• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAUR HIDUP PRODUKSI DAN PENINGKATAN LOYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DAUR HIDUP PRODUKSI DAN PENINGKATAN LOYA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

NASABAH DI BMT ARJUNA PURWOSARI PASURUAN

Moh. Mukhsinin Syu’aibi, MEI Universitas Yudharta Pasuruan

Mukhsinin.2000@gmail.com

Abstrak: Di saat Lembaga Keuangan Mikro Syariah muncul, persaingan semakin ketat, baik secara lokal maupun nasional. Dalam kondisi semacam ini, BMT Arjuna berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat dengan menawarkan berbagai jenis produknya.Dampaknya, masyarakat memiliki banyak pilihan, kekuatan tawar-menawar masyarakat semakin besar, ini semua menjadi bagian penting dalam mendorong BMT Arjuna menempatkan orientasinya pada kepuasan masyarakat sebagai tujuan utamanya. BMT Arjuna pun semakin yakin bahwa kunci sukses untuk memenangkan persaingan harus mempunyai strategi pemasaran dan desain produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sedangkan jenis penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Sumber data penelitian ini yaitu hasil wawancara dengan manajer, kepala pemasaran dan nasabah.

Setelah adanya implementasi daur hidup produk yang adadi BMT Arjuna. Maka loyalitas atau jumlah nasabah terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Cara yang dilakukan BMT Arjuna dalam mempertahankan loyalitas nasabahnya yaitu 1. Memberikan perhatian kepada nasabahnya; 2. Saling menguntungkan; 3. Ada tindak lanjut mengenai nasabah; 4. Memberikan keuntungan kepada nasabah.

Kata Kunci: Strategi Daur Hidup Produk, Loyalitas Nasabah.

A. Pendahuluan

(2)

seorang pemasar harus mampu mengkomunikasikan produk yang ditawarkan melalui berbagai strategi.1

Bank sebagai lembaga keuangan yang menghasilkan jasa keuangan juga membutuhkan strategi pemasaran untuk memasarkan produknya. Dampak dari perubahan teknologi juga berdampak positif terhadap perkembangan dunia perbankan. Produk yang ditawarkan kepada nasabahnya menjadi lebih cepat dan efisien sebagai contoh untuk melakukan pengiriman uang (transfer) dapat dilakukan pada saat itu dan tiba di tempat tujuan pada saat itu juga dengan sistem online computer. Padahal sebelumnya untuk mengirim uang dari satu bank ke lokasi lainnya memerlukan waktu beberapa hari. Demikian juga dalam hak penagihan, waktu yang dibutuhkan begitu cepat. Disisi lain untuk melakukan penarikan uang saat ini tidak perlu dilakukan ke bank cukup dapat ditarik di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) yang terbesar di berbagai tempat strategi. Disamping itu, ATM juga memberikan kelebihan seperti informasi saldo serta melakukan berbagai pembayaran

dalam waktu yang sangat singkat melalui pendebetan.2

Dampak negatif bagi bank adalah tingginya biaya untuk membeli teknologi tersebut. Belum lagi masalah keamanan menjadi prioritas utama. Oleh kerena itu, dalam era teknologi yang berkembang demikian cepat ini saatnya bank menjemput bola dengan nasabahnya bukan menuggu nasabah seperti jaman dahulu. Kemudian bank juga harus pandai membaca keinginan dan kebutuhan nasabahnya melalui berbagai cara seperti riset pemasaran. Tanpa riset pemasaran yang handal jangan harapkan bank dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabahnya secara cepat. Bahkan bukan tidak mungkin bank akan ketinggalan

informasi dibandingkan denga pesaing.3

Pihak bank juga harus dapat mengetahui lingkungan pemasaran lingkungan pemasaran akan sangat berpenggaruh terhadap pemasaran yang juga terdiri dari lingkungan interen dan eksteren. dengan mengetahui lingkungan pemasaran, maka dengan mudah bank akan dapat menentukan langkah selanjutnya.

