• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

N/A
N/A
Syamsuri Holib

Academic year: 2024

Membagikan "Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii Manajemen Sarana dan Prasarana

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...ii

BAB I PENGANTAR MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Pengertian Manajemen ... 1

B. Fungsi-Fungsi Manajemen ... 4

C. Pengertian Sarana dan Prasarana. ...20

D. Tujuan Sarana dan Prasarana ...22

BAB II MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA ... 24

PENDAHULUAN ... 24

A. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana ...24

B. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana ...28

C. Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana ...28

D. Dasar Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ...29

E. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah ...32

F. Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana ...35

BAB III STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SATUAN PENDIDIKAN... 53

PENDAHULUAN ... 53

A. Standar sarana dan prasarana TK dan PAUD ...53

B. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar ...60

C. Standar sarana dan prasarana SMP ...62

D. Standar sarana dan prasarana SMA ...64

BAB IV MANAJEMEN LABORATORIUM ... 67

PENDAHULUAN ... 67

(3)

A. Pengertian ...67

B. Fungsi labororatirum ...68

C. Manajemen laborotarium ...70

BAB V MANAJEMEN PERPUSTAKAAN ... 73

PENDAHULUAN ... 73

A. Pengertian ...73

B. Jenis perpustakaan ...74

C. Manajemen perpustakaan ...77

RANGKUMAN ... 80

GLOSARIUM ... 82

INDEKS ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 86

BIOGRAFI PENULIS ... 95

(4)
(5)

BAB I

PENGANTAR MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

PENDAHULUAN

Bab pertama pada buku ini adalah membahas tentang pengantar manajemen sarana dan prasarana pendidikan secara teoritis yang berguna untuk mahasiswa ataupun orang yang bergerak di bidang pendidikan.

Pada bab ini akan membahas tentang Pengertian Manajemen, Fungsi-Fungsi Manajemen, Pengertian Sarana dan Prasarana, serta Tujuan Sarana dan Prasarana.

Tujuan umum mempelajari bab ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa ataupun orang yang bergerak dibidang pendidikan tentang teori teori dasar Manajemen Sarana dan Prasarana, sedangkan tujuan khususnya adalah adalah memahami Pengertian Manajemen, memehamai Fungsi-Fungsi Manajemen, memahami Pengertian Sarana dan Prasarana, serta memahami Tujuan Sarana dan Prasarana.

Kegiatan belajar pada bab ini terdiri dari 4 kegiatan. Yakni, Pengertian Manajemen, Fungsi-Fungsi Manajemen, Pengertian Sarana dan Prasarana serta Tujuan Sarana dan Prasarana.

A. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah sebuah proses dalam perencanaan untuk mencapai tujuan terentu. (Mustari, 2013:01). Kata administrasi secara sempit dikatakan sebagai clerical work (kegiatan tata usaha). Secara luas administrasi diartikan sebagai segenap rangkaian perbuatan penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu (Rugaiyah. 2010: 35).

Manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta sumber

(6)

2 Manajemen Sarana dan Prasarana

daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai aktivitas majerial.

(Sulfemi, Wahyu Bagja. 2018: 3). Dengan ini maka manajemen memiliki pengertian dalam lingkup luas yang sebelumnya yang hanya diartikan sebagai administrasi yang merujuk pada pekerjaan tulis menulis di kantor. Rohiat (2010:14) manajemen adalah kegiatan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah atau organisasi diantaranya adalah manusia, metode, material, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.

Adapun pengertian manajemen menurut para ahli diantaranya adalah:

1) Manajemen adalah lmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan, Malayu. 2007).

2) T. Hani Handoko (2011:8), menjelaskan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan kegunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2011).

3) Echols dan Shadily (2005) manajemen berasal dari bahasa Inggris dengan kata kerja to manage yang artinya mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola (Echols, John M. dan Shadily, Hassan, 2005).

4) Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, penggerakan atau pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya secara efektif dan efisien (Yanti, Septi Damai, 2019: 537).

(7)

5) Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna tujuan (Siswanto, H.B, 2013).

6) Nov, M (2011) manajemen adalah sebagai proses merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengawasi, dan mendayagunakan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Jika pengertian manajemen ini berada dalam konteks pendidikan maka sudah termuat hal-hal yang menjadi objek pengelolaan atau pengaturan. Lebih tepatnya definisi manajemen pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian segala kegiatan yang menunjuk antara usaha kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Mustari, 2013: 4)

2. Tilaar (2004:4) mengartikan manajemen pendidikan sebagai suatu kegiatan yang mengimplikasikan adanya perencanaan atau rencana pendidikan serta kegiatan implementasinya.

3. Manajemen pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien (Hartani, 2011: 8).

4. Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien (Mustari. 2014: 5).

(8)

4 Manajemen Sarana dan Prasarana

5. Manajemen pendidikan adalah sebagai proses untuk mencapai tujuan pendidikan dimana proses tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan dan penilaian (Suryosubroto, 2004: 16).

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah pengelolaan sumber daya pendidikan yang menyangkut kerjasama, dua orang atau lebih dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

B. Fungsi-Fungsi Manajemen

Dibawah ini beberapa ahli mengemukakan beberapa fungsi manajemen yang dideskripsikan dalam tabel berikut:

No Ahli Fungsi Manajemen

1 George R.Terry  Planning.

 Organizing

 Actuating

 Controlling

2 Henry Fayol  Planning

 Organizing

 Commanding

 Coordinating

 Controlling

(9)

3 Luther M. Gullick  Planning.

 Organizing

 Staffing

 Directing

 Coordinating

 Reporting

 Budgeting 4 Harrolf Koontz dan  Planning

Cyrill O’Donnel  Organizing

 Staffing

 Directing

 Controlling

5 John F. Mee  Planning

 Organizing

 Motivating

 Controlling

6 Luther Gullick  Planning

 Organizing

 Staffing

 Directing

 Coordinating

 Reporting

(10)

6 Manajemen Sarana dan Prasarana

 Budgeting

7 Corbally Campbell  Decision making

 Programming

 Stimulating

 Coordinating

 Appraising

8 The Liang Gie  Planning

 Decision making

 Directing

 Coordinating

 Controlling

 Improving 9 Sondang P. Siagian  Perencanaan

 Pengorganisasian

 Pemberian motivasi

 Pengawasan

 Penilaian

10 Dachnel Kamars  Planning

 Budgeting

 Staffing

 Organizing

(11)

 Actuating

 Supervising

 Controlling

 Evaluating’

 Communicating

11 Ricky W. Griffin  Planning

 Organizing

 Actuating

 Coordinating

 Controlling

12 Newman  Planning

 Organizing

 Assembling

 Resources

 Directing

 Controlling

13 Herbert G Hicks  Creating

 Planning

 Organizing

 Motivating

 Coomunicating

 Controlling

14 James A.F. Stoner  Planning

(12)

8 Manajemen Sarana dan Prasarana

 Organizing

 Leading

 Controlling

Gambar 1.1 Fungsi manajemen Sumber: (Ananda Rusydi, 2017)

a. Perencanaan (Planning)

 Pengertian

Perencanaan merupakan tahap terpenting yang akan menentukan fungsi-fungsi berikutnya, oleh karena itu dalam tahap ini harus benar-benar diperhatikan dan jangan sampai salah mengambil rencana agar suatu tujuan dapat berjalan sesuai yang diinginkan.

