• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kesehatan dan Pemupukan Tanaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Kesehatan dan Pemupukan Tanaman"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRATIKUM

KESUBURAN DAN PEMUPUKAN TANAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah : Kesuburan Dan Pemupukan Tanah

Disusun Oleh :

Probo Laksono 140310202 Kelas :

AET – 5 Kelompok : 1

PROGARAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2015/2016

(2)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan suatu sistem yang ada dalam suatu keseimbangan dinamis dengan lingkungannya (lingkungan hidup atau lingkungan lainnya). Tanah tersusun atas lima komponen yaitu partikel mineral berupa fraksi an-organik hasil perombakan bahan-bahan batuan yang terdapat di permukaan bumi; bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang; air; udara tanah; dan kehidupan jasad renik. Tanah memegang peranan vital bagi semua kehidupan makhluk hidup karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan unsur hara dan air serta sebagai penopang akar tumbuhan. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga sebagai habitat hidup berbagai organisme. Selain itu dari segi klimatologi tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah itu sendiri bisa tererosi.

Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Seluruh sistem bumi berinteraksi di dalam tanah, yang tersusun dari materi organik tak terlarut yang dihasilkan oleh pelapukan dan penghancuran batuan, mineral, dan sedimen; bahan makanan digunakan oleh tumbuh-tumbuhan; bermacam-macam materi organik, organisme baik hidup maupun mati, udara dan gas-gas lain serta air.

(3)

Sebagian besar tanah digunakan sebagai lahan pertanian sehingga dilihat dari sudut pertanian pengertian tanah adalah sebagai alat produksi yang dapat menghasilkan berbagai produk pertanian. Pada tanaman tanah mempunyai pengaruh dalam menyediakan unsur-unsur hara, mineral-mineral dan bahan-bahan organik yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Tanah juga merupakan tempat tumbuhnya tanaman yang berperan penting dalam menopang tanaman. Tanah diolah menjadi subur atau ingin dibuat seperti apa dilakukan untuk mempengaruhi tumbuhan.

Jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di beberapa tempat, jagung merupakan bahan makanan pokok utama pengganti beras atau sebagai campuarn beras. Dari segi pengelolaan, keuntungan bertanam jagung adalah kemudahan dalam budidaya. Tanaman jagung merupakan tanaman yang tidak memerlukan perawatan yang intensif dan dapat ditanam hampir disemua jenis tanah. Resiko kegagalan bertanam jagung umumnya sangat kecil dibandingkan tanaman palawija lainnya.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan kami melakukan praktikum kesuburan dan pemupukan tanah ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman jagung berdasarkan perbedaan pengaplikasian pupuk.

2. Untuk mengetahui reaksi tanah/drajat kemasaman atau kebasaan tanah (pH)

3. Untuk mengetahui kadar air suatu tanah yang telah diambil

4. Untuk menentukan banyaknya kadar bahan organik suatu tanah yang telah diambil

BAB II

(4)

2.1 Tanaman Jagung

Jagung termasuk tanaman yang familiar bagi sebagian masyarakat Indonesia. Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan, di beberapa tempat, jagung merupakan bahan makanan pokok utama pengganti beras atau sebagai campuran beras. Sebagai tanaman serelia, jagung bisa tumbuh hampir di seluruh dunia. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Sebagai salah satu sumber bahan pangan, jagung telah menjadi komoditas utama setelah beras. Selain sebagai bahan pangan, jagung juga dikenal sebagai salah satu bahan pakan ternak dan industri.

Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.. Secara umum, klasifikasi tanamn jagung sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Monocotyledonae (berkeping satu)

Ordo : Graminae (rumput-rumputan)

Famili : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

(5)

termsuk tanaman biji berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 meter meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 meter. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian yang membantu menyangga tegaknya tanaman.( Anonim a, 2012)

2.2 Deskripsi Pupuk

2.2.1 Pupuk Organik

Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan sisa-sisa

makhluk hidup seperti tanaman, hewan dan manusia, serta kotoran hewan. Pupuk

Organik umumnya lebih unggul dibandingkan pupuk anorganik karena beberapa hal

sebagai berikut:

- Memperbaiki struktur tanah. Bahan organik dapat mengikat butir-butir tanah menjadi

butiran yang lebih besar dan remah sehingga tanah menjadi lebih gembur.

- Menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik dapat mengikat air lebih

banyak dan lebih lama.

- Menaikkan kondsi kehidupan di dalam tanah. Jasad renik dalam tanah amat berperan

dalam perubahan bahan organik. Dengan adanya pupuk organik, jasad renik tersebut

aktif menguraikannya sehingga pupuk organik mudah diserap tanaman.

- Sumber makanan bagi tanaman. Walaupun dalam jumlah sedikit, pupuk organik

mengandung unsur yang lengkap (Prihmantoro, 2001).

2.3 Reaksi Tanah (pH)

Air bersifat netral karena konsentrasi H+ dan OH+ yang sama. Pada

keadaan nbetral, pH adalah 7. Suatu ukuran skala pH digunakan untuk memudahkan menyatakan konsentrasi H+ yang sangat kecil di dalam air maupun

(6)

tanah, tetapi sejumlah kation yang cukup besar mengalami disosiasi dari permukaan perukaran kation yang terdapat dalam larutan dimana kation itu siap untuk digunakan tanaman. Pada disosiasi, basa yang dapat dipertukarkan menyebabkan terjadinya hidrolisis sehingga dihasilkan ion-ion OH- ( Foth, 1994).

Pengukuran pH tanah di lapangan dengan prinsip kalori meter dengan menggunakan indicator (larutan, kertas lakmus), yang menunjukkan warna tertentu pada pH berbeda. Kesalahan pengukuran dapat terjadi antara 0,1 – 0,5 unit pH atau bahkan lebih besar karena pengaruh pengenceran dan faktor-faktor lain. Untuk mengukur pH basa kuat di lapangan, indikator fenolptalin yang tidak berwarna sangat bermanfaat karena akan berubah menjadi ungu sampai merah pada pH 8,3 – 10. Kondisi yang sama pada pengukuran pH di lapangan pada kondisi luar biasa asam dihunakan indikator Brom Cresol Green (0,1 gram dilarutkan pada 250 ml 0,006N NaOH) yang berubah dari hijau sampai kuning pada pH 5,3 dan yang lebih rendah dari pada 3,8. Untuk mengetahui pH tanah di lapangan, secara umum dapat digunakan indikator universal / campuran (Mohr, 1972).

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion hydrogen H+ di

dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka semakin masam

tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-,

yang jumlahnya berbanding terbalik dengan oin H+. pada tanah-tanah yang masam

ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedangkan pada tanah alkalis kandungan ion

OH- lebih tinggi daripada ion H+. bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah

bersifat netral yaitu mempunyai nilai pH 7. Kemasaman tanah terdapat pada daerah dengan curah hujan tinggi, sedangkan pengaruhnya sangat besar dapa tanaman, sehingga kemasaman tanah harus diperhatikan karena merupakan sifat tanah yang sangat penting (Syaifuddin Syarief H.F, 1998)

(7)

Air dalam tanah menurut jumlah dan keadaanya dibagi kedalam tiga keadaan yaitu;

 Air adhesi

 Air higrokopis

 Air kapiler

Air tanah seperti fase cairan mengisi sebagian atau seluruh rongga-rongga yang terdapat dalam butir-butir tanah atau di dalam agregat tanah, yaitu merupakan larutan dan berbagai senyawa dan garam yang biasa larut dalam tanah

(Henry,Foth;1994)

Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanah hampir seluruhnya berasal dari udara dan atau atmosfer terutama didaerah tropis air hujan itu dapat mrembes ke dalam tanah yang disebut infiltrasi. Sedangkan sisanya mengalir di permukaan tanah sebagai aliran permukaan tanah (run off). Air

infiltrasi tadi bila dalam jumlah banyak dan terus merembes kedalam tanah secara vertical dan meninggalkan daerahnya perakaranya yang disebut perkolasi, yang akhirnya sampai pada lapisan yang kedap air yang kemudian ekumpul disitu menhjadi air tanah atau sering disebut ground water. Mengetahui banyaknya air di dalam tanah yang tersedia bagi tanaman adalah penting sekali terutama dalam hal penentuan pemberian air pada tanaman atau pengairan tanaman agar supaya tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan air (Poewidodo;1991)

2.5 Bahan Organik Tanah

(8)

tanah, sumbernya juga berasal dari pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos, serta pupuk hayati (inokulan). Bahan organik berperan secara fisik, kimia, dan biologi ( Hanafiah, 2005).

