• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA SESUAI DE (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA SESUAI DE (3)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

SESUAI DENGAN STANDAR NASIONAL

PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :

RANY TIRANYTA

171011500245

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAMULANG

(2)

1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya hal tersebut dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan pengelolaan secara optimal. Untuk mengoptimalkan penyedian, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan , pemerintah memberikan hak otonomi penuh terhadap setiap tingkat satuan pendidikan. Sekolah dituntut untuk memiliki kemandirian dalam mengatur dan mengurus kebutuhan sekolah berdasarkan aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan mengacu pada peraturan dan perundang undangan pendidikan nasional yang berlaku.

Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut pemerintah melalui PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan, pasal 1 ayat (8) mengemukakan standar sarana dan prasarana adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa; (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

(3)

2

A. Ruang Lingkup Kajian

Penulisan Makalah Manajemen Sarana dan Prasarana sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional ini penulis memiliki ruang lingkup yang dibatasi pada Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

B.Tujuan

Adapun tujuan yang diharapkan dapat diketahui dari pembahasan makalah ini adalah

1. Pembaca dapat mengetahui definisi dari manajemen pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.

2. Pembaca dapat mengetahui ruang lingkup pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.

3. Pembaca dapat mengetahui tujuan, fungsi, dan apa saja manfaat dari pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.

4. Pembaca dapat mengetahui Standar Nasional Pendidikan tentang sarana dan prasarana

(4)

3

II PEMBAHASAN

A.Hakikat Manajemen Sarana dan Prasarana 1. Definisi Manajemen Sarana dan Prasarana

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan, bahan, dan perabot yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat- alat media pengajaran . Adapun yang di maksud dengan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di Sekolah. fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah untuk pengajaran Biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga. Dengan begitu Depdiknas (2008:37) 1Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dapat didefinisikan sebagai segenap proses pengadaan dan pendayagunaan kompoen – komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

2. Ruang Lingkup

A.Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan Prasarana pendidikan, khususnya lahan, bangunan dan perlengkapan sekolah seyogyanya menggambarkan program pendidikan atau kurikulum sekolah itu. Bangunan dan perlengkapan sekolah tersebut diadakan dengan berlandaskan pada kurikulum atau program pendidikan yang berlaku, sehingga dengan adanya kesesuaian itu memungkinkan fasilitas yang ada benar-benar menunjang jalannya proses pendidikan. Agar program pendidikan bisa tercapai dengan baik ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:

1. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu bahwa sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai bilamana akan di dayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses belajar mengajar.

1

(5)

4

2. Prinsip efisiensi, yaitu bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah hars dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah. Dan pemakaiannya pun harus dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.

3. Prinsip Administratif, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana ndidikan di sekola harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh yang berwenang.

4. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus di delegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggungjawab. Apabila melibatkan banyak personel sekolah dalam manajemennya maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap personel sekolah.

5. Prinsip Kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja yang sangat kompak.

3. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana

Tujuan manajemen sarana dan prasarana dibagi menjadi dua, yaitu secara umum dan khusus. 2Secara Umum, tujuan menejemen sarana dan prasarana pendidikan adalah memberikan layana secara profesional demi terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Sedangkan secara Khusus adalah sebagai berikut;

a) Mengupayakan pengadaan melalui sistem perencanaan dan pengadaan secara seksama. Dengan perkataan ini, melalui menejemen sarana dan prasarana pendidikan di harapkan semua perlengkapan yang di dapatkan oleh sekolah adalah sarana dan prasarana yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana efisien.

b) Mengupayakan pemakaian secara tepan dan efisien

2

(6)

5

c) Mengupayakan Pemeliharaan sehingga selalu dalam kondisi pakai dalam setiap di perlukan oleh semua personel sekolah.

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah/ sekolah yang bersih, yang rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang menyenangan baik bagi guru maupun untuk muriddan masyarakat yang berada di sekolah. Di samping itu juga di harapkan tersedianya alat-alat fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat di manfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, bail oleh guru sebagai pengajar maupun murud-murid sebagai pelajar.

4. Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana

A. Perencanaan/Analisis Kebutuhan

Perencanaan merupakan kegiatan analisis kebutuhan terhadap segala kebutuhan dan perlengkapan yang dibutuhkan sekolah untuk kegiatan pembelajaran peserta didik dan penunjang lainnya. Kegiatan ini di laksanakan terus menerus selama kegiatan sekolah berlangsung. Perencanaan dapat di lakukan oleh kepala sekolah, guru kelas, guru bidang studi dan di bantu oleh staf sarana dan prasarana.

