• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADA (1)"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Maraknya bermunculan perusahaan-perusahaan baru di

Indonesia baik yang bekerja dalam bidang jasa maupun bidang

penjualan menjadi cambuk tersendiri bagi perusahaan yang sudah

ada terlebih dahulu, semua perusahaan berusaha semaksimal

mungkin untuk menarik pangsa pasar guna mencapai tujuan yang

diharapkan. Hampir semua perusahaan selalu giat berusaha agar

perusahaan terus dapat berdiri dan memaksimalkan laba sehingga

dapat membantu perkembangan usahanya. Dalam era globalisasi

sekarang ini yang memasuki persaingan semakin ketat di segala

bidang, maka setiap lembaga dituntut untuk memiiki keunggulan

yang kompetitif tersendiri agar tidak tertinggal oleh perusahan yang

baru muncul.salah satu cara yang ditempuh agar memiliki

keunggulan komprtitif tersendiri adalah dengan meningkatkan

kinerja karyawan. Sebagai Negara berkembang Indonesia selalu

menggalakkan pembangunan di berbagai bidang. Perkembangan

tersebut tidak hanya pembangunan fisik saja namun juga

menekankan pembangunan secara moril. Salah satu contoh yaitu

pembanguan sumber daya manusia. Setiap perusahaan dalam

(2)

yang telah ditetapkan perusahaan yaitu untuk memperoleh

keuntungan maksimal dan mengeluarkan biaya operasional

seminimal mungkin, agar perusahana dapat berkembang luas

dengan segala kegiatan usaha yang dilakukan yang dilakukan

perusahaan untuk mencapai tujuan yang diingikan dengan

menggunakan sumber daya yang telah tersedia, tetapi untuk

mencapai tujuan tersebut, tidak cukup hanya dengan jalan

memperoleh karyawan yang dianggap paling tepat untuk

jabatannya, akan tetapi tidak kalah dengan pentingnya dengan

cara pimpinan memberikan motivasi kepada karyawan agar

mereka bekerja secara optimal sesuai dengan kemampuannya.

Sumber daya manusia sangat penting. Artinya didalam

menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan, oleh karena

itu selalu diperhatikan agar kelancaran jalannya perusahaan lebih

terjamin dan semakin meningkat. Unsur terpenting dari perusahaan

adalah manusia atau tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan bagian

yang integrfal dari suatu perkumpualn faktor-faktor produksi dan

memegang peranan penting dibanding faktor-faktor lainnya.

Mengingat begitu pentingnya faktor tenaga kerja maka perusahaan

harus merekrut karyawan yang berkompeten yaitu mempunyai

kemampuan bekerja dan kemampuan berorganisasi yang baik,

(3)

dan sebuah apresiasi kepada karyawan agar lebih bersemangat

dalam menjalankan tugas-tugasnya di perusahaan.

Dengan adanya perkembangan usaha yang semakin

kompeitif, efisiensi, sesuai dengan kondisi yang ada pada

karyawan, sebuah perusahaan pasti memiliki perencanaan strategi

yang dapat mengidentifikasikan peluang dan mengarah pada

perkembangan kedepan. Perusahaan dapat mengembangkan

berbagai strategi untuk mencapai perencanaan tersebut,

tergantung pada manager dalam memanfaatkan para karyawan

dan sumber daya lainnya untuk mencapai strategi yang dilakukan.

Kinerja suatu perusahaan tergantung pada kerja karyawannya.

Namun atasan dapat berperan dalam merencanakan,

melaksanakan, dan mengendalikan suatu perusahaan. Dalam hal

ini atasan harus mempunyai peran penting dalam usahanya untuk

memotivasi dan mengelola karyawannya. Tinggi rendahnya kinerja

berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sebenarnya yang dicapai oleh

seseorang). Tinggi rendahnya kinerja karyawan berkaitan erat

dengan system pemberian penghargaan yang diterapkan oleh

lembaga atau organisasi tempat mereka bekerja. Pemberian

penghargaan atau kompensasi yang tidak tepat dapat berpengaruh

terhadap peningkatan kinerja karyawan. Tercapainya tujuan

(4)

yang modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru

lebih tergantung pada manusia yang melaksanakan pekerjaan

tersebut. Oleh karena itu karyawan yang berkualitas adalah

karyawan yang melaksanakan pekerjaannya dan mampu

memberikan hasil kerja yang baik atau memiliki kinerja tinggi yang

dibutuhkan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai tujuan.

Sebenarnya pada dasarnya setiap karyawan memiliki

kemampuan dalam bekerja disuatu bidang tertentu dan dapat

dijadikan tombak untuk memudahkan dalam pencapaian tujuan

perusahaan atau organisasi. Jika tujuan perusahaan tercapai

karena adanya kemampuan karyawan tersebut, maka dia

karyawan yang berprestasi. Seperti yang penulis ketahui bahwa

dalam setiap perusahaan tidak hanya memberikan gaji pokok tetapi

juga memberikan jaminan kesehatan bagi karyawannya yang

sering disebut tunjangan kesejahteraan. Jika tunjangan

kesejahteraan yang diberikan karyawan dirasa bermanfaat, maka

hal itu akan membuat mereka termotivasi untuk bekerja lebih

maximal dan optimal yang mana tidak menutup kemungkinan bagi

mereka untuk menjadi karyawan yang berprestasi. Dengan adanya

karyawan yang berprestasi maka akan memudahkan tercapainya

tujuan organisasi.

Sesuai dengan undang-undang no 10 Tahun 1998, “Bank

(5)

usahanya secara konvensional yang dalam kegiatannya

memberikan jasa lalu lintas pembayaran”. Dalam proses kinerja

nya, perbankan konvensional menggunakan 2 metode yang bisa

dikatakan bersifat konvensional, yaitu :

1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk

simpanan (tabungan, deposito) dan produk pinjaman (kredit)

yang diberikan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.

2. Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank konvensional

menerapkan berbagai biaya dalam nominal atau prsentase

tertentu. Sistem penerapan biaya ini disebut fee based. PT. Bank OCBC NISP merupakan sebuah perusahaan

perbankan yang bekerja di bidang jasa dalam menyimpan dan

mengelola transasksi keuangan nasabah baik individu maupun

perusahaan. Sesuai dengan Undang-Undang No.7 Tahun 1992

tentang perbankan Pasal 1 Ayat 1 yaitu “Perbankan adalah segala

sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan,

kegiatan usaha,serta cara dan proses dalam melaksanakan

kegiatan usahanya”. Dan Pasal 2 berbunyi “Bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

(6)

Peningkatan kemampuan SDM tidak terlepas dari masuknya

tenaga kerja selama tahun 2012. Jumlah karyawan di PT Bank

OCBC NISP khususnya Kantor Cabang Utama Cibeunying terdapat

sebanyak 121 orang. Dengan latar belakang pendidikan formal

sebagai berikut.

TABEL 1.1

Daftar Responden Berdasarkan Pendidikan

LULUSAN

BANYAK

KARYAWAN PERSENTASE

SMA 30 25%

D3 37 30%

S1 47 40%

S2 7 5%

TOTAL 121 100%

Selanjutnya, ditinjau dari komposisi usia karyawan di PT

Bank OCBC NISP KCU Cibeunying secara global dapat dilihat

sebagai berikut :

TABEL 1.2

Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Dalam %

< 20 Tahun 24 15

20-25 Tahun 35 35

26-30Tahun 31 19

> 30 Tahun 31 31

(7)

Jumlah dari gambaran data yang ditunjukkan diatas

menunjukaan bahwa sebenarnya kondisi karyawan pada PT Bank

OCBC NISP dari segi pendidikan mayoritas berpendidikan tinggi

yaitu tamatan S-1. Sedangkan berdasarkan komposisi usia

karyawan PT Bank OCBC NISP mayoritas memasuki usia yang

produktif yaitu 20-30 tahun.