Bahan organik tanah sangat berperan dalam hal memperbaiki sifat fisik tanah, meningkatkan aktivitas biologis tanah, serta untuk meningkatkan

ketersediaan hara bagi tanaman. Bahan organik itu sendiri merupakan bahan yang penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat yang tiada taranya. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) berasal dari bahan organik. Bahan organik juga merupakan sumber energi dari sebagian besar organisme tanah. Sumber bahan organik adalah jaringan tanaman (sumber sekunder). Kadar bahan organik tanah dipengaruhi oleh kedalaman, iklim, drainase dan pengolahan dari tanah tersebut. Bahan organik ditentukan kadarnya oleh para peneliti tanah melalui penetapan jumlah unsure karbon organiknya (Hakim dkk,1986).

Lapisan atas profil tanah biasanya cukup banyak mengandung bahan organik dan biasanya berwarna gelap karena penimbunan (akumulasi bahan organik tersebut). Lapisan dengan ciri demikian sudah umum dianggap sebagai daerah (zone) utama penimbunan lahan organik yang disebut tanah atas atau tanah olah. Sub soil adalah tanah dibagian bawahnya, yang mengalami cukup

pelapukan, mengandung sedikit bahan organik. Lapisan organik yang berlainan itu terutama dalam tanah yang sudah mengalami pelapukan di daerah lermbah

( Buckman, 1982).

(9)

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Kegiatan praktikum Kesuburan dan Pemupukan Tanah dilakukan mulai tanggal 17 Oktober-12 Desember 2015 setiap hari Sabtu pada pukul 08.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan yang digunakan

 Alat yang digunakan untuk pengolahan tanah dan penanaman : o Cangkul dan Parang

 Alat yang digunakan untuk pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun : o Penggaris

 Alat yang digunakan untuk mengukur pH : o Beaker glass, pH meter, dan Gelas ukur

 Alat yang digunakan untuk mengukur kadar air tanah : o Cawan alumunium, Timbangan analitik, dan Oven  Alat yang digunakan untuk mengukur bahan organik tanah :

o Timbangan analitik, pipet volume, erlenmeyer, gelas ukur, dan buret

Bahan yang digunakan untuk penanaman : o Benih tanaman jagung

 Bahan yang digunakan untuk pemupukan : o Pupuk organik sapi, kambing, dan ayam

 Bahan yang digunakan untuk mengukur reaksi tanah (pH) o Sampel tanah kering angin dan aquades

 Bahan yang digunakan untuk menghitung kadar air tanah o Sampel tanah kering angin

 Bahan yang digunakan untuk menghitung bahan organik tanah

o K2Cr2O71N, aquades, dhiphenilamin, H2SO4 pekat, H3PO7 85%, dan

FeSO4

3.3 Langkah Kerja

Pengolahan Tanah

(10)

lubang dengan kedalaman 20 cm dan jarak antar lubang 30-50 cm. Diamkan lubang tanam tersebut selama 1 minggu.

Pemupukan

Campurkan masing-masing pupuk organik ke dalam lubang tanam sesuai dengan perlakuan dan inkubasi selama 1 minggu dan selama inkubasi setiap hari disiram sampai kapasitas lapang supaya kelembabannya terjaga

.

Penanaman dan Perawatan

Benih jagung ditanam sebanyak dua buah benih di setiap lubangnya. Perawatan dilakukan setiap hari, yaitu penyiraman, penggemburan tanah serta pengendalian gulma.

Pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman jagung

Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris setiap minggu. Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai dengan ujung daun tertinggi. Jumlah daun dihitung secara manual, daun yang dihitung adalah daun yang sudah tidak menggulung lagi helaian daunnya, kemudian catat hasilnya.

Pengukuran pH tanaman

Timbang sampel tanah kering angin sebanyak 10 g kemudian masukkan ke dalam beaker glass dan tambahkan 25 ml aquades. Kocok selama 30 menit , kemudian ukur larutan tersebut menggunakan pH meter, kemudian catat hasilnya.

Menghitung kadar air tanah

Terlebih dahulu timbang berat cawan yang digunakan, kemudian timbang 10 g tanah kering angin dan masukkan ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Keringkan contoh tanah tersebut di dalam oven pada suhu 105°C sampai bobotnya tetap. Dinginkan cawan tersebut untuk mencapai suhu ruangan. Kemudian hitung kadar air tanah tersebut dan catat hasilnya.

(11)

Timbang tanah kering angin sebangak 0,1 g kemudian masukkan ke dalam erlenmayer. Kemudian, sampel tanah tersebut dibawa ke ruang asam dan tambahkan K2Cr2O7 sebanyak 1 ml, setelah itu tambahkan H2SO4 sebanyak 2 ml.

Kemudian guncangkan selama 1 menit hingga dingin. Setelah diguncang, tambahkan aquades 20 ml guncangkan selama 1 menit. Kemudian tambahkan H2PO7 (asam pospat) 1 ml dan guncangkan selama 1 menit. Kemudian tambahkan

dhiphenelamin sebanyak 6 tetes kemudian titrasi menggunakan sampai terjadi perubahan warna menjadi hijau.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perbedaan Pertumbuhan Tanaman Jagung Berdasarkan Perbedaan Pengaplikasian Pupuk

(12)

yaitu berselang seling. Prosedur pengambilan contoh tanah sistem zig-zag ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan titik-titik yang akan digunakan sebagai tempat pengambilan contoh tanah secara zig-zag.

2. Titik yang kami tentukan berjumlah 4 titik.

3. Tiap titik pengambilan contoh dianggap paling mewakili contoh individual

4. Kemudian gali dan ambil contoh tanah dari setiap titik dan masukkan ke dalam kantong plastik untuk selanjutnya dikering anginka n.

Seharusnya, kami membuat bedengan untuk praktikum kali ini, namun karena lapisan olah tanah yang dangkal dan banyaknya bebatuan karang di sekitar lahan yang kami olah, akhirnya kami membuat lubang tanam untuk praktikum kali ini. Lubang yang kami terbagi menjadi 8 baris, di dalam 1 baris terdapat 6 lubang dengan ke dalaman 20 cm dan jarak antar lubang 30 cm sedangkan jarak antar baris 50 cm.

Pengaplikasian pupuk pada tiap baris berbeda-beda. Baris 1 tidak menggunakan pupuk diberi nama D0, baris 2 dan 3 menggunakan pupuk kandang ayam diberi nama D1, baris 4 dan 5 menggunakan pupuk kandang kambing diberi nama D2, baris 6 dan 7 menggunakan pupuk kandang sapi diberi nama D3.

Kemudian kami melakukan penanaman benih jagung, benih di tanam sebanyak 2 benih setiap lubang. Kami melakukan penyiraman setiap harinya dan melakukan pengukuran setiap hari Sabtu sebanyak 3 kali. Tanaman yang kami ukur sebanyak 3 sampel setiap 2 barisan penggunaan pupuk yang berbeda. Dari hasil pengukuran diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Tinggi tanaman jagung tanpa pengaplikasian pupuk (D0)

Hari Ke

Tinggi Tanaman (cm)

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Rata-rata

7 6 8 7 7

14 28,5 23,5 35,5 29,16

21 33 43 40 38,66

Tabel 2. Tinggi tanaman jagung dengan aplikasi pupuk kandang ayam (D1)

Hari Ke

Tinggi Tanaman (cm)

(13)

7 8 8 9 8,33

14 34 33 34 33,66

21 50 47 45 47,33

Tabel 3. Tinggi tanaman jagung dengan aplikasi pupuk kandang kambing (D2)

Hari Ke

Tinggi Tanaman (cm)

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Rata-rata

7 10 11 12 11

14 36,5 38 40 38,16

21 50 52 48,5 50,16

Tabel 4. Tinggi tanaman jagung dengan aplikasi pupuk kandang lembu (D3)

Hari Ke

Tinggi Tanaman (cm)

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Rata-rata

7 8 11 8 9

14 28 37 47 37,33

21 37,5 48 63 49,5

Tabel 5. Jumlah daun tanaman jagung tanpa aplikasi pupuk (D0)

Hari Ke

Jumlah Daun (helai)

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Rata-rata

7 2 2 2 2

14 4 4 5 4,3

21 4 4 5 4,3

Tabel 6. Jumlah daun tanaman jagung dengan aplikasi pupuk kandang ayam (D1)

Hari Ke

Jumlah Daun (helai)

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Rata-rata

7 2 2 2 2

14 4 4 5 4,3

21 6 6 5 5,6

Tabel 7. Jumlah daun tanaman jagung dengan aplikasi pupuk kandang kambing (D2)

Hari Ke

Jumlah Daun (helai)

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Rata-rata

(14)

14 4 4 5 4,3

21 4 4 6 4,6

Tabel 8. Jumlah daun tanaman jagung dengan aplikasi pupuk kandang lembu (D3)

Hari Ke

Jumlah Daun (helai)

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Rata-rata

7 2 2 2 2

14 4 4 5 4,3

21 4 6 6 5,3

Dari hasil pengukuran, menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kombinasi kandang ayam + KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Hal ini dapat dilihat pada tabel tinggi tanaman yaitu pada setiap tabel . Perlakuan pupuk kombinasi kandang sapi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman, akan tetapi tidak sebagus kombinasi pupuk kandang kambing

Berdasarkan penelitian Widodo (2008:05), pupuk kandang atau kotoran ternak ayam kaya akan kandungan nitrogen (N) organik. Selain itu, kotoran ayam juga sangat berperan penting untuk memperbaiki sifat biologis, fisik dan kimia tanah secara alami. Kotoran ayam tersebut akan diuraikan oleh mikroba pengurai yang ada di dalam tanah secara alami baik unsur hara makro maupun mikro menjadi bahan organik tanah sebagai sumber makanan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Adapun manfaat yang diperoleh dari penggunaan kotoran ayam dapat menyediakan beberapa unsur hara makro dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, Ca, Mg, dan Si. Selain menyuplai beberapa unsur hara, kotoran ayam memiliki kemampuan kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Selain itu, kotoran ayam dapat membentuk senyawa kompleks yang bereaksi dengan ion logam yang mampu menyingkirkan ion-ion logam yang mampu menghambat pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, pertumbuhan tanaman jagung pada D1 bagus. Hal tersebut juga terjadi dengan pertumbuhan tanaman pada D2 dan D3.

(15)

Gambar 1. Kandungan unsur hara pada pupuk kandang atau kotoran hewan (organik)

4.2 Reaksi Tanah (pH)

(16)

Gambar 2. Gambar pH tanah

Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah 5,6-7,5. Pada tanah yang memiliki pH kurang dari 5,5, tanaman jagung tidak dapat tumbuh maksimal karena keracunan ion alumunium. (Purwono dan Hartono, 2005). Sedangkan tanah yang kita gunakan untuk praktikum ini memiliki pH 7,90, sehingga tidak cocok untuk pertumbuhan tanaman jagung.

Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah larut dalam air. Drajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur alumunium (Al) sedangkan pada tanah basa banyak ditemukan unsur Na (Natrium) dan Mo ( Molibdenum). Sehingga pada percobaan atau praktikum kali ini, unsur hara yang ada di dalam tanah tidak mudah diserap oleh tanaman karena memiliki pH tanah 7,93 dan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu.

4.3 Kadar Air Tanah

Untuk mengetahui kadar air tanah dilakukan cara sebagai berikut:

Diketahui :

 Berat cawan : 3,08 g  Sampel tanah : 10 g

 Berat cawan + tanah kering angin : 13,08 g  Berat cawan + tanah kering oven : 12,72 g

Perhitungan :

 Bobot Air

= (berat cawan+tanah kering angin) – (berat cawan+tanah kering oven) = 13,08 g – 12,72 g

= 0,36 g

 Bobot Tanah Kering Oven

= (berat cawan + tanah kering oven) – berat cawan = 12,72 g – 3,08 g

= 9,64 g

(17)

= Bobot air

Bobot tanahkering oven x100

= 0,369,64x100 = 3,73 %

Berdasarkan perhitungan kadar air tanah yang dilakukan diporelah kadar air sampel tanah adalah 3,73 %. Hal ini menunjukkan kadar air yang terdapat di sampel tanah tersebut rendah.

4.4 Bahan Organik Tanah

Bahan organik adalah hasil dekomposisi dari organisme yang hidup tersusun dari campuran polisakarida, lignin, serta protein, dan bahan organik yang berasal dari batuan dan mineral. Bahan organik tanah biasanya berbentuk humus yaitu sisa-sisa makhluk hidup yang tidak melapuk sempurna.