Dibawah ini beberapa definisi dari perencanaan antara lain sebagai berikut:

1. Perencanaan dapat didefinisikan sebagai, “suatu proses menentukan sasaran yang ingin dicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat untuk mencapai dan SDM yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan (M. Karebet W, 2002:109).

2. Perencanaan adalah proses pemilihan dan pengembangan dari tindakan yang paling baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan (Siagian, 2004:25).

3. Handayaningrat menjelaskan mengenai perencanaan, yakni: usaha dasar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal- hal yang akan dikerjakan di masa depan di dalam dan oleh suatu organisasi dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Handayaningrat, 1988: 126).

(13)

4. Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan menggambarkan sebelumnya hal-hal yang akan dikerjakan kemudian dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sinta,2019:4).

5. Perencanaan mengandung 3 arti yaitu: (1) memikirkan tujuan dan tindaka, (2) mengarahkan tujuan dan menetapkan prosedur, (3) pedoman untuk mencapai tujuan (Jannah Miftakhul, 2010:32).

6. Perencanaan merupakan suatu proses memikirkan dan menetapkan kegiatan- kegiatan atau program-program yang akan dilakukan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu (Paud, 2016: 8).

7. Perencanaan adalah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu (Hidayat, 2010: 22).

8. Perencanaan ialah proses yang dilakukan sebelum memutuskan bentuk kegiatan apa yang paling baik untuk dilakukan (Ardiansyah,2019).

9. Perancanaan adalah kegiatan memperkirakan tentang keadaan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara efektif dan efisien. (Sutrisno, 2009:9).

10. Perencanaan adalah proses memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan dikejar selama jangka waktu yang akan datang dan apa yang akan dilakukan agar tujuan-tujuan itu dapat tercapai (Terry, 2014: 43-44).

11. Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang mengenai hal-hal yang akan dilakukan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2003:88).

Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa perencanaan merupakan tahap awal dari kegiatan manajemen dalam setiap organisasi karena

(14)

10 Manajemen Sarana dan Prasarana

melalui tahap ini didapatkan apa yang harus dilakukan, siapa yg melakukan dan kapan akan melakukan kegiatan tersebut.

 Tujuan

Tujuan perencanaan menurut Robbins dan Coulter (2016) sebagai berikut:

a. Memberikan Pengarahan

Bawahan dapat mengerti hal atau rencana apa yang akan dicapai dan mereka harus bekerja sama satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi tersebut. Tanpa arahan dan bimbingan dari atasan mungkin mereka akan bekerja secara individual dan masing-masing akibatnya kerja organisasi kurang efektif dan efisien.

b. Mengurangi Ketidakpastian

Untuk mengurangi ketidakpastian, seorang manajer sangat memerlukan rencana untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan akan terjadi dengan adanya perencanaan ini seorang menajer akan lebih tau apa yang akan dilakukan kedepannya sehingga pasti dan juga mengoptimalkan waktu yang ada.

c. Meminimalisir Pemborosan

Dengan adanya perencanaan dari awal maka karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien dengan mengikuti rencana tanpa keluar dari arah yang telah ditetapkan sebelumnya.

d. Menetapkan Tujuan Standar

Yang keempat adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam waktu mendatang, dengan adanya tujuan standar ini maka, manajer dapat mengevaluasi rencana yang dibuat sudah berhasil dan harus ditingkatkan atau memperbaikinya.

(15)

 Manfaat

Perencanaan memberikan dampak besar dan manfaat bagi tahap selanjutnya dibawah ini beberapa ahli menjelaskan manfaat dari perencanaan sebagai berikut:

Handoko menjelaskan, bahwa ada beberapa manfaat perencanaan sebagai berikut (Handoko, 2012: 81):

a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan lingkungan,

b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama, c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih

jelas,

d. Membantu penetapan tanggung jawab lebih berat,

e. Memberikan cara pemberian pemerintah untuk beroperasi,

f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian organisasi,

g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci, dan lebih mudah dipahami.

Sementara itu menurut Julitriarsa dan Suprihanto manfaat dari adanya perencanaan dari suatu organisasi yaitu (Djati Juliatriarsa & Jhon Suprihanto, 1988:33-34):

a. Sebagai alat pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan organisasi;

b. Untuk memilih dan menentukan prioritas dari beberapa alternatif yang ada;

c. Untuk mengarahkan dan menentukan pelaksanaan kegiatan sehingga tertib dan teratur menuju tujuan yang telah ditentukan sebelumnya;

d. Untuk menghadapi dan mengurangi ketidakpastian dimasa yang akan datang;

e. Kesemuanya itu, perencanaan yang baik mendorong tercapainya tujuan- tujuan organisasi.

(16)

12 Manajemen Sarana dan Prasarana

Hasibuan menjelaskan pentingnya perencanaan yaitu (Hasibuan, 2004:95):

a. Perencanaan bertujuan untuk menentukan tujuan, kebijakan-kebijakan prosedur dan program serta memberikan pedomana cara-cara pelaksanaan yang efektif dan efisien;

b. Perencanaan menjadikan tindakan ekonomis, karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik kepada tujuan;

c. Perencanaan merupakan suatu usaha untuk memperkecil resiko yang dihadapi pada masa yang akan datang;

d. Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan;

e. Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian;

f. Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan dilakukan secara teratur dan bertujuan.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan langkah selanjutnya setelah perencanaan yang bertujuan untuk menggerakkan suatu organisasi untuk bergerak kearah pencapaian yang telah ditentukan.

 Pengertian Pengorganisasian

dibawah ini beberapa definisi pengorganisasian dari berbagai sumber literatur:

1. Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat- alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan

(17)

kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut (Hasibuan:40).

