• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN AUTHENTIC ASSESSM (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN INSTRUMEN AUTHENTIC ASSESSM (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Pendidikan | Program Studi Pendidikan Fisika Bandarlampung, 28 Mei 2016 | ISBN 978-602-74712-0-7

140

PENGEMBANGAN INSTRUMEN AUTHENTIC ASSESSMENT UNTUK MENGUKUR HIGHER ORDER THINKING SKILLS PESERTA DIDIK

Lindawati1, Antomi Saregar 2, dan Yuberti3

Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Raden Intan Lampung E-mail: linda95546@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Produk Instrumen Authentic Assessment untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) Peserta Didik Kelas X pada Mata Pelajaran Fisika SMA/MA yang berkategori layak digunakan. Instrumen digunakan untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik pada materi suhu dan kalor. Produk yang dihasilkan meliputi dimensi kognitif, yakni instrumen asesmen esai berupa butir soal HOTS yang mencakup C4, C5, dan C6 dalam taxsonomi Anderson dan Kartwohl dan dimensi psikomotor dan afektif, yakni instrumen asesmen kinerja yang berupa lembar observasi dengan indikator HOTS berupa kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D) menggunakan langkah pengembangan dari Borg and Gall yang diadopsi oleh Sugiono yang mencakup 10 langkah. Langkah yang peneliti lakukan hanya sampai pada tahap kelima. Berdasarkan hasil validasi produk oleh delapan dosen ahli dan tiga pendidik SMA/MA, dihasilkan instrumen authentic assessment untuk mengukur HOTS peserta didik kelas X pada mata pelajaran Fisika SMA/MA yang layak digunakan. Persentase kelayakan masing-masing validator adalah kelayakan asesmen 77,037% dengan kategori layak, kelayakan materi 82,5% dengan kategori sangat layak, kelayakan media 85,5% dengan kategori sangat layak, dan kelayakan bahasa 94,4% dengan kategori sangat layak.

Kata Kunci : Research and Development (R&D), instrumen penilaian, authentic assessment, Higher Order Thining Skills (HOTS)

ABSTRACT

The aim of the research is to product the authentic assessment instrument to measure higher order thinking skills (HOTS) of the students at grade X of SMA/MA in Physics lesson, which categorized eligible, to be used. The instrument is used to measure higher order thinking skills (HOTS) of the student in temperature and calor material. The product that reselted includes cognitive domain, that is essay assessment instrument they are some problems HOTS that includes C4, C5 and C6 in Anderson and Kartwohl taxonomy also psychomotoric and affective dimentions performance assessment instrument fain of observation sheet with critical thinking skill and creative thingking skill as HOTS indicator. This research is research and development (R&D) using development steps of Borg and Gall which adapted by Sugiono It consists of 10 steps. The steps that the researcher do was 5 steps only. Based the result of validation by 8 expert lecturers and 3 teachers of SMA/MA achieve authentic assessment instrument to measure HOTS of the students grade X in Physics lesson SMA/MA that is suitable to be used the eligibility. Percent of each validator are assessment eligibility of 77,037% with eligible category, material eligibility of 82,5% with very eligible category, media eligibility of 85,5% with very eligible category and language eligibility of 94,4% with very eligible category.

(2)

Seminar Nasional Pendidikan | Program Studi Pendidikan Fisika Bandarlampung, 28 Mei 2016 | ISBN 978-602-74712-0-7

141

PENDAHULUAN

Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran (Surapranata, 2007). Perbaikan sistem penilaian selain mengikuti kurikulum yang digunakan pada sekolah perlu juga menyesuaikan dengan standar penilaian pendidikan yang tercantum dalam PPRI Nomor 19 Tahun 2005 menyatakan bahwa standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (PPRI, 2013).

Instrumen merupakan alat pengumpul data (Jihad dan Haris, 2013). Sedangkan penilaian merupakan salah satu komponen pokok dalam proses pembelajaran (Wijayanti, 2014). Penilaian adalah kegiatan pengumpulan informasi untuk pengambilan keputusan (Burke, 2009; Arifin, 2009). Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didiknya. Kemampuan pendidik dalam melakukan penilaian merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi keberhasilan dalam pendidikan (Budiman dan Jailani, 2014). Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar (Hayat, 2008). Artinya, penilaian tidak hanya diaksanakan di akhir pembelajaran, namun juga dilaksanakan saat pembelajaran sedang berlangsung (Astuti, dkk., 2012).

Pembelajaran pada semua mata pelajaran, ranah yang dinilai perlu diperluas agar terjadi keseimbangan penilaian (Yuberti, 2015). Begitu juga pada mata pelajaran Fisika karena sains merupakan suatu aktivitas kreatif dalam banyak hal menyerupai aktivitas kreatif manusia (Giancoli, 2001). Oleh sebab itu, pembelajaran IPA (khususnya Fisika) memerlukan asesmen yang komprehensif untuk menilai segenap kemampuan peserta didik (Setyandari, dkk., 2012).

Kemampuan lulusan suatu jenjang pendidikan sesuai dengan tuntutan penerapan KTSP mencakup tiga ranah, yaitu kemampuan berpikir, keterampilan melakukan pekerjaan dan perilaku (Muslich, 2011). Berdasarkan usia pada jenjang sekolah menengah atas, anak yang berada di atas 11 tahun, sudah masuk ke dalam tahap operasional formal di mana anak telah mempunyai pemikiran yang abstrak pada bentuk-bentuk yang lebih kompleks (Soemanto, 2012; Budiningsih, 2012). Oleh sebab itu, kemampuan berpikir yang diperlukan pada jenjang sekolah menengah atas merupakan Higher Order Thinking Skills (HOTS).

(3)

Seminar Nasional Pendidikan | Program Studi Pendidikan Fisika Bandarlampung, 28 Mei 2016 | ISBN 978-602-74712-0-7

142

didik (Yuningsih, 2013). Dengan HOTS, peserta didik dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas, beragumen dengan baik, mampu mengkontruksi penjelasan, mampu berhipotesis dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas. Dikatakan oleh (Thomas dan thorn, 2011), bahwa ada perbedaan hasil pembelajaran yang cenderung hapalan dan pembelajaran HOTS yang menggunakan pemikiran tingkat tinggi (Widdodo dan Kadarwati, 2013).

HOTS merupakan suatu kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat, namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif dan kritis (Rosnawati, 2009). Melihat adanya kemampuan berpikir yang diharapkan dalam pembelajaran, maka sistem penilaiannya harus dilakukan secara menyeluruh. Kemampuan berfikir merupakan proses keterampilan yang bisa dilatihkan (Winarno, dkk., 2015). Oleh karena itu, perlu adanya instrumen penilaian yang baik dan sesuai dengan kebutuhan tersebut. Instrumen tes yang baik dapat meningkatkan kualitas hasil penilaian yaitu profil kemampuan peserta didik (Rofiah, 2013).

Berdasarkan hasil survei di empat sekolah yang berada di Lampung Selatan, hasil survei dan penyebaran angket di empat sekolah ini menunjukkan bahwa penilaian saat proses pembelajaran belum dilakukan dan masih minimnya penggunaan instrumen untuk mengungkapkan HOTS peserta didik. Hasil angket pun menunjukkan ketertarikan pendidik untuk menggunakan instrumen yang akan dikembangkan. Belum adanya sistem penilaian yang kompleks.

Sistem penilaian yang belum kompleks kurang bisa mengaktualisasikan diri peserta didik. Penilaian perlu meninjau keterampilan yang ada dalam diri masing-masing peserta didik bukan hanya menilai aspek kognitif, namun juga dalam proses belajar peserta didik mampu terlatih untuk berpikir kritis dan kreatif. Penilaian haruslah bersifat komprehensif yang dilakukan pada ketiga ranah sesuai dengan PPRI Nomor 32 Tahun 2013, standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan (PPRI, 2013).

(4)

Seminar Nasional Pendidikan | Program Studi Pendidikan Fisika Bandarlampung, 28 Mei 2016 | ISBN 978-602-74712-0-7

143

(Croker, 2013). Dengan dimikian, kemampuan peserta didik yang diharapkan muncul pada jenjang SMA akan terwujud.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) menggunakan langkah dari Borg and gall yang diadopsi oleh Sugiono. Penelitian hanya sampai pada lima tahap dengan prosedur penelitian sebagai berikut:

1. Potensi dan Masalah. Dimulai dengan survei lapangan dan penyebaran angket untuk mengetahui kebutuhan awal Instrumen Authentic Assessment. 2. Pengumpulan Data. Mengumpulkan kajian pustaka yang akan menunjang

pengambangan instrumen Authentic Assessment untuk mengukur HOTS. 3. Desain Produk. Hal yang dilakukan adalah: 1) Mendesain instrumen

authentic assessment yang akan dikembangkan, 2) Menyesuaikan instrumen authentic assessment sesuai dengan SK, KD, Indikator, dan HOTS, dan 3) Merancang instrumen authentic assessment sesuai dengan kebutuhan. 4. Validasi Desain. Instrumen authentic assessment untuk mengukur HOTS

yang telah dibuat kemudian dinilai kelayakan asesmen, materi, media dan bahasa yang divalidasi oleh delapan dosen ahli dan tiga guru SMA.

5. Revisi Desain. Instrumen authentic assessment untuk mengukur HOTS diperbaiki berdasarkan hasil validasi untuk menghasilkan produk instrumen authentic assessment untuk mengukur HOTS yang dapat digunakan. Setelah desain direvisi, selanjutnya desain tersebut dibuat menjadi produk awal (Sugiono, 2015).

Jenis data yang digunakan berupa angket kebutuhan dan angket kelayakan

yang diisi oleh validator. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Angket kebutuhan, instrumen ini digunakan sebagai tahap analisis

kebutuhan. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dengan penyajian data melalui pernyataan tanpa adanya perhitungan angka.

2. Angket kelayakan, instrumen ini digunakan sebagai tahap validasi untuk mengetahui kelayakan dari produk yang dikembangkan menurut para validator. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan skala pengukuran skala likert.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari setiap tahapan prosedur penelitian dan pengembangan yang

(5)

Seminar Nasional Pendidikan | Program Studi Pendidikan Fisika Bandarlampung, 28 Mei 2016 | ISBN 978-602-74712-0-7

144

1. Hasil Potensi dan Masalah

Berdasarkan analisis kebutuhan hasil yang didapatkan adalah empat sekolah menggunakan KTSP berpotensi untuk dikembangkannya penilaian berbasis kelas berupa authentic assessment. Hasil angket pun menunjukkan ketertarikan pendidik untuk menggunakan instrumen yang akan dikembangkan. Masalah yang ditemukan masih minimnya instrumen untuk mengungkap HOTS peserta didik secara akurat.

2. Hasil Pengumpulan Data

Setelah analisis potensi dan masalah jelas, maka tahap selanjutnya yaitu pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka yang menunjang pengembangan instrumen authentic assessment. Studi pustaka dari pengembangan instrumen authentic assessment didapat dari sumber yang relevan, yaitu:

a. Masnur Muslich, Authentic Assessment Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi.

b. Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Assessment Berbasis Kelas.

c. Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran.

d. Robert J. Marzano, Debra Picking, Jay MCTighe, Assessing Student Outcomes: Performance Assessment Using the Dimensions of Learning Model.

e. Lowrin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan asesmen Revisi Taxsonomi Bloom.

f. Jurnal Widi Puji Astuti, dkk., “Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik Berbasis Literasi Sains pada Materi Sistem Eksresi”. (2012). g. Agus Budiman dan Jailani, “Pengembangan Instrumen Asesmen High

