• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruang Lingkup Penyakit Gondok (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ruang Lingkup Penyakit Gondok (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Kelompok Mata Kuliah Isu Terkini Penyakit Non Menular

"Penyakit Gondok"

Disusun oleh:

Miranti 25010113140270

Karinta Ariani Setiaputri 25010113140272 Luluk Safura Priyandina 25010113130273

Ade Yuny Afriyanty 25010113130275

Fitriana Candra Dewi 25010113130276

Ziyaan Azdzahiy Bebe 25010113140277

Sabrilla Putri Gotama 25010113140278

Fina Khiliyatus Jannah 25010113140279

Ronna Atika Tsani 25010113130280

Bagas Satrio Priambudi 25010113140311

D 2013

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

A. Pengertian Penyakit Gondok

Penyakit gondok adalah pembengkakan atau benjolan besar pada leher bagian depan (pada tenggorokan) dan terjadi akibat pertumbuhan kelenjar gondok yang tidak normal. Kebanyakan penyakit gondok disebabkan oleh kekurangan yodium dalam makanan. (Werner,2010)

Pembesaran kelenjar gondok adalah kondisi tubuh kekurangan yodium di dalam makanan dalam jangka waktu yang lama. Pada wanita hamil, juga sering terjadi pembesaran kelenjar tiroid atau gondok, tetapi kondisi tersebut akan pulih dengan sendirinya sesudah melahirkan. Pembesaran kelenjar gondok ditandai dengan munculnya benjolan di tengah atas leher depan, di tempat kelenjar gondok/tiroid berada. Umumnya, penderita pembesaran kelenjar gondok mudah gugup dan jantung terasa berdebar-debar. (Gin Djing,2006)

B. Riwayat Alamiah Penyakit Gondok

Penyakit gondok banyak jenisnya; hipotiroid dan hipertiroid dimana perbedaannya telah dijelaskan di atas. Kesemua penyakit tersebut memiliki riwayat penyakit yang sama karena meski hormon yang diserang berbeda (T3 dan T4) namun secara skematis tahapan biosintesisnya sama.

Di bawah ini akan dijelaskan riwayat alamiah penyakit gondok: 1. Periode Patogenesis

a. Agen

i. Iodium

ii. Zat goitrogenik

(3)

bahan goitrogenik pada prinsipnya bekerja pada tempat yang berlainan dalam rantai proses pembentukan hormon tiroid, dapat dibagi atas dua macam yaitu (Soekatri, 2001) iii. Kurang Mengonsumsi iodium

b. Host

i. Dewasa (wanita hamil dan usia subur)

Kekurangan iodium bila terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran spontan, bayi lahir mati, bayi meninggal sebelum umur 1 tahun dan kemungkinan bayi menjadi kerdil saat dewasa.

ii. Anak-anak

Dari janin, neonatal, hingga usia remaja. c. Environment

i. Daerah pegunungan (tingkat iodium dalam tanah dan air sangat rendah)

ii. Ekonomi rendah

iii. Terdapat banyak sumber makanan mengandung zat goitrogenik

d. Preventif Primer

i. Penyuluhan, pendidikan kesehatan, khususnya mengenai menu dengan nutrisi seimbang dan kebutuhan tubuh terhadap iodium

ii. Nutrisi yang sesuai dengan standar tumbuh kembang seseorang

iii. Perbaikan standar ekonomi dengan pekerjaan yang sesuai iv. Pemeriksaan berkala:

1. Kondisi kesehatan: pada pencegahan gondok, dapat dilakukan pemeriksaan kadar iodium darah, sintesis TSH dan sintesis hormontiroid

(4)

makanan yang beragam agar masyarakat tidak selalu mengonsumsi makanan yang mengandung zat goitrogenik

v. Memberi perlindungan spesifik dengan cara: 1. Pemberian pil iodium dan minyak iodium 2. Penambahan iodium pada air

3. Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung zat goitrogenik

2. Periode patogenesis a. Subklinis

i. Iodium darah kurang dari normal (dapat di tes melalui urin) ii. Peningkatan produksi TSH (jumlah TSH dalam darah

meningkat)

iii. Penurunan sintesis hormon tiroid b. Klinis

i. Pembesaran kelenjar tiroid ii. Kretinisme (cebol)

iii. IQ rendah pada anak iv. Kelelahan kronis c. Preventif sekunder

Memberi makanan dengan nutrisi-nutrisi seimbang. Pemberian iodium secara bertahap hingga kadar iodium darah kembali normal d. Periode konvalesens

i. Sembuh total (kelenjar gondok kembali ke ukuran normal) ii. Sekuele (cacat mental; biasanya bersifat permanen)

iii. Meninggal (bila tidak segera ditanggulangi) e. Preventif tertier

(5)

C. Level of Prevention Penyakit Gondok

Pada dasarnya ada empat tingkatan pencegahan penyakit secara umum, yakni tingkat tingkat dasar (primordial prevention), pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus, tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat, dan pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap terjadinya cacat dan terakhir adalah rehabilitasi.

a. Pencegahan tingkat dasar (primordial prevention)

Pencegahan tingkat dasar merupakan usaha mencegah terjadinya resiko atau mempertahankan keadaan risiko dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum. Pencegahan dapat dilakukan meliputi memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau pola hidup yang sudah ada di dalam masyarakat yang dapat mencegah terjadinya penyakit tidak menular.

Pada penyakit gondok, pencegahan tingkat dasar dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, olah raga, meminum air bersih sesuai baku mutu.

b. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)

Merupakan usaha pencegahan suatu penyakit dengan cara mencegah melalui usaha mengatasi tau mengontrol faktor – faktor risiko dengan sasaran utamanya orang sehat meliputi usaha peningkatan derajat kesehatan secara umum serta pencegahan khusus terhadap penyakit tertentu. Mencegah dari penyakit gondok dapat dilakukan memakan makanan yang mengandung garam iodium, dampak lainnya kekurangan iodium dapat menyebabkan keterbelakangan kecerdasan dan fisik.

c. Pencegahan tingkat kedua

(6)

Pada tahap ini dapat dilakukan pemeriksaan dini dan pengobatan segera pada penderita penyakit gondok.

d. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)

Pencegahan tingkat ketiga merupakan pencegahan dengan sasaran utamanya adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya cacat serta serta program rehabilitasi.Tujuan utamanya adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut. Rehabilitasi merupakan usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis, sosial seoptimal mungkin .

Pada tahap ini pasien penderita gondok diberikan pengobatan untuk mencegah bertambah beratnya penyakit gondok yang didertita pasien dan melakukan rehabilitasi sebagai pemulihan.

(Nur, 2008)

D. Patogenesis Penyakit Gondok

Mekanisme terjadinya gondok disebabkan oleh adanya defisiensi intake iodin oleh tubuh. Selain itu, gondok juga dapat disebabkan oleh kelainan sintesis hormon tiroid kongenital ataupun goitrogen. Kelenjar tiroid terletak di bagian depan leher dan berfungsi untuk mengontrol metabolisme

tubuh, mengolah makanan menjadi energi. Metabolisme juga mempengaruhi kerja

jantung, tulang, otot dan kolesterol. Tiroid memproduksi 2 hormon utama, yaitu

tiroksin (T-4) dan triodotironin (T-3), hormon yang mengatur penggunaan lemak

dan karbohidrat, mengatur suhu tubuh, kecepatan jantung dan produksi protein.

Kurangnya iodin menyebabkan kurangnya hormon tiroid yang dapat disintesis. Hal ini akan memicu peningkatan pelepasan TSH (thyroid-stimulating hormone) ke dalam darah sebagai efek kompensatoriknya. Efek tersebut menyebabkan terjadinya hipertrofi dan hiperplasi dari sel folikuler tiroid, sehingga terjadi pembesaran tiroid secara makroskopik.

(7)

mengompensasi penyakit yang ada. Kondisi itulah yang dikenal dengan goiter hipotiroid. Derajat pembesaran tiroid mengikuti level dan durasi defisiensi hormon tiroid yang terjadi pada seseorang. (De Jong & Syamsuhidayat, 1998).

E. Faktor Risiko Penyakit Gondok

Faktor-faktor yang dapat mencetuskan penyakit gangguan tiroid adalah: a. Umur

Usia di atas 60 tahun maka semakin berisiko terjadinya hipotiroid atau hipertiroid

b. Jenis Kelamin

Perempuan lebih berisiko terjadi gangguan tiroid c. Genetik

Di antara banyak faktor penyebab autoimunitas terhadap kelenjar tiroid, genetik dianggap merupakan faktor pencetus utama

d. Merokok

Merokok dapat menyebabkan kekurangan oksigen di otak dan nikotin dalam rokok dapat memacu peningkatan reaksi inflamasi

e. Stres

Stres juga berkolerasi dengan antibodi terhadap antibodi TSH- reseptor f. Riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan autoimun

Riwayat penyakit keluarga yang ada hubungan dengan kelainan autoimun merupakan faktor risiko hipotiroidisme tirioditis autoikun

g. Zat kontras yang mengandung iodium

Hipertirioidisme terjadi setelah mengalami pencitraan menggunakan zat kontras yang mengandung iodium

h. Obat-obatan yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit tiroid Amiodaron, lithium karbonat, aminoglutethimide, interferon alfa, thalidomide, betaroxine, stavudine

i. Lingkungan

(8)

(Kemenkes, 2015)

F. Dampak Penyakit Gondok

Akibat yang ditimbulkan oleh penyakit gondok pada orang dewasa antara lain produktivitas menurun karena tubuh lemas dan cepat lelah, gangguan kosmetik akibat pembesaran kelenjar tiroid dan penekanan jalan nafas sehingga terjadi suara serak sampai sesak nafas. Sedangkan pada bayi dan anak-anak akibat yang ditimbulkan justru lebih serius, yakni pertumbuhan terhambat (cretinism) atau kerdil, penurunan potensi tingkat kecerdasan (penurunan intelligence Quotient = IQ), dan gangguan bicara serta tuli.

Potensi penurunan IQ karena GAKY yakni menurun sampai 50 poin yang disertai kerdil dan menurun sampai 10 poin pada anak dengan penyakit gondok. Sedangkan kekurangan iodium pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran spontan, bayi lahir mati, bayi meninggal sebelum umur 1 tahun dan kemungkinan bayi menjadi kerdil saat dewasa.

Menurut WHO (2001), dampak yang ditimbulkan GAKY cukup luas, mulai pada janin sampai dewasa. (Rusilanti dan Mutiara Dahlia, 2010)

1. Pada Fetus

 Abortus

 Steel birth (lahir mati)

 Kelainan kematian perinatal

 Kretin neurologi (keterbelakangan mental, bisu, tuli, mata juling, lumpuh spastic pada kedua tungkai)

 Kretin Myxedematosa (keterbelakangan mental, kerdil)

 Hambatan psikomotor (Rusilanti dan Mutiara Dahlia, 2010) 2. Pada Neonatal

 Hipotiroid

 Gondok neonatal

(9)

 Rentan terhadap radiasi (Rusilanti dan Mutiara Dahlia, 2010) 3. Pada Anak dan Remaja

 Juvenile hypothyroidism

 Gondok gangguan fungsi mental

 Kretin Myxedematosa dan Neurologi (Rusilanti dan Mutiara Dahlia, 2010)

4. Pada Dewasa

 Gondok dan segala komplikasinya

 Hipotiroid

 Gangguan fungsi mental (Rusilanti dan Mutiara Dahlia, 2010)

G. Epidemiologi Penyakit Gondok

Azizi (2009), menyatakan bahwa GAKI merupakan silent pandemic atau pandemi yang tersembunyi yang jarang terekspos dalam sosialisasi dan kebijakan kesehatan. Dampak yang ditimbulkan GAKI sudah menjadi semakin besar, sementara perhatian pada klinisi secara global masih termarginalisasikan pada tingkat individu. Hal tersebut terbukti pada berbagai negara yang menghadapi prevalensi GAKI yang tinggi, ketika kemajuanilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan duniasudah melampaui kebutuhan untuk mengeliminasi gangguan tersebut. Secara umum, dapat dinyatakan bahwa GAKI masih belum mendapat perhatian yang layak. GAKI harus ditatap sebagai diagnosis kelompok, populasi, atau komunitas jauh melampaui penilaian selama ini yang lebih terbatas pada tingkat individu. Interpretasi status GAKI seharusnya dilakukan pada tingkat populasi yang menggunakan data yang diambil dari kelompok masyarakat di suatu daerah tertentu.

(10)

daerah endemis GAKI mengalami penurunan Intelligence Quotient (IQ) 13,5 poin lebih besar daripada penduduk yang tinggal di daerah non-endemis. Beberapa negara yang menghadapi permasalahan GAKI adalah India dan Bangladesh.

Menurut Mohapatra (2001), di India terdapat 167 juta jiwa penduduk yang mengalami risiko kekurangan iodium, sementara 2,2 juta anak di India diperkirakan menderita kretinisme yang merupakan spektrum GAKI yang tergolong berat. Menurut Yusuf,8 berdasarkan survei GAKI pada tahun 1993, Bangladesh tergolong negara dengan permasalahan GAKI yang berat dengan angka total goiter (47,1%), angka gondok terlihat (visible goiter) (8,8%), kretinisme (0,5%) dan defisiensi iodium secara biokimiawi (dengan indikator ekskresi iodium urin/EIU atau urinary iodineexcretion yang rendah (68,9%). Masalah GAKI juga banyak disumbangkan oleh kondisi geografi yang tidak menguntungkan.

Menurut Hetzel (1991), 10 penduduk yang tinggal di daerah pegunungan dengan kandungan tanah beriodium terkikis oleh longsor dan banjir ke daerah lembah, berisiko tinggi untuk terkena GAKI. Hal yang sama dinyatakan oleh Djokomoeljanto (2007), pada berbagai penelitiannya di Gunung Merapi, Jawa Tengah. Penduduk yang tinggal di daerah pegunungan berisiko lebih besar untuk menderita kekurangan iodium dan yang menciptakan pandemi pada berbagai daerah di seluruh dunia.

Djokomoelyanto (1998) mengemukakan bahwa dataran tinggi atau pegunungan biasanya miskin akan yodium karena lapisan paling atas dari tanah yang mengandung yodium terkikis dari waktu ke waktu. Sebaliknya tanah di dataran rendah kemungkinan terkikis lebih kecil sehingga diduga kandungan yodium masih normal. Di daerah rawa diharapkan tidak terjadi pengikisan tanah sehingga kadar yodium tanah dan air cukup tinggi.

(11)

angka prevalensi Total Goiter Rate (TGR) lebih dari 30 %, disusul oleh propinsi Sumatera Barat dan Propinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan daerah gondok dengan endemik sedang (TGR 20%-29,9%). Di Sumatera Barat ditemukan prevalensi pembesaran kelenjar gondok anak sekolah yang masih tinggi yaitu berkisar dari 12%-44,1% dan ditemukan TGR juga tinggi di daerah pantai. Propinsi dengan TGR yang terendah tahun 1996/1998 adalah Riau yaitu 1,1 % sedangkan tahun 2003 Sulawesi Utara yaitu 0,7 %. Propinsi Sumatera Barat termasuk daerah endemik berat, bahkan tergolong sangat berat pada tahun 1980/1982 dengan TGR 74,7 % dan pada tahun 1987 masih tergolong tinggi walaupun telah terjadi penurunan yang sangat mengesankan yaitu dengan TGR 33,7 %.

Kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi yodium adalah Wanita Usia Subur (WUS), hamil ,anak balita, dan anak usia sekolah. GAKY biasa menyerang wanita usia subur, yaitu wanita yang sudah menikah atau belum menikah yang berusia 15 sampai 49 tahun dan termasuk kelompok yang rawan sehingga harus selalu mendapat perhatian (Depkes RI, 1999). Juga terhadap anak – anak yang dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya cara ibunya dalam memilih dan menyimpan garam beryodium serta cara mengolah makanan yang mengandung zat yodium. Serta pada ibu yang sedang hamil karena kebutuhan tiroid meningkat (struma kompensasi). HCG pada trimester I dapat keliru dianggap TSH, sehingga ditanggapi oleh kelenjar tiroid (struma toksik).

(12)

kesehatan. Tahun 2003 sebanyak 73,24% rumah tangga yang mengkonsumsi garam dengan kandungan yodium >30 ppm.

Prevalensi gondok berdasarkan letak geografis yang diolah berdasarkan prevalensi gondok pada anak sekolah menunjukkan bahwa prevalensi gondok tertinggi ditemukan di daerah dataran tinggi sebesar 30.3%, disusul daerah dataran rendah (8.7%) dan di daerah rawa hanya sebesar 2.8%. Dengan uji proporsi ditemukan perbedaan yang bermakna antara prevalensi gondok di daerah dataran tinggi dan rendah serta perbedaan bermakna antara dataran tinggi dan rawa(Fredy, 1999).

Hasil survey pada tahun 2009 menunjukkan persentase desa atau kelurahan dengan garam beryodium yang baik di Sumatera Barat terdapat di Kab. Pasaman, Kab. Padang Panjang, Kab. Bukittinggi, Kab. Payakumbuh, dan Kab. Solok dengan persentase 100 %. Sedangkan, untuk penggunaan garam beryodium yang kurang baik terdapat di Kota Padang dengan persentase 27,88%.

