• Tidak ada hasil yang ditemukan

APAKAH YESUS MEMBATALKAN HUKUM KASHRUT A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "APAKAH YESUS MEMBATALKAN HUKUM KASHRUT A"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

APAKAH YESUS MEMBATALKAN HUKUM KASHRUT?

ANTARA BINATANG TAHOR DAN TAMEH

DAN POLA MAKAN YESUS SANG MESIAS

Teguh Hindarto

Pemahaman Tentang Tahor dan Tameh

Dalam Imamat 11:1-47 diatur

mengenai hewan yang

dikategorikan layak dimakan atau

tidak dimakan. Dalam

terminologi Ibrani digunakan dua

istilah yaitu ha Tahor dan ha

Tame. Menurut James Swanson,

kedua istilah tersebut

mengandung makna sbb: אמט

(Tame) “be unclean” (tidak bersih) , “be defiled” (kotor,

cemar) dan רהט (Tahor) “clean”

(bersih), “pure (murni)1. ”Istilah "Halal" dan "Haram" dalam

terjemahan Lembaga Alkitab

1

(2)

Indonesia (LAI) adalah kurang

tepat, karena diadopsi dari

terminologi Islam yang bermakna suatu larangan yang membawa konsekwensi hukuman. Istilah Tahor dan Tame merefleksikan unsur medikal dan higinitas.

Kategori Hewan Tahor dan Tameh

YHWH Bapa Surgawi

memberikan kategori berbagai

hewan yang Tahor sbb : Untuk

hewan yang berdiam didarat, berlaku ketentuan bahwa hewan

tersebut harus תסרפמ הסרפ

(mafreset parsa) “berkuku belah”

dan תלעמ הרג (maalat gera, Im bersirip dan bersisik”). Contoh, gurame, mujaer, nila, ikan mas.

Sementara untuk berbagai hewan

yang dikategorikan Tame berlaku

beberapa kategori yang dibagi atas wilayah darat, air dan udara. Untuk hewan yang hidup didarat,

yang dikategorikan tame

memenuhi unsur sbb: Memamah biak namun tidak berkuku belah (Im 11:5). Contohnya adalah unta, babi, kelinci, pelanduk. Berbagai hewan yang merayap, bersayap dan berjalan dengan

keempat kaki (Im 11:20)

Contohnya, kecoa.

Berbagai hewan yang berjalan dengan telapak kakinya diantara segala binatang yang berjalan dengan keempat kakinya (Im

11:27). Contohnya, harimau,

singa, keledai, kuda. Berbagai

hewan yang merayap serta

berkeriapan diatas bumi (Im 11:29). Contohnya, kelabang, kalajengking, ular, lintah, tikus, siput, katak. Untuk hewan yang hidup di air yang dikategorikan

tame, memenuhi unsur sbb:tidak

bersirip dan bersisik (Im 11:10). Contohnya: cumi-cumi, lele, hiu, paus, lobster Sementara untuk berbagai hewan diudara tidak diberi kategori fisik yang tertentu, namun secara tegas dibedakan berdasarkan jenis dan nama

hewan-hewan tersebut spt,

(3)

gagak, burung elang laut, burung

bangau, burung ranggung,

kelelawar.

Tujuan Pembedaan Hewan Tahor dan Tameh

Para Rabbi Yahudi menyebutkan

dengan istilah khuqim yang

bermakna “hukum yang tidak memiliki alasan”, sebagaimana dijelaskan oleh Tracey R. Rich

sbb: “The Torah does not specify

any reason for these laws, and for a Torah-observant, traditional Jew, there is no need for any other reason. Some have suggested that the laws of kashrut fall into the category of "chukkim," laws for which there is no reason. We show our obedience to G-d by following these laws even though we do not know the reason” (Torah tidak memberikan alasan secara rinci mengenai aturan ini dan bagi penganut Torah, oraang-orang

Yahudi tradisional, tidak

memerlukan alasan. Beberapa

menyatakan bahwa hukum

mengenai kashrut dikategorikan sebagai „khukkim” yaitu hukum

yang tidak memiliki sebuah

alasan. Kita memperlihatkan

ketaatan kepada Tuhan dengan

mengikuti hukum tersebut

meskipun kita tidak mengetahui secara pasti apa alasan dan

manfaatnya)2.