Prosedur perencanaan yaitu;

1. Mengadakan analisa materi dan alat/media yang dibutuhkan

2. Seleksi terhadap alat yang masih dapat di manfaatkan

3. Mencari dan menetapkan dana

4. Menunjuk seseorang yang akan di serahkan untuk mangadakan alat dengan pertimbangan keahlian dan kejujuran.

B. Pengadaan

(7)

6

C. Penginvetarisasian

Penginvetarisasian adalah kegiatan yang meliputi dua hal, yaitu 3berhubungan dengan pencatatan dan pembuatan kode barang dan berhubungan dengan laporan.

Penggunaan sarana dan prasarana adalah manfaat segala jenis barang yang sesuai dengan kebutuhan secara efektif dan efisien. Dalam pemanfaatan sarana harus mempertimbangkan hal sebagai berikut:

1. Tujuan yang akan di capai

2. Kesesuaian antara media yang akan di gunakan dengan materi yang akan di bahas

3. Tersedia sarana dan prasarana penunjang 4. Karakteristik siswa

D. Pemeliharaan

Pemeliharaan merupaka kegiatan merawat, memelihara dan menyimpan sesuatu barang sesuai dengan bentuk jenisnya agar tetap awet. Depaetemen pendidikan dan kebudayaan telah panduan menejemen sekolah perawatan preventif di sekolah dengan cara membuat tim pelaksana, daftar sarana dan prasaran.Cara-cara untuk melaksanakan program perawatan preventif di sekolah antara lain memberi arahan kepada Tim pelaksana mengupayakan pemantawan bulanan ke lokasi sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif kepada seluruh warga sekolah terutama guru dan peserta didik.

E. Penghapusan

Penghapusan barang adalah 4kegiatan meniadakan milik lembaga dari daftar invetaris berdasarkan tata cara yang berlaku. Penghapusan bertujuan untuk mencegah kerugian, pemborosan , membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan pengamanan serta meringankan beban inventarisasi

F. Pertanggung jawaban

Penggunaan barang-barang sekolah harus di pertanggung jawabkan dengan cara membuat laporan penggunaan barang-barang tersebut yang di ajukan pada pimpinan.

3

Afid Burhanuddin. Modul Manajemen sarana dan Prasarana pendidikan (Tanggerang Selatan : Imam Fitri Rahmadi, 2018) h.7

4

(8)

7

5. Manfaat Manajemen Sarana dan Prasarana.

Manajemen sarana dan prasarana memiliki beberapa manfaat antara lain;

a) Menyiapkan data dan informasi dalam rangka menentuhkan dan menyusun rencana kebutuhan barang.

b) Memberikan data dan informasi untuk di jadikan bahan atau pedoman dalam pengarahan pengadaan barang.

c) Memberikan data dan informasi untuk di jadikan bahan atau pedoman dalam penyaluran barang.

d) Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang( tua,rusak, atau lebih

e) sebagai dasar di tambah atau di kuranginya barang.

B.Standar Nasional Pendidikan Tentang Manajemen Sarana dan Prasarana 1. Standar nasional Pendidikan tentang sarana dan prasarana

Standar nasional Pendidikan tentang sarana dan prasarana bahwa 5setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

5

(9)

8

2. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional

Berikut ini, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitan dengan Standar Sarana dan Prasarana.

 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

1. Sekolah Dasar (SD)/ Mi

 1. Satu SD/MI memiliki minimum 6 rombongan belajar dan maksimum 24

 rombongan belajar.

 2. Satu SD/MI dengan enam rombongan belajar melayani maksimum 2000 jiwa.

 Untuk pelayanan penduduk lebih dari 2000 jiwa dilakukan penambahan

 rombongan belajar di sekolah yang telah ada, dan bila rombongan belajar lebih

 dari 24 dilakukan pembangunan SD/MI baru.

 3. Satu desa/kelurahan dilayani oleh minimum satu SD/MI.

 4. Satu kelompok permukiman permanen dan terpencil dengan banyak penduduk

 lebih dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SD/MI dalam jarak tempuh bagi peserta

 didik yang berjalan kaki maksimum 3 km melalui lintasan yang tidak

 membahayakan.

Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: 1. ruang kelas,

2. ruang perpustakaan, 3. laboratorium IPA, 4. ruang pimpinan, 5. ruang guru, 6. tempat beribadah, 7. ruang UKS, 8. jamban, 9. gudang,

(10)

9

11. tempat bermain/berolahraga.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) / MTS

1. Satu SMP/MTs memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 24 rombongan belajar.

2. Satu SMP/MTs dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 2000 jiwa. Untuk pelayanan penduduk lebih dari 2000 jiwa dilakukan penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada, dan bila rombongan belajar lebih dari 24 dilakukan pembangunan SMP/MTs baru.