H. Kebijakan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Gondok

Berdasarkan Kebijakan Pemerintah pada UU Republik Indonesia nomor 25 Tahun 2009, yaitu:

“Kebijakan memberantas atau mengurangi penyakit gondok yang dilakukan melalui pemberian yodium pada setiap garam (di luar garam industri)”.

Mengingat masalah gondok ini terutama disebabkan karena lingkungan yang miskin sumber yodium, maka upaya penanggulangan ditekankan pada suplementasi yodium baik secara oral, melalui garam beryodium maupun secara parentral melalui preparat yodium dosis tinggi (Kresnawan, 1993).

Kegiatan yang dilaksanakan antara lain meliputi : a. Upaya Jangka Pendek

(13)

ditentukan, pemberian ini terutama kepada penduduk di daerah endemik berat dan sedang.

b. Upaya Jangka Panjang

(14)

Daftar Pustaka

Azizi F. 2009. Iodine deficiency disorders: silent pandemic. Thyroid International.

De Jong. W, Sjamsuhidajat. R. 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan R.I. 1998. Survei Nasional Pemetaan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Kerja sama Pusat Penelitian Gizi dan Makanan dengan Direktorat Gizi. Laporan Akhir.

Departemen Perindustrian. 1983. Program Iodisasi Garam. Direktorat Aneka Industri, Jakarta.

Djokomoelyanto R. 1998. Gangguan Akibat Defisiensi iodium dan gondok endemik. Dalam Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III : S.Noer (Ed). Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

_________________. 2007. Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) dan kelebihan iodium (EKSES). Tiroidologi Klinik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Fredy M.K. 1999. Analisis Spacial GAKY Pada Anak-anak SD/MI di Indonesia. Thesis IPB.

Gin Djing, Oei. 2006. Terapi Pijat Telinga. Jakarta: Penebar Plus.

Hetzel BS. 1991. The conquest of iodine deficiency: a special challenge to Australia from Asia. Proc Nutr Soc Aust.

Kresnawan, 1993. Gondok Endemik Sebagai Salah Satu Gejala Dari Gaky, Dir. Bina Gizi Masyarakat. Depkes RI.

(15)

N, Tangin. 2000. Hubungan antara Gondok dengan Tingkat Kecerdasan Anak Sekolah Dasar di Daerah Gondok Endemik. Biologi. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta

Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2015. Situasi dan Analisis Penyakit Tiroid.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 25 tahun 2009 Pasal 5 Ayat 3 huruf c nomer 3. Lembaran Negara RI Tahun 2009. Sekretariat Negara. Jakarta

Rusilanti dan Mutiara Dahlia. 2010. Menu Sehat untuk Kecerdasan Balita. Jakarta: Agro Media.

Werner, David. 2010. Apa yang Anda Kerjakan Bila Tidak Ada Dokter. Yogyakarta: ANDI.

WHO. 1996. Trace Element in Human Nutrition and Health. World health Organization, Geneva.

Referensi

Dokumen terkait

(1) Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) atau ayat (2) atau ayat (3) dengan dasar

Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan usaha kecil untuk mendapatkan pembiayaan untuk modal dasar maupun langkah-langkah pengembangan usaha kecil, yaitu : melalui kredit

Hal ini karena AHP menguji konsistensi penilaian, bila terjadi penyimpangan yang terlalu jauh dari nilai konsistensi sempurna, maka hal ini menunjukkan bahwa penilaian perlu

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Sedangkan dalam proses menampilkan hasil pencarian, setelah data dalam tabel (baik data yang dicari ditemukan atau tidak), maka proses ini akan berjalan untuk menampilkan

biaya investasinya lebih murah dibandingkan denga jenis konfugurasi lainya. Tetapi disebuah bandara yang menggunakan konfigurasi jaringan radial pada sistem kelistrikanya,

Dewasa ini dalam dunia seni rupa tidak sedikit dari sekian besar pecinta, dalam hal ini para perupa yang condong pada aliran abstrak memadukan dunia huruf ke dalam

Tindak tutur asertif melaporkan digunakan penutur untuk menyampaikan laporan kepada mitra tutur. Laporan atau berita yang disampaikan karena penutur menginginkan mitra