pembelajaran dengan mengamati orang lain yaitu rekannya. Dika mengatribusi keberhasilan dan ketidakberhasilan kelompok melalui faktor eksternal, yaitu dukungan dari teman-temannya.

Dalam perubahan organisasi, menurut McShane & Von Glinow (2010) terdapat teori Lewin’s Force Field Analysis Model yang menjelaskan tentang tiga tahap dalam perubahan suatu organisasi. Dalam tiga tahap tersebut terdapat drive forces dan restraining forces, drives forces adalah mendorong suatu organisasi untuk melakukan perubahan dan dorongan tersebut berasal dari kekuatan eksternal atau pandangan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Sedangkan restraining forces adalah menghambat suatu organisasi untuk menentang adanya perubahan ke depan dalam suatu organisasi, dan penghambat tersebut berasal dari perilaku anggota organisasi yang tidak sesuai. Tiga tahapan dalam teori Lewin’s Force Field Analysis Model terdiri dari unfreezing, moving, dan refreezing. Unfreezing adalah proses awal dalam suatu perubahan dalam organisasi, tahap ini merupakan pencarian perilaku atau jati diri dari sistem lama (status quo). Moving adalah tahap pembelajaran dalam proses perubahan, anggota diberi informasi baru, model dan sistem kerja yang diharapkan dapat diterapkan nantinya atau sebuah pandangan baru untuk level pengambilan kebijakkan. Refreezing adalah proses terakhir dalam tahap perubahan, sistem dan kondisi yang telah diperkenalkan pada tahap moving dapat memperkuat dan memelihara perilaku yang diinginkan dalam organisasi tersebut.

(12)

Jika dilihat dari organisasi HIMA DKV UPJ, Dika melalui tahap unfreezing dengan cara ingin mengubah semangat dan motivasi terhadap anggota-anggotanya. Setelah itu pada tahap moving, Dika melakukan proses perubahan tersebut dengan cara melakukan penghimbauan dan pendekatan kepada anggotanya. Yang terakhir pada tahap refreezing, Dika ingin mempertahankan solidaritas antar anggotanya agar tidak terjadi perpecah belahaan antar anggotanya.

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat dirangkum dalam artikel ini adalah pada Hima DKV terdapat berbagai teori yang sudah sesuai dengan pelaksanaan di dalam Hima tersebut. Namun ada berbagai teori yang belum sesuai dengan aktivitas dalam Hima DKV. Beberapa teori yang belum dijalankan dengan sempurna adalah teori team process mengenai team effectiveness, karena menurut dika sejauh ini Hima DKV belum berjalan secara efektif. Menurut kelompok kami, saran yang dapat kami berikan adalah, Dika sebagai ketua Hima DKV harus terus menerus mengembangkan pengetahuannya mengenai organisasi sesuai dengan teori Organizational Behavior, sehingga Hima DKV dapat terus berkembang dan berjalan sesuai dengan teori perilaku organisasi yang berlaku.

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penyusunan tulisan ilmiah ini, tim mengucapkan terima kasih kepada Mba Gita Widya Laksmini, M.Psi., Psikolog selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Organizational Behavior (Perilaku Organisasi) sekaligus Pendamping kami selama proses penyelesaian artikel ilmiah ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh staff akademik dan non akademik Universitas Pembangunan Jaya, atas waktu, kesempatan, dukungan dan motivasi yang telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

McShane, S. L. & Von Glinow, M. A., 2010. Organizational Behavior. 5th ed. Singapore: McGraw-Hill International Edition.

Moorhead, G. & Griffin, R. W., 2013. Perilaku Organisasi - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi. 9th ed. Jakarta: Salemba Empat.

Prof. Dr. Wibowo, S. M., 2014. Perilaku Dalam Organisasi. 2nd ed. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sudaryono, D., 2014. Budaya & Perilaku Organisasi. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia Perkantoran Sentra.

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)

Referensi

Dokumen terkait

Guna meningkatkan kenyamanan dan kemudahan penggunaan ashitaba maka diformulasikan granul effervescent, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variasi

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh tinggi muka air dan kerapatan populasi terhadap pertumbuhan bibit pada saat persemaian terapung serta pengaruh

Los yang akan direncanakan pada pasar Banjarsari yaitu areal yang ditinggikan kira-kira 30 cm untuk para pedagang dan pembeli dalam tawar menawar barang antara pedagang dan pembeli

Dinilai baik, apabila mahasiswa UMSU asal Thailand dapat berbicara menggunkan struktur kata atau kalimat dengan sedikit bantuan oleh peneliti atau translater.. Dinilai

• Pengirim memberikan nomor urutan yang ditunjukkan dengan nomor urut untuk setiap frame. • Pengirim mengelola 3

Kitab Al- Ajnas merupakan salah satu kitab hikmah tertua di dunia yang berusia sekitar Kitab Al- Ajnas merupakan salah satu kitab hikmah tertua di dunia yang berusia sekitar 5000

processing service pada pengolahan data PPP (Precise Point Positioning), koordinat hasil pengolahan pada masing-masing web-based GPS data processing service dengan berbagai

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, kemampuan berpikir kritis mempunyai makna yaitu kekuatan berpikir yang harus dibangun pada siswa