• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) - Analisis Tentang Tanggung Jawab Pembuangan Sampah Pada Usaha Kecil Di Pasar Tradisional (Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) - Analisis Tentang Tanggung Jawab Pembuangan Sampah Pada Usaha Kecil Di Pasar Tradisional (Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai

bentuk tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan sekitar dimana perusahaan

itu berada. CSR berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan

dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek

ekonomis, sosial dan lingkungan. Putri (dalam Elvinaro dan Dindin, 2011 : 34).

CSR merupakan sebuah program yang mengimplementasikan tanggung

jawab sosial sebuah perusahaan kepada masyarakat luas. Dengan kata lain bahwa

perusahaan memiliki suatu tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam segala

aspek operasional. CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan,

dimana suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak semata

berdasarkan faktor keuangan dan keuntungan melainkan juga harus berdasarkan

konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Keberadaan perusahaan juga sangat diharapkan oleh masyarakat

sekitarnya untuk memberikan manfaat bagi mereka, misalnya melalui pemberian

pelayanan, peningkatan kegiatan ekonomi lokal dan lain-lain. Perusahaan perlu

pula memenuhi harapan-harapan tesebut secara bertanggung jawab.

(2)

CSR menjadi tuntutan tak terelakan seiring dengan bermunculannya

tuntutan komunitas terhadap korporat. Korporat sadar bahwa keberhasilannya

dalam mencapai tujuan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal melainkan

juga komunitas yang berada di sekelilingnya. Rahman (dalam Elvinaro dan

Dindin, 2011 : 34).

CSR secara umum merupakan kontribusi menyeluruh dari dunia usaha

terhadap pembangunan berkelanjutan dengan mempertimbangkan dampak

ekonomi, sosial dan lingkungan dari kegiatannya. Secara singkat CSR

mengandung makna bahwa perusahaan memiliki tugas moral untuk berlaku jujur,

mematuhi hukum, menjunjung intergrasi dan tidak korup. CSR menekankan

bahwa perusahaan harus mengembangkan praktik bisnis yang etis dan sustainable

secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Tidak mengherankan kalau kemudian

CSR dianggap sebagai jawaban terhadap praktik bisnis yang melulu mencari

untung sebesar-besarnya. Ernie Tisnawati (dalam Elvinaro dan Dindin, 2011 : 35).

Menurut Griffin (dalam Mudjiarto dan Wahid, 2006 : 65), etika sangat

berpengaruh pada tingkah laku individual. Tanggung jawab sosial

menyeimbangkan komitmen-komitmen yang berbeda-beda. Ada beberapa

pertanggungjawaban perusahaan yaitu:

1. Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan

Perusahaan harus ramah lingkungan artinya perusahaan harus

memperhatikan, melestarikan dan menjaga lingkungan, misalnya tidak

(3)

limbah yang merusak lingkungan, menjalani komunikasi dengan kelompok

masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya.

2. Tanggung Jawab Terhadap Pelanggan

Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pelanggan menurut

Ebert (dalam Mudjiarto dan Wahid, 2006 : 66) ada dua kategori yaitu:

a. Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas

b. Memberikan harga produk dan jasa yang adil dan wajar

Tanggung jawab sosial perusahaan juga termasuk melindungi hak-hak

pelanggan. Menurutnya ada empat hak pelanggan yaitu :

a. Hak untuk mendapatkan produk yang aman

b. Hak untuk mendapatkan informasi segala aspek produk

c. Hak untuk didengar

d. Hak untuk memilih produk yang dibeli

3. Tanggung jawab terhadap masyarakat

Perusahaan bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Misalnya

menyediakan pekerjaan dan menciptakan pekerjaan dan menciptakan

kesehatan dan menyediakan berbagai kontribusi terhadap masyarakat yang

berada dilokasi tersebut.

