• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEND (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEND (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN

SAINTIFIK PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TK-IT AR-RAHMAH PADANG

Dessy Amelia1 , Dadan Suryana2 mahirakhairani1@gmail.com, dadan.suryana@yahoo.com Mahasiswa PPS Pendidikan Anak Usia Dini UNP

NIM : 17330011 Abstrak

TK-IT Ar-Rahmah adalah salah satu sekolah yang berada kecamatan Nanggalo. Beralamat di Jalan Sawah Liek RT00/ RW003 Kelurahan Kampung olo kecamatan Nanggalo Kota Padang. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah Islam Terpadu,yang menerapkan pendidikan terintegrasi antara ilmu dan ilmu Keislaman. Metodologi yang dipilih untuk penelitian ini adalah penelitian Research and Development, metode Research and Development merupakan pilihan karena memiliki proses yang lebih kompleks dalam tahap-tahapan yang dapat mengakomodasi beragam kepentingan penelitian ini. pendekatan saintifik adalah pendekatan keilmuan yang bersifat logis dan sistematis. Dalam prosesnya diawali siswa menanya, karena ada objek yang dilihat dan didengar maka siswa merespon sehingga muncul kegiatan bertanya, ketika guru menyampaikan atau menjawab pertanyaan dari siswa maka nantinya akan dikaitkan dengan materi yang diajarkan. Anak-anak di TK-IT Ar-Rahmah mengawali pembelajaran dengan katerampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.

A. PENDAHULUAN

Kegiatan pembelajaran berkaitan dengan komunikasi timbal balik antara siswa dengan guru. Pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa yang telah dirancang oleh guru melalui usaha yang terencana melalui prosedur atau metode tertentu agar terjadi proses perubahan perilaku secara komprehensif (Hernawan, 2007:3).

(2)

materi yang diajarkan. Kemudian siswa diajak untuk menyelesaikan persoalanpersoalan dengan cara berkolaborasi dalam suatu kelompok.

Djamarah (2008:17) berpendapat bahwa perubahan yang terjadi memiliki karakteristik. Yaitu (1) perubahan yang terjadi secara sadar; (2) perubahan dalam belajar bersifat sinambung dan fungsional; (3) tidak bersifat sementara; (4) bersifat positif dan aktif; (5) memiliki arah dan tujuan; (6) mencakup seluruh aspek perubahan tingkah laku yaitu pengetahuan, sikap, dan perbuatan. Merujuk pada karakteristik tersebut, aktivitas belajar siswa.

Dengan diskusi antar siswa satu dengan lainnya di TK IT Ar-Rahmah tidak berpihak pada satu kelompok saja, hal tersebut akan memunculkan keterampilan oleh peserta didik seperti menghargai pendapat orang lain. Penerapan tersebut berpengaruh pada kompetensi dan jelaskan model-model pembelajaran berbasis saintifik. Dalam penelitian adalah sebagai bentuk eksperimen untuk menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakter anak usia dini di TK IT Ar-Rahmah.

Menurut (dadan suryana : 68) Pembelajaran anak usia dini harus dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mendapatkan proses pembelajaran yang ilmiah. Hal ini akan berdampak kepada kemampuan berpikir dan wawasan anak saat mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Proses ilmiah yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan saintifik. Proses anak dalam mendapatkan pengetahuan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan.

(Dadan Suryana :69) Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen setelah lima belas menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen.

(3)

tercipta diarahkan untuk mendorong anak didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberitahu (Hosnan 2013).

Menurut (Dadan Suryana :71) Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dalam pembelajaran melibatkan katerampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar, yaitu teori Pembelajaran Berbasis Tematik

Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner. Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, anak akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.

Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skematan). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata tersebut dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengitegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada di dalam pikirannya. Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi (Jackman 2009).

(4)

prximal development Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik pembelajaran berpusat pada anak; melibatkan keterampian proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip; melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi; dapat mengembangkan karakter anak (Hosnan 2013).

1) Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah untuk meningkatan kemampuan intelektual anak, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi anak; untuk membentuk kemampuan anak dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik; terciptanya kondisi pembelajaran di mana anak merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan; diperolehnya hasil capaian perkembangan yang signifikan; untuk melatih anak dalam mengomunikasikan ide-ide khususnya dalam menghasilkan suatu karya atau pekerjaan; untuk mengembangkan karakter anak.

2) Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah pembelajaran berpusat pada anak; pembelajaran membentuk students self concept; pembelajaran terhindar dari verbalisme; pembelajaran memberikan kesempatan pada anak untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip pembelajaran; pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir anak; Pembelajaran Berbasis Tematik

Model pembeajaran melalui pendekatan saintifik untuk anak usia Taman Kanak-kanak ini merupakan salah satu desain teknologi pengajaran yang membutuhkan metodologi yang tepat sebagai wahana (vehicle) untuk sebuah kepentingan penelitian yang holistik dengan serangkaian proses yang mesti dijalani dengan terstruktur, terencana, dan terkontrol. Untuk itu kemudian ditentukan wilayah dan langkah-langkah kerja penelitian ini menjadi sepuluh tahapan, berpedoman pada metode Research and Development.

(5)

atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar.

Menurut (Dadan Suryana : 81) ke dua hasil nya dari penelitian ini adalah menghasilkan draft Tematik terpadu dan berbasis pada pendekatan saintifik untuk di taman kanak-kanakyang masuk proses penyempurnaan melalui penelitian lanjutan dengan pengembangan tema-tema. Tema tersebut dikembangkan dari tema-tema yang sudah ada, hanya saja lebih spesifik kepada materi yang terkait dengan tema yang dekat dengan anak usia dini baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan sekolah. Proses belajar mengajar dilakukan melalui pendekatan saintifik.

Proses pemerolehan pengetahuan anak melalui pendekatan pengamatan kepada media yang dapat memberikan penjelaskan kepada anak terkait dengan tema. Proses pemerolehan pengetahuan anak melalui proses Tanya jawab antara anak dengan guru, atau antara anak dengan anak. Proses pemerolehan pengetahuan anak melaluimengumpulkan informasi, baik itu melalui membaca buku, diskusi, dan mencari dalam internet yang dibimbing oleh guru. Pemerolehan informasi juga dapat dilakukan melalui asosiasi atau menghubungkan informasi yang lama dengan yang baru. Dan pemerolehan informasi dapat diperoleh anak dalam bentuk mengomunikasikan.

B. METODOLOGI PENELITIAN

(6)

mengakomodasi beragam kepentingan penelitian ini. (Borg 1989:784) Pendidikan yang dikembangkan merupakan produk pengajaran terkait dengan teknologi pengajaran yang membutuhkan justifikasi dalam proses pembelajaran. Konsekuensinya peneliti membutuhkan waktu yang panjang untuk membaca banyak buku dan teori, melakukan kunjungan dan melakukan focus group discussion ke berbagai pihak dan masuk ke sekolah untuk memberikan pengetahuan kepada guru agar dapat merasakan dan menemukan berbagai fakta dan kondisi penyampaian dan tanggapan kegiatan pembelaajran berbasis saintifik anak. Metode Research and Development membutuhkan proses dan menuntut semangat yang kuat, ketekunan, pengamatan yang dalam dan kritis, serta kesabaran panjang dalam memancing keluarnya berbagai gagasan kreatif.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Persiapan

1. Menentapkan tujuan eksperimen 2. Mempersiapkan alat atau bahan

3. Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah anak didikserta alat atau bahan yang tersedia. Di sini guru perlu menimbang apakah anak didik akan melaksanakan eksperimen atau mencoba secara serentak atau dibagi menjadi beberapa kelompok secara paralel atau bergiliran

4. Memertimbangkan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindari risiko yang mungkin timbul

5. Memberikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan tahapatahapan yang harus dilakukan anak didik, termasuk hal-hal yang dilarang atau membahayakan.

b. Pelaksanaan

1. Selama proses eksperimen atau mencoba, guru ikut membimbing dan mengamati proses percobaan. Di sini guru harus memberikan dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh anak didik agar kegiatan itu berhasil dengan baik.

2. Selama proses eksperimen atau mencoba, guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan, termasuk membantu mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran.

c. Tindak lanjut

(7)

2. Guru memeriksa hasil eksperimen anak didik

3. Guru memberikan umpan balik kepada anak didik atas hasil eksperimen. 4. Guru dan anak didik mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama

eksperimen.