2. Pengorganisasian adalah keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas-tugas orang itu dalam organisasi (Sagala, 2000:49).

3. Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen-departemen (subsistem) serta penentuan hubungan-hubungan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Jannah Miftakhul, 2010:34).

4. Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mencapai tujuan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dilakukan dengan membagi tugas, tanggung jawab, dan wewenang diantara mereka, ditentukan siapa yang menjadi pemimpin, serta saling berintegrasi secara aktif (Hidayat, 2010:22).

5. Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dama bentuk bagian organisasi (Sutrisno, 2009:9).

6. Pengorganisasian adalah kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama (Sutisna, 1989:2015)

7. Pengorganisasian adalah suatu proses di mana pekerjaan yang ada dibagi dalam komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas-aktivitas mengkoordinasikan akan menghasilkan pencapaian tujuan tertentu (Winardi, 1990:26).

8. Pengorganisasian adalah proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan

(18)

14 Manajemen Sarana dan Prasarana

mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi (Fattah, 2013:71).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat dipahami bahwa pengorganisasian merupakan hubungan kerjasama antara satu dengan yang lain dalam kondisi baik untuk mencapai suatu tujuan.

 Prinsip Pengorganisasian

Dalam pengorganisasian ada beberapa prinsip yang harus dimiliki diantaranya yaitu (Mulyono, 2008: 28-29):

1) Tujuan organisasi sebagai acuan dalam proses menstrukturkan kerjasama.

2) Kesatuan tujuan, sasaran-sasaran unit kerja harus bermuara pada tujuan organisasi.

3) Kesatuan komando: struktur organisasi harus dapat menggambarkan sumber wewenang yang berhak menentukan kebijakan.

4) Span of Control: harus memerhatikan batas kemampuan manajer dalam mengorganisasikan unit kerja yang ada.

5) Pelimpahan wewenang: keterbatasan kemampuan manajer di atas dengan melimpahkan wewenang kepada staf yang ada.

6) Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab, makin berat tanggung jawab yang diberikan makin besar wewenang yang dilimpahkan.

7) Bertanggung jawab: meskipun sudah melimpahkan tanggung jawab kepada staf, manajer tetap bertanggung jawab kepada apa yang dilimpahkannya.

8) Pembagian kerja: manajer harus dapat membagi habis semua pekerjaan yang ada.

9) The right-man on the right-place: menetapkan personalia yang sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

(19)

10) Hubungan kerja: merupakan rangkaian hubungan fungsional (horizontal) dan hubungan tingkat kewenangan (vertikal).

11) Efisiensi: struktur organisasi mengacu pada pencapaian hasil yang optimal.

12) Koordinasi: rangkaian kerjasama perlu dikoordinasikan, diintegrasikan, disederhanakan dan disinkronisasikan.

c. Pengarahan (directing)

Dibawah ini beberapa definisi pengarahan dari berbagai sumber sebagai berikut:

1. Pengarahan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk memberikan penjelasan, petunjuk serta bimbingan kepada orang-orang yang menjadi bawahannya sebelum dan selama melaksanakan tugas (Amtu, 2011:54).

2. Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan (Hasibuan, 2001:21).

3. Pengarahan adalah usaha untuk memberikan bimbingan, saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing agar dapat berjalan sesuai yang direncanakan dan berada pada jalur yang ditetapkan (Andang, 2014:27).

Berdasarkan pengertian dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengarahan yaitu kegiatan memberikan arahan, bimbingan dan motivasi untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang diperkirakan akan terjadi saat kegiatan sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan.

d. Koordinasi (coordinating)

Koordinasi sangat penting untuk mendukung jalannya suatu organisasi. Semua orang yang terlibat di organisasi tersebut harus bekerjasama secara terkoordinir dan sinkron agar suatu tujuan dapat tercapai. Adapun pengertian koordinasi dari

(20)

16 Manajemen Sarana dan Prasarana

1. Koordinasi adalah proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang, bahan dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud-maksud yang telah ditetapkan (Sutisna, 1989:236).

2. Koordinasi adalah fungsi dengan melakukan kerjasama dalam melaksanakan tugas-tugas yang berbeda sehingga tidak terdapat pekerjaan yang sama yang dikerjakan oleh orang yang berbeda (Andang, 2014:28).

3. Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjan bawahan dalam mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2014:85).

Jadi berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan koordinasi adalah kegiatan bekerjasama dalam satu tim atau organisasi seperti mengatur, membagi dan mengarahkan pekerjaan atau tugas dengan baik sehingga tujuan yang diinginkan tercapai.

e. Pengawasan (controlling)

Usman Effendi mengemukakan bahwa pengawasan merupakan fungsi manajemen yang paling esensial, sebaik apa pun kegiatan pekerjaan tanpa adanya dilaksanakan pengawasan pekerjaan itu tidak dapat dikatakan berhasil (Efendi Usman, 2014:138).

 Pengertian

Dibawah ini ada beberapa definisi dari pengawasan atau controlling sebagai berikut:

1. Pengawasan adalah proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedangkan dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2003:112).

(21)

2. Pengawasan adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahan, sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, dan kebijakan yang telah ditentukan (Maringan, 2004:61) 3. Pengawasan adalah memastikan apa yang dikerjakan sesuai yang dikehendaki,

meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat, instruksi-instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan (Sutisna, 1989:240).

4. Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya (Daryanto, 2013:90).

5. Pengawasan yaitu mengadakan penilaian dan sekaligus mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah ditetapkan (Mustari, 2014:10).

6. Pengawasan merupakan proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk mengumpulkan data dalam usaha mengetahui ketercapaian tujuan dan kesulitan apa yang ditemui dalam pelaksanaan tugas (Sutikno, 2012:58).

7. Pengawasan adalah suatu kegiatan yang bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan- kesalahan serta memperbaikinya ketika terjadi kesalahan-kesalahan (Brantas,2009).

8. Pengawasan sebagai suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula” (Manullang, 2005 : 173).

9. Heidjarachman Ranupandojo mendefinisikan pengawasan adalah “mengamati dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana dan mengoreksinya apabila

(22)

18 Manajemen Sarana dan Prasarana

terjadi penyimpangan atau kalau perlu menyesuaikan kembali rencana yang telah dibuat (Heidjarachman Ranupandojo, 1990 : 6).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan dalam manjemen ini sangat penting karena untuk mencegah berbagai kendala setiap kegiatan disuatu organisasi dengan cara pengamatan dan mengarahkan bilamana ada kesalahan sehingga dapat kembali kepada arah yang telah ditentukan.