Pada KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Bumi Rio de Jenairo di Brazil

tahun 1992 lalu yang dikenal sebagai Earth Summit dikembangkan pula konsep

sustainable development (pembangunan berkelanjutan) yang didasarkan kepada perlindungan lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan sosial sebagai hal

(4)

Pembangunan berkelanjutan yang intinya dikenal sebagai konsep 3 P yaitu

Profit, People dan Planet kemudian populer dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR). Jika perusahaan dan usaha kecil ingin dapat beroperasi secara berkelanjutan (sustainable), maka manajemen perusahaan maupun usaha

kecil tidak boleh hanya mengerjar profit tetapi juga perlu memperhatikan masalah

people dan planet secara serius.

Menurut Elkington (dalam Sukaria, 2010 : 29) konsep 3P, perusahaan

tidak seharusnya berpijak hanya pada aspek ekonomi yang direfleksikan dalam

bentuk keuntungan finansial (profit) tetapi juga aspek sosial dan lingkungan.

1. Keuntungan (Profit)

Perusahaan memiliki target utama salah satunya adalah keuntungan yang

tinggi. Pemilik modal menginginkan keuntungan yang tinggi dari modal yang

dimilikinya.

2. Masyarakat Pemangku Kepentingan (People)

Perusahaan sangat memerlukan dukungan masyarakat untuk menjamin

perkembangan dan keberlangsungan hidup perusahaan tersebut. Masyarakat dan

perusahan memiliki hak yang sama terhadap sumberdaya alam yang tersedia

disekitar atas dasar kesetaraan (eqatio of legitimacy). Masyarakat juga sangat

efektif untuk dimanfaatkan dalam menumbuhkan dan menjaga rasa aman di

lingkungan perusahaan.

3. Lingkungan Hidup (Planet)

Perhatian perusahaan yang kurang terhadap lingkungan hidup sering

(5)

longsor, gangguan musim (musim kering dan musim basah semakin tidak teratur

dan munculnya situasi ekstrim yang berkepanjangan), erosi dan kerusakan pada

lahan-lahan produktif, gangguan hama tanaman, wabah penyakit baru dan

berbagai gangguan lain.

Masalah lingkungan hidup terjadi karena hubungan manusia dalam semua

aktivitas kehidupannya dengan alam adalah hubungan sebab akibat. Jika manusia

memelihara alam sekitarnya dan mengeksploitas sumberdaya alam dengan cara

yang benar dan dalam batas daya regeneratif alam maka alam akan sangat ramah

kepada manusia dan memberikan yang berkelanjutan secara nyaman.

Perusahaan memiliki tingkat kepedulian terhadap isu-isu lingkungan

ekologis pada dasarnya tidak sama. Menurut Roome (dalam Sukaria, 2010 : 132)

terdapat lima kemungkinan tingkat kepedulian mulai dari tidak patuh sampai

sangat peduli. Tiga tipe pertama yaitu: non compliance, compliance dan

compliance plus.

Perusahaan compliance plus adalah perusahaan dengan kategori patuh karena takut kepada peraturan pemerintah. Perusahaan yang non compliance tidak

memiliki kemampuan yang memadai dalam pengadaan sumber daya untuk

menangani limbah sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Perusahaan

compliance adalah perusahaan yang bertindak terbatas untuk mencapai pemenuhan standar-standar yang diberlakukan.

2.1.2 Pembuangan Sampah

Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,

(6)

terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang

belum memiliki nilai ekonomis. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga

dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang tidak berbahaya

(non hazardous). Departemen Kehutanan (dalam Imam, 2010 : 2)

Jumlah dan aktivitas penduduk yang meningkat di wilayah perkotaan

menghasilkan volume sampah yang semakin meningkat. Hal ini menimbulkan

berbagai masalah karena sampah dapat mencemari lingkungan apabila tidak

dikelola dengan baik. Mirmanto (dalam Imam, 2010 : 2)

Sampah yang tidak terkelola dengan baik berakibat antara lain tempat

berkembang dan sarang dari serangga dan tikus menjadi sumber polusi dan

pencemaran tanah, air dan udara sebab sampah menghasilkan cairan lindi

(leachate) dan bau busuk yang ditimbulkan akibat dari proses komposisi yang

menghasilkan gas CO2, methan dan sebagainya. Dan apabila sampah merupakan

sampah anorganik yang menyebabkan tanah tidak dapat diolah, pemandangan

yang tidak sehat, menyebabkan banjir dan merupakan sumber dan tempat hidup

kuman-kuman yang membahayakan kesehatan. (Mirmanto, 2005 : 2)

