• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI SARANA DAN PRASARANA LABORATORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI SARANA DAN PRASARANA LABORATORI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

EVALUASI SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM BANGUNAN SMK SWASTA DI KOTA MALANG

Mukhlisya Dewi R.P, Sutrisno, dan Wahyo Hendarto Yoh Universitas Negeri Malang

Email: syalisya@gmail.com;

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sarana dan prasarana laboratorium bangunan swasta di Kota Malang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah Standar Sarana dan Prasarana Laboratorium yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008. Analisa data meggunakan skala prosentase yang selanjutnya dilakukan interpretasi pada nilai yang diperoleh. Hasil analis data menunjukkan. Kesesuaian sarana dan prasarana laboratorium terhadap Standar Sarana dan Prasarana Laboratorium yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008 menujukkan bahwa kondisi Prasarana Laboratorium Bangunan SMK Swasta di Kota Malang terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008, menunjukkan kategori kelayakan dengan prosentase 41,67% atau kurang layak, sedangkan kondisi Sarana Laboratorium Bangunan SMK Swasta di Kota Malang menunjukkan kategori kelayakan dengan prosentase 58,99% atau cukup layak.

Kata kunci : sarana, prasarana, laboratorium, SMK swasta

Di era globalisasi saat ini penyiapan dan peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu masalah yang perlu mendapat perhatian utama, khususnya bagi lembaga-lembaga pendidikan sebagai produsen tenaga kerja. Era globalisasi juga menyebabkan semakin terbukanya untuk bekerjasama, saling mengisi dan melengkapi untuk memperoleh keuntungan bersama. Semua jenis pekerjaan yang tercipta dalam era globalisasi membutuhkan sumber daya manusia yang profesional dalam bidangnya (Natsir,2011).

(2)

2

adalah sebuah sistem formal yang mengajarkan tentang pengetahuan, nilai-nilai dan berbagai ketrampilan (Harahap, 2009:88).

Tamatan SMK kurang diterima di dunia kerja hal ini karena masih minimnya kepercayaan dunia usaha dan dunia industri. Hal ini dikuatkan oleh (Sidi, 2001: 137) bahwa pendidikan kejuruan model lama memiliki kelemahan yaitu, penyelenggaraan pendidikan secara sepihak sehingga anak didik tertinggal oleh kemajuan dunia usaha/dunia industri, tidak jelas kompetensi yang dicapai, tidak mengakui keahlian yang diperoleh di luar sekolah (Harahap, 2009:90). Hal ini kondisi yang terjadi sebelum adanya peraturan tentang standar sarana dan prasarana.

Salah satu cara menghasilkan tenaga profesional dan mampu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan. Seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah AliyahKejuruan (MAK) pasal 4 (PeraturanMenteri, 2008:4) dijelaskan bahwa;

“Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan

(SMK/MAK) wajib menerapkan standar sarana dan prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, selambat-lambatnya 5 (lima) tahun setelah Peraturan

Menteri ini ditetapkan”. Peraturan ini menjelaskan bahwa setiap satuan

(3)

3

prasarana tersebut meliputi peralatan laboratorium, ukuran ruang kelas, dan fasilitas yang ada di dalam kelas harus memadai.

Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan untuk praktik dimaksudkan sebagai antisipasi dinamika kurikulum maupun tuntutan dunia usaha/industri. Sebaliknya bagi SMK Swasta di Malang pemberian sarana dan prasarana praktik dari pemerintah ternyata belum terbebas dari masalah-masalah seperti jadwal pemakaian, biaya operasional, sistem dan biaya perawatan, umur pakai yang relatif pendek maupun jumlah yang terbatas. Inilah yang menjadi penghambat kemajuan berkembangnya program keahlian teknik gambar bangunan dan program keahlian teknik survai dan pemetaan. Padahal jumlah peminat di program keahlian ini sudah cukup banyak. Apabila sarana dan prasana sudah sesuai standar, maka akan menghasilkan lulusan yang berkualitas sehingga menciptakan citra yang baik di dunia kerja.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi tingkat kelayakan sarana dan prasarana laboratorium bangunan SMK swasta di Kota Malang.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam kegiatan penelitian ini, melakukan serangkaian kegiatan yang ,meliputi: (1) pengumpulan data, (2) analisis data, dan (3) pembahasan hasil berdasarkan Standar Sarana dan Prasarana Laboratorium yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008.

(4)

4

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berpedoman pada Standar Minimal Laboratorium Jenjang SMK dan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008.

Analisa data meggunakan skala prosentase yang selanjutnya dilakukan interpretasi pada nilai yang diperoleh, yaitu dengan cara mengkalikan hasil bagi skor riil dengan skor ideal dengan seratus persen.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dibandingkan dengan instrumen penelitian dapat disimpulkan kriteria ketercapaian sarana Laboratorium bangunan SMK swasta di Kota Malang seperti pada Tabel 1. Sedangkan kriteria ketercapaian prasarana Laboratorium bangunan SMK swasta di Kota Malang seperti pada Tabel 2.

Tabel 1 Kondisi Sarana Laboratorium SMK swasta di Kota Malang

No. Indikator Prosentase Kriteria Kondisi

1. Laboratorium Komputer Gambar Bangunan 72,22% Cukup Layak 2. Laboratorium Gambar Manual 64,28% Cukup Layak 3. Laboratorium Survei Pemetaan 40,47% Kurang Layak

Kondisi sarana Laboratorium Komputer Gambar pada Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Nasional Malang mencapai 72,22%. Kriteria pencapaian kondisi Sarana pada Laboratorium Gambar Bangunan tersebut masuk dalam kategori Cukup Layak.

(5)

5

Kondisi sarana Laboratorium pada Program Keahlian Teknik Survei dan Pemetaan di SMK Pekerjaan Umum Malang mencapai 40,47%. Kriteria pencapaian kondisi Sarana pada Laboratorium Survei Pemetaan tersebut masuk dalam kategori Kurang Layak.

Tabel 2 Kondisi Prasarana Laboratorium Bangunan SMK Swasta di Kota Malang

No. Indikator Skor Kriteria Kondisi

1.

Manual (SMK Nasional) 2 Kurang Layak 3. Laboratorium Survei

Pemetaan (SMK PU) 1 Tidak Layak

Laboratorium Komputer Gambar Bangunan pada SMK Nasional Kota Malang memiliki satu ruang praktek yang merangkap sebagai ruang teori dan sebagai tempat penyimpanan alat. Dari hasil pengamatan, dapat diambil kesimpulan kriteria pencapaian kondisi prasarana pada Laboratorium Komputer Komputer Gambar Bangunan tersebut masuk dalam kategori Kurang Layak, dengan skor 2.

Laboratorium Gambar Manual pada SMK Nasional Kota Malang memiliki satu ruang praktek yang merangkap sebagai ruang teori dan sebagai tempat penyimpanan alat. Dari hasil pengamatan, dapat diambil kesimpulan kriteria pencapaian kondisi prasarana pada Laboratorium Komputer Komputer Gambar Bangunan tersebut masuk dalam kategori Kurang Layak, dengan skor 2.

(6)

6 PEMBAHASAN

Kondisi Sarana Laboratorium Bangunan SMK Swasta di Kota Malang.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dibandingkan dengan instrumen penelitian dapat disimpulkan kriteria pencapaian sarana Laboratorium bangunan SMK swasta di Kota Malang seperti pada Gambar 1.

Gambar 1 Grafik Batang Kriteria Kesesuaian Sarana

Laboratorium Komputer Gambar Bangunan yang ada di SMK Nasional Kota Malang telah memenuhi semua jenis sarana yang disyaratkan yaitu 9 jumlah sarana. Tetapi spesifikasi dari peralatan yang ada belum mengikuti perkembangan teknologi terkini. Keterbatasan dana menjadi alasan utama terjadinya hai ini. Sekolah hanya mendapatkan dana dari swadaya siswa dan tidak ada sumber dana dari pemerintah.

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Lab Komputer Lab Gambar Lab Survey

Lab Komputer

Lab Gambar

(7)

7

Hasil penelitian pada Laboratorium Gambar Manual di SMK Nasional Malang menunjukkan bahwa laboratorium ini telah memenuhi semua jenis sarana yang disyaratkan yaitu 7 jumlah sarana. Tetapi spesifikasi dari peralatan yang ada juga belum mengikuti perkembangan teknologi terkini. Penyebabnya adalah faktor keterbatasan dana sekolah.

Hasil penelitian pada Laboratorium Survey Pemetaan di SMK Pekerjaan Umum menyebutkan bahwa hanya ada 12 jenis alat yang memenuhi sarana yang disyaratkan. Berdasarkan standar yang ada jumlah sarana seharusnya ada 21 jenis. Sembilan sarana yang tidak terpenuhi pada Laboratorium Survei Pemetaan SMK Pekerjaan Umum Malang antara lain adalah Curvimeter, Altimeter, Abney Level,

Stratport, Teropong, Waterpass Tangan, Tongkat Penta Prisma, Digital

Pedometer, dan Kurva yang kesemuanya merupakan peralatan pendukung.

Kurangnya jumlah sarana tersebut disebabkan oleh minimnya dana sekolah. Dari 12 jenis alat yang ada kondisinya juga tidak mengikuti teknologi terkini, karena peralatan tersebut adalah peralatan second.

Kondisi Prasarana Laboratorium Bangunan SMK Swasta di Kota Malang.

(8)

8

Gambar 2 Grafik Batang Kriteria Kesesuaian Prasarana

Laboratorium Komputer Gambar Bangunan pada SMK Nasional Kota Malang memiliki satu ruang praktek yang merangkap sebagai ruang teori dan sebagai tempat penyimpanan alat. Dari hasil pengamatan, dapat diambil kesimpulan kriteria pencapaian kondisi prasarana pada Laboratorium Komputer Komputer Gambar Bangunan tersebut masuk dalam kategori Kurang Layak, dengan skor 2.

Laboratorium Gambar Manual pada SMK Nasional Kota Malang memiliki satu ruang praktek yang merangkap sebagai ruang teori dan sebagai tempat penyimpanan alat. Dari hasil pengamatan, dapat diambil kesimpulan kriteria pencapaian kondisi prasarana pada Laboratorium Komputer Komputer Gambar Bangunan tersebut masuk dalam kategori Kurang Layak, dengan skor 2.

Laboratorium Survei Pemetaan pada SMK Pekerjaan Umum Kota Malang tidak memiliki ruang khusus untuk praktik. Dari hasil pengamatan, dapat diambil

0 0,5 1 1,5 2 2,5

Lab Komputer Lab Gambar Lab Survey

Lab Komputer

Lab Gambar

(9)

9

kesimpulan kriteria pencapaian kondisi prasarana pada Laboratorium Survey dan Pemetaan tersebut masuk dalam kategori Tidak Layak, dengan skor 1.

Dalam skripsi terdahulu yang dibuat oleh Pratama (2011) yang berjudul

“Studi Kelayakan Sarana dan Prasarana Laboratorium Komputer Jurusan Teknik

Gambar Bangunan Smk Negeri 2 Yogyakarta”, didalamnya memaparkan

mengenai sejauh mana tingkat kelayakan sarana dan prasarana laboratorium komputer pada Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Yogyakarta berdasarkan standar yang dipersyaratkan oleh PERMENDIKNAS RI No. 40 Tahun 2008 dan Instrumen Verifikasi dari BSNP No. 1023-P2-10/11 Tahun 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian kelayakan ditinjau dari luas ruang laboratorium komputer adalah 75% (layak), perabot pada ruang laboratorium komputer 85% (sangat layak). Kelayakan ditinjau dari media pendidikan di ruang laboratorium komputer 100% (sangat layak), peralatan di ruang laboratorium komputer 50% (tidak layak), dan kualitas/spesifikasi perangkat utama 68,75% (layak).

Berdasarkan analisis data yang diperoleh oleh Faizah (2012) dalam skripsi

yang berjudul “Kelengkapan Sarana dan Prasarana pada Laboratorium Praktikum

(10)

10

sedangkan kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium praktikum SMK Negeri 2 Malang cukup sesuai dan kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium praktikum SMK Negeri 7 Malang kurang sesuai. (3) Faktor-faktor kendala dalam mengembangkan sarana dan prasarana laboratorium praktikum SMK Negeri Kompetensi Keahlian Jasa Boga di Kota Malang adalah Dana. (4) Tingkat kenyamanan siswa dalam penggunaan ruang praktikum dapur produksi SMK Negeri Kompetensi Keahlian Jasa Boga di Kota Malang terhadap bentuk ruang praktik dapur produksi dapat dikategorikan cukup baik.

Analisis yang diperoleh oleh Fauziati (2009) dalam skripsi yang berjudul

“Hubungan kondisi sarana dan prasarana laboratorium dengan pencapaian hasil

belajar pada mata diklat sewing di SMKN 5 Malang” dijelaskan bahwa ada hubungan kondisi sarana prasarana laboratorium terhadap pencapaian hasil belajar pada mata diklat sewing di SMKN 5 Malang. Disarankan pada pihak sekolah untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan sarana prasarana pada leboratorium sewing sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Hasil penelitian Suseno (2013) dalam skripsi yang berjudul “Evaluasi Sarana dan Prasarana Laboratorium Komputer pada Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Kabupaten dan Kota Blitar Tahun Ajaran 2012/2013” menunjukkan bahwa secara umum tingkat kelayakan Prasarana Ruang Laboratorium Komputer Teknik Gambar Bangunan di SMK Kabupaten dan Kota Blitar tersebut masuk dalam kriteria kondisi “cukup layak”, Sementara itu secara umum tingkat kelayakan Sarana Ruang Laboratorium Komputer Teknik Gambar Bangunan di SMK Kabupaten dan Kota Blitar masuk dalam kriteria kondisi

(11)

11 PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: (1) kondisi Prasarana Laboratorium Bangunan SMK Swasta di Kota Malang terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008, menunjukkan kategori kelayakan dengan prosentase 41,67% atau kurang layak. (2)kondisi Sarana Laboratorium Bangunan SMK Swasta di Kota Malang terhadap Standar Minimal Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 Jenjang SMK menunjukkan kategori kelayakan dengan prosentase 58,99% atau cukup layak.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikemukakan beberapa saran antara lain adalah: (1)Prasarana Laboratorium Bangunan SMK swasta di Kota Malang akan lebih maksimal jika tersedia ruang untuk penyimpanan alat dan struktur. Akan lebih membantu apabila pemerintah atau sponsor ikut andil dalam pengembangan kelayakan prasarana laboratorim bangunan pada SMK swasta di Kota Malang. Sehingga kegiatan praktik siswa dapat berjalan dengan efisien dan maksimal, (2) Sarana Laboratorium Bangunan SMK swasta di Kota Malang akan lebih maksimal jika peralatan yang digunakan lebih upgrade. Diharapkan pemerintah atau sponsor ikut andil dalam pengembangan kelayakan sarana laboratorim bangunan pada SMK swasta di Kota Malang. Sehingga siswa menjadi lulusan yang lebih berkualitas.

DAFTAR RUJUKAN

Faizah, Yaumi. 2012. Kelengkapan Sarana dan Prasarana pada Laboratorium Praktikum Pembelajaran Produktif SMK Negeri Kompetensi Keahlian

Jasa Boga di Kota Malang. Skripsi. Program Studi S1 Pendidikan Tata

Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang

Fauziati, Nur Wakhidah. 2009. Hubungan Kondisi Sarana Prasarana

(12)

12

Sewing di SMKN 5 Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Tata Busana,

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang

Harahap, Susi. 2001. Fungsi Perencanaan terhadap Efektivitas Pelaksanaan

Kegiatan pada Badan Diklat Provinsi Sumatera Utara, Skripsi S1 pada

STIA-LAN RI, Bandung.

Peraturan Menteri. 2008. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK). Peraturan Menteri. 2008. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

(SMK/MAK).

Pratama. 2011. Studi Kelayakan Sarana Dan Prasarana

Laboratorium Komputer Jurusan Teknik Gambar Bangunan

Smk Negeri 2 Yogyakarta. Tugas Akhir Skripsi. Yogyakarta: Fakultas

Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Sidi. 2001. Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta: Paramadina, Logos Wacana Ilmu Surya. 2007, Mendidik Guru Berkualitas untuk Pendidikan Berkualitas, Makalah

disampaikan pada orasi ilmiah dalam kegiatan Dies Natalis ke 45 Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) tanggal 12 Desember [on line] Tersedia:http://bandono.web.id/2007/12/12/mendidik-guru-berkualitas-untuk-pendidikanberkualitas.php

Suseno, Dadik. 2013. Evaluasi Sarana dan Prasarana Laboratorium Komputer pada Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK

Gambar

Tabel 1 Kondisi Sarana Laboratorium SMK swasta di Kota Malang
Gambar Bangunan
Gambar 1 Grafik Batang Kriteria Kesesuaian Sarana
Gambar 2 Grafik Batang Kriteria Kesesuaian Prasarana

Referensi

Dokumen terkait

[r]

lebih dari seribu mahasiswa aceh yang belajar di Yogyakarta sampai saat ini/ tidak mengetahui. kondisi keluarganya// Sampai saat ini/ mereka hanya mampu memantau keadaan

Tujuan yang hendak dicapai dalam tugas akhir ini adalah mencari metode dan skema operasi yang paling efisien dari beberapa pompa air yang disusun bertingkat tiga

tal 2017 dapat dilihat pada warta halaman 11.. Bagi jemaat yang ingin memberikan persembahan Natal dapat mengambil amplop persembahan Natal yang tersedia di pintu masuk

Sebagai salah satu bentuk penerapan prinsip demand driven, maka dalam pengembangan kurikulum SMK program keahlian seni rupa dan desain produksi kriya harus

ANALISIS KONTRASTIF KATA YANG MENYATAKAN EMOSI MARAH DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

ANALISIS VERBZUSATZ DALAM HÖRBUCH DIE ANGST UND DER TOD KARYA FRANZ SPECHT (2006).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan ekowisata merupakan solusi dalam mengatasi masalah infrastruktur yang menjadi faktor pembatas dalam aktivitas periwisata