Dengan diketahuinya keinginan dan kebutuhan nasabah serta lingkungan pemasaran yang mempengaruhinya memudahkan bank untuk melakukan strategi guna merebut hati nasabah. Strategi yang dilakukan

1 Heri sudarsono, Konsep ekonomi islam sustu penggantar. ( yogjakarta 2004 ) ekonisis.hal

10

(3)

meliputi penentuan strategi produk, strategi harga, strategi lokasi dan lay uot, dan strategi promosi.4

Dalam strategi produk misalnya bank harus dapat memodifikasi produk yang sudah ada menjadi lebih menarik atau bank pun dapat menciptakan produk baru. Strategi produk biasanya dimulai dari penciptaan logo dan motto yang dibuat semenarik mungkin. Kemudian menciptakan merek terhadap yang diciptakan.

Di awal kemunculan BMT Arjuna, tidak begitu banyak masyarakat yang bergeming untuk mengetahui produk-produk yang ditawarkan. Hal tersebut dikarenakan banyak masyarakat yang masih belum mengerti sistem syariah yang ditawarkan.

Citra positif di mata masyarakat menjadi faktor kunci bagi keberhasilan BMT Arjuna, oleh karena itu positioning syariah dengan prinsip anti-haram (riba, gharar, dan maysir), dan janji promosi lebih

menguntungkan, harus menjadi value riil yang dirasakan oleh masyarakat.

Semakin tinggi tingkat value yang dirasakan itu, akan semakin

mempengaruhi tingkat kepuasan nasabah. Tingkat kepuasan nasabah akan menentukan apakah nasabah akan loyal atau tidak. Jika tingkat loyalitas ini rapuh, mereka akan berubah menjadi loyalist segment, dan jika loyalist segment yang terjadi, maka nasabah akan berubah menjadi floating segment (mengambang).

Menghadapi peluang seperti ini maka yang menjadi permasalahan BMT Arjuna adalah kemampuannya dalam mengelola peluang dengan memenuhi kebutuhan masyarakat, pola pelayanan nasabah dengan berbasis syariah. Sedangkan lembaga keuangan konvensional, yang telah kehilangan sejumlah nasabah akan selalu berbenah untuk mengambil inisiatif modifikasi pelayanan untuk menarik kembali nasabah yang telah mereka dapatkan sebelumnya. Menjadi sesuatu yang sangat berarti adalah nilai penting dalam pemasaran, karena Rasulullah SAW membangun kepuasan pelanggannya melalui kualitas produk dan juga nilai-nilai (Islam) yang terkandung di dalamnya.

Mencermati peluang yang ada, daur hidup produksi dan desain produk dituntut untuk dapat mengambil langkah cepat dalam memanfaatkan peluang. BMT Arjuna dalam hal ini sebagai lembaga baru yaitu berada pada tahap pengenalan, dituntut untuk mendesain produknya sekaligus meningkatkan sosialisasi dan perbaikan dalam pelayanan untuk mengambil peluang, dalam fase ini nasabah cenderung untuk

(4)

coba dan membandingkan dengan produk yang ada pada BMT itu sendiri. Strategi pemasaran yang mencakup di dalamnya daur hidup produk dan desain produk,mempunyai peranan penting terhadap perkembangan BMT atau lembaga. Ditambah pesatnya arus informasi dan komunikasi yang telah banyak merubah gaya hidup masyarakat, sehingga nasabah sangat jeli dalam memilih produk.

B. Implementasi Tahapan Daur Hidup Produk dan Strateginya

Untuk mengetahui posisi produk dalam daur hidup produk maka ada tahapan-tahapan yang perlu dipahami. Tahapan-tahapan dalam siklus hidup produk adalah sebagai berikut:

1. Tahap perkenalan

Pada tahap ini jenis produk yang dihasilkan masih baru dan belum dikenal pasar, jumlah pesaing belum ada, penjualan mengalami peningkatan meskipun kecil, dan laba yang diperoleh masih sangat kecil. BMT yang berencana untuk memperkenalkan produk baru harus memutuskan kapan mereka harus memasuki pasar. Menjadi yang pertama atau pionir di pasar dapat sangat menguntungkan, tetapi dapat pula lebih berisiko dan mahal, sebab masyarakat belum memiliki

product awareness atau pengetahuan serta informasi yang cukup terhadap produk baru BMT. Momentum waktu yang tepat dan menentukan keberhasilan produk baru yang akan dikenalkan oleh