 Fungsi pengawasan

Maringan Masry Simbolon (2004:62) mengatakan bahwa fungsi pengawasan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan,

2. Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang ditentukan,

3. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian dan kelemahan, agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan,

4. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosan.

 Prinsip-prinsip pengawasan

Djati Julitriarsa dan John Suprihantoro (1998: 104) mengatakan bahwa prinsip- prinsip dasar dalam pengawasan adalah sebagai berikut:

1. Adanya rencana tertentu dalam pengawasan

Dengan adanya rencana yang matang akan menetukan standar atau alat pengukur terhadap berhasil tidaknya pengawasan.

2. Adanya pemberian instruksi atau perintah serta wewenang kepada bawahan.

(23)

3. Dapat merefleksikan berbagai sifat dan kebutuhan dari berbagai kegiatan yang diawasi.

Sebab masing-masing kegiatan seperti produksi, pemasaran, keuangan dansebagainya memerlukan sistem pengawasan tertentu sesuai dengan bidangnya.

4. Dapat segera dilaporkan adanya berbagai bentuk penyimpangan.

5. Pengawasan harus bersifat fleksibel, dinamis dan ekonomis.

6. Dapat merefleksikan pola organisasi, Misal setiap kegiatan karyawan harus tergambar dalam struktur organisasi atau terhadap setiap bagian yang ada harus ada standar daripada biaya dalam jumlah tertentu apabila terjadi penyimpangan, sehingga apabila penyimpangannya melebihi standar disebut tidak wajar lagi.

7. Dapat menjamin diberlakukannya tindakan korektif yakni segera mengetahui apa yang salah, dimana terjadinya kesalahan tersebut serta siapa yang bertanggung jawab.

 Manfaat

Nawawi (1994:105) manfaat pengawasan antara lain:

1. Menghimpun data/informasi, yang telah diolah dan dikembangkan menjadi umpan balik (feed back) dalam memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya sebagai langkah pengambilan keputusan baru yang lebih baik.

2. Mengembangkan cara bekerja untuk menemukan yang paling efektif dan efisien atau yang paling tepat dan paling berhasil, sehingga menjadi yang terbaik untuk mencapai tujuan organisasi.

3. Mengidentifikasi, mengenal dan memahami hambatan-hambatan dan kesukaran-kesukaran dalam bekerja, untuk dihindari, dikurangi, dan dicegah

(24)

20 Manajemen Sarana dan Prasarana

5. Memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan perkembangan organisasi dalam berbagai aspeknya, termasuk juga untuk pengembangan personel agar menjadi semakin berkualitas dalam bekerja.

C. Pengertian Sarana dan Prasarana.

a. Pengertian

Kamus besar bahasa Indonesia sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan, alat, dan media. Sedangkan prasarana pendidikan adalah segala yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha, pembangunan, proyek dan sebagainya (KBBI, 2012-2019). Secara etimologis (arti kata) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagainya. Sedang sarana seperti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya (Daryanto, 2005:51). Sarana dan prasarana yang dimaksudkan disini adalah dalam konteks pendidikan, bisa digunakan untuk pendidikan umum maupun secara khusus saat pembelajaran. Dibawah ini beberapa ahli mendefinisikan sarana dan prasarana sebagai berikut:

1. Sarana dan prasarana adalah semua benda atau barang yang bergerak maupun yang tidak bergerak yang digunakan untuk menunjang terlaksanakannya proses pembelajaran yang langsung maupun yang tidak langsung dalam sebuah pendidikan (Rohiat, 2006).

2. Sarana adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien, sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya

(25)

proses pendidikan, seperti: halaman, kebun atau taman sekolah, jalan menuju ke sekolah, tata tertib sekolah, dan sebagainya (Sinta, I. M, 2019:7).

3. Sarana pendidkan adalah peralatan atau perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam proses pendidikan baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan dapat berjalam dengan baik sesuai yang diharapkan (Smk, D. I., & Purbalingga, M, 2018:31).

4. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas (peralatan, pelengkap, bahan dan perabotan) yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar mencapai tujuan pendidikan dan berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien, seperti:

gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat media pengajaran, perpustakaan, kantor sekolah, ruang osis, tempat parkir dan ruang laboratorium (Idrawan, 2015:10).

5. Ibrahim Bafadal mengemukakan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah (Bafadal, 2008:2).

6. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Keberhasilan program pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki sekolah dan oleh optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatannya (Fuad & Martin, 2016:1).

7. Sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran sedangkan prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan (Prastyawan, 2016:35).

(26)

22 Manajemen Sarana dan Prasarana

8. Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan pendidikan disekolah (Arifin, M &

Barnawi, 2012:47-48).

9. Sarana pendidikan, yaitu perlengkapan secara langung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas, dan media pengajaran sedangkan prasarana pendidikan ialah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman, kebun, dan taman (Minarti, 2011:251).

10. prasarana pendidikan adalah perangkat atau perlengkapan yang secara tidak langsung digunakan untuk menunjang jalannya proses pendidikan agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalam dengan baik sesuai yang diharapkan (Smk, D. I., & Purbalingga, M, 2018:31).

Dari beberapa definisi mengenai sarana dan prasarana diatas maka dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana adalah seluruh perangkat peralatan atau fasilitas yang digunakan saat proses pembelajaran untuk menunjang jalannya proses pendidikan.

D. Tujuan Sarana dan Prasarana

Manajemen sarana dan prasarana memiliki tujuan untuk memberikan layanan secara profesional dibidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggarakannya pendidikan secara efektif dan efisien. (Imran, 2005: 85).

Bafadal (2004) menjelaskan tujuan sarana dan prasarana pendidikan sebagai berikut:

(1) untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik, sesuai kebutuhan, dan dengan dana yang efisien,

(27)

(2) untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien,

(3) untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sehingga dalam kondisisiap pakai.

(28)

24 Manajemen Sarana dan Prasarana

BAB II MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

PENDAHULUAN

Kegiatan belajar mengajar akan semakin sukses apabila ditunjang dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Untuk itu, perlu adanya manajemen sarana dan prasarana agar fasilitas yang sudah ada dapat dikelola dengan baik.

Pada bab ini akan membahas tentang Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana, tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana, Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana, Dasar Manajemen Sarana dan Prasarana, Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana, serta Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana.