Bahan organik berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Berupa pengaruh secara fisik, kimia dan biologi tanah. Sumber bahan organik terdiri dari sumber primer yang diperoleh dari jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, bungan, dan buah. Jaringan akan mengalami proses dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah tanah. Sumber skunder berasal dari hewan. Dalam kegiatannya, hewan terlebih dahulu harus menggunakan bahan organik tanaman, setelah itu baru cacing menyambung bahan organik melalui hasil pembuangan kotorannya. Untuk menghitung kadar bahan organik tanah dilakukan melalui perhitungan sebagai berikut:

Diketahui:

 Hasil titrasi blanko = 9,8  Hasil titrasi sampel = 7,5  Kadar Air = 3,73 %  Berat tanah (W) = 0,1 g

 FM = 100

(18)

Perhitungan:

 % C- Organik =

(ml blanko – mr sampel)×3

ml blanko W

× FM

=

(9,87,5)×3 9,8 0,1

× 100

100−3,73

= 6,998 × 100

96,27 = 0,07 × 1,03 = 0,07%

 (BO) = 1,724 x 0,07

= 0,12%

(19)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tanaman yang menggunakan pupuk kandang kambing dan lembu memiliki pertumbuhan yang paling bagus dibandingkan dengan tanaman dengan percobaan pupuk kandang ayam dan tidak memakai pupuk. Pertumbuhan tanaman yang tidak baik ini disebabkan juga oleh beberapa faktor seperti lapisan olah yang banyak terdapat batu karang sehingga sistem perakaran pada tanaman tidak berkembang dengan baik dan kesulitan menyerap unsur hara.

pH tanah pada tanah ini juga tergolong basa yaitu 7,93 sehingga unsur hara kurang tersedia bagi tanaman dan pH basa juga tidak cocok untuk tanaman jagung yang cocok tumbuh pada tanah dengan pH 5,6-7,5.

Selain itu, kandungan bahan organik dalam tanahnya juga rendah sehingga tanaman kekurangan unsur hara yaitu 0,12 %.

(20)

Seharusnya jadwal penyiraman dilakukan bergantian untuk setiap anggota kelompok, karena akan mengganggu yang namanya aktifitas kegiatan lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, Febri. 2015. Laporan Akhir Kesuburan Tanah. ( http://febri-bebek.blogspot.co.id/2015/05/laporan-akhir-kesuburan-tanah.html). Diakses pada tanggal 29 Desember 2015.

Saipol. 2012.

penetapan %C-organik.

(http://saipol-book.blogspot.co.id/2012/05 /penetapan-c-organik.html). Diakses pada tanggal 29 Desember 2015

Gambar

Tabel 1. Tinggi tanaman jagung tanpa pengaplikasian pupuk (D0)
Tabel 3. Tinggi tanaman jagung dengan aplikasi pupuk kandang kambing (D2)
Tabel 8. Jumlah daun tanaman jagung dengan aplikasi pupuk kandang lembu (D3)
Gambar  1. Kandungan unsur hara pada pupuk kandang atau kotoran hewan

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.7 Swimlane Diagram Perencanaan Proyek Usulan.. Owner membuat SPK untuk perusahaan pemenang tender setelah terjadi kesepakatan kerja sama antara owner dan

mengungkapkan bahwa, wanuwa seperti itu sangat erat kaitannya dengan geografis sebagai otoritas wilayah suatu wanuwa dengan wanuwa yang lain; hal itu dilatarbelakangi oleh

Berdasarkan hasil uji reabilitas menunjukkan bahwa masing-masing nilai Cronbach Alpha pada setiap variabel lebih besar dari 0,60 yakni kecanduan internet sebesar 0,906,

Ketiga, karapan sapi, pakaian adat Madura, Bahasa Madura merupakan kearifan lokal budaya Madura, dalam iklan ini ditampilkan secara lengkap terlihat dalam scene

HIBAH/ PHLN - Penguatan legislasi/kebijakan Program P2PML - Penerapan strategi pendekatan keluarga dalam kegiatan P2PML - Penguatan upaya dan penyediaan

2. menggantikan lahan pertanian beririgasi dan padang rumput yang mendominasi daerah pesisir menjadi masing-masing hutan rawa dan daerah bervegetasi jarang pada kawasan

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan

Sebagai langkah untuk mendalami kajian mengenai penawaran rumah kedai di skim perumahan kawasan Skudai ataupun memantapkan lagi penggunaan hasil kajian ini, kajian lanjutan