MEDIA PEMBELAJARAN
KONSEP DAN PEMANFAATANNYA
1Dr. Zulrahmat Togala, M. Pd.2
A.Rasional
Peningkatan kualitas pembelajaran bagi guru dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya adalah peningkatan pemahaman pedagogis khususnya
konsep-konsep belajar dan pembelajaran, peningkatan kemampuan pengelolaan kelas
dengan pelatihan-pelatihan, ketersediaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang
pembelajaran, dan kemampuan melakukan inovasi pembelajaran termasuk
pemanfaatan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima
sehingga dapat merangsang pikiran. perasaan. perhatian. dan minat serta perhatian
siswa.
Penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi kualitas,
membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi,
merangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran
pada saat itu. Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput dari
pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh.
Hand out ini ditujukan untuk memberikan informasi berkaitan dengan konsep
dan pemanfaatan media pembelajaran. Pembahasan dibatasi pada proses komunikasi
sebagai hal terpenting dalam sebuah proses pembelajaaran. Selanjutnya digambarkan
secara singkat tentang pengertian media dan landasan teoritis penggunaan media,
serta manfaat media dalam pembelajaran. Pada bagian akhir diberikan contoh-contoh
media pembelajaran yang dapat dibuat sendiri oleh guru dari bahan-bahan yang
murah dan mudah ditemui serta memiliki manfaat yang tinggi untuk keberhasilan
tujuan pembelajaran.
B.Interaksi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Belajar merupakan sebuah proses perubahan perilaku individu yang
didapatkan dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya yang cenderung
bertahan lama. Perubahan perilaku dimaksud dapat diartikan sebagai pemerolehan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh dengan interaksi dan
komunikasi dengan berbagai sumber belajar. Proses belajar (learning processes)
pada prinsipnya melibatkan komunikasi dua pihak yakni siswa dan guru, dalam
interaksi tersebut terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang (guru sebagai
sumber pesan) kepada individu atau kelompok (siswa sebagai penerima pesan).
Pesan yang disampaikan berupa informasi materi belajar dari pengirim (sumber)
pesan. Pesan tersebut selanjutnya diubah dalam bentuk sandi-sandi atau
lambang-lambang seperti kata-kata, bunyi-bunyi, gambar, model dan sebagainya. Melalui
saluran (channel) sederhana seperti kertas dan papan tulis maupun saluran yang
memanfaatkan teknologi seperti radio, televisi, OHP, film. Selanjutnya pesan itu
diterima oleh penerima pesan melalui indera (mata dan telinga) untuk diolah,
sehingga pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dan
dipahami oleh si penerima pesan.
Gambar 1. Komunikasi sebagai sebuah sistem3
Gambar 1 menunjukan bahwa komunikasi merupakan sebuah sistem yang
didalamnya terdapat beberapa komponen yang terlibat, diantaranya komunikator,
3
pesan, saluran, komunikan, umpan balik dan gangguan/hambatan. Pesan yang
disampaikan oleh komunikator diteruskan oleh saluran sampai ke komunikan sebagai
penerima pesan. Dipahami atau tidaknya sebuah pesan oleh komunikan tergantung
dari feed back yang diberikan oleh komunikan. Feedback positif menunjukan bahwa
pesan dipahami dengan baik, sebaliknya feedback negatif menunjukkan pesan
mungkin saja tidak dipahami dengan benar. Untuk membantu penyampaian pesan
ini diperlukan saluran berupa media pembelajaran. Faktor yang dapat menyebabkan
pesan tidak dipahami dengan baik karena adanya noise dan barier atau hambatan dan
gangguan, noise ini dapat dialami oleh komunikator, bisa terjadi pada komunikan,
pada pesan juga pada channel. Misalnya siswa tidak mengerti apa yang dijelaskan
guru karena kondisi sakit, berarti gangguan ada pada komunikan, siswa tidak
menerima materi dengan jelas karena suara bising menyebabkan salurannya yang
terganggu. Guru tidak antusias, tidak bergairah sehingga siswa kurang mengerti apa
yang disampaikan guru, karena guru sedang ada masalah keluarga, gangguan ini
terjadi pada komunikator.
Selain faktor-faktor tersebut, terdapat juga beberapa faktor penghambat
komunikasi, yakni faktor psikologis, seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan,
inteligensi, pengetahuan dan faktor fisik seperti kelelahan, sakit, keterbatasan daya
indera dan cacat tubuh.4 Karena adanya berbagai jenis hambatan itu maka proses
interaksi dan komunikasi dalam pembelajaran tidak berjalan secara efektif dan
efisien. Berikut contoh dan non contoh proses komunikasi disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Proses komunikasi
4
C.Pengertian Media
Kata “media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara
sebuah sumber dan sebuah penerima.5 Banyak ahli yang memberikan batasan tentang
media pembelajaran. AECT (Association for Educational Communications and
Technology) memberikan batasan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan.6 Gagne mengartikan media sebagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar.
Senada dengan itu, Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan
perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar.7 Selanjutnya pengertian media juga
dikemukakan oleh pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan antara lain
media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Sementara itu pedapat berbeda dikemukakan oleh National
Educationa Association (NEA, 1969) bahwa media adalah sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya. Di sisi
lain Miarso (1989) mengemukakan pendapat bahwa media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.
Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur
pcralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya
(message/software). Dengan demikian media pembelajaran memerlukan peralatan
untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan
atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut. Perangkat lunak
(software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan
kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan
yang digunakan untuk menyajikan pesan bahan ajar tersebut. Sebagai contoh kertas
putih kosong yang tidak mengandung pesan/bahan ajar belum bisa disebut media
pembelajaran. Agar dapat disebut sebagai media pembelajaran maka kertas putih
Alan Januszewski, Michael Molenda. Educational Technology: A Definition with Comentary. New York: Lawrence Elrbaum Associates, 2008, hh. 40-41.
7
tersebut harus mengandung informasi atau pesan atau bahan ajar yang akan
disampaikan.
Dari berbagai pendapat di atas ditinjau dari konteks pembelajaran, dapat
disimpulkan bahwa: (a) media pembelajaran merupakan sarana bagi guru sebagai
pembawa pesan untuk menyampaikan; (b) materi atau bahan pembelajaran; (c) agar
pembelajaran lebih efektif dan efisien. Selanjutnya penggunaan media secara kreatif
akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan
apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan penampilan dalam melakukan
keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan pembelajaran.
D.Landasan Teoretis Penggunaan Media Pembelajaran
Pada bagian awal tulisan ini telah disebutkan bahwa pemerolehan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dapat terjadi karena interaksi dan komunikasi
dari berbagai sumber dan keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman
yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bunner ada tiga tingkatan utama modus
belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/ gambar
(iconic) dan pengalaman abstrak (symbolic).
Salah satu konsep yang dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan
media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience (kerucut pengalaman
Dale). (Dale, 1969). Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman
langsung (kongkret), kenyataan yang ada dalam lingkungan kehidupan seseorang
kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin
keatas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan.8
Dalam proses belajar dan interaksi mengajar belajar tidak harus selalu
dimulai dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang
paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi
dengan mempertimbangkan situasi belajarnya. Pengalaman langsung akan
memberikan kesan paling utuh dan bermakna mengenai informasi dan gagasan yang
tekandung dalam pengalaman itu, oleh karena itu melibatkan indera penglihatan,
pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Ini juga dikenal dengan Learning By
Doing. Kerucut pengalaman Dale disajikan pada Gambar 3.
8
Gambar 2. Cone’s experience Edgar Dale
E.Jenis-jenis Media Pembelajaran
1. Media Visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima
pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam bentuk-bentuk
visual. Selain itu fungsi media visual juga berfungsi untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, menggambarkan fakta yang mungkin dapat mudah
untuk dicerna dan diingat jika disajikan dalam bentuk visual. Jenis-jenis media
visual antara lain: Gambar atau foto, Sketsa, Diagram, Bagan, Grafik, Kartun,
Poster, Peta atau Globe, Papan Planel, Papan Buletin,
2. Media Audio adalah jenis media yang berhubungan dengan indera
pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan pada lambang-lambang
auditif. Jenis-jenis media audio antara lain: radio, alat perekam atau tape
recorder.
3. Media proyeksi diam: jenis-jenis media proyeksi diam antara lain adalah: film
bingkai, film rangkai, oht, opaque projektor, mikrofis.
4. Media proyeksi gerak dan audio visual: jenis-jenis media proyeksi gerak dan
5. Multimedia: Vaughan9 menjelaskan bahwa "multimedia adalah sembarang
kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi, dan video yang
diterima oleh pengguna melalui komputer. Sedangkan Heinich et al.10
mengatakan bahwa "multimedia merupakan penggabungan atau
pengintegrasian dua atau lebih format media yang terpadu seperti teks, grafik,
animasi dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem
komputer.
6. Benda: Benda-benda yang ada di alam sekitar dapat juga digunakan sebagai
media pembelajaran. seperti misalnya perekayasa, menurut smaldino et al.11
benda perekayasa benda-benda yang dapat dilihat dan dikelola dalam situasi
belajar seperti objek riil, model, dan kit multimedia.
F. Manfaat Media Pembelajaran
Perolehan pengetahuan siswa seperti yang digambarkan Edgar Dale dengan
kerucut pengalaman bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila pesan hanya
disampaikan melalui kata verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme.
Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna
yang terkandung didalamnnya. Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan
persepsi siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya siswa memiliki pengalaman yang lebih
konkrit, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan
tujuan. Secara umum media mempunyai kegunaan: (1) memperjelas pesan agar tidak
terlalu verbalistis; (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra;
(3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar; (4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori & kinestetiknya; (5) memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
Media and New Technologies of Instruction. New Jersey: John Willey & Sons, 1982.