Tujuan umum dari bab ini adalah agar mahasiswa atau orang yang bergerak dibidang nya dapat memahami makna dari Manajemen Sarana dan Prasarana, sedangkan tujuan khususnya adalah agar memahami Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana, memahami Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana, memahami Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana, memahami Dasar Manajemen Sarana dan Prasarana, memahami Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana, serta memahami Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana.

A. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana a. Pengertian

Manajemen secara etimologis berasal dari bahasa latin manus yang berarti

“tangan”, dalam bahasa Perancis management yang berarti “seni melaksanakan dan mengatur”, sedangkan dalam bahasa inggris berasal dari kata to manage yang berarti “mengatur” (Usman. 2014:3). Sedangkan sarana dan prasarana adalah

(29)

seluruh perangkat peralatan atau fasilitas yang digunakan saat proses pembelajaran untuk menunjang jalannya proses pendidikan. Keberhasilan program pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki sekolah dan oleh optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatannya (Fuad dan Matin, 2016:1). Istilah manajemen sarana dan prasarana terkait upaya mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola atau menata sarana dan prasarana secara optimal saat pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi dan penghapusan serta penataan. Sobri berpendapat bahwa manajemen sarana dan prasarana diartikan sebagai kegiatan sementara, mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan dan pepenyaluran, pendayagunaan, pemeliharaan, penginventarisan dan penghapusan serta penataan lahan bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah yang tepat guna dan tepat sasaran (Sobri, 2009:61).

Adapun beberapa pengertian manajemen sarana dan prasarana sebagai berikut:

1. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan keseluruhan proses pengadaan, pendayagunaan dan pengawasan terhadap prasarana dan peralatan yang digunakan untuk menunjang terselenggaranya pendidikan yang bermutu di sekolah (Werang, 2015:142).

2. Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar (Rohiat, 2006:26).

3. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai proses perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, penataan, penggunaan, pemeliharaan dalam rangka untuk menunjang proses pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien (Jannah, 2010:43).

(30)

26 Manajemen Sarana dan Prasarana

4. Manajemen sarana prasarana adalah pengelolaan terhadap seluruh perangkat alat, bahan, dan fasilitas lainnya yang digunakan dalam sebuah proses kegiatan belajar mengajar sehingga proses kegiatan belajar bisa berjalan dengan efektif (Islamic, J., & Manajemen, 2019:4).

5. Manajemen sarana dan prasarana adalah proses kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien (Bafadal, 2008:2).

6. Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana untuk pembelajaran meliputi ketersediaan pemanfaatan sumber pengadaan yang merupakan kegiatan menyediakan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan (Asmani, 2012:15).

7. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proses kegiaran yang di rencanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh- sungguh terhadap benda-benda pendidikan agar senantiasa siap pakai dalam proses pembelajaran (Mulyono, 2014: 51).

8. Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai segenap proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendiidkan yang efektif dan efisien (Arifin, M & Barnawi, 2012:48).

9. Manajemen sarana dan prasarana adalah keseluruhan proses perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pengawasan sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dengan efektif dan efisien (Rohiat, 2012:26).

10. Manajemen sarana dan prasarana pendiidkan adalah suatu proses menganalisis dan menentukan sarana dan prasarana apa yang diperlukan sekolah dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan (Gistituati,2013).

(31)

11. Manajemen sarana dan prasarana adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta berkelanjutan terhadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai dalam proses pembelajaran (Daryanto, 2013:143).

12. Manajemen sarana dan prasarana adalah proses pengurusan, penataan dan pengaturan kegiatan secara sistematis agar berfungsi menurut fungsinya masing-masing dalam rangka pencapai tujuan yang ditetapkan (Syahril, 2004:9).

Ary.H. Gunawan dalam bukunya yang berjudul Administrasi Sekolah tentang Manajemen Sarana Prasarana bahwasannya Proses Belajar Mengajar (PBM) atau kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan semakin sukses apabila ditunjang dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, sehingga pemerintah selalu berupaya untuk terus-menerus melengkapi sarana dan prasarana pendidikan bagi seluruh jenjang dan tingkat pendidikan sehingga kekayaan fisik Negara yang berupa sarana dan prasarana pendidikan menjadi sangat besar (Gunawan, A. H. 1996:14).

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diterapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah (Yanti, S. D, 2019:537). Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitas relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar (Mulyasa, 2002:50). Dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan kegiatan belajar mengajar akan menjadi lebih bermakna dan berkualitas dan menyenangkan (Megasari Rika, 2014:638).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan pengelolaan dan

(32)

28 Manajemen Sarana dan Prasarana

oleh SDM saat proses pembelajaran berlangsung sehingga tujuan pendidikan disekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien. Maka dari itu, sarana dan prasarana pendidikan merupakan unsur manajemen pendidikan yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang tidak boleh diabaikan.

B. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana

Tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu untuk memberikan pelayanan secara profesional agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien (Yanti, S. D, 2019: 537). Bafadal secara umum tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah memberikan layanan secara professional dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien, Secara rinci tujuannya adalah sebagai berikut (Bafadal, 2004:5):

a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui system perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Sehingga melalui manajemen sarana dan prasarana diharapkan semua sarana dan prasaran yang didapatkan oleh sekolah adalah sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien,

b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien,

c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai.

C. Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana

Keberadaan sarana dan prasarana sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran disekolah selain itu, sarana dan prasarana yang dikelola dengan baik dapat meningkatkan kualitas pendidikan, maka dari itu fungsi sarana dan prasarana

(33)

berperan penting terhadap jalannya proses pembelajaran. Mulyasa (2003:49), sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruangan kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Dengan demikian sarana pendidikan akan berperan baik ketika penggunaan sarana tersebut dilakukan oleh tenaga pendidik yang bersangkutan secara optimal. Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

Oleh karena itu, sarana dan prasarana pendidikan adalah satu kesatuan pendukung terlaksanakannya proses belajar dan mengajar dengan baik dan optimal (Arifin, M

& Barnawi, 2012: 47-48).

Dirjen Dikdasmen Depdikbud (1997:7) bahwa fungsi sarana pendidikan yang berupa alat pembelajaran, alat peraga, dan media pendidikan dalam proses pembelajaran sangat penting guna mencapai tujuan pendidikan. Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar, prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung. Yang termasuk di dalam prasarana pendidikan adalah tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah, jaringan jalan, air, telepon, serta perabot. Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung terhadap proses belajar mengajar, seperti alat pelajaran, alat peraga dan media pendidikan. (Gunawan, 1996:115). Menurut Asri C. Budiningsih (1995:74) alat pembelajaran dapat berfungsi sebagai alat penghubung pemahaman anak didik daei konsep konkret ke abstrak.