Wied Harry Apriadji (dalam Mirmanto, 2005 : 7) menggolongkan sampah

dalam empat kelompok antara lain meliputi :

1. Human excreta merupakan bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia meliputi tinja (faeces) da air kencing (urine)

2. Sewage merupakan air limbah yan dibuang oleh pabrik maupun rumah tangga, contohnya adalah air bekas cucian pakaian yang masih mengandung larutan

(7)

3. Refuse merupakan bahan pada sisa proses industri atau hasil sampingan kegiatan rumah tangga. Refuse dalam kehidupan sehari-hari disebut sampah.

Contoh : panci bekas, kertas bekas pembungkus bumbu dapur, sendok kayu

yang sudah tidak dipakai lagi dan dibuang, sisa sayuran, nasi basi, daun-daunan

tanaman dan masih banyak lagi

4. Industrial waste merupakan bahan-bahan bangunan dari sisa-sisa proses industri

Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Sampah Organik

Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa

makanan, sayuran, daun-daun kering dan sebagainya. Sampah organik adalah

merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh

pemilik/pemakai sebelumnya tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan

prosedur yang benar. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami

pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak

berbau (sering disebut dengan kompos).

Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti

daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput dan bahan lain yang sejenis yang

proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus

seperti pasar sayur mayur, pasar buah atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam.

(8)

2. Sampah Anorganik

Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk seperti

plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas

minuman, kaleng, kayu dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah

komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa

sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan,

botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas baik kertas koran, HVS

maupun karton.

Sampah dalam jumlah besar dalam kehidupan sehari-hari datang dari

aktivitas industri misalnya pertambangan, manufaktur dan konsumsi. Hampir

semua produk industri akan menjadi sampah pada akhirnya. Laju pengurangan

sampah lebih kecil daripada laju produksinya. Hal inilah yang menyebabkan

bertambahnya jumlah sampah yang semakin menumpuk dan menumpuk hari demi

hari dan memunculkan permasalahan baru. (A. Guruh, 2011 : VII).

Sampah rumah tangga maupun non-rumah tangga, sampai saat ini

sebagian besar masih dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun

ke transfer depo yang akhirnya dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sampah itu dibuang apa adanya, belum atau tidak dipisahkan sesuai dengan

jenisnya.

Jumlah sampah yang dikelola dengan benar, presentasenya masih sangat

kecil. Sebagian besar masih dibuang begitu saja (disposal). Menurut Basriyanta

(2007 : 20) proses pengelolaan sampah saat ini, apabila ditinjau dari metode 3R +

(9)

1. Reduce

Proses meminimalisasikan jumlah timbunan sampah dari sumbernya.

2. Reuse

Proses memilih dan memilah serta mengoptimalkan fungsi sampah yang masih

bisa dimanfaatkan.

3. Recycle

Proses mengolah kembali sampah yang masih bisa diproses ulang menjadi

barang lain yang bermanfaat, layak pakai, serta layak jual.

4. Disposal

Proses pembuangan akhir sampah yang memang sudah tidak bisa dimanfaatkan

kembali.

Sidik et al (dalam Pakpahan, 2010 : 10) mengemukakan bahwa ada dua

proses pembuangan akhir yaitu :

1. Penimbunan secara terbuka (open dumping)

2. Pembuangan secara sehat (sanitary landfill)

Pada sistem open dumping, sampah ditimbun di areal tertentu tanpa

membutuhkan tanah penutup sedangkan pada cara sanitary landfill, sampah

ditimbun secara berselang-seling antara lapisan sampah dan lapisan tanah sebagai

penutup.

Proses sanitary landfill (pembuangan secara sehat) adalah pembuangan sampah yang didesain, dibangun, dioperasikan dan dipelihara dengan cara

(10)

timbul dari pengembangan dan operasional fasilitas pengelolaan sampah.

JICA (dalam Pakpahan, 2010 : 10)

Metode sanitary landfill merupakan salah satu metode pengelolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke Tempat

Pembuangan Akhir (TPA), kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan

selanjutnya di tutup tanah. Cara ini akan menghilangkan polusi udara. Pada

bagian dasar tempat tersebut dilengkapi sistem saluran leachate yang berfungsi

sebagai saluran limbah cair sampah atau ke lingkungan. Pada metode sanitary

landfill tersebut juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas penguraian sampah.

2.1.3 Usaha Kecil

Menurut Undang-Undang RI. No. 9 Tahun 1995, pasal (1) yang dimaksud

dengan Usaha Kecil adalah “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan

sebagaimana diatur dalam undang-undang”. Menurut Griffin dan Ebert (dalam

Deni, 2003 : 10) Usaha kecil (small business) adalah usaha yang dimiliki dan

dikelola secara bebas (mandiri) dan tidak mendominasi pasar.

Usaha kecil yang dimaksud dalam pengertian diatas, termasuk dalam

usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Usaha kecil informal adalah

usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum seperti :

1. Petani

2. Industri rumah tangga

3. Pedagang asongan

(11)

5. Pedagang kaki lima

6. Pemulung

Sedangkan yang dimaksud dengan usaha kecil tradisional adalah usaha

yang menggunakan produksi sederhana yang telah digunakan secara

turun-menurun dan atau berkaitan dengan seni dan budaya, kegiatan ekonmi rakyat yang

berskala kecil yang dimiliki dan menghidupi sebagian besar rakyatnya.

1. Peran dan fungsi usaha kecil

Menurut Deni (2003 : 13) peran dan fungsi usaha kecil diantaranya adalah

a. Penyediaan barang dan jasa

Kebutuhan hidup manusia sebagian besar tidak dibuat sendiri. Barang dan

jasa yang dikonsumsi sebagian besar diperoleh dari tukar-menukar. Barang

dan jasa yang dihasilkan oleh usaha kecil dapat dijual di pasar atau

ditukarkan kepada usaha menengah dan usaha besar.

Disini usaha kecil dapat berperan sebagai pemasok atau pengadaan

(produsen) barang dan jasa yang diperlukan oleh usaha menengah dan usaha

besar atau berperan sebagai penyalur hasil usaha menengah dan usaha besar

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Usaha kecil secara langsung maupun tidak langsung berfungsi untuk:

1) Meningkatkan kemakmuran masyarakat

2) Memenuhi kebutuhan masyarakat

3) Turut mengusahakan pemerataan hasil

4) Meningkatkan nilai guna barang dan jasa

(12)

b. Penyerapan Tenaga Kerja

Salah satu sektor ekonomi yang dapat menanggulangi dan memperbesar

kesempatan kerja adalah sektor usaha kecil. Usaha kecil memiliki daya

serap yang tinggi terhadap angkatan kerja dibandingkan industri lainnya,

karena dapat menciptakan berbagai unit usaha produktif yang berpola

kepada konsumsi masyarakat.

Usaha kecil dengan demikian dapat berfungsi sebagai :

1) Penyedia lapangan kerja yang luas bagi golongan masyarakat kecil

2) Sarana penanggulangan masalah pengangguran

3) Meningkatkan produktifitas masyarakat

4) Meningkatkan harkat martabat golongan masyarakat kecil

c. Pemerataan pendapatan

Usaha kecil merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pekerjaan

dan pemberdayaan golongan masyarakat kecil. Pola-pola usaha yang

dilakukan usaha kecil adalah pola usaha yang betumpu kepada kebutuhan

masyarakat banyak. Unit-unit usaha disesuaikan dengan kondisi

lingkungan sosial masyarakatnya, sehingga diharapkan dapat

menumbuhkan potensi ekonomi yang tida digarap oleh usaha menengah

dan usaha besar.

Dari uraian ini dapat disimak bahwa usaha kecil mampu untuk berperan

memberikan pemerataan penghasilan terutama bagi golongan masyarakat

(13)

1) Alat untuk membagi unit-unit usaha dan bidang garapan ekonomi

mayarakat

2) Memberikan keleluasaan usaha untuk memperoleh pendapatan

3) Menjaga stabilitas sosial masyarakat

4) Menggali berbagai potensi ekonomi masyarakat

d. Memberi Nilai Tambah Bagi Produk Jasa Daerah

Usaha kecil memberikan kesempatan yang sangat luas kepada setiap daerah

dalam mengembangkan potensi seni dan budaya yang menjadi ciri khas

daerahnya masing-masing, seperti produksi kerajianan, industri pariwisata,

home industri, makanan khas, dan budaya daerah.

Usaha kecil dengan demikian berfungsi sebagai :

1) Penyangga ekonomi masyarakat daerah

2) Sarana pelestari budaya yang berkembang di daerah

3) Alat meningkatkan nilai ekonomi pendapatan asli daerah

4) Meningkatkan harkat dan martabat budaya masyarakat

e. Meningkatkan Taraf Hidup

Usaha kecil memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk

memperbaiki kehidupannya. Setiap orang dapat menjalankan usaha sesuai

dengan unit-unit usaha yang ada pada usaha kecil dalam rangka

memperoleh penghasilan, baik sebagai mata pencaharian maupun usaha

sambilan. Dengan penghasilan yang diperolehnya, masyarakat dapat

memenuhi kebutuhan hidup seperti untuk pendidikan, kesehatan, sandang

(14)

akan mempengaruhi pola pikir dan sosial masyarakat ke arah yang lebih

baik, kondisi ini akan bedampak kepada kondisi stabiitas nasional yang

lebih kondusif.

Usaha kecil juga dengan unit-unit usahanya berfungsi sebagai:

1) Meningkatkan sumber daya manusia yang produktif

2) Menciptakan generasi yang lebih baik di masa yang akan datang

3) Merubah kesejahteraan masyarakat lebih baik

4) Merubah pola pikir dan perilaku sosial masyarakat

2. Kelebihan Usaha Kecil

Usaha kecil merupakan kegiatan usaha yang mampu membuka lapangan

pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas kepada masyarakat dan

dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,

serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan

stabilitas nasional pada umumnya dan stabilitas ekonomi khususnya.

Usaha kecil di dalam kondisi krisis merupakan satu-satunya usaha yang

masih dapat bertahan dalam menghadapi tidak menentunya iklim usaha di tanah

air. Kehidupan ekonomi masyarakat masih tetap berjalan dan transaksi masih

terjadi, hal ini dikarenakan usaha kecil selalu mengikuti perubahan-perubahan

yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Kondisi seperti ini dipengaruhi oleh

faktor-faktor kelebihan yang dimiliki oleh usaha kecil dan faktor tersebut tidak

(15)

a. Inovatif

Inovatif merupakan kemampuan yang dimiliki usaha kecil untuk selalu

melakukan penemuan atau terobosan dalam menghasilkan produk baru yang

belum ada sebelumnya, atau mengerjakan sebuah produk yang sudah ada

dengan cara-cara yang baru.

Demikian pula dengan usaha kecil, selalu ingin mencoba hal yang baru dan

dapat merasakan apa yang diinginkan dan dibutuhkan masyarakatnya, sehingga

dengan cepat dapat merubah unit usahanya. Hal ini dikarenakan usaha kecil

ruang lingkup usahanya terbatas dan tidak memerlukan pandangan orang lain

dalam mengambil keputusan.

Seseorang agar dapat berpikir inovatif harus mematuhi prinsip-prinsip sebagai

berikut :

1) Prinsip Keharusan

Prinsip keharusan ini harus dipatuhi oleh seorang inovator, prinsip ini terdiri

dari:

a) Harus menganalisis peluang

b) Harus memperluas wawasan

c) Harus bertindak efektif

d) Harus tidak berpikir muluk

2) Prinsip Larangan

Prinsip larangan ini tidak boleh dilakukan oleh seorang innovator, prinsip

(16)

a) Dilarang berlagak pintar

b) Dilarang untuk rakus

c) Dilarang berpikir terlalu jauh ke depan

b. Usaha Kecil Lebih Akrab

Usaha kecil memiliki karakteristik, salah satunya adalah ekonomi

kerakyatan. Usaha kecil lahir dan tumbuh berkembang dari golongan

mayarakat kecil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di antara mereka. Rasa

kekeluargaan dalam sosial sehari-hari tumbuh dengan sendirinya sesuai dengan

norma yang berlaku di lingkungannya.

Ciri-ciri usaha kecil dalam menajalankan usahanya ditinjau dari segi sosial

masyarakat, terdiri dari :

1) Menjunjung tinggi norma-norma kemasyarakatan

2) Lahir dari ekonomi kerakyatan

3) Rasa kekeluargaan yang kental

4) Daya tawar sesuai kondisi masyarakat

5) Hubungan sosial langsung

6) Modal usaha sesuai dengan kemampuan

c. Usaha Kecil Lebih Fleksibel

Usaha kecil bersifat fleksibel maksudnya usaha yang dilakukan bersifat

lentur terhadap situasi dan kondisi ekonomi, baik dari waktu dan tempat.

Tenaga kerja, produksi, posisi tawar, iklim usaha dan pasar terutama usaha

(17)

Kelenturan usaha ini disebabkan sistem manajemen yang sederhana sehingga

dalam mengambil keputusan tidak menunggu pihak lain dan jangkauannya

relatif kecil. Perubahan situasi dan kondisi dapat dengan mudah diantisipasi,

seperti situasi dan kondisi yang berkaitan dengan:

1) Waktu dan Tempat

Usaha kecil tidak terikat ketat oleh waktu dalam menjalankan usahanya,

kapan dan dimanapun dapat dilakukan. Jika pekerjaan memerlukan waktu

cepat maka pengusaha akan melakukannya sesuai dengan waktu yang

diinginkan masyarakat karena dapat dikerjakan dimanapun (di rumah,

sanggar, bengkel). Seperti usaha kecil kerajinan, home industry.

2) Tenaga Kerja

Usaha kecil pada umumnya mempekerjakan tenaga yang mempunyai

keterampilan terdidik informal sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan

banyak tersedia dalam masyarakat, seperti industri sepatu di Cibaduyut,

katering, petani.

3) Produksi

Proses produksi dengan cepat dapat berubah sesuai dengan mekanisme dan

kebutuhan masyarakat, seperti perubahan model, warna, jenis barang dan

harga.

4) Posisi Tawar

Dalam usaha kecil dapat terjadi tawar-menawar, sementara dalam usaha

berskala besar biasanya harga itu sudah baku. Hal ini dilatarbelakangi oleh

(18)

5) Iklim Usaha

Kondisi ekonomi global tidak terlalu berpengaruh terhadap usaha yang

dijalankan karena modal yang dipergunakan tidak tergantung kepada

pinjaman dan relatif kecil, sehingga daya tahan usaha kecil lebih kuat

dibandingkan usaha menengah dan usaha besar yang memerlukan modal

relatif besar dan tergantung pada pinjaman.

6) Pasar

Pengertian pasar adalah calon konsumen yang menjadi sasaran lebih luas

karena harga jual produknya relatif murah sehingga terjangkau oleh

masyarakat menengah ke bawah dan umumnya masyarakat kita termasuk

dalam kelompok ini.

3. Kelemahan Usaha Kecil

Usaha kecil tidak hanya memliki kelebihan, tetapi terdapat

kelemahan-kelemahan usaha kecil yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Permodalan terbatas, hal ini mempersulit untuk mengadakan perluasan

usaha

b. Kepemilikan dipegang oleh seorang pemilik, jika berhalangan akan

mengganggu produktifitas usaha

c. Maju mundurnya usaha akan bergantung kepada kecakapan seseorang

d. Resiko kerugian ditanggung sendiri

e. Kemampuan bersaing rendah

f. Sistem pengendalian rendah, baik dalam memonitori biaya, tingkat

(19)

g. Dalam melakukan proses produksi masih tradisional sehingga

mempengaruhi mutu barang

2.2 Penelitian Terdahulu

Siti Ade Fatimah (2009) melakukan penelitian yang berjudul: “Analisis

Kelayakan Usaha Pengolahan Sampah menjadi Pembangkit Listrik Tenaga

Sampah (PLTSa) di Kota Bogor”. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis kelayakan proyek pembangunan PLTSa ditinjau dari Aspek Teknis,