BMT.5

Sementara, BMT yang masuk belakangan dapat dibenarkan bila BMT mampu membawa teknologi, mutu atau kekuatan merek yang lebih unggul.Sebab seringkali BMT yang masuk terlebih dahulu ke

pasar, namun masyarakat belum memiliki product awareness terhadap

produk BMT dapat menyebabkan produk tersebut tidak diterima pasar. Strategi marketing mix yang paling ditekankan pada tahap perkenalan adalah strategi promosi.

2. Tahap pertumbuhan

Ketika berada pada tahap tumbuh, masyarakat mulai mengenal produk yang BMT miliki dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan mitra kerja yang turut terlibat untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar. Tahap

(5)

ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu rapit growth

dan slow growth.

3. Tahap kedewasaan

Jenis produk yang dihasilkan sudah tidak baru lagi dan masyarakat sudah mengenal produk tersebut dengan baik, pesaing sudah banyak, penjualan mengalami peningkatan, dan laba sudah sangat tinggi. Dalam tahap ini laba relatif stabil dan pada akhirnya juga akan turun akibat penjualan yang menurun dikarenakan banyaknya pesaing yang masuk. Pada tahap ini BMT harus melakukan beberapa modifikasi untuk mempertahankan keunggulannya.

4. Tahap kemunduran

Jenis produk yang dihasilkan sudah dapat dikatakan kuno dan hampir semua masyarakat sudah mengenal produk tersebut dengan baik, pesaing sudah sangat banyak, penjualan terus mengalami penurunan, dan laba mulai menurun. Ada lima strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan pada tahap ini agar dapat mempertahankan eksistensi perusahaan.

C. Teknik atau Cara Untuk Meningkatkan Daur Hidup Produk

Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang daur hidup adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan konsumsi dengan cara mengajak masyarakat untuk

meningkatkan penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh: pegadaian yang mempunyai slogan mengatasi masalah tanpa masalah, dsb.

2. Mencari fungsi lain produk dari biasanya.

3. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya.

4. Mencari target masyarakat baru. Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik segmen pasar baru untuk diajak menjadi pelanggan.

(6)

tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap penurunan.

Atas dasar kondisi pada masing-masing tahap tersebut BMT dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai.Perbedaan setiap tahap dalam daur hidup produk itu memerlukan strategi pemasaran yang berbeda pula.Strategi pemasaran yang dikembangkan didasarkan pada variable tertentu.Pada tahap perkenalan diutamakan promosi, pada tahap pertumbuhan diutamakan distribusi, dan tahap kedewasaan diutamakan

harga, dan pada tahap penurunan lebih diutamakan pengurangan biaya.6

D. Loyalitas Nasabah

Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan.Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan kepuasan nasabah lebih cenderung mempengaruhi sikap nasabah. Sedangkan konsep loyalitas konsumen lebih menekankan

kepada perilaku pembeliannya.7

Istilah loyalitas sering kali diperdengarkan oleh pakar pemasaran maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetapi menjadi lebih sulit ketika dianalisis maknanya.

Loyalitas nasabah merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran BMT. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan BMT akanmendapatkan keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalin dalam kurun waktu tertentu.

Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap secara terus-menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau lebih merek alternative dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. Perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbeda dengan perilaku membeli uang, loyalitas pelanggan menyertakan aspek perasaan, tidak melibatkan aspek efektif di dalamnya.

Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalitas nasabah merupakan sebuah sikap yang menjadi dorongan perilaku untuk melakukan pembelian produk atau jasa dari suatu BMT yang menyatakan aspek perasaan didalamnya. Khususnya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang dengan konsistensi yang tinggi, namun tidak hanya

6 Ika Yunia Fauzia. Etika Bisnis Islam. (Jakarta: Kencana, 2013). 35.

(7)

membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai komitmen dan sikap yang positif terhadap BMT yang menawarkan produk.

