• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA SESUAI DE (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA SESUAI DE (2)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA SESUAI DENGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

Mila Syafira 171011500020

PENDIDIDKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam

pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya hal tersebut dapat

dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan

pengelolaan dan pemanfaatan secara optimal.

Untuk mengoptimalkan penyedian, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian

sarana dan prasarana pendidikan, sekolah dituntut untuk memiliki kemandirian untuk

mengatur dan mengurus kebutuhan sekolah menurut kebutuhan berdasarkan aspirasi dan

partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang undangan

pendidikan nasional yang berlaku.

Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut pemerintah melalui PP No. 19 Tahun

2005 tentang Standar nasional Pendidikan, pasal 1 ayat (8) mengemukakan standar sarana

dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan kriteria minimal tentang

ruang belajar, tempat olahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel

kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang

diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi.

Sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi salah satu tolok ukur dari mutu

sekolah. Tetapi fakta dilapangan banyak ditemukan sarana dan prasarana yang tidak

dioptimalkan dan dikelola dengan baik. Untuk itu diperlukan pemahaman dan

pengaplikasian manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan berbasis

sekolah. Bagi pengambil kebijakan di sekolah pemahaman tentang sarana dan prasarana

akan membantu memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan dalam

merencanakan, menggunakan dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang ada sehingga

(3)

B. Ruang Lingkup Kajian

Masalah pokok dalam penulisan makalah ini berkaitan dengan Manajemen Sarana

dan Prasarana sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.Yang membahas tentang

Hakikat Manajemen Sarana dan Prasarana yang terdiri dari Definisi, Ruang Lingkup,

Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana, Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana,

Manfaat Manajemen sarana dan Prasarana, Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana,

Proses Manajemen Sarana dan Prasarana. Standar Nasional Manajemen Sarana dan

Prasarana dan Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Sarana dan

Prasarana.

C. Tujuan

1. Mengetahui Definisi Manajemen Sarana dan Prasarana

2. Mengetahui Ruanglingkup Manajemen Sarana dan Prasarana

3. Mengetahui Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana

4. Mengetahui Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana

5. Mengetahui Manfaat Manajemen Sarana dan Prasarana

6. Mengetahui Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana

7. Mengetahui Proses Manajemen Sarana dan Prasarana

8. Mengetahui Standar Nasional Pendidikan tentang Manajemen Sarana dan

Prasarana

9. Mengetahui Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Sarana

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Manajemen Sarana dan Prasarana sesuai dengan Standar Nasional Pendidik.

1. Definisi Manajemen Sarana dan Prasarana

Sarana pendidik adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung

dipergunakan dan menunjang proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar,

seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajar. Adapun yang

dimaksud dengan prasarana pendidik adalah fasilitas yang secara tidak langsung

menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman kebun, taman

sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses

belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah

sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidik.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana

dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti

pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan

perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi dan penghapusan serta

penataan.

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah

yang bersih, rapih, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi

guru maupun murid untuk berada di sekolah. Disamping itu juga diharapkan tersedianya

alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevansi

dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses

pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid

sebagai pelajar.1

1E. Mulyasa.Manajemen Berbasis Sekolah.(Bandung : PT Remaja Rosdakarya )h.49 diakses pada 26 juni

(5)

2. Ruanglingkup manajemen sarana dan prasarana

Ruang lingkup Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari prasarana

dibedakan menjadi dua yakni bangunan dan prasarana umum. Sedangkan dari segi sarana

pembelajaran dan sarana sumber lebih jauh macam-macam sarana dan prasarana

pendidikan sebagai berikut:

1) Ditinjau dari habis tidaknya dipakai

Sarana pendidikan yang habis dipakai.

Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila

digunakan bisa habis dalam waktu yang relative singkat. Sebagai contohnya adalah kapur

tulis yang biasanya digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran.

Sarana pendisdikan yang tahan lama.

Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat

digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relative lama. Beberapa contohnya

adalah bangku sekolah, atlas, globe dan beberapa alat olahraga.

2) Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakaan

Sarana pendidikan yang bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakan atau

dipindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Lemari arsip sekolah misalnya,

merupakan sarana pendidikan yang bisa dipindahkan kemana-mana bila diinginkan.

Demikian pula bangku sekolah termasuk sarana pendidikan yang bisa digunakan atau

dipindahkan kemana saja.

Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang

(6)

sudah memiliki saluran dari PDAM. Semua peralatan yang berkaitan dengan itu, seperti

pipanya, relative tidak mudah untuk dipindahkan ketempat-tempat tertentu.2

3) Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar

Prasarana yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti

ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium.

