IDENTIFIKASI RUANG HALAMAN DEPAN BERDASARKAN TEORI MARCUS
DAN WISCHEMANN
1Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
Bobby Riandy
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jalan Perpustakaan Gedung J, Medan
[email protected] , [email protected]
ABSTRAK
Ruang, pada dasarnya terjadi oleh adanya hubungan antara sebuah obyek dan manusia yang melihatnya. Hubungan itu mula-mula ditentukan oleh penglihatan, tetapi bila ditinjau dari pengertian ruang secara arsitektur, maka hubungan tersebut dapat dipengaruhi oleh penciuman, pendengaran dan perabaan (Ashihara,1974). Seperti kebanyakan aktivitas-aktivitas yang biasanya dilakukan didalam rumah (bekerja, belajar, pernikahan, kelahiran dan ritual kematian) telah dipindahkan ke tempat dengan fungsi spesial, begitu juga dengan aktivitas-aktivitas publik dari piazza utama (jual-beli, pertunjukan-pertunjukan, olahraga, dan pertemuan) juga telah dipindahkan ke tempat dengan fungsi spesial (pusat perbelanjaan, stadium, hotel dan pusat konferensi, taman perumahan, dan lapangan sekolah). (Marcus dan Francis, 1998). Marcus dan Wischemann (1983) mengusulkan konsep desain "home base", yaitu bahwa setiap mahasiswa, dosen dan karyawan memiliki pekerjaan atau home base di sekitar sirkulasi kegiatan kampus sehari-harinya. Untuk mahasiswa, home base biasanya merupakan departemen utama mahasiswa tersebut. Setiap bangunan dapat dilihat sebagai sebuah rumah, dan tempat lansekap yang berdekatan sebagai "beranda depan" dan "halaman depan dan belakang". penelitian mencoba mengidentifikasi ruang Halaman Depan dengan cara mengeksplorasi ruang-ruang terbuka pada setiap Fakultas di Universitas Sumatera Utara saat ini. Obyek yang dijadikan sebagai studi kasus pada penelitian ini adalah ruang depan seluruh Fakultas di Universitas Sumatera Utara. Sedangkan subyek dari penelitian ini adalah pengguna ruang yang dijadikan sebagai objek penelitian di seluruh Fakultas Universitas Sumatera Utara.
Keywords: Ruang Terbuka, Ruang Terbuka Kampus, Home Base, Halaman Depan
ABSTRACT
Space, basically occurs by the relationship between an object and a man who saw it. The relationship is initially determined by sight, but when viewed from the sense of space in architecture, then the relationship may be influenced by olfactory, auditory and tactile (Ashihara, 1974). Like most of the activities that are usually done in the house has been moved to a place with a special function, as well as with the public activities of the main piazza have also been moved to a place with special functions (shopping center, stadium, hotel and conference center, housing parks and school grounds). (Marcus and Francis, 1998). Marcus and Wischemann (1983) proposed a design concept "home base", which is that every student, faculty and staff have a job or a home base around campus circulation daily activities. For students, home base is usually the main department of the student. Each building can be seen as a house, and the adjacent landscape as a "front porch" and "front and back yard". the study tried to identify the front yard by exploring open spaces in every faculty at the University of North Sumatra today. Objects that serve as a case study in this research is the front room of the whole faculty at the University of North Sumatra. While the subject of this research is the user in space that serve as the object of research in the entire Faculty of the University of North Sumatra.
Keywords: Open Space, Campus Outdoor Space, Home Base, Front Yard PENDAHULUAN
Ruang, pada dasarnya terjadi oleh adanya hubungan antara sebuah obyek dan manusia yang melihatnya. Hubungan itu mula-mula
ditentukan oleh penglihatan, tetapi bila ditinjau dari pengertian ruang secara arsitektur, maka hubungan tersebut dapat dipengaruhi oleh penciuman, pendengaran dan perabaan (Ashihara,1974)
▸ Baca selengkapnya: halaman depan raport sd
(2)Pada hakekatnya, ruang dibagi menjadi dua bagian yang mendasar, yaitu: ruang luar dan ruang dalam. Masing-masing dari dua bagian tersebut mempunyai elemen-elemen pencipta arsitektur yang sama, yaitu: lantai, dinding dan atap. Ruang luar merupakan definisi umum, termasuk di dalamnya ruang terbuka. Ruang terbuka merupakan bagian ruang luar yang mempunyai batas-batas tertentu juga terdapat fungsi, maksud dan kehendak manusia (Ashihara,1974). Dan contoh ruang terbuka menurut Shirvani (1985) adalah landscape, jalan, sidewalk, taman, tempat parkir dan area rekreasi.