D. Dasar Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dasar hukum sarana dan prasarana di sekolah secara hierarkis dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

(34)

30 Manajemen Sarana dan Prasarana

1. Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik (pasal 45).

2. Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan sebagaimana di maksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pasal 42 ayat (1) “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlakukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Pasal 42 ayat (2) menyatakan “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.” c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007, tentang

Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah:

a. Sekolah/Madrasah menetapkan kebijakan program secara tertulis mengenai pengelolaan sarana dan prasarana.

b. Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada standar sarana dan prasarana dalam hal:

1. Merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan,

(35)

2. Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan.

3. Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah/madrasah,

4. Menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat,

5. Pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan.

c. Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.

d. Pengelolaan sarana dan prasarana sekolah/madrasah:

1) Direncanakan secara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan kegiatan akademik dengan mengacu standar sarana dan prasarana,

2) Dituangkan dalam rencana pokok (master plan) yang meliputi gedung dan laboratorium serta pengembangangannya.

e. Pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah perlu:

1) Menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya,

2) Merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik,

3) Membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari kerja,

4) Melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, baik internal maupun eksternal,

5) Menyediakan pelayanan peminjaman dengan perpustakaan dari sekolah/madrasah lain baik negeri maupun swasta.

(36)

32 Manajemen Sarana dan Prasarana

f. Pengelolaan laboratorium dikembangkan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dilengkapi dengan manual yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang dapat menimbulkan kerusakan, g. Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan

dengan perkembangan ekstrakurikuler peserta didik dan mengacu pada standar sarana dan prasarana.

E. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah

Manajemen sarana dan prasarana terdapat beberapa prinsip yang perlu di perhatikan agar tujuan dapat tercapai. Prinsip-prinsip tersebut menurut Bafadal adalah (Bafadal, 2008:5):

a. Prinsip Pencapaian Tujuan

Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah dilakukan dengan maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai.

Oleh sebab itu, manajemen perlengkapan sekolah dapat dikatakan berhasil bilamana fasilitas sekolah itu selalu siap pakai setiap saat seorang personel sekolah akan menggunakannya.

b. Prinsip Efisiensi

Dengan prinsip efisiensi berarti semua kegiatan pengadaan sarana dan prasarana sekolah dilakukan dengan perencanaan yang hati-hati, sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Selain itu juga berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Dalam rangka itu maka, perlengkapan sekolah hendaknya dilengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya.

Petunjuk teknis tersebut dikomunikasikan kepada semua personel sekolah

(37)

yang diperkirakan akan menggunakannya. Selanjutnya, bilamana dipandang perlu, dilakukan pembinaan terhadap semua personel.

c. Prinsip Administratif

Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan sarana dan prasarana pendidikan. Sebagai contohnya adalah peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik negara. Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan Undang-Undang, peraturan, instruksi dan pedoman yang telah diberlakukan oleh pemerintah.

Sebagai upaya penerapannya, setiap penanggung jawab pengelolaan perlengkapan pendidikan hendaknya memahami semua peraturan perundang- undangan tersebut dan menginformasikan kepada semua personel sekolah yang diperkirakan akan berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan.

d. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab

Di Indonesia tidak sedikit adanya lembaga pendidikan yang sangat besar dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat banyak sehingga manajemennya melibatkan banyak orang.

Bilamana hal itu terjadi maka perlu adanya pengorganisasian kerja pengelolaan perlengkapan pendidikan. Dalam pengorganisasiannya, semua tugas dan tanggung jawab semua orang yang terlibat itu perlu dideskripsikan dengan jelas.

e. Prinsip Kekohesifan

Dengan prinsip kekohesifan berarti manajemen perlengkapan pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh karena itu, walaupun semua orang yang terlibat

(38)

34 Manajemen Sarana dan Prasarana

dalam pengelolaan perlengkapan itu telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun antara yang satu dengan yang lainnya harus selalu bekerjasama dengan baik.

Selanjutnya prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana menurut Priansa dan Somad (2014:136) adalah:

1. Ketersediaan

Sarana dan prasarana sekolah hendaknya selalu ada pada saat dibutuhkan sehingga mampu mendukung secara optimal proses belajar mengajar.

2. Kemudahan

Sarana dan prasarana sekolah hendaknya mudah untuk digunakan sehingga tidak sulit untuk mendapatkannya.

3. Kegunaan

Sarana dan prasarana sekolah hendaknya antara yang satu dengan yang lainnya saling mendukung sehingga proses belajar tidak akan mengalami gangguan.

4. Kelengkapan

Sarana dan prasarana sekolah hendaknya tersedia dengan lengkap sehingga proses belajar mengajar tidak terganggu. Kelengkapan sarana sarana sekolah akan menunjang dalam akreditasi sekolah.

5. Kebutuhan peserta didik

Sarana dan prasarana sekolah hendaknya mampu memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam.

6. Ergonomis

Sarana dan prasarana sekolah hendaknya dirancang dalam konsep ergonomis sehingga mendukung proses belajar dan mengajar yang sesuai dengan konsep kenyamanan.

(39)

7. Masa pakai

Sarana dan prasarana sekolah hendaknya merupakan barang-barang yang mampu dipergunakan dalam jangka panjang. Dengan demikian maka kualitas sarana dan prasarana yang ada di sekolah harus berkualitas baik.

8. Pemeliharaan

Sarana dan prasarana sekolah hendaknya praktis untuk dirawat atau dipelihara sehingga tidak menyulitkan dalam proses pemeliharaannya.

F. Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana

Dirjen Dikdasmen Depdikbud (1997:134) secara teoris sarana pendidkan tersebut ditinjau berdasarkan jenis, fungsi, dan sifatnya. Nawawi membedakan menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu (1) habis tidak dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; dan (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar (Nawawi, Hadari, 1987):

1. Apabila dilihat dari habis tidak dipakainya ada dua macam yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai

Sarana pendidikan habis pakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh, kapur tulis, beberapa bahan kimia untuk praktik guru dan siswa. Selain itu, ada sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas karton yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar. Contoh: tinta komputer, bola lampu, dan kertas.

2.Sarana pendidikan tahan lama

Sarana pendidikan tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Contoh:

bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa peralatan olah raga.

a. Jenis sarana pendidikan ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan

(40)

36 Manajemen Sarana dan Prasarana 1. Sarana pendidikan yang bergerak.

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakainya, contohnya: lemari arsip sekolah, bangku sekolah.

2. Sarana pendidikan yang tidak bergerak.

Sarana pendidikan yang tidak bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, misalnya saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

b. Jenis sarana pendidikan ditinjau dari hubungannya dengan proses mengajar, dibedakan menjadi tiga kaslifikasi yaitu:

1. Alat pelajaran.

Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar, misalnya buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik.

2. Alat peraga.

Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai dengan yang konkret.

3. Media pengajaran.

Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga jenis media, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual.

Menurut Dirjen Dikdasmen Depdikbud (1997:134-136) bahwa sarana pendidikan ditinjau dari fungsinya dapat dikelompokkan menjadi empat macam, antara lain:

1) Sarana fisik sekolah meliputi:

(41)

a) Bangunan sekolah, yang terdiri dari ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, dan lain-lain.

b) Perabot sekolah, meliputi: kursi, meja belajar, meja kerja, papan tulis, dan lain-lain.

c) Sarana tata usaha pendidikan, misal: buku induk siswa, buku rapor, alat tulis, dan alat-alat Kantor lainnya.

2) Media pendidikan meliputi:

a) Perangkat keras atau hardware, yaitu segala jenis alat penampilan elektronik untuk menyampaikan pesan-pesan dalam kegiatan pembelajaran, meliputi: OHP, tape recorder, televisi, komputer, dan lain sebagainya.

b) Perangkat lunak atau software, yaitu segala jenis atau materi pengajaran yang disampaikan melalui alat penampil dalam kegiatan pembelajaran.

3) Alat peraga meliputi:

a) Alat peraga yang dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran sebagai sarana penjelas dan memvisualisasikan konsep, ide atau pengertian tertentu yang terdiri dari: gambar-gambar anatomi, rangka badan, diagram, globe, peta, dan lain sebagainya.

b) Alat praktik yaitu alat yang berfungsi sebagai sarana untuk berlatih mencapai keterampilan tertentu.

4) Perbukuan sekolah meliputi macam-macam buku yang dipergunakan dalam proses pembelajaran.

Dibawah ini dijelaskan satu persatu mengenai pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan diantaranya:

A. Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan a. Pengertian

Tahap pertama yang dilakukan dalam pengelolaan sarana dan prasarana

(42)

38 Manajemen Sarana dan Prasarana

adalah perencanaan, perencanaan kebutuhan ini sangat penting karena untuk menghindari terjadinya kesalahan yang tidak diharapkan. Perencanaan yang matang akan membuat suatu kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan memudahkan para pengelola untuk mengetahui anggaran yang harus disediakan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut. Perencanaan yang baik daan cermat akan berdasarkan analisis kebutuhan kegiatan dan skala prioritas yang sesuai dengan ketersediaan dana (Hidayanto, 2011:22). Barnawi dan Arifin (2012:51) berpendapat perencanaan berasal dari kata rencana, yang memiliki arti rancangan atau kerangka dari suatu yang akan dilakukan pada masa depan. Husaini Usman (2006:61) mendefinisikan perencanaan pada hakikatnya adalah proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaian atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Menurut (Hidayanto, 2011:24) perencanaan adalah kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang secara terpadu dan sistematis dengan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan atau rancangan diawal kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan.

b. Proses

Syarif Hidayat (1996: 86) mengemukakan sarana pendidikan perlu dirancang, direncana sesuai dengan kebutuhan. Merencanakan kebutuhan sarana perlu memperhatikan beberapa hal antara lain:

(43)

1. Perkembangan satuan pendidikan: satuan pendidikan yang berkembang akan bebrbeda kebutuhannya apabila dibandingkan dengan satuan pendidikan yang belum berkembang.

2. Sarana atau perlengkapan pendidikan yang sudah tidak dapat difungsikan atau sebab lain perlu diganti atau dihapuskan.

3. Untuk persediaan sarana yang akan digunakan pada tahun ajaran yang akan datang.

Arikunto (1987: 10) menyebutkan ada lima langkah prosedur perencanaan sebagai berikut:

4. Mengadakan analisa terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya, dari analisa materi ini dapat didaftar apa saja sarana yang dibutuhkan.

5. Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat atau media yang ada perlu dilihat kembali, sambil mengadakan reinventarisasi. Alat yang perlu diperbaharui atau dirubah, disendirikan untuk diserahkan orang untuk memperbaiki.

6. Mengadakan seleksi terhadap alat atau media yang masih dapat dimanfaatkan, baik reparasi maupun tidak.

7. Mencari dana (bila belum ada) atau menentukan dana mana yang akan digunakan (bila sudah ada). Kegiatan dalam tahap ini bagaimana cara memperoleh dana, baik dari dana rutin maupun non-rutin.

8. Menunjuk seseorang yang diserahi tugas untuk mengadakan alat. Sebaiknya penunjukan ini dilakukan mengingat beberapa hal (keahlian dan sebagainya) dan tidak hanya satu orang.

a) Perencanaan pengadaan barang bergerak baik perlengkapan dan perabot sekolah harus memenuhi syarat-syarat tertentu (Arifin, M & Barnawi, 2012:

(44)

40 Manajemen Sarana dan Prasarana

1. keadaan bahan baku atau material harus kuat, tetapi ringan, dan tidak membahayakan keselamatan siswa,

2. konstruksi harus diatur agar sesuai dengan kondisi siswa,

3. dipilih dan direncanakan dengan teliti dan baik serta benar-benar disesuaikan dengan usia, minat, dan taraf perkembangan siswa,

4. pengadaan pengaturan harus sedemikian rupa sehingga benar-benar berfungsi bagi penanaman, pemupukan, serta pembinaan hal-hal yang berguna bagi perkembangan siswa.