Prasarana yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi

secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Contohnya adalah

ruang kantor, kantin sekolah, ruang guru, ruang kepala sekoah dan tempat parker

kendaraan.

3. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana

Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan memiliki tujuan sebagai

berikut:

a. Menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapih, indah sehingga

menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasah.

b. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kualitas maupun

kuantitas dan relevan dengan kepentingan dan kebutuhan pendidikan.

Secara lebih rinci Tim Pakar Manajemen Universitas Negri Malang mengidentifikasi

beberapa hal tujuan sarana dan prasarana pendidikan yaitu:

a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui system

perencanaa dan pengadaan secara hati-hati dan saksama, sehingga sekolah atau

madrasah memiliki sarana dan prasarana yang baik sesuai dengan kebutuhan dan

yang efisien.

b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah itu harus secara

tepat dan efisien.

2

(7)

c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan secara teliti

dan tepat, sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebutakan selalu dalam

keadaan siap pakai ketika akan digunakan atau diperlukan.

Jadi, tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu agar dapat

memberikan kontribusi yang optimal terhadap proses pendidikan dalam mencapai tujuan

pendidikan yang telah di tetapkan. 3

4. Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana

Pada dasarnya fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan dibagi menjadi lima

antara lain:

1. Fungsi Perencanaa Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Perencanaa sarana dan prasarana pendidikan menurut (suharsimin Arikunto)

adalah perencana kebutuhan yang meliputi semua barang yan diperlukan baik

yang bergerak atau tidak bergerak sebagai pendukung pelaksanaan tugas.

2. Fungsi Pengadaan Sarana dan Prasarana

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis

sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengankebutuhan

dalam rangka mencapai tujuan yang telah telah di tepatkan dalam persekolahan,

pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara

menyediakansemua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan

dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjlan dengan

efektif dan efisen sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pengadaan sarana dan

prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen sarana dan

prasarana pendidikan persekolahan, fungsi ini pada hakikatnya merupakan

serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan

persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifiksi

jumlah waktu maupun tempat degan harga dan sumber yang dapat dipertanggung

jawabkan.

3 Siti Farikhah.Manajemen Lembaga Pendidikan.(Temanggung : Aswaja Pressindo) h.82 diakses pada 27

(8)

3. Fungsi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pemeliharaan adalah usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi

teknis dan daya guna suatu alat produksi fasilitas kerja dengan jalan merawat,

memperbaiki, merehabilitasi dan menyempurnakan. Pemeliharaan sarana dan

prasarana pendidikan perlu dilakukan agar kondisi barang tetap dalam keadaan

baik atau siap pakai dan dapat bertahan lama, sehingga dapat menghemat

pengeluaran anggara untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidik.

4. Fungsi Penyimpanan Sarana dan Prasarana

Penyimpanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menampung hasil pengadaan

barang-barang yang keluar atau akan didistribusikan dan disipan dalam gudang.

5. Fungsi Penghapusan

Untuk mengeluarkan atau menghilangkan barang-barang milik Negara dari daftar

inventaris Negara berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku.4

5. Manfaat Manajemen Sarana dan Prasarana

Manfaat manajemen sarana dan prasarana sebagai berikut :

a. Menyiapkan data dan informasi dalam rangka menentukan dan menyusun

rencana kebutuhan barang.

b. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan atau pedoman dalam

pengarahan pengadaan barang

c. Memberikan data dan informasi untuk deijadikan bahan atau pedoman dalam

penyaluran barang

d. Memberikan data dan informasi dalam menetukan keadaan barang (tua, rusak

atau kebih) sebagai dasar sebagai dasar ditambah atau dikuranginya barang

e. Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan dan

pengendalian barang

f. Memberikan data dan imformasi dalam rangka pengontrolan dan

pengevaluasian saran prasarana dalam sebah lembaga tersebut.5

4Ali Imron, dkk.Manajmen Penddikan.(Malang : Universitas Negri Malang) h.8 diakses pada 28 juni2018

5

(9)

6. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana

Menurut Hunt Pierce prinsip dasar dalam manajemen sarana dan prasarana disekolah

sebagai berikut:

1. Lahan bangunan dan perlengkapan perabot sekolah harus menggambarkan cita

dan citra masyarakat seperti halnya yang dinyatakan dalam filsafat dantujuan

pendidikan.

2. Perencanaan lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah

hendaknya merupakan pancaran keinginan bersama dan dengan pertimbangan

suatu time ahli yang cukup cakap yang ada di masyarakat.

3. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah hendaknya

disesuaikan dan memadai bagi kepentingan peserta didik, demi terbentuknya

karakter mereka dan dapat melayani serta menjamin mereka diwaktu belajar,

bekerja, dan bermain sesuai dengan bakat.

4. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah serta

alat-alatnya hendaknya disesuaikan dengan kepentingan pendidikan yang bersumber

dari kepentingan serta kegunaan atau manfaat bagi peserta didik dan guru.

5. Sebagai penanggung jawab harus membantu pro-gram sekolah secara efektif,

melatih para petugas serta memilih alatnya dan cara menggunakannya agar

mereka dapat menyesuaikan diri serta melaksanakan tugas-tugasnya sesuai

dengan fungsidan profesinya.

6. Seorang penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan untuk

mengenal, baik kualitatif maupun kuantitatif serta menggunakan dengan tepat

fungsi bangunan dan perlengkapannya.

7. Sebagai penanggung jawab harus mampu memelihara dan menggunakan

bangunan dan tanah sekitarnya sehingga ia dapat membantu terwujudnya

(10)

8. Sebagai penanggung jawab, sekolah bukan hanya mengetahui kekayaan sekolah

yang dipercayakan kepadanya, melainkan harus memperhatikan seluruh alat-alat

pendidikan yang dibutuhkan oleh peserta didiknya.6

7. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana

Dalam pelaksanaan proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan itu meliputi:

pengadaan, pendistribusian, pemakaian dan pemeliharaan inventarisasi dan penghapusan.

Kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Pengadaan

Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan

perkembangan pendidikan disekolah, menggantikan barang-barang yang rusak,

hilang, dihapuskan atau sebab-sebab lain yang dapat dipertanggung jawabkan

sehingga memerlukan pergantian, dan untuk menjaga tingkat persediaan barang setiap

tahun anggaran mendatang. Kegiatan pengadaan ini meliputi:

1. Analisis kebutuhan

Barang-barang perlengkapan sekolah (sarana dan prasarana) yang telah diadakan

dapat didistribusikan. Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan

kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab dari seorang penanggung jawab

penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu.

Dalam rangka itu, ada tiga langkah yang sebaiknya ditempuh oleh bagian penanggung

jawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu: (1) Penyusunanalokasi barang (2)

Pengiriman barang (3) Penyerahan barang.

6Irjus Indrawan.Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana.(Yogyakarta : Deepublish) h.17 diakses

(11)

3) Penggunaan dan pemeliharaan

Ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan

pendidikan, yaitu prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi. Prinsip efektivitas brarti

semua pemakaian perlengkapan pndidikan disekolah harus ditujukan semata-mata

dalam mempelancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah baik secara maupun tidak

langsung. Adapun prinsip efisiensi berarti, pemakaian semua perlengkapan

pendidikan secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak

muda habis, rusak atau hilang.

4) Inventarisasi

Semua sarana prasarana harus diinventarisasi secara periodik, artinya secara

teratur dan tertib berdasarkan ketentuan atau pedoman yang berlaku. Melalui

inventarisasi perlengkapan pendidikan diharapkan dapat tercipta administrasi barang,

penghematan keuangan dan mempermudah pemeliharaan dan pengawasan.

5) Penghapusan

Penghapusan ialah kegiatan yang bertujuan untuk menghapus barang-barang

milik Negara dara Daftar Inventars Departemen pendidikan dan kebudayaan

berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.7

B. Standar Nasional Pendidikan tentang Manajemen Sarana dan Prasarana Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan

pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta

perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur

dan berkelanjutan.

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,

ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan,

ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya

7 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana.Manajemen Pendidikan.(Yogyakarta: Aditya Media) h.20 dikses

(12)

dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan

ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur

dan berkelanjutan.

Berikut ini, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitan

dengan Standar Sarana dan Prasarana:

1. Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI,

SMP/MTS, dan SMA/SMK.

Pasal 1

1) Standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI),

sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah

menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana

dan kriteria minimum prasarana.

2) Standar Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

pada Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Penyelenggaraan pendidikan bagi satu kelompok pemukiman permanen dan terpencil

yang penduduknya kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak bisa dihubungkan

dengan kelompok yang lain dalam jarak tempuh 3 (tiga) kilo meter melalui lintasan jalan

kaki yang tidak membahayakan dapat menyimpangi standar sarana dan prasarana

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.

Pasal 3

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 28 Juni 2007 ditetapkan. DiJakarta

2. Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SDLB,

SMPLB, dan SMALB.

Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

(13)

2. Prasarana adalah fasilitas dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi SDLB,

SMPLB dan/atau SMALB.