Loyalitas nasabah merupakan kekuatan kita dalam menciptakan

barrier to new entrans (menghalangi pemain baru masuk).Dalam rangka

menciptakan customer loyality maka BMT harus berfikir untuk

menciptakan customer satisfaction terlebih dahulu. Salah satunya yaitu

melalui relationship marketing yang tidak hanya mengutamakan pada

bagaimana menciptakan penjualan saja tetapi bagaimana

mempertahankan nasabah dengan dasar hubungan kerjasama dan kepercayaan supaya tercipta kepuasan pelanggan yang maksimal.

E. Profil Koperasi Jasa Keungan Syariah Arjuna

1. Sejarah Berdirinya Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Arjuna

Sebelum koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) Arjuna berdiri koperasi untung suropati yang merupakan cabang dari bangil, kemudian dengan adanya kelulusan dari universitas yudharta jurusan EKI dan jurusan yang releven dengan perbankan pihak yayasan menganggap bahwa orang-orang dari dalam sendiri mampu untuk mendirikan koperasi sendiri.

Tepat pada tanggal 28 september 2007 keputusan rapat yang dihadiri olej 30 orang telah menyepakati bahwa nama koperasi yang akan diciptakan bersama adalah LKS akan tetapi kita minta ijin pada dinas ternyata mereka mengatakan bahwa sebenarnya nama LKS itu tidak ada, yang ada hanyalah koperasi jasa keuangan syariah dan UJKS. Oleh kerana itulah akhirnya para anggota menyepakati nama yang dipakai adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)

“ARJUNA”. Meskipun di depan terdapat nama LKS ARJUNA akan tetapi pada hakikatnya kita tetap menggunakan nama koperasi jasa keuangan syariah sesuai dengan surat izin yang telah disahkan oleh dinas.

Motivasi didirikannya koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) Arjuna dinaungan yayasan darut taqwa karena pihak yayasan mempunyai keinginan eksistensi di yayasan tersebut, bisa diterima oleh masyarakat sekitar, dan juga dengan adanya koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) Arjuna ini bisa dikatakan bahwa koperasi jasa keuangan syariah merupakn bagian dari dakwah kita pada penekanan pembelajaran para siswa-siswi ilmu fiqih tentang

(8)

pengetahuan perbankan. Meskipun koperasi jasa keuangan syariah kecil akan tetapi bias memberikan kemanfatan bagi yayasan darut taqwa, yaitu diantarannya yayasan darut taqwa bisa melakukan pinjaman di koperasi jasa keuangan syariah dan tidak melakukan pinjaman di tempat luar yang berbasis syariah, sehingga dapat mempermudah dalam mengkoordinir bantuan dalam bentuk pinjaman yang ada dinaungan yayasan darut taqwa. Untuk melaksanakan amal

ma’ruf nahi munkar (berusaha untuk menghilangkan praktek riba).

dengan memberikan pelajaran pada masyarakat baik dengan cara dakwa bil lisan maupun dengan cara bil hal.

Berdasarkan realita yang ada dalam dunia pesantren banyak orang tua yang mengiginkan anaknya bisa hemat dalam menyimpan uangnya, bagaimana anak itu menjadi anak yang tidak boros dalam setiap harinya. Maka dari itu muncul ide yang berhubungan dengan keinginan dari orang tua yaitu menyimpan kiriman dari orang tua di koperasi jasa keuangan syariah bisa mendidik anak yang rajin menabung dan jauh dari sifat boros.

Dengan adanya koperasi jasa keuangan syariah di yayasan dapat mempermudah pengontrolan dalam yayasan tersebut dan sekaligus menciptakan bagi EKI dan jurusan lain yang berbau tentang perbankan. Dengan ini koperasi jasa keuangan syariah dapat memberikan wadah pekerjaan bagi mahasiswa yang meempunyai releven.