Sumber daya manusia memiliki motivasi yang beragam

dalam bekerja. Apabila motivasi tersebut dapat dikelola dengan

baik, maka dapat meningkatkan kinerja karyawan perusahaan

tersebut. Namun secara kuantitatif, indikasi adanya penurunan

kinerja ditunjukkan oleh masih terdapatnya karyawan yang absen

(8)

Tabel 1.3

Tabel 1.3 diatas menunjukkan selama 1 tahun pada tahun

2012 presentase jumlah karyawan yang absen pada PT Bank

OCBC NISP cukup memprihatinkan dimana rata-rata tiap bulannya

mencapai 20 karyawan. Jumlah karyawan yang absen tertinggi

pada tahun 2012 terjadi pada bulan Agustus yaitu 35 karyawan.

Besarnya jumlah karyawan yang absen dapat diindikasi telah

menurunnya motivasi kerja karyawan.

Menurunnya motivasi kerja karyawan bisa diindiaksi dari

beberapa faktor, mulai dari lingkungan kerja, suasana kerja,

budaya kerja, rekan dan partner kerja, hubungan dengan pimpinan

(9)

mencapai target yang diberikan perusahaan, yaitu yang biasa kita

kenal dengan kompensasi.

Kompensasi sangat penting bagi karyawan, hal ini karena

kompensasi merupakan tambahan penghasilan yang mereka dapat

dari hasil pencapaian usaha mereka. Kompensasi juga menjadi

suatu gambaran status sosial seorang karyawan. Kompensasi yang

sesuai juga akan menentukkan apakah karyawan akan tetap

bertahan bekerja atau keluar dari tempatnya bekerja. Pemberian

kompensasi dimaksud agar karyawan dapat bekerja secara

maksimal sehingga menghasilkan kinerja yang optimal.

Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima oleh karyawan

sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan.

Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan fungsi

MSDM ynag berhubungan dengan semua jenis pemberian

penghargaan individual sebagai pertukaran dalai melakukan tugas

keorganisasian.

Pemberian kompensasi dalam organisasi merupakan

sesuatu yang esensial karena terkait dengan perilaku, kinerja, dan

efektivitas tujuan organisasi. Sebuah perusahaan hendaknya

memberikan kompensasi terhadap karyawannya secara tepat,

artinya kompensasi diberikan dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan dasar karyawannya. Dengan demikian jelas bahwa

(10)

malas, tidak bersemangat, dan sebagainya. Prestasi kerja dalam

organisasi karyawan diukur dari mampunya karyawan

menyelesaikan pekerjaanya dengan tepat waktu.

Dengan melihat dan memperhatikan uraian-uraian tersebut

diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. BANK OCBC NISP CIBEUNYING”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang diuraikan diatas,

maka penulis mengidentifikasikan beberapa hal yang menjadi

masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya motivasi yang diberikan pimpinan terhadap

karyawan

2. Sulitnya meningkatkan motivasi kepada karyawan karena

selama ini penilaian kerja atau prestos kerja yang diberikan

masih bersifat subektif atau tidak obyektif

3. Penghargaan atau kompensasi yang diberikan kepada

karyawan tidak dilakukan secara simbolis

Kurang jelasnya dalam kejelasan berkarier atau kesempatan

untuk promosi jabatan tidak mudah yang ditunjukkan dengan

banyaknya surat pengunduran diri yang dibuat karyawan dan

memutuskan untuk pindah ke perusahaan lain.

(11)

Berdasarkan identifikasi masalah, penulis akan membatasi

masalah tentang pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap

kinerja karyawan di Bank OCBC NISP Cibeunying.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka penulis

merumuskan masalah yang dibahas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana motivasi di bank OCBC NISPCIBEUNYING

2. Bagaimana Kompensasi di Bank OCBC NISP CIBEUNYING

3. Bagaimana Kinerja di Bank OCBC NISP CIBEUNYING

4. Bagaimana pengaruh Motivasi terhadap Kinerja karyawan di

Bank OCBC NISP CIBEUNYING

5. Bagaimana pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja di Bank

OCBC NISP CIBEUNYING

Seberapa besar pengaruh Motivasi dan Kompensasi

terhadap Kinerja di Bank OCB NISP CIBEUNYING.

1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian

Melihat dari rumusan masalah maka penulis menyimpulkan

maksud dan tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahu motivasi di bank OCBC NISP

CIBEUNYING

2. Untuk mengetahu Kompensasi di Bank OCBC NISP

(12)

3. Untuk mengetahui Kinerja di Bank OCBC NISP

CIBEUNYING

4. Untuk mengetahu pengaruh Motivasi terhadap Kinerja

karyawan di Bank OCBC NISP CIBEUNYING

5. Untuk mengetahui pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja

di Bank OCBC NISP CIBEUNYING.

6. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh Motivasi dan

Kompensasi terhadap Kinerja di Bank OCB NISP

CIBEUNYING.

1.6 Kegunaan Penelitian

1.6.1 Kegunaan Operasional (Praktis)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan

kepada perusahaan khususnya pada PT. Bank OCBC NISP

Cibeunying untuk melakukan peningkatan atau melaksanakan

perbaikan khususnya pada motivasi ataupun kompensasi yang

diberikan agar kinerja karyawan meningkat serta untuk menambah

koleksi karya ilmiah dan semakin memahami faktor-faktor yang

terkait dengan hubungan motivasi, kompensasi dan kinerja

karyawan pada perusahaan.

1.6.2 Kegunaan Pengembangan Ilmu (Teoritis)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi perkembangan pengetahuan yang berkaitan

dengan motivasi dan kompensasi untuk meningkatkan kinerja

(13)

menimbulkan minat bagi peneliti lebih lanjut tentang berbagai

dimensi dari kepuasan kerja dan kinerja karyawan khususnya untuk

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen

Manajemen sebagai sebuah proses untuk dapat mencapai

tujuan sesuai dengan perencanaan, demikian halnya dalam suatu

organisasi, upaya tersebut yang menjadi bagian dari

tanggungjawab manajemen sumber daya manusia yang

merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan

perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia

dalam kegiatan suatu organisasi agar memiliki kinerja yang optimal.

Manajemen (Yosua, Jurnal Manajemen - July 22, 2013)

diterjemahkan sebagai suatu kegiatan yang memiliki target dan

tujuan dengan menggunakan perencanaan, pengarahan serta

pengorganisasian dalam mencapai tujuan tersebut, Kata Kata

Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang

memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

Selanjutnya, dalam literatur manajemen, maka akan ditemukan

bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :

(15)

2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang

melakukan aktivitas manajemen,

3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu

pengetahuan (Science).

Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen

sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh

para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen

menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah

definisi. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu

tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli dalam jurnal

manjemen (Yosua - July 22, 2013 ) yaitu sebagai berikut :

Menurut Mary Parker Follet Manajemen Adalah sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini

berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan

mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi

Menurut Ricky W. Griffin Manajemen Adalah sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk

mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti

bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,

(16)

dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan

jadwal

Menurut Oey Liang Lee Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan

dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Eiji Ogawa Manajemen adalah Perencanaan, Pengimplementasian dan Pengendalian kegiatan-kegiatan

termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh

organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan

sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan

sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.

Fungsi manajemen sebagai elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan

acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai

tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang

industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika

itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,

mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun

saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:

1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan

(17)

keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan

tersebut.

2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan

yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer

dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang

dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah

dibagi-bagi

Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk

mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan

usaha.

2.1.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen merupakan proses untuk mencapai tujuan

organisasi. Manajemen bisa sebagai suatu kumpulan pengetahuan

yang logis dan sistematis juga sebagai suatu kreativitas pribadi

yang disertai suatu keterampilan.

Sadili Samsudin dalam bukunya Manajemen Sumber Daya

Manusia (2006 : 18) mengutip pendapat G.R. Terry dalam

Principless of Manajemen memberikan pengertian sebagai berikut :

(18)

“Manajemen adalah suatu proses yang khas, yang terdiri

dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber daya lainnya”.

Menurut Mary Parker Follet dalam bukunya menyatakan

bahwa manajemen adalah seni mencapai sesuatu melalui orang

lain (manajement is the art of getting things done thourh the other) Dari definisi manajemen di atas maka dapat diketahui bahwa

ada dua istilah yang diberikan para ahli mengenai istilah

manajemen yaitu sebagai seni yang merupakan kreativitas pribadi

yang disertai suatu keterampilan dan ada pula yang memberikan

definisi manajemen sebagai suatu ilmu yang merupakan kumpulan

pengetahuan yang logis dan sistematis. Maka suatu organisasi

untuk mencapai tujuannya tidak akan terlepas dari aktivitas

manajemen. Manajemen menginginkan tujuan organisasi tercapai

dengan efisien dan efektif.

Adapun fungsi manajemen diantaranya :

1. Perencanaan (Planning) adalah kegiatan menetapkan tujuan

organisasi dan memilih cara terbaik untuk mencapai tujuan

tersebut.

2. Pengorganisasian (Organizing dan Staffing) adalah kegiatan

(19)

anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan

efisien dan efektif.

3. Pengarahan (Leading) adalah membuat bagaimana orang-orang

tersebut bekerja untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. 4. Pengendalian (Controlling) bertujuan untuk melihat apakah

organisasi berjalan sesuai rencana.

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan

salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi :

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.

Proses ini terdapat dalam fungsi/bidang produksi, pemasaran,

keuangan, maupun kepegawaian. Karena sumber daya manusia

mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan,

maka pengalaman dan hasil penelitian bidang SDM dikumpulkan

secara sistematis selanjutnya disebut dengan manajemen sumber

daya manusia. Menurut Veithzal Rivai (2008:1) istilah manajemen

mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang

bagaimana seharusnya memanage (mengelola) sumber daya manusia. Dengan manajemen maka pemanfaatan sumber daya

yang ada dapat lebih optimal guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.

Dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, permasalahan

yang dihadapi oleh manajemen semakin kompleks seiring dengan

perkembangan teknologi di era globalisasi ini. Pada masa kini

(20)

atau bahan baku akan tetapi juga menyangkut prilaku karyawan

atau sumber daya manusia. Seperti sumber daya lainnya, sumber

daya manusia merupakan masukan (input) yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran (output). Sumber daya manusia merupakan asset bagi perusahaan yang apabila

dimanage akan menghasilkan output kinerja bagi perusahaan yang

tentunya akan menguntungkan bagi perusahaan. Sumber daya

manusia yang belum mempunyai keahlian dan keterampilan yang

dibutuhkan perusahaan apabila dilatih, diberikan pengalaman dan

diberikan motivasi untuk berkembang maka akan menjadi asset

yang sangat menguntungkan bagi perusahaan. Pengelolaan

sumber daya manusia inilah yang disebut dengan manajemen

sumber daya manusia. Dengan kata lain manajemen sumber daya

manusia adalah mengembangkan pegawai dalam rangka

mencapai tujuan dan sasaran individu maupun organisasi.

Sedarmayanti (2007 : 13) mengatakan bahwa: “Manajemen

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kebijakan dan praktik

menentukan aspek manusia atau sumber daya manusia dalam

posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih,

memberi penghargaan dan penilaian”. Menjadi tugas utama

manajemen sumber daya manusia yaitu mengelola pegawai

se-efisien dan se-efektif mungkin agar diperoleh pegawai yang

(21)

perusahaan. Secara khusus Sedarmayanti (2007 : 13)

mengungkapkan bahwa manajemen sumber daya manusia

bertujuan untuk :

1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan

pegawai cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi

seperti yang diperlukan.

2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang melekat pada

manusia kontribusi, kemampuan dan kecakapan mereka.

3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang

meliputi prosedur perekrutan dan seleksi yang teliti, sistem

kompensasi dan insentif yang tergantung pada kinerja,

pengembangan manajemen serta aktifitas pelatihan yang terkait

“kebutuhan bisnis”.

4. Mengembangkan praktek manajemen dengan komitmen tinggi

yang menyadari bahwa karyawan adalah pihakterkait dalam

organisasi Yang bernilai membantu dan membentuk

pengembangan iklim kerjasama dan kepercayaan bersama. 5. Menciptakan iklim, dimana hubungan yang produktif dan

harmonis dapat dipertahankan melalui asosiasi antara

manajemen dengan karyawan.

6. Mengembangkan iklim lingkungan dimana kerjasama tim dan

fleksibilitas dapat berkembang.

7. Membantu organisasi menyeimbangkan dan mengadaptasikan

kebutuhan pihak terkait (pemilik, lembaga atau wakil pemerintah,

manajemen, karyawan, pelanggan, pemasok dan masyarakat

(22)

8. Memastikan bahwa orang dinilai atau dihargai berdasarkan apa

yang mereka lakukan dan mereka capai.

9. Mengelola karyawan yang beragam, memperhitungkan

perbedaan individu dan kelompok dalam kebutuhan

penempatan, gaya kerja dan aspirasi.

10. Memastikan bahwa kesamaan tersedia untuk semua.

11. Mengadopsi pendekatan etis untuk mengelola karyawan yang

didasarkan pada perhatian untuk karyawan, keadilan dan

transportasi.

12. Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan fisik dan

mental karyawan.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas manajemen

sumber daya manusia harus malaksanakan beberapa kelompok

aktivitas yang semuanya saling berhubungan dan terkait, seperti

yang terjadi dalam konteks organisasi meliputi : perencanaan

sumber daya manusia, kompensasi dan tunjangan kesehatan,

keselamatan dan keamanan, hubungan karyawan dan buruh.

Namun di era globalisasi dimana teknologi membuat dunia seolah

tanpa batas maka lingkungan eksternal menjadi bagian penting

yang harus menjadi pertimbangan bagi semua pimpinan dalam

melaksanakan aktivitas sumber daya manusia diantaranya :

hukum,politik, ekonomi, sosial, budaya dan teknologi. Hal ini

dikarenakan lingkungan eksternal seolah menjadi bagian tak

(23)

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut

para ahli:

 Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah

suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan

peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh

individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan

secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.  Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

menurut Mary Parker Follett Manajemen Sumber Daya

Manusia adalah suatu seni untuk mencapai tujuan-tujuan

organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk

melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau

dengan kata lain tidak melakukan pekerjaanpekerjaan itu

sendiri.

 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

menurut M.Manullang (2004:198), adalah sebagai berikut :

“Manajemen Sumber Daya Manusia adalah seni dan ilmu

pengadaan, pengembangan dan pemanfaatan SDM

sehingga tujuan perusahaan dapat direalisasikan secara

daya guna dan kegairahan kerja dari semua kerja”.

 Menurut A.F. Stoner dalam Nabila (2012) manajemen

sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang

berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu

(24)

untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada

saat organisasi memerlukannya (2).

 Manajemen sumber daya manusia menurut Handoko

(2006:4) adalah penarikan, seleksi, pengembangan,

pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk

mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi.  Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

menurut Edwin B. Flippo Manajemen Sumber Daya Manusia

adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan,

pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan

pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai

tujuan individu, organisasi dan masyarakat

 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

menurut Marwansyah (2010:3), manajemen sumber daya

manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber

daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui

fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen

dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia,

perencanaan dan pengembangan karir, pemberian

kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan

kerja, dan hubungan industrial.

 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

menurut Sastrohadiwiryo (2002) menggunakan istilah

(25)

sumber daya manusia. Menurutnya, manajemen tenaga

kerja merupakan pendayagunaan, pembinaan, pengaturan,

pengurusan, pengembangan unsur tenaga kerja, baik yang

berstatus sebagai buruh, karyawan, maupun pegawai

dengan segala kegiatannya dalam usaha mencapai hasil

guna dan daya guna yang sebesar-besarnya, sesuai dengan

harapan usaha perorangan, badan usaha, perusahaan,

lembaga, maupun instansi.

 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

menurut Henry Simamora (2007) MSDM adalah sebagai

pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian

balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota

organisasi atau kelompok bekerja. MSDM juga menyangkut

desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan

personalia, pengembangan karyawan, pengeloaan karir,

evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan

perburuhan yang mulus.

 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

menurut Achmad S. Rucky MSDM adalah penerapan secara

tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan,

pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki

sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat

pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh

(26)

 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

menurut Mutiara S. Panggabean MSDM adalah proses yang

terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan

pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan,

pengembngan, kompensasi, promosi dan pemutusan

hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dari definisi tersebut, menurut Mutiara S.

Panggabaean bahwa, kegiatan di bidang sumber daya

manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi

pekerjaan dan dari sisi pekerja. Dari sisi pekerjaan terdiri

dari analisis dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi

pekerja meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja,

penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan,

promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.

 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut

Gary Dessler (1997: 2) adalah kebijakan dari praktik yang

dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek “orang”

atau SDM dari posisi seorang manajemen, meliputi

perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan dan

penilaian.

 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

menurut Veithzal Rivai (2003: 1), Manajemen Sumber Daya

(27)

umum yang meliputi segi-segi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Proses

ini terdapat dalam fungsi atau bidang produksi, pemasaran,

keuangan, maupun kepegawaian. Karena sumber daya

manusia dianggap semakin penting perannya dalam

pencapaian tujuan perusahaan, maka berbagai pengalaman

dan hasil penelitian dalam bidang SDM dikumpulkan secara

sistematis dalam apa yang disebut manajemen sumber daya

manusia. Istilah “manajemen” sempunyai arti sebagai

kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya

memanage (mengelola) sumber daya manusia.

 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

menurut Hadari Nawawi (2003:42), mengemukakan bahwa

MSDM adalah : “Proses mendayagunakan manusia sebagai

tenaga kerja secara manusiawi agar potensi fisik dan psikis

yang dimiliki berfungsi maksimal bagi tercapainya tujuan

perusahaan”.

 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

menurut Sutrisno (2009: 7) mempunyai definisi sebagai

suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan

kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi

(28)

 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

menurut Fustino Cardoso Gomes (2002: 3), memberikan

pengartian yang berbeda, bahwa MSDM adalah : “Suatu

gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia

sebagai sumber daya yang cukup potensial yang perlu

dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu

memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi dan

bagi pengembangan dirinya”.

 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

menurut Mathis dan Jackson (2006: 3) adalah rancangan

sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk

memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan

efisien guna mencapai tujuan organisasi.

"Berdasarkan pendapat para pakar tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia '(MSDM)

merupakan proses pendayagunaan Sumber Daya Manusia (SDM)

yang dilakukan melalui dengan pengaplikasian fungsi-fungsi

Manajemen Sumber Daya Manusia seperti perencanaan sumber

daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber

daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian

kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja,

penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi,

kompensasi dan pemutusan hubungan kerja, sehingga mampu

(29)

harapan usaha perorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga,

maupun instansi."

2.1.3 Pengertian Motivasi Kerja

Dalam kehidupan berorganisasi, pemberian dorongan

sebagai bentuk motivasi kerja pada bawahan penting dilakukan

untuk meningkatkan kinerja pegawai, motivasi merupakan faktor

yang kehadirannya dapat menimbulkan kepuasan kerja, dan

meningkatkan kinerja pegawai (Umar, 1999), kemudian Siagian

(2002) mengemukakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi,

termasuk kehidupan berkarya dalai organisasi, aspek motivasi

kerja mutlak mendapat perhatian serius dari para pemimpin.

Dengan demikian motivasi kerja sangat perlu diperhatikan oleh

manajemen organisasi terutama para pemimpin, dimana pemimpin

berkontak langsung dengan bawahan ditempat kerja.

Pegawai dalam menjalankan tugas dan pekerjaan dengan

baik memerlukan motivasi, tugas pemimpin dalai hal ini ialah

membuat lingkungan kerja yang baik sedemikian rupa sehingga

pegawai dalam berorganisasi termotivasi dengan sendirinya

(Mas’ud, 2004). Untuk itu diperlukan pemahaman motivasi yang

baik, baik dalam diri bawahan atau pegawai guna membantu dalam

(30)

pemimpin dalam memberikan motivasi menurut Siagian (2002)

yaitu :

1. Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “ quit pro quo”, yang dalam bahasa awam dicerminkan oleh pepatah yang

mengatakan “ ada ubi ada talas, ada budi ada balas”.

2. Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak

hanya bersifat materi, akan tetapi juga bersifat psikologis.

3. Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia.

4. Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi ataupun

organisasi, mengakibatkan tidak ada satupun teknik motivasi

yang sama efektifnya untuk semua orang dalam organisasi

juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi yang

berbeda-beda.

Pada dasarnya motivasi seseorang itu ditentukan oleh

intensitas motifnya. Cahyono dan Suharto (2005) mengartikan motif

yakni dorongan kebutuhan, keinginan, dan rangsangan.

Sedangkan menurut Martoyo (2000) motif adalah daya pendorong

atau tenaga pendorong seseorang yang mendorong seseorang

untuk bertindak. Jadi, dengan adanya motif dalam diri seseorang

maka akan menimbulkan motivasi.

Motivasi sendiri adalah reaksi yang timbul dari dalam diri

seseorang sebagai dorongan karena adanya rangsangan dari luar

(31)

2002). Menurut Mangkunegara (2005) motivasi merupakan kondisi

yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara

perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Sedangkan

menurut Robbins (2008) motivasi yaitu keinginan untuk melakukan

sesuatu sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya

yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh

kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.

Kemudian Zainun (1990) mnenjelaskan motivasi ialah

proses atau faktor yang mendorong orang untuk bertindak atau

berperilaku dengan cara tertentu, dengan dasar manusia mudah

diberikan motivasi karena jika kebutuhannya terpenuhi maka

seseorang akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Selanjutnya Masrukhin

dan Waridin (2006) mengemukakan bahwa motivasi merupakan

faktor psikologi yang menunjukkan minat individu terhadap

pekerjaan, rasa puas, dan ikut bertanggung jawab terhadap

aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan.

Berdasarkan pengertian tentang motivasi diatas dapat dsimpulkan

bahwa motivasi kerja adalah dorongan atau semangat yang timbul

dari diri seseorang atau pegawai untuk melakukan sesuatu atau

bekerja, karena adanya rangsangan dari luar baik itu dari atasan

(32)

kebutuhan dan rasa puas seta memenuhi tanggung jawab atas

tugas-tugas yang diberikan dan dilakukan dalam organisasi.

Stoner (1996) menyebutkan faktor-faktor motivasi kerja dalam

organisasi ialah :

1. Karakteristik Individu uang berbeda

Adanya perbedaan-perbedaan individu yang dibawa

ke dalam dunia kerja mengakibatkan motivasi di dalam

organisasi bervariasi. Untuk itu pimpinan organisasi harus

bisa memahami perbedaan itu dan memahami pula

karakteristik individu karyawan dalai motivasi kerjanya

seperti : motivasi untuk memperoleh uang yang banyak, dan

motivasi motivasi untuk bekerja keras dan rafjin karena

resiko pekerjaanya tinggi dan penuh tantangan.kerjan yang

berbeda

2. Karakteristik pekerjaan yang berbeda

Karakteristik pekerjaan yang berbeda dapat

memotivasi kerja pegawai dalam perusahaan. Untuk itu

pegawai harus mengetahui karakter-karakter pekerjaanya

seperti : diperlukan kecakapan dalai pekerjaanya, identitas

dalam pekerjaaanya, dan tingkat besar kecilnya tanggung

jawab dalam jenis pekerjaanya, sehingga akan timbul

semangat dan tantangan sebagai bentuk motivasi dalam diri

(33)

3. Karakterstik organisasi

Karakter ini mencakup kebijakan dan kultur yang

berbeda dar masing-masing individu dalam organisasi, serta

hubungan antar masing-masing individu dalam organisasi.

Untuk itu dalam rangka meningkatkan motivasi kerja

pegawai sebagai bentuk pencapaian kinerja pegawai yang

optimal maka pemimpin organisasi harus bisa

mempertimbangkan hubungan-hubungan tersebut.

Model motivasi menurut Martoyo (2000), yaitu :

1. Model Tradisional.

Aspek yang sangat penting dari pekerjaan para

pemimpin adalah bagaimana membuat para pegawai dapat

menjalankan pekerjaan mereka yang membosankan dan

berulang-ulang dengan cara yang paling efisien. Dalam

model ini para pemimpin mondorong atau memotivasi

pegawainya dengan cara memberikan upah atau gaji yang

makin meningkat. Maksudnya adalah apabila mereka

bekerja dengan giat dan aktif, upahnya akan meningkat atau

dinaikkan. Dengan asumsi para pegawai adalah malas dan

dapat didorong kembali hanya denga imbalan uang.

(34)

Model ini lebih menekankan dan menganggap

penting adanya faktor kontak social yang dialami para

pegawai dalam bekerja, akan tetapi faktor imbalan tidak

diabaikan. Dalai metode ini para pemimpin dapat

memotivasi pegawai dengan cara menumbuhkan hubungan

sosial dengan pegawai dan dengan membuat mereka

merasa paling penting dan berguna bagi organisasi, serta

memberikan kebebasan kepada pegawai untuk mengambil

keputusan dan inisiatif dalam menjalankan pekerjaanya.

3. Model sumber daya manusia

Dalam model ini menekankan pengembangan tanggung

jawab bersama untuk mencapai tujuan organisasi dan

anggota-anggota organisasi, dimana setiap pegawai memainkan peranan

mereka dalam organisasi sesuai dengan kepentingan dan

kemampuan yang mereka miliki.

Teknik memotivasi kerja pegawai dalam organisasi menurut

Mangkunegara (2005) adalah sebagai berikut :

1. Teknik pemenuhan kebutuhan pegawai

Maksudnya bahwa pemenuhan kebutuhan pegawai

merupakan fundamen yang mendasari perilaku kerja

pegawai

(35)

Merupakan salah satu teknik motivasi kerja pegawai

yang dilakukan denga cara mempengaruhi pegawai secara

ekstra logis. Teknik ini dirumuskan dengan istilah “AIDDAS”

yaitu Attention (perhatian), interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action (Aksi atau Tindakan), dan Satisfaction (kepuasan). Pemimpin harus memberikan perhatian kepada pegawai tentang pentingnya tujuan dari

suatu pekerjaan agar timbul niat pegawai terhadap

pelaksanaan kerja. Setelah timbul niat maka akan timbul

hasrat yang semakin kuat untuk mengambil keputusan dan

melakukan tindakan kerja dalam mencapai tujuan yang

diharapkan pemimpin. Dengan demikian pegawai akan

bekerja dengan motivasi tinggi dan merasa paus terhadap

hasil kerjanya.

2.1.3.1 Teori-Teori Motivasi

Untuk mencapai keefektivan motivasi maka diperlukan

toeri-teori motivasi dari para ahli sebagai pendukungnya. Adapun toeri-

teori-teori motivasi dalai Robbins (2008) adalah sebagai berikut:

1. Teori Hierarki Kebutuhan

Teori Hierarki kebutuhan merupakan teori motivasi yang

paling terkenal dari Abraham Masiow. Hipotesisnya

mengatakan bahwa di dalam diri semua manusia

(36)

a. Kebutuhan fisiologis, adalah kebutuhan manusia yang

bersifat fisik. Seperti rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian

dan perumahan), seks, dan kebutuhan fisik lain.

b. Kebutuhan rasa aman, merupakan manusia yang muncul

setelah kebutuhan fisik terpenuhi. Antara lain : keselamatan

dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.

c. Kebutuhan sosial, ialah kebutuhan manusia yang muncul

karena adanya interaksi sosial antara manusia yang satu

dengan manusia yang lainnya, dan antara manusia dengan

kelompok. Mencakup rasa kasih sayang, rasa memiliki, rasa

menerima, dan persahabatan.

d. Kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan manusia yang

lebih bersifat kepentingan pribadi atau ego. Mencakup faktor

penghargaan internal seperti: harga diri, otonomi, dan

prestos, serta faktor penghargaan ekternal seperti: misalnya

status, pengakuan dan perhatian.

e. Kebutuhan perwujudan atau aktualisasi diri, adalah

kebutuhan seseorang untuk menjadi manusia sesuai

kecakapannya. Antara lain: pertunbuhan, pencapaian

(37)

2. Teori X dan Y.

Teori motivasi milik Dougias McGregor mengemukakan dua

pandangan yang nyata mengenai manusia, yakni : pandangan

pertama pada dasarnya negative disebut teori X dan yang lain

pada dasarnya positif disebut Teori Y. McGregor menyimpulkan

bahwa pandangan seorang pemimin mengenai sifat manusia

didasarkan atas bberapa kelompok asumsi tertentu, dan bahwa

mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap

peagawai berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.

Menurut teori X, empat asumsi yang dimiliki oleh pemimpin yakni :

a. Pegawai pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan, dan

sebisa mungkin untuk menghindarinya.

b. Karena peagawi tidak menyukai pekerjaanya, mereka harus

dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk

mencapai tujuan-tujuan.

c. Pegawai akan menhindari tanggung jawab dan mencari

perintah formal bilamana mungkin.

d. Sebagian pegawai menempatkan kemanan di atas semua

faktor lain yang terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit

ambisi.

Kontras dengan pandangan negative tersebut diatas, McGregor

(38)

a. Pegawai menganggap kerja sebagai hal yang

menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.

b. Pegawai akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk

mencapai berbagai tujuan.

c. Pegawai akan bersedia belajar untuk menerima, bahkan

belajar lebih bertanggung jawab.

d. Pegawai mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang

diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya mereka

yang menduduki posisi manajemen.

Kesimpulan dari teori ini yaitu Teori X berasumsi bahwa

kebutuhan-kebutuhan tingkat yang lebih rendah mendominasi

individu, sedangkan Teori Y berasumsi bahwa

kebutuhan-kebutuhan tingkat yang lebih tinggi mendominasi individu.

McGregor sendiri meyakini bahwa asumsi Teori Y lebih sahih (valid)

daripada Teori X.

2.1.4 Pengertian Kompensasi

Pengertian kompensasi menurut Drs. Malayu S.P Hasibuan

(2005) adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang

langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai

imbalan atas jasa ynag diberikan kepada perusahaan. Sedangkan

menurut Tulus dalam Jurnal Bahrul Yaman (2009) kompensasi atau

(39)

maupun tidak langsung, financial maupun non financial yang adil

dan layak kepada karyawan atas sumbangan mereka dalam

pencapaian tujuan organisasi.

Kompensasi merupakan sebuah komponen penting dalam

hubungannya dengan karyawan. Kompensasi sangat dipenagruhi

faktor internal dan eksternal perusahaan. Kompensasi sangat

dipengaruhi oleh tekanan-tekanan faktor-faktor pasar kerja, posisi

rebut tawar kolektif, peraturan pemerintah, filosofi manajemen

puncak tentang pemabayaran dan manfaat termasuk tentang

kompensasi internasional (Mangkuprawira,2004).

Kompensasi menurut Davis dan Werther dalam

Mangkuprawira (2004) merupakan sesuatu yang diterima karyawan

sebagai penukar dari kontribusi jasa mereka pada perusahaan.

Jika dikelola dengan baik kompensasi membantu perusahaan

mencapai tujuan dan memperoleh, memelihara dan menjaga

karyawan dengan baik. Sebaliknya tanpa kompensasi yang cukup,

karyawan yang ada sangat mungkin untuk meninggalkan

perusahaan dan melakukan penempatan kembali tidaklah mudah.

Akibat dari ketidakpuasan dalam pembayaran bisa jadi akan

mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan-keluhan, penyebab

mogok kerja, dan mengarah pada tindakan-tindakan fisik dan

psikologis, seperti meningkatnya derajat ketidakhadiran dan

(40)

kesehatan jiwa karyawan yang parah. Sebaliknya, jika terjadi

kelebihan pembayaran, juga akan menyebabkan perusahaan dan

individual berkurang daya kompetisinya dan menyebabkan

kegelisahan, perasaan bersalah, dan suasana yang tidak nyaman

dikalangan karyawan.

Kompensasi merupakan faktor utama dalam kepegawaian.

Kebijakan kepegawaian banyak berhubunagn dengan

pertimbangan untuk menentukan kompensasi karyawan. Tingkat

besar kecilnya kompensasi karyawan sangat berkaitan dengan

tingkat pendidikan, tingkat jabatan, dana masa kerja karyawan.

Maka dari itu dalam menentukan kompensasi karyawan perlu

didasarkan pada penilaian prestos, kondisi pegawai, timgkat

pendidikan, jabatan dan masa kerja karyawan (Mangkunegara,

2002).

Maka dari uraian diatas kesimpulan dari kompensasi ialah

semua jenis penghargaan yang berupa uang atau bukan uang

yang diberikan kepada karyawan secara layak dan adil atas jasa

mereka dalam mencapai tujuan perusahaan.

2.1.4.1 Jenis-Jenis Kompensasi

Kompensasi merupakan cara perusahaan untuk

meningkatkan kualitas karyawannya untuk pertumbuhan

perusahaan. Setiap perusahaan memiliki suatu sistem kompensasi

(41)

Menurut Gugup Kismono (2011) kompensasi dapat dibedakan dalai

dua kategori, yaitu :

1. Kompensasi Finansial (Uang)

Kompensasi langsung berupa pembayaran upah

(pembayaran atas dasar jam kerja), gaji (pembayaran

secara tetap/bulanan), dan insentif atau bonus. Pemberian

gaji tetap setiap bulannya umunya didasarkan pada nilai

pekerjaan yang diembanya. Semakin tinggi nilai pekerjaan

atau jabatannya akan semakin tinggi pula gaji yang

diterimanya tanpa mempertimbangkan kinerja yang

dihasilkan. Penentuan nilai sebuah pekerjaan dilakukan

melalui evaluasi pekerjaan. Sebaliknya besar-kecilnya gaji

insentif atau bonus dikaitkan dengan kinerja seseorang atau

kinerja organisasi. Jika seseorang menunjukkan kinerja yang

lebih tinggi dibandingkan rekan kerjanya, maka dia berhak

mendapat insentif lebh besar walaupun mereka mnenduduki

jabatan yang sama.

Kompensasi pelengkap atau tidak langsung

(benefits), pemberian pelayan dan fasilitas kepada karyawan

seperti program beasiswa pendidikan, perumahan, program

(42)

2. Kompensasi Non Finansial (Non Uang)

Kepuasan dari pekerjaan itu sendiri, yaitu yakni

tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung jawab,

pengakuan, dan rasa pencapaian. Kepuasan yang diperoleh

dari lingkungan kerja karyawan, yaitu kebijakan yang sehat,

supervisi yang kompeten, kerabat kerja yang

menyenangkan, dan lingkungan kerja yang nyaman.

2.1.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi

Menurut Hasibuan (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi

besarnya kompensasi antara lain yaitu ;

a. Penawan dan permintaan tenaga kerja

b. Kemampuan yang dan kesedian perusahaan

c. Serikat buruh/organisasi karyawan

d. Produktifitas kerja karyawan

e. Pemerintah dengan Undang-Undang dan keppresnya

f. Biaya hidup /cost of living

g. Posisi jabatan karyawan

h. Pendidikan dan pengalaman karyawan

i. Kondisi perekonomian nasional

j. Jenis dan sifat pekerjaan

Dari uraian-uraian diatas dapat diketahui bahwa penawaran

(43)

kompensasi, dimana jika penawaran jumlah tenaga kerja langka

gaji cenderung tinggi, sebaliknya jika permintaan tenaga kerja yang

berkurang/ kesempatan kerja menjadi langka, gaji cenderung

rendah.

2.1.4.3 Proses Dalam Kebijakan Kompensasi

Menurut Gugup Kismono (2011) dala melaksanakan

kebijakan, perlu dikaji adanya peraturan tentang kompensasi

dengan maksud agar dapat memberikan balas jasa kepada

karyawan secara adil dan terstruktur sehingga akan memperlancar

administasi penggajian dan untuk memotivasi karyawan supaya

berprestasi. Berbagai peralatan, sistem dan kebijaksanaan dapat

digunakan untuk mempermudah proses administrasi yang

kompleks. Metode yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

a. Analisi pekerjaan

b. Evaluasi pekerjaan

c. Survey pengupahan dan penggajian

d. Rencana-rencana kompensasi variabel

e. Penilaian kinerja dan lain-lain.

2.1.4.4 Tujuan Kompensasi

Banyak kasus dimana sumber daya manusia (SDM) yang

(44)

sistem kompensasi yang tidak menarik sehingga kompensasi

bertujuan bukan hanya untuk memperoleh sumber daya manusia

yang berkualitas tetapi juga untuk mempertahankan SDM yang

berkualitas tersebut.

Tujuan pemberian kompensasi menurut Hasibuan (2005)

antara lain yaitu :

a. Ikatan kerja sama

Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal

antara pemimpin dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan

tugas-tugasnya denga baik, sedangkan pemimpin wajib membayar

kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

b. Kepuasan kerja

Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistik sehingga memperoleh

kepuasan kerja dari jabatannya.

c. Pengadaan efektif

Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, maka

pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

d. Motivasi

Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah

(45)

e. Stabilitas Karyawan

Dengan program kompensasi atau prinsip adil dan layak serta

eksternal konsistensi yang kompetatif maka stabilitas karyawan

lebih terjamin karena turnover relative kecil. f. Disiplin

Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin

karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari serta menaati

peraturan-peraturan yang berlaku.

g. Pengaruh serikat buruh

Dengan program kompensasi yang baik maka pengaruh serikat

buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada

pekerjaanya.

h. Pengaruh Pemerintah

Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang

perburuan yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka

intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

2.1.1 Pengertian Kinerja

Setiap karyawan dalam organisasi dituntut untuk

memberikan kontribusi positif melalui kinerja yang baik, mengingat

kinerja organisasi bergantung pada kinerja karyawannya (Gibson,et

all,1995). Kinerja adalah tingkat terhadap para karyawan mencapai

(46)

Menurut Desler (2006) Kinerja pegawai merupakan prestasi kerja,

yakni perbandingan antara hasil kerja yang dapat dilihat secara

nyata dengan standar kerja yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Kemudian Robbins (2008) mendefinisikan kinerja yaitu suatu hasil

yang dicapai pegawai dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu

yang berlaku untuk suatu pekerjaan. Menurut Mangkunegara

(2005) Kinerja ialah hasil kerja baik secara kualitas maupun

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melakukan

tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Sedangkan Rivai (2003) Kinerja diartikan kesediaan seorang atau

kelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan, dan

menyempurnakan sesuai tanggung jawabnya dengan hasil seperti

yang diharapkan.

Berdasarkan pengertian-pengertian kinerja dari beberapa

pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja

merupakan hasil kerja, baik itu secara kualitas maupun kuantitas

yang telah dicapai pegawai dalam menjalankan tugas-tgasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan organisasi, dan

hasil kerjanya tersebut disesuaikan dengan hasil kerja yang

diharapkan organisasi, melalui kriteria-kriteria atau standar kerja

pegawai yang berlaku di dalam organisasi.

Berhasil tidaknya kinerja yang telah dicapai oleh organisasi

(47)

maupun secara kelompok. Dengan asumsi semakin baik kinerja

maka semakin baik pula kinerja organisasi. Dengan demikian

organisasi perlu menetapkan tujuan kinerja pegawai. Adapun

tujuan kinerja pegawai menurut Basri dan Rivai (2006) :

1. Untuk perbaikan hasil kinerja pegawai baik secara kualitas ataupun

kuantitas.

2. Memberikan pengetahuan baru dimana akan membantu pegawai

dalam memecahkan masalah yang kompleks, dengan serangkaian

aktifitas yang terbatas dan teratur, melalui tugas sesuai tanggung

jawab yang diberikan organisasi.

3. Memperbaiki hubungan antar personal pegawai dalam aktifitas

kerja dalam organisasi.

Kineja pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor

(Gibson,1995),antara lain :

1. Faktor individu, yaitu kemampuan dan keterampilan (mental dan

fisik), latar belakang (pengalaman, keluarga, dst), dan

demografis(umur, asal usul, dll).

2. Faktor organisasi,yaitu sumber daya,kepemimpinan, imbalan

(kompensasi), struktur organisasi, dan diskripsi pekerjaan.

3. Faktor psikologis,yaitu persepsi, sikap, kepribadian, pola belajar

dan motivasi.

Dalam suatu organisasi pegawai dituntut untuk mampu

(48)

memiliki ciri individu yang produktif. Ciri ini menurut Sedarmayanti

(2001) harus ditumbuhkan dalam diri pegawai untuk meningkatkan

kinerjanya. Adapun ciri atau karakteristik dari individu yang

produktif antara lain ;

1. Kepercayaan diri

2. Rasa tanggung jawab

3. Rasa cinta terhadap pekerjaan

4. Pandangan ke depan

5. Mampu menyelesaikan pekerjaan

6. Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang berubah

7. Memberi kontribusi yang positif terhadap lingkungan

8. Kekuatan untk menunjukkan potensi diri

2.1.1.1 Penilaian Kinerja Pegawai

Dalam suatu organisasi penilaian kinerja merupakan

mekanisme penting bagi manajemen untuk digunakan dalam

menjelaskan tujuan dan standar kinerja, serta memotivasi kinerja

individual secara berkelanjutan (Simamora, 2006). Untuk

mengetahui baik atau buruk kinerja seseorang maka perlu

dilakukan penilaian kerja, yang pada dasarnya penilaian kerja

merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi

secara efektif dan efesien. Penilaian kerja adalah prosess dimana

(49)

(Simamora, 2006), sedangkan menurut Dessler (2006) penilaian

kinerja yaitu memberikan umpan baik kepada pegawai dengan

tujuan memotivasi pegawai untuk menghilangkan kemerosotan

kinerja atau berkinerja lebih baik lagi.

Pegawai menginginkan dan memerlukan umpan balik

berkenaan dengan prestasi mereka dan penilaian menyediakan

kesempatan untuk memberikan umpan balik kepada mereka. Jika

kinerja tidak sesuai dengan standar, maka penilaian memberikan

kesempatan untuk meninjau kemajuan pegawai, dan untuk

menyusun rencana peningkatan kinerja (Dessler, 2006). Menurut

Simamora (2006) Umpan balik penilaian kinerja memungkinkan

pegawai mengetahui seberapa baik mereka bekerja jika

dibandingkan dengan standar organisasi.

Manfaat dari penilaian kinerja sendiri dapat dilihat melalui

dua segi manfaat Wexley dan Yuki (Dalam Crimson Sitanggang,

2008) yaitu :

1. Segi Administratif antara lain :

a. Sebagai dasar pembuat keputusan promosi, pemberhentian, dan

mutasi.

(50)

c. Sebagai kriteria dalai seleksi dan penempatan

d. Dasar penilaian manfaat pelatihan

e. Dasar penilaian efisiensi dan produktivitas

f. Metode administrasi penggajian

2. Segi pengembangan pegawai antara lain :

a. Sebagai alat untuk mengenali kelemahan pegawai

b. Alat untuk mengembangakan kemampuan pegawai dengan

memberikan umpan balik

c. Alat untuk meningkatkan motivasi pegawai

d. Alat untuk mendorong pemimpin melakukan pengamatan terhadap

perilaku setiap bawahannya, untuk kemudian dikenali kebutuhan

pelatihannya

e. Alat untuk menunjukkan kekurangan masa lalu dan menambah

kekuatan pegawai di masa yang akan datang.

Menurut Dessler (2006) ada lima faktor dalam penilaian

kinerja :

1. Kualitas pekerjaan, meliputi akuisi, ketelitian, penapilan dan

penerimaan keluaran.

2. Kuantitas pekerjaan, meliputi : volume keluaran dan kontribusi .

3. Supervise yang diperlukan, meliputi : membutuhkan saran, arahan

(51)

4. Kehadiran, meliputi : regularitas, dapat dipercaya/diandalkan, dan

ketepatan waktu.

5. Konservasi, meliputi : pencegahan, pemborosan, kerusakan dan

pemeliharaan.

Dalam melakukan penelitian kinerja pegawai diperlukan

langkah-langkah, berikut langkah-langakh penilaian kinerja

(Dessler, 2006) :

1. Mendefinisikan pekerjaan, yang berarti memastikan bahwa atasan

dan bawahan sepakat tentang tugas-tugasnya dan standar jabatan.

2. Menilai kinerja, berarti membandingkan kinerja actual bawahan

dengan standar yang telah ditetapkan dan ini mencakup beberapa

jenis tingkat penilaian.

3. Sesi umpan balik, berarti kinerja dan kemajuan bawahan dibahas

dan rencana-rencana dibuat untuk perkembangan apa saja yang

dituntut

2.1.1.1 Indikator Kinerja Pegawai

Adapun indikator dari kinerja pegawai menurut Bernadine

(Dalam Mas’ud, 2004) adalah sebagai berikut :

1. Kualitas

Tingkat dimana hasil aktifitas yang dilakukan mendekati sempurna,

(52)

aktifitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu

aktifitas.

2. Kuantitas

Jumlah yang dihasilkan dalam istilah unit, jumlah siklus, aktifitas

yang diselesaikan.

3. Ketepatan waktu

Tingkat suatu aktifitas diselesaikan pada waktu awal yang

diinginkan, dlihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktifitas lain.

4. Efektifitas

Tingkat penggunaan sumber daya manusia organisasi

dimaksimalkan dengan maksud menaikkan keuntungan atau

mengurangi kerugian dari setiap unit dalai penggunaan sunber

daya.

5. Kemandirian

Tingkat dimana seorang pegawai dapat melakukan fungsi kerjanya

tanpa minta bantuan bimbingan dari pengawas atau meminta turut

campurnya pengawas untuk menghindari hasil yang merugikan.

2.2 Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang

(53)

secara logis dengan berbagai faktor yang diindentifikasi sebagai

masalah yang penting (Sekaran,2006).

Dalam suatu perusahaan, karyawan dan perusahaan

merupakan mitra kerja yang mempunyai hubungan yang erat

antara satu dengan yang lainnya. Dimana aktivitas perusahaan

tidak dapat berjalan jika karyawan sebagai pelaksana (motor

penggerak) tidak melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Oleh

karena itulah perusahaan merasa perlu untuk memberikan

perhatian ekstra kepada para karyawannya sebagai wujud timbal

baliknya. Salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan adalah

dengan memberikan perhatian yang besar terhadap masalah

keberadaan karyawan baik di lingkungan kantor (pekerjaannya),

ataupun dilingkungan masyarakat luas, melalui pemberian

tunjangan, fasilitas, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan

kesenangan, kepuasan, kesejahteraan, agar apa yang menjadi

tujuan perusahaan dapat tercapai.

Menurut Samsudin (2007) mengatakan motivasi sebagai

berikut :

“Sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja antara

lain atasan, kolega, saran fisik, kebijaksanaan, peraturan, imbalan

(54)

Menurut Bob Neison (2007) mengatakan kompensasi

sebagai berikut

“Apa yang anda berikan kepada karyawan atas pekerjaan

yang jadi tugas mereka”

Menurut Cardoso Gomes (2000) mengemukakan :

“Kinerja adalah Hasil kerja secara kuantitas, kualitas,

luasnya pengetahuan, keaslian gagasan, kerjasama, dapat

diandalkan, semangat serta kepribadian yang dicapai seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnyasesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan”

2.1.1 Hubungan Motivasi Terhadap Kompensasi

Menurut Mangkunegara (2001), Kompensasi yang

diberikan kepada pegawai sangat berpengaruh pada tingkat

kepuasan kerja dan motivasi kerja serta hasil kerja. Perusahaan

yang menentukan tingkat upah dengan mempertimbangkan

standard kehidupan normal, akan memungkinkan pegawai bekerja

dengan penuh motivasi.

2.1.2 Hubungan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai

Motivasi merupakan variabel penting, yang dimana motivasi

perlu mendapat perhatian yang besar pula bagi organisasi dalam

peningkatan kinerja pegawainya. Motivasi kerja adalah dorongan

atau semangat yang timbul dari dalam diri seseorang atau

(55)

rangsangan dari luar baik itu atasana atau lingkungan kerja, serta

adanya dasar untuk memenuhi kebutuhan dan rasa puas, serta

memenuhi tanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan dan

dilakukan dalai organisasi.

Beberapa peneliti telah menguji hubungan antara motivasi

denga kinerja pegawai, antar lain Cahyono dan Suharto (2005)

bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

pegawai.

2.1.3 Hubungan Antara Konpensasi Terhadap Kinerja Pegawai

Kompensasi adalah pendapatan atau penghargaan diluar

gaji. Kompensasi merupakan kontribusi yang diberikan perusahaan

kepada pegawai atas prestasi kinerja yang dilakukan pegawai guna

mencapai tujuan organisasi. kompensasi sangat dipengaruhioleh

faktor internal dan eksternal dari perusahaan. Kompensasi bisa

menjadi pemicu mencapai kinerja yang baik bagi karyawan dan

perusahaan dan meningkatkan semangat karyawan dalai bekerja

lebih baik lagi.

Beberapa penelitian telah menguji hubungan antara

kompensasi dengan kinerja antara lain, Mangkunegara (2002),

bahwa kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti mengajukan hipotesis

Gambar

Tabel 1.3 Reapitulasi Absensi Pegawai
Gambar 2.2Paradigma Penelitian
Tabel 4.5
Tabel 4.7Hasil Validitas  Item Variebel Loyalitas Pelanggan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peserta PLPG menyiapkan bahan media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ampu di sekolah masing-masing5. Peserta PLPG membawa Surat Tugas dari

Layanan Pengadaan Polda Bali Pokja Konstruksi pada Biro Sarpras, yang dibentuk berdasarkan Keputusan Karosarpras Polda Bali Nomor : Kep / 07/XI/2015 tanggal 23 Nopember

tanah pada lahan pertanian yang dikelola dengan sistem anorganik dan organik di.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai variabel b yang tepat pada jaringan nirkabel ad hoc dengan packet loss 5% untuk menghasilkan c ongestion window max yang optimal adalah

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik berbantuan media puzzle untuk meningkatkan pemahaman konsep, aktivitas belajar, dan

Penelitian ini menghasilkan satu kesimpulan bahwa pemodelan data dengan memanfaatkan obyek content lokasi wisata berbasis district , comment pengunjung, yang

4 Carcinogenicity classification by the US Environmental Protection Agency 5 Global Harmonized System of Classification and Labelling of Chemicals.. Criteria Indicator and

Karakteristik perilaku individu dengan cara belajar kinestetik individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik, ditandai ciri-ciri peri- laku berdiri dekat ketika