Adapun syarat perabot sekolah (Arifin, M & Barnawi, 2012:53) adalah:

1. sesuai dengan ukuran fisik pemakai (siswa) agar pemakainya fungsional dan efektif,

2. bentuk dasar memenuhi syarat-syarat, yakni sesuai dengan aktivitas siswa dalam pembelajaran,

3. kuat, mudah pemeliharaannya dan mudah dibersihkan, 4. memiliki pola dasar yang sederhana,

5. mudah, ringan untuk disimpan dan disusun serta fleksibel sehingga mudah digunakan dan tahan lama,

6. mudah dikerjakan secara massa dan keamanan pemakai tinggi,

7. bahan yang mudah didapat di pasaran, dan disesuaikan dengan keadaan setempat.

b) Perencanaan pengadaan barang tidak bergerak seperti tanah dan bangunan harus memiliki kelebihan tertentu yang mendukung jalannya proses pembelajaran, maka dari itu pemilihan tanah harus yang baik dan strategis dalam artian bebas bencana, subur dan asri. Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pemilihan tanah untuk bangunan sekolah (Arifin, M

& Barnawi, 2012: 56):

(45)

(1) mudah diakses dengan berjalan kaki ataupun berkendara,

(2) terletak disuatu lingkungan yang memiliki banyak hubungan dengan kepentingan pendidikan,

(3) cukup luas bentuk maupun topografinya akan memenuhi kebutuhan, (4) mudah kering jika digenangi air, bebas dari pembusukan, dan tidak merupakan tanah yang k o n s tr uk s hasil buatan/timbangan urugan,

(5) tanahnya yang subur sehingga mudah ditanami dan indah pemandangan alam sekitarnya,

(6) cukup air ataupun mudah dan tidak tinggi biaya jika harus menggali sumur ataupun pipa-pipa di perairan,

(7) disamping persediaan air matahari yang cukup, harus pula merupakan air yang bersih,

(8) memperoleh sinar matahari yang cukup selama waktu sekolah berlangsung sehingga kelancaran dan kesehatan terjamin,

(9) tidak terletak di tepi jalan/persimpangan jalan yang ramai dan berbahaya dan tidak berdekatan dengan rumah sakit, kuburan, pasar, pabrik-pabrik yang membisingkan dan tempat-tempat lain yang memberikan pengaruh- pengaruh yang negative dan serta harganya yang tidak terlalu mahal (murah).

B. Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan a. Pengertian

Barnawi dan Arifin (2012) berpendapat pengadaan sarana dan prasarana merupakan serangkaian kegiatan yang menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan Gunawan (1996:135) berpendapat pengadaan sarana dan prasarana adalah segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang, benda, dan jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas. Pengadaan sarana

(46)

42 Manajemen Sarana dan Prasarana

dan prasarana pendidikan adalah kegiatan penyediaan semua jenis sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya (Ananda Rusydi, 2017:39).

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sesuai rencana yang telah ditetapkan sebelumnya untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.

b. Dasar hukum

Pasal 1 Ayat 1 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 dan Perubahannya menekankan bahwa Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa yang prosesnya dimulai dari identifikasi kebutuhan hingga diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa pemerintah. Dari pasal ini amat jelas bahwa tahapan pengadaan barang/jasa pemerintah diawali dengan identifikasi kebutuhan, yang berarti harus dimulai dengan proses mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah namun, kalau kita melihat realitas di lapangan, amat banyak pelaksanaan pengadaan yang tumbuh subur bagaikan ilalang di tengah ladang padi Tidak pernah direncanakan, tidak pernah dibicarakan, tidak pernah didiskusikan muncul mendadak bagaikan siluman, tiba-tiba anggarannya ada, tiba-tiba lelangnya dilaksanakan, malah ada yang tiba-tiba sudah dikerjakan tanpa tahu prosesnya ada atau tidak ada (Yanti, S.

D, 2019).

Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 3 menyatakan pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip:

1. Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan yang ditetapkan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang

(47)

ditetapkan dalam waktu singkat serta dapat dipertanggungjawabkan.

2. Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-sebesarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.

3. Terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persayaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.

4. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya.

5. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun.

6. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.

Sistem pengadaan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain (Sulistyorini, 2009: 121):

1. Droping dari pemerintah, hal ini merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada sekolah. Bantuan ini sifatnya terbatas sehingga pengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah tetap harus mengusahakan

(48)

44 Manajemen Sarana dan Prasarana

2. Pengadaan sarana dan prasarana sekoalah dengan cara membeli baik secara langsung maupun melalui pemesanan terlebih dahulu.

3. Meminta sumbangan dari wali murid atau mengajukan proposal bantuan pengadaan sarana dan prasarana sekolah ke lembaga-lembaga sosial yang tidak mengikat.

4. Pengadaan perlengkapan dengan cara menyewa atau meminjam ke tempat lain.

5. Pengadaan perlengkapan sekolah dengan cara tukar menukar barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan sekolah.

Dalam usaha pengadaan barang, harus direncanakan dengan hati-hati agar pengadaannya sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran dapat melalui tahapan tahapan sebagai berikut (Minarti:259-290):

1. Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya. Dari analisis ini, dapat didaftar alat- alat atau media apa yang dibutuhkan. Ini dilakukan oleh dosen pengampu atau guru bidang studi.

2. Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melampaui kemampuan daya beli atau daya pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala prioritas terhadap alat-alat yang mendesak pengadaannya. Kebutuhan yang lain dapat dipenuhi pada kesempatan yang lain.

3. Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat yang sudah ada perlu dilihat kembali, lalu mengadakan reinventarisasi. Alat yang perlu diperbaiki atau diubah disendirikan untuk diserahkan kepada orang yang dapat memperbaiki.

4. Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media yang masih dapat dimanfaatkan, baik dengan reparasi atau modifikasi maupun tidak.

Gambar

Gambar 1.1 Fungsi manajemen  Sumber: (Ananda Rusydi, 2017)
Gambar 2.1 Perkembangan bahasa anak   Sumber: (Wiyani, 2016).
Gambar 4.1 Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan terhadap Peserta Didik  Sumber: (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007) Tabel di atas merupakan standar untuk  SD/MI yang memiliki 15 sampai dengan 28  siswa  per  rombongan  belajar,  bangu
Gambar 3.1 Rasio Minimum Luas Lahan Bangunan Gedung SD Terhadap Peserta  Didik
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan fasilitas belajar merupakan keseluruhan proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan

Penyediaan prasarana, fasilitas pendidikan didukung penuh oleh lembaga dengan pengembangkan fungsi perpustakaan. Sistem pengelolaan prasarana dan sarana sesuai

Sarana prasarana pendidikan menurut permenristekdikti meliputi: (1) sarana pendidikan, yaitu perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar,

Pengelolaan sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan, karena dengan adanya pengelolaan yang baik maka sarana prasarana akan dapat di gunakan dengan jangka

Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan DI MIN 1 Yogyakarta Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah MIN 1 Yogyakarta yaitu Ali Shofa, M.Ag.pengelolaan sarana

Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan yang kedua adalah untuk meringankan beban kerja dan pencegahan keborosan, dengan penghapusan sarana dan prasarana yang tidak

Dokumen ini berisi penjelasan tentang pedoman pengelolaan sarana dan prasarana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan, SMK Negeri 1 Karanganyar menjalankan 6 fungsi manajemen sarana