3. Satu kecamatan dilayani oleh minimum satu SMP/MTs yang dapat menampung semua lulusan SD/MI di kecamatan tersebut.

4. Satu kelompok permukiman permanen dan terpencil dengan banyak penduduk lebih dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SMP/MTs dalam jarak tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 6 km melalui lintasan yang tidak membahayakan.

Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: 1. ruang kelas,

2. ruang perpustakaan, 3. ruang laboratorium IPA, 4. ruang pimpinan,

5. ruang guru, 6. ruang tata usaha, 7. tempat beribadah, 8. ruang konseling, 9. ruang UKS,

10. ruang organisasi kesiswaan, 11. jamban,

12. gudang,

13. ruang sirkulasi,

14. tempat bermain/berolahraga. 3. Sekolah Menengah Atas (SMA/MA)

(11)

10

3. Sekolah Menengah atas (SMA/MA)

Satu SMA/MA dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 6000 jiwa. Untuk pelayanan penduduk lebih dari 6000 jiwa dapat dilakukan penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada atau pembangunan SMA/MA baru.

Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: 1. ruang kelas,

2. ruang perpustakaan,

3. ruang laboratorium biologi, 4. ruang laboratorium fisika, 5. ruang laboratorium kimia, 6. ruang laboratorium komputer, 7. ruang laboratorium bahasa, 8. ruang pimpinan,

9. ruang guru, 10. ruang tata usaha, 11. tempat beribadah, 12. ruang konseling, 13. ruang UKS,

14. ruang organisasi kesiswaan, 15. jamban,

16. gudang,

17. ruang sirkulasi,

18. tempat bermain/berolahraga.

 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Madrasah aliyah kejuruan (MAK) adalah satuan pendidikan keagamaan tingkat menengah atas yang menyelenggarakan program kejuruan.

(12)

11

3. Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk. 12. Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif singkat. 13. Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang digunakan untuk mendukung fungsi SMK/MAK.

4. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi.

5. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana SMK/MAK meliputi bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan.

6. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi SMK/MAK. 7. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus.

8. Ruang praktik, meliputi bengkel, studio, demplot, kandang, bangsal, dan ruang sejenis, adalah tempat pelaksanaan kegiatan praktik, perawatan dan perbaikan peralatan. 9. Lahan praktik adalah sebidang lahan untuk melaksanakan kegiatan praktik.

10. Area kerja adalah tempat melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam ruang yang hanya dibatasi dengan garis lantai.

11. Bangunan praktik adalah bangunan bukan gedung untuk mendukung pelaksanaan praktik di lahan.

12. Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktik yang memerlukan peralatan khusus.

13. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk melakukan pendidikan jasmani dan olah raga.

14. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat melakukan kegiatan bebas, termasuk kegiatan kesenian.

15. Program keahlian adalah program studi yang ditawarkan di SMK/MAK.

16. Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan kelas.

(13)

12

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.

2. Prasarana adalah fasilitas dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi SDLB, SMPLB dan/atau SMALB.

3. Media pendidikan adalah peralatan yang digunakan untuk membantu komunikasi dalam pembelajaran.

4. Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan peserta didik dan guru untuk setiap mata pelajaran.

5. Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk.

6. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi.

7. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana SDLB, SMPLB dan/atau SMALB meliputi bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan.

8. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi SDLB, SMPLB dan/atau SMALB.

9. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus.

10. Ruang pembelajaran khusus adalah ruang terbuka atau tertutup untuk melaksanakan kegiatan terapi atau intervensi sesuai dengan jenis ketunaan.

11. Ruang Orientasi dan Mobilitas (OM) adalah ruang untuk latihan keterampilan gerak, pembentukan postur tubuh, gaya jalan dan olahraga bagi peserta didik tunanetra.

12. Ruang Bina Wicara adalah ruang untuk latihan wicara perseorangan bagi peserta didik tunarungu.

13. Ruang Bina Persepsi Bunyi dan Irama adalah ruang untuk latihan mengembangkan kemampuan memanfaatkan sisa pendengaran dan/atau perasaan vibrasi untuk menghayati bunyi dan rangsang getar di sekitarnya, serta mengembangkan kemampuan berbahasa khususnya bahasa irama bagi peserta didik tunarungu.

(14)

13

15. Ruang Bina Diri dan Bina Gerak adalah ruang untuk latihan koordinasi, layanan perbaikan disfungsi organ tubuh, terapi wicara dan terapi okupasional bagi peserta didik tunadaksa.

16. Ruang Bina Pribadi dan Sosial adalah ruang untuk konsultasi, bimbingan dan penanganan bagi peserta didik tunalaras. .

17. Ruang konseling/asesmen adalah ruang untuk peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir, serta sebagai ruang untuk kegiatan dalam menggali data kemampuan awal peserta didik sebagai dasar layanan pendidikan selanjutnya.

18. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat melakukan kegiatan bebas.

19. Ketunaan adalah jenis kelainan fisik, emosional dan/atau mental yang berhubungan dengan kesulitan dalam mengikuti proses belajar. Lima jenis ketunaan yang diatur dalam standar ini adalah tunanetra (A), tunarungu (B), tunagrahita (C), tunadaksa (D) dan tunalaras (E).

C. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Sarana dan Prasarana

Penyusunan standar sarana dan prasarana diharapkan mampu mendukung dan meningkatkan pendidikan di setiap jenjang pendidikan. Namun penerapannya di sekolah-sekolah secara keseluruhan belum merata dan tidak mudah, padahal standar nasional pendidikan merupakan syarat bagi setiap sekolah untuk mampu memenuhi sebagai penunjang proses belajar mengajar. Setiap sarana dan prasarana yang disiapkan merupakan kebutuhan utama dari sebuah sekolah baik dasar dan menengah dengan kreteria minimum.

(15)

14

dalam pengelolaan yang kurang, mengelola, memelihara, perawatan serta masalah utama yaitu biaya yang tidak mencukupi dan memadai. Sarana dan Prasarana pendidikan disekolah sering banyak tidak di kelola dengan pengetahuan yang cukup,sehingga terjadi ketidaktepatan dalam pengelolaan.

(16)

15

III. PENUTUP A.Kesimpulan

Sarana dan Prasarana pendidikan merupakan instrumen penting dalam pendidikan dan menjadi satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan. Begitu pentingnya sarana dan prasarana pendidikan sehingga setiap lembaga berlomba-lomba untuk memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Sarana dan Prasarana pendidikan juga merupakan salah satu daya tarik bagi peserta didik. Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah, hal tersebut dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan pengelolaan secara optimal.

Manajemen sarana dan prasarana sangatlah penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang ada pada suatu sekolah. Dengan adanya sarana dan prasarana maka lebih mudah dalam pengelolaan dan pengaturan sarana dan prasarana sehingga dapat digunakan secara efektif dan efisien dengan memperhatikan prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana. Untuk mencapai tujuan dari manajemen sarana dan prasarana maka diperlukan rasa tanggung jawab, kerjasama serta kepedulian dari setiap pengguna fasilitas yang telah disediakan sehingga akan tetap baik dan selalu siap digunakan secara tepat dan efisien. Dalam manajemen sarana dan prasarana yang memiliki ruang lingkup yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing di suatu tempat serta kebutuhan masing-masing tingkat satuan pendidikan yang diatur oleh BNSP.

B.Saran

(17)

16

IV DAFTAR PUSTAKA

Barnawi. Arifin, M. (2016). Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA.

Burhannudin, Afid. (2018). Modul Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Tanggerang Selatan : Imam Fitri Rahmadi.

Ibrahim, Bafadal. (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah : Teori dan Aplikasinya. Jakarta : Bumi Aksara.

Mulyasa, E. (2014). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA.

Soetjipto. Kosasi, Raflis. (2007). Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta.

https://amiamaliahanii.wordpress.com/2012/05/30/pengelolaan-sarana-dan-prasarana-pendidikan/

http://bsnp-indonesia.org/standar-sarana-dan-prasarana/

http:bsnp-indonesia.org/peraturan-pemerintah.go.id/

http://vervalsp.data.kemdikbud.go.id/prosespembelajaran/file/Permendiknas

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penulis menuangkannya dalam bentuk penelitian dengan judul “Penerapan Model GI (Group Investigation) pada Konsep Zat Adiktif dan Psikotropika” (Penelitian

Pulasan imunohistokimia menunjukkan hasil positif kuat pada 14 kasus, terdiri atas 13 kasus astrositoma difus dan 1 lesi astrositosis karena abses (Tabel 1 dan

Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, cet.. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi

Dengan memanjatkan segala puji dan Rasa Syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini

1 Dari sumber lain disebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi subyek yang alamiah (natural setting)

Tujuan yang hendak dicapai dalam tugas akhir ini adalah mencari metode dan skema operasi yang paling efisien dari beberapa pompa air yang disusun bertingkat tiga

Penelitian kualitatif merupakan salah satu jenis dan metode penelitian yang berlandaskan pada postpositivisme, dieksplorasi dan diperdalam dari suatu

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia merupakan organisasi baru sebagai hasil pengembangan dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan