• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEKANISME PASAR dalam P (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MEKANISME PASAR dalam P (1)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Pengertian Ilmu Ekonomi

Manusia adalah makhluk yang memiliki keterbatasan. Termasuk dalam

keterbatasan dalam hal pemenuhan kebutuhan. Tidak semua yang diinginkan dapat

dipenuhi karena itu manusia harus brani menentukan pilihan. Keputusan dalam

menentukan pilihan, bukanlah pekerjaan mudah sebab harus berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu. Karenanya manusia perlu belaiar bagaimana

menentukan pilihan. Hal inilah yang dipelajari dalam ilmu ekonomi.

a. Kelangkaan (Scarcity)

Keterbatasan kita menyebabkan banyak hal terasa langka (scarce). Kelangkaan

mencakup kuantitas, kualitas, tempat dan waktu' Sesuatu tidak akan langka kalau

jumlah (kuantitas) yang tersedia sesuai dengan kebutuhan, berkualitas baik, tersedia

di mana saja (di setiap tempat) dan kapan saja (waktu) dibutuhkan.

Udara (oksigen) untuk pernafasan manusia, di pedesaan yang masih hijau dan

bersih, belum langka sebab tersedia dalam jumlah banyak, berkualitas baik, tersedia

di mana saja dan kapan saja. Karena itu mereka yang tinggal di pedesaan tidak perlu

mengeluarkan uang sepeser pun untuk memenuhi kebutuhan oksigen bagi

(2)

Polusi udara yang sudah parah membuat mereka tidak leluasa lagi menghirup udara

berkualitas baik dalam jumlah banyak dan dimana saja. Udara segar menjadi segar

menjadi langka dan untuk menikmatinya diperlukan biaya.

b. Pilihan- Pilihan (choices)

Terbatasnya sumber daya tersedia dibandingkan kebutuhan/ keinginan,

menyebabkan manusia harus menentukan pilihan-pilihan yang bersifat individu

maupun kolektif.

c. Biaya Kesempatatan (opportuniity cost)

Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai makhluk rasional.Pilihan yang

dibuatnya berdasarkan pertimbangan untung rugi dengan membandingkan biaya

yang harus dikeluarkan dan hasil yang akan diperoleh. Dalam ilmu Ekonomi dikenal

istilah Biaya Kesempatatan (opportunity cost). Yang dimaksud dengan biaya

kesempatatan (opportuniity cost) yaitu kesempatan (untuk memperoleh sesuatu) yang

hilang karena kita telah memilih alternatif lain.

Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa Ilmu ekonomi

adalah Ilmu Memilih (Study of Choice), karena mempelajari prilaku manusia dalam

(3)

2. Masalah- Masalah Ekonomi

Masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumber daya yang langka. Irmu

ekonomi akan senantiasa bermanfaat, selama masalah yang dihadapi adalah alokasi

sumber daya yang langka. Namun sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu ekonomi

hanyarah alat untuk memahami dan menganalisis keadaan yang dihadapi. Karena

realitasnya begitu kompleks, maka perlu penyederhanaan. Daram ilmu ekonomi,

penye-derhanaan itu terrihat dari penyederhanaan masarah-masarah yang dihadapi.

a. Barang Apa yong Harus Diproduksi dan Berapa Banyak?

b. Bagaimana Cara Memproduksinya?

c. Untuk siapa barang dan jasa itu diproduksi?

3. Barang dan Jasa

Barang adalah benda-benda yang berwujud, yang digunakan masyarakat untuk

memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi

kebutuhan masyarakat. Contoh barang yang cligunakan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat adalah beras, minuman, buku. Sedangkan contoh barang yang akan

digunakan untuk menghasilkan barang lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

adalah mesin-mesin, peralatan, bangunan pabrik. Barang-barang tersebut merupakan

contoh barang terwujud. Di samping itu ada pula barang yang tak berwujud, seperti

(4)

Jasa tidak dapat digolongkan sebagai suatu barang, karena tidak berwirjud, tetapi

dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh jasa ialah

jasa perbankan, jasa bengkel, jasa dokter, dan pengajaran yang diberikan oleh guru.

4. Barang Ekonomi dan Barang Bebas

Barang ekonomi adalah barang yang terbatas jumlahnya (langka) dan

memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya sedangkan barang bebas adalah

barang yang tersedia dalam jumlah melimpah (tidak langka) dan tidak memerlukan

pengorbanan untuk memperolehnya. Namun demikian, barang bebas dapat menjadi

barang ekonomi karena perbedaan tempat atau waktu. Di pedesaan, air bersih

merupakan barang bebas, tetapi di kota menjadi barang ekonomi. Begitu pula sinar

matahari menjadi barang ekonomi dalam musim dingin, sehingga banyak wisatawan

yang bersedia membayar untuk datang ke daerah-daerah tropis.

5. Mengapa Belajar Ilmu Ekonomi

Case dan Fair (1996) memberikan pandangan tentang beberapa manfaat dari studi

ekonomi sebagai berikut.

a. Memperbaiki cara berpikir yang membantu dalam pengambilan keputusan

b. Membantu memahami masyarakat

c. Membantu memahami masalah- masalah internasional (global)

(5)

6. Barang Akhir, Barang Modal, dan Barang Antara

Barang akhir (final good) adalah barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan

ekonomi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang akhir

dapat dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu:

a. Barang tahan lama (durable good), misalnya mobil, televisi, almari, es, perabot

rumah tangga.

b. Barang tidak tahan lama (non-durable good), misalnya makanan segar,

buah-buahan, sayur-sayuran.

Barang modal (capital good). Sebagian barang dihasilkan bukan untuk memenuhi

langsung kebutuhan konsumen melainkan digunakan untuk menghasilkan

barang-barang lain. Contohnya adalah mesin-mesin traktor, bangunan pabrik. Barang antara

(intermedinte good). Barang-barang yang belum menjadi barang akhir dan masih

akan diproses lagi sebelum dapat digunakan oleh konsumen dinamakan barang

antara. Contohnya adalah besi baja, tekstil.

7. Metodologi llmu Ekonomi a. Teori Ekonomi

Ilmu ekonomi menaruh perhatian besar terhadap kemampuan member penjelasan

dan prediksi atas gejala-gejala yang diamati. Misalnya, mengapa bila harga suatu

(6)

atau sekumpulan pernyataan tentang sebab-akibat, aksi-reaksi. Daya guna dan

validitas sebuah ieori diukur dari kemampuan dan keakuratannya menjelaskan dan

memprediksi gejala-gejala yang diamati.

b. Model Ekonomi

Berdasarkan teori ekonomi, disusun model ekonomi yang merupakan pernyataan

formal sebuah teori. Model ekonomi dapat dipresentasikan secara verbal

menggunakan kata-kata), diagramatis, dan matematis. Model yang baik tidak harus

sulit, yang hanya dimengerti oleh para doktor/ guru besar ekonomi. Model yang baik

dilihat dari variabel yang digunakan.

Variable adalah ukuran yang nilainya dapat berubah dari waktu ke waktu dan

dari observasi ke observasi. Dalam memilih variabel-variabel untuk model, kita harus

memperhatikan prinsip ockam Razor, yaitu detail-detail yang tidak relevan sebaiknya

dikeluarkan dari model. contoh model ekonomi yang baik adalah Model siklus

Lingkaran Kegiatan Ekonomi atau circular flow of Economic Activity di bawah ini.