Namun jika kita memperhatikan dengan lebih seksama konteks

eksposisi Imamat 11:1-47,

bahwasanya penetapan tentang

hewan yang tahor dan tame atau

dalam tradisi Yahudi disebut Kashrut, memiliki sebuah alasan

yang mendasar, Pertama, demi

kekudusan, sebagaimana YHWH

berkata: םתייהו םישׁדק יכ שׁודק ׃ינא

(wi heyitem qedushim ki Ani

qadosh, ay 45). Kedua, secara

medikal, penetapan makanan

tahor dan tame ternyata

bermanfaat sebagai pola higienis

umat Yahweh, sebagaimana

difirmankan: “zot Torat ha

behema we haaof we kol nefesh ha khaya ha romeshet ba mayim

2 Tracey R. Rich, Kashrut: Jewish Dietary Laws

(4)

u lekal nefesh ha shoretset al ha arets”. Kata תאז תרות (Zot

Torat), dterjemahkan secara

berbeda oleh beberapa

terjemahan Kitab Suci sbb :

Instruksi, aturan Yahweh).

Bukankah Pemazmur

mengatakan bahwa Torat YHWH

itu menyehatkan atau

menyegarkan jiwa dan tubuh ?

(Mzm 19:9). Sains modern

memberikan konfirmasi penting mengenai berbagai penetapan hewan yang tahor dan tame. Rex Russell, M.D. menjelaskan sbb:

“Telah lama diakui bahwa

berbagai kerang-kerangan lobster, kepiting, udang – secara khusus sangat berbahaya. Berbagai jenis penyakit termasuk kelumpuhan beberapa orang setiap harinya sebagai akibat

mengkonsumsi

kerang-kerangan”3

Pertanyaan yang menggelitik

nalar kita, jika ada beberapa hewan yang tidak layak untuk dikonsumsi, mengapa Yahweh

Sang Pencipta menciptakan

mereka semua? Semua hewan yang diciptakan YHWH Bapa Surgawi adalah baik (Kej 1:25) namun tidak semua hewan-hewan tersebut tidak bermanfaat bagi manusia dan jika dimakan akan menimbulkan konsekwensi yaang tidak baik dalam segi kesehatan. Sebagaian hewan-hewan tersebut

diciptakan sebagai katalisator

sampah-sampah alam. Jika hewan katalisator tersebut dikonsumsi oleh manusia, tentunya fungsi tubuh manusia akan mengalami ganguan, sebagaimana dijelaskan

oleh Russell sbb: “Untuk satu

alasan, hewan-hewan itu berperan sebagai pembersih tempat. Berbagai hewan yang

(5)

dikategorikan kotor (tame) sebagaimana kerang-kerangan atau babi, tidak mendatangkan kesehatan dikarenakan makanan yang mereka konsumsi mengandung muatan penyakit berbahaya bagi tubuh manusia. Sebagaimana kita ketahui, babi memakan apapun dan dimanapun. Mereka diciptakan untuk membersihkan daging-daging yang busuk. Para babi telah memakan sampah dan kotoran kota Philadhelphia selama lebih dari 100 tahun, menyelamatkan anggaran kota sebanyak 3 juta dollar setiap

tahunnya “4

Demikian pula mengenai hewan-hewan air yang dikategorikan kotor atau tame berfugsi untuk menetralisir racun, sebagaimana dijelaskan kembali oleh Russell:

“Air hujan terdiri dari unsur

insektisida (pembunuh serangga) yang masuk dalam kolam. Ikan lele akan segera melakukan tugasnya, membersihkan air dengan cara menyedot larutan

4

Ibid., p. 81

pestisida (pembunuh hama) tersebut, namun dikarenakan efisiensi, banyak dari kandungan pestisida tersebut diapungkan diatas kolam yang mematikan. Tidak satupun ikan yang memiliki sirip dan sisik akan mengalami

kematian”5

Kesimpulan akhir, sebagaimana

disitir oleh Russell, “…meskipun

babi menolong manusia untuk membersihkan bumi dan berbagai kerang-kerangan diciptakan sempurna untuk memurnikan air, namun kita kita tidak menginginkan untuk memakan apa yang telah mereka

bersihkan”6

Apakah Yesus dan Para Rasul

Membatalkan Hukum

Kashrut?

Untuk memahami bagaimana

sikap Yesus dan para rasul lainnya mengenai eksistensi dan

relevansi hukum Kashrut,

terlebih dahulu kita harus

5 Ibid.,

(6)

memahami sikap positif Yahshua terhadap Torah. Dalam Matius

5:17-20 dijelaskan: “Janganlah

kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan Torah atau Kitab Para Nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari Torah, sebelum semuanya terjadi. Karena itu, siapa yang meniadakan salah satu perintah Torah sekalipun yang paling kecil dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, dia akan menduduki tempat yang paling rendah didalam Kerajaan Sorga ;tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah Torah, dia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Maka Aku berkata kepadamu: jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang

Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan

Sorga”.

Demikian pula untuk memahami pandangan para rasul maka perlu memahami sikap positif Rasul Paulus terhadap Torah. Dalam Roma 3:31 dan Roma 7:12

dijelaskan: “Jika demikian,

adakah kami membatalkan Torah karena iman? Sama sekali tidak!

Jika Yesus Sang Mesias dan rasul Paul tidak membatalkan Torah,

maka berbagai aspek yang

terkandung didalam Torah,

termasuk penetapan mengenai hewan yang tahor dan tame, tentunya tidak dibatalkan atau dilenyapkan. Jika ada berbagai ketentuan dalam Torah yang tidak dilaksanakan lagi oleh

Pengikut Mesias, bukan

bermakna telah dibatalkan,

(7)

dikarenakan beberapa aspek dalam Torah merupakan lambang dari Mesias yang akan datang, sehingga ketika Mesias telah datang, beberapa aspek Torah tidak mengikat untuk dikerjakan.

Contoh, mengenai korban

penghapus dosa disaat Yom

Kippur. Dalam perspektif

Pengikut Mesias, korban hewan

bukan dibatalkan namun

mendapatkan maknanya yang penuh dalam kematian Yesus di kayu salib sebagai korban efektif

dan selama-lamanya yang

memperdamaikan YHWH

dengan manusia yang terpisah

oleh dosa, sehingga korban

hewan tidak diperlukan lagi [Ibr 9:11-14; Ibr 10:1-10).

Penyebab lain adalah aspek Torah berhubungan secara khusus dengan kehidupan Israel secara lahiriah dan tidak mengikat

bangsa non Israel untuk

melakukannya. Contoh,

mengenai sunat. Hakikat sunat dalam perspektif Torah adalah: Pertama, tanda perjanjian antara

YHWH dan Abraham

dikarenakan Abraham beriman

kepada janji YHWH mengenai dirinya dan keturunanya yang akan sebanyak pasir dilaut dan jumlah bintang dilangit (Kej 12:1-3; Kej 15:1-6; Kej 17:1-14; Kej 34:15) Hakikat sunat nampak dari pernyataan YHWH sbb,

“unemaltem et besyar arlatkem

we haya leot berit beni

ubenekem”. Kedua, Lambang

dari sunat hati, yaitu pertobatan

(Ul 10:16, Ul 30:6) yang

terekspresi dari kalimat,

“umaltem et arlat levavkem we arpekem lo taqsu od”

Mengkaji Ayat-Ayat Yang Sering Disalahpahami

Kasus pembasuhan tangan (Mrk 7:1-23)

Pernyataan dalam Markus 7:1-23, sering dimaknai secara keliru sebagai ayat-ayat yang menjadi dasar untuk menolak relevansi penetapan Imamat 11 mengenai

hewan yang dikategorikan tahor

dan tame. Namun jika kita

menelaah dan menganalisis

secara cermat, baik teks dan konteks perikop tidak mendukung

(8)

mengenai pembatalan relevansi Imamat 11 dizaman Perjanjian

Baru. Konteks keseluruhan

perikop membicarakan mengenai

Yesus yang sedang terlibat

diskusi dengan Ahli Farisi

mengenai netilat yadayim

(pembasuhan tangan) bukan

mengenai pembatalan makanan tahor dan tame (Mrk 7:5-7)

Kalimat, “Dengan demikian Dia

menyatakan semua makanan

halal” (ay 20) dalam terjemahan

melainkan kedalam perut dan

lewat menuju tempat

pembuangan, membuang semua makanan?). melainkan kedalam perut dan kedalam tempat pembuangan, membersihkan semua makanan).

Frasa ini sesuai dengan kalimat dalam naskah Greek sbb : καθαριδων παντα τα βρωματα (katarizon panta ta bromata)

Kasus penglihatan Petrus (Kis 10: 1-48)

Demikian pula peristiwa rasul Petrus menerima penglihatan di Yope, sering dianggap sebagai

bukti bahwa YHWH Bapa

Surgawi telah membuat tidak

berlaku penetapan mengenai

hewan-hewan yang dikategorikan tahor dan tame. Konteks

keseluruhan perikop ini

sebenarnya membicarakan bahwa

Tuhan memberikan lambang

makanan tame dijadikan tahor untuk menggambarkan bahwa dirinya menerima Bangsa non Israel untuk menjadi pengikut

Mesias (Kis 10:34) bukan

(9)

Bahkan jika kita cermat

menganalisis, kita mendapat

informasi bahwa rasul Petrus tetap memelihara Imamat 11, sehingga dia tetap menolak untuk

memakan hidangan yang

diperlihatkan oleh YHWH Bapa Surgawi (Kis 10:14). Lebih jauh, jika memang penglihatan yang

diterima Petrus adalah

pembatalan mengenai Imamat 11, mengapa Petrus masih

bertanya-tanya akan arti penglihatan

tersebut, meski sudah terdengar

suara dari langit, “apa yang

Kunyatakan bersih, jangan kamu

katakan kotor!” (Kis 10:17).

Indikasi bahwa makna

penglihatan yang diterima Petrus

menjadi jelas ketika Petrus

bertemu dengan Kornelius,

perwira Italia yang non Yahudi yang telah memutuskan untuk

menjadi murid Mesias. Petrus mulai mengerti arti penglihatan tersebut, bahwa Yahweh tidak ingin Petrus sebagai bangsa Yahudi membeda-bedakan secara ekslusif hak untuk menerima keselamatan, terhadap bangsa non Yahudi (Kis 10:34)

Kasus surat dan pengajaran Paul

Kalimat “Tidak ada suatupun

yang haram” (1 Tim 4:3-4)

demikian pula kata “Segala

sesuatu adalah suci” (Rm 14:20) dalam terjemahan LAI, adalah

tidak tepat. Kata koinos dan

katharos (Rm 14:20), dalam Darby Bible 1890 diterjemahkan

sbb: ”… that nothing is unclean

of itself”… All things indeed are pure”. Kata kalon dan apobleton (1 Tim 4:3-4) dalam Darby Bible

1890 sbb : For every creature of

God is good and nothing is to be

rejected”

Sanggahan rasul Paul dalam Roma 14:14,20 dilatarbelakangi

adanya sikap yang saling

menghakimi diantara

(10)

daging menyalahkan seseorang yang makan daging (Rm 14:15), meski tidak jelas daging apa yang dimakan dalam ayat ini. Sikap

menghakimi tersebut

mendatangkan batu sandungan bagi murid-murid yang lain (Rm

14:20), sehingga rasul Paul

merasa perlu untuk menguraikan hakikat berbagai makanan atau

ciptaan Tuhan yang

sesungguhnya adalah baik (Rm 14:14,20) dimana pernyataan ini merujuk pada Kejadian 1:25. Patut diduga ada segolongan mazhab dalam Yudaisme yang begitu ketat memelihara tradisi Kashrut dan memaksakan kepada jemaat pengikut Mesias yang

baru bertobat, sehingga

menimbulkan ganguan

doktrinal.Demikian pula konteks 1 Timotius 4:3-4 dilatarbelakangi oleh nubuatan yang diterima Rasul Paul bahwa kelak jemaat Mesias akan diesatkan oleh

sekelompok orang yang

mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (1 Tim 4:1). Ciri-ciri penyesatan ini adalah: Pertama, melarang orang kawin

mawin. Kedua, melarang

makanan yang diciptakan oleh Tuhan, karena semua makanan itu baik, hal mana Rasul Paul menghubungkan hakikat segala

yang diciptakan YHWH,

termasuk hewan adalah baik dan tidak ada satupun yang diciptakan terkutuk (Kej 1:25).

Kelompok-kelompok bidat ini

membahayakan kehidupan jemaat

Mesias, karena mengalihkan

mereka dari Kasih Karunia Tuhan dan hanya berputar-putar dalam

persoalan lahiriah. mereka

melarang untuk melakukan

pernikahan, sesuatu yang

seharusnya dilakukan oleh semua umat manusia karena itu adalah

natur yang telah ditetapkan

YHWH, dimana manusia harus melakukan reproduksi biologis (Kej 1:28).

Baik 1 Timotius 4:3-4 maupun Roma 14:14,20, tidak ditujukan

pada persoalan Imamat 11

khususnya dan tidak pula

ditujukan bagi mereka yang hendak mengajarkan nilai dan

relevansi Imamat 11 dalam

(11)

dipersalahkan adalah sikap menghakimi dan terfokus pada makanan sebagai alat pengukur keimanan seseorang yang baru bertobat.

Gaya Hidup Mesias dan Gaya Hidup Kekristenan Modern

Kita kerap mendengar lantunan lagu-lagu Kristiani dan bahkan kita selalu menyanyikannya al, “Kumau seperti-Mu Yesus...”, “Jalan serta Yesus, jalan serta -Nya setiap hari...”, “Saya mau iring Yesus...”. Ungkapan syair -syair lagu di atas memberikan gambaran, dorongan agar meniru Yesus. Namun semua syair lagu dan pemahaman kita terkadang masih berkutat dalam pengertian perilaku moral belaka. Namun

bagaimana dengan fakta

Kekristenan modern mengenai

gaya berpakaian? Bagaimana

dengan fakta gaya makan dan menu makan? Kebanyakan dari kita mempraktekan gaya hidup

khususnya dalam menyantap

makanan tanpa adanya suatu pembatasan dan pemilahan mana yang tahor dan mana yang tame.

Semua diperbolehkan. Alasan utama, Yesus telah menghapus dosa dan membatalkan Torah termasuk aturan makanan yang diatur dalam Torah. Sikap-sikap demikian semakin menguatkan kesan dan prasangka bahwa

Kekristenan tidak memiliki

syariat terkait makanan. Semua diperbolehkan.

Yesus telah mengatakan dalam Yohanes 13:15 sbb: “sebab Aku

telah memberikan suatu teladan

kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu”. Rasul Petrus (Kefa) pun menegaskan hal yang sama dalam suratnya sbb: “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena (Mesias) pun telah menderita untuk kamu dan

(12)

bagimu, supaya kamu mengikuti

dipergunakan kata Yunani

υπογραμμον (hupogrammos) dan

diterjemahkan dalam bahasa

Ibrani menjadi תפומ (mofet) yang

artinya “contoh”. Berarti Mesias Yesus telah meninggalkan bagi kita suatu contoh.

Baik Mesias Yesus maupun Rasul Petrus menekankan bahwa

contoh atau teladan yang

ditinggalkan Yesus Sang Mesias harus dilakukan. Kalimat “supaya

kamu mengikuti jejak-Nya”

dalam terjemahan berbahasa

Ibrani, “Wayehi lakem lemofet

laleket beiqqvotaiw”. Kata

laleket berasal dari kata halak

yang artinya “berjalan”. Dalam

terjemahan Peshitta Aramaik

diterjemahkan dengan tahalakon.

Berdasarkan pemahaman bahasa di atas, maka sebagai Pengikut

Mesias (apapun namanya,

Orthodox, Katholik, Kristen,

Mesianik) kita harus menjalankan

dan melaksanakan Halakah

Mesias dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain kita menjalankan dan melaksanakan Syariat Al Masih dalam kehidupan sehari-hari.

Namun apakah Yesus hanya

meninggalkan teladan moral

belaka? Apakah Yesus tidak

meninggalkan teladan-teladan

lainnya terkait masalah gaya

hidup dalam mengonsumsi

makanan yang menyehatkan atau makanan yang telah dipisahkan

sebagaimana diatur dalam

Imamat 11? Baru-baru ini saya membeli sebuah buku yang sangat mencerahkan dengan judul “Menu Makan Yesus”. Buku ini karya seorang dokter bernama Don ColberT, MD. Buku-buku yang beliau tulis al., “Walking in Divine Health”, “The Bible Cure Booklet Series”. Dan buku yang

diterjemahkan oleh penerbit

Kalam Hidup Bandung 2007

merupakan terjemahan dari

(13)

Apa yang menarik dari buku ini? Buku ini mengulas fakta-fakta biblikal mengenai gaya hidup sehat yang dijalankan Yesus yang berkorespon dengan fakta-fakta ilmiah modern. Dalam kata

pendahuluannya, beliau

mengatakan sbb: “Kita ingin

menaati ajaran-ajaran Yesus tentang penggunaan waktu, talenta dan sumber-sumber keuangan kita. Tetapi apakah kita ingin makan sama seperti menu makan Yesus? Mengapa tidak? Kita berusaha mengikuti Yesus di setiap bidang lain dalam kehidupan kita. Mengapa kita tidak mengikuti-Nya dalam

kebiasaan makan kita?”7

Berbicara mengenai memakan

daging babi (sesuatu yang

teramat digemari oleh sebagian besar penganut Kristiani dengan dalih yang menggelikan) beliau

memberikan ulasan sbb:

“Dewasa ini banyak orang

menyatakan bahwa daging babi 7 Don Colbert,MD., Menu Makan Yesus, Bandung: Kalam Hidup 2007, hal 8

(14)

umt manusia. Babi merupakan salah satu ciptaan yang benar-benar direncanakan Tuhan untuk menjadi pembersih racun dunia. Apa yang dikonsumsi oleh babi pada tahap tertentu merupakan hal yang tidak boleh dikonsumsi oleh kita. Memasak babi pada suhu 70 deracat C atau lebih dapat mematikan parasit-parasit tetapi perlu diperhatikan bahwa bagian tengah dari steik babi atau irisan daging babi harus dipanaskan sampai pada suhu ini, kalau tidak parasitnya tidak akan mati. Sering hal ini, tidak

dilakukan”8

Marilah kita mengikuti petunjuk Torah, karena gaya hidup Yesus

mengejawantahkan Torah.

Marilah kita mengikuti teladan

Yesus, bukan hanya dalam

perihal moralitas dan sikap

religius melainkan gaya hidup dalam hal makan makanan yang dikonsumsi oleh Yesus Sang Mesias, teladan sempurna kita.

8

(15)

INDONESIAN JUDEOCHRISTIANITY INSTITUTE

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) adalah organisasi yang didirikan dengan maksud dan tujuan sbb:

1. Menghadirkan Kekristenan dengan corak Semitik Yudaik sebagai

akar historisnya. Corak Semitik Yudaik tersebut dijabarkan dalam Pokok Keimanan (Akidah/Emunah) dan Tata Peribadatan (Ibadah/Avodah) serta Perilaku Hidup (Akhlaq/Halakah)

2. Mengisi kesenjangan materi terkait Yudaisme sebagai akar

Kekristenan awal, dalam berbagai kajian dan kurikulum Teologi

3. Melakukan berbagai kajian kritis dan teologis terhadap Kitab Suci

dengan pola pikir Ibrani

4. Menghadirkan penafsiran baru terhadap Torah dan relevansinya

terhadap Kekristenan masa kini

5. Melakukan kajian-kajian mengenai hubungan Kekristenan awal

dengan kebudayaan Semitik

(16)

7. Membantu pemerintah dalam pembangunan mental dan spiritual bangsa dalam rangka pembinaan manusia Indonesia seutuhnya

Sebelumnya organisasi ini bernama Forum Studi Mesianika (FSM). Berdasarkan rapat anggota yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juli 2012 lalu, maka Forum Studi Mesianika (FSM) berganti nama menjadi Indonesian Judeochristianity Institute (IJI).

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) bekerjasama dan berafiliasi dengan Hebraic Root Teaching Institute (HRTI) yang berdomisili di Afrika Selatan dengan pimpinan Prof. Liebenberg.

Salah satu usaha untuk mencapai beberapa tujuan di atas diantaranya adalah menerbitkan buletin berkala sebagai wujud komunikasi dan pembelajaran anggota IJI.

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI)

Email: derekhatov@gmail.com

Website: www.messianic-indonesia.com (www.hrti.co.za)

Facebook:Messianic Indonesia (Indonesian Judeochristianity Institute)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengawali bikin sabun cair cukup mudah dengan mengetahui sifat dan fungsi masing-masing bahan sabun cair dan cukup dengan modal awal 100.000 rupiah bisa

2 Tugas : menyelenggarakan program keuangan dalam arti melaksanakan penyusunan anggaran, pembukuan, akuntansi dan verifikasi, pertanggungjawaban dan laporan keuangan serta

Berdasarkan uraian di atas, maka terlihat bahwa aktivitas promosi tersebut sangat berpengaruh terhadap jumlah pendapatan bagi hasil musyarakah yang akan mempengaruhi laba

Dalam keterangan yang disampaikan dalam keterbukaan informasi di situs resmi Bursa Efek Indonesia, Selasa (11/7), Direktur Rajawali Capital International Abed Nego

Oleh karena itu, pembangunan berwawasan ekoteologi merupakan jalan masuk untuk merevolusi sikap mental dan pandangan hidup untuk menjadi manusia yang berdayaguna dalam

Tahapan pemilihan dilakukan untuk menentukan relay terbaik (best relay) adalah berdasarkan nilai SNR yang diukur dari daya transmisi berbanding dengan jarak dari

Perlakuan ekstrak jambu biji memberikan pengaruh yang paling baik terhadap tinggi planlet dan jumlah anakan dibandingkan dengan perlakuan kontrol, ekstrak melon,

cabang ilmu dan/atau rumpun ilmu yang dibina program studi yang akan diakreditasi diperlukan kajian yang komprehensif mencakup jumlah program studi yang masuk dalam cabang