BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai
bentuk tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan sekitar dimana perusahaan
itu berada. CSR berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan
dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek
ekonomis, sosial dan lingkungan. Putri (dalam Elvinaro dan Dindin, 2011 : 34).
CSR merupakan sebuah program yang mengimplementasikan tanggung
jawab sosial sebuah perusahaan kepada masyarakat luas. Dengan kata lain bahwa
perusahaan memiliki suatu tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam segala
aspek operasional. CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan,
dimana suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak semata
berdasarkan faktor keuangan dan keuntungan melainkan juga harus berdasarkan
konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Keberadaan perusahaan juga sangat diharapkan oleh masyarakat
sekitarnya untuk memberikan manfaat bagi mereka, misalnya melalui pemberian
pelayanan, peningkatan kegiatan ekonomi lokal dan lain-lain. Perusahaan perlu
pula memenuhi harapan-harapan tesebut secara bertanggung jawab.
CSR menjadi tuntutan tak terelakan seiring dengan bermunculannya
tuntutan komunitas terhadap korporat. Korporat sadar bahwa keberhasilannya
dalam mencapai tujuan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal melainkan
juga komunitas yang berada di sekelilingnya. Rahman (dalam Elvinaro dan
Dindin, 2011 : 34).
CSR secara umum merupakan kontribusi menyeluruh dari dunia usaha
terhadap pembangunan berkelanjutan dengan mempertimbangkan dampak
ekonomi, sosial dan lingkungan dari kegiatannya. Secara singkat CSR
mengandung makna bahwa perusahaan memiliki tugas moral untuk berlaku jujur,
mematuhi hukum, menjunjung intergrasi dan tidak korup. CSR menekankan
bahwa perusahaan harus mengembangkan praktik bisnis yang etis dan sustainable
secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Tidak mengherankan kalau kemudian
CSR dianggap sebagai jawaban terhadap praktik bisnis yang melulu mencari
untung sebesar-besarnya. Ernie Tisnawati (dalam Elvinaro dan Dindin, 2011 : 35).
Menurut Griffin (dalam Mudjiarto dan Wahid, 2006 : 65), etika sangat
berpengaruh pada tingkah laku individual. Tanggung jawab sosial
menyeimbangkan komitmen-komitmen yang berbeda-beda. Ada beberapa
pertanggungjawaban perusahaan yaitu:
1. Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan
Perusahaan harus ramah lingkungan artinya perusahaan harus
memperhatikan, melestarikan dan menjaga lingkungan, misalnya tidak
limbah yang merusak lingkungan, menjalani komunikasi dengan kelompok
masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya.
2. Tanggung Jawab Terhadap Pelanggan
Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pelanggan menurut
Ebert (dalam Mudjiarto dan Wahid, 2006 : 66) ada dua kategori yaitu:
a. Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
b. Memberikan harga produk dan jasa yang adil dan wajar
Tanggung jawab sosial perusahaan juga termasuk melindungi hak-hak
pelanggan. Menurutnya ada empat hak pelanggan yaitu :
a. Hak untuk mendapatkan produk yang aman
b. Hak untuk mendapatkan informasi segala aspek produk
c. Hak untuk didengar
d. Hak untuk memilih produk yang dibeli
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Perusahaan bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Misalnya
menyediakan pekerjaan dan menciptakan pekerjaan dan menciptakan
kesehatan dan menyediakan berbagai kontribusi terhadap masyarakat yang
berada dilokasi tersebut.
Pada KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Bumi Rio de Jenairo di Brazil
tahun 1992 lalu yang dikenal sebagai Earth Summit dikembangkan pula konsep
sustainable development (pembangunan berkelanjutan) yang didasarkan kepada perlindungan lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan sosial sebagai hal
Pembangunan berkelanjutan yang intinya dikenal sebagai konsep 3 P yaitu
Profit, People dan Planet kemudian populer dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR). Jika perusahaan dan usaha kecil ingin dapat beroperasi secara berkelanjutan (sustainable), maka manajemen perusahaan maupun usaha
kecil tidak boleh hanya mengerjar profit tetapi juga perlu memperhatikan masalah
people dan planet secara serius.
Menurut Elkington (dalam Sukaria, 2010 : 29) konsep 3P, perusahaan
tidak seharusnya berpijak hanya pada aspek ekonomi yang direfleksikan dalam
bentuk keuntungan finansial (profit) tetapi juga aspek sosial dan lingkungan.
1. Keuntungan (Profit)
Perusahaan memiliki target utama salah satunya adalah keuntungan yang
tinggi. Pemilik modal menginginkan keuntungan yang tinggi dari modal yang
dimilikinya.
2. Masyarakat Pemangku Kepentingan (People)
Perusahaan sangat memerlukan dukungan masyarakat untuk menjamin
perkembangan dan keberlangsungan hidup perusahaan tersebut. Masyarakat dan
perusahan memiliki hak yang sama terhadap sumberdaya alam yang tersedia
disekitar atas dasar kesetaraan (eqatio of legitimacy). Masyarakat juga sangat
efektif untuk dimanfaatkan dalam menumbuhkan dan menjaga rasa aman di
lingkungan perusahaan.
3. Lingkungan Hidup (Planet)
Perhatian perusahaan yang kurang terhadap lingkungan hidup sering
longsor, gangguan musim (musim kering dan musim basah semakin tidak teratur
dan munculnya situasi ekstrim yang berkepanjangan), erosi dan kerusakan pada
lahan-lahan produktif, gangguan hama tanaman, wabah penyakit baru dan
berbagai gangguan lain.
Masalah lingkungan hidup terjadi karena hubungan manusia dalam semua
aktivitas kehidupannya dengan alam adalah hubungan sebab akibat. Jika manusia
memelihara alam sekitarnya dan mengeksploitas sumberdaya alam dengan cara
yang benar dan dalam batas daya regeneratif alam maka alam akan sangat ramah
kepada manusia dan memberikan yang berkelanjutan secara nyaman.
Perusahaan memiliki tingkat kepedulian terhadap isu-isu lingkungan
ekologis pada dasarnya tidak sama. Menurut Roome (dalam Sukaria, 2010 : 132)
terdapat lima kemungkinan tingkat kepedulian mulai dari tidak patuh sampai
sangat peduli. Tiga tipe pertama yaitu: non compliance, compliance dan
compliance plus.
Perusahaan compliance plus adalah perusahaan dengan kategori patuh karena takut kepada peraturan pemerintah. Perusahaan yang non compliance tidak
memiliki kemampuan yang memadai dalam pengadaan sumber daya untuk
menangani limbah sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Perusahaan
compliance adalah perusahaan yang bertindak terbatas untuk mencapai pemenuhan standar-standar yang diberlakukan.
2.1.2 Pembuangan Sampah
Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,
terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang
belum memiliki nilai ekonomis. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga
dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang tidak berbahaya
(non hazardous). Departemen Kehutanan (dalam Imam, 2010 : 2)
Jumlah dan aktivitas penduduk yang meningkat di wilayah perkotaan
menghasilkan volume sampah yang semakin meningkat. Hal ini menimbulkan
berbagai masalah karena sampah dapat mencemari lingkungan apabila tidak
dikelola dengan baik. Mirmanto (dalam Imam, 2010 : 2)
Sampah yang tidak terkelola dengan baik berakibat antara lain tempat
berkembang dan sarang dari serangga dan tikus menjadi sumber polusi dan
pencemaran tanah, air dan udara sebab sampah menghasilkan cairan lindi
(leachate) dan bau busuk yang ditimbulkan akibat dari proses komposisi yang
menghasilkan gas CO2, methan dan sebagainya. Dan apabila sampah merupakan
sampah anorganik yang menyebabkan tanah tidak dapat diolah, pemandangan
yang tidak sehat, menyebabkan banjir dan merupakan sumber dan tempat hidup
kuman-kuman yang membahayakan kesehatan. (Mirmanto, 2005 : 2)
Wied Harry Apriadji (dalam Mirmanto, 2005 : 7) menggolongkan sampah
dalam empat kelompok antara lain meliputi :
1. Human excreta merupakan bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia meliputi tinja (faeces) da air kencing (urine)
2. Sewage merupakan air limbah yan dibuang oleh pabrik maupun rumah tangga, contohnya adalah air bekas cucian pakaian yang masih mengandung larutan
3. Refuse merupakan bahan pada sisa proses industri atau hasil sampingan kegiatan rumah tangga. Refuse dalam kehidupan sehari-hari disebut sampah.
Contoh : panci bekas, kertas bekas pembungkus bumbu dapur, sendok kayu
yang sudah tidak dipakai lagi dan dibuang, sisa sayuran, nasi basi, daun-daunan
tanaman dan masih banyak lagi
4. Industrial waste merupakan bahan-bahan bangunan dari sisa-sisa proses industri
Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Sampah Organik
Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering dan sebagainya. Sampah organik adalah
merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan
prosedur yang benar. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami
pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak
berbau (sering disebut dengan kompos).
Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti
daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput dan bahan lain yang sejenis yang
proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus
seperti pasar sayur mayur, pasar buah atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk seperti
plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas
minuman, kaleng, kayu dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah
komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa
sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan,
botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas baik kertas koran, HVS
maupun karton.
Sampah dalam jumlah besar dalam kehidupan sehari-hari datang dari
aktivitas industri misalnya pertambangan, manufaktur dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada akhirnya. Laju pengurangan
sampah lebih kecil daripada laju produksinya. Hal inilah yang menyebabkan
bertambahnya jumlah sampah yang semakin menumpuk dan menumpuk hari demi
hari dan memunculkan permasalahan baru. (A. Guruh, 2011 : VII).
Sampah rumah tangga maupun non-rumah tangga, sampai saat ini
sebagian besar masih dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun
ke transfer depo yang akhirnya dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sampah itu dibuang apa adanya, belum atau tidak dipisahkan sesuai dengan
jenisnya.
Jumlah sampah yang dikelola dengan benar, presentasenya masih sangat
kecil. Sebagian besar masih dibuang begitu saja (disposal). Menurut Basriyanta
(2007 : 20) proses pengelolaan sampah saat ini, apabila ditinjau dari metode 3R +
1. Reduce
Proses meminimalisasikan jumlah timbunan sampah dari sumbernya.
2. Reuse
Proses memilih dan memilah serta mengoptimalkan fungsi sampah yang masih
bisa dimanfaatkan.
3. Recycle
Proses mengolah kembali sampah yang masih bisa diproses ulang menjadi
barang lain yang bermanfaat, layak pakai, serta layak jual.
4. Disposal
Proses pembuangan akhir sampah yang memang sudah tidak bisa dimanfaatkan
kembali.
Sidik et al (dalam Pakpahan, 2010 : 10) mengemukakan bahwa ada dua
proses pembuangan akhir yaitu :
1. Penimbunan secara terbuka (open dumping)
2. Pembuangan secara sehat (sanitary landfill)
Pada sistem open dumping, sampah ditimbun di areal tertentu tanpa
membutuhkan tanah penutup sedangkan pada cara sanitary landfill, sampah
ditimbun secara berselang-seling antara lapisan sampah dan lapisan tanah sebagai
penutup.
Proses sanitary landfill (pembuangan secara sehat) adalah pembuangan sampah yang didesain, dibangun, dioperasikan dan dipelihara dengan cara
timbul dari pengembangan dan operasional fasilitas pengelolaan sampah.
JICA (dalam Pakpahan, 2010 : 10)
Metode sanitary landfill merupakan salah satu metode pengelolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA), kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan
selanjutnya di tutup tanah. Cara ini akan menghilangkan polusi udara. Pada
bagian dasar tempat tersebut dilengkapi sistem saluran leachate yang berfungsi
sebagai saluran limbah cair sampah atau ke lingkungan. Pada metode sanitary
landfill tersebut juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas penguraian sampah.
2.1.3 Usaha Kecil
Menurut Undang-Undang RI. No. 9 Tahun 1995, pasal (1) yang dimaksud
dengan Usaha Kecil adalah “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan
sebagaimana diatur dalam undang-undang”. Menurut Griffin dan Ebert (dalam
Deni, 2003 : 10) Usaha kecil (small business) adalah usaha yang dimiliki dan
dikelola secara bebas (mandiri) dan tidak mendominasi pasar.
Usaha kecil yang dimaksud dalam pengertian diatas, termasuk dalam
usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Usaha kecil informal adalah
usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum seperti :
1. Petani
2. Industri rumah tangga
3. Pedagang asongan
5. Pedagang kaki lima
6. Pemulung
Sedangkan yang dimaksud dengan usaha kecil tradisional adalah usaha
yang menggunakan produksi sederhana yang telah digunakan secara
turun-menurun dan atau berkaitan dengan seni dan budaya, kegiatan ekonmi rakyat yang
berskala kecil yang dimiliki dan menghidupi sebagian besar rakyatnya.
1. Peran dan fungsi usaha kecil
Menurut Deni (2003 : 13) peran dan fungsi usaha kecil diantaranya adalah
a. Penyediaan barang dan jasa
Kebutuhan hidup manusia sebagian besar tidak dibuat sendiri. Barang dan
jasa yang dikonsumsi sebagian besar diperoleh dari tukar-menukar. Barang
dan jasa yang dihasilkan oleh usaha kecil dapat dijual di pasar atau
ditukarkan kepada usaha menengah dan usaha besar.
Disini usaha kecil dapat berperan sebagai pemasok atau pengadaan
(produsen) barang dan jasa yang diperlukan oleh usaha menengah dan usaha
besar atau berperan sebagai penyalur hasil usaha menengah dan usaha besar
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Usaha kecil secara langsung maupun tidak langsung berfungsi untuk:
1) Meningkatkan kemakmuran masyarakat
2) Memenuhi kebutuhan masyarakat
3) Turut mengusahakan pemerataan hasil
4) Meningkatkan nilai guna barang dan jasa
b. Penyerapan Tenaga Kerja
Salah satu sektor ekonomi yang dapat menanggulangi dan memperbesar
kesempatan kerja adalah sektor usaha kecil. Usaha kecil memiliki daya
serap yang tinggi terhadap angkatan kerja dibandingkan industri lainnya,
karena dapat menciptakan berbagai unit usaha produktif yang berpola
kepada konsumsi masyarakat.
Usaha kecil dengan demikian dapat berfungsi sebagai :
1) Penyedia lapangan kerja yang luas bagi golongan masyarakat kecil
2) Sarana penanggulangan masalah pengangguran
3) Meningkatkan produktifitas masyarakat
4) Meningkatkan harkat martabat golongan masyarakat kecil
c. Pemerataan pendapatan
Usaha kecil merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pekerjaan
dan pemberdayaan golongan masyarakat kecil. Pola-pola usaha yang
dilakukan usaha kecil adalah pola usaha yang betumpu kepada kebutuhan
masyarakat banyak. Unit-unit usaha disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sosial masyarakatnya, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan potensi ekonomi yang tida digarap oleh usaha menengah
dan usaha besar.
Dari uraian ini dapat disimak bahwa usaha kecil mampu untuk berperan
memberikan pemerataan penghasilan terutama bagi golongan masyarakat
1) Alat untuk membagi unit-unit usaha dan bidang garapan ekonomi
mayarakat
2) Memberikan keleluasaan usaha untuk memperoleh pendapatan
3) Menjaga stabilitas sosial masyarakat
4) Menggali berbagai potensi ekonomi masyarakat
d. Memberi Nilai Tambah Bagi Produk Jasa Daerah
Usaha kecil memberikan kesempatan yang sangat luas kepada setiap daerah
dalam mengembangkan potensi seni dan budaya yang menjadi ciri khas
daerahnya masing-masing, seperti produksi kerajianan, industri pariwisata,
home industri, makanan khas, dan budaya daerah.
Usaha kecil dengan demikian berfungsi sebagai :
1) Penyangga ekonomi masyarakat daerah
2) Sarana pelestari budaya yang berkembang di daerah
3) Alat meningkatkan nilai ekonomi pendapatan asli daerah
4) Meningkatkan harkat dan martabat budaya masyarakat
e. Meningkatkan Taraf Hidup
Usaha kecil memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk
memperbaiki kehidupannya. Setiap orang dapat menjalankan usaha sesuai
dengan unit-unit usaha yang ada pada usaha kecil dalam rangka
memperoleh penghasilan, baik sebagai mata pencaharian maupun usaha
sambilan. Dengan penghasilan yang diperolehnya, masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan hidup seperti untuk pendidikan, kesehatan, sandang
akan mempengaruhi pola pikir dan sosial masyarakat ke arah yang lebih
baik, kondisi ini akan bedampak kepada kondisi stabiitas nasional yang
lebih kondusif.
Usaha kecil juga dengan unit-unit usahanya berfungsi sebagai:
1) Meningkatkan sumber daya manusia yang produktif
2) Menciptakan generasi yang lebih baik di masa yang akan datang
3) Merubah kesejahteraan masyarakat lebih baik
4) Merubah pola pikir dan perilaku sosial masyarakat
2. Kelebihan Usaha Kecil
Usaha kecil merupakan kegiatan usaha yang mampu membuka lapangan
pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas kepada masyarakat dan
dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,
serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan
stabilitas nasional pada umumnya dan stabilitas ekonomi khususnya.
Usaha kecil di dalam kondisi krisis merupakan satu-satunya usaha yang
masih dapat bertahan dalam menghadapi tidak menentunya iklim usaha di tanah
air. Kehidupan ekonomi masyarakat masih tetap berjalan dan transaksi masih
terjadi, hal ini dikarenakan usaha kecil selalu mengikuti perubahan-perubahan
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Kondisi seperti ini dipengaruhi oleh
faktor-faktor kelebihan yang dimiliki oleh usaha kecil dan faktor tersebut tidak
a. Inovatif
Inovatif merupakan kemampuan yang dimiliki usaha kecil untuk selalu
melakukan penemuan atau terobosan dalam menghasilkan produk baru yang
belum ada sebelumnya, atau mengerjakan sebuah produk yang sudah ada
dengan cara-cara yang baru.
Demikian pula dengan usaha kecil, selalu ingin mencoba hal yang baru dan
dapat merasakan apa yang diinginkan dan dibutuhkan masyarakatnya, sehingga
dengan cepat dapat merubah unit usahanya. Hal ini dikarenakan usaha kecil
ruang lingkup usahanya terbatas dan tidak memerlukan pandangan orang lain
dalam mengambil keputusan.
Seseorang agar dapat berpikir inovatif harus mematuhi prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1) Prinsip Keharusan
Prinsip keharusan ini harus dipatuhi oleh seorang inovator, prinsip ini terdiri
dari:
a) Harus menganalisis peluang
b) Harus memperluas wawasan
c) Harus bertindak efektif
d) Harus tidak berpikir muluk
2) Prinsip Larangan
Prinsip larangan ini tidak boleh dilakukan oleh seorang innovator, prinsip
a) Dilarang berlagak pintar
b) Dilarang untuk rakus
c) Dilarang berpikir terlalu jauh ke depan
b. Usaha Kecil Lebih Akrab
Usaha kecil memiliki karakteristik, salah satunya adalah ekonomi
kerakyatan. Usaha kecil lahir dan tumbuh berkembang dari golongan
mayarakat kecil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di antara mereka. Rasa
kekeluargaan dalam sosial sehari-hari tumbuh dengan sendirinya sesuai dengan
norma yang berlaku di lingkungannya.
Ciri-ciri usaha kecil dalam menajalankan usahanya ditinjau dari segi sosial
masyarakat, terdiri dari :
1) Menjunjung tinggi norma-norma kemasyarakatan
2) Lahir dari ekonomi kerakyatan
3) Rasa kekeluargaan yang kental
4) Daya tawar sesuai kondisi masyarakat
5) Hubungan sosial langsung
6) Modal usaha sesuai dengan kemampuan
c. Usaha Kecil Lebih Fleksibel
Usaha kecil bersifat fleksibel maksudnya usaha yang dilakukan bersifat
lentur terhadap situasi dan kondisi ekonomi, baik dari waktu dan tempat.
Tenaga kerja, produksi, posisi tawar, iklim usaha dan pasar terutama usaha
Kelenturan usaha ini disebabkan sistem manajemen yang sederhana sehingga
dalam mengambil keputusan tidak menunggu pihak lain dan jangkauannya
relatif kecil. Perubahan situasi dan kondisi dapat dengan mudah diantisipasi,
seperti situasi dan kondisi yang berkaitan dengan:
1) Waktu dan Tempat
Usaha kecil tidak terikat ketat oleh waktu dalam menjalankan usahanya,
kapan dan dimanapun dapat dilakukan. Jika pekerjaan memerlukan waktu
cepat maka pengusaha akan melakukannya sesuai dengan waktu yang
diinginkan masyarakat karena dapat dikerjakan dimanapun (di rumah,
sanggar, bengkel). Seperti usaha kecil kerajinan, home industry.
2) Tenaga Kerja
Usaha kecil pada umumnya mempekerjakan tenaga yang mempunyai
keterampilan terdidik informal sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan
banyak tersedia dalam masyarakat, seperti industri sepatu di Cibaduyut,
katering, petani.
3) Produksi
Proses produksi dengan cepat dapat berubah sesuai dengan mekanisme dan
kebutuhan masyarakat, seperti perubahan model, warna, jenis barang dan
harga.
4) Posisi Tawar
Dalam usaha kecil dapat terjadi tawar-menawar, sementara dalam usaha
berskala besar biasanya harga itu sudah baku. Hal ini dilatarbelakangi oleh
5) Iklim Usaha
Kondisi ekonomi global tidak terlalu berpengaruh terhadap usaha yang
dijalankan karena modal yang dipergunakan tidak tergantung kepada
pinjaman dan relatif kecil, sehingga daya tahan usaha kecil lebih kuat
dibandingkan usaha menengah dan usaha besar yang memerlukan modal
relatif besar dan tergantung pada pinjaman.
6) Pasar
Pengertian pasar adalah calon konsumen yang menjadi sasaran lebih luas
karena harga jual produknya relatif murah sehingga terjangkau oleh
masyarakat menengah ke bawah dan umumnya masyarakat kita termasuk
dalam kelompok ini.
3. Kelemahan Usaha Kecil
Usaha kecil tidak hanya memliki kelebihan, tetapi terdapat
kelemahan-kelemahan usaha kecil yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Permodalan terbatas, hal ini mempersulit untuk mengadakan perluasan
usaha
b. Kepemilikan dipegang oleh seorang pemilik, jika berhalangan akan
mengganggu produktifitas usaha
c. Maju mundurnya usaha akan bergantung kepada kecakapan seseorang
d. Resiko kerugian ditanggung sendiri
e. Kemampuan bersaing rendah
f. Sistem pengendalian rendah, baik dalam memonitori biaya, tingkat
g. Dalam melakukan proses produksi masih tradisional sehingga
mempengaruhi mutu barang
2.2 Penelitian Terdahulu
Siti Ade Fatimah (2009) melakukan penelitian yang berjudul: “Analisis
Kelayakan Usaha Pengolahan Sampah menjadi Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah (PLTSa) di Kota Bogor”. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis kelayakan proyek pembangunan PLTSa ditinjau dari Aspek Teknis,
Aspek Pasar, Aspek Manajemen, Aspek Finansial dan menganalisis kepekaan
pembangunan PLTSa yang mempengaruhi kondisi kelayakan. Hasil dari
penelitian ini berdasarkan analisis kelayakan usaha PLTSa untuk dua skenario
dapat disimpulkan bahwa Aspek Teknis, Aspek Pasar, Aspek Manajemen, Aspek
Finansial PLTSa Kota Bogor layak untuk dilakasanakan. Meskipun demikian
masih ada hal yang harus diperhatikan dan ditindak lanjuti agar proyek ini
berhasil direalisasikan yaitu proyek PLTSa ini harus diteliti lebih jauh dengan
menggunakan kajian dari aspek ekonomi dan aspek sosial lingkungan, cara-cara
pelaksanaan proyek dan pembiayaan, perjanjian kerjasama serta pengoperasian
PLTSa haruslah dibuat mekanisme yang jelas.
Adian Rindang (2011) melakukan penelitian yang berjudul: “ Identifikasi
Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik Studi Kasus di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara”. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang dibutuhkan dalam sistem
pengolahan sampah organik dan sampah anorganik di lingkunfan Fakultas
diagram kotak gelap (Black Box). Hasil dari penelitian ini diperoleh faktor-faktor
dominan yang mempengaruhi sistem pengolahan sampah yaitu karakteristik
sampah di lingkungan FP USU yaitu organik, kertas, lingkungan, plastik dan
karton kemudaina teknologi yang cocok diterapkan yaitu pengomposan bagi
sampah organik dan sampah anorganik dilakukan pemilahan untuk selanjutnya
dijadikan bahan baku industri barang daur ulang.
2.3 Kerangka Konseptual
Tanggung jawab sosial merupakan tindakan sosial sebuah perusahaan
kepada masyarakat luas. Keberadaan perusahaan sangat diharapkan oleh
masyarakat sekitarnya untuk memberikan manfaat bagi mereka, misalnya
pemberian pelayanan, peningkatan kegiatan ekonomi dan lain-lain.
Sampah merupakan semua material yang dibuang dari kegiatan rumah
tangga, perdagangan, industri dan kegiatan-kegiatan lain. Sementara itu
pembuangan sampah merupakan suatu tindakan/aktivitas yang dilakukan
seseorang untuk membuang barang-barang sisa/bekas yang tidak terpakai pada
tempatnya.
Sebagai pasar tradisional yang bergerak di bidang penjualan berbagai
macam ragam penjualan, maka hal tersebut di atas sangat berpengaruh terhadap
usaha kecil. Karena dengan adanya tanggung jawab yang besar terhadap para
konsumen dan tempat yang bersih dari sampah akan meningkatkan penjualan