Order Thinking Skill (HOTS) pada Mata Pelajaran Matematikan SMP

Kelas VIII Semester 1”. (2014)

h. Nino Nurjananto, Ersanghono Kusumo, “Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik untuk Mengukur Kompetensi Peserta Didik Materi

Senyawa Hidrokarbon”. (2015)

i. Putri Nini Yuliani, Alimunif Arief, “ Pengembangan Instrumen Authentic Assessment Berbasis Kinerja dalam Pembelajaran Fisika pada Sub Pokok Bahasan Titik Berat Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Taman”. (2015).

(6)

Seminar Nasional Pendidikan | Program Studi Pendidikan Fisika Bandarlampung, 28 Mei 2016 | ISBN 978-602-74712-0-7

145

3. Hasil Desain Produk

Peneliti melakukan desain produk berupa spesifik dari produk dengan menyesuaikan HOTS yang akan diukur dapat dilihat sebagai berikut: a. Instrumen asesmen esai

Instrumen asesmen esai yang dikembangkan berupa butir soal esai terbuka pada dimensi proses kognitif berdasarkan taksonomi Anderson dan Kartwohl pada tingkat C4, C5, dan C6.

Kelengkapan dari instrumen asesmen esai yang dikembangkan mencakup, kisi-kisi esai, petunjuk penggunaan, butir soal esai, kunci jawaban, lembar jawaban dan pedoman penskoran yang meliputi rubrik asesmen esai, mengubah skor mentah, dan interpretasi penilaian yang berpatokan pada kategori tingkat HOTS.

b. Instrumen asesmen kinerja

Instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan mengikuti indikator HOTS yang penulis batasi pada kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif.

Kelengkapan dari instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan mencakup, kisi-kisi kinerja, petunjuk penggunaan, rubrik dan instrumen kinerja, lembar skenario praktikum, pedoman penskoran yang meliputi mengubah skor mentah dan interpretasi penilaian yang berpatokan pada kategori tingkat HOTS.

4. Hasil Validasi Desain

Hasil validasi dari produk berupa kelayakan asesmen, materi, media dan bahasa yang divalidasi oleh delapan dosen ahli dan tiga guru terdapat pada lampiran.

5. Hasil Revisi Desain

Validator Saran Perbaikan Revisi

Asesmen - Penskoran harus sesuai dengan tingkat kemampuan yang

ingin dicapai.

- Soal pada skenario praktikum masih menitikberatkan

pada kognitif.

Telah direvisi

Materi - Pemilihan materi dicek kembali.

- Kunci jawaban perlu dilengkapi dengan skor pada tiap

tahapan-tahapannya.

- Tuntaskan daftar pustaka yang berkaitan dengan

authentic assessment.

Telah direvisi

Media - Sederhanakan bentuk.

- Ubah huruf ke model arial.

- Beri glosarium.

Telah direvisi

Bahasa - Ubah kata-kata cerdik. Telah direvisi

(7)

Seminar Nasional Pendidikan | Program Studi Pendidikan Fisika Bandarlampung, 28 Mei 2016 | ISBN 978-602-74712-0-7

146

1. Pembahasan Potensi dan Masalah

Proses pengembangan instrumen authentic assessment diawali dengan potensi dan masalah, yaitu dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan yang dilakukan berupa observasi dan penyebaran angket karena berdasarkan teori menyatakan bahwa untuk dapat mengungkap banyak hal sehingga dalam waktu singkat diperoleh banyak data/keterangan adalah dengan salah satu caranya yaitu, observasi dan penyebaran angket.

Setelah melakukan analisis dengan observasi bersama dengan guru

mata pelajaran Fisika didapatkan bahwa perlu adanya instrumen authentic assessment yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dapat mengarahkan peserta didik menuju HOTS.

Penyebaran angket ke beberapa sekolah di Lampung Selatan dilakukan untuk memperkuat permasalahan selama ini. Angket juga digunakan untuk mngetahui ketertarikan pendidik mengenai pengembangan instrumen authentic assessment.

2. Pembahasan Pengumpulan Data

Setelah melakukan observasi dan penyebaran angket, maka diperlukan studi pustaka sebagai pengumpulan data untuk menyelesaikan permasalahan yang ada agar instrumen authentic assessment untuk mengukur HOTS peserta didik sesuai dengan yang diharapkan yaitu dengan mencari referensi yang relevan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan yaitu berupa instrumen authentic assessment untuk mengukur HOTS peserta didik.

3. Pembahasan Desain Produk

Desain produk yang dikembangkan berupa instrumen asesmen esai dan instrumen asesmen kinerja yang menyesuaikan dengan indikator HOTS yang mengacu pada Standar Isi yang ada dalam KTSP.

Penelitian ini menghasilkan produk instrumen authentic assessment untuk mengukur HOTS peserta didik kelas X pada mata pelajaran Fisika SMA/MA yang nantinya dapat divalidasi serta diujicobakan pada tahap selanjutnya.

4. Pembahasan Validasi Desain

(8)

Seminar Nasional Pendidikan | Program Studi Pendidikan Fisika Bandarlampung, 28 Mei 2016 | ISBN 978-602-74712-0-7

147

a. Kelayakan asesmen berdasarkan penilaian tiga dosen ahli mencapai persen kelayakan sebesar 77,037%. Persentase kelayakan sudah masuk dalam kategori layak untuk digunakan.

b. Kelayakan materi berdasarkan penilaian dua dosen ahli mencapai persen kelayakan sebesar 82,5%. Persentase kelayakan sudah masuk dalam kategori sangat layak untuk digunakan.

c. Kelayakan media berdasarkan penilaian tiga dosen ahli mencapai 85,5% dengan kategori sangat layak.

d. Kelayakan bahasa berdasarkan penilaian dua guru SMA mencapai 94,4% dengan kategori sangat layak.

5. Revisi Desain

Validasi desain yang telah dilakukan dengan kategori layak dan sangat layak telah dilakukan revisi sesuai dengan saran perbaikan dari para validator, sehingga dihasilkan produk berupa Instrumen Authentic Assessment untuk mengukur HOTS yang layak untuk digunakan.

KESIMPULAN

1. Pengembangan produk dilakukan dengan mengadaptasi dari metode Research and Development (R&D) menurut Borg and Gall yang telah diadopsi oleh Sugiono melalui tahapan-tahapan potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, dan revisi desain.

2. Kelayakan produk berdasarkan hasil validasi oleh oleh dosen pakar ahli, Ahli asesmen mendapat nilai dengan kategori “Layak”, ahli materi mendapat nilai

kategori “Sangat Layak”, ahli media mendapat nilai kategori “Sangat Layak”,

dan ahli bahasa dari tiga pendidik SMA mendapat nilai kategori “Sangat Layak”.

DAFTAR PUSTAKA

Wijayanti. 2014. “Pengembangan Authentic Assessment Berbasis Proyek dengan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah

Mahasiswa”. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 3 No. 2.

Agus Budiman dan Jailani. 2014. “Pengembangan Instrumen Asesmen High Order Thinking Skill (HOTS) pada Mata Pelajaran Matematikan SMP

Kelas VIII Semester 1”. Jurnal Riset Pendidikan Matematika. Vol. 1 No 2.

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.

(9)

Seminar Nasional Pendidikan | Program Studi Pendidikan Fisika Bandarlampung, 28 Mei 2016 | ISBN 978-602-74712-0-7

148

Burke, Kay. 2009. How to Assess Authentic Learning fifth edition. Amerika: Corwin.

Emi Rofiah, dkk. 2013. “Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi Fisika pada Siswa SMP”. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 1 No. ISSN 2338-0691.

Fitria Rahmawati, dkk. 2012. “Penerapan Model Teaching With Analogies

(TWA) dalam Pembelajaran Fisika di MA”. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 1 No. 2 ISSN 2301-9794.

Giancoli. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Hayat, Bahrul. 2008. Prinsip-Prinsip dan Strategi Penilaian di Kelas (2006) Bagian Ke-1 dalam Buku Assessment Berbasis Kelas. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas.

Jihad, Asep & Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Presindo.

Muslich, Masnur. 2011. Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Nasution. 2011. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan.

R. Rosnawati. 2009. “Enam Tahapan Aktivitas dalam Pembelajaran Matematika untuk Mendayagunakan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa”. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, pendidikan dan penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.

Rezania setyandari, dkk. 2012..“Pengembangan Asesmen Alternatif Portofolio IPA Kelas VIII Materi Sistem Peredaran Darah Manusia”. Unnes Journal of Biology Education. Vol. 1 No. 2 ISSN 2252-6979.

Soemanto, 2012. Wasti. Psikologi Pendidikan: landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta.

(10)

Seminar Nasional Pendidikan | Program Studi Pendidikan Fisika Bandarlampung, 28 Mei 2016 | ISBN 978-602-74712-0-7

149

Surapranata, Sumarna dan Muhammad Hatta. 2007. Penilaian portofolio Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Rosdakarya.

Tri Widodo dan Sri Kadarwati. 2013. “Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi

Pembentukan Karakter Siswa”, Jurnal Cakrawala Pendidikan,. Th. XXXII. No. 1.

Tri Yuningsih. 2013. “ Analisis High Order Thinking Skills Siswa dalam Meyelesaikan Soal Open Ende Pokok Bahasan Integral Tak Tentu Fungsi Al-jabar”. Skripsi Pendidikan Matematika. Surakatra: Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan beserta Wajib Belajar. Pasal 1, Ayat 11. 2014. Bandung: Citra Umbara.

Wendy A. Croker. 2013. “Authentic Assessment: Evaluating “Peal Life” Applications of Knowledge in Higher Education”. Western University. No 69 AUTUMN.

Widi Puji Astuti, dkk. 2012. “Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik Berbasis Literasi Sains pada Materi Sistem Eksresi”. Jurnal Unnes

“Lembaran Ilmu Kependidikan”. Vol. 41 No. ISSN 0216-0847.

Winarno, dkk. 2015. “Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis High Order Thinking Skills (HOTS) pada Tema Energi”. Jurnal Inkuiri, Vol. 4 No 1, ISSN 2252-7893.

Yuberti. 2015. “Ketidakseimbangan Instrumen Penilaian pada Domain

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Endah Wahyuningsih, “Efektivitas Penerapan Sanksi Denda E-Tilang Bagi Pelanggar Lalu Lintas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan

UJI AN NAMA PESERTA MATA UJIAN HASIL SIDANG HUKUM MA RITIM STATUS UJIAN TAHAP I... UJI AN NAMA PESERTA TAHAP

Pembelajaran berbasis projek yang dipandu dengan kooperatif investigasi kelompok membantu mahasiswa menemukan masalah dan mencari pe- mecahan masalah melalui

(REGULER) 13 D 7 Mei 2013 16:00 wib MARIO ANTONIUS - Yanita Petriella 090903774 MARIO ANTONIUS BONAVENTURA LUKAS SURYANTO. ANALISIS KUALITAS RELASI

Lages & Lages (2011) menyatakan orientasi pasar perpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan karena perusahaan yang berorientasi pasar secara aktif terlibat dalam

diuraikan, tampak bahwa setelah dilakukan tindakan dan perbaikan tindakan diperoleh rata-rata skor meningkat dari siklus pertama dan siklus kedua. Hasil ini menunjukkan hal yang

Dalam GK terdapat 7 insiden, alur dala GK menggunakan alur lurus, tokoh dan penokohan pada GK secara umum dapat dibedakan menjadi menjadi tiga, tokoh utama,