BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian Ilmu Ekonomi
Manusia adalah makhluk yang memiliki keterbatasan. Termasuk dalam
keterbatasan dalam hal pemenuhan kebutuhan. Tidak semua yang diinginkan dapat
dipenuhi karena itu manusia harus brani menentukan pilihan. Keputusan dalam
menentukan pilihan, bukanlah pekerjaan mudah sebab harus berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Karenanya manusia perlu belaiar bagaimana
menentukan pilihan. Hal inilah yang dipelajari dalam ilmu ekonomi.
a. Kelangkaan (Scarcity)
Keterbatasan kita menyebabkan banyak hal terasa langka (scarce). Kelangkaan
mencakup kuantitas, kualitas, tempat dan waktu' Sesuatu tidak akan langka kalau
jumlah (kuantitas) yang tersedia sesuai dengan kebutuhan, berkualitas baik, tersedia
di mana saja (di setiap tempat) dan kapan saja (waktu) dibutuhkan.
Udara (oksigen) untuk pernafasan manusia, di pedesaan yang masih hijau dan
bersih, belum langka sebab tersedia dalam jumlah banyak, berkualitas baik, tersedia
di mana saja dan kapan saja. Karena itu mereka yang tinggal di pedesaan tidak perlu
mengeluarkan uang sepeser pun untuk memenuhi kebutuhan oksigen bagi
Polusi udara yang sudah parah membuat mereka tidak leluasa lagi menghirup udara
berkualitas baik dalam jumlah banyak dan dimana saja. Udara segar menjadi segar
menjadi langka dan untuk menikmatinya diperlukan biaya.
b. Pilihan- Pilihan (choices)
Terbatasnya sumber daya tersedia dibandingkan kebutuhan/ keinginan,
menyebabkan manusia harus menentukan pilihan-pilihan yang bersifat individu
maupun kolektif.
c. Biaya Kesempatatan (opportuniity cost)
Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai makhluk rasional.Pilihan yang
dibuatnya berdasarkan pertimbangan untung rugi dengan membandingkan biaya
yang harus dikeluarkan dan hasil yang akan diperoleh. Dalam ilmu Ekonomi dikenal
istilah Biaya Kesempatatan (opportunity cost). Yang dimaksud dengan biaya
kesempatatan (opportuniity cost) yaitu kesempatan (untuk memperoleh sesuatu) yang
hilang karena kita telah memilih alternatif lain.
Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa Ilmu ekonomi
adalah Ilmu Memilih (Study of Choice), karena mempelajari prilaku manusia dalam
2. Masalah- Masalah Ekonomi
Masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumber daya yang langka. Irmu
ekonomi akan senantiasa bermanfaat, selama masalah yang dihadapi adalah alokasi
sumber daya yang langka. Namun sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu ekonomi
hanyarah alat untuk memahami dan menganalisis keadaan yang dihadapi. Karena
realitasnya begitu kompleks, maka perlu penyederhanaan. Daram ilmu ekonomi,
penye-derhanaan itu terrihat dari penyederhanaan masarah-masarah yang dihadapi.
a. Barang Apa yong Harus Diproduksi dan Berapa Banyak?
b. Bagaimana Cara Memproduksinya?
c. Untuk siapa barang dan jasa itu diproduksi?
3. Barang dan Jasa
Barang adalah benda-benda yang berwujud, yang digunakan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Contoh barang yang cligunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat adalah beras, minuman, buku. Sedangkan contoh barang yang akan
digunakan untuk menghasilkan barang lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
adalah mesin-mesin, peralatan, bangunan pabrik. Barang-barang tersebut merupakan
contoh barang terwujud. Di samping itu ada pula barang yang tak berwujud, seperti
Jasa tidak dapat digolongkan sebagai suatu barang, karena tidak berwirjud, tetapi
dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh jasa ialah
jasa perbankan, jasa bengkel, jasa dokter, dan pengajaran yang diberikan oleh guru.
4. Barang Ekonomi dan Barang Bebas
Barang ekonomi adalah barang yang terbatas jumlahnya (langka) dan
memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya sedangkan barang bebas adalah
barang yang tersedia dalam jumlah melimpah (tidak langka) dan tidak memerlukan
pengorbanan untuk memperolehnya. Namun demikian, barang bebas dapat menjadi
barang ekonomi karena perbedaan tempat atau waktu. Di pedesaan, air bersih
merupakan barang bebas, tetapi di kota menjadi barang ekonomi. Begitu pula sinar
matahari menjadi barang ekonomi dalam musim dingin, sehingga banyak wisatawan
yang bersedia membayar untuk datang ke daerah-daerah tropis.
5. Mengapa Belajar Ilmu Ekonomi
Case dan Fair (1996) memberikan pandangan tentang beberapa manfaat dari studi
ekonomi sebagai berikut.
a. Memperbaiki cara berpikir yang membantu dalam pengambilan keputusan
b. Membantu memahami masyarakat
c. Membantu memahami masalah- masalah internasional (global)
6. Barang Akhir, Barang Modal, dan Barang Antara
Barang akhir (final good) adalah barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan
ekonomi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang akhir
dapat dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu:
a. Barang tahan lama (durable good), misalnya mobil, televisi, almari, es, perabot
rumah tangga.
b. Barang tidak tahan lama (non-durable good), misalnya makanan segar,
buah-buahan, sayur-sayuran.
Barang modal (capital good). Sebagian barang dihasilkan bukan untuk memenuhi
langsung kebutuhan konsumen melainkan digunakan untuk menghasilkan
barang-barang lain. Contohnya adalah mesin-mesin traktor, bangunan pabrik. Barang antara
(intermedinte good). Barang-barang yang belum menjadi barang akhir dan masih
akan diproses lagi sebelum dapat digunakan oleh konsumen dinamakan barang
antara. Contohnya adalah besi baja, tekstil.
7. Metodologi llmu Ekonomi a. Teori Ekonomi
Ilmu ekonomi menaruh perhatian besar terhadap kemampuan member penjelasan
dan prediksi atas gejala-gejala yang diamati. Misalnya, mengapa bila harga suatu
atau sekumpulan pernyataan tentang sebab-akibat, aksi-reaksi. Daya guna dan
validitas sebuah ieori diukur dari kemampuan dan keakuratannya menjelaskan dan
memprediksi gejala-gejala yang diamati.
b. Model Ekonomi
Berdasarkan teori ekonomi, disusun model ekonomi yang merupakan pernyataan
formal sebuah teori. Model ekonomi dapat dipresentasikan secara verbal
menggunakan kata-kata), diagramatis, dan matematis. Model yang baik tidak harus
sulit, yang hanya dimengerti oleh para doktor/ guru besar ekonomi. Model yang baik
dilihat dari variabel yang digunakan.
Variable adalah ukuran yang nilainya dapat berubah dari waktu ke waktu dan
dari observasi ke observasi. Dalam memilih variabel-variabel untuk model, kita harus
memperhatikan prinsip ockam Razor, yaitu detail-detail yang tidak relevan sebaiknya
dikeluarkan dari model. contoh model ekonomi yang baik adalah Model siklus
Lingkaran Kegiatan Ekonomi atau circular flow of Economic Activity di bawah ini.
Model ini menjelaskan bahwa kesibukan pabrik-pabrik, antrian panjang
pekerja dan aktivitas ekonomi di dunia nyata sebenarnya hanya merupakan proses
pertukaran sumber daya yang dimiliki masyarakat (rumah tangga) dengan yang
dimiliki sektor perusahaan (dunia usaha). Model ini dikatakan baik, sebab dengan
Siklus Lingkaran Kegiatan Ekonomi (Model Sederhana)
8. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi a) Teori Ekonomi Mikro
Ada beberapa aspek yang dianalisis dalam teori ekonomi mikro, yaitu:
a. Interaksi di Pasar Barang
b. Tingkah Laku produksi dan Penjual
c. Interaksi di pasar factor produksi
a. Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara
b. Pengeluaran Agrerat
BAB II
MEKANISME PASAR
Permintaan dan Penawaran
Pasar dalam pengertian Ilmu Ekonomi adalah pertemuan permintaan dan
Penawarn. Dalam pengertian ekonomi, pasar bersifat interaktif,bukan fisik.
Mekanisme Pasar adalah proses penentuan tingkat harga berdasarkan kekuatan
permintaan dan penawaran.
1. Permintaan
Permintaan adalah keinginasn konsumen membeli suatu barang pada berbagai
tingkat harga pada periode waktu tertentu.
a. Faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap suatu
barang, yaitu :
a. Harga barang itu sendirigit juga sebaliknya.
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu
bertambah. Begitu juga sebaliknya. Hal ini membawa kita ke hukum permintaan,
yang menyatakan” Bila Harga suatu Barang naik, ceteris paribus, maka jumlah
b. Tingkat Pendapatan Perkapita
Tingkat Pendapatan Perkapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi
tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang
meningkat.
c. Selera atau kebiasaan
d. Jumlah Penduduk
e. Harga Barang lain yang terkait
Keterkaitan dua macam barang dapat bersifatanti) d subsitusi(pengganti) dan
bersifat komplementer (pelengkap). Misalnya barang subsitusi dari daging ayam
adalah daging sapi, ikan, atau tempe. Suatu barang menjadi subsitusi barang lain bila
terpenuhi paling tidak salah satu syarat dari dua syarat yaitu memiliki fungsi yang
sama dan atau kandungan yang sama. Dalam hal ini bila harga subsitusi daging sapi
(misalnya daging ayam) meningkat, harga relatif dging sapi menjadi lebih murah
sehingga permintaan daging sapi menjadi meningkat. Sedangkan kalau harga
komplemen daging sapi (misalnya beras) turun, permintaan terhadap beras
meningkat, sehngga permintaan daging api meningkat pula.
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang naik, adalah lebih baik
membeli barang itu sekarang, sehing mendorong orang untuk membeli lebih banyak
sat ini guna menghemat belanja di masamendatang.
g. Distribusi Pendapatan
h. Usaha Produsen meningkatkan penjualan
b. Fungsi Permintaan
Fungsi Permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan dengan
fungsi matematis dengan faktor- faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi
permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variable tidak bebas
(dependent variable) dan variable bebas ( independent variable).
- +/- + + + + + +
Tanda positif(+) dan negative(-) menunjukkan pengaruh masing- masing variable
bebas terhadap permintaan barang X. tanda positif menunjukkan hubungan searah,
sedangkan tanda negative menunjukkan hubungan terbalik.
Persamaan 2.1 dapat disusun lebih sederhana menjadi persamaan (2.2)
Dx x, = f(PX, Py, Y/Cap)……….(2.2)
c. Skedul dan Kurva Permintaan
Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan
permintaan barang tersebut. Misalnya, fungsi permintaan beras di kota Brebes
perbulan merupakan fungsi Linear berikut ini,
Qd = 100-10P……….(2.3)
Dimana: Qd= permintaan beras (dalam ribu ton) P = harga beras per kilogram (dalam rupiah)
Sudut (alfa) mempunyai derajat kemiringan (slope) sebesar ∂Qd/∂P=-10 (minus
sepuluh) yang mempunyai arti jika harga beras berubahsatu unit maka permintaan
beras akan berubah sepuluh unit dengan arah yang berlawanan.
d. Perubahan jumlah yang diminta dan Perubahan Permintaan
Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama yaitu perubahan harga dan
perubahan faktor ceteris paribus, misalnya pendapatan, selera, dan sebagainya
(faktor non harga).
Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta, tetapi
perubahan itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama. Ini yang disebut
kita ambil contoh, berikut ini adalah pergerakan permintaan sepanjang kurva
permintaan .
Pada harga beras Rp 4.000/kg, permintaan beras 60.000 ton perbulan. Jika harga
naik menjadi Rp. 6.000/kg permintaan turun menjadi 40.000 ton perbulan.
Seandainya harga beras turun kembali menjadi Rp. 2000/kg, permintaan beras
meningkat kembali menjadi 80.000 ton perbulan. Jika yang berubah adalah faktor
ceteris paribus yaitu pendapatan, maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan.
Jika pendapatan meningkat kurva permintaan bergeser sejajar kekanan. Jika
Jadi, jumlah barang yang diminta akan mengalami perubahan apabila terjadi
perubahan harga. Kenaikan harga akan menyebabkan jumlah barang yang diminta
berkurang dan bila harganya turun akan menanmbah jumlah yang diminta.
Sedangkan apabila non harga yang berubah, akan menyebabkan perubahan dalam
permintaan. Perubahan dalam permintaan ini ditunjukkan dalam bergesernya kurva
permintaan kekanan atau ke kiri yang memberikan makna bahwa perubahan faktor
non harga akan menyebabkan perubahan permintaan yaitu pada tingkat harga yang
tetap jumlah barang yang diminta bertambah.
e. Kasus Pengecualian
Adakalanya hukum permintaan tidak berlaku yaitu kalau harga suatu barang
naik justru permintaan terhadap barang tersebut meningkat. Terdapat tiga kelompok
barang dimana hokum permintaan tidak berlaku yaitu:
3. Barang giffen
2. Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan pada berbagai
tingkat harga selama satu priode tertentu.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang yaitu:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain yang terkait.
3. Harga faktor produksi
4. Biaya produksi
5. Teknologi produksi
6. Jumlah pedagang
7. Tujuan perusahaan
8. Kebijakan Pemerintah
b. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan
matematis dengan faktor yang mempengaruhinya. Fungsi penwaran dapat
dituliskan sebagai berikut.
+ +/- - - + + +/- +
Sx = f(Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)………..2.4
Di mana: Sx = penawaran barang X Px = harga X
Kebij= Kebijakan pemerintah
Misal, fungsi penawaran mobil adalah;
Qs= -40 +5P………(2.5)
Di mana: Qs = jumlah mobil yang ditawarkan (ribu unit) pertahun P = harga mobikl perunit (puluh juta rupiah perunit
Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa bial harga mobil perunit
hanya Rp 80 juta atau kurang, produsen tidak mau menjual mobil. Setiap satu unit
kenaikan harga menyebabkan penawaran mobil meningkat lima unit. Jika yang
berubah adalah faktor non harga seperti teknologi, kurfa penawaran bergeser dari S0
c. Kasus Pengecualian
Terkadang kita menemui kurva penawaran yang memiliki slope negative
khusunya pada kkurva penawaran tenaga kerja yang berbentuk melengkung
membalik (backward bending labour supply curve). Misalnya pekerja yang dibayar
berdasarkan jumlah jam kerjnya. Tabel berikut menunjukkan jumlah jam yang ingin
Dari data di atas dapat kita buat titik-titik antara dua fariabel serta kemudian
menghubungkan titik-titiknya yang nembentuk suatu garis sebagaimana tampak
dalam diagram 25. Pada tingkat upah yang rendah (Rp.2000,00 sampai Rp.
14.000,00) adalah normal, diperoleh bentuk kurva penawaran yang bersifat positif.
Bagi pekerja tadi, akan memberikan manfaat dengan menambah jumlah jam kerja
bila tingkat upah naik pada saat itu. Pada tingkat upah yang lebih tinggi dari
Rp.14.000,-perjamnya,ia cenderung akan mengurangi jumlah jam kerja yang
ditawarkan untuk bekerja. Ia ingin bisa lebih santai untuk menikmati hasil
kerjanya,sedangkan pendapatan yang diterimanya tetap atau bahkan masih bisa
meningkat sedikit. Dengan demikian bentuk kurva pennawaran akan tenaga kerjanya
akan melengkung dan membalik kearah yang berlawanan atau kurvanya mempunyai
3. Harga Keseimbangan
Harga Keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen
sama- sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikomsumsi
atau dijual.
Keseimbangan Pasar terjadi pada Saat harga mobil Rp. 160 jt per unit. Saat itu jumlah
4. Perubahan Keseimbangan Pasar
Perubahan Keseimbangan Pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan
penawaran. Jika factor yang menyebabkan perubahan adalah harga, keseimbangan
akan kembali ke titik awal (diagram 2.7 a). tetapi jika yang berubah adalah factor-
factor citeris paribus seperti tekhnologi untuk sisi penawaran atau pendapatan untuk
5. Surplus Ekonomi
Teori surplus ekonomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur
tangan pemerintah. Campur tangan pemerintah dianggap makin buruk bila total
6. Kegagalan Pasar
Kegagalan Pasar disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
a. Informasi tidak sempurna (Incomplete Information)
b. Daya Monopoli (Monopoly Power)
c. Eksternalitas (Externality)
Eksternalitas (Externality) adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati
atau diderita poelaku ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang
lain tetapi tidak dapat diomasukkan dalam perhitungan biaya secara formal
d. Barang Publik (Public Goods)
e. Barang Altruisme (Altruism Goods)
Barang Altruisme (Altruism Goods) adalah barang yang ketersediannya
berdasarkan suka rela karena kemanusiaan. Contoh jenis barang ini adalah
darah
7. Intervensi Pemerintah
Tujuan dilakukannya Intervensi Pemerintah adalah sebagai berikut:
a. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan
eksploitasi dapat dihindarkan
b. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan
c. Mengawasi kegiatan perusahaan terutama perusahaan besar yang dapat
mempengaruhi pasar agar mereka tidak melakukan praktek monopoli yang
merugikan
d. Menyediakan barang public untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
e. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat
dapat dihindari atau dikurangi
Bentuk Intervensi Pemerintah antara lain sebagai berikut:
a. Kontrol Harga
Tujuan Kontrol Harga adalah melindungi konsumen atau produsen. Bentuk
control harga yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar (floor
price) dan harga maksimun (ceiling price)
Harga Dasar (floor price)
Harga dasar adalah tingkat harga minimum yang diberlakukan. Bila pemerintah
menetapkan harga dasar gabah Rp700,00 per- kilogram, pembeli harus membeli
gabah dari petani dengan harga serendah-rendahnya Rp700,00 perkilogram.
Kasus Pasar Gabah di Karawang
Qd = 2.000-3P;Qs=-500+2P
Keseimbangan pasar tercapai pada harga gabah Rp500.000,00 per ton.
Sedangkan jumlah gabah yang tersedia 500.000 ton per musim. Andaikan
pemerintah merasa bahwa jumlah gabah terlalu sedikit dan berniat menambahnya
pada musim tanam mendatang dengan menetapkan harga dasar gabah menjadi
Rp600.000,00 per ton akan terjadi kelebihan Penawaran 500.000 ton. Sebab,
penawaran naik menjadi 700.000 ton, sedangkan permintaan turun menjadi 200.000
ton. Keputusan ini merugikan konsumen dan produsen karena total surplus ekonomi
Agar harga gabah tetap pada tingkat Rp 600.000,00 per ton, pemerintah harus
membeli kelebihan penawaran tersebut. Pembelian pemerintah memperbesar
permintaan yang kita sebut saja permintaan pemerintah (Qdp). Akibabrya, kurva
permintaan bergeser ke Qd2 yang besarnya merupakan Qd + Qdp. Besar anggaran
yang disediakan adalah 500.000 ton dikali dengan Rp 600.00Q00 sama dengan
Rp300.000.000.000,00.
2. Harga Tertinggi (ceiling price)
Harga tertinggi (ceiling price) adalah batas maksimum harga penjualan oleh
produsen. Tujuan penetapan harga tertinggi adalah agar harga produk dapat
terjangkau oleh konsumen yang daya belinya kurang.
Kasus Pasar Mie lnstant di lndonesia
Qd = 20.000 - 5P; Qs = - 5.000 + 20p
Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga mie instant Rp1.000,00 per
bungkus, dengan jumlah 15 juta bungkus per bulan. Kebalikan dari dua contoh di
atas, sekarang pemerintah merasa harga mie instant terlalu tinggi dan menetapkan
harga Rp 750,00 per bungkus. Keputusan ini menyebabkan kelebihan permintaan
sebesar 6.250.000 bungkus per bulan (16.250.000 -10.000.000). Secara ekonomis
keputusan ini merugikan, karena terjadi kehilangan sulplus ekonomi (deadweight
loss) sebesar ruas segi tiga A + B.
3. Kuota
Pemerintah bisa memengaruhi tingkat harga dengan melakukan kebijaksanaan kuota
(pembatasan produksi) misalnya pemerintah ingin menolong petani jagung dengan
cara membatasi jumlah produksi (kuota) untuk meningkatkan harga.
b. Pajak Subsidi
Pajak dibutuhkan sebagai sumber penerimaan negara untuk membiayai
fungsi-fungsinya, khususnya retribusi pendapatan dan sebagai alat stabilisasi ekonomi.
Diagram 2.13 adalah contoh yang menjelaskan pengaruh pajak terhadap
keseimbangan Pasar.
Pemerintah bermaksud menarik pajak dari pasar sepeda motor, dengan
membebankan pajak sebesar T per unit (Diagram 2.13). pajak itu dibebankan kepada
produsen. Pengenaan pajak menyebabkan kurva penawaran bergeser dari So ke S1,
sehingga harga keseimbangan menjadi P1, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi
kehilangan surplus konsumen sebanyak A+B. sedangkan produsen kehilangan
surplus produsen sebanyak F+C. Tetapi pemerintah memperoleh pendapatan
sebanyak A+F sama dengan 0Q1x(P1-P2). sepintas pemerintah tampaknya senang
dengan penerimaan itu. Tetapi konsumen dirugikan karena beban pajak yang
seharusnya ditanggung produsen sebagian (A) ditanggung oleh konsumen. Ini disebut
pergeseran beban pajak (taxincidence).
2. Subsidi
Subsidi dapat dipandang sebagai pajak negatif (negatiae tax), karena subsidi
menambah pendapatan nyata. sebagaii.rnana halnya pajak, manfaat pemberian subsidi
terbagi-bagi antara produsen dan konsumery tergantung elastisitas permintaan dan
c. Tarif dan Kuota
Demi melindungi industry dalam negeri, pemerintah menempuh kebijakan
protektif dengan memberlakukan tarif (pahjak impor) dan kuota impor (pembatasan
BAB III
KONSEP ELASTISITAS
A. ELASTISITAS PERMINTAAN
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relative dalam jumlah unit barang
yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu factor yang mempengaruhinya
(ceteris paribus).
Elastistas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas
harga (price elasticity of demand). Sedangkan elasticity yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity)
1) Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas Harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang
berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.
P ∂Q
Semakin besar nilai negatifnya, semakin elastic permintaanya, sebab perubahan
permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga.
1. Angka Elastisitas Harga (Ep)
a) Inelastis (Ep < 1)
Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan harga.
b) Elasitis (Ep > 1)
Permintaan terhadaq suatu barang dikatakan elastic apabila perubahan harga suatu
barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar.
c) Elastis unitari (Ep = 1)
Jika harga naik 10 %, permintaan barang turun 10% juga.
d) Inelastis sempurrna (Ep = O)
Berapa pun harga barang orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan.
Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang
besamya.
2) Elastisitas titik don Elastisitas Busur
Elastisitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik rertentu.
Konsep elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian
kecilnya sehingga mendekati nol.
Atau
2) Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Harga
Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat elastisitas harga:
b) Jumlah pemakai.
c) Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.
d) Jangka waktu.
2. Elstisitas Silang (CrossElasticity)
Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang
sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.
Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta Ec=
3. Elastisitas Pendapatan (lncomeElasticity)
Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu
Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta
Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah
barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen.
Secara grafis tingkat elastisitas penawaran terlihat dari slope kurva penawaran: Makin
datar, makin elastis penawaran suatu barang'
Faktor-faktor yong menentukon Elastisitas Penawaran
a. Jenis produk.
b. Sifat perubahan biaya produksi.
c. Jangka waktu
C. Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang
a. Elastisitas Permintaan
Untuk barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun
(barang tidak tahan lama atau non durable goods), elastisitas harga lebih besar
dalam jangka panjang dibanding dalam jangka pendek Ada dua penyebabnya yaitu:
Pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka
Kedua, kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan barang
lain, yang perubahannya baru terlihat dalam jangka panjang.
2) Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang non durable lebih
besar dibanding jangka pendek. sebaliknya barang durabel, elastisitas pendapatan
dalam jangka pendek lebih besar daripada jangka panjang.
b. Elastisitas Penawaran
Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam jangka
panjang, dibanding dalam jangka pendek. sebab dalam jangka panjang perusahaan
BAB IV
TEORI PERILAKU KONSUMEN
1. Pengertian-pengertian dan Asumsi Utama
a) Barang (Commodities)
Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau
kegunaan.
b) Utilitas (Utility)
Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoreh karena mengonsumsi barang.
utilitas digunakan sebagai clasar pengambilankeputusan oleh konsumen. Utilitas total
(total utility /TU) adalah manfaat total yang diperoleh dari seluruh barang yang
dikonsumsi. Utilitas marjinal (marginal utility /MIJ) adalah tambahan manfaat yang
diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unitbarang.
c) Hukum Pertambahan Manfaat yang makin Menurun (the Law of Diminishing
Morginal Utility)
Pada awalnya penambahan konsumsi suafu barang akan member tambahan
utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun
bahkan menjadi negatif. Good sudah berubah menjadi bad. Gejala itu disebut sebagai
Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminshing
d) Konsistensi Preferensi (Transifivity)
Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas
pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikapyang berkaitan
dengan preferensi konsumen, yaitu lebih suka (prefer) dan atau sama-sama disukai
(indifirence). Misalnya ada dua barang X dan Y, maka konsumen mengatakan X
lebih disukai daripada Y (X > Y) atau X sama-sama disukai seperti Y (X = Y). Tanpa
sikap ini perilaku konsumen sulit dianalisis.
e) Pengetahuan Sempurna (PerfecfKnowledge)
Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna
berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang,
kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka
mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.
2. Teori Kardinal
Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal,
sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan
centi-meter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util.
Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara
manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang
diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari
uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan
harga per unit. Untuk setiap unit tambahan koruumsi, tambahan biaya yang harus
dikeluarkan sama dengan harga barang per unit.
3. Teori Ordinal ( OrdinalTheory)
a. Kurva lndiferensi (lndifferenceCurve)
Menurut Teoriordinal kegunaan tidak dapat dihitung. Teori Ordrnal menggunakan
kurva indiferensi (indifference curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang
menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan
tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Misalkan Sutarno
mengkombinasikan konsumsi makan bakso dengan makan sate.
Misalnya nilai kegunaan (kepuasan) Sutarno dari mengonsumsi makan bakso dan
makan sate per bulan dapat ditulis sebagai
U = X . Y
Dimana : U = Tingkat Kepuasan
X =Makan Bakso (Mangkok/ bln)
Y = Makan Sate (porsi per bulan)
Untuk mencapai tingka tkepuasan tertentu, beberapa kombinasi yang mungkin
Jika kombinasi itu disajikan dalam kurva akan diperoleh kurva indiferensi (IC) seperti
ditunjukkan oleh Diagram 4.2.
b. Kurva Garis Anggaran (BudgetLineCurve)
Garis anggaran (budget line.) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi
c. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan
Perubahan harga dan pendapatan akan memengaruhi daya beli.
d. Keseimbangan Konsumen
Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokaiskan
seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu)
dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimilisasi kegunaan) atau
tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim
(minimilisasi biaya).
e. Reaksi terhadap perubahan harga barang
Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah.
Jika pendapatan nyata meningkat konsumen dapat menaikkan tingkat
kepuasannya sebaliknya bila pendapatan nyata menurun dengan terpaksa
konsumen menurunkan tingkat kepuasannya' disesuaikan dengan kemampuan
anggaran yang menurun.
f. Efek Substitusi atau (Substitusion Effect) dan Efek Pendapatan (Incame Effect)
jika harga suatu barang turun, maka ada dua komponen yang dipengaruhi:
1) Harga relatif barang menjadi murah, sehingga bila konsumen bergerak pada
tingkat kepuasan yang sama (kurva indiferensi awal) dan pendapatan nyata
dianggap tetap, maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang
yang harganya menjadi relatif lebih mahal. Inilah yang disebut sebagai efek
substitusi (substitution effect).
2) Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah.
]ikaperubahan ini dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal
BAB V
TEORI PRODUKSI
1. Dimensi Jangka Pendek dan Jangka panjang
Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor
produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat
produksi, faktor produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan
faktor produksi variabel (variable input).
Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat
produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi variabel
yang digunakan. Begitn juga sebaliknya. Buruh harian lepas dipabrik rokok adalah
contoh-nya. ]ika perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka jumlah buruh
hariannya ditambah. sebaliknya jika ingin mengurangi produksi, buruh harian dapat
dikurangi
Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel terkait erat
dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi
tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka pendek
(kurang dari setahun) susah untuk ditambah atau dikurangi. Sebaliknya buruh
dikatakan faktor produksi variabel karena jumlah kebutuhannya dapat disediakan
Tenggang waktu jangka pendek setiap perusahaan berbeda-beda tergantung
jenis usahanya. Perusahaan yang memproduksi barang-barang modal, periode jangka
pendeknya barangkali lima tahun. Sebab perusahaan membutuhkan waktu minimal
lima tahun untuk menambah kapasitas produksi dengan menambah mesin.
Perusahaan yang bergerak di industri
pengolahan, periode jangka pendeknya lebih singkat. Perusahaan yang mengolah
makanan kalengan, periode iangka pendeknya barangkali hanya dua atau tiga tahun.
2. Model Produksi Dengan satu Faktor produksi variabel
Sebenarnya sangat jarang bahkan tidak ada proses produksi yang hanya
menggunakan satu faktor produksi variabel. pengertian, produksi dengan satu faktor
produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, di mana ada faktor
produksi yangtidak dapat diubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi faktor
produksi oleh perusahaan, ekonomi.
Mencoba membagi faktor proudksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga
kerja (labour). Hubungan matematis, faktor produksi yang menghasilkan output
maksimum disebut fungsi produksi, seperti dibawah ini
Q = f(K, L) ... ...(5.1)
di mana: Q = tingkat output
K - barang modal
Dalam moder produksi satu faktor protruksi variaber, barang modal dianggap faktor
produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga
kerja.
a. Froduksi total, produksi Marjinal, dan produksi Rata-rata
Produksi total (total producf) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari
penggunaan- total faktor produksi. Produksi marjinal (marginar product) adalah
tambahan produksi karaena penambahan satu unit produksi produksi rata-rata
(average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.
Produksi total :
TP = f(K, L) ... (5.2)
dimana: Tp= produksi total
K =Barang Modal (yang dianggap konstan)
L = Tenaga kerja/buruh
secara matematis Tp akan maksimum apabila furunan pertama dari fungsi
nilainya sama dengan nol. Turunan pertama Tp adalah Mp (persamaan 5.3), maka TP
maksimum pada saat Mp sama dengan nol.
Produksi marjinal
Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP
sudah < 0, penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total. penurunan
nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil Yang
Semakin Menurun atau the law of Diminishing Return (LDR)
Produksi rata-rata.
di mana: AP = produksi rata-rata
b. Tiga tahap produksi
Diagram 5.2 menunjukkan ada tiga tahap penting dari gerakan perubahan nilai
TP. Yang pertama, pada saat MP maksimum (titik 1 dan 4) kedua, pada saat
AP maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga pada saat MP = 0 atau TP maksimum
(titik 3 dan 6). Selanjubrya diagram tersebut dapat kita bagi menjadi tiga tahap
produksi (the three stages of production):
1. Tahap | (stage I), sampai pada saat kondisi AP maksimum'
2. Tahap II (stage /I), antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan
nol.
Diagram 5.12...
Pada tahap I penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total
maupun produksi rata-rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih
jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika
berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva Tp meningkat tajam).
Pada tahap ke II berlakunya LDR baik produksi marjinal maupun produksi
rata-rata mengalami penurunan. Namun demikian keduanya masih positif.
Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi toial sampai mencapai nilai
Pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi'karena
penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total' perusahaan akan
mengalami kerugian (slop e kurva TP negatif )
W = MP (P)...(5.5)
c. Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi dapat membuat tingkat produktivitas meningkat.Secara
grafis dapat digambarkan dengan semakin luasnya Bidang yang dibatasi kurva TP
pada diagram 5.3 akibat kemajuan teknologi' luas kurva TP3 > TP 2> TP1 artinya
jumlah output yang dihasilkan per unit faktor produksi semakin besar
3. Model Produksi Dengon Dua Foktor Produksi variabel a. lsokuon (lsoquont)
Isokuan (isoquant) adalah kurva yang menggambarkan berbagai
kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien
dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi yang
Menghasilkan tingkat teknologi tertentu,dan menghasilkana tigkat produksi yang
sama misalnya kasus usaha tekstil tradisional di muka kita perlonggar asumsinya
dengan menyatakan bahwa mesin dapat difambah. Tabel 5.2 memberikan data
sebagai berikut.
Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai
dengan beberapa kombinasi faktor produksi, yaitu 1 mesin dengan 5 tenaga kerja,2
mesin dengan 3 tenaga kerja dan seterusnya' Selanjutnya kita dapat menurunkan
Asumsi-osumsi lsokuon:
1.
Konveksilas (Convexily)Asumsi konveksitas (conaexity) analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku
konsumery yaitu kurva indiferersi yang menunrn dari kiri atas ke kanan bawah (down
ward sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua
macam faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan
produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah
penggunaan faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan
yang sama disebut Derajat Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of
Technical Substitution (N{R'TS). MRTSIk adalah bilangan yang menunjukkan
berapa unit faktor produksi L harus dikorbankan untuk menambah 1 unit faktor
pada tingkat produksi yang sama. Jika L adalah tenaga kerja dan K adalah barang
modal (mesin), maka /MRTSlk adalah berapa unit tenaga kerja yang harus
dikorbankan untuk menambah 1 unit mesin, demi menjaga produksi pada tingkat
yang sama. Dasar pertimbangan substitusi faktor produksi adalah perbandingan rasio
2.
Penurunan Nilai MRTS (Diminishing of MRTS)Sama hal nya dengan konsumery produsen menganggap makin mahal faktor
produksi yang semakin langka. Itulah sebabnya mengapa nilai MRTSIk makin
menurun (hukum LDR). Dalam kasus-kasus tertentu, nilai MRTS akan konstan atau
nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi besifat substitusi sempurna (perfect
substitution),seperti pada Diagram 5.6.a. MRTS adalah nol
bila kedua faktor produksi mempunyai hubungan proporsional tetap (fixed proportion
3.
Hukum Pertombohon Hasil Yang Semakin Menurun (the Low ofDiminishing Relurn)
Di muka telah diuraikan bahwa dalam penggunaan dua macam faktor
produksi juga berlaku hukum LDR. Pada Diagram 5.7, Q60, Q80, Q90 adalah
isokuan-isokuan dengan tingkat produksi masing-masing 60, 80, dan 90 unit.
Penurunan hasil tenaga kerja (L) dapat dilihat dengan menarik garis ABC.
Jika kita berproduksi dengan faktor produksi mesin (K) sebanyak G unit,
penambahan L sebanyak AB unit menambah output sebanyak 20 unit. Tetapi
penambahan berikutnya dengan jumlah yang sarna (BC = AB) hanya menambah
outptrt sebanyak 10 unit. Penurunan hasil K dapat dilihat misalnya pada saat jumlah
L = M unit (perhatikan garis DBE). Awalnya untuk menambah 20 unit otttput cukup
menambah output 10 unit lagi (Iq80 ke Iq90), jumlah unit mesin yang ditambah iauh
lebih besar, yaitu BE unit (lebih banyak dari DB unit).
4.
Daerah Produksi Yong Ekonomis (Relevonce Ronge of Production)Pada saat membahas model produksi satu faktor produksi variabel, telah
disimpulkan bahwa daerah produksi ekonomis perusahaan adalah daerah tahap II.
Prinsip yang sama berlaku untuk model produksi dua faktor produksi. Diagram 5.8.a
menggambarkan bahwa batas antara titik A dan B adalah batas daerah produksi yang
ekonomis (teleaance range of production) atau tahap II. jika perusahaan ber-produksi
di luar batas areal itu (A ke C atau B ke D), penambahan faktor produksi tidak
meningkatkan produksi. Garis AB merupakan daerah tahap II. Diagram 5.8.b
menggambarkan jika perusahaan ingin melakukan ekspansi produksi, batas ruang
gerak ekonomis adalah daerah yang diapit garis lengkung M dan N.
b. Perubahan
Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi
(Return to Scnle) adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa sesar output
bertambah bila jumlah faktor produksi dilipat gandakan (doubling).
1.
Skala hasil menaik lncreosing Relurn fo Scole)Jika penambahan faktor produksi sebanyak L unit menyebabkan output
meningkat lebih dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menaik
(lncrensing Return to Scale).
Diagram 5.9
2.
Skala Hasil Konstan (Consfonf Refurn to Scole)Jika pelipat gandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat
juga fungsi produksi meliliki karakter Skala Hasil Konstan (Consfonf Refurn to
Scole) seperti digambarkan dalam Diagram 5.10.
Diagram 5.10.
BAB VI
TEORI BIAYA PRODUKSI
1. Konsep Biaya
a. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan
tenaga kerja per orang per satuan waktu. Notasi untuk upah adalah w.
b. Biaya Barang Modal
Ada perbedaan konsep antara ekonom dan akuntan dalam perhitungan biaya
barang modal. Biaya ekonomi penggunaan barang modal bukanlah berapa besar
uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan berapa besar
pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada pengusaha lain. Karena
itu biaya barang modal diukur dengan harga sewa mesin, dinotasikan r.
c. Biaya Kewirausahawan
Wirausahawan (pengusaha) adalah orang yang mengombinasikan berbagai factor
produksi untuk ditransformasi menjadi output berupa barang dan jasa. Dalam
upaya tersebut, dia harus menanggung risiko kegagalan. Atas keberanian
menanggung risiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa laba.
Produktivitas biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika produkktivitas makin tinggi,
biaya produksi akan makin rendah. Begitu juga sebaliknya.
Perilaku biaya.juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek ada
factor produksi tetap vang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang
besarnya tidak tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena
semua faktor produksi adalah variable maka biaya juga variabel. Artinya, besarnya
biaya prodsuksi dapat clisesuaikan dengan tingkat produksi.
3. Biaya Produksi Jangka Pendek
a. Biaya Total, Biaya Tetap, don Biaya Variabel
Biaya total jangka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya
variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besamya tidak tergantung pada
jumlah produksi, contohnya biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, sewa
gedung kantor.
Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang besarnya tergantung pada
tingkat produksi, contohnya upah buruh, biaya bahan baku.
TC = FC + VC
Dimana: TC = Biaya total jangka pendek
FC = Biaya tetap jangka pendek
Kurva FC mendatar menunjukkan bahwa besamya biaya tetap tidak tergantung pada
jumlah produksi. Kurva VC membentuk huruf S terbalik, menunjukkan huburngan
terbalik antara tingkat produktivitas dengan besamya biaya. Kurva TC sejajar dengan
VC menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, perubahan biaya total semata-mata
ditentukan oleh perubahan biaya variable
b. Biaya Rata- Rata
Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit
output. Besamya biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output. Karena
dalam jangka pendek TC = FC + VC, maka biaya rata-rata (Average Cost) sama
AC = AFC + AVC ...(6.2)
Atau
FC VC TC = +
Q Q
di mana : AC = Biaya Rata-Rata Jangka Pendek
AFC = Biaya Tetap Rata-Rata Jangka Pendek
AVC = Biaya Variabel Rata-Rata Jangka Pendek
Kurva AFC terus menurun, menunjukkan bahwa AFC makin menurun bila produksi
ditambah. Tetapi Kurva AFC tidak pernah menyentuh sumbu horisontal. Artinya
dengan pergerakan kurva AVC. Pola ini berkaitan dengan Hukum LDR ( Law Of
Diminishing Return). Kurva AVC juga mula-mula menurun selanjutnya menaik dan
terus mendekati kurva AC, namun tidak pernah bersentuhan (asimptot). Makin kecil
nya jarak AVC dengan AC karena makin rnengecilnya AFC. Pergerakan kurva AVC
berkaitan dengan pergerakan kurva AP (Average Product). Bila harga per unit tenaga
kerja adalah P, maka AVC = P/AP. Dari persamaan ini terlihat pada saat nilai AP
meningkat, nilai AVC menurun. Begitu juga sebaliknya
c. Biaya Marginal
Biaya marjinal (MarginalCost) adalah tambahan biaya karena menambah produksi
sebanyak satu- unit otutput. Jika biaya marjinal jangka pendek dinotasikan MC dan
pembahan output adalah ∂Q, maka
∂TC MC =
∂Q
Dalam jangka pendek, perubahan biaya total disebabkan perubahan biaya
∂VC MC =
∂Q
a. Pada diagram diatas gari Hubungan antara Kurva- Kurva Biaya
s singgung.a, b, c dan seterusnya menunjukkuan besarnya MC. Bila garis singgung
rnakin mendatar, nilai MC makin mengecil, begitu sebaliknya
b. Hubungan antara Kurva- Kurva Biaya
4. Biaya Produksi Jangka Panjang
Biaya total (jangka panjang) adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
seluruh output dan semuanya bersifat variable
LTC = LVC
Dimana : LTC = Biaya Total Jangka Panjang
LVC = Biaya Variabel Jangka Panjang
Biaya marjinal adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak
satu unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel.
∂ LTC LMC =
∂Q
LTC LAC =
∂Q
BAB VII
MEMAKSIMUMKAN LABA
1. Pendekatan Totalitas (Totality Approoch)
Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya otal (TC).
Pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan
harga outpuf per unit. ]ika harga jual per unit output adalah P, maka TR = P.Q. Pada
saat mem-bahas teori biaya, kita telah mengetahui bahwa biaya total (TC) adalah
sama dengan biaya tetap (FC) ditambah biaya variabel (VC), atatr TC = FC + VC.
Dalam pendekatan totalitas, biaya variabel per unit uotput dianggap konstan,
sehingga biaya variabel adaiah jumlah unit output (Q) dikalikan biaya variabel per
unit. ]ika biaya variabel per unit adalah v, maka VC = v.Q
Dengan demikian,
π = PQ - (FC + vQ) ... ...(7.2)
Persamaan (7.2 ) dapat dipresentasikan dalam bentuk Diagram 7.1' Dalam diagram
tersebut kita melihat bahwa pada awalnya perusahaan mengalami kerugian, terlihat
dari kurva TR yang masih di bawah kurva TC. Tetapi jika output ditambah, kerugian
makin kecil, terlihat dari makin mengecilnya jarak kurva TR dengan kurva TC. Pada
saat iumlah otrtput mencapai Q*, kurva TR berpotongan dengan kurva TC yang
artinya penciapatan total sama dengan biaya total. Titik perpotongan ini disebut titik
mengalami laba yang makin membesar, dilihat dari posisi kurva TR yanS di atas
kurva TC.
Diagram 7.1
Kurva TR dan TC (Pendekatan Totalitas)
Cara menghitung Q* dapat diturunkan dari Persamaan (7.2).
π= P.Q* - ( FC + v.Q*) ...,... ...(7.3)
Titik impas tercapai pada saat ?r s;una dengan nol.
Q = P.Q*-FC-v.Q*
= P.Q* - v.Q* - FC
= (P-v).Q* - FC
Q*= ...(7.4)
Emilia adalah seorang dosen di kota Jambi. sebagai seorang ibu rumah tangga yang
kreatil dia merencanakan menambah penghasilan keluarga dengan menjual jajanan
anak-anak berupa permen coklat hasil olahannya sendiri. Produknya dipasarkan ke
beberapa sekolah dasar yang ada di sekitar tempat tinggalnya. jumlah permintaan
potensial (dilihat dari jumlah murid vang diberi uang jajan) adalah 1.000 orang per
hari. Untuk mewujurJkan rencananya, dia harus membeli alat-alat produksi dan mesin
cetak sederhana seharga Rp5 juta. Biaya produksi per biji permen coklat Rp250,00.
Harga jual per biji Rp500,00.
Apakah rencana di atas layak dilaksanakan? Untuk menjawabnya, kita dapat
menggunakan nunus dalam Persamaan (7.4). Biaya pembelian alat produksi dan
mesin cetak sederhana adalah biaya tetap (FC), karena besarnya tidak tergantung
jumlah produksi. Biaya variabel
per unit (v) adalah Rp250,00 sedangkan harga jual per unit (p) adalah Rp500,00
Untuk mencapai titik impas, jumlah output (permen coklat) yang hams terjual (Q*)
adalah:
Q* = 5.000.000 /(500-250) = 20.000 biji permen.
Untuk mencapai titik impas, peflnen coklat yang harus terjual 20.000 biji.
Apakah target ini terlalu berat? sangat tergantung dari optimisme Ibu Emilia. Jika dia
bersikap pesimis, misalnya dengan mengatakan hanya sekitar 10% dari permintaan
potensial yang terjangkau, berarti setiap hari hanya dapat menjual 100 permen.
biji permen akan terjual hanya dalam waktu 40 hari. setelah 20.000 biji permen,
penjualan selanjutnya memberi keuntungan Rp250,00 per biji, karena itu makin
banyak permen yang dapat dijual, makin besar laba yang diperoleh
2. Pendekatan Rata-rata(Average Approach)
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan
membandingnkan biaya rata-rata (AC) dengna harga jual (P) laba total adalah laba
per unit dukalikan dengan jumlah output yang terjual
π = (P - AC).Q ...(7.5)
Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit
output (P) Iebih tinggi dari biaya rata-rata (AC) perusahaan hanya mencapai
angka impas bila P sama dengan AC
Contoh kasus:
PT Tani Makmur ingin menanam singkong di Lampung' Produk singkong
akan dibeli dilahan oleh produsen tapioka seharga Rp150,00 per kilogram.Setiap
hektar diperkirakan menghasilkan singkong minimal 25ton. Berdasarkan studi
pendahuluan' biaya produksi seperti di bawah ini:
1. Biaya persiapan lahan: RP500'000'00 per hektar
2. biaya penanaman dan perawatan (termasuk pupuk dan obat-obatan) serta
tenaga kerjaRp1'000'000'00 per hektar
3. biaya penanaman (pencabutan' pemotongan): Rp10'00 per kg
Jika perusahaan menargetkan keuntungan Rp.1.000.000.000 pada musim tanaman
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung biaya rata-rata per
kilogram singkong, sampai siap dijual di lahan. Karena yang sudah diketahui hanya
biaya panen per kg, kita harus menghitung biaya rata-rata per kilogram persiapan
lahan dan penanaman. Dari data-data di atas diketahui bahwa biaya persiapan lahan,
penanaman dan perawatan adalah Rp1.500.000,00 per hektar. ]ika per hektar lahan
menghasilkan 25 ton singkong, maka biaya rata-rata persiapan, penanaman dan
perawatan adalah Rp6O,00-per kilogram. Sehingga biaya rata-rata per kilogram (AC)
adalah Rp60,00 + Rp1.0,00 sama dengan Rp70,00. Karena harga jual singkong (P)
Dalam pendekatan marjinal, perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan
biaya marjinal (MC) dan pendapatan marjinal (MR). Laba maksimum akan tercapai
pada saat MR = MC. Kondisi tersebut bis dijelaskan secara matematis, grafis dan
verbal
π = TR - TC ...(7.7)
Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi π (∆π/∆Q) sama dengan nol dan
nilainya sama dengan nilai turunan pertama TR (∆TR/∆Q) atau MR) dikurangi nilai
turunan pertama TC (∆TC/∆Q atau MC).
Di pembahasan teori biaya produksi, kita telah mengonstruksi kurva biaya total (TC)
yang bentuk kurvanya seperti huruf S terbalik. Kurva pendapatan total (TR) diperoleh
dengan cara mengalikan kurva produksi total (TP) dengan harga jual output per unit
(P). Pada pembahasan teori produksi, telah diketahui bahwa kurva TP berbentuk
huruf S. Karena kurva TR diperoleh dengan cara mengalikan kurva TP dengan
sebuah bilangan sebesar nilai P, maka kurva TR juga berbentuk huruf S. Kurva TR
dikurangi kurva TC menghasilkan kurva laba (n) seperti tampak pada Diagram 7.2
Pada Diagram 7.2 kita melihat bahwa tingkat output yang memberikan laba
adalah interval Qr-Qs. Jika output di bawah jumlah Q1, perusahaan mengalami
kerugian karena TR < TC. Begitu juga jika jumlah outptu melebihi Q-. Interval Qr-Qs
dalam pembahasan teori produksi disebut sebagai daerah produksi ekonomis (tahap
II). Pemsahaan akan mencapai laba maksimum di
salah satu titik antara Qr-Qs. Dalam Diagram 7.2 terlihat bahwa laba maksimum
tercapai jika tingkat produksinya adalah Q3. Secara grafis hal itu terlihat dari kurva
7.2 yang mencapai nilai maksimum pada saat output sebesar Q3
Pada pembuktian secara matematis telah diketahui bahwa nilai n (laba) akan
maksimum bila MR = MC. Dalam grafis kondisi ini terbukti dengan membandingkan
dua garis singgung b1 dan b2. Garis singgung b1 adalah turunan pertama fungsi TR
sama dengan MC. Kita melihat garis dengan b1 sejajar garis singgung b2 yang
artinya MR = MC.
b. Penjelasan Secara Verbal
Apakah benar perusahaan akan mencapai laba maksimum bila memproduksi
di Q3? Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita mengonsentrasikan diri pada
pergerakan kurva laba (n) sepanjang interval Qt-Qs. Pergerakan tersebut kita bagi
BAB VIII
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
Sebuah pasar dikategorikan pasar persaingan sempurna jika memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:
a) Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen (Homogeneous
Product)
b) Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan informasi sempruna
c) Output sebuah perusahaan relatif kecil dibanding output passer (Small
Relatively Output)
d) Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (PriceTaker)
e) Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (freeentryandExit)
2. Permintaan dan Penerimaan dalam Pasar Persaingan Sempurna
a. Permintaan
Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan
penawaran. Misalkan kita berbicara tentang pasar pakaian anak-anak, maka harga
pakaian anak-anak ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pakaian
Perusahaan secara individu harus menerima harga tersebut sebagai harga jual.
Karena jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka
berapa pun yang dijual perusahaan, harga relative tidak berubah. Karena itu ktrrva
permintaan yang dihadapi perusahaan secara individu berbentuk garis lurus horizontal
Penerimaan Total (Total Revenue)sama dengan jumlah output (Q) dikali harga
jual (P)
c. Keseimbangan Perusahaan dalam jangka pendek
Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam
keseimbangan:
a. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variable (VC)
adalah sama dengan penerimaan total (TR), atau biaya variabel rata-rata (AVC) sama
dengan harga (P). Dalam kondisi ini perusahaan hanya menanggung kerugian biaya
tetap (FC), di mana biaya ini dengan atau tanpa produksi tetap harus dikeluarkan.
beban biaya tetap. Kegiatan produksi hanya menambah beban, karena itu produksi
sebaiknya dihentikan.
b. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba
3. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
Agar sebuah perusahaan dapat bertahan dalam jangka panjang, maka
a. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin agar perusahaan mencapai
keadaan-yang paling optimal
b. Tidak mengalami kerugian (Not Suffering loss) agar dapat mengganti barang
modal yang digunakan dalam produksi.
c.Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk keluar karena laba nol (zero
economi profit)
d. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi walaupun dengan memperbesar skala
produksi, karela sudah berproduksi pada titik minimum kurva biaya rata-rata
jangka panjang (minimum LAC) pada saat SAC = LAC'
5. Penawaran Perusahaan dalam Pasar Persaingan Sempurna
Penawaran industri adalah total penawaran pemsahaan-perusahaan. Jumlah
output yang ditawarkan perusahaan adalah jurnlah yang menghasilkan laba maksimun
(MR = MC). Berdasarkan hal tersebut dapat dikonstruksi kurva Penawaran
perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka Panjang.
Diagram menunjukkan jika harga di bawah Po, perusahaan tidak mau
berproduksi (tidak ada penawaran) karena harga masih lebih kecil dari biaya
variable per unit yang paling rendah (AVC berpotongan dengan MC).Jika
harga naik ke P1, agar mencapai laba maksimum perusahaan berproduksi
pada saat MR=MC atau MR = P, sehingga jumlah output adalah Q1. ]ika
harrgu jual terus meningkat, misalnya ke P2, P3 dan P4.Pa' maka perusahaan
harus memproduksi Q2, Q3, dan Q4 agat mencapai laba maksimum. Kurva
MC menunjukkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah otrtput yang
diproduksi (ditawarkan). Dengan demikian dalam pasar persaingan kurva MC
setelah melewati titik potong dengan minimum kurva AVC adalah juga kurva
Penawaran perusahaan jangka pendek
b. Kurva Penawaran Jangka Panjang
5. Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna
a. Kekuatan
Pasar persaingan sempurna memberikan tingkat kemakmuran dan
kenikmatan
(utilitas hidup ) yang maksimal bagi masyarakat. Hal ini disebabkan
karena :
1) Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah.
2) Jumlah output paling banyak sehingga rasio outpnt per penduduk
maksimal (kemakmuran maksimal).
3) Masyarakat merasa nyaman dalam mengonsursi karena tidak perlu
membuang waktu untuk memilihbarang dan jasa (produk yang homogen)
dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga (informasi sempurna).
Kelemahan dalam hal asumsi
Kelemahan dalam pengembangan tekhnologi
BAB IX
PASAR MONOPOLI
1. Faktor yang menyebabkan terbentuknya Monopoli
Perusahaan tidak memiliki pesaing karena adanya hambatan (Barriers to Entry)
bagi perusahaan lain untuk memasuki industri yang bersangkutan. Dlihat dari
penyebabnya, hambatan masuk dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Hambatan Tekhnis (Technical Barriers to Entry)
Ketidakmampuan bersaing secara teknis menyebabkan perusahaan lain sulit bersaing
dengan perusahaan yang sudah ada. Keunggulan secara teknis ini disebabkan oleh
beberapa hal:
1) Perusahaan memiliki kemampuan dan atau pengetahuan khusus yang
memungkinkan berproduksi sangat efisien.
2) Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis mempunyai
kurva biaya (MC dan AC) yang menurun.
3) Perusahaan memiliki kemampuan kontrol sumber faktor produksi,
baik berupa sumber daya alam, sumber daya manusia maupun lokasi
b. Hambatan Legalitas
Hambatan Legalitas dapat berupa :
1) Undang-undang dan Hak Khusus
2) Hak Paten atau hak cipta
2. Permintaan dan Penerimaan Perusahaan Monopoli
a. Permintaan
Dalam pasar monopoli, permintaan terhadap output perusahaan merupakan
permintaan industri. Karena itu perusahaan mempunyai kemampuan untuk
memengaruhi harga pasar dengan mengatur jumlah output Posisi perusahaan
monopolis adalah penentu harga .
b. Penerimaan Total dan penerimaan Marginal
Penerimaan marjinal perusahaan monopoli lebih kecil dari harga jual (MR <
P). Diagram dibawah ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan output
yang dijual (Q1 ke Q2) perusahaan harus menurunkan harga jual (P1 ke P2).
Penurunan harga jual menyebabkan penerimaan total (TR) berkurang
sebanyak luas daerah segi empat A. Penambahan jumlah ouputmenambah TR
seluas daerah segi empat B. Dengan demikian MR = -A + B yang nilainya
lebih kecil dari harga. Penjelasan yang sama dapat diterapkan bila perusahaan
bergerak ke P3, P4, dan seterusnya. Karena ifu kurva MR berada di bawah
6. MONOPOLI ALAMIAH(Natural Monopoly)
Perusahaan yang memiliki daya monopoli alamiah disebut monopolis alamiah.
Perusahaan ini mempunyai kurva biaya rata-rata (AC) jangka panjang yang menurun
(negative slope). Makin besar output yang dihasilkan makin rendah biaya rata-rata.
Ini dimungkinkan karena perusahaan memiliki kurva biaya marjinal (MC) yang juga
menurun dan berada di bawah kurva AC. Perusahaan memiliki tingkat efisiensi yang
makin tinggi, bila skala produksi diperbesar. Perusahaan seperti ini mampu
melakukan eksploitasi pasar, dilihat dari makin besamya selisih harga iual dengan
biaya marjinal.
Perusahaan hanya akan mampu memiliki daya seperti di atas bila dalam jangka
panjang mampu meningkatkan efisiensi melalui pengembangan teknologi,
manajemen dan sumber daya manusia.
Kerugian yang dialami masyarakat akibat monopoli antara lain:
a) Hilang atau berkurangnya tingkat kesejahteraan konsumen
b) Menimbulkan eksploitasi terhadap konsumen dan pekerja
c) Memburuknya kondisi makroekonomi nasional
d) Memburuknya kondisi perekonomian internasional.
8. Aspek Positif Monopoli (Monopoly Benefits)
Beberapa manfaat monopoli antara lain:
a. Monopoli, Efisiensi, dan pertumbuhan Ekonomi
b. Monopoli dan Efisiensi pengadaan Barang publik