11
Branch mengemukakan bahwa alasan pemilihan media karena memiliki
manfaat: (1) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran; (2) menguatkan
pengetahuan dan keterampilan; (3) mengakomodasi berbagai gaya belajar.12
G.Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Kriteria yang penting untuk dipertimbangkan dalam memilih media
pembelajaran yang akan di gunakan di kelas adalah dukungan terhadap isi bahan
pelajaran dan kemudahan dalam memerolehnya. Apabila media yang sesuai belum
tersedia, maka guru perlu berupaya untuk mengembangkannya sendiri. Diantara
faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media yang tepat diantaranya adalah:
kesesuaian dengan tujuan, kesesuaian dengan materi, kesesuaian dengan karakteristik
siswa, kesesuaian dengan teori, kesesuaian dengan gaya belajar siswa, dan
kesesuaian dengan fasilitas.
Prinsip-prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jenis media
yang akan di gunakan dalam proses pembelajaran adalah: (1) identifikasi dan batasi
topik bahasan; (2) tentukan tujuan yang ingin dicapai; (3) identifikasi karakteristik
siswa yang akan menggunakan media; (4) tentukan media apa yang paling sesuai
untuk mencapai tujuan; (5) menyiapkan alur/urutan penyampaian media disesuaikan
urutan materi/topik pembelajaran; (6) menentukan orang yang akan membantu
menyiapkan media secara keseluruhan.13
H.Contoh Pengembangan Media Pembelajaran.
Pembelajaran dewasa ini menuntut guru untuk tanggap terhadap perubahan.
Pada konteks pembelajaran konvensional guru memiliki peran yang sangat dominan,
sebagai penyampai pesan dengan menggunakan komunikasi langsung, dengan kata
lain guru satu-satunya sumber belajar bagi siswa, pola ini mengakibatkan siswa
kurang aktif, seperti halnya analogi gelas yang siap diisi air.
Pembelajaran seharusnya memandang siswa sebagai individu yang aktif,
memiliki kemampuan dan potensi yang menantang untuk dieksplorasi secara
optimal. Dengan demikian peran guru menjadi lebih luas sebagai desainer
pembelajaran yang mampu merancang sebuah pembelajaran yang baik termasuk
merancang media pembelajaran.
Media yang dapat dibuat guru tidak terbatas jenis dan bentuknya, bergantung
pada hasil pemilihan yang mana yang lebih tepat. Dari sekian banyak media yang
cocok untuk jenjang Sekolah Dasar diantaranya adalah media grafis seperti poster,
bagan, diagram, kartun, flipchart, dan lain-lain. Selain itu disekolah-sekolah juga
sudah tersedia paket media pembelajaran seperti Kit Pembelajaran.
Berikut contoh media pembelajaran sederhana yang dapat dibuat guru dengan
memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapatkan. Media Grafis.
Media latihan penunjukan waktu
Media Flipchart
Kit Pembelajaran
I. Kesimpulan
Proses belajar pada prinsipnya melibatkan komunikasi dua pihak yakni siswa
dan guru, dalam interaksi tersebut terjadi proses penyampaian pesan, Untuk
membantu penyampaian pesan ini diperlukan saluran berupa media pembelajaran.
Pemilihan media yang tepat dari seorang guru memiliki manfaat: (1)
meningkatkan kualitas pembelajaran; (2) menguatkan pengetahuan dan keterampilan;
dan (3) mengakomodasi perbedaan individu siswa.
Kriteria yang penting untuk dipertimbangkan dalam memilih media
pembelajaran yang akan di gunakan di kelas adalah dukungan terhadap isi bahan
pelajaran dan kemudahan dalam memerolehnya. Apabila media yang sesuai belum
tersedia, maka guru perlu berupaya untuk mengembangkannya sendiri.
Pembelajaran seharusnya memandang siswa sebagai individu yang aktif,
optimal. Dengan demikian peran guru menjadi lebih luas sebagai desainer
pembelajaran yang mampu merancang sebuah pembelajaran yang baik termasuk
merancang media pembelajaran.
J. Daftar Pustaka
Arsyad. A. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.
Branch, Robert M. Instructional Design: The ADDIE Approach. New York:
Springer, 2009.
Heinich, R., Molenda, M., Russell, J.D. Smaldino, S. E. Instructional Media and
New Technologies of Instruction. New Jersey: John Willey & Sons, 1982.
Januszewski, A., Molenda. M. Educational Technology: A Definition with
Comentary. New York: Lawrence Elrbaum Associates, 2008.
Sadiman A. S. Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan dan pemanfaatannya.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Smaldino, S.E., Lowther, D.L., Russell, J. D.. Instructional Technology & Media for
Leraning. Terjemahan: Arif Rahman. Jakarta: Perdana Media Group, 2011.
Susilana, R., dan Riyana, C. Media Pembelajaran: Hakikat, pengembangan,
Pemanfaatan dan penilaian. Bandung: Wacana Prima, 2007.
Vaughan, Tay. Multimedia: Making it Work, 6th Editions, New York McGraw-Hill