Hasil penelitian Marcus dan Wischemann (1983) menyatakan sebuah perbedaan di antara ruang dalam dan ruang terbuka, di mana ruang dalam identik dengan perasaan “tertutup”, “membosankan”, “frustasi”, “gugup”, sedangkan ruang terbuka lebih identik dengan perasaan “tenang”, “hening”, “rileks”, “penuh kedamaian”, “hijau”, “nyaman”, “tentram”. Perbedaan pengalaman semacam ini mungkin bagi sebagian kita terjadi karena bangunan “mengharapkan” sesuatu dari kita (belajar, bekerja, mengajar, menjawab panggilan, rapat), sedangkan ruang terbuka tidak mengharapkan apa-apa dan karenanya bisa menjadi obat penenang dari bekerja dan belajar yang menyebabkan stress.
Marcus dan Wischemann (1983) mengusulkan konsep desain "home base", yaitu bahwa setiap mahasiswa, dosen dan karyawan memiliki pekerjaan atau home base di sekitar sirkulasi kegiatan kampus sehari-harinya. Untuk mahasiswa, home base biasanya merupakan departemen utama mahasiswa tersebut. Setiap bangunan dapat dilihat sebagai sebuah rumah, dan tempat lanskap yang berdekatan sebagai "beranda depan" dan "halaman depan dan belakang".
Menurut Marcus dan Wischemann (1983), manusia memiliki kebutuhan tertentu akan ruang-ruang terbuka di mana mereka merasa seperti di rumah dan yang mana mereka dapat kembali dengan mudah untuk bertemu dengan teman-teman tertentu atau hanya untuk berelaksasi. Halaman depan memiliki area serta aktivitas yang dilakukanpun lebih privat dibandingkan beranda depan. Disini pengguna dapat berbincang secara privat dengan teman, menikmati cahaya matahari atau tidur, makan,
belajar, atau mengadakan pertemuan kelas yang dekat dengan home base-nya. Jelas sekali, perubahan lingkungan sangat penting bagi kesehatan mental serta tingkat stress pengguna. Untuk beberapa orang, ide dari kegiatan berjemur atau relaksasi pada ruang publik mungkin terlarang, tetapi beristirahat, bermeditasi, atau melamun di tempat yang akrab yang terasa seperti home base, disekitar orang-orang yang dikenal, mungkin lebih dapat diterima. Konsep dari halaman depan mungkin paling penting untuk mahasiswa pascasarjana dan staf pengajar, yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di kampus di dalam ataupun disekitar bangunan tunggal.
Universitas Sumatera Utara merupakan universitas yang terletak di Medan dan juga merupakan salah satu universitas terbaik di Sumatera saat ini. Universitas Sumatera Utara saat ini telah memiliki 13 fakultas. Pada perkembangannya, hal yang paling dipengaruhi dengan perkembangan tersebut adalah kebutuhan akan ruang-ruang terbuka pada kampus Universitas Sumatera Utara karena banyaknya aktivitas yang terjadi dengan variasi kegiatan yang berbeda-beda.
Melihat kepada teori yang dikemukan oleh Marcus dan Wischemann, pengidentifikasian halaman depan pada fakultas-fakultas di Universitas Sumatera Utara menjadi penting untuk diteliti agar diketahui bagaimanakah penerapan konsep home base pada halaman depan setiap fakultas di Universitas Sumatera Utara.
TINJAUAN PUSTAKA
Ruang Terbuka
Pengertian “ruang“ (space) sangatlah luas dan beragam. Ruang atau space dan berdasarkan terminologinya berasal dari istilah latin yaitu spatium. Sedangkan dari istilah space itu sendiri berarti suatu bentuk tiga demensi, permukaan luas yang menerus memanjang ke segala arah dan berisikan segala sesuatu: dengan berbagai cara dipikirkan sebagai sesuatu yang tak terbatasi. Atau juga dapat berarti berjarak, bidang yang luas, atau area di antara, di atas atau didalamnya (Webster’s New World College Dictionary. NY: Macmillan. 1996:1284).
▸ Baca selengkapnya: contoh halaman depan raport
(3)lantai, dinding dan langit-langit. Pengertian tersebut tentunya tidak secara langsung menjadi pengertian melalui pembatasan yang jelas secara fisik yang berpengaruh pada pembatasan secara visual. Elemen pembatas tersebut tidak selalu bersifat nyata dan utuh akan tetapi dapat bersifat partial dan simbolik. (Ashihara, Y. the Aesthetic Townscape. MIT. 1983:3 ).
Pada hakekatnya, ruang dibagi menjadi dua bagian yang mendasar, yaitu: ruang luar dan ruang dalam. Masing-masing dari dua bagian tersebut mempunyai elemen-elemen pencipta arsitektur yang sama, yaitu: lantai, dinding dan atap. Ruang dalam pada umumnya dikatakan interior yang mempunyai batasan yang sangat jelas, sedangkan ruang luar dapat bersifat meluas atau menyempit (Ashihara,1974).
Ruang luar merupakan definisi umum, termasuk di dalamnya ruang terbuka. Ruang terbuka merupakan bagian ruang luar yang mempunyai batas-batas tertentu juga terdapat fungsi, maksud dan kehendak manusia. Batas-batas itu ditandai oleh frame yang disebut di atas. Pandangan kita ke dalam frame menjadi ruang positif. Dan ruang di luar frame tersebut bersifat meluas dan tak terhingga, disebut sebagai ruang negatif (Ashihara,1974).
Ruang terbuka atau open space merupakan lahan tanpa atau dengan sedikit bangunan atau dengan jarak bangunan yang saling berjauhan; ruang terbuka ini dapat berupa pertamanan, tempat olah raga, tempat bermain anak-anak atau playground, perkuburan dan daerah hijau pada umunya yang biasa disebut dengan ruang terbuka hijau (Ashihara,1974).
Di Amerika Utara, beberapa peneliti telah berargumentasi bahwa privatisasi kehidupan kontemporer telah membuat ruang publik tidak lagi berfungsi. (Chidister, 1988). Yang tersisa dari ruang terbuka perkotaan adalah ruang terbuka yang terpisah dan tidak terhubung dan digunakan umumnya oleh satu segmen populasi (pegawai kantor), dan hanya saat hari kerja selama jam makan (Marcus dan Francis, 1998). Seperti kebanyakan aktivitas-aktivitas yang biasanya dilakukan didalam rumah (bekerja, belajar, pernikahan, kelahiran dan ritual kematian) telah dipindahkan ke tempat dengan fungsi spesial, begitu juga dengan aktivitas-aktivitas publik dari piazza utama (jual-beli, pertunjukan-pertunjukan, olahraga, dan
pertemuan) juga telah dipindahkan ke tempat dengan fungsi spesial (pusat perbelanjaan, stadium, hotel dan pusat konferensi, taman perumahan, dan lapangan sekolah). (Marcus dan Francis, 1998)
Berikut adalah 7 jenis ruang terbuka perkotaan menurut Marcus dan Francis (1998) :
1. Neighborhood park
Didominasi oleh elemen lansekap lunak berupa rumput, pohon dan area tanaman, biasanya terletak di sebuah perumahan dan detail dan diberikan perabotan untuk beberapa jenis aktivitas (olahraga, bermain, berjalan) dan aktivitas pasif (duduk, berjemur, beristirahat). 2. Minipark
Taman kecil dengan ukuran satu hingga tiga rumah, secara prinsip digunakan oleh pejalan kaki lokal. Digunakan terutama oleh anak-anak dan remaja.
3. Urban plaza
Dominan berupa ruang terbuka dengan permukaan keras di daerah perkotaan, umumnya didirikan sebagai bagian dari bangunan tinggi yang baru. Plaza sejenis ini biasanya bersifat privat tetapi umumnya dapat diakses oleh publik.
4. Campus outdoor space
Elemen keras dan lunak dari lansekap kampus yang bisa digunakan untuk berjalan atau untuk belajar, relaksasi dan pertemuan sosial.
5. Elderly housing outdoor space
Ruang terbuka untuk berjalan, duduk, melihat-lihat, berkebun, dan sejenisnya, terhubung dengan – dan untuk penggunaan ekslusif dari – perumahan untuk orang tua.
6. Child care open space
Area bermain luar dari pusat penitipan anak, biasanya termasuk didalamnya area dengan permukaan keras dan lunak dan beberapa perlengkapan bermain yang tetap dan dapat dipindahkan. Fokus utamanya adalah sekolah anak usia dini (tiga hingga lima tahun).
7. Hospital outdoor space
Sebuah halaman, kebun, atau taman yang merupakan bagian dari rumah sakit. Ruang sejenis ini biasanya disediakan untuk digunakan oleh pasien, pengunjung, staff, dan masyarakat umum. Mereka mempunyai fungsi terapis dan sosial. Mereka dapat didominasi oleh permukaan keras atau lunak atau kombinasi, tergantung lokasi dan banyaknya penggunaan.
Bagaimanapun model yang dipilih dan bagaimana pun tapak, lokasi, atau daerah, sebuah rencana kampus akan hampir selalu berupa beberapa susunan dari bangunan-bangunan dengan ruang-ruang yang terbentuk di antaranya. Dikarenakan sering kali diabaikan dalam perencanaan dan perancangan kampus, ruang-ruang terbuka ini – fungsinya sebagai sirkulasi, tempat belajar, relaksasi, dan fungsi estetika – perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar daripada yang saat ini diterima. Observasi pada banyak kampus mengindikasikan bahwa banyak kegiatan relaksasi, pertemuan-pertemuan, hiburan, dan kegiatan belajar disela-sela waktu menunggu kelas dilakukan di ruang terbuka, ketika cuaca mendukung (Marcus dan Wischemann, 1983) Marcus dan Wischemann (1983) mengusulkan konsep desain "home base", yaitu bahwa setiap mahasiswa, dosen dan karyawan memiliki pekerjaan atau home base di sekitar sirkulasi kegiatan kampus sehari-harinya. Untuk mahasiswa, home base biasanya merupakan departemen utama mahasiswa tersebut. Setiap bangunan dapat dilihat sebagai sebuah rumah, dan tempat lansekap yang berdekatan sebagai "beranda depan" dan "halaman depan dan belakang".
Halaman depan memiliki area serta aktivitas yang dilakukan lebih privat dibandingkan beranda depan. Disini pengguna dapat berbincang secara privat dengan teman, menikmati cahaya matahari atau tidur, makan, belajar, atau mengadakan pertemuan kelas yang dekat dengan home base-nya. Jelas sekali, perubahan lingkungan sangat penting bagi kesehatan mental serta tingkat stress pengguna (Marcus dan Wischemann, 1983).
Hasil penelitian Marcus dan Wischemann (1983) menyatakan sebuah perbedaan di antara ruang dalam dan ruang terbuka, di mana ruang dalam identik dengan perasaan “tertutup”, “membosankan”, “frustasi”, “gugup”, sedangkan ruang terbuka lebih identik dengan perasaan “tenang”, “hening”, “rileks”, “penuh kedamaian”, “hijau”, “nyaman”, “tentram”. Perbedaan pengalaman semacam ini mungkin bagi sebagian kita terjadi karena bangunan “mengharapkan” sesuatu dari kita (belajar, bekerja, mengajar, menjawab panggilan, rapat), sedangkan ruang terbuka tidak mengharapkan apa-apa dan karenanya bisa menjadi obat
penenang dari bekerja dan belajar yang menyebabkan stress.
Untuk beberapa orang, ide dari kegiatan berjemur atau relaksasi pada ruang publik mungkin terlarang, tetapi beristirahat, bermeditasi, atau melamun di tempat yang akrab yang terasa seperti home base, disekitar orang-orang yang dikenal, mungkin lebih dapat diterima. Konsep dari halaman depan mungkin paling penting untuk mahasiswa pascasarjana dan staf pengajar, yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di kampus di dalam ataupun disekitar bangunan tunggal (Marcus dan Wischemann, 1983).
Dalam penelitiannya, Marcus dan Wischemann (1983) menyatakan bahwa sama dengan orang-orang pada sebuah perumahaan, mahasiswa dan staf pengajar juga merasa nyaman di wilayah rumah mereka karena mereka melihat orang-orang yang mereka kenal disana. Tetapi mereka merasa, bahkan lebih penting daripada di daerah perumahaan, orang-orang menjadi terhubung dengan sebuah area dari kampus karena mereka menggunakan ruang terbuka sebagai sebuah tempat beristirahat maupun ruang untuk berjalan – yang artinya, mereka menjadi akrab dengan tanda-tanda, suara-suara, sensasi-sensasi, dan gambaran visual ketika duduk, berelaksasi, makan, ataupun berbincang-bincang.
Menurut Marcus dan Wischemann (1983), manusia memiliki kebutuhan tertentu akan ruang-ruang terbuka di mana mereka merasa seperti di rumah dan yang mana mereka dapat kembali dengan mudah untuk bertemu dengan teman-teman tertentu atau hanya untuk berelaksasi.
Marcus dan Wischemann (1983) menyatakan beberapa karakteristik dari front yard yang dapat dijadikan variabel dalam penelitian ini. Karakteristik tersebut antara lain, yaitu :
1. Merupakan transisi atau buffer antara ruang privat dan publik.
2. Di front yard (halaman depan), seseorang dapat melakukan perbincangan pribadi, berjemur atau tidur, makan, belajar, melakukan pertemuan kelas.
4. Merupakan area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory.
5. Orientasi pejalan kaki sangat mempengaruhi persepsi dari para pengguna terhadap halaman depan dari sebuah kampus. Oleh karena itu, front yard atau halaman depan harus berada disirkulasi utama.
6. Para pengguna merasa seperti berada dirumah dan mereka dapat kembali dengan mudah setiap harinya. Dengan begitu, halaman depan adalah suatu area yang mudah untuk diakses oleh pengguna.
7. Penyusun rumput-rumputan, tanaman, dan jalan setapak harus menyarankan sebuah gagasan dari halaman depan. Harus ada cukup petunjuk visual untuk pengguna-pengguna dari sebuah bangunan tertentu agar dapat secara mudah diklaim dan para pengguna merasa nyaman di ruang ini. 8. Area rumput yang mendapatkan cahaya
matahari total, ditambah area rumput lainnya yang secara penuh atau sebagian terlindungi dari cahaya matahari.
9. Terdapat bangku dan tempat duduk bersandaran dinding di setiap kesempatan di sekitar batas-batas dari ruang ini, atau disekitar basis dari pohon-pohon besar tertentu.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Creswell (2007), penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang – oleh sejumlah individu atau sekelompok orang – dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Data-data pada penelitian kualitatif yang dikumpulkan oleh peneliti selama penelitian akan dideskripsikan berdasarkan fakta yang ada dilapangan serta dihubungkan dengan landasan teori yang dijadikan sebagai arahan awal untuk mendapatkan suatu kesimpulan atas fenomena yang diteliti.
Pendekatan penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah pendekatan studi kasus, di mana penelitian mencoba mengidentifikasi ruang Halaman Depan dengan cara mengeksplorasi ruang-ruang terbuka pada setiap Fakultas di Universitas Sumatera Utara saat ini. Obyek yang dijadikan sebagai studi kasus pada penelitian ini adalah ruang depan seluruh
Fakultas di Universitas Sumatera Utara. Sedangkan subyek dari penelitian ini adalah pengguna ruang depan seluruh Fakultas di Universitas Sumatera Utara.
Gambar 1: Lokasi Penelitian (Sumber: Google Earth)
Kampus USU berlokasi di Padang Bulan, sebuah area yang hijau dan rindang seluas 120 ha yang terletak di tengah Kota Medan. Zona akademik seluas 90 ha menampung hampir seluruh kegiatan perkuliahan dan praktikum mahasiswa. USU memiliki 14 fakultas yaitu: 1. Kedokteran, 2. Hukum, 3. Pertanian, 4. Teknik, 5. Kedokteran Gigi, 6. Ekonomi, 7. Sastra, 8. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 9. Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 10. Kesehatan Masyarakat, 11. Farmasi, 12. Psikologi, 13. Keperawatan, 14. Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (www.usu.ac.id).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fakultas Kedokteran
Berdasarkan data yang didapat dari observasi lapangan, maka terdapat beberapa karakteristik dari ruang Fakultas Kedokteran tersebut yang memenuhi karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Analisis karakteristik tersebut antara lain: (1) merupakan transisi atau buffer antara ruang privat dan publik; (2) front yard atau halaman depan berada disirkulasi utama; (3) mudah untuk diakses oleh pengguna; (4) memiliki petunjuk visual untuk pengguna-pengguna; (5) terdapat elemen ruang terbuka berupa kursi, tempat duduk bersandaran, meja, dan lampu; (6) area yang familiar bagi para
1
5
4
3
2 6
7 8
9 10
11
12
13
penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory.
Karakteristik yang tidak dipenuhi ruang Fakultas Kedokteran adalah area rerumputan, menciptakan suasana yang tentram, dan melakukan kegiatan yang pribadi. Karakteristik yang tidak terpenuhi dikarenakan oleh material dan fungsi dari ruang Fakultas Kedokteran tersebut, material paving blok dan aspal membuat ruang ini berfungsi sebagai tempat parkir yang secara langsung tidak menciptakan ketentraman dan kegiatan yang pribadi meskipun terdapat kursi.
Terlihat bahwa dari 8 karakteristik, ruang Fakultas Kedokteran telah memenuhi 6 karakteristik yang penting sehingga ruang Fakultas Kedokteran dapat dikatakan sebagai ruang halaman depan Fakultas Kedokteran meskipun secara material dan secara suasana masih tidak sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983).
Fakultas Hukum
Berdasarkan data yang didapat dari observasi lapangan, maka terdapat beberapa karakteristik dari ruang Fakultas Hukum tersebut yang memenuhi karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Analisis karakteristik tersebut antara lain: (1) merupakan transisi atau buffer antara ruang privat dan publik; (2) front yard atau halaman depan berada disirkulasi utama; (3) mudah untuk diakses oleh pengguna; (4) area rumput yang mendapatkan cahaya matahari; (5) terdapat elemen ruang terbuka berupa kursi, tempat duduk bersandaran, meja, dan lampu; (6) area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory; (7) menciptakan suasana yang tenang, tentram, rileks, damai, dan nyaman bagi para penggunanya.
Terlihat bahwa dari 8 karakteristik, ruang Fakultas Hukum memenuhi 7 karakteristik yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983) sehingga dapat dijadikan sebagai ruang halaman depan Fakultas Hukum meskipun masih perlu diberikan petunjuk visual yang baik serta menata dan menjaga kebersihannya.
Fakultas Pertanian
Berdasarkan data yang didapat dari observasi lapangan, maka terdapat beberapa karakteristik dari ruang Fakultas Pertanian tersebut yang memenuhi karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Analisis karakteristik tersebut antara lain: (1) merupakan transisi atau buffer antara ruang privat dan publik; (2) front yard atau halaman depan berada disirkulasi utama; (3) mudah untuk diakses oleh pengguna; (4) memiliki petunjuk visual untuk pengguna-pengguna; (5) area rumput yang mendapatkan cahaya matahari; (6) terdapat elemen ruang terbuka berupa kursi, tempat duduk bersandaran, meja, dan lampu; (7) area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory; (8) menciptakan suasana yang tenang, tentram, rileks, damai, dan nyaman bagi para penggunanya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 8 karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983), ruang Fakultas Pertanian memenuhi 8 karakteristik tersebut baik dari material, letak, akses maupun petunjuk visual sehingga ruang ini dapat dikatakan sebagai ruang halaman depan Fakultas Pertanian.
Fakultas Teknik
Berdasarkan data yang didapat dari observasi lapangan, maka terdapat beberapa karakteristik dari ruang Fakultas Teknik tersebut yang memenuhi karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Analisis karakteristik tersebut antara lain: (1) merupakan transisi atau buffer antara ruang privat dan publik; (2) front yard atau halaman depan berada disirkulasi utama; (3) mudah untuk diakses oleh pengguna; (4) memiliki petunjuk visual untuk pengguna-pengguna; (5) terdapat elemen ruang terbuka berupa kursi, tempat duduk bersandaran, meja, dan lampu; (6) area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory; (7) menciptakan suasana yang tenang, tentram, rileks, damai, dan nyaman bagi para penggunanya.
dikatakna sebagai ruang halaman depan Fakultas Teknik, meskipun terdapat karakteristik material penutup lantai berupa rerumputan yang tidak dipenuhi.
Fakultas Kedokteran Gigi
Berdasarkan data yang didapat dari observasi lapangan, maka terdapat beberapa karakteristik dari ruang Fakultas Kedokteran Gigi tersebut yang memenuhi karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Analisis karakteristik tersebut antara lain: (1) merupakan transisi atau buffer antara ruang privat dan publik; (2) front yard atau halaman depan berada disirkulasi utama; (3) mudah untuk diakses oleh pengguna; (4) memiliki petunjuk visual untuk pengguna-pengguna; (5) area rumput yang mendapatkan cahaya matahari; (6) terdapat elemen ruang terbuka berupa kursi, tempat duduk bersandaran, meja, dan lampu; (7) area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory; (8) menciptakan suasana yang tenang, tentram, rileks, damai, dan nyaman bagi para penggunanya.
Dari hasil analisis ruang Fakultas Kedokteran Gigi memenuhi seluruh karakteristik dari 8 karakteristik dari ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Secara keseluruhan, ruang Fakultas Kedokteran Gigi ini dapat dikatakan sebagai ruang halaman depan Fakultas Kedokteran Gigi meskipun material tersebut sebagian besar adalah material aspal.
Fakultas Ekonomi
Berdasarkan data yang didapat dari observasi lapangan, maka terdapat beberapa karakteristik dari ruang Fakultas Ekonomi tersebut yang memenuhi karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Analisis karakteristik tersebut antara lain: (1) merupakan transisi atau buffer antara ruang privat dan publik; (2) front yard atau halaman depan berada disirkulasi utama; (3) mudah untuk diakses oleh pengguna; (4) area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory; (5) menciptakan suasana yang tenang, tentram, rileks, damai, dan nyaman bagi para penggunanya.
Dari hasil analisis terlihat bahwa dari 8 karakteristik ruang halaman depan yang
dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983), ruang Fakultas Ekonomi memenuhi hanya 5 karakteristik. 3 karakteristik yang tidak dipenuhi oleh ruang Fakultas Ekonomi adalah petunjuk visual, material dan elemen ruang terbuka. 3 karakteristik tersebut merupakan karakteristik minor dan 5 karakteristik yang dipenuhi lebih penting sehingga ruang Fakultas Ekonomi ini dapat dikatakan sebagai ruang halaman depan Fakultas Ekonomi.
Fakultas Sastra
Berdasarkan data yang didapat dari observasi lapangan, maka terdapat beberapa karakteristik dari ruang Fakultas Sastra yang memenuhi karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Analisis karakteristik tersebut antara lain: (1) merupakan transisi atau buffer antara ruang privat dan publik; (2) front yard atau halaman depan berada disirkulasi utama; (3) mudah untuk diakses oleh pengguna; (4) memiliki petunjuk visual untuk pengguna-pengguna; (5) area rumput yang mendapatkan cahaya matahari; (6) area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory; (7) menciptakan suasana yang tenang, tentram, rileks, damai, dan nyaman bagi para penggunanya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ruang Fakultas Sastra memenuhi 7 dari 8 karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Karateristik yang tidak dipenuhi oleh ruang Fakultas Sastra hanyalah tidak tersedia elemen ruang terbuka kursi dan meja, namun ruang halaman depan tetap dapat berfungsi meskipun tidak memiliki kursi dan meja karena mahasiswa juga dapat beraktivitas di rerumputan ataupun dibawah pohon. Maka dengan begitu, ruang Fakultas Sastra dapat dikatakan sebagai ruang halaman depan Fakultas Sastra.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
berada disirkulasi utama; (3) mudah untuk diakses oleh pengguna; (4) memiliki petunjuk visual untuk pengguna-pengguna; (5) area rumput yang mendapatkan cahaya matahari; (6) terdapat elemen ruang terbuka berupa kursi, tempat duduk bersandaran, meja, dan lampu; (7) area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory; (8) menciptakan suasana yang tenang, tentram, rileks, damai, dan nyaman bagi para penggunanya.
Analisis menunjukkan bahwa dari 8 karakteristik ruang halaman depan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983), ruang Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam memenuhi semua karakteristik tersebut sehingga ruang tersebut dapat dikatakan sebagai ruang halaman depan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu-ilmu Politik
Berdasarkan data yang didapat dari observasi lapangan, maka terdapat beberapa karakteristik dari ruang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu-ilmu Politik yang memenuhi karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Analisis karakteristik tersebut antara lain: (1) merupakan transisi atau buffer antara ruang privat dan publik; (2) front yard atau halaman depan berada disirkulasi utama; (3) mudah untuk diakses oleh pengguna; (4) memiliki petunjuk visual untuk pengguna-pengguna; (5) area rumput yang mendapatkan cahaya matahari; (6) terdapat elemen ruang terbuka berupa kursi, tempat duduk bersandaran, meja, dan lampu; (7) area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory; (8) menciptakan suasana yang tenang, tentram, rileks, damai, dan nyaman bagi para penggunanya.
Dilihat dari hasil analisis, ruang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu-ilmu Politik memenuhi 8 karakteristik dari ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Hal ini menyatakan bahwa ruang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu-ilmu Politik dapat dikatakan sebagai ruang halaman depan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu-ilmu Politik.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Berdasarkan data yang didapat dari observasi lapangan, maka terdapat beberapa karakteristik dari ruang Fakultas Kesehatan Masyarakat yang memenuhi karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Analisis karakteristik tersebut antara lain: (1) merupakan transisi atau buffer antara ruang privat dan publik; (2) front yard atau halaman depan berada disirkulasi utama; (3) mudah untuk diakses oleh pengguna; (4) memiliki petunjuk visual untuk pengguna-pengguna; (5) area rumput yang mendapatkan cahaya matahari; (6) area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory; (7) menciptakan suasana yang tenang, tentram, rileks, damai, dan nyaman bagi para penggunanya.
Dari hasil analisis diketahui bahwa dari 8 karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983), ruang Fakultas Kesehatan Masyarakat memenuhi 7 karakteristik yang penting sehingga ruang Fakultas Kesehatan Masyarakat dapat dikatakan sebagai ruang halaman depan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Tidak adanya elemen pendukung aktivitas ruang terbuka tidak bisa menentukan tidak adanya aktivitas sehingga ruang Fakultas Kesehatan Masyarakat masih memenuhi karakteristik sebagai ruang halaman depan.
Fakultas Farmasi
Berdasarkan data yang didapat dari observasi lapangan, maka terdapat beberapa karakteristik dari ruang Fakultas Farmasi yang memenuhi karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Analisis karakteristik tersebut antara lain: (1) merupakan transisi atau buffer antara ruang privat dan publik; (2) front yard atau halaman depan berada disirkulasi utama; (3) mudah untuk diakses oleh pengguna; (4) area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory.
pada ruang Fakultas Farmasi ini. Keberadaan ruang Fakultas Farmasi yang berada diantara sirkulasi utama yang dapat mengarah ke fakultas lain menyebabkan ruang ini menjadi penting karena menyediakan transisi bagi para pengguna gedung utama Fakultas Farmasi sehingga mereka mengetahui bahwa mereka telah sampai ke Fakultas Farmasi.
Fakultas Psikologi
Berdasarkan data yang didapat dari observasi lapangan, maka terdapat beberapa karakteristik dari ruang Fakultas Psikologi yang memenuhi karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Analisis karakteristik tersebut antara lain: (1) merupakan transisi atau buffer antara ruang privat dan publik; (2) front yard atau halaman depan berada disirkulasi utama; (3) mudah untuk diakses oleh pengguna; (4) memiliki petunjuk visual untuk pengguna-pengguna; (5) area rumput yang mendapatkan cahaya matahari; (6) area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory; (7) menciptakan suasana yang tenang, tentram, rileks, damai, dan nyaman bagi para penggunanya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ruang Fakultas Psikologi memenuhi 7 karakteristik penting dari 8 karakteristik yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Karakteristik yang tidak dimiliki oleh ruang Fakultas Psikologi adalah adanya elemen pendukung aktivitas yaitu kursi dan meja. Dalam teorinya, Marcus dan Wischemann menyatakan bahwa yang paling penting adalah adanya area rerumputan dan elemen kursi dan meja hanya dibutuhkan sebagai elemen pendukung yang tidak harus selalu ada. Hal ini menyatakan bahwa ruang Fakultas Psikologi dapat dikatakan sebagai ruang halaman depan Fakultas Psikologi.