Aspek Pasar, Aspek Manajemen, Aspek Finansial dan menganalisis kepekaan

pembangunan PLTSa yang mempengaruhi kondisi kelayakan. Hasil dari

penelitian ini berdasarkan analisis kelayakan usaha PLTSa untuk dua skenario

dapat disimpulkan bahwa Aspek Teknis, Aspek Pasar, Aspek Manajemen, Aspek

Finansial PLTSa Kota Bogor layak untuk dilakasanakan. Meskipun demikian

masih ada hal yang harus diperhatikan dan ditindak lanjuti agar proyek ini

berhasil direalisasikan yaitu proyek PLTSa ini harus diteliti lebih jauh dengan

menggunakan kajian dari aspek ekonomi dan aspek sosial lingkungan, cara-cara

pelaksanaan proyek dan pembiayaan, perjanjian kerjasama serta pengoperasian

PLTSa haruslah dibuat mekanisme yang jelas.

Adian Rindang (2011) melakukan penelitian yang berjudul: “ Identifikasi

Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik Studi Kasus di Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara”. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang dibutuhkan dalam sistem

pengolahan sampah organik dan sampah anorganik di lingkunfan Fakultas

(20)

diagram kotak gelap (Black Box). Hasil dari penelitian ini diperoleh faktor-faktor

dominan yang mempengaruhi sistem pengolahan sampah yaitu karakteristik

sampah di lingkungan FP USU yaitu organik, kertas, lingkungan, plastik dan

karton kemudaina teknologi yang cocok diterapkan yaitu pengomposan bagi

sampah organik dan sampah anorganik dilakukan pemilahan untuk selanjutnya

dijadikan bahan baku industri barang daur ulang.

2.3 Kerangka Konseptual

Tanggung jawab sosial merupakan tindakan sosial sebuah perusahaan

kepada masyarakat luas. Keberadaan perusahaan sangat diharapkan oleh

masyarakat sekitarnya untuk memberikan manfaat bagi mereka, misalnya

pemberian pelayanan, peningkatan kegiatan ekonomi dan lain-lain.

Sampah merupakan semua material yang dibuang dari kegiatan rumah

tangga, perdagangan, industri dan kegiatan-kegiatan lain. Sementara itu

pembuangan sampah merupakan suatu tindakan/aktivitas yang dilakukan

seseorang untuk membuang barang-barang sisa/bekas yang tidak terpakai pada

tempatnya.

Sebagai pasar tradisional yang bergerak di bidang penjualan berbagai

macam ragam penjualan, maka hal tersebut di atas sangat berpengaruh terhadap

usaha kecil. Karena dengan adanya tanggung jawab yang besar terhadap para

konsumen dan tempat yang bersih dari sampah akan meningkatkan penjualan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini mendukung hipotesis ke tujuh yaitu terdapat pengaruh mediasi Shopping Emotion pada variabel Store Atmosphere terhadap Impulse Buying sesuai dengan

(2) Jika suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan keputusan yang dimohon, sedangkan jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam peraturan

Besarnya kompensasi pegawai yang bekerja di lapangan berbeda dengan pekerjaan yang bekerja dalam ruangan, demikian juga kompensasi untuk pekerjaan klerikal akan berbeda

KAST adalah suatu program kemitraan yang melibatkan usaha besar dan usaha menengah (inti), usaha kecil (petani plasma) dengan melibatkan bank syairah sebagai pemberi dana

Penelitian lain dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah, menunjukkan pengetahuan mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian malaria (p

Adapun permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini adalah (a) Bagaimana Pelaksanaan Keputusan Pesamuhan Agung III Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) terkait

Adsorpsi asam humat pada permukaan padatan merupakan proses yang kompleks yang tergantung pada sifat permukaan zeolit alam dan sifat larutan asam humat itu