Koperasi jasa keuangan syariah berdiri atas kebutuhan pelayanan terhadap siswa, santri, maupun mahasiswa khususnya dalam bidang keuangan dan pembayaran. Dalam rangaka melayani kebutuhan dari tenega pengajar , guru, dosen dalam hal keuangan yang meliputi simpan pinjam. Keinginan untuk memberikan

pelayanan kepada jama’ah dan masyarakat sekitar dalam bidang jasa

keuangan. Hal ini dikarenakan ada potensi yang sudah dilakukan oleh BPRS untung suropati untuk meminimalisir praktek riba di masyarakat sekitar.

(9)

Modal awal yang dimiliki koperasi jasa keuangan syariah adalah terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib serta penyertaan yaitu:

a. Simpanan pokok Rp 30.000.000,-

b. Simpanan wajib Rp 1.800.000,-

c. Penyertaannya Rp 200.000.000,-

2. Legalitas dan identitas lembaga koperasi jasa keuangan syariah

(KJKS) Arjuna

Koperasi mendapat legalitas dari Badan hukum koperasi dengan nomor: 504/BH/XVI.20/242.055/2007 (28 September 2007), dengan identitas nama yaitu Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) ARJUNA dan beralamatkan di jl. Pon pes Ngalah no.16 Sengonagung Purwosari Pasuruan.

3. Visi, Misi Dan Tujuan

a. Visi

Setiap wahana pengembangan dan penemuan ilmu pengetahuan dengan menyelenggarakan penelitian. Pengem-bangan dan pengabdian masyarakat di bidang ilmu ekonomi islam dan perbankan syariah dengan spirit pluralis untuk menolak sarjana professional yang humalistik dan bermoral religius.

b. Misi

1) Menyelenggarakan pendidikan yang sistematis dan terprogram

dalam bidang ekonomi islam dan perbankan syariah dan mengantarkan lulusan yang memiliki kecakapan dan kemampuan menjadi praktisi di lembaga keuangan syariah.

2) Menyelenggarakan pendidikan keilmuan dan kewirausahaan

dengan paradigma “demokratis education dan life education.

3) Menyelenggarkan pendidikan yang situasi dan kondisinya

mencerminkan aplikasi tata nilai kehidupan masyarakat yang pluralistik

4) Mengembangkan kemampuan penelitian dan pengabdian

kepada masyarakat dalam bidang pengembangan sumber daya manusia yang berkaitan dengan ekonomi islam sehingga interaksi social dapat terwujud dengan nilai optimal.

c. Tujuan

1) Menghasilakan out put sekaligus out come yang unggul dalam

(10)

2) Mencetak sarjana ekonomi Islam yang mandiri, professional dan bertanggung jawab di bidangnya serta berwawasan pluralistik

3) Menciptakn sistem program studi ekonomi islam fakultas

Agama Islam yang terpadu baik keilmuan,kelembagaan misi maupun kegiatannya

4) Meningkatkan mutu dan kemampuan ilmu di bidang disiplin

ilmu ekonomi Islam serta mengembangkan penelitian sesuai kebutuhan nasional.

4. Jenis-Jenis Produk Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Arjuna

a. Simpanan Wadi’ah

1) Wadi’ah yad amanah adalah wadiah dimana sipenerima

titipan tidak bertanggung jawab atas kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada barang titipan, selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan penerima titipan dalam memelihara titipan tersebut.

2) Wadi’ah yad dhammanah adalah wadi’ah dimana sipenerima

titipan dapat memenfaatkan barang titipan tersebut dengan seizin pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut secara setiap saat kala si pemilik menghendaki.

b. Pembiayaan

1) Murabahah adalah akad jual beli barang menyatakan tsaman

(harga perolehan) dan ribah (keuntungan/margin) yang

disepakati oleh penjual dan pembeli,

2) Mudharabah dalam syariah mudharabah bisa dikatakan sebagai ruhnya ekonomi dalam syriah yang membedakan antara bank syariah dengan bank konvesional maksudnya adalah penyerahan harta dari shohib al-mal (pemilik modal dana) kepada mudharib (pengelola dana) sebagai modal usaha, sedeangkan keuntungannya dibagi sesuai dengan nisbah (perbandingan laba rugi) yang disepakati. Jika terjadi kerugian ditutupi dengan laba yang diperoleh

3) Qordhul hasan yaitu Pembiayaan kebajikan.

Pada pembiayaan diatas murabahah hanya 60%,

mudharabah 20%, qordhul hasan 15%, murabahah

(11)

mudharabah 17 orang tahun 2011, qordhul hasan 10 tahun 2011.

5. Ketentuan umum tabungan syariah

a. Persyaratan

1) Tabungan syariah diperuntukkan bagi penyimpan/penabung

perorangan maupun lembaga.

2) Bukti penyimpan/penabung adalah buku tabungan yang

diterbitkan oleh koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) Arjuna dan kartu rekening atas nama penabung yang ditata usahakan dikantor koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) Arjuna.

3) Apabila buku tabungan ini hilang, penyimpan/penabung

wajib melaporkan secara tertulis kepada K.J.K.S. ARJUNA dengan melampirkan surat keterangan kehilangan dari kepolisian dengan dasar tersebut koperasi akan menerbitkan buku tabungan pengganti, selam penyimpan/penabung tidak melaporkan kehilangan tersebut kepada koperasi, maka

penyimpan/penabung bertanggung jawab atas segala

kerugian yang ditimbulkan oleh pihak lain sebagai akibat dari penggunaan buku tabungan yang hilang tersebut.

4) Penyimpan/penabung bertanggung jawab terhadap

penyalahgunaan buku tabungan .

5) Apabila terdapat perbedaan saldo pada buku tabungan

dengan saldo yang tercatat pada kartu rekening, maka sebagai patokan bagi koperasi adalah saldo yang tercatat pada rekening.

b. Penyetoran/pengambilan

1) Setoran awla minimal Rp.10.000,-

2) Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap waktu

selama jam kerja masih buka.

3) Setiap pengambilan, penyimpanan/penabung harus

menunjukan buku tabungan kepada K.J.K.S ARJUNA.

4) Pengambilan dapat diwakilkan kepada orang lain bila

disertakan surat kuasa bermaterai cukup.

5) Saldo minimal yang harus disisakan sekurang-kurangnya

(12)

c. Bagi hasil

1) Bagi hasil diperhitungkan dan dibayarkan setiap akhir bulan

dengan cara ditambah bukukan pada saldo terakhir yang

tercatat dalam kartu tabungan atas nama

penyimpanan/penabung dan sesuai dengan rata-rata saldo perbulan.

2) Tingkat bagi hasil ditetapkan dengan kesepakatan kedua

belah pihak. d. Lain-lain

1) Saldo minimal Rp. 10.000,- yang tidak bermutasi selam 3 bulan berturut-turut dikenakan biaya administrasi.

2) Sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketetapan

koperasi.

F. Analisis Implementasi Daur Hidup Produksi di BMT Arjuna

Tahap Pengembangan Produk BMT Arjuna, di tahun 2007 tahap pertama pada daur hidup produk BMT Arjuna, adalah tahap pengembangan produk yaitu produk BMT Arjuna yang masih berada dalam fase menemukan dan menyaring gagasan produk. Selama tahap ini belum ada penjualan dan yang ada adalah biaya investasi untuk mendanai pengembangan produk BMT Arjuna. BMT Arjuna mencari gagasan untuk pengembangan produk maupun menciptakan suatu produk baru yang belum ada di pasar. BMT Arjuna pada tahap ini telah mendapatkan

gagasan produk berupa tabungan dengan system wadi’ah kemudian dilakukan pengembangan produk dan melakukan uji coba terhadap produk tersebut sehingga selama kurang lebih empat bulan produk tersebut benar-benar layak untuk dipasarkan. Keunggulan BMT Arjuna yaitu berada di lingkungan pendidikan yang tidak kurang dari tiga ribu pelajar, dengan melakukan tes pasar pada tahap ini tidak lain hanya untuk melihat reaksi pasar apabila produk tersebut diluncurkan. Apakah masih ada kekurangan di dalamnya atau sudah cukup layak untuk di jual di pasar, dan akhirnya masyarakat sekitar menerima produk ini.

(13)

melewati tahap pengenalan dan pertumbuhan serta sekarang memasuki tahap kedewasaan. Dimana, pada tahap pengenalan dilalui selama 3 tahun, ditahap ini produk masih baru dan masyarakat belum mengenal produk yang ditawarkan BMT Arjuna, mengingat dari jumlah 24 kecamatan yang ada di Kabupaten Pasuruan 5 diantaranya berada di wilayah bagian barat yang notabenenya cenderung pada sistem konvensional. Dari situlah BMT Arjuna terus melakukan promosi ke

berbagai lembaga-lembaga pendidikan dan masyarakat sekitar

khususnya.Daur hidup produk sangat membantu menginterpretasikan dinamika produk dan pasar serta dapat digunakan untuk perencanaan serta pengendalian, namun tak lepas dari kritik, salah satunya kurang bermanfaat sebagai alat untuk melakukan peramalan.Selain itu pola daur hidup produk terlalu berbeda-beda bentuk dan durasinya.Daur hidup produk tidak memiliki sesuatu yang dimiliki organisme hidup, yaitu urutan tahap-tahap yang tetap dan lama pada tiap tahapnya. Para pemasar juga tidak mengetahui ditahap apa produk tertentu sedang berada. Suatu produk mungkin masuk pada tahap dewasa, namun sebenarnya baru mencapai masa mendatar menjelang terjadinya kenaikan tahap lain.

Tahap Pertumbuhan BMT Arjuna, tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan pesat penjualan. Konsumen penerima awal menyukai produk tersebut, dan konsumen berikutnya mulai membeli produk itu. Para pesaing baru memasuki pasar, karena tertarik dengan peluang produksi dan laba berskala besar. Mereka memperkenalkan fitur produk baru dan memperluas jaringan produksi. BMT Arjuna sudah telah melewati tahap perkenalan selama 3,5 tahun, dan setelah itu sampai saat ini BMT Arjuna memasuki tahap pertumbuhan, dimana dahulu masyarakat belum mengenal sekarang sudah memahami dan nasabahpun terus meningkat. Di tahap ini pesaing mulai memasuki pasar terbukti dengan adanya tiga lembaga keuangan yang menerapkan sistem syariah di kecamatan purwosari, dari situ, BMT Arjuna dalam upayanya terus meningkatkan kualitas produk agar nasabah lama tidak beralih kepada pesaing dan berharap nasabah baru terus meningkat

(14)

akhirnya juga akan turun akibat penjualan yang menurun dikarenakan banyaknya pesaing yang masuk.

G. Kesimpulan

Implementasi daur hidup produksi yang adadi BMT Arjuna Purwosari Pasuruan masih mulai pada tahap kedewasaan.Tahun 2007 merupakan tahap pengembangan produk yang masih menekankan gagasan sebuah ide produk, pada tahun 2008-2011 merupakan tahap perkenalan produk dan pertumbuhan produk. Pada tahap perkenalan BMT Arjuna menekankan strategi promosi dikarenakan pada tahap ini produk benar-benar masih baru dan masyarakat belum mengenal serta belum mengetahui sistem yang diterapkan. Promosi yang diterapkan pada tahap perkenalan adalah periklanan, promosi penjualan, personal selling

dan publisitas. Pada tahun 2012-2014 adalah tahap pertumbuhan bagi BMT Arjuna, masyarakat sudah mengenal produk dan sistem yang diterapkan oleh BMT Arjuna dan pesaing mulai masuk pasar, meskipun demikian strategi promosi tetap diterapkan dan ditambah lagi strategi distribusi pada tahap pertumbuhan ini serta memaksimumkan pangsa pasar. Pada tahun 2015 BMT Arjuna mulai masuk pada tahap kedewasaan sehingga strategi yang dilakukan oleh BMT Arjuna adalah tetap mempertahankan dan memaksimumkan pangsa pasar.

Setelah adanya implementasi daur hidup produksiyang adadi BMT Arjuna. Maka loyalitas atau jumlah nasabah terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Cara yang dilakukan BMT Arjuna dalam mempertahankan loyalitas nasabahnya yaitu 1. Memberikan perhatian kepada nasabahnya; 2. Saling menguntungkan; 3. Ada tindak lanjut mengenai nasabah; 4. Memberikan keuntungan kepada nasabah.

Daftar Pustaka

Abdullah, Amin. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah. Jakarta: PT.

Grasindo. 2007.

Al Arif, Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung:

Alfabeta. 2010.

Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah.Jakarta: Rajawali Press. 2008.

Aziz, Abdul. Etika Bisnis Perspektif Islam (Implementasi Etika Islami untuk

Dunia Usaha). Bandung: Alfa Beta. 2013.

(15)

Buchory, Herry Achmad dan Djaslim Saladin. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah.Bandung: Linda Karya. 2006.

Creswell, John W. Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014.

Departemen Agama. Al Qur’an & Terjemahannya.Bandung: J-Art. 2004.

Djakfar, Muhammad. Etika Bisnis Islami (Tataran Teoritis dn Praktisis).

Malang: UIN Press. 2008.

Fauzia, Ika Yunia. Etika Bisnis Islam. Jakarta: Kencana. 2013.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik.Malang: Bumi Aksara. 2013.

Hasan, Ali. Maeketing Bank Syariah (Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan

Pasar Bank Syariah). Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.

_____. Manajemen Bisnis Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.

Hasan, Ali. “Analisis Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank Syariah”. Tesis --UII, Yogyakarta.1996.

Hermawan, Agus. Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga. 2010

Indranata, Iskandar. Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian Kualitas. Jakarta: UIP. 2008.

Karim ,Adiwarman. Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan). Jakarta: Rajawali. 2003.

Kasmir.Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana. 2004.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Edisi Kedua Belas), Cetakan.Ketiga. Jakarta: PT. Indeks. 2008.

Narbuko, Cholid dkk. Metodologi Penelitian, cet.8. Jakarta: PT Bumi

Aksara. 2007.

Nawawi, Ismail. Manajemen Perbankan Syariah (Teori, Pengantar Praktik

dan Isu-isu Kontemporer Perkembangan dan Pengembangan Industri Perbankan Syariah). Jakarta: VIV Press. 2014.

Rodoni, Ahmad. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Zikrul, 2008.

Sangaji, Etta Mamang, Sopiah. Perilaku Konsumen (Pendekatan Praktis).

Yogyakarta: Andi. 2013.

Sulisyanto.Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Andi. 2010.

Tjiptono, Fandi. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. 2000.

Triyuwono, Iwan. Akuntansi Syariah (Perspektif, Metodologi, dan Teori.

(16)

Wahyudi, Ilham. “Efektifitas Strategi Pemasaran Produk dalam Meningkatkan Keunggulan Kompetitif (Studi pada BMT MMU

Sidogiri Pasuruan)”. Tesis--UIN Sunan Ampel, Surabaya. 2014.

Wijaya, Amin. Manajemen Pemasaran Kontemporer. Jakarta: Harvarindo.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan metode berprograma bercabang dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan getaran akan memberikan hasil yang lebih baik

Pada Sektor Nyaan terdapat 3 (tiga) lokasi anomali radiometri yang signifikan yaitu anomali Sungai Marta, Marta Hulu dan Aloha dengan nilai radiometri berkisar antara

Alhamdulillah, puji syukurkehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsidengan judul: “Pengaruh Kinerja Keuangan dan

Dengan adanya sistem yang baru ini juga diharapkan dapat memperkecil kesalahan yang dilakukan oleh karyawan (human error), menghindari manipulasi data yang dilakukan oleh pihak

Dari hasil penelitian diketahui Tingkat kepentingan pelanggan kasur Spring Air memiliki nilai rata rata sebesar 4.0665 yang berarti dapat dikategorikan tingkat harapan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa setelah mendapatkan pembelajaran berbasis MatLab dan

- Alat ini tidak dimaksudkan untuk digunakan oleh orang (termasuk anak-anak) dengan cacat fisik, indera atau kecakapan mental yang kurang, atau kurang pengalaman dan

Pilihlah satu kemungkinan jawaban yang mempunyai arti yang berlawanan dengan kata yang dicetak dengan huruf kapital dengan cara menghitamkan bulatan yang sesuai dengan huruf di