• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS KELOMPOK DESKRIPSI PANCASILA SEBAG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS KELOMPOK DESKRIPSI PANCASILA SEBAG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK

DESKRIPSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan yang diampu oleh : MUTIA RARAS RESPATI SH, M.M

Disusun oleh :

Abimayu Raihan Al-Qushwa 021117287

M. Dimas Prakarsa 021117257

Risma Widiana 021117263

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAKUAN

(2)

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

Ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep, pengertian dasar,cita-cita: dan “logos yang berarti ilmu kata idea berasal dari kata bahasa yunani ‘eidos’. yang artinya bentuk.’ Di samping itu ada kata ‘idein’ yang artinya ‘melihat’. Maka secara harafiah, ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, ‘idea’ disamakan artinya dengan ‘cita-cita’. Cita-cita yang di maksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas suatu landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan’pula. Dengan demikian ideology mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita.

Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta religius yang terdafat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk Negara, dengan lain perkataan unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan karusa materialis (asal bahan) pancasila.

Unsur-unsur pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri Negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar Negara dan ideologi bangsa dan Negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil idiologi dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komperhensif. Oleh karena ciri khas pancasila itu maka memiliki kesesuian dengan bangsa Indonesia.

Bilamana ditelurusi secara historis istilah idiologi pertama kali dipakai dan dikemukakan oleh seorang Perancis yang bernama Destutt de Trady pada tahun 1976. Seperti halnya Lebiniz, de Tracy mempunyai cita-cita untuk membangun system pengetahuan. Apabila Lebniz menyebutkan impiannya sebgai “one great system of truth”, dimana tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, maka de Tracy menyebutkan ‘idelogi’, yaitu ‘sciencie of truth”’ di mana tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, maka de Tracy

(3)

mencemoohkannya sebgai suatu khayalan belaka, yang tidak akan menemukan kenyataan (pranarka, 1987).

Perhatian kepada konsep ideology menjadi berkembang lagi anatara lain karena pengaruh Kari Marx. Ideologi menjadi vokabuler penting di dalam pemikiran politik maupun ekonomi. Kari Marx mengartikan ideology sebagai sebagai pandangan hidup yang dikembangan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas social tertentu dalam bidang politik atau social ekonomi. Dalam artian ini idelogi menjadi bagian dari apa yang disebut Uberbau atau suprastruktur (bangunan atas) yang didirikan di atas kekuatan-kekuatan yang memiliki faktor-faktor produksi yang menentukan coraknya, dan oleh karena itu kebenarannya bersifat relative, dan semata-mata benar hanya untuk golongan tertentu. Dengan demikian maka ideologi lalu merupakan keseluruhan ide yang relatif karena justru mencerminkan kekuatan lapisan.

Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakina, kepecayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut :

a. Bidang politik b. Bidang social c. Bidang kebudayaan

d. Bidan keagamaan (Seomargono : 8)

Maka ideologi Negara dalam arti cita-cita Negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau system kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri berikut :

a. Mampunyai derajad yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan. b. Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pandangan hidup,

pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan kepada generasi berikutnya (Noltonagoro,1975 :2,3)

a. Ideologi Dunia

1.) Liberalisme

Pada akhir abad ke-18 di Eropa terutama di Inggris terjadilah suatu revolusi dibidang ilmu pengetahuan kemudian berkembang ke arah revolusi teknologi dan industri. Perubahan tersebut membawa pula perubahan orientasi kehidupan masyarakat baik dalam bidang social, ekonomi, maupun politik.

(4)

Berpangkal dari dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya adalah sebagai mahluk individu yang bebas, manusia menurut paham liberlarisme sebagai prbadi yang utuh dan lengkap yang terlepas dari manusia lainnya. Manusia sebagai individu memiliki potensi dan senantiasa berjuang untuk kepentingan dirinya sendiri. Dalam pengertian inilah maka dalam kehidupan masyarakat bersama akan menyimpan potensi konflik, manusia akan menjadi ancaman bagi manusia lainnya yang menurut istilah hobbes disebut ‘homo himini lupus’,sehingga manusia harus membuat perlindungan bersama. Negara menurut liberalisme harus tetap menjamin kebebasan individu, Negara hakikatnya merupakan alat untuk mencapai tujuan individu dan dalam kepentingan inilah kemudian manusia secara bersama-sama menyelenggarakan dan mengatur Negara sebagai lembaga kemasyarakatan dan lembaga kemanusiaan.

2). Komunisme

Berbagai macam konsep dan paham sosialisme di dunia ini sebenarnya hanya komunismelah sebagai suatu paham yang paling jelas dan lengkap. Paham ini adalah sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis yang merupakan produk masyrakat liberal. Berkembangnya paham individualism liberalisme di barat berakibat munculnya masyarakat kapasitas menurut paham komunisme, mengakibatkan penderitaan raktyat. Komunisme muncul sebenarnya sebagai reaksi atas penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung oleh peremerintah.

Bertolak belakang dengan individualism capitalism, paham komunisme yang dicetuskan melalui pemikiran Kral Marx memandang bahwa hakikat kebebasan dan hak individu itu tidak ada. Ideologi komunisme mendasarkan pada suatu kenyakinan bahwa manusia pada hakitatnya adalah merupakan mahluk social saja. Manusia secara ontologis merupakan sekumpulan relasi, sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualitas.

3). Ideologi Keagamaan

Ideologi keagamaan pada hakikatnya memiliki perpektif dan tujuan yang berbeda dengan ideologi liberalisme dan komunisme sebenarnya sangatlah sulit untuk menentukan tipologi ideology keagamaan, karena sangat banyak dan beraneka ragamnya wujud, gerak dan tujuan dari ideology tersebut. Namun secara keseluruhan terdapat susatu ciri bahwa ideologi keagamaan senantiasa menduakan pemikiran, cita-cita serta moralnya pada suatu ajaran agama tertentu.

(5)

demikian ini menimbulkan praktek-pratek penindasan internasional terutama terhadap Negara-negara atau bangsa-bangsa kecil seperti palestina, bangsa Asia, Afrika dan bangsa lainnya. Lobi-lobi serta negosiasi politik tingkat internasional lazimnya sudah tidak mampu lagi membawa solusi yang demokratis, karena adanya Negara-negara yang memiliki hak veto di PBB.

Atas dasar kenyataan politik dunia yang demikian ini maka berbagai gerakan yang berbasis pada ideologi keagamaan, untuk melawan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan bangsa sau terhadp bangsa lainnya. Misalnya di Belfas Inggris maka muncullah gerakan Utara dan Selatan oleh tekanan Inggris maka muncullah gerakan tentara Republik Irlandia Utara yang berbasis pada idelogi nasma yang sebenarna sangat mulia kemudian disalahgunakan untuk tujuan-tujuan sempit, bahkan kadangkala dengan suatu kekerasan.

b. Ideologi Pancasila

Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesepakatan filosofis dan kesepakatan politis dari segenap elemen bangsa Indonesia dalam mendirikan Negara. Dapat juga diistilahkan bahwa Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kontrak social seluruh elemen bangsa Indonesia dalam mendirikan Negara. Kausa finalis atau tujuan pokok dirumuskannya seluruh aspek dalam penyelenggaraan Negara system nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Proses terjadinya Pancasila berbeda dengan idelogi-ideologi besar lainnya seperti liberalisme, komunisme, sosialisme dan lain sebagainy. Pancasila digali dan dikembangkan oleh para pendiri Negara dengan melalui pengamatam, pembahasan dan consensus yang cermat nilai-nilai Pancasila yang gersumber dari budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri disublimasikan menjadi suatu prinsip hidup kebangsaan dan kenegaraan bagi bangsa Indonesia. Berdasarkan proses kausalitas perumusan dan pembahasan Pancasila tersebut maka sumber materi yang merupakan nilai-nilai kultural dan religius, pada hakikatnya dari bangsa Indonesia sendiri. Dengan lain perkataan bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan kausa materialis

bagi Pancasila. Oleh karena itu terdapat kesesuaian secara korepondensi antara bangsa Indonesia dengan Pancasila sebagai suatu sistem nilai.

Berdasarkan proses kausalitas sebagai suatu kausa materialis nilai Pancasila telah dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu pada awalnya Pancasila adalah merupakan suatu pandangan hidup masyarakat, kemudian kondisi bangsa Indonesia yang dijajah berjuang untuk mewujudkan jati dirinya dan terformulisasi dalam suatu prinsip nilai yang konsisten dan konperhesif yaitu nilai-nilai Pancasila akhirnya atas dasar proses kausalitas tersebut maka Pancasila telah diakui keberadaanya dan dengan bangsa Indonesia sehingga akhirnya pancasila ditentukan sebagai dasar filsafat dan ideology bangsa dan Negara Indonesia.

(6)

dalam mewujudkan cita-cita bersama dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara ( yasril linza mahendra, 1999). Oleh karena itu ideology Pancasila bukannya untuk memperjuangkan kelas tententu atau golongfan tertentu. Ideology Pancasila secara ontologis berprinsip monopluralis atau majemuk tunggal yang bersumber pada kakikat manusia baik sebagai makhluk sosial. Bangsa Indonesia pada prinsip tersusun atas individu-individu, kelurga-keluarga,kelompok-kelompok, golongan-golongan, suku bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertntu yaitu tanah tumpah darah Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam, keseluruhannya itu merupakan suatu kesatuan integritaal baik lahir maupun batin (kaelan, 2001). Kesatuan integrital bangsa dan Negara Indonesia tersebut dipertegas dalam Pokok Pikiran peratama. “Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai individu dan mkhluk sosial. Dalam pengertian yang demikian ini maka manusia pada prinsipnya merupakan makhluk yang saling tergantung, sehingga hakikat manusia itu bukanlah total individu sebagaimana prinsip Negara liberal, namunjuga bukan merupakan total makhluk sosial yang merupakan pinsip Negara sosialis komunis. Relasi yang salng tergantung tersebut menunjukan bahwa manusia adalah merupakan suatu totalitas makhluk individu dan makhluk sosial. Adapun penjelmaan dalam wujud persekutuan hidup bersama adalah terwujud dalam suatu bangsa yaitu suatu kesatuan yang bersifat integralistik( Abdul kadir Besar, 1975).

Unsur-unsur pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri Negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar Negara dan ideology bangsa dan Negara Indonesia. Dengan demikian pancasila sebgai ideologi bangsa dan Negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bnagsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja, tang hanya memperjungkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komperhensif.

a. ideologi terbuka dan ideologi tertutup

ideologi sebagai suatu sistem pemikiran (system of thought), maka ideology terbuka itu merupakan suatu sistem pemikiran terbuka. Sedangkan ideology tertutup itu merupakan suatu sistem pemikiran tertutup.

Yang berlaku bagi ideology tertutup, tidak berlaku bagi ideology terbuka. Ciri khas ideology terbuka adalah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tiadak dipaksakan dari luar melainkan digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.

(7)

Pancasila sebagai Ideologi Reformatif, Dinamis Terbuka

Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup namun bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan sebagai ideologi Pancasila adalah bersifat actual, dinamis, antisifatif dan secara mampu menyesuiakan dengan perkembangan aspirasi masyarakat.

Hakikat kelima sila Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,kerakyatan dan keadilan. Nilai dasar tersebut adalah merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat internasional,sehingga dalam niali dasar tersebut terkandung cita-cita,tujuan serta nilai-nilai yang baik dan benar.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, idelogi didefinisikan sebgai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapatan yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideology juga berartikan sebagai cara berpikir seseorang atau suatu golongan. Ideology dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yangf merupakan satu program sosial politik (kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008, 517).