3. Perabot adalah sarana pengisi ruang.

4. Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk

pembelajaran.

5. Media pendidikan adalah peralatan yang digunakan untuk membantu komunikasi

dalam pembelajaran.

Pasal 2

1) Standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah

menengah pertama luar biasa (SMPLB), dan sekolah menengah atas luar biasa

(SMALB) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana.

2) Standar sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada

Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 3

Penyelenggaraan pendidikan bagi satu kelompok pemukiman permanen dan terpencil

yang penduduknya kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak bisa dihubungkan

dengan kelompok lain dalam jarak tempuh 3 (tiga) kilo meter melalui lintasan jalan kaki

yang tidak membahayakan dapat menyimpangi standar sarana dan prasarana

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.

Pasal 4

Penyelenggara pendidikan wajib menerapkan standar sarana dan prasarana sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri ini, selambat-lambatnya 5 (lima) tahun setelah Peraturan

Menteri ini ditetapkan.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Juni 2008.

(14)

Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Madrasah aliyah kejuruan (MAK) adalah satuan pendidikan keagamaan tingkat

menengah atas yang menyelenggarakan program kejuruan.

2. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.

3. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi SMK/MAK.

4. Perabot adalah sarana pengisi ruang.

5. Peralatan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran.

Pasal 2

1) Standar sarana dan prasarana untuk sekolah menengah kejuruan/madrasah

Aliyah kejuruan (SMK/MAK) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria

minimum prasarana.

2) Standar sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

pada Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 3

Penyelenggaraan pendidikan bagi satu kelompok pemukiman permanen dan terpencil

yang penduduknya kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak bisa dihubungkan

dengan kelompok lain dalam jarak tempuh 3 (tiga) kilo meter melalui lintasan jalan

kaki yang tidak membahayakan dapat menyimpangi standar sarana dan prasarana

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.

Pasal 4

Penyelenggaraan sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan

(SMK/MAK) wajib menerapkan standar sarana dan prasarana sekolah menengah

kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK) sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri ini, selambat-lambatnya 5 (lima) tahun setelah Peraturan Menteri

(15)

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 31 Juli 2008 dan ditetapkan diJakarta.8

C. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Sarana dan Prasarana

Penyusunan standar sarana dan prasarana diharapkan mampu memberikan motivasi

dalam mendukung dan meningkatkan pendidikan disetiap jenjang pendidikan. Namun

penerapan atau implementasinya secara keseluruhan tidak mudah, meskipun standar

nasional merupakan kreteria minimum tidak setiap sekolah mampu memenehuinya.

Implementasinya pun dilakukan secara bertahap dan diutamakan kebutuhan yang

benar-benar diperlukan dalam proses pembelajaran. Setiap sarana dan prasarana yang disiapkan

mewakili kebutuhan utama dari sebuah sekolah baik dasar dan menengah dengan kreteria

minimum.

Pada dasarnya dengan standar nasional pendidikan diharapkan mampu memeratakan

segala kegiatan maupun sarana pendukung dalam pendidikan yang meningkatkan mutu

pendidikan itu sendiri. Namun selalu ada implikasi dari setiap penerapan sebuah

kebijakan, dan tidak pula dengan standar sarana dan prasaran, karena implikasi dari

penerapannya menimbulkan kendala-kendalan dan permasalahan baru yang

pemecahannya tidaklah mudah karena akan berkaitan dengan standar nasional yang lain.

Misalkan saja kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, Peserta didik dan

kelulusannya, penilaian dan pengelolaan maupun pelaksanaan pembiayaan yang sesuai

dan merata.

Implikasi berkaitan dengan akibat dari implementasi sebuah program atau kegiatan,

dalam implementasi standar sarana dan prasarana tidak menutup kemungkinan terjadi

sebuah implikasi dari penerapan tersebut. Bila setiap sarana dan prasaran yang di adakan

dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam standar, maka akibat yang

mungkit terjadi seperti yang diuraikan diatas adalah munculnya kebijakan lain yang

berkaitan dengan pilihan untuk memenuhi terlebih dahulu kebutuhan utama dari sebuah

(16)

sekolah ataupun satuan pemdidikan. Lahan dan bagunan dari sekolah yang akan didirikan

tidak selamanya mengikuti ketentuan minimum sarana prasarana tapi disesuaikan dengan

kondisi dan lingkungan sekitar sekolah tersebut. Demikian pula dengan perlengkapan

setiap ruang selalu di lakukan dengan bertahap dan berkelanjutan. Apabila dilakukan

dengan secara langsung yang sesuai dengan ketentuan hambatan yang paling utama

adalah pemeliharaan maupun pembiayaan yang tidak mencukupi dan memadai bagi

sarana dan prasarana yang disiapkan.

Selain itu ketersediaan kompetensi setiap pendidik dan tenaga kependidikan yang

sesuai sehingga mampu mengelola dan memanfaatkan setiap sarana pendukung tidak

mampu menyamai perlengkapan yang diberikan dan ini berakibat pada penelantaran

perlengkapan tersebut. Pembangunan yang disesuaikan dengan ketentuan sebuah

bagunan pada lahan yang tersedia akan memberikan dampak pada sempitnya ruang

bermain/olahraga ataupun pembunan sarana yang lainnya seperti laboratorium, UKS

maupun perpustakaan. Kendala ini biasanya ditemui dikota-kota besar yang tidak

memiliki lahan yang begitu luas, atau meskipun memiliki lahan yang luas, dengan

penerimaan peserta didik yang tidak sesuai dengan rasio minimum dalam setiap kelas

menjadikan penambahan gedung yang lebih banyak.9

9http://mametoisme.blogspot.com/2011/12/implementasi-dan-implikasi-standar.html?m=1diakses

(17)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Manajemen sarana dan prasarana sangatlah penting dalam pencapaian tujuan

pendidikan yang difungsikan untuk mengatur sarana dan prasarana yang ada pada suatu

sekolah. Dengan adanya sarana dan prasarana maka lebih mudah dalam pengelolaan dan

pengaturan sarana dan prasarana sehingga dapat digunakan secara efektif dan efisien

dengan memperhatikan prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana.

Untuk mencapai tujuan dari manajemen sarana dan prasarana maka diperlukan

rasa tanggung jawab, kerjasama serta kepedulian dari setiap pengguna fasilitas yang telah

disediakan sehingga akan tetap baik dan selalu siap digunakan secara tepat dan efisien.

Dalam manajemen sarana dan prasarana yang memiliki ruang lingkup yang disesuaikan

dengan keadaan masing-masing di suatu tempat serta kebutuhan masing-masing tingkat

satuan pendidikan yang diatur oleh BNSP.

B. Saran

Kemampuan memanajemen merupakan hal yang sangat diperlukan terutama

ketika berada dalam sebuah leembaga, baik lembaga pendidikan maupun

kemasyarakatan. Dalam kaitannya dengan manajemen sarana dan prasarana kemampuan

ini mutlak diperlukan oleh seorang penanggung jawab sekolah demi mancapai pendidikan

yang berkualitas bagi anak didiknya. Semoga kita semua sebagai calon pemangku jabatan

penanggung jawab tersebut dapat benar-benar bertanggung jawab, terutama dalam hal

manajerial, karena semakin baik cara kita memanajemen suatu lembaga, semakin baik

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. (2006). Manajemen Berbasis Sekolah.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana. (2008). Manajemen Pendidikan.

Yogyakarta: Aditya Media.

Farikhah Siti. (2015). Manajemen Lembaga Pendidikan.

Temanggung: Aswaja Pressindo.

Indrawan, irjus. (2015). Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana.

Yogyakarta: Deepublish

Imron, Ali. (2003). Manajeman pendidikan. Malang: Universitas Negri Malang.

https://www.google.co.id/amp/s/mhafidzalfikri.wordpress.com/2012/12/25/manajemen-sarana-dan-prasarana/amp/

http://bsnp-indonesia.org/standar-sarana-dan-prasarana/

http://mametoisme.blogspot.com/2011/12/implementasi-dan-implikasi-standar.html?m=1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian kualitatif merupakan salah satu jenis dan metode penelitian yang berlandaskan pada postpositivisme, dieksplorasi dan diperdalam dari suatu

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia merupakan organisasi baru sebagai hasil pengembangan dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Dengan memanjatkan segala puji dan Rasa Syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini

Oleh karena itu, penulis menuangkannya dalam bentuk penelitian dengan judul “Penerapan Model GI (Group Investigation) pada Konsep Zat Adiktif dan Psikotropika” (Penelitian

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Implementasi Data Mining Menggunakan Algoritma C4.5 Untuk Memprediksi Kapabilitas Konsumen Dalam Mengambil Pinjaman KPR (Studi

1 Dari sumber lain disebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi subyek yang alamiah (natural setting)

Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, cet.. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi

Oleh karena itu, pada siklus 6 & 7 selain kegiatan belajar mengajar diberikan pula tindakan berupa latihan menterjemahkan soal-soal grafik ke dalam bentuk persamaan , hasil