Model ini menjelaskan bahwa kesibukan pabrik-pabrik, antrian panjang

pekerja dan aktivitas ekonomi di dunia nyata sebenarnya hanya merupakan proses

pertukaran sumber daya yang dimiliki masyarakat (rumah tangga) dengan yang

dimiliki sektor perusahaan (dunia usaha). Model ini dikatakan baik, sebab dengan

(7)

Siklus Lingkaran Kegiatan Ekonomi (Model Sederhana)

8. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi a) Teori Ekonomi Mikro

Ada beberapa aspek yang dianalisis dalam teori ekonomi mikro, yaitu:

a. Interaksi di Pasar Barang

b. Tingkah Laku produksi dan Penjual

c. Interaksi di pasar factor produksi

(8)

a. Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara

b. Pengeluaran Agrerat

(9)

BAB II

MEKANISME PASAR

Permintaan dan Penawaran

Pasar dalam pengertian Ilmu Ekonomi adalah pertemuan permintaan dan

Penawarn. Dalam pengertian ekonomi, pasar bersifat interaktif,bukan fisik.

Mekanisme Pasar adalah proses penentuan tingkat harga berdasarkan kekuatan

permintaan dan penawaran.

1. Permintaan

Permintaan adalah keinginasn konsumen membeli suatu barang pada berbagai

tingkat harga pada periode waktu tertentu.

a. Faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap suatu

barang, yaitu :

a. Harga barang itu sendirigit juga sebaliknya.

Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu

bertambah. Begitu juga sebaliknya. Hal ini membawa kita ke hukum permintaan,

yang menyatakan” Bila Harga suatu Barang naik, ceteris paribus, maka jumlah

(10)

b. Tingkat Pendapatan Perkapita

Tingkat Pendapatan Perkapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi

tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang

meningkat.

c. Selera atau kebiasaan

d. Jumlah Penduduk

e. Harga Barang lain yang terkait

Keterkaitan dua macam barang dapat bersifatanti) d subsitusi(pengganti) dan

bersifat komplementer (pelengkap). Misalnya barang subsitusi dari daging ayam

adalah daging sapi, ikan, atau tempe. Suatu barang menjadi subsitusi barang lain bila

terpenuhi paling tidak salah satu syarat dari dua syarat yaitu memiliki fungsi yang

sama dan atau kandungan yang sama. Dalam hal ini bila harga subsitusi daging sapi

(misalnya daging ayam) meningkat, harga relatif dging sapi menjadi lebih murah

sehingga permintaan daging sapi menjadi meningkat. Sedangkan kalau harga

komplemen daging sapi (misalnya beras) turun, permintaan terhadap beras

meningkat, sehngga permintaan daging api meningkat pula.

(11)

Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang naik, adalah lebih baik

membeli barang itu sekarang, sehing mendorong orang untuk membeli lebih banyak

sat ini guna menghemat belanja di masamendatang.

g. Distribusi Pendapatan

h. Usaha Produsen meningkatkan penjualan

b. Fungsi Permintaan

Fungsi Permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan dengan

fungsi matematis dengan faktor- faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi

permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variable tidak bebas

(dependent variable) dan variable bebas ( independent variable).

- +/- + + + + + +

(12)

Tanda positif(+) dan negative(-) menunjukkan pengaruh masing- masing variable

bebas terhadap permintaan barang X. tanda positif menunjukkan hubungan searah,

sedangkan tanda negative menunjukkan hubungan terbalik.

Persamaan 2.1 dapat disusun lebih sederhana menjadi persamaan (2.2)

Dx x, = f(PX, Py, Y/Cap)……….(2.2)

c. Skedul dan Kurva Permintaan

Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan

permintaan barang tersebut. Misalnya, fungsi permintaan beras di kota Brebes

perbulan merupakan fungsi Linear berikut ini,

Qd = 100-10P……….(2.3)

Dimana: Qd= permintaan beras (dalam ribu ton) P = harga beras per kilogram (dalam rupiah)

(13)

Sudut (alfa) mempunyai derajat kemiringan (slope) sebesar ∂Qd/∂P=-10 (minus

sepuluh) yang mempunyai arti jika harga beras berubahsatu unit maka permintaan

beras akan berubah sepuluh unit dengan arah yang berlawanan.

d. Perubahan jumlah yang diminta dan Perubahan Permintaan

Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama yaitu perubahan harga dan

perubahan faktor ceteris paribus, misalnya pendapatan, selera, dan sebagainya

(faktor non harga).

Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta, tetapi

perubahan itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama. Ini yang disebut

(14)

kita ambil contoh, berikut ini adalah pergerakan permintaan sepanjang kurva

permintaan .

Pada harga beras Rp 4.000/kg, permintaan beras 60.000 ton perbulan. Jika harga

naik menjadi Rp. 6.000/kg permintaan turun menjadi 40.000 ton perbulan.

Seandainya harga beras turun kembali menjadi Rp. 2000/kg, permintaan beras

meningkat kembali menjadi 80.000 ton perbulan. Jika yang berubah adalah faktor

ceteris paribus yaitu pendapatan, maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan.

Jika pendapatan meningkat kurva permintaan bergeser sejajar kekanan. Jika

(15)

Jadi, jumlah barang yang diminta akan mengalami perubahan apabila terjadi

perubahan harga. Kenaikan harga akan menyebabkan jumlah barang yang diminta

berkurang dan bila harganya turun akan menanmbah jumlah yang diminta.

Sedangkan apabila non harga yang berubah, akan menyebabkan perubahan dalam

permintaan. Perubahan dalam permintaan ini ditunjukkan dalam bergesernya kurva

permintaan kekanan atau ke kiri yang memberikan makna bahwa perubahan faktor

non harga akan menyebabkan perubahan permintaan yaitu pada tingkat harga yang

tetap jumlah barang yang diminta bertambah.

e. Kasus Pengecualian

Adakalanya hukum permintaan tidak berlaku yaitu kalau harga suatu barang

naik justru permintaan terhadap barang tersebut meningkat. Terdapat tiga kelompok

barang dimana hokum permintaan tidak berlaku yaitu:

(16)

3. Barang giffen

2. Penawaran

Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan pada berbagai

tingkat harga selama satu priode tertentu.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang yaitu:

1. Harga barang itu sendiri

2. Harga barang lain yang terkait.

3. Harga faktor produksi

4. Biaya produksi

5. Teknologi produksi

6. Jumlah pedagang

7. Tujuan perusahaan

8. Kebijakan Pemerintah

(17)

b. Fungsi Penawaran

Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan

matematis dengan faktor yang mempengaruhinya. Fungsi penwaran dapat

dituliskan sebagai berikut.

+ +/- - - + + +/- +

Sx = f(Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)………..2.4

Di mana: Sx = penawaran barang X Px = harga X

Kebij= Kebijakan pemerintah

Misal, fungsi penawaran mobil adalah;

Qs= -40 +5P………(2.5)

Di mana: Qs = jumlah mobil yang ditawarkan (ribu unit) pertahun P = harga mobikl perunit (puluh juta rupiah perunit

Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa bial harga mobil perunit

hanya Rp 80 juta atau kurang, produsen tidak mau menjual mobil. Setiap satu unit

kenaikan harga menyebabkan penawaran mobil meningkat lima unit. Jika yang

berubah adalah faktor non harga seperti teknologi, kurfa penawaran bergeser dari S0

(18)

c. Kasus Pengecualian

Terkadang kita menemui kurva penawaran yang memiliki slope negative

khusunya pada kkurva penawaran tenaga kerja yang berbentuk melengkung

membalik (backward bending labour supply curve). Misalnya pekerja yang dibayar

berdasarkan jumlah jam kerjnya. Tabel berikut menunjukkan jumlah jam yang ingin

(19)

Dari data di atas dapat kita buat titik-titik antara dua fariabel serta kemudian

menghubungkan titik-titiknya yang nembentuk suatu garis sebagaimana tampak

dalam diagram 25. Pada tingkat upah yang rendah (Rp.2000,00 sampai Rp.