Sejarah konsep ideology dapat ditelusuri jauh sebelum istilah tersebut digunakan Destutt de Tracy pada penghujung abad kedelapanbelas. Tracy menyebut ideology sebagai science of ideas, yaitu suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional bagi masyarakat prancis.

Perlu diketahui selain warga Negara, penyelenggaraa Negara merupakan kunci penting bagi sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa sehingga aparatur Negara juga harus memahami dan melaksanakan Pancasila sebagai ideologi Negara secara konsisten. Magnis Suseno menegaskan bahw pelaksanaan suatu orientasi kehidupan konstitusional. Artinya, ideology pancasila dijabarkan ke dalam bebagai peraturan perundang-undangan. Ada beberapa unsur penting dalam kedudukan pancasila sebagai orientasi kehidupan konstitusional:

a. Kesediaan untuk saling menghargai dalam kekhasan masing-masing artinya adanya kesepakatan untuk bersama-sama membangun Negara Indonesia., tanpa dikriminasi sehingga ideology Pancasila menutup pintu unrk semua ideology ekslusif yang mau menyeragamkan masyarakat menurut gagasannya sendiri

b. Aktualisasi lima sila Pancasila, artinya sila-sila dilaksanakan dalam kehidupan bernegara sebagai berikut:

(8)

(2). Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab menjadi oprasional dalam jaminan hak-hak asasi manusia karena hal itu merupakan tolak ukur keberadaban serta solidaritas suatu bangsa terhadap setiap warga Negara.

(3). Sila Persatuan Indonesia menegaskan bahwa rasa cinta pada bangsa Indonesia tidak dilakukan dengan membangun hubungan timbal balik atas dasar kesamaan kedudukan dan tekad untuk menjalin kerjasmaa yang menjamin kesejahteraan dan martabat bangsa Indonesia.

(4). Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan berarti komitmen terhadap demokrasi yang waib disukseskan.

(5). Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia berati pengentasan kemiskinan dan diskriminasi tehadap minoritas dan kelompok-kelompok lemah perlu dihapus dari bumi Indonesia (magnis Suseno, 2011: 118—121).

(9)

Kata Pengantar

Puji syukur selalu kami panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kasih dan sayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada penyusun sehingga mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini di tulis sebagai mata kuliah PPKN.

Penyusun menyadari, dalam penulisan makalah ini masi ada kemungkinan kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusun, untuk itu, masukan yang bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk semakin membenih kekurangan.

(10)

Bogor, 09 Oktober 2017

DAFTAR PUSAKA

Oetojo Oesman dan Alfian (Eds). 1991. Pancasila Sebagai Ideologi dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: BP-7 Pusat, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Republik Indonesia 2016.

PROF. DR. H. KAELAN, M.S. DRS. H. ACHMAD ZUBAIDI, M.Si. (Eds). 2012. DOSEN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA. Penerbit “PARADIGMA” Yogyakarta. Berdasarkan SK DIRJEN DIKTI NO. 43/DIKTI/KEP/2006.

Referensi

Dokumen terkait

Karena dikhawatirkan pada akhirnya justru dai yang menjadi pemecah persatuan umat atau bahkan mengajak umat Islam ke jalan yang sesat.. Naudzubillah

Dari definisi di atas bahwa nilai- nilai sering digunakan secara sempit dalam kehidupan sehari-hari. Dari sini dapat diketahui bahwa istilah nilai mempunyai pegertian

[r]

sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Analisis statistik inferensial digunakan untuk menganalisis data hasil tes. kecerdasan numerik, kemampuan penalaran

Meskipun malaikat merupakan makhluk-makhluk suci yang tidak mengenal dosa, tetapi mereka tidak wajar menjadi khalifah, karena yang bertugas menyangkut sesuatu harus

Election Broadcasting Debates Commission tingkat nasional yang ada pada National Election Commission terdiri atas 11 anggota sementara Election Broadcasting

Kandungan Oksigen dalam logam las sebagai fungsi dari BI Fluks.. Hubungan antara ketangguhan dengan kandungan

Secara umum masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah dengan menggunakan media konkrit dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I