Fakultas Keperawatan
Berdasarkan data yang didapat dari observasi lapangan, maka terdapat beberapa karakteristik dari ruang Fakultas Keperawatan yang memenuhi karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Analisis karakteristik tersebut antara lain: (1) merupakan transisi atau buffer antara ruang privat dan publik; (2) front yard atau halaman depan berada disirkulasi utama; (3) mudah untuk diakses oleh pengguna;
(4) area rumput yang mendapatkan cahaya matahari; (5) area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory; (6) menciptakan suasana yang tenang, tentram, rileks, damai, dan nyaman bagi para penggunanya.
Dari hasil analisis terlihat bahwa ruang Fakultas Keperawatan memenuhi 6 karakteristik dari 8 karakteristik yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Sama dengan Fakultas lain yang ada di Universitas Sumatera Utara yang bermaterial paving blok, ruang Fakultas Keperawatan yang terbuat dari material paving blok tidak memiliki penanda bahwa ruang tersebut dapat digunakan baik berupa path atau jalan setapak dan orientasi sirkulasi serta tidak adanya elemen kursi dan meja menyebabkan ruang ini digunakan sebagai area parkir. Namun, ruang Fakultas Keperawatan tetap dapat dikatakan sebagai ruang halaman depan Fakultas Keperawatan karena telah memenuhi 6 karakteristik penting.
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Berdasarkan data yang didapat dari observasi lapangan, maka terdapat beberapa karakteristik dari ruang Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi yang memenuhi karakteristik ruang halaman depan yang dikemukakan oleh Marcus dan Wischemann (1983). Analisis karakteristik tersebut antara lain: (1) merupakan transisi atau buffer antara ruang privat dan publik; (2) front yard atau halaman depan berada disirkulasi utama; (3) mudah untuk diakses oleh pengguna; (4) memiliki petunjuk visual untuk pengguna-pengguna; (5) area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory.
merupakan karakteristik yang lebih minor dibandingkan keberadaannya sebagai ruang transisi.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis dapat ditarik 2 kesimpulan mengenai front yard pada Fakultas di
Universitas Sumatera Utara. Kesimpulan tersebut antara lain:
1. Dari 14 Fakultas di Universitas Sumatera Utara, 4 Fakultas memenuhi 8 karakteristik yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu-ilmu Politik; 5 Fakultas memenuhi 7 karakteristik yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Sastra, Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Psikologi; 2 Fakultas memenuhi 6 karakteristik yaitu Fakultas Kedokteran dan Fakultas Keperawatan Ilmu Komputer dan Teknologi Infomasi; 2 Fakultas memenuhi 5 karakteristik yaitu Fakultas Ekonomi dan Fakultas Keperawatan Ilmu Komputer dan Teknologi Infomasi; dan hanya 1 Fakultas memenuhi 4 karakteristik yaitu Fakultas Farmasi.
2. Terdapat 4 karakteristik front yard paling banyak yang dimiliki oleh semua ruang di Fakultas Universitas Sumatera Utara, yaitu transisi atau buffer antara ruang privat dan publik; front yard atau halaman depan harus berada disirkulasi utama; halaman depan adalah suatu area yang mudah untuk diakses oleh pengguna; area yang familiar bagi para penggunanya dan dapat menciptakan sense of territory. Sedangkan karakteristik yang paling sedikit dimiliki oleh ruang di Fakultas Universitas Sumatera Utara adalah terdapat elemen ruang terbuka berupa kursi, tempat duduk bersandaran, meja, dan lampu.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Adi. Public Space Ditinjau Dari Fungsi Ekologi dan Estetis. Bandung. Ashihara, Yoshinobu. 1974. Merancang Ruang
Luar (terjemahan). Dian Surya. Surabaya.
Fakultas Universitas Sumatera Utara
Karakteristik-karakteristik Front Yard
1 2 3 4 5 6 7 8
Fakultas
Kedokteran X X
Fakultas Hukum X
Fakultas Pertanian
Fakultas Teknik X
Fakultas
Kedokteran Gigi
Fakultas Ekonomi X X X
Fakultas Sastra X
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu
Politik
Fakultas Kesehatan
Masyarakat X
Fakultas Farmasi X X X X
Fakultas Psikologi X
Fakultas
Keperawatan X X
Fakultas Ilmu Komputer Dan Teknologi Infromasi
X X X
Total 14 14 14 10 9 7 14 11
8 Karakteristik
7 Karakteristik
6 Karakteristik
5 Karakteristik
Ching,Francis D.K. 1996. Arsitektur:Bentuk Ruang dan Susunannya. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Hakim, Rustam. 1987. Unsur Perancangan Dalam Arsitektur Lansekap. Bina Angkasa. Jakarta.
Laksmiwati, Triandi, dkk. 2013. Evaluasi Ruang Terbuka Di Kampus Universitas Brawijaya. Jurnal RUAS. Volume 11 No 1. Malang.
Marcus, Clare Cooper; Francis, Carolyn. 1998. People Places: Design Guidelines for Urban Open Space. Van Nostrand Reinhold, New York.
Prabawasari, Widi Veronika dan Suparman, Agus. Tata Ruang Luar 1. Penerbit Gunadarma.