14.000,00) adalah normal, diperoleh bentuk kurva penawaran yang bersifat positif.

Bagi pekerja tadi, akan memberikan manfaat dengan menambah jumlah jam kerja

bila tingkat upah naik pada saat itu. Pada tingkat upah yang lebih tinggi dari

Rp.14.000,-perjamnya,ia cenderung akan mengurangi jumlah jam kerja yang

ditawarkan untuk bekerja. Ia ingin bisa lebih santai untuk menikmati hasil

kerjanya,sedangkan pendapatan yang diterimanya tetap atau bahkan masih bisa

meningkat sedikit. Dengan demikian bentuk kurva pennawaran akan tenaga kerjanya

akan melengkung dan membalik kearah yang berlawanan atau kurvanya mempunyai

(20)

3. Harga Keseimbangan

Harga Keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen

sama- sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikomsumsi

atau dijual.

Keseimbangan Pasar terjadi pada Saat harga mobil Rp. 160 jt per unit. Saat itu jumlah

(21)

4. Perubahan Keseimbangan Pasar

Perubahan Keseimbangan Pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan

penawaran. Jika factor yang menyebabkan perubahan adalah harga, keseimbangan

akan kembali ke titik awal (diagram 2.7 a). tetapi jika yang berubah adalah factor-

factor citeris paribus seperti tekhnologi untuk sisi penawaran atau pendapatan untuk

(22)

5. Surplus Ekonomi

Teori surplus ekonomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur

tangan pemerintah. Campur tangan pemerintah dianggap makin buruk bila total

(23)

6. Kegagalan Pasar

Kegagalan Pasar disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut :

a. Informasi tidak sempurna (Incomplete Information)

b. Daya Monopoli (Monopoly Power)

c. Eksternalitas (Externality)

Eksternalitas (Externality) adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati

atau diderita poelaku ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang

lain tetapi tidak dapat diomasukkan dalam perhitungan biaya secara formal

d. Barang Publik (Public Goods)

e. Barang Altruisme (Altruism Goods)

Barang Altruisme (Altruism Goods) adalah barang yang ketersediannya

berdasarkan suka rela karena kemanusiaan. Contoh jenis barang ini adalah

darah

7. Intervensi Pemerintah

Tujuan dilakukannya Intervensi Pemerintah adalah sebagai berikut:

a. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan

eksploitasi dapat dihindarkan

b. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan

(24)

c. Mengawasi kegiatan perusahaan terutama perusahaan besar yang dapat

mempengaruhi pasar agar mereka tidak melakukan praktek monopoli yang

merugikan

d. Menyediakan barang public untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

e. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat

dapat dihindari atau dikurangi

Bentuk Intervensi Pemerintah antara lain sebagai berikut:

a. Kontrol Harga

Tujuan Kontrol Harga adalah melindungi konsumen atau produsen. Bentuk

control harga yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar (floor

price) dan harga maksimun (ceiling price)

Harga Dasar (floor price)

Harga dasar adalah tingkat harga minimum yang diberlakukan. Bila pemerintah

menetapkan harga dasar gabah Rp700,00 per- kilogram, pembeli harus membeli

gabah dari petani dengan harga serendah-rendahnya Rp700,00 perkilogram.

Kasus Pasar Gabah di Karawang

Qd = 2.000-3P;Qs=-500+2P

(25)

Keseimbangan pasar tercapai pada harga gabah Rp500.000,00 per ton.

Sedangkan jumlah gabah yang tersedia 500.000 ton per musim. Andaikan

pemerintah merasa bahwa jumlah gabah terlalu sedikit dan berniat menambahnya

pada musim tanam mendatang dengan menetapkan harga dasar gabah menjadi

Rp600.000,00 per ton akan terjadi kelebihan Penawaran 500.000 ton. Sebab,

penawaran naik menjadi 700.000 ton, sedangkan permintaan turun menjadi 200.000

ton. Keputusan ini merugikan konsumen dan produsen karena total surplus ekonomi

(26)

Agar harga gabah tetap pada tingkat Rp 600.000,00 per ton, pemerintah harus

membeli kelebihan penawaran tersebut. Pembelian pemerintah memperbesar

permintaan yang kita sebut saja permintaan pemerintah (Qdp). Akibabrya, kurva

permintaan bergeser ke Qd2 yang besarnya merupakan Qd + Qdp. Besar anggaran

yang disediakan adalah 500.000 ton dikali dengan Rp 600.00Q00 sama dengan

Rp300.000.000.000,00.

2. Harga Tertinggi (ceiling price)

Harga tertinggi (ceiling price) adalah batas maksimum harga penjualan oleh

produsen. Tujuan penetapan harga tertinggi adalah agar harga produk dapat

terjangkau oleh konsumen yang daya belinya kurang.

Kasus Pasar Mie lnstant di lndonesia

Qd = 20.000 - 5P; Qs = - 5.000 + 20p

(27)

Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga mie instant Rp1.000,00 per

bungkus, dengan jumlah 15 juta bungkus per bulan. Kebalikan dari dua contoh di

atas, sekarang pemerintah merasa harga mie instant terlalu tinggi dan menetapkan

harga Rp 750,00 per bungkus. Keputusan ini menyebabkan kelebihan permintaan

sebesar 6.250.000 bungkus per bulan (16.250.000 -10.000.000). Secara ekonomis

keputusan ini merugikan, karena terjadi kehilangan sulplus ekonomi (deadweight

loss) sebesar ruas segi tiga A + B.

3. Kuota

Pemerintah bisa memengaruhi tingkat harga dengan melakukan kebijaksanaan kuota

(pembatasan produksi) misalnya pemerintah ingin menolong petani jagung dengan

cara membatasi jumlah produksi (kuota) untuk meningkatkan harga.

b. Pajak Subsidi

Pajak dibutuhkan sebagai sumber penerimaan negara untuk membiayai

fungsi-fungsinya, khususnya retribusi pendapatan dan sebagai alat stabilisasi ekonomi.

Diagram 2.13 adalah contoh yang menjelaskan pengaruh pajak terhadap

keseimbangan Pasar.

Pemerintah bermaksud menarik pajak dari pasar sepeda motor, dengan

membebankan pajak sebesar T per unit (Diagram 2.13). pajak itu dibebankan kepada

produsen. Pengenaan pajak menyebabkan kurva penawaran bergeser dari So ke S1,

sehingga harga keseimbangan menjadi P1, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi

(28)

kehilangan surplus konsumen sebanyak A+B. sedangkan produsen kehilangan

surplus produsen sebanyak F+C. Tetapi pemerintah memperoleh pendapatan

sebanyak A+F sama dengan 0Q1x(P1-P2). sepintas pemerintah tampaknya senang

dengan penerimaan itu. Tetapi konsumen dirugikan karena beban pajak yang

seharusnya ditanggung produsen sebagian (A) ditanggung oleh konsumen. Ini disebut

pergeseran beban pajak (taxincidence).

2. Subsidi

Subsidi dapat dipandang sebagai pajak negatif (negatiae tax), karena subsidi

menambah pendapatan nyata. sebagaii.rnana halnya pajak, manfaat pemberian subsidi

terbagi-bagi antara produsen dan konsumery tergantung elastisitas permintaan dan

(29)

c. Tarif dan Kuota

Demi melindungi industry dalam negeri, pemerintah menempuh kebijakan

protektif dengan memberlakukan tarif (pahjak impor) dan kuota impor (pembatasan

(30)

BAB III

KONSEP ELASTISITAS

A. ELASTISITAS PERMINTAAN

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relative dalam jumlah unit barang

yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu factor yang mempengaruhinya

(ceteris paribus).

Elastistas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas

harga (price elasticity of demand). Sedangkan elasticity yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity)

1) Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)

Elastisitas Harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang

berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.

(31)

P ∂Q

Semakin besar nilai negatifnya, semakin elastic permintaanya, sebab perubahan

permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga.

1. Angka Elastisitas Harga (Ep)

a) Inelastis (Ep < 1)

Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan harga.

b) Elasitis (Ep > 1)

Permintaan terhadaq suatu barang dikatakan elastic apabila perubahan harga suatu

barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar.

c) Elastis unitari (Ep = 1)

Jika harga naik 10 %, permintaan barang turun 10% juga.

d) Inelastis sempurrna (Ep = O)

Berapa pun harga barang orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan.

(32)

Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang

besamya.

2) Elastisitas titik don Elastisitas Busur

Elastisitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik rertentu.

Konsep elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian

kecilnya sehingga mendekati nol.

(33)

Atau

2) Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Harga

Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat elastisitas harga:

(34)

b) Jumlah pemakai.

c) Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.

d) Jangka waktu.

2. Elstisitas Silang (CrossElasticity)

Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang

sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.

Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta Ec=

3. Elastisitas Pendapatan (lncomeElasticity)

Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu

(35)

Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta

Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah

barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen.

(36)

Secara grafis tingkat elastisitas penawaran terlihat dari slope kurva penawaran: Makin

datar, makin elastis penawaran suatu barang'

Faktor-faktor yong menentukon Elastisitas Penawaran

a. Jenis produk.

b. Sifat perubahan biaya produksi.

c. Jangka waktu

C. Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang

a. Elastisitas Permintaan

(37)

Untuk barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun

(barang tidak tahan lama atau non durable goods), elastisitas harga lebih besar

dalam jangka panjang dibanding dalam jangka pendek Ada dua penyebabnya yaitu:

Pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka

Kedua, kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan barang

lain, yang perubahannya baru terlihat dalam jangka panjang.

2) Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang non durable lebih

besar dibanding jangka pendek. sebaliknya barang durabel, elastisitas pendapatan

dalam jangka pendek lebih besar daripada jangka panjang.

b. Elastisitas Penawaran

Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam jangka

panjang, dibanding dalam jangka pendek. sebab dalam jangka panjang perusahaan

(38)
(39)

BAB IV

TEORI PERILAKU KONSUMEN

1. Pengertian-pengertian dan Asumsi Utama

a) Barang (Commodities)

Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau

kegunaan.

b) Utilitas (Utility)

Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoreh karena mengonsumsi barang.

utilitas digunakan sebagai clasar pengambilankeputusan oleh konsumen. Utilitas total

(total utility /TU) adalah manfaat total yang diperoleh dari seluruh barang yang

dikonsumsi. Utilitas marjinal (marginal utility /MIJ) adalah tambahan manfaat yang

diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unitbarang.

c) Hukum Pertambahan Manfaat yang makin Menurun (the Law of Diminishing

Morginal Utility)

Pada awalnya penambahan konsumsi suafu barang akan member tambahan

utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun

bahkan menjadi negatif. Good sudah berubah menjadi bad. Gejala itu disebut sebagai

Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminshing

(40)

d) Konsistensi Preferensi (Transifivity)

Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas

pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikapyang berkaitan

dengan preferensi konsumen, yaitu lebih suka (prefer) dan atau sama-sama disukai

(indifirence). Misalnya ada dua barang X dan Y, maka konsumen mengatakan X

lebih disukai daripada Y (X > Y) atau X sama-sama disukai seperti Y (X = Y). Tanpa

sikap ini perilaku konsumen sulit dianalisis.

e) Pengetahuan Sempurna (PerfecfKnowledge)

Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna

berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang,

kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka

mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.

2. Teori Kardinal

Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal,

sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan

centi-meter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util.

Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara

manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang

diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari

(41)

uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan

harga per unit. Untuk setiap unit tambahan koruumsi, tambahan biaya yang harus

dikeluarkan sama dengan harga barang per unit.

3. Teori Ordinal ( OrdinalTheory)

a. Kurva lndiferensi (lndifferenceCurve)

Menurut Teoriordinal kegunaan tidak dapat dihitung. Teori Ordrnal menggunakan

kurva indiferensi (indifference curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang

menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan

tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Misalkan Sutarno

mengkombinasikan konsumsi makan bakso dengan makan sate.

Misalnya nilai kegunaan (kepuasan) Sutarno dari mengonsumsi makan bakso dan

makan sate per bulan dapat ditulis sebagai

U = X . Y

Dimana : U = Tingkat Kepuasan

X =Makan Bakso (Mangkok/ bln)

Y = Makan Sate (porsi per bulan)

Untuk mencapai tingka tkepuasan tertentu, beberapa kombinasi yang mungkin

(42)

Jika kombinasi itu disajikan dalam kurva akan diperoleh kurva indiferensi (IC) seperti

ditunjukkan oleh Diagram 4.2.

b. Kurva Garis Anggaran (BudgetLineCurve)

Garis anggaran (budget line.) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi

(43)

c. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan

Perubahan harga dan pendapatan akan memengaruhi daya beli.

d. Keseimbangan Konsumen

Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokaiskan

seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu)

dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimilisasi kegunaan) atau

tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim

(minimilisasi biaya).

e. Reaksi terhadap perubahan harga barang

Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah.

Jika pendapatan nyata meningkat konsumen dapat menaikkan tingkat

kepuasannya sebaliknya bila pendapatan nyata menurun dengan terpaksa

konsumen menurunkan tingkat kepuasannya' disesuaikan dengan kemampuan

anggaran yang menurun.

f. Efek Substitusi atau (Substitusion Effect) dan Efek Pendapatan (Incame Effect)

jika harga suatu barang turun, maka ada dua komponen yang dipengaruhi:

1) Harga relatif barang menjadi murah, sehingga bila konsumen bergerak pada

tingkat kepuasan yang sama (kurva indiferensi awal) dan pendapatan nyata

dianggap tetap, maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang

(44)

yang harganya menjadi relatif lebih mahal. Inilah yang disebut sebagai efek

substitusi (substitution effect).

2) Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah.

]ikaperubahan ini dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal

(45)

BAB V

TEORI PRODUKSI

1. Dimensi Jangka Pendek dan Jangka panjang

Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor

produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat

produksi, faktor produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan

faktor produksi variabel (variable input).

Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat

produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi variabel

yang digunakan. Begitn juga sebaliknya. Buruh harian lepas dipabrik rokok adalah

contoh-nya. ]ika perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka jumlah buruh

hariannya ditambah. sebaliknya jika ingin mengurangi produksi, buruh harian dapat

dikurangi

Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel terkait erat

dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi

tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka pendek

(kurang dari setahun) susah untuk ditambah atau dikurangi. Sebaliknya buruh

dikatakan faktor produksi variabel karena jumlah kebutuhannya dapat disediakan

(46)

Tenggang waktu jangka pendek setiap perusahaan berbeda-beda tergantung

jenis usahanya. Perusahaan yang memproduksi barang-barang modal, periode jangka

pendeknya barangkali lima tahun. Sebab perusahaan membutuhkan waktu minimal

lima tahun untuk menambah kapasitas produksi dengan menambah mesin.

Perusahaan yang bergerak di industri

pengolahan, periode jangka pendeknya lebih singkat. Perusahaan yang mengolah

makanan kalengan, periode iangka pendeknya barangkali hanya dua atau tiga tahun.

2. Model Produksi Dengan satu Faktor produksi variabel

Sebenarnya sangat jarang bahkan tidak ada proses produksi yang hanya

menggunakan satu faktor produksi variabel. pengertian, produksi dengan satu faktor

produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, di mana ada faktor

produksi yangtidak dapat diubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi faktor

produksi oleh perusahaan, ekonomi.

Mencoba membagi faktor proudksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga

kerja (labour). Hubungan matematis, faktor produksi yang menghasilkan output

maksimum disebut fungsi produksi, seperti dibawah ini

Q = f(K, L) ... ...(5.1)

di mana: Q = tingkat output

K - barang modal

(47)

Dalam moder produksi satu faktor protruksi variaber, barang modal dianggap faktor

produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga

kerja.

a. Froduksi total, produksi Marjinal, dan produksi Rata-rata

Produksi total (total producf) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari

penggunaan- total faktor produksi. Produksi marjinal (marginar product) adalah

tambahan produksi karaena penambahan satu unit produksi produksi rata-rata

(average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.

Produksi total :

TP = f(K, L) ... (5.2)

dimana: Tp= produksi total

K =Barang Modal (yang dianggap konstan)

L = Tenaga kerja/buruh

secara matematis Tp akan maksimum apabila furunan pertama dari fungsi

nilainya sama dengan nol. Turunan pertama Tp adalah Mp (persamaan 5.3), maka TP

maksimum pada saat Mp sama dengan nol.

Produksi marjinal

(48)

Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP

sudah < 0, penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total. penurunan

nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil Yang

Semakin Menurun atau the law of Diminishing Return (LDR)

Produksi rata-rata.

di mana: AP = produksi rata-rata

b. Tiga tahap produksi

Diagram 5.2 menunjukkan ada tiga tahap penting dari gerakan perubahan nilai

TP. Yang pertama, pada saat MP maksimum (titik 1 dan 4) kedua, pada saat

AP maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga pada saat MP = 0 atau TP maksimum

(titik 3 dan 6). Selanjubrya diagram tersebut dapat kita bagi menjadi tiga tahap

produksi (the three stages of production):

1. Tahap | (stage I), sampai pada saat kondisi AP maksimum'

2. Tahap II (stage /I), antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan

nol.

(49)

Diagram 5.12...

Pada tahap I penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total

maupun produksi rata-rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih

jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika

berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva Tp meningkat tajam).

Pada tahap ke II berlakunya LDR baik produksi marjinal maupun produksi

rata-rata mengalami penurunan. Namun demikian keduanya masih positif.

Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi toial sampai mencapai nilai

(50)

Pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi'karena

penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total' perusahaan akan

mengalami kerugian (slop e kurva TP negatif )

W = MP (P)...(5.5)

c. Perkembangan Teknologi

Kemajuan teknologi dapat membuat tingkat produktivitas meningkat.Secara

grafis dapat digambarkan dengan semakin luasnya Bidang yang dibatasi kurva TP

pada diagram 5.3 akibat kemajuan teknologi' luas kurva TP3 > TP 2> TP1 artinya

jumlah output yang dihasilkan per unit faktor produksi semakin besar

(51)

3. Model Produksi Dengon Dua Foktor Produksi variabel a. lsokuon (lsoquont)

Isokuan (isoquant) adalah kurva yang menggambarkan berbagai

kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien

dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi yang

Menghasilkan tingkat teknologi tertentu,dan menghasilkana tigkat produksi yang

sama misalnya kasus usaha tekstil tradisional di muka kita perlonggar asumsinya

dengan menyatakan bahwa mesin dapat difambah. Tabel 5.2 memberikan data

sebagai berikut.

Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai

dengan beberapa kombinasi faktor produksi, yaitu 1 mesin dengan 5 tenaga kerja,2

mesin dengan 3 tenaga kerja dan seterusnya' Selanjutnya kita dapat menurunkan

(52)

Asumsi-osumsi lsokuon:

1.

Konveksilas (Convexily)

Asumsi konveksitas (conaexity) analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku

konsumery yaitu kurva indiferersi yang menunrn dari kiri atas ke kanan bawah (down

ward sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua

macam faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan

produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah

penggunaan faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan

yang sama disebut Derajat Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of

Technical Substitution (N{R'TS). MRTSIk adalah bilangan yang menunjukkan

berapa unit faktor produksi L harus dikorbankan untuk menambah 1 unit faktor

(53)

pada tingkat produksi yang sama. Jika L adalah tenaga kerja dan K adalah barang

modal (mesin), maka /MRTSlk adalah berapa unit tenaga kerja yang harus

dikorbankan untuk menambah 1 unit mesin, demi menjaga produksi pada tingkat

yang sama. Dasar pertimbangan substitusi faktor produksi adalah perbandingan rasio

(54)

2.

Penurunan Nilai MRTS (Diminishing of MRTS)

Sama hal nya dengan konsumery produsen menganggap makin mahal faktor

produksi yang semakin langka. Itulah sebabnya mengapa nilai MRTSIk makin

menurun (hukum LDR). Dalam kasus-kasus tertentu, nilai MRTS akan konstan atau

nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi besifat substitusi sempurna (perfect

substitution),seperti pada Diagram 5.6.a. MRTS adalah nol

bila kedua faktor produksi mempunyai hubungan proporsional tetap (fixed proportion

(55)

3.

Hukum Pertombohon Hasil Yang Semakin Menurun (the Low of

Diminishing Relurn)

Di muka telah diuraikan bahwa dalam penggunaan dua macam faktor

produksi juga berlaku hukum LDR. Pada Diagram 5.7, Q60, Q80, Q90 adalah

isokuan-isokuan dengan tingkat produksi masing-masing 60, 80, dan 90 unit.

Penurunan hasil tenaga kerja (L) dapat dilihat dengan menarik garis ABC.

Jika kita berproduksi dengan faktor produksi mesin (K) sebanyak G unit,

penambahan L sebanyak AB unit menambah output sebanyak 20 unit. Tetapi

penambahan berikutnya dengan jumlah yang sarna (BC = AB) hanya menambah

outptrt sebanyak 10 unit. Penurunan hasil K dapat dilihat misalnya pada saat jumlah

L = M unit (perhatikan garis DBE). Awalnya untuk menambah 20 unit otttput cukup

(56)

menambah output 10 unit lagi (Iq80 ke Iq90), jumlah unit mesin yang ditambah iauh

lebih besar, yaitu BE unit (lebih banyak dari DB unit).

4.

Daerah Produksi Yong Ekonomis (Relevonce Ronge of Production)

Pada saat membahas model produksi satu faktor produksi variabel, telah

disimpulkan bahwa daerah produksi ekonomis perusahaan adalah daerah tahap II.

Prinsip yang sama berlaku untuk model produksi dua faktor produksi. Diagram 5.8.a

menggambarkan bahwa batas antara titik A dan B adalah batas daerah produksi yang

ekonomis (teleaance range of production) atau tahap II. jika perusahaan ber-produksi

di luar batas areal itu (A ke C atau B ke D), penambahan faktor produksi tidak

meningkatkan produksi. Garis AB merupakan daerah tahap II. Diagram 5.8.b

menggambarkan jika perusahaan ingin melakukan ekspansi produksi, batas ruang

gerak ekonomis adalah daerah yang diapit garis lengkung M dan N.

b. Perubahan

(57)

Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi

(Return to Scnle) adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa sesar output

bertambah bila jumlah faktor produksi dilipat gandakan (doubling).

1.

Skala hasil menaik lncreosing Relurn fo Scole)

Jika penambahan faktor produksi sebanyak L unit menyebabkan output

meningkat lebih dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menaik

(lncrensing Return to Scale).

Diagram 5.9

(58)

2.

Skala Hasil Konstan (Consfonf Refurn to Scole)

Jika pelipat gandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat

juga fungsi produksi meliliki karakter Skala Hasil Konstan (Consfonf Refurn to

Scole) seperti digambarkan dalam Diagram 5.10.

Diagram 5.10.

(59)

BAB VI

TEORI BIAYA PRODUKSI

1. Konsep Biaya

a. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan

tenaga kerja per orang per satuan waktu. Notasi untuk upah adalah w.

b. Biaya Barang Modal

Ada perbedaan konsep antara ekonom dan akuntan dalam perhitungan biaya

barang modal. Biaya ekonomi penggunaan barang modal bukanlah berapa besar

uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan berapa besar

pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada pengusaha lain. Karena

itu biaya barang modal diukur dengan harga sewa mesin, dinotasikan r.

c. Biaya Kewirausahawan

Wirausahawan (pengusaha) adalah orang yang mengombinasikan berbagai factor

produksi untuk ditransformasi menjadi output berupa barang dan jasa. Dalam

upaya tersebut, dia harus menanggung risiko kegagalan. Atas keberanian

menanggung risiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa laba.

(60)

Produktivitas biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika produkktivitas makin tinggi,

biaya produksi akan makin rendah. Begitu juga sebaliknya.

Perilaku biaya.juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek ada

factor produksi tetap vang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang

besarnya tidak tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena

semua faktor produksi adalah variable maka biaya juga variabel. Artinya, besarnya

biaya prodsuksi dapat clisesuaikan dengan tingkat produksi.

3. Biaya Produksi Jangka Pendek

a. Biaya Total, Biaya Tetap, don Biaya Variabel

Biaya total jangka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya

variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besamya tidak tergantung pada

jumlah produksi, contohnya biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, sewa

gedung kantor.

Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang besarnya tergantung pada

tingkat produksi, contohnya upah buruh, biaya bahan baku.

TC = FC + VC

Dimana: TC = Biaya total jangka pendek

FC = Biaya tetap jangka pendek

(61)

Kurva FC mendatar menunjukkan bahwa besamya biaya tetap tidak tergantung pada

jumlah produksi. Kurva VC membentuk huruf S terbalik, menunjukkan huburngan

terbalik antara tingkat produktivitas dengan besamya biaya. Kurva TC sejajar dengan

VC menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, perubahan biaya total semata-mata

ditentukan oleh perubahan biaya variable

b. Biaya Rata- Rata

Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit

output. Besamya biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output. Karena

dalam jangka pendek TC = FC + VC, maka biaya rata-rata (Average Cost) sama

(62)

AC = AFC + AVC ...(6.2)

Atau

FC VC TC = +

Q Q

di mana : AC = Biaya Rata-Rata Jangka Pendek

AFC = Biaya Tetap Rata-Rata Jangka Pendek

AVC = Biaya Variabel Rata-Rata Jangka Pendek

Kurva AFC terus menurun, menunjukkan bahwa AFC makin menurun bila produksi

ditambah. Tetapi Kurva AFC tidak pernah menyentuh sumbu horisontal. Artinya

(63)

dengan pergerakan kurva AVC. Pola ini berkaitan dengan Hukum LDR ( Law Of

Diminishing Return). Kurva AVC juga mula-mula menurun selanjutnya menaik dan

terus mendekati kurva AC, namun tidak pernah bersentuhan (asimptot). Makin kecil

nya jarak AVC dengan AC karena makin rnengecilnya AFC. Pergerakan kurva AVC

berkaitan dengan pergerakan kurva AP (Average Product). Bila harga per unit tenaga

kerja adalah P, maka AVC = P/AP. Dari persamaan ini terlihat pada saat nilai AP

meningkat, nilai AVC menurun. Begitu juga sebaliknya

c. Biaya Marginal

Biaya marjinal (MarginalCost) adalah tambahan biaya karena menambah produksi

sebanyak satu- unit otutput. Jika biaya marjinal jangka pendek dinotasikan MC dan

pembahan output adalah ∂Q, maka

∂TC MC =

∂Q

Dalam jangka pendek, perubahan biaya total disebabkan perubahan biaya

∂VC MC =

∂Q

(64)

a. Pada diagram diatas gari Hubungan antara Kurva- Kurva Biaya

s singgung.a, b, c dan seterusnya menunjukkuan besarnya MC. Bila garis singgung

rnakin mendatar, nilai MC makin mengecil, begitu sebaliknya

b. Hubungan antara Kurva- Kurva Biaya

(65)

4. Biaya Produksi Jangka Panjang

Biaya total (jangka panjang) adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi

seluruh output dan semuanya bersifat variable

LTC = LVC

Dimana : LTC = Biaya Total Jangka Panjang

LVC = Biaya Variabel Jangka Panjang

Biaya marjinal adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak

satu unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel.

∂ LTC LMC =

∂Q

(66)

LTC LAC =

∂Q

(67)

BAB VII

MEMAKSIMUMKAN LABA

1. Pendekatan Totalitas (Totality Approoch)

Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya otal (TC).

Pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan

harga outpuf per unit. ]ika harga jual per unit output adalah P, maka TR = P.Q. Pada

saat mem-bahas teori biaya, kita telah mengetahui bahwa biaya total (TC) adalah

sama dengan biaya tetap (FC) ditambah biaya variabel (VC), atatr TC = FC + VC.

Dalam pendekatan totalitas, biaya variabel per unit uotput dianggap konstan,

sehingga biaya variabel adaiah jumlah unit output (Q) dikalikan biaya variabel per

unit. ]ika biaya variabel per unit adalah v, maka VC = v.Q

Dengan demikian,

π = PQ - (FC + vQ) ... ...(7.2)

Persamaan (7.2 ) dapat dipresentasikan dalam bentuk Diagram 7.1' Dalam diagram

tersebut kita melihat bahwa pada awalnya perusahaan mengalami kerugian, terlihat

dari kurva TR yang masih di bawah kurva TC. Tetapi jika output ditambah, kerugian

makin kecil, terlihat dari makin mengecilnya jarak kurva TR dengan kurva TC. Pada

saat iumlah otrtput mencapai Q*, kurva TR berpotongan dengan kurva TC yang

artinya penciapatan total sama dengan biaya total. Titik perpotongan ini disebut titik

(68)

mengalami laba yang makin membesar, dilihat dari posisi kurva TR yanS di atas

kurva TC.

Diagram 7.1

Kurva TR dan TC (Pendekatan Totalitas)

Cara menghitung Q* dapat diturunkan dari Persamaan (7.2).

π= P.Q* - ( FC + v.Q*) ...,... ...(7.3)

Titik impas tercapai pada saat ?r s;una dengan nol.

Q = P.Q*-FC-v.Q*

= P.Q* - v.Q* - FC

= (P-v).Q* - FC

Q*= ...(7.4)

(69)

Emilia adalah seorang dosen di kota Jambi. sebagai seorang ibu rumah tangga yang

kreatil dia merencanakan menambah penghasilan keluarga dengan menjual jajanan

anak-anak berupa permen coklat hasil olahannya sendiri. Produknya dipasarkan ke

beberapa sekolah dasar yang ada di sekitar tempat tinggalnya. jumlah permintaan

potensial (dilihat dari jumlah murid vang diberi uang jajan) adalah 1.000 orang per

hari. Untuk mewujurJkan rencananya, dia harus membeli alat-alat produksi dan mesin

cetak sederhana seharga Rp5 juta. Biaya produksi per biji permen coklat Rp250,00.

Harga jual per biji Rp500,00.

Apakah rencana di atas layak dilaksanakan? Untuk menjawabnya, kita dapat

menggunakan nunus dalam Persamaan (7.4). Biaya pembelian alat produksi dan

mesin cetak sederhana adalah biaya tetap (FC), karena besarnya tidak tergantung

jumlah produksi. Biaya variabel

per unit (v) adalah Rp250,00 sedangkan harga jual per unit (p) adalah Rp500,00

Untuk mencapai titik impas, jumlah output (permen coklat) yang hams terjual (Q*)

adalah:

Q* = 5.000.000 /(500-250) = 20.000 biji permen.

Untuk mencapai titik impas, peflnen coklat yang harus terjual 20.000 biji.

Apakah target ini terlalu berat? sangat tergantung dari optimisme Ibu Emilia. Jika dia

bersikap pesimis, misalnya dengan mengatakan hanya sekitar 10% dari permintaan

potensial yang terjangkau, berarti setiap hari hanya dapat menjual 100 permen.

(70)

biji permen akan terjual hanya dalam waktu 40 hari. setelah 20.000 biji permen,

penjualan selanjutnya memberi keuntungan Rp250,00 per biji, karena itu makin

banyak permen yang dapat dijual, makin besar laba yang diperoleh

2. Pendekatan Rata-rata(Average Approach)

Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan

membandingnkan biaya rata-rata (AC) dengna harga jual (P) laba total adalah laba

per unit dukalikan dengan jumlah output yang terjual

π = (P - AC).Q ...(7.5)

Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit

output (P) Iebih tinggi dari biaya rata-rata (AC) perusahaan hanya mencapai

angka impas bila P sama dengan AC

Contoh kasus:

PT Tani Makmur ingin menanam singkong di Lampung' Produk singkong

akan dibeli dilahan oleh produsen tapioka seharga Rp150,00 per kilogram.Setiap

hektar diperkirakan menghasilkan singkong minimal 25ton. Berdasarkan studi

pendahuluan' biaya produksi seperti di bawah ini:

1. Biaya persiapan lahan: RP500'000'00 per hektar

2. biaya penanaman dan perawatan (termasuk pupuk dan obat-obatan) serta

tenaga kerjaRp1'000'000'00 per hektar

3. biaya penanaman (pencabutan' pemotongan): Rp10'00 per kg

Jika perusahaan menargetkan keuntungan Rp.1.000.000.000 pada musim tanaman

(71)

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung biaya rata-rata per

kilogram singkong, sampai siap dijual di lahan. Karena yang sudah diketahui hanya

biaya panen per kg, kita harus menghitung biaya rata-rata per kilogram persiapan

lahan dan penanaman. Dari data-data di atas diketahui bahwa biaya persiapan lahan,

penanaman dan perawatan adalah Rp1.500.000,00 per hektar. ]ika per hektar lahan

menghasilkan 25 ton singkong, maka biaya rata-rata persiapan, penanaman dan

perawatan adalah Rp6O,00-per kilogram. Sehingga biaya rata-rata per kilogram (AC)

adalah Rp60,00 + Rp1.0,00 sama dengan Rp70,00. Karena harga jual singkong (P)

Dalam pendekatan marjinal, perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan

biaya marjinal (MC) dan pendapatan marjinal (MR). Laba maksimum akan tercapai

pada saat MR = MC. Kondisi tersebut bis dijelaskan secara matematis, grafis dan

verbal

(72)

π = TR - TC ...(7.7)

Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi π (∆π/∆Q) sama dengan nol dan

nilainya sama dengan nilai turunan pertama TR (∆TR/∆Q) atau MR) dikurangi nilai

turunan pertama TC (∆TC/∆Q atau MC).

Di pembahasan teori biaya produksi, kita telah mengonstruksi kurva biaya total (TC)

yang bentuk kurvanya seperti huruf S terbalik. Kurva pendapatan total (TR) diperoleh

dengan cara mengalikan kurva produksi total (TP) dengan harga jual output per unit

(P). Pada pembahasan teori produksi, telah diketahui bahwa kurva TP berbentuk

huruf S. Karena kurva TR diperoleh dengan cara mengalikan kurva TP dengan

sebuah bilangan sebesar nilai P, maka kurva TR juga berbentuk huruf S. Kurva TR

dikurangi kurva TC menghasilkan kurva laba (n) seperti tampak pada Diagram 7.2

(73)

Pada Diagram 7.2 kita melihat bahwa tingkat output yang memberikan laba

adalah interval Qr-Qs. Jika output di bawah jumlah Q1, perusahaan mengalami

kerugian karena TR < TC. Begitu juga jika jumlah outptu melebihi Q-. Interval Qr-Qs

dalam pembahasan teori produksi disebut sebagai daerah produksi ekonomis (tahap

II). Pemsahaan akan mencapai laba maksimum di

salah satu titik antara Qr-Qs. Dalam Diagram 7.2 terlihat bahwa laba maksimum

tercapai jika tingkat produksinya adalah Q3. Secara grafis hal itu terlihat dari kurva

7.2 yang mencapai nilai maksimum pada saat output sebesar Q3

Pada pembuktian secara matematis telah diketahui bahwa nilai n (laba) akan

maksimum bila MR = MC. Dalam grafis kondisi ini terbukti dengan membandingkan

dua garis singgung b1 dan b2. Garis singgung b1 adalah turunan pertama fungsi TR

(74)

sama dengan MC. Kita melihat garis dengan b1 sejajar garis singgung b2 yang

artinya MR = MC.

b. Penjelasan Secara Verbal

Apakah benar perusahaan akan mencapai laba maksimum bila memproduksi

di Q3? Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita mengonsentrasikan diri pada

pergerakan kurva laba (n) sepanjang interval Qt-Qs. Pergerakan tersebut kita bagi

(75)

BAB VIII

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna

Sebuah pasar dikategorikan pasar persaingan sempurna jika memiliki

syarat-syarat sebagai berikut:

a) Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen (Homogeneous

Product)

b) Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan informasi sempruna

c) Output sebuah perusahaan relatif kecil dibanding output passer (Small

Relatively Output)

d) Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (PriceTaker)

e) Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (freeentryandExit)

2. Permintaan dan Penerimaan dalam Pasar Persaingan Sempurna

a. Permintaan

Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan

penawaran. Misalkan kita berbicara tentang pasar pakaian anak-anak, maka harga

pakaian anak-anak ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pakaian

(76)

Perusahaan secara individu harus menerima harga tersebut sebagai harga jual.

Karena jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka

berapa pun yang dijual perusahaan, harga relative tidak berubah. Karena itu ktrrva

permintaan yang dihadapi perusahaan secara individu berbentuk garis lurus horizontal

(77)

Penerimaan Total (Total Revenue)sama dengan jumlah output (Q) dikali harga

jual (P)

c. Keseimbangan Perusahaan dalam jangka pendek

Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam

keseimbangan:

a. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variable (VC)

adalah sama dengan penerimaan total (TR), atau biaya variabel rata-rata (AVC) sama

dengan harga (P). Dalam kondisi ini perusahaan hanya menanggung kerugian biaya

tetap (FC), di mana biaya ini dengan atau tanpa produksi tetap harus dikeluarkan.

(78)

beban biaya tetap. Kegiatan produksi hanya menambah beban, karena itu produksi

sebaiknya dihentikan.

b. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba

(79)

3. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna

Agar sebuah perusahaan dapat bertahan dalam jangka panjang, maka

(80)

a. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin agar perusahaan mencapai

keadaan-yang paling optimal

b. Tidak mengalami kerugian (Not Suffering loss) agar dapat mengganti barang

modal yang digunakan dalam produksi.

c.Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk keluar karena laba nol (zero

economi profit)

d. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi walaupun dengan memperbesar skala

produksi, karela sudah berproduksi pada titik minimum kurva biaya rata-rata

jangka panjang (minimum LAC) pada saat SAC = LAC'

5. Penawaran Perusahaan dalam Pasar Persaingan Sempurna

Penawaran industri adalah total penawaran pemsahaan-perusahaan. Jumlah

output yang ditawarkan perusahaan adalah jurnlah yang menghasilkan laba maksimun

(MR = MC). Berdasarkan hal tersebut dapat dikonstruksi kurva Penawaran

perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka Panjang.

(81)

Diagram menunjukkan jika harga di bawah Po, perusahaan tidak mau

berproduksi (tidak ada penawaran) karena harga masih lebih kecil dari biaya

variable per unit yang paling rendah (AVC berpotongan dengan MC).Jika

harga naik ke P1, agar mencapai laba maksimum perusahaan berproduksi

pada saat MR=MC atau MR = P, sehingga jumlah output adalah Q1. ]ika

harrgu jual terus meningkat, misalnya ke P2, P3 dan P4.Pa' maka perusahaan

harus memproduksi Q2, Q3, dan Q4 agat mencapai laba maksimum. Kurva

MC menunjukkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah otrtput yang

diproduksi (ditawarkan). Dengan demikian dalam pasar persaingan kurva MC

setelah melewati titik potong dengan minimum kurva AVC adalah juga kurva

Penawaran perusahaan jangka pendek

b. Kurva Penawaran Jangka Panjang

(82)
(83)

5. Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna

a. Kekuatan

Pasar persaingan sempurna memberikan tingkat kemakmuran dan

kenikmatan

(utilitas hidup ) yang maksimal bagi masyarakat. Hal ini disebabkan

karena :

1) Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah.

2) Jumlah output paling banyak sehingga rasio outpnt per penduduk

maksimal (kemakmuran maksimal).

3) Masyarakat merasa nyaman dalam mengonsursi karena tidak perlu

membuang waktu untuk memilihbarang dan jasa (produk yang homogen)

dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga (informasi sempurna).

(84)

 Kelemahan dalam hal asumsi

 Kelemahan dalam pengembangan tekhnologi

(85)

BAB IX

PASAR MONOPOLI

1. Faktor yang menyebabkan terbentuknya Monopoli

Perusahaan tidak memiliki pesaing karena adanya hambatan (Barriers to Entry)

bagi perusahaan lain untuk memasuki industri yang bersangkutan. Dlihat dari

penyebabnya, hambatan masuk dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

a. Hambatan Tekhnis (Technical Barriers to Entry)

Ketidakmampuan bersaing secara teknis menyebabkan perusahaan lain sulit bersaing

dengan perusahaan yang sudah ada. Keunggulan secara teknis ini disebabkan oleh

beberapa hal:

1) Perusahaan memiliki kemampuan dan atau pengetahuan khusus yang

memungkinkan berproduksi sangat efisien.

2) Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis mempunyai

kurva biaya (MC dan AC) yang menurun.

3) Perusahaan memiliki kemampuan kontrol sumber faktor produksi,

baik berupa sumber daya alam, sumber daya manusia maupun lokasi

(86)

b. Hambatan Legalitas

Hambatan Legalitas dapat berupa :

1) Undang-undang dan Hak Khusus

2) Hak Paten atau hak cipta

2. Permintaan dan Penerimaan Perusahaan Monopoli

a. Permintaan

Dalam pasar monopoli, permintaan terhadap output perusahaan merupakan

permintaan industri. Karena itu perusahaan mempunyai kemampuan untuk

memengaruhi harga pasar dengan mengatur jumlah output Posisi perusahaan

monopolis adalah penentu harga .

b. Penerimaan Total dan penerimaan Marginal

Penerimaan marjinal perusahaan monopoli lebih kecil dari harga jual (MR <

P). Diagram dibawah ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan output

yang dijual (Q1 ke Q2) perusahaan harus menurunkan harga jual (P1 ke P2).

Penurunan harga jual menyebabkan penerimaan total (TR) berkurang

sebanyak luas daerah segi empat A. Penambahan jumlah ouputmenambah TR

seluas daerah segi empat B. Dengan demikian MR = -A + B yang nilainya

lebih kecil dari harga. Penjelasan yang sama dapat diterapkan bila perusahaan

bergerak ke P3, P4, dan seterusnya. Karena ifu kurva MR berada di bawah

(87)
(88)

6. MONOPOLI ALAMIAH(Natural Monopoly)

Perusahaan yang memiliki daya monopoli alamiah disebut monopolis alamiah.

Perusahaan ini mempunyai kurva biaya rata-rata (AC) jangka panjang yang menurun

(negative slope). Makin besar output yang dihasilkan makin rendah biaya rata-rata.

Ini dimungkinkan karena perusahaan memiliki kurva biaya marjinal (MC) yang juga

menurun dan berada di bawah kurva AC. Perusahaan memiliki tingkat efisiensi yang

makin tinggi, bila skala produksi diperbesar. Perusahaan seperti ini mampu

melakukan eksploitasi pasar, dilihat dari makin besamya selisih harga iual dengan

biaya marjinal.

Perusahaan hanya akan mampu memiliki daya seperti di atas bila dalam jangka

panjang mampu meningkatkan efisiensi melalui pengembangan teknologi,

manajemen dan sumber daya manusia.

(89)

Kerugian yang dialami masyarakat akibat monopoli antara lain:

a) Hilang atau berkurangnya tingkat kesejahteraan konsumen

b) Menimbulkan eksploitasi terhadap konsumen dan pekerja

c) Memburuknya kondisi makroekonomi nasional

d) Memburuknya kondisi perekonomian internasional.

8. Aspek Positif Monopoli (Monopoly Benefits)

Beberapa manfaat monopoli antara lain:

a. Monopoli, Efisiensi, dan pertumbuhan Ekonomi

b. Monopoli dan Efisiensi pengadaan Barang publik

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 22 Penawaran Tenaga Kerja

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pula, dalam pasar bebas, setiap permintaan berlebih (atau kekurangan) akan menyebabkan kenaikan harga, mengurangi kuantitas yang diminta (sebagai pelanggan adalah harga

Perubahan permintaan terhadap output pada suatu sektor akan menyebabkan perubahan terhadap kebutuhan tenaga kerja di sektor tersebut yang dapat memicu terjadinya shifting dari dan

Kalau dalam konsep permintaan dibicarakan tentang hubungan antara berbagai tingkat harga dengan berbagai jumlah barang yang hendak dibeli oleh para konsumen, maka yang

Harga suatu barang dapat berubah ubah sesuai permintaan dan penawaran yang menyebabkan pada suatu ketika produsen akan untung besar dan lain waktu akan rugi dalam jumlah besar

Hal ini menunjukkan bahwa berapa pun harga yang ditetapkan oleh produsen (Kelompok Penangkar Tani Jaya) konsumen tetap akan membeli benih padi bersertifikat, karena benih

Dalam konsep Islam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran tersebut harus terjadi rela sama rela,

direpresentasikan sebagai pergesernya kurve permintaan ke kanan, titik keseimbangan akan mengalami perubahan dan akan bergerak ke arah harga yang lebih tinggi dan dengan

Koefisien elastisitas permintaan yang besarnya sama dengan nol, ialah permintaan yang inelastis sempurna unruk barang yang perubahan harganya tidak berpengaruh sama sekali terhadap