5. Guru dan anak didik memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan alat yang digunakan

Dari penelitian sebelumnya di peroleh beberapa tahap pengembangan model penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall, yaitu:

1. Tahap pertama, mengumpulkan informasi (research and information collecting). Dalam penelitian ini terkait kajian informasi tentang kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak serta informasi tambahan lainnya terkait dengan kegiatan pembelajaran, kemudian kajian pustaka yang menyangkut teoritis tentang hakikat Aspek perkembangan Anak usia dini, metode pembelajaran.

2. Tahap kedua, melakukan perencanaan (planning), yang dalam penelitian ini melakukan serangkaian kajian pustaka dan teori (Studi Literatur), diskusi dengan para guru dan kepala sekolah, para pakar pendidikan. Kemudian mendapatkan temuan, konsensus, proposisi, dan generalisasi untuk dipahami (verstehen) terhadap materi-materi pendidikan di Taman kanak-kanak yang cocok diberikan kepada anak- anak tingkat Taman Kanak-kanak, focus group discussion dengan para guru, kepala sekolah, dan Dinas Pendidikan Provinsi dan kota. Hal ini tentu saja mempengaruhi volume materi tulisan dan berbagai pendapat para ahli.

3. Tahap ketiga, mengembangkan pembelajaran (develop preliminary form of product) dalam penelitian ini merupakan desain model bahan ajar tematik terpadu berbasis pendekatan saintifik terkait dengan persiapan proses pembelajaran menyangkut materi, proses dan evaluasi dengan melakukan sosialisasi berupa diskusi bersama berbagai kalangan.

(8)

5. Tahap kelima, pada tahap ke lima melakukan revisi (main product revision) melakukan focus group interview yang terdiri dari para guru TK dan kepala sekolah di lokasi ujicoba. Setelah pendidikan final maka dilakukan Ujicoba efektifitas pembelajaran.

6. Tahap keenam, difusi luas yang dalam penelitian ini sosialisasi secara makro

Hal ini sebagai bentuk alternatif bagi guru dalam mengajar mengingat kecenderungan para guru umumnya hanya menerapkan satu model pembelajaran yang biasa mereka lakukan, akibatnya pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tidak menarik dan tidak menumbuhkan partisipasi dari siswa, sehingga hasilnya akan membantu pertumbuhan ranah kognitif afektif maupun psikomotor. Keadaan ini tidak hanya terjadi di TK IT Ar-Rahmah tetapi juga di tempat lain secara nasional. Kebiasaan guru dalam mengajar biasanya lebih banyak menggunakan ceramah atau menggunakan buku teks, tanya jawab dan pemberian tugas sehingga tidak memunculkan inovasi dalam pembelajaran, pendidikan dan proses pembelajaran semacam itu menimbulkan keprihatinan bagi penulis dan mendorong penulis untuk mengadakan eksperimen pada penerapan model pembelajaran berbasis saintifik pada anak usia dini di TK IT Ar-Rahmah yang difokuskan pada pemahaman bahasa.

C. HASIL PENELITIAN

TK-IT Ar-Rahmah adalah salah satu sekolah yang berada kecamatan Nanggalo. Beralamat di Jalan Sawah Liek RT00/RW003 kelurahan Kampung olo kecamatan Nanggalo Kota Padang. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah IslamTerpadu,yang menerapkan pendidikan terintegrasi antara ilmu dan ilmu Keislaman.

Dalam proses pembelajaran menggunkan sistem sentra: sentra imajinasi, sentra ekplorasi, sentra persiapan, sentra Ibadah, sentra lainnya, dalam penerapan pembelajaran menerapkan pembelajaran dari mana anak mendapatkan pengetahuan, pola pembelajaran seperti ini bisa dikatakan pendekatan santifik.

Dalam menyukseskan kegiatan pembelajaran maka perlu melibatkan banyak pihak, pertama guru diberi pemahaman apa itu pendidikan sanintifik, apa saja cara agar bisa terlaksanakan saintifik, bagaimana cara mengevaluasi apakah program ini bisa berjalan atau belum. Selain itu juga mereka harus mengembangkan ke dalam aktifitas pembelajaran.

(9)

mengembangkan ke dalam aktifitas pembelajaran. Maka guru dan murid sama-sama melaksanakan aktifitasya secara kolabolasi

Fungsi bertanya dalam kegiatan pembelajaran

1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian anak didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran, terutama di TK-IT Ar-Rahmah

2. Mendorong dan menginspirasi anak didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri, terutama di TK-IT Ar-Rahmah

3. Mendiagnosis kesulitan belajar anak didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.

4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

5. Membangkitkan keterampilan anak didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

6. Mendorong partisipasianak didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.

7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

8. Membiasakan anak didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.

Dengan memahami manfaat akan mendorong seseorang untuk dapat membiasakan anak bertanya terutama di TK-IT Ar-Rahmah, ternyata pertanyaan anak memiliki banyak fungsi yang harus dipahami dan diterapkan dalam hidup dan kehidupan. Walau mungkin sebahagian orang yang tidak paham dengan pendidikan ini mereka akan senantiasa melakukan pembatasan anak untuk mengungkapkan pikirannnya.

Kriteria pertanyaan yang baik

(10)

narkotika dan obat-obatan terlarang? Pertanyaan kedua lebih singkat dan lebih jelas dibandingkan dengan pertanyaan pertama.

2. Menginspirasi jawaban. Contoh: Membangun semangat kerukunan umat beragama itu sangat penting pada bangsa yang multiagama. Jika suatu bangsa gagal membangun semangat kerukukan beragama, akan muncul aneka persoalan sosial kemasyarakatan. Coba jelaskan dampak sosial apa saja yang muncul, jika suatu bangsa gagal membangun kerukunan umat beragama? Dua kalimat yang mengawali pertanyaan di muka merupakan contoh yang diberikan guru untuk menginspirasi jawaban peserta menjawab pertanyaan.

Dari dua pertanyaan di atas bisa dipahami dalamkonteks pelaksanaan yang dilakukan di TK-IT Ar-Rahmah sehingga dapat dibedakan antara yang sudah berjalan atau yang belum berjalan sehingga diperlukan pemahaman konsep yang benar dalam menerapkan pertanyaan yang diberikan.

Studi ini merupakan kegiatan penerapan model pembelajaran dengan pendekatan saintifik TK IT Ar-Rahmah, yang dilakukan secara kolaborasi guru mahasiswa dan dosen. Penerapan model pembelajaran dilaksanakan di beberapa lembaga TK IT Arrahmah, dengan subjek utama yaitu anak usia dini. Yang diperlukan penulis antara lain studi dokumentasi, observasi kelas, pengisian angket,wawancara dan tes kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan motorik anak usia dini. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi, selanjutnya dituangkan dalam bentuk tulisan tujuannya untuk memudahkan pembaca dalam memahami keadaan yang terjadi.

pembelajaran membentuk students self concept; pembelajaran terhindar dari verbalisme; pembelajaran memberikan kesempatan pada anak untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip pembelajaran; pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir anak; Pembelajaran Berbasis Tematik.

Di TK-IT Ar-Rahmah pembelajaran juga membentuk students self concept, anak dapat mengonsep berbagai hal yang dialaminya sehingga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengamati, mempelajari, dan menyimpulkan dan membantu pengembangan kemampuannya dalam memahami maksud yang disampaiakan guru yang memberikan penjelasan.

(11)

sistematik; terciptanya kondisi pembelajaran di mana anak merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan hal ini terlaksana di TK-IT Ar-Rahmah.

Hasil dan pembahasan pemahaman berbahasa pada penelitian ini difokuskan pada pemahaman kosakata kata, pemahaman kosakata siswa yang dikumpulkan pada penelitian ini, selanjutnya pembelajaran aspek pemahaman lingkungan anak usia dini menggunakan pendekatan saintifik, terjadi perbedaan nilai sebelum dan sesudah diadakan pendekatan saintifik di TK IT Ar-Rahmah.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dalam pembelajaran melibatkan katerampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar, yaitu teori Pembelajaran Berbasis Tematik. Anak-anak di TK-IT Ar-Rahmah mengawali pembelajaran dengan katerampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.

Seperti contoh objek tanaman mengamati, mengamati berbagai bagian yang ada pada tanaman tersebut, mereka mencoba menganalisa sendiri. Mengklasifikasi mengurai pola yang ada pada tanaman tersebut. Mengukur seberapa ukuran tanaman dan perkembangan sebelum dan sesudah ditanam beberapa hari, meramalkan apa yang akan terjadi apabila tidak dirawat dan diperhatikan, bagaimana pemanfatannya. Menjelaskan, mampu memberitahukan pengalaman yang didapatkannya, sehingga memiliki kemampuan dalam komukasi yang baik. Menyimpulkan dari beberapa yang sudah dilakukan tadi maka siswa berusaha memberikan argumen sendiri, guru mengarahkan agar hal tersebut bisa terjadi.

D. PENUTUP

Penerapan pendekatan saintifik pada pendidikan anak usia dini di TK IT Arrahmah, dilakukan dengan menggunakan pendekatan berbahasa dan mengenali lingkungan. langkah yang dilakukan dalam menggunakan pendekatan berbahasa yaitu mengunakan media kartu huruf yang digunakan di kelas pendekatan saintifik, semua kata yang disampaikan anak di hitung berdasarkan huruf, menggunakan kartu gambar, sebelum diberikan perlakuan hasilnya belum maksimal sebaliknya yang sudah menggunakan metode saintifik nampak peningkatan kemampuan anak, selanjutnya dalam hal memperhatikan lingkungan anak diminta untuk belajar memahami lingkungan.

(12)

selanjutnya pembelajaran aspek pemahaman lingkungan anak usia dini menggunakan pendekatan saintifik, terjadi perbedaan nilai sebelum dan sesudah diadakan pendekatan saintifik di TK IT Ar-Rahmah.

Dengan memahami manfaat akan mendorong seseorang untuk dapat membiasakan anak bertanya terutama di TK-IT Ar-Rahmah, ternyata pertanyaan anak memiliki banyak fungsi yang harus dipahami dan diterapkan dalam hidup dan kehidupan. Pola-pola pengembangan pertayaan harus dibangun, agar bisa memfariasikan alternatif pertanyaan yang akan diajukan.

Anak-anak di TK-IT Ar-Rahmah mengawali pembelajaran dengan katerampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.

DAFTAR PUSTAKA

Hernawan, A. H. 2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Djamarah, S. B. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Kemendikbud. 2014. Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang Pembelajaran pada PendidikanDasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kemendikbud

Permatasari, E. A. 2014. “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam

Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Sejarah”. Indonesian Journal of History education. Vol. 3

Rusniah. 2017. “Meningkatkan Perkembangan Bahasa Indonesia Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Metode Bercerita Pada Kelompok A Di Tk Malahayati Neuhen Tahun Pelajaran 2015/2016”. Jurnal Edukasi Jurnal Bimbingan

Konseling.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Meda kartu muatan adalah meda yang berbentuk kartu, dbuat dar kertas karton de- ngan dua warna, satu warna dber tanda postf untuk mewakl blangan postf dan warna

When a user c o nnec ts to an SQL Server database using SQL Server Authentic atio n, that user needs to pro vide a lo gin id and a passwo rd. It is validated against the info r-

Berdasarkan hasil pengujian didapat beberapa spesies nyamuk yang diduga sebagai vektor filariasis di Kabupaten Pidie, baik pada penangkapan di luar maupun di

1) Litologi utama penyusun daerah penelitian adalah endapan Kuarter Gunung Tilu yang merupakan bagian dari gunungapi Kuarter yang menindih komplek batuan gunungapi

Investasi pada produk unit link mengandung risiko, termasuk namun tidak terbatas pada risiko politik, risiko perubahan peraturan pemerintah atau perundang-undangan lainnya,

Kedua, rata-rata jumlah tangkapan Nelayan Kodingareng berdasarkan satuan atau wadahnya sebelum dan setelah adanya aktivitas tambang pasir laut yakni sebagia berikut; (1)

[r]

(a) Susunan struktur lamela sangat teratur dengan panjang dan pendek lamela sekunder bervarias; (b) Jaringan pada lamela primer yang berisi